A. PENDAHULUAN
Saat ini, RUU Kesetaraan Gender Usul Inisiatif Komisi VIII tersebut telah
disetujui dalam rapat pleno Baleg DPR pada tanggal 3 September 2014 lalu
yang ditolak oleh Fraksi PKS dan Gerinda dan belum diterima oleh Fraksi
PAN.
Draft Naskah Akademik tentang RUU KKG pada tahun 2011 menjelaskan
bahwa Rancangan Undang Undang Kesetaraan Gender perlu disusun karena
adanya ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia dalam
memperoleh manfaat yang sama dan adil dari hasil-hasil pembangunan antara
THE CENTER FOR GENDER STUDIES (CGS) 2
Alamat: Jl. Kalibata Utara II No. 84 Jakarta 12740
No telp/fak : +62 21 794 0381
Email : redaksi@thisisgender.com Website http://thisisgender.com
tersebut baru mereka peroleh pada tahun 1792 M melalui perjuangan yang
berat. Perempuan Barat menjadi makhluk lemah dan tidak berdaya dilihat
dari hampir seluruh aspek kehidupan. Kondisi tersebut sangat kontras dengan
kondisi perempuan di dunia Islam pada kurun waktu yang sama. Sejak jaman
Rasulullah, kaum perempuan telah meramaikan majelis-majelis ilmu,
berpartisipasi dalam kegiatan bisnis, bahkan beberapa di antara mereka telah
menorehkan tinta emas di medan peperangan, seperti Nusaibah di Perang
Uhud dan Khaulah pada perang melawan Imperium Bizantium. (Kania, 2010).
Isu kebebasan telah membuat para remaja putri di Barat tidak malu-malu
lagi mengeksploitasi tubuh mereka dengan alasan perempuan memiliki kontrol
penuh atas tubuh mereka sendiri. Perzinahan didukung oleh negara ketika
alat-alat kontrasepsi dapat dengan mudah ditemukan di tempat-tempat
umum. Sementara para orang tua tidak ambil pusing jika anak mereka
melakukan hubungan sex di luar pernikahan, asal tidak terjadi kehamilan,
karena menurut mereka, mengasuh dan mendidik anak-anak merupakan
tanggung jawab moral yang tinggi. Tetapi jika kehamilan tidak dapat dihindari,
kebanyakan perempuan Barat akan melakukan aborsi tanpa rasa bersalah.
Gerakan perempuan di Barat telah berhasil melegalkan praktik aborsi dengan
dalilh perlindungan terhadap hak-hak reproduksi perempuan. Bagi
perempuan yang masih memiliki hati nurani, mereka memilih menjadi single
parents walau konsekuensinya anak-anak itu terlahir dan tumbuh tanpa
mengenal sosok ayahnya. Saat ini, eksploitasi terhadap kaum perempuan dan
anak-anak semakin merajalela, yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
seorang feminis Muslim asal Pakistan, Riffat Hassan. Kedua artikel ini
memiliki corak yang sama yaitu berusaha membongkar pemikiran agama
Islam, yang menempatkan perempuan di bawah subordinasi laki-laki. Dari
situ kesetaraan gender mulai memikat hati sebagian tokoh muslimah,
terutama mereka mengenyam pendidikan Barat melalui program woman
study. Kehadiran lembaga donor internasional mempercepat perkembangan
wacana dan pergerakan kaum perempuan di Indonesia. Lembaga-lembaga
donor tak segan-segan mengucurkan dana untuk program-program
pengembangan kesadaran gender di kalangan intelektual Islam maupun
masyarakat luas. LSM-LSM yang menggarap pesantren-pesantren tradisional
kemudian bermunculan, sebut saja FK3 (Forum Kajian Kitab Kuning), Rahima
dan Puan Amal Hayati.
Apalagi sampai saat ini pemerintah Amerika Serikat sebagai negara yang
dianggap sebagai kiblat HAM, belum juga meratifikasi CEDAW karena
banyaknya gerakan Pro Family yang menghadang usaha para feminis di
parlemen Amerika. Timbul tanda tanya besar mengapa pihak Barat begitu
bersemangat mengkampanyekan kesetaran gender di dunia Islam, ketika
pada saat yang sama, isu tersebut mengalami stagnasi dan mulai ditinggalkan
masyarakat Barat. Sangat disayangkan jika banyak tokoh Islam menutup
mata terhadap bahaya pemikiran ini dan justru berperan sebagai agen dalam
mempropagandakan kepada masyarakat luas. Mereka beranggapan,
kesetaraan gender dapat menjadi solusi dari permasalahan kaum perempuan
di dunia Islam, semisal kekerasan rumah tangga (domestic violence) , women
trafficking, dan permasalahan sosial lainnya. Padahal kenyataannya, sampai
saat ini, negara-negara Barat tidak pernah bisa membuktikan bahwa mereka
berhasil mengatasi problematika sosial tersebut.
Definisi yang relativistik dan terlepas dari wahyu ini sangat berpotensi
menyuburkan praktek homoseksual sebagaimana yang terjadi dalam
masyarakat Barat. Islam memandang bahwa gender sangat dipengaruhi
dengan jenis kelamin karena tersebut sesuai dengan fitrah manusia. Peran
perempuan dan pria dalam ranah keluarga, masyarakat ataupun negara telah
diatur oleh Allah swt melalui wahyu yang tertuang dalam kita suci al-Quran
dan dijelaskan serta dipraktekan oleh Rasulullah saw serta para sahabat yang
merupakan generasi terbaik yang pernah hadir di dunia ini. Islam memiliki
konsep keadilan yang tidak harus selalu bermakna “kesetaraan” atau
persamaan. Konsep persamaan dalam ayat ayat al-Quran selalu berkaitan
dengan persoalan ketakwaan dan ilmu serta tidak memandang perbedaan
jenis kelamin. Allah swt telah berfirman dalam di Surat al- Hujurât ayat 13,
” .... Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
E. KESIMPULAN
Kaum Muslim tidak sedang menolak semua konsep yang datang dari luar
Islam. Namun jika hendak digunakan, konsep-konsep tersebut haruslah
terlebih dahulu melalui proses Islamisasi agar sesuai dengan pandangan
alam Islam yang bersumber dari wahyu Allah. Namun sepertinya yang terjadi
saat ini justru kebalikannya. Wahyu dipaksa tunduk pada konsep dan
metodologi yang dikembangkan kaum feminis liberal sehingga konsep
THE CENTER FOR GENDER STUDIES (CGS) 12
Alamat: Jl. Kalibata Utara II No. 84 Jakarta 12740
No telp/fak : +62 21 794 0381
Email : redaksi@thisisgender.com Website http://thisisgender.com
DAFTAR PUSTAKA
Dinar Dewi Kania, Isu Gender : Sejarah dan Perkembangannya, Jurnal Islamia
Vol 3 No. 5 tahun 2010.
McKay, John P, Bennet D. Hill and John Buckler, A History of Western Society,
Second Edition, Houghton Mifflin Company, Boston, 1983.
Mike Buchanan, Feminisme The Ugly Truth (Sample Books), LPS Publishing,
2012.
Suki, Ali, et all (ed), Global Feminist Politics ; Identities in Changing World,
Routledge, New York, 2000.
THE CENTER FOR GENDER STUDIES (CGS) 14
Alamat: Jl. Kalibata Utara II No. 84 Jakarta 12740
No telp/fak : +62 21 794 0381
Email : redaksi@thisisgender.com Website http://thisisgender.com
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4fdf37c0a18c0/ahli-hukum-
kritik-ruu-kesetaraan-gender diunduh 24 Desember 2013
http://www.dpr.go.id/id/berita/baleg/2014/sep/03/8640/pleno-baleg-
setujui-ruu-kesetaraan-gender diunduh 10 September 2014