Anda di halaman 1dari 14

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No.

1, Maret 2017

PEMIKIRAN PENDIDIKAN PEREMPUAN PRIBUMI JAWA DALAM PERS


KOLONIAL TAHUN 1908-1928

NUR URIFATULAILIYAH
Jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya
E-mail: nururifatul@gmail.com

Sri Mastuti Purwaningsih


Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Menjadi perempuan yang berpendidikan sebelum tahun 1900-an merupakan suatu hal yang sulit dicapai dikarenakan
adat istiadat dan budaya patriakhi yang berkembang dimasyarakat. Perempuan tidak diperkenankan untuk mendapatkan
pendidikan umum secara formal, padahal pendidikan merupakan alat penting untuk dapat mengangkat derajat kaum
perempuan. Karena ketimpangan yang dialami perempuan tersebut, muncul suatu pemikiran untuk memperjuangankan
haknya agar dapat memperoleh pendidikan secara formal. Melalui tulisan yang dituangakan dalam media pers, perempuan
yang berintelektual dan kaum yang peduli akan nasib kaum perempuan menuangkan pemikiran-pemikiran mereka untuk
memperjuangkan kebebasan dan hak memperoleh pendidikan perempuan layaknya kaum laki-laki. Media pers menjadi alat
yang efisien untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran tersebut karena pers merupakan suara abadi yang tidak akan hilang
selama tulisan itu masih ada, seperti yang dilakukan oleh Kartini dalam menyampaikan pemikirannya melalui surat. Dengan
dimunculkannya pemikiran dan kepedulian akan nasib kaum perempuan tersebut menunjukan bahwa pada masa itu sudah
mulai muncul paham feminis dan juga kemajuan pemikiran oleh perempuan pribumi bangsa Indonesia.

Kata Kunci: Perempuan, Pemikiran Pendidikan, Pers

Abstract
One of the important duties of women is caring for their children as future generation, therefore woman needs to be
educated. Unfortunately, Being an educated woman was difficult before 1900. It’s influenced by Javanese culture which does
not give freedom fully to woman in any aspect, especially education. The gender imbalamce brung out the idea about gender
equality, especially in education. This idea was expressed by the press media, such as Kartini’s letters. The press media was
considered as an efficient tool to express the idea. The feminist thought had existed in the 19 th century, it is observed that
were some articles about the fate of woman and it becomes a fact that at this time it appears the modern mind Javanese women
of Indonesia.

Keyword: Women, Educational Thougth, Press

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan proses penting dalam menjadi pendidik pertama manusia yaitu anak-anaknya.
kehidupan manusia. Pendidikan memiliki peran penting Perempuan juga memiliki tanggung jawab yang besar untuk
dalam menentukan pandangan hidup dan keterampilan membentuk generasi yang berkualitas dan berbudi pekerti
setiap orang. Keluarga menjadi suatu lembaga pendidikan
non formal pertama dan terpenting untuk mendidik seorang
anak dapat menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi
diri sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitarnya.
Pihak yang bertanggung jawab dalam pendidikan
pertama seorang anak dalam keluarga adalah kedua orang
tua, khususnya seorang ibu yang merupakan seorang
perempuan. Perempuan memiliki kewajiban yang berat

1481
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 1, Maret 2017

yang baik, yang nantinya dijadikan sebagai bekal dalam perempuan, seperti sekolah-sekolah umum, maka muncul
kehidupan bermasyarakat.1 suatu inisiatif dari para golongan elite yang peduli dengan
Pendidikan yang baik akan menghasilkan seorang nasib perempuan untuk menjadikan pers sebagai media
anak yang baik, dan untuk itu diperlukannya perempuan untuk menyuarakan gagasan mengenai pentingnya
yang terdidik pula. Oleh karena itu diperlukannya pendidikan untuk perempuan. Pemikiran mengenai
peningkatan derajat perempuan. Perempuan harus pentingnya pendidikan perempuan yang diinginkan dan
mempunyai pendidikan. Tanpa pendidikan perempuan tidak dituangkan dalam pers pada masa kolonial tersebut menjadi
akan mengetahui cara mengatasi masalah yang mereka suatu hal menarik untuk dikaji lebih lanjut.
hadapi, seperti soal pangan, kesehatan, mengatur ekonomi
rumah tangga, dan cara mendidik anak. Kesejahteraan Kajian Pustaka
masyarakatpun tidak akan dapat tercipta tanpa orang-orang Beberapa karya tulis penelitian yang membahas
yang berpendidikan, karena itu perempuan menjadi salah mengenai perempuan yang telah ada adalah, karya tulis
satu faktor yang nyata pentingnya bagi perkembangan suatu penelitian yang pertama adalah skripsi Fatikul Amin dari
bangsa.2 Fakultas Ilmu Sosial Program Studi Pendidikan Sejarah
Dalam masyarakat Jawa pada masa dimana masih tahun 2008 dengan judul “Gerakan Perempuan Indonesia,
kuatnya adat istiadat dan kebudayaan feodal, perempuan Menuntut Persamaan Hak Dalam Rumah Tangga dan
tidak memiliki kebebasan untuk tampil dimuka umum dan Perkawinan 1928-1974”. Tulisan ini berisi mengenai
memiliki keterbatasan dalam hal pendidikan. 3Masyarakat gerakan atau usaha perempuan untuk menuntut persamaan
Jawa masih memegang nilai-nilai budaya yang hak antara laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga dan
menempatkan perempuan pada posisi marginal dan perkawinan pada akhir abad ke-19. Perjuangan perempuan
subordinat. Perempuan dianggap lemah jika dibandingkan tersebut berpuncak pada terbentuknya kongres perempuan
dengan laki-laki, sehingga tugas mereka hanya sekedar pertama tahun 1928.
mengurus urusan di dalam rumah. Tulisan kedua yaitu skripsi Lilis Muchoiyyaroh dari
Pada awal abad ke-20 terjadi perubahan dalam Fakultas Ilmu Sosial Program Studi Pendidikan Sejarah
berbagai aspek kehidupan masyarakat pribumi akibat adanya Universitas Negeri Surabaya, tahun 2014 yang berjudul
pemikiran mengenai politik etis oleh Van Deventer. Ia “Pengaruh Pemikiran Wanita-Wanita Eropa Terhadap
merumuskan gagasan Politik Etis yang berisi tentang Pemikiran Kartini Tentang Peran Dan Status Sosial
emigrasi, irigasi, dan pendidikan. Kebijakan tersebut Perempuan Di Hindia Belanda”. Didalamnya membahas
dijadikan sebagai langkah awal menuju perubahan. 4 mengenai bagamaimana pemikiran perempuan Eropa yang
Kebijakan tersebut memberikan dampak yang sangat mempengaruhi pemikiran perempuan Jawa yaitu Kartini.
luas bagi masyarakat pribumi dengan mulai lebih terbuka, Pemikiran oleh Kartini yang digagas dalam penelitian
untuk mulai masuk ke dalam dunia pendidikan, pekerjaan, tersebut berasal dari kondisi perempuan pribumi Jawa yang
dan berorganisasi. Semangat perubahan yang digagas dalam terbelenggu oleh budaya feodal dan gagasan-gagasan yang
politik etis menjadikan perempuan lebih terbuka untuk muncul ditujukan untuk kemajuan perempuan pribumi juga.
melakukan perbaikan dalam kehidupan bermasyarakatnya Jurnal ilmiah “Analisis Sejarah, Volume 4, No. 2,
dan juga mulai banyak muncul perempuan yang mulai berani 2014” Laboratorium Sejarah, Universitas Andalas adalah
menyuarakan hak dan pendapatnya. Dalam usahanya untuk jurnal yang dijadikan sebagai bahan kajian pustaka.
mencapai kemerdekaan terdapat pers yang digunakan Penulisnya adalah Dr. Wannofri Samry, M.Hum, dosen
sebagai alat untuk berjuang. Oleh karena itu antara Program Studi Ilmu Sejarah di Fakultas Ilmu Budaya
perjuangan bangsa dengan perkembangan sejarah pers Universitas Andalas Padang, dengan judul “Suara
bangsa ini memiliki keterkaitan yang sangat kuat pada masa Perempuan Sumatra: Pers Perempuan di Sumtra Utara Pada
itu. Zaman Kolonial 1919-1942”. Jurnal tersebut berisikan
Sebagai alat komunkasi pers menjadi sarana yang mengenai perkembangan pers oleh perempuan di Sumatra
efektif untuk menyebarkan gagasan akan perbaikan nasib Utara pada abad ke-20, akibat dari kemajuan perempuan
dan kedudukan bangsa pribumi. Media pers dibuat untuk dalam bidang pendidikan dan penerbitan pers, akibat
membentuk opini publik sehingga gagasan yang mereka adanya politik etis dari kolonial. Dalam jurnalnya ia juga
komunikasikan dapat dikomunikasikan dan disebarkan ke melakukan analisis mengenai gagasan emansipasi serta ide-
masyarakat luas. ide kemajuan yang diinginkan oleh perempuan yang
Melihat kondisi perempuan yang memiliki dituangkan dalam pers perempuan Sumatra. Antara jurnal
kedudukan rendah pada masa itu, karena belum banyaknya dan penelitian yang akan dilakukan memiliki kesamaan
perempuan yang memperoleh kesempatan untuk bersekolah, yaitu membahas mengenai pemikiran yang berkembang di
serta belum banyak sarana pendidikan yang tersedia untuk dalamnya pada masa itu.

1 3
Marwati Djoened Poesponegoro. 1993. Sejarah Nasional Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai
Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka, Hal: 239 Pustaka, Hal: 245
2 4
Sri Suhandjati Sukri, Ridin Sofwan.2001. Perempuan Dan Van Niel. 1958. Munculnya Elit Modern Indonesia. Jakarta:
Seksualitas Dalam Tradisi Jawa. Yogyakarta: Gama Media, Hal: 09 Pustaka Jaya, Hal: 71

1482
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 1, Maret 2017

Dari beberapa penelitian di atas memiliki persamaan Tahap berikutnya adalah tahap interpretasi atau
objek yang dibahas oleh peneliti yaitu mengenai perempuan disebut juga penafsiran sejarah atau analisis sejarah.5 Penulis
tetapi memiliki rumusan masalah dan ruang lingkup yang mencari ide pemikiran dari tiap surat kabar mengenai
berbeda. Perbedaan dengan tulisan ini adalah mengenai masalah pendidikan bagi perempuan. Untuk mengetahui
gagasan tetang pendidikan perempuan pribumi yang secara spesifik bagaimana pemikiran yang tertuang dalam
dituangkan dan ingin dicapai dalam media pers yang pers tersebut penulis menggunakan teori feminis liberal
berkembang pada masa kolonial. Peneliti hanya terfokus sebagai pisau analisis untuk membuktikan bahwa
pada argument-argumen berupa fakta dalam artikel yang pendidikan merupakan alat untuk merubah nasib perempuan
tertulis disurat kabar pada masa itu saja dan melalui analisis menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
wacana sebagai alat untuk mengidentifikasi makna yang Teori feminis liberal didasari oleh posisi perempuan
terkandung di dalam surat kabar- surat kabar atau media pers dikebanyakan situasi tak hanya berbeda tetapi juga kurang
pada masa itu yang menjadi pembeda tulisan ini dengan beruntung atau tidak setara dengan posisi laki-laki yang
tulisan-tulisan sebelumnya. menyebabkan ketimpangan gender. Dalam teori feminis
liberal terdapat argumen bahwa perempuan bisa mengklaim
Metode Penelitian kesetaraan dengan laki-laki atas dasar kemampuan yang
Kajian dalam penelitian ini yaitu teks berupa artikel dimiliki oleh manusia sebagai agen moral yang memiliki
dalam surat kabar-surat kabar pada masa kolonial yang kemampuan bernalar atau kemampuan berpikir.
berisikan mengenai pemikiran pendidikan bagi kaum Ketimpangan yang dialami perempuan juga diakibatkan oleh
perempuan pribumi. Pers dianggap sebagai media yang pola seksis dalam budaya patriaki yang memunculkan
efisien dan abadi karena selama tulisan itu masih ada maka ketimpangan gender (pola seksis adalah diskriminasi
pemikiran tersebut masih bisa dibaca dan hidup untuk berdasarkan jenis kelamin yang menempatkan laki-laki
selamanya. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi sebagai sosok prioritas utama yang sentral dalam organisasi
ini adalah metode sejarah. Langkah-langkah metode ini sosial). Untuk merubah ketimpangan akibat kesetaraan
yaitu, heuristic, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. gender dapat dicapai dengan mengubah divisi kerja melalui
Tahapan awal penelitian, peneliti melakukan pemolaan ulang dalam struktur kehidupan seperti, institusi-
penelusuran dan mengumpulkan data atau sumber sejarah. institusi kunci hukum, pekerjaan, keluarga, pendidikan, dan
Pada tahap ini penulis menemukan media-media pers surat media. 6
kabar sejaman yaitu antara tahun 1908 sampai 1928 yang Feminis liberal merupakan bentuk feminis yang
membahas mengenai pendidikan perempuan sebagai sumber berupaya mengapai kesederajatan yang penuh antara kaum
primer. Surat kabar yang ditemukan oleh penulis adalah perempuan dan kaum laki-laki dalam setiap ranah kehidupan
surat kabar Bintang Hindia, Matahari, Darmo Kondo, bermasyarakat. Ciri khas yang menentukan feminis liberal
Djawi-Hisworo, Hindia Baroe, Istri Soesila, Oetoesan ialah penekanannya pada kesetaraan sosial, khususnya untuk
Hindia, Persatoean Hindia, Poetri Mardika, Putri Hindia, mencapai kesetaraan hak-hak ekonomi dan politik bagi
dan Wanito Sworo. Sumber berupa surat kabar tersebut kaum perempuan.7 Salah satu cara kaum feminis liberal
didapatkan dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia untuk memperbaikai nasib kaum perempuan dengan
Setelah melakukan pengumpulan data, tahap kedua diadakannya pendidikan yang tinggi. Selain pendidikan
yaitu adalah kritik. Dalam penelitian ini, penulis melakukan yang tinggi, kaum perempuan hendaknya diberikan media
pengujian terhadap isi sumber-sumber yang telah untuk dapat berkarya, berkreasi, dan berpendapat. Melalui
dikumpulkan dengan memilah informasi yang sesuai media pers sebagai sarana pengajaran dan memberi
dengan tema, yaitu informasi tentang pendidikan bagi kebebasan mengenyam pendidikan, untuk kaum perempuan
perempuan pribumi Jawa. Sumber utama berupa surat di Hindia Belanda merupakan ciri dari penganut feminis
kabar, selajutnya dilakukan pemilihan artikel-artikel yang liberal.
sesuai dengan kajian yang dibahas oleh penulis, sehingga Selain menggunakan teori feminis liberal peneliti
nantinya penulis dapat menemukan data mengenai juga menggunakan pendekatan analisis wacana sebagai alat
pemikiran mengenai pendidikan dalam artikel tersebut. untuk membaca dan menganalisis makna yang terkandung
Penulis juga mencari keterkaitan antara data yang diteliti, dalam setiap tulisan dari artikel-artikel tersebut. Dipilihnya
sehingga dapat memperoleh data utama dan data sekunder pendekatan analisis wacana berkaitan dengan sumber yang
sebagai pendukung, seperti melakukan pemilahan terhadap berupa media pers dalam bentuk surat kabar yang
artikel yang membahas mengenai kondisi sosial budaya diperlukannya pendekatan khusus untuk dapat mengetahui
perempuan pribumi pada masa tersebut, untuk dijadikan makna tulisan didalamnya. Analisis wacana yang digunakan
sebagai data sekunder. yaitu pendekatan dari Teun van Dijk. Analisis wacana juga
disebut sebagai telaah mengenai aneka fungsi (pragmatik)

5
Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah, (Yogyakarta: 7 Anne M Clifford. 2002. Memperkenalkan Teologi Feminis.
Ar-ruzz Media, 2007), hlm. 73. Cetakan Ke-1. Maumere: Ledalero, Hal: 38
6 George Ritzer. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta:
Kencana, Hal: 420

1483
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 1, Maret 2017

bahasa. Analisis wacana dimaksudkan untuk membongkar Setiap manusia memiliki harapan untuk
maksud-maksud dan makna-makna tertentu dari subyek mendapatkan kehidupan yang baik, perlakuan yang
yang mengemukakan suatu pernyataan. Analisis wacana baik, pendidikan yang baik. Nasib perempuan masa
kritis melihat bahasa sebagai bentuk dari praktik sosial. Kartini sungguh sangat memprihatinkan baik
Analisis wacana kritis menyajikan karakteristik penting kedudukannya dalam rumah tangga, masalah
dalam penafsirannya yaitu, tindakan, konteks, historis, pendidikan, atau bahkan masalah kebebasan dalam
kekuasaan, dan ideologi.8 begaul dan banyak lagi pembatasaan ruang gerak bagi
Analisis model van Dijk melihat bagaimana struktur perempuan Indonesia. Sehingga muncul suatu upaya
sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam untuk keluar daari keadaan yang ada untuk menuju pada
masyarakat. Serta bagaimana kognisi atau pikiran dan keadaan yang lebih baik.
kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks R.A. Kartini muncul sebagai inspirator awal
tertentu. Wacana oleh van Dijk digambarkan mempunyai perjuangan perempuan di Indonesia. Melalui surat-
tiga dimensi yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. suratnya, ia mampu membakar semangat untuk
Inti dari model ini adalah menggabungkan ketiga dimensi melakukan perubahan agar menjadi lebih baik dari
wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. 9 sebelumnya. Sejak awal abad ke-19 beberapa
Tahapan terakhir dalam metode sejarah ini adalah perempuan Indonesia telah tampil di panggung sejarah
historiografi. Pada tahap ini, peneliti menyampaikan sintesis secara perorangan dalam membela tanah air dan
yang diperoleh dalam bentuk karya tulis ilmiah sejarah bangsanya. Pada masa itu umumnya masih banyak
berupa skripsi dengan judul Pemikiran Pendidikan wanita Indonesia yang masih terbelenggu dalam adat
Perempuan Pribumi Jawa dalam Pers Kolonial. Dalam istiadat yang kolot sehingga mereka seakan-akan
membuat historiografi, penulis harus mampu menjadikan terkucilkan dari masyarakat ramai dan bidang
fakta-fakta sejarah yang sudah benar-benar terpilih menjadi pendidikan.
suatu tulisan yang bersifat utuh, sistematis, dan komunikatif. Perempuan-perempuan Indonesia selalu
dikatakan sebagai suatu bagian dari kelompok manusia
HASIL DAN PEMBAHASAN yang tidak bersuara, atau suaranya tidak didengar. Ada
A. Pers Sebagai Alat Penyebar Pemikiran Pendidikan sekurang-kurangnya peluang yang bisa diteliti untuk
Bagi Perempuan Pribumi Jawa mengetahui perkembangan ruang publik di Indonesia
Pers atau media massa juga digunakan sebagai dilihat dari perspektif perempuan, pertama pers dan
penyebar gagasan kemajuan perempuan dan sebagai kedua surat-surat pribadi dalam sejarah Indonesia. Oleh
sarana pendidikan serta pengajaran, agar pintu hati karena itu mereka lebih memilih untuk menuangkan
kaum perempuan terbuka dengan tanggung jawab yang aspirasi mereka dalam suatu tulisan. Isi dalam surat
semestinya. Jika perjuangan melalui pendidikan tentu kabar pada masa itu dianggap sebagai sarana untuk
tidak akan mampu marangkul semua pihak karena menyebarkan kesadaran dalam kalangan anggota
keterbatasan ekonomi, kesempatan, maupun budaya perkumpulan maupun pembaca-pembaca lainnya.
setempat. Namun, jika proses penyadaran akan fungsi Oleh golongan laki-laki yang terpelajar dan
dan hak perempuan dilakukan dengan menggunakan progresif, dalam usahanya untuk memajukan
media massa tentu akan bisa membekas dalam pikiran perempuan, program utama mereka adalah memberi
dan hati yang direfeleksikan pada semua kalangan tanpa kemajuan melalui pendidikan dan menghilangkan
ada batas adat atau budaya. ketidak adilan bagi kaum perempuan. Usaha yang
Tulisan yang ditulis dalam media massa maupun dilakukan oleh mereka dalam mengkampanyekan
surat merupakan bentuk suara abadi yang tak akan tentang kemajuan perempuan bukan menjadi hal yang
hilang selama tulisan itu masih ada. Berbeda dengan mudah karena adat istiadat pada masa itu, namun seiring
para orator yang dengan suara lantang menyampaikan dengan berkembanganya kemajuan jaman mereka dapat
ide-idenya, gagasannya, dan pandangannya terhadap memanfaatkan berbagai media untuk merealisasikan
suatu permasalahan usaha tersebut berpeluang besar tujuan mereka tersebut. Salah satunya yaitu dengan
akan langsung sirna bersamaan dengan berhentinya menggunakan media pers.
gerak bibir. Perempuan yang dikenal dengan makhluk Dalam catatan sejarah hampir setiap organisasi
yang lembut tentu tidak akan memilih menjadi orator baik laki-laki maupun perempuan menerbitkan surat
dalam menyampaikan ide dan gagasannya demi kabar atau majalah sendiri sebagai media untuk
menyadarkan perempuan dari ketertindasan budaya membentuk opini publik dan untuk
yang selama ini melilit tubuhnya. Melainkan melalui mengkomunikasikan gagasan-gagasan mereka kedalam
tulisan seperti yang dilakukan oleh Kartini dalam masyarakat luas. Menjadi suatu hal yang menarik
suratnya. dimana setiap organisasi memiliki suatu pemikiran yang

8 Eriyanto. 2001. Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks 9 Ibid., Hal: 225
Media. Yogyakarta: LKIS, Hal: 05

1484
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 1, Maret 2017

sama untuk menjadikan media pers sebagai mediator Mengenai pers untuk kaum perempuan masih
mereka untuk mendekatkan diri kepada masyarakat sedikit pada masa itu, namun tidak sedikit juga surat
luas.10 kabar yang memberikan perhatiannya kepada kaum
Dalam kehidupan masyarakat, pers memiliki perempuan. Pada tahun 1908 terbit Putri Hindia di
fungsi dan memiliki tempat yang penting. Pers bisa Bandung, yang diterbitkan dua kali sebulan oleh
menjadi suatu media penerangan namun juga bisa golongan atas, seperti R.A. Tjokroadikusumo. Surat
menjadi alat untuk menjatuhkan sesorang ataupun kabar Putri Hindia dianggap sebagai perintis lahirnya
golongan dengan pemberitaan yang disampaikan di pers perempuan yang menyuarakan hak-hak bagi
dalamnya. Pers dapat menjadi suatu bom yang ampuh perempuan, surat kabar tersebut mampu berdiri hanya
bagi pemilik media pers tersebut. sampai tahun 1913.
Pers pada masa kolonial yang diusahakan oleh Wanito Sworo terbit pada tahun 1913 di Pacitan
orang-orang Indonesia seperti kaum nasionalis, dipimpin oleh Siti Sundari yang terbit mula-mula
memiliki tujuan yang berbeda dengan Pers Kolonial dengan huruf berbahasa Jawa, tetapi kemudian sebagian
oleh bangsa kolonial yang lebih mementingkan berbahasa Melayu. Wanito Sworo menjadi salah satu
kepentingannya di negeri jajahannya. Pers kolonial surat kabar rintisan dari Putri Hindia, dimana penulis
yang diusahakan oleh orang-orang Belanda, seperti dari surat kabar tersebut merupakan salah seorang
surat kabar, majalah yang berupa tulisan dalam bahasa penulis Putri Hindia yaitu Siti Soendari. Mengenai
Belanda, daerah atau Indonesia, memiliki tujuan untuk sampai kapan surat kabar Wanito Sworo berkembang
membela kepentingan kaum kolonialis. Pers juga tidak adanya kejelasan, namun dari sumber primer yang
difungsikan untuk membantu usaha-usaha didapatkan dari Perpustakaan Nasional Pribumi hanya
pemerintahan Belanda, selain itu pers mereka juga ditemukan eksemplar pada tahun 1914.
difungsikan untuk mengkritik pemerintah apabila Pada tahun 1914 di Jakarta terbit Poetri Mardika.
terdapat tindakan-tindakan pemerintah yang dirasa Seperti yang sudah dituliskan diatas bahwasanya Poetri
dapat merugikan kedudukan kaum kapitalis Belanda. Mardika terbit sebagai majalah bulanan dari organisasi
Berbeda degan pers oleh bangsa Indonesia pada masa Putri Mardika. Putri Mardika menjadi salah satu surat
kolonial yang lebih mencerminkan situasi keadaan kabar yang khusus ditujukan bagi perempuan. Seperti
penduduk bangsa Indonesia baik dari segi sosial, politik nasib surat kabar sebelumnya mulai tahun 1920 tidak
dan ekonominya. ada kejelasan lagi mengenai peredaran surat kabar Putri
Pers Indonesia pada masa kolonial Mardika tersebut.12 Sebagian besar pengarang dan
berkembangan searah dengan perkembangan pembantu surat kabar dan majalah perempuan itu adalah
perjuangan bangsa Indonesia yang diatur secara guru-guru perempuan yang telah mendapat pendidikan
berorganisasi diawali dengan berdirinya organisasi Budi secara barat.
Utomo. Tumbuhnya perusahaan-perusahaan pers Surat kabar atau majalah tersebut memiliki
dibarengi dengan tumbuhnya kebangkitan nasional kontribusi yang sangat berarti bagi sejarah pergerakan
bangsa Indonesia. Pada tahun 1908 berdiri organisasi bangsa Indonesia. Pers oleh bangsa Indonesia mulai
Boedi Utomo, yang menjadi organisasi nasional yang berkembang pada awalnya karena dipengaruhi oleh
berhaluan kebangsaan. Organisasi ini mendorong munculnya golongan elite pribumi yang memerlukan
terbentuknya organisasi-organisasi lain, termasuk media komunikasi. Media pers tersebut selanjutnya
organisasi-organisasi perempuan untuk mewujudkan digunakan sebagai sarana penyebar gagasan kemajuan
emansipasi dan nasionalis kaum perempuan. dan sekaligus menjadi sarana praktis untuk pendidikan
Surat kabar yang berkembang pada masa dan pengajaran.
kolonial digunakan oleh bangsa Indonesia sebagai alat Pers sebagai media komunikasi memiliki
memperjuangankan cita-citanya. Pers pada masa itu peranan dan pengaruh yang sangat besar bagi
banyak didirikan oleh organisasi-organisasi nasional masyarakat. Pers pada umumnya, dan pers pribumi
dengan karyawan maupun wartawan yang merupakan khususnya adalah sarana sosialisasi. Apa saja yang
anggota dari organisasi pergerakan pada masa itu. dilakukan lewat pers kemudian berubah wujudnya
Seperti organisasi Budi Utomo yang banyak menjadi sosial komunikasi pribadi menjadi komunikasi
menerbitkan surat kabar Budi Utomo, Darmo Kondo, sosial, perkenalan pribadi menjadi pergaulan sosial,
dan Utusan Hindia. Selain surat kabar harian juga kritik pribadi menjadi kritik sosial dan peringatan
banyak terbit majalah-majalah seperti Fikiran Rakyat, pribadi menjadi kontrol sosial. Kekuatan dan
Daulat Rakyat, Persatuan Indonesia, Bintang Timur, keberadaan pers tersebutlah yang menjadi kekuatan
dan masih banyak lagi lainnya.11 golongan terpelajar baik laki-laki maupun perempuan
pada masa tersebut untuk menyuarakan segala gagasan-

10
Taufik. 1997. Sejarah dan Perkembangan Pers di Indonesia. 12 KOWANI. 1978. Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita
Jakarta: PT. Triyinco Trinity Press, Hal:48 Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Hal: 18
11
Ibid., Hal: 23-24

1485
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 1, Maret 2017

gagasannya. Pers dan pergerakan nasional memiliki bangsa melalui tulisan dalam surat-suratnya mengenai
suatu hubungan untuk mengungkap keadaan kehidupan, pentingnya pengajaran bagi perempuan bangsa kita.
pemikiran dan perasaan pada masa itu. 13 Dalam salah satu suratnya kepada sahabat pena asal
Dalam perjuangan menyebarkan cita-cita bangsa Belanda yaitu Stella, Kartini menceritakan mengenai
Indonesia di masa kolonial, terjalin suatu hubungan kondisi perempuan secara umum yang terjadi
moral antara pers dengan rakyat. Pers dianggap sebagai dinegaranya.
suatu parlemen masyarakat atau parlemen bangsa Kartini dalam pandangan masyarakat menjadi
Indonesia, semua yang dipikirkan dan dirasakan oleh sosok inspirator yang mendalangi munculnya
masyarakat dituangkan dalam pers. Surat kabar menjadi pemikiran-pemikiran mengenai kondisi perempuan.
refleksi perasaan masyarakat yang kemudian menjadi Dalam pandangan van Dijk sosok Kartini tersebut
pendorong bagi pejuang bangsa untuk memperbaikai masuk kedalam dimensi kognisi sosial teks, yaitu
nasib bangsa.14 Pers sebagai media komunikasi bagaimana suatu teks itu bisa diproduksi. Artikel-artikel
yang memiliki peranan dan pengaruh yang sangat besar yang diungkap dalam media pers oleh peneliti
bagi masyarakat pada masa itu dianggap sebagai sarana didalamnya terdapat pendapat dan ideologi oleh Kartini
yang efisien dan informatif. Pers yang bukan hanya yang dikembangkan oleh para penulis dalam surat
sebatas kata-kata kosong, melainkan pers yang kabar-surat kabar yang membahas mengenai gagasan
mencerminkan keadaan bangsa yang bersumber dari pendidikan bagi perempuan. Teks bukanlah suatu kata
hati masyarakat pada masa itu. Pers dianggap sebagai kosong yang tidak bermakna, melainkan suatu bentuk
alat dan sarana yang penting untuk mewujudkan cita- interaksi, karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan
cita bangsa. Pers dijadikan sebagai sarana untuk lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau
mendidik masyarakat Indonesia dan untuk menarik pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa. 16
perhatian umum akan nasib bangsa Indonesia yang Adat istiadat dan sistem yang diberlakukan oleh
terjajah. Oleh karena itu para pemikir banyak memilih pihak kolonial menjadikan penderitaan sendiri bagi
untuk menyampaiakan dan menyebarkan pikirannya kaum perempuan. Berkembangnya budaya patriaki
melalui media pers. menjadi balada tersendiri bagi kaum perempuan,
Dalam usahanya untuk mewujudkan kehidupan mereka sepenuhnya berada dibawah
kesejahteraan kaum perempuan, melalui pers kekuasaan kaum laki-laki. Adat istiadat membuat aturan
diharapkan dapat memunculkan suatu kesadaran baru yang ketat bagi perkembangan kaum perempuan. Ruang
dalam diri masyarakat, bahwa perempuan juga gerak perempuan dibatasi, menjadikan mereka tidak
mempunyai hak yang sama dengan laki-laki. bebas melakukan sosialisasi dengan dunia luar. Tradisi
Perempuan juga harus mendapatkan pendidikan yang pinggit, kawin paksa, pernikahan dini, poligami, dan
layak, selayaknya yang didapatkan oleh golongan laki- perceraian menjadi fenomena yang banyak dialami oleh
laki. Adat istiadat yang sudah melekat dalam diri perempuan pribumi pada masa itu. fenomena seperti itu
perempuan yang dirasa membebani perempuan merupakan bentuk penindasan yang dialami perempuan
seharusnya dapat dirubah menjadi adat yang lebih baik pada masa itu.
yang didasarkan atas kesejahteraan bersama. Dalam media pers yang melatar belakangi
terbentuknya wacana atas pemikiran pendidikan bagi
B. Pendidikan Perempuan Pribumi Jawa kaum perempuan adalah adalah kondisi sosial budaya
Dalam penelitian ini ditemukan suatu kesadaran yang menjadikan perempuan terbelakang. Dalam
untuk merubah suatu bentuk penindasan dan struktur analisis wacana model van Dijk kondisi
diskriminasi terhadap kaum perempuan yang dilakukan perempuan tersebut masuk dalam analisi konteks sosial.
oleh kaum yang sudah berpikiran maju melalui media Wacana menjadi bagian dari wacana yang berkembang
pers. Hal tersebut sesuai dengan gagasan dalam teori dalam masyarakat. Analisis konteks sosial berkaitan
feminis yang mengatakan apabila masyarakat sudah dengan hal-hal yang mempengaruhi terbentuknya suatu
mulai sadar dan melakukan suatu tindakan sadar akan wacana, yaitu latar, situasi, peristiwa, dan kondisi sosial
kepeduliaannya terhadap kaum perempuan, baik oleh yang sedang terjadi pada masanya.
laki-laki maupun perempuan yang terjadi dalam Pada perkembangan selanjutnya, mucul
masyarakat, merupakan suatu bentuk adanya golongan elit pribumi yang berpendidikan tinggi mulai
pemahaman feminis.15 memperhatikan kondisi perempuan dan bangsanya.
Wacana mengenai pendidikan bagi perempuan Selanjutnya muncul pergerakan-pergerakan atau
sebelum tahun 1908 sudah dimunculkan di pulau Jawa organisasi yang juga dijalankan oleh perempuan.
oleh R.A, Kartini. Berdasarkan pada kehidupannya Kesadaran akan perlunya kemajuan dan kesejahteraan
sendiri ia memunculkan kesadaran kepada seluruh bagi penduduk pribumi memunculkan kepedulian yang

15
13 Tim Peneliti Sejarah Pers di Indonesia. 2002. Beberapa Segi Siti Muslikhati. 2004. Feminime dan Pemberdayaan
Perkembangan Sejarah Pers di Indonesia. Jakarta: Kompas, Hal: 96 Perempuan Dalam Timbangan Islam. Jakarta: Gema Insani, Hal 26
16
14 Taufik., op. cit., Hal: 25 Eriyanto. op. cit.,Hal: 266

1486
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 1, Maret 2017

disatukan dalam organisasi dan menjadikan pers terbelenggu oleh adat istiadat kebudayaan
sebagai sarana untuk mengkomunikasikan gagasan dan memunculkan suatu pemikiran akan perbaikan nasib
cita-cita mereka. Seiring dengan terjadinya perubahan kaum perempuan yang banyak dituangkan dalam media
jaman, mulai muncul golongan-golongan baru yang pers seperti surat kabar. Untuk merubah nasib kaum
sadar akan kondisi perempuan tersebut. perempuan tersebut maka digagaslah pemberian hak
Berdasarkan kondisi kaum perempuan yang pendidikan bagi kaum perempuan.
memiliki banyak kesenjangan dan ketimpangan pada Penindasan dan keterbelakangan yang dialami
masa itu, pada perkembangan selanjutnya kemudian oleh kaum perempuan penyebabnya dikarenakan
muncul kepedulian dari kaum intelektual yang mulai kuranganya pendidikan yang didapatkan oleh kaum
paham akan hak asasi manusia untuk melakukan perempuan. Bagi kaum kolot menganggap pendidikan
perubahan untuk mensejahterakan kaum perempuan. bukanlah hal yang penting bagi kaum perempuan malah
Adanya kepedulian terhadap nasib kaum perempuan dirasa akan membawa dampak buruk, sehingga mereka
tersebut menunjukan munculnya faham feminis. Seperti enggan untuk menyekolahkan anak perempuan mereka.
pada kutipan kalimat dari artikel diatas berikut: 17 Kehidupan modern yang menuntut karakter
manusia yang ekspresif yaitu rasional, kompetitif, dan
mampu mengubah keadaan dan lingkungannya
seharusnya mulai harus dipikirkan oleh masyarakat.
Untuk mengubah pikiran tradisional tersebut perlu
melihat dari dunia luar yang sudah mengalami
kemajuan selangkah lebih depan dari bangsa kita.
Perempuan di Negara maju seperti di Eropa sudah mulai
bergerak merubah kehidupan mereka dengan
memajukan diri bersama kaum laki-laki. Tidak ada
perbedaan mendasar antara perempuan dan laki-laki,
sehingga perempuan dapat melakukan apa yang bisa
dilakukan oleh laki-laki. Misalnya dalam hal pekerjaan,
Dari kutipan diatas sudah menunjukan suatu perempuan bisa menjadi seperti laki-laki, contohnya
keterbukaan pemikiran bangsa kita dan juga menjadi dokter, yang dulu merupakan pekerjaan laki-
menunjukkan suatu kesadaran bahwa di jaman yang laki. Namun untuk dapat mencapainya maka diperlukan
sudah maju, sudah tidak ada lagi pembeda antara laki- pendidikan terlebih dahulu. Dari situ dapat diambil
laki dan perempuan san hak untu memperoleh sebuah contoh dan pemahaman baru bahwa pendidikan
pencapaian-pencapaian lainnya, seperti kemajuan mampu menjadi kunci untuk memajukan kaum
dalam pendidikan. Karena perempuan diciptakan oleh perempuan. Seperti pada kutipan artikel berikut:20
tuhan sebagai makhluk hidup yang sama dengan laki-
laki sehingga hal-hal yang mendiskriminasikan kaum
perempuan sudah harus ditiadakan.
Dalam catatan sejarah hampir setiap organisasi
perempuan menerbitkan surat kabar atau majalah
sendiri sebagai media untuk membentuk opini publik
dan untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan
mereka kedalam masyarakat luas.18 Surat kabar atau
majalah tersebut memiliki kontribusi yang sangat
berarti bagi sejarah pergerakan perempuan Pribumi dan
memperkuat laju perkembangan wacana akan kemajuan
perempuan pada masa itu.19 Oleh karena itu penting sekali memajukan kaum
Media pers menjadi media yang berpengaruh perempuan dengan memberikan mereka akses untuk
dalam perkembangan pergerakan perempuan. Terbukti memperoleh pendidikan yang semestinya. Pendidikan
perannya bahwa pers dapat dijadikan sebagai media yang didapatkan oleh kaum laki-laki juga layak
yang efisien dalam menyebarkan gagasan dan diberikan kepada kaum perempuan. Dari kutipan artikel
pemikiran-pemikiran oleh para kaum intelektual bahkan diatas terdapat kalimat“djangan toean membedakan
perempuan khususnya pada kebangkitan nasional. anak perempoean dengan anak laki-laki”, kalimat
Berdasarkan kondisi perempuan bangsa kita yang masih tersebut menjadi indicator dari adanya gagasan feminis

17 19
Poetri Hindia, Anak Perempoean Perloe Diberi Pengadjaran, Ibid., Hal: 45
20
( Maret 1919) Djawi Hisworo, Perempoean, (Rabu 04 September 1907)
18
Umi Sumbulah. 2008. Spektrum Gender, Kilasan Inklusi
Gender di Perguruan Tinggi. Malang: UIN Malang Press, Hal: 48

1487
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 1, Maret 2017

yang sudah dipikirkan oleh penulis yaitu dengan tidak mempunyai peluang untuk meningkatkan
membeda-bedakan laki-laki dan perempuan. pengetahuannya sehingga kesadaran akan hak-haknya
Pemahaman yang keliru mengenai pendidikan meningkat dan bertambah perannya dalam aspek
bagi kaum perempuan berusaha untuk dirubah oleh kehidupan. Pendidikan yang rendah menjadikan
kaum intelektual yang peduli terhadap nasib perempuan perempuan tidak dapat bersosialisasi dan menjadikan
dan bangsanya, melalui media surat kabarlah perempuan lebih rendah daripada laki-laki, yang
pemahaman, gagasan, dan pemikiran dituangkan kemudian dapat menguatkan anggapan bahwa
didalamnya. Melalui surat kabar, masyarakat umum perempuan memang dibawah laki-laki, dan dalam
secara luas dapat membacanya dan mulai terbuka juga pandangan feminis liberal hal tersebut tidaklah benar
pemikirannya, sehingga dapat juga ikut serta membuka karena sebagai sesama manusia mereka memiliki
pikiran demi kemajuan perempuan dan bangsanya. kapasitas yang sama.
Seperti pada kutipan surat kabar berikut: 21 Pada masa sebelum awal abad ke-20, pendidikan
Menoentot Ilmoe Bagi Perempoan bagi perempuan dirasa tidak penting juga dikarenakan
“Adoeh hai saudarakoe isteri, anggapan kuno tentang perempuan. Terdapat
diperintahkankah atau tidakkah, orang pandangan bahwa bahwa anak perempuan tidak
perempoean menoentoet ilmu dikalangan memerlukan kepandaian apapun di dalam hidupnya,
agama Islam? Ketahoeilah saudarakoe, mengingat kewajibannya dalam rumah tangga bukan
bahwa Allah Soebhanahoe wa Ta’ala telah sebagai pencari nafkah.
tentoekan akan hambanja perempoean djadi Gagasan yang dituangkan mengenai pendididkan
pendidik dan pengasoeh anak jang dalam pers perempuan tersebut sesuai dengan paham
teroetama, sebab kita perempoan itoe ada dari teori feminis liberal, dimana penyebab penindasan
lemboet hati dan berlemas boedi. Sedjak dari wanita adalah kurangnya kesempatan dan pendidikan
moela lahirnja anak, amat berdekat-dekatlah mereka secara individual atau kelompok. Untuk
anak itoe dengan iboenja, sampai kepada memecahkannya yaitu dengan memberi kesempatan
hari besarnja. Dari pada iboenjalah ia bagi perempuan dalam bidang pendidikan dan ekonomi
kebanjakan mengambil tauladan dan utamanya. Kartini pun menganjurkan adanya
meniroe tabiat. Maka berbahagialah sianak emansipasi perempuan melalui pendidikan, agar
dihari besarnja, apabila ia dapat iboe jang perempuan lebih cakap melaksanakan perannya sebagai
soliha dan banjak ilmoe pengetahoannja. ibu dan pendidik pertama dari manusia. 22
Kita perempoan-perempoan itoelah sjarat Memberikan pendidikan wajib hukumnya bagi
jang teroetama boeat memoliakan bangsa, setiap manusia khususnya untuk kaum perempuan.
bahasa, dan agama kita, karena kitalah jang Melalui pendidikan mereka dapat mengetahui hak dan
mengasoeh dan mendidik ketoeroenan kita. kewajibannya, serta dapat melatih kecakapannya.
Kalau kita perempoean tidak Meskipun hanya berkutit dalam dunia kerjanya, dalam
berpengatahoean moestahil kita dapat hal ini perempuan sebagai ibu rumah tangga, bukan
menjempoernakan anak-anak kita.” berarti mereka bisa mengabaikan pentingnya
Perempuan sebagai pendamping laki-laki harus pendidikan, karena melalui pendidikan perempuan
berada berdampingan bukan berjalan dibelakangnya. dapat lebih jauh mengasah keterampilan mereka dan
Pada masa itu belum muncul kesadaran bahwa menjadikan pekerjaan dalam rumah tangganya lebih
perempuan merupakan sosok yang sangat penting dan berkualitas. Maka dari itu penting sekali untuk
berjasa bagi kehidupan umat manusia. Perempuan memberikan pendidikan bagi kaum perempuan. Seperti
memiliki tugas luhur sebagai ibu, pengatur rumah pada kutipan artikel berikut: 23
tangga, pendamping suami dan sebagai anggota dalam
kehidupan bermasyarakat. Dengan tugas yang banyak
tersebut maka wajib jika perempuan haruslah dihormati,
dihargai, dan dijungjung tinggi martabatnya. Untuk
menjalankan semua tugas itu tidaklah mudah apabila
perempuan tidak memiliki pengetahuan yang luas
mengenai tugas dan kewajiban mereka juga. Oleh
karena itu sarana yang harus didapatkan oleh kaum
perempuan adalah pendidikan dan pengajaran.
Pendidikan menjadi sangat penting terutama bagi
perempuan, karena perempuan yang berpendidikan Kemajuan yang diharapkan bukanlah
sesuatu yang bersifat radikal. Kemajuan yang

21 22
Isteri Soesila, Menoentot Ilmoe Bagi Perempoan, (20 Agustus KOWANI. op. cit.,Hal: 2-3
23
1925) Wanito Sworo, Pengadjaran Sekolah, (April 1914)

1488
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 1, Maret 2017

diharapkan bukanlah kemajuan yang akan merubah keterampilan juga penting sehingga perempuan bisa
kodrat kehidupan, melainkan kemajuan yang mandiri.
membangun. Seperti pada kutipan kalimat dari artikel Pendidikan bagi perempuan bangsa kita
diatas berikut: ditujukan untuk menjadikan perempuan lebih terampil
Dengan pendek sebabnja kaoem kita dalam mendidik anaknya. Dengan diberi pendidikan
perempoean djoega haroes menempoeh bagi anak perempuan maka mereka akan lebih cakap
kemedan kemadjoean, j. memang boleh dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik
dilakoekan olehnja (karena boekan pertama manusia. Pemberian pelajaran membaca,
semoea kemadjoean kita kaoem lelaki, menulis, meghitung dan lainnya, pemberian peajaran
boleh atau semoea kemadjoean kita keterampilan juga penting sehingga perempuan bisa
kaoem perempoean, toh semoea haroes mandiri. Menjadi perempuan bukannlah pekerjaan yang
ada batasnja, menoeroet koewadjibannja mudah, perempuan memiliki tanggung jawab yang
sendiri2)… 24 besar oleh karena itu penting memberikan pendidikan
Perempuan yang sudah dibekali akal dan pikiran yang tinggi bagi perempuan.
layak untuk mengembangkannya. Pendidikan menjadi Pada masa itu isu mengenai pendidikan bagi
jalan untuk meaktualisasikannya. Dengan berbekal perempuan menjadi perbincangan yang hangat pada
moral yang pasti dimilik oleh setiap manusia, banyak media pers atau surat kabar. Perkembangan di
khususnya dalam hal ini kaum perempuan, pastinya Negara lain mengenai kemajuan kaum perempuan
mereka dapat memilah dan memilih mana yang baik menjadi sebuah tolak ukur baru dan pandangan baru
dan buruk. Mereka juga dapat memanfaatkan bahwa penting adanya pendidikan bagi kaum
pengetahuan mereka pastinya untuk kebaikan, dan perempuan. Perempuan yang berpengetahuan luas dan
sebagai tugasnya berdasarkan kondrat alam maju dapat membantu mewujudkan kesejahteraan
perempuan juga pasti dapat melaksanakannya dengan bangsa. Namun pendidikan yang diharapkan bukanlah
baik. Meskipun kemudian perempuan bisa pendidikan model barat yang memberikan pelajaran
memperoleh kemajuan yang lebih melalui pendidikan mengenai ilmu pengetahuan umum saja melainkan
bukan berarti hal tersebut akan buruk juga baik kaum pengajaran yang dapat menambah kecapakan
laki-laki, malah sebaliknya dengan bersama-sama perempuan dalam mengatur kehidupan rumah tangga.
maju maka akan tercipta kehidupan yang lebih baik, Namun pendidikan yang diusahakan untuk kaum
dan perempuan dapat membantu mewujudkan cita-cita perempuan bukanlah pendidikan seperti bangsa Eropa.
bangsa, yang pada masa itu adalah sebuah Pendidikan yang diharapkan adalah pendidikan yang
kemerdekaan bangsa. didasarkan oleh cita-cita Kartini untuk menggugah
aspirasi pendidikan bagi perempuan Indonesia yang
terbatas pada pendidikan menjadi isteri dan ibu yang
lebih dipersiapkan untuk menjalankan tugasnya sebagai
kelompok suatu elite jawa.
Kutipan artikel diatas yang menuliskan mengenai Secara menyeluruh, berkeadilan dan toleran,
tujuan dari pendidikan yang sudah dipikirkan pada karena kalau dipandang dari sisi rasionalitas
masa itu menjadi suatu bukti adanya pemikiran (intelektual), semua memiliki pandangan yang sama
feminis. 25 Seperti yang dikemukanan oleh golongan bahwa kaum perempuan juga memiliki kecerdasan dan
potensi. Seorang perempuan meskipun hanya berperan
feminis, bahwa pendidikan merupakan suatu alat yang
sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga memiliki
penting untuk dapat memajukan dan mensejahteraakan
tanggung jawab sosial atas kesejahteraan masyarakat,
perempuan. Dengan dimunculkannya tujuan berupa
agama, dan tanah airnya. Tanggung jawab itu dapat
kalimat “dapat setimbang degan laki-laki”,
diberikan melalui pendidikan, baik dilingkungan
memunculkan sebuah maksud agar perempuan bisa
keluarga maupun disekolah. Mendidik seorang
mendapatkan haknya layaknya dengan kaum laki-laki.
perempuan berati mendidik semua manusia. Karena
Pendidikan bagi perempuan bangsa kita
sebagaimana diyakini oleh banyak orang, pendidikan
ditujukan untuk menjadikan perempuan lebih terampil
dapat memberikan sumbangan yang besar bagi upaya
dalam mendidik anaknya. Dengan diberi pendidikan
memodernisasi suatu masyarakat.
bagi anak perempuan maka mereka akan lebih cakap
Atas dasar kodrat manusia sebagai makhluk yang
dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik
bermoral, berakal, berpikir, dan terus bernalar, sesuai
pertama manusia. Pemberian pelajaran membaca,
dengan apa yang dianut oleh kaum feminis liberal yang
menulis, meghitung dan lainnya, pemberian peajaran
menegaskan bahwa hukum-hukum yang mengabaikan

24 25
DarmoKondo, Kemadjoean Perempoean, no. 265, (22 Ibid., Kemadjoean Perempoean, no. 265, (22 November 1928)
November 1928)

1489
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 1, Maret 2017

hak perempuan untuk mendapatkan kebahagiaan adalah itu mengalami kemunduran dan keterpurukan, juga
bertentangan dengan hukum alam dan tidak sah. Kaum diharapakan dapat menjadikan perempuan lebih mandiri
feminis liberal meyerukan adanya perubahan dalam dan tidak tergantung kepada kaum laki-laki. Melalui
hukum dan adat patriakhi agar mengizinkan perempuan pendidikan juga diharapkan agar perempuan dapat
mendapatkan tempat yang semestinya dan selayaknya melihat dunia lebih luas dan tidak terkungkung oleh
dalam masyrakat. Salah satu cara kaum feminis liberal adat yang berkembang, bahkan diharapkan dari
untk memperbaiki nasib kaum perempuan dengan pendidikan dapat memunculkan perempuan yang dapat
diadakannya pendidikan. mengembangkan adat budaya yang ada menjadi lebih
Perempuan selain sebagai ibu dengan tugas baik lagi.
mulianya juga menjadi anggota masyarakat ia bergaul Dengan banyaknya gagasan atau pemikiran
dan saling mempengaruhi dengan orang, suatu wilayah mengenai pentingnya pendidikan bagi kaum
yang potensial bagi tumbuh berkembangnya perempuan, diharapkan dapat membuka pikiran
pengetahuan, sikap dan keterampilan-keterampilan. masyarakat umum bahwa pendidikan bukannlah hal
Maka dari itu, perlu mendudukan perempuan pada negatif seperti yang dibayangkan mereka. Pendidikan
keududkan yang sebenarnya serta member mereka tugas juga bukanlah usaha untuk menjadikan perempuan
dan peranan, bukan saja dalam kehidupan rumah tangga pribumi untuk meniru bangsa barat, karena pendidikan
melainkan juga dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh formal identik dengan pendidikan oleh bangsa Eropa
karena itu sangat diperlukannya keadilan, kebebasan, yang dibawa ke negeri kita, melainkan sebagai upaya
kemajuan, dan pemberdayaan perempuan. untuk mensejahterakan bangsa kita khususnya bagi
Malalui pendidikan kaum perempuan harus kaum perempuan yang belum bisa merasakan
diyakinkan mengenai perubahan-perubahan yang akan pendidikan layaknya kaum laki-laki. Perempuan wajib
memajukan kaum perempuan dalam berbagai aspek mendapatkan pendidikan yang berguna untuk
kehidupan. Maka dari itu, seperti halnya kaum laki-laki, menjalankan tugasnya sebagai pendidik dari generasi
perempuan mempunyai hak untuk belajar. Jika selanjutnya. Perempuan yang terdidik nantinya juga
perempuan tidak mendapatkan ilmu pengetahuan, maka akan dapat membantu kaum laki-laki dalam memajukan
hak dan tanggung jawab mereka akan sia-sia. Jadi baik dan mesejahterakan bangsanya.
laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk
menuntut ilmu dan dimuahkan bagi mereka jalan untuk C. Kemajuan Perempuan Pribumi Sebagai Dampak
mencari ilmu juga. dari Adanya Pemikiran Pendidikan bagi
Perempuan memiliki hak dan kewajiban yang Perempuan
harus dipenuhi. Hak tersebut adalah memperoleh Semangat dan usaha mengenai perbaikan nasib
pendidikan. Karena sebenarnya, yang menyebabkan bangsa Indonesia mulai berkembang pada awal abad ke-
kemrosotan masyarakat juga disebabkan merosotnya 20. Perbaikan nasib yang diusahakan berdasarkan atas
kaum perempuan, sebab mereka menjadi manusia yang kondisi ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat,
bodoh dan tidak terdidik sebagaimana mestinya. Maka akibat dari adanya ketimpangan sosial atas kolonialisasi
dari itu wajib memberikan pengajaran dan pendidikan dan adat istiadat yang melanggar hak asasi manusia.
kepada putrid-putri dan para gadis remaja dengan tekun Sejak diserukannya pemikiran mengenai
dan penuh tanggung jawab. perbaikan perempuan melalui pendidikan yang
Dengan demikian, pendidikan kaum perempuan dikumandangkan oleh pelopor pergerakan nasional baik
telah menjadi suatu keharusan, karena kemajuan yang dari kaum laki-laki maupun perempuan, akhirnya mulai
merupakan kebutuhan yang mendesak. Mendesaknya muncul persatuan pergerakan oleh kaum perempuan
kebutuhan ini tersebut berkaitan dengan keinginan dan mereka mulai berani bergerak keluar dari peran
untuk memperoleh keadilan dan berkenaan dengan domestiknya untuk lebih berkembang membentuk suatu
pentingnya orang perorangan, dan semua itu perkumpulan-perkumpulan.
menyebabkan tidak berlakunya anggapan bahwa Dalam perkembangannya organisasi-organisasi
perempuan lebih rendah kedudukannya. Perempuan oleh golongan terpelajar mulai terbuka pikirannya
sama halnya dengan laki-laki, ia punya hak untuk dengan menganggap bahwa pendidikan merupakan alat
mengembangkan dirinya dan menentukan jalan penting untuk memajukan masyarakat khususnya bagi
hidupnya. Ketidak adilan yang didapat oleh perempuan perempuan. Mereka mulai sadar bahwa perempuan
berdasarkan perbedaan biologis harus mulai dirubah mempunyai peran yang penting, karena perempuan juga
sehingga ketimpangan antara perempuan dan laki-laki berpengaruh dalam peningkatan kesejahteraan rakyat.
tidak terjadi dan perempuan mendapat tempat Pada perkembangan selanjutnya terbentuk
semestinya dalam masyarakat. berbagai organisasi-organisasi perempuan lainnya
Gagasan mengenai pendidikan menjadi fokus dengan kepentingan yang sama. Berikut adalah tabel
dalam penelitian ini. Melalui pendidikan diharapkan kronologis berdirinya perintis organisasi-organisasi
dapat merubah nasib kaum perempuan yang selam masa perempuan di Indonesia:

1490
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 1, Maret 2017

Organisasi-organisasi perempuan yang


No. Nama Tempat, Tahun Pemrakarsa berkembang sebelum tahun 1920 seperti Poetri Mardika
Organisasi Berdiri tersebut lebih menekankan perjuangan pada perbaikan
1. Puteri Mardika Jakarta, 1912 Organiasasi Budi kedudukan sosial dalam pernikahan dan keluarga dan
Otomo
2. Kartini Fonds Jakarta, 1912 Van Deventer
peningkatan kecakapan sebagai ibu dan pemegang
(Dana Kartini) rumah tangga dengan jalan Pendidikan dan pengajaran
serta peningkatan keterampilan khusus wanita.
3. Kautamaan Tasikmalaya, - Pemikiran tersebut didasarkan pada anggapan dari
Isteri 1913 perempuan elite atau golongan atas, bahwa
keterbelakangan perempuan karena tidak mempunyai
4. Kerajinan Amai Kota Gedang, Roehana Kudus
Setia (KAS) Sumatra Barat, kesempatan untuk bersekolah.
1914 Selanjutnya mulai muncul kesadaran bahwa
perempuan termasuk dalam unsur yang penting untuk
5. Pawiyatan Magelang, 1915 - mencapai kesejahteraan bangsa. Perempun menjadi
Wanito
pihak yang berperan penting dalam mendidik generasi
6. Wanito Hadi Jepara, 1915 - selanjutnya, maka penting untuk mengembangkan dan
memberikan pendidikan bagi perempuan karena mereka
7. Purborini Tegal, 1917 - mampu mendukung perjuangan bangsa.
Kesadaran nasionalis yang digagas oleh
8. Aisyiyah Yogyakarta, 1917 Organisasi organisasi-organisasi nasionalis mulai berkembang
Muhamamadiyah
dikalangan perempuan. Dengan bantuan dari organisasi
9. Pikat Manado, 1917 - Budi Utomo melahirkan organisasi perempuan pertama
(Percintaan Ibu di Indonesia yaitu Poetri Mardika. Tujuannya agar
Kepada Anak perempuan mempunyai sikap yang tegas dan tidak
Temurunnya)
malu-malu.27 Organisasi yang ada tidak lepas dari
10. Sarikat Siti Garut, 1918 Bagian Sarekat Islam tujuan perjuangan pergerakan bangsa Indonesia pada
Fatimah masa itu yaitu memperjuangankan nasionalis,
emansipasi dan kemerdekaan dari bangsa kolonial.
11. Wanito Susilo Pemalang, 1918 - Dampak dari pemikiran pendidikan mulai
nampak pada periode selanjutnya. Pergerakan oleh
12. Wanito Rukun Malang, 1919 -
Santoso kaum perempuan terasa sangat penting dimana
perempuan juga memiliki peran penting dalam
13. Budi Wanito Solo, 1919 - perjuangan merebut kemerdekaan dan perbaikan status
perempuan selama periode 1928-1965.28
14. Putri Budi Sejati Surabaya, 1919 - Menjelang tahun 1928, menjadi masa bagi
perekembangan organisasi perempuan Indonesia.
15. Wanito Mulo Yogyakarta, 1920 -
Terjadi perubahan yang sangat pesat, jumlah dari
16. Wanodya Yogyakarta, 1920 Bagian Sarekat Islam organisasi perempuanpun semakin bertambah. Gerak
Utomo perjuangan mereka juga berbeda. Dimana ada sebagian
kecil yang mulai menunjukan perhatiannya pada dunia
17. Wanito Utomo Yogyakarta, 1921 - politik. Perempuanpun sudah mulai lebih tegas, berani,
18. Wanita Katholik Yogyakarta, 1921 -
dan terbuka.
Periode antara tahun 1928-1942, menjadi periode
19. Wanita Taman -, 1922 - munculnya semangat persatuan nasional, dengan
Siswa adanya ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928
yang menyatakan janji satu tanah air, satu bangsa, dan
20. Sarikat Putri Yogyakarta, 1925 Bagian Sarekat Islam
satu bahasa persatuan. Dari situ antara golongan laki-
Islam
laki dan perempuan menyebarkan semangat persatuan
21. Putri Indonesia -, 1927 - untuk mewujudkan Indonesia yang merdeka. Mulai
tumbuh kesadaran akan pentingnya peranan perempuan
Tabel: Organisasi Perintis Pergerakan Wanita Indonesia26 dalam mewujudkan Negara yang merdeka. Oleh kaum
nasionalis muncul kesadaran bahwa perempuan

28
26 KOWANI. op. cit.,Hal: 16-17 Kristi Poerwandari, Rahayau Surtiati. 2000. Perempuan
27
Umi Sumbulah. 2008. Spektrum Gender, Kilasan Inklusi Indonesia dalam Masyarakat yang Tengah Berubah. Jakarta: Program
Gender di Perguruan Tinggi. Malang: UIN Malang Press, Hal: 5 Studi Kajian Wanita, Pascasarjana Universitas Indonesia, Hal: 82

1491
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 1, Maret 2017

memiliki potensi yang besar untuk mencapai tujuan perempuan juga memiliki haknya untuk mengembangkan
nasional. semua kapasitas dalam dirinya tersebut seperti apa yang
Setelah berlangsungnya Kongres Pemuda didapat kaum laki-laki.
Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928, oleh beberapa Munculnya golongan yang peduli akan nasib kaum
perkumpulan organisasi pergerakan perempuan perempuan yang kurang beruntung atas nasib yang dialami
Indonesia, selanjutnya menyelenggarakan Kongres akibat pola budaya patriaki, menjadi awal kebangkitan kaum
Perempuan Indonesia pertamanya juga di Yogyakarta perempuan. Melalui mendia pers, golongan yang berasal
pada tanggal 22 Desember 1928. dari kaum elit berpendidikan menuangkan aspirasi dan
Kongres Perempuan Indonesia pada waktu itu pemikiran-pemikiran mereka mengenai pentingnya
tidak menjalankan politik aktif layaknya partai, namun pendidikan bagi kaum perempuan. Mereka berusaha untuk
lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang senantiasa merubah opini yang mengatakan bahwa setinggi apapun
sejalan dengan pergerakan kabangsaan Indonesia. tingkat pendidikan perempuan akhirnya mereka akan
Terbentuknya Kongres Perempuan Indonesia pertama bekerja di dapur, menjadi perempuan yang wajib
menjadi suatu awal perkembangan baru pergerakan berpendidikan tinggi untuk ikut serta membangun bangsa.
perempuan Indonesia. Pergerakan kaum perempuan Dengan banyaknya pemikiran mengenai pentingnya
pada masa itu didasarkan atas dasar kebangsaan dan pendidikan bagi kaum perempuan, diharapkan dapat
turut serta menjadi bagian dari pergerakan nasional membuka pikiran masyarakat umum bahwa pendidikan
bangsa Indonesia. bukanlah suatu hal yang harus ditakutkan bahwa nantinya
Kesatuan pergerakan peremuan pada masa itu akan merubah kaum perempuan pribumi Jawa menjadi kaum
dapat dilihat sebagai semangat feministis kaum yang lupa akan jatidirinya. Pendidikan yang digagas dalam
perempuan. Namun feministis kaum perempuan pers adalah pendidikan yang dapat membangun kemampuan
Indonesia pada masa itu bukannya feministis dalam arti dan kecapakan kaum perempuan dalam mengerjakan
konfrotatif terhadap kaum laki-laki, melainkan untuk tugasnya sebagai seorang ibu bangsa, yang kelak dapat
mengadakan kerja sama dengan kaum laki-laki, karena mendidik generasi selanjutnya dan menjadikan perempuan
dibutuhkan kerja sama dan persatuan untuk melawan memiliki pandangan maju, sehingga dapat turut serta
kaum penjajah. Perjuangan perempuan pada masa itu membantu kaum laki-laki untuk memajukan dan
mengusahakan bersama-sama dengan kaum laki-laki mensejahterakan bangsanya. Khususnya pada masa itu
menuju cita-cita kemerdekaan dan kedua yaitu untuk untuk turut serta mewujudkan kemerdekaan dari penjajahan.
meningkatkan keududukan perempuan dalam bidang Dalam artikel-artikel yang dituliskan oleh penulis
pendidikan dan sosial.29 nampak adanya pemikiran-pemikiran mengenai feminisme.
Dari kalimat yang digunakan dengan menunjukkan
Kesimpulan kepeduliannya terhadap kaum perempuan, mulai muncul
Pemikiran mengenai pendidikan bagi kaum suatu indikasi bahwa para pemikir pada masa itu sudah
perempuan sebelum tahun 1908 sudah mulai dimunculkan mulai mengenal pandangan feminisme. Kemajuan zaman
oleh Raden Ajeng Kartini, sebagai sosok pahlawan bagi kau menjadikan banyak ilmu pengetahuan yang didapatkan pada
perempuan. Melalui tulisannya dalam surat-suratnya yang masa itu, melalui buku maupun surat kabar dari Eropa
dikirimkan kepada sahabat-sahabat penanya ia menuangkan mereka dapat mengetaahui mengenai perkembangan
ungkapan hatinya mengenai pentingnya pengajaran atau pemikiran disana, sehingga mereka selanjutnya melakukan
pendidikan bagi kaum perempuan Jawa. adopsi terhadap pemikiran tersebut dan menuangkannya
Perempuan Jawa yang pada masa itu ditempatkan dalam tulisan mereka. Banyaknya kalimat-kalimat yang
pada posisi yang kurang beruntung menjadikan mereka tidak menunjukkan indikator adanya pemikiran feminis menjadi
dapat berkembang dikarenakan dominasi kaum laki-laki suatu fakta bahwa pada masa itu sudah muncul pemikiran
dalam budaya patriaki. Atas dasar perbedaan biologis antara modern oleh bangsa kita. Dorongan-dorongan untuk
kaum perempuan dan laki-laki, menyebabkan terjadinya memperjuangkan nasib kaum perempuan melalui
ketimpangan gender. Adat istiadat yang ada menjadikan pendidikan menjadi salah satu indikator yang kuat
ruang gerak kaum perempuan terbatas sehingga menjadikan membuktikan adanya pemikiran feminis liberal dari para
mereka sulit untuk mendapatkan hak-haknya dalam penulis pada masa tersebut.
kehidupan bermasyarakat.
Memasuki abad ke-20 menjadi awal mula kemajuan Kontribusi Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan
kaum perempuan. Terjadinya perubahan jaman Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang perlu
menghendaki adanya perubahan dalam tatanan kehidupan diajukan adalah untuk merubah anggapan bahwa antara
masyarakat dari kehidupan tradisional menuju kehidupan kaum laki-laki dan kaum perempuan sebagai mahkluk yang
yang lebih modern. Atas dasar kodrat manusia sebagai berbeda sehingga terdapat pembatasan akan hak-hak kaum
mahkluk yang bermoral, berakal, berpikir dan terus bernalar, perempuan dan menghindari terjadinya ketimpangan gender

29
KOWANI. op. cit.,Hal: 29

1492
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 1, Maret 2017

yang disebabkan adanya pola seksis dalam suatu budaya. penelitian ini sesuai dengan batasan waktu dalam K.D diatas.
Antara laki-laki dan perempuan seharusnya bekerja sama Dalam penelitian ini juga terdapat informasi-informasi yang
secara beriringan untuk saling memajukan dan mewujudkan berkaitan dengan kehiduapan sosial dan budaya yang
suatu kemajuan dalam kehidupan ini. Oleh karena itu wajib berkembang pada masa tersebut, sehingga penelitian ini
sekali untuk semuanya dalam memperhatikan kesejahteraan relevan dengan materi yang ingin disampaikan. Dari hasil
serta menghormati kaum perempuan dan tidak membeda- penelitian ini dapat membantu mengembangkan cara
bedakannya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat berpikir peserta didik, dimana dalam melakukan analisis
kepentingan umum. mereka dapat menggunakan pendekatan-pendekatan sosial
Satu hal lagi yang menjadi perhatian oleh penulis, lainnya, seperti dalam penelitian ini yang menggunkan
meskipun perempuan sudah mendapatkan kebebasannya pendekatan feminis. Kemudian diharapkan pola pikir belajar
untuk memperoleh hak-hak yang sama dengan kaum laki- mereka dapat lebih berkembang, dan kemudian mereka
laki, dalam hal ini pendidikan, tetap saja mereka tidak dapat melakukan analisis dampak peristiwa sejarah dengan
seharusnya meninggalkan tugas utama sebagai seorang ibu kehidupan masa kini.
yang berkewajiban untuk mengasuh dan membimbing anak- Hasil dari penelitian ini juga dapat membantu
anaknya sebagai generasi penerus bangsa. mengembangkan pengetahuan dari peserta didik mengenai
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi kemajuan dari kaum perempuan pribumi Bangsa Indonesia,
penelitian sejarah pers perempuan dan juga sejarah khususnya dalam hal untuk mendapatkan hak memperoleh
pergerakan kaum perempuan. Kajian ini juga dapat dijadikan pendidikan. Peserta didik diajak untuk memaknai peristiwa
rujukan bagi penelitian selanjutnya yang menyoroti dimasa lalu, bahwa dijaman yang belum mengalami
mengenai perempuan pada era 1900-an. Selain itu dalam kemajuan seperti pada masa sekarang, kaum perempuan
dunia pendidikan, penelitian ini juga bermanfaat sebagai bangsanya sudah memiliki pemikiran yang maju untuk
bahan dalam proses pembelajaran khususnya dalam memajukan kaum dan bangsanya, dari situ diharapkan dapat
pelajaran sejarah. Penelitian ini dapat berfungsi sebagai memunculkan rasa bangga terhadap bangsanya, dan
bahan untuk menanamkan kesadaran untuk semua peserta menguatkan rasa nasionalis. Peserta didik juga diajak untuk
didik seluruh jenjang pendidikan akan pentingnya berempati pada kondisi kaum perempuan berkaitan dengan
pendidikan bagi suatu bangsa, berdasarkan fakta yang ada isu-isu mengenai penindasan terhadap kaum perempuan
dalam hasil penelitian ini bisa menjadi suatu motivasi awal yang masih terjadi sampai pada saat ini, sehingga mereka
dalam kegiatan pembelajaran untuk memunculkan semangat dapat lebih menghargai kaum perempuan dan turut
belajar peserta didik. mesejahteraan dan mengangkat derajat kaum perempuan
Dalam pembelajaran sejarah penelitian ini dapat seperti apa yang sudah digagas pada masa jauh sebelum
digunakan sebagai bahan pembelajaran, khususnya untuk Negara ini merdeka. Munculnya fakta bahwa pendidikan
siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah bagi perempuan pada jaman dahulu merupakan hal yang
pada KD 3.4 Menganalisis persamaan dan perbedaan sangat penting untuk diperjuangan, diharapkan dapat
pendekatan dan strategi pergerakan nasional di Indonesia menjadi motivasi peserta didik untuk semangat dan tekun
pada masa awal kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda dan dalam memperoleh pendidikan dan pengajaran.
sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan dan
KD 3.6 Menganalisis dampak politik, budaya, sosial-
ekonomi dan pendidikan pada masa penjajahan Barat dalam
kehidupan bangsa Indonesia masa kini. DAFTAR PUSTAKA
Aplikasi hasil penelitian dalam KD 3.4, yaitu
menjadikan penelitian ini sebagai sumber dan media A. Surat Kabar
pembelajaran berkaitan dengan strategi pergerakan nasional.
Peserta didik diajak untuk menganalisis berbagai macam Djawi Hisworo (Surakarta, 04 September 1907)
strategi yag digunakan dalam pergerakan nasional. Selama Isteri Soesila (20 Agustus 1925)
ini peserta didik hanya mengetahui bahwa strategi yang Poetri Hindia (Bogor, Maret 1911)
digunakan dalam upaya memujudkan kemerdekaan yaitu Wanito Sworo (Pacitan, Tahun 1913-1914)
melalui peperangan dan diplomasi, padahal media pers juga
memiliki peranan penting dalam upaya untuk melancarkan B. Buku
pergerakan nasional. Dengan ditunjukannya hasil penelitian
ini kepada para peserta didik, diharapkan dapat mendambah Anne M Clifford. 2002. Memperkenalkan Teologi Feminis.
wawasan mengenai strategi-strategi pergerakan nasional Cetakan Ke-1. Maumere: Ledalero.
yang terjadi di Indonesia khususnya pada masa awal
kebangkitan nasional dan Sumpah Pemuda. Abdurahman, Dudung 2007. Metode Penelitian Sejarah.
Selanjutnya pada K.D 3, penelitian ini diaplikasikan Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
sebagai materi belajar para peserta didik. Oleh penulis hal Eriyanto. 2001. Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks
tersebut dirasa sesuai dikarenakan batasan waktu dalam Media. Yogyakarta:

1493
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 1, Maret 2017

LKIS.
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai
Pustaka.
Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Kongres Wanita Indonesia. 1978. Sejarah Setengah Abad
Pergerakan Wanita Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Muslikhati, Siti. 2004. Feminisme dan Pemberdayaan
Perempuan Dalam Timbangan Islam. Jakarta:
Gema Insani.
Poerwandari, Kristi, Rahayu Surtiati. 2000. Perempuan
Indonesia Dalam Masyarakat yang Tengah
Berubah. Jakarta: Program Studi Kajian Wanita,
Pascasarjana Universitas Indonesia.
Poesponegoro, Marwati Djoened. 1993. Sejarah Nasional
Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka.
Sri, Margana, M.Nursam (edt). 2010. Kota-Kota di Jawa:
Identitas, Gaya Hidup dan Permasalahan Sosial.
Jakarta: Ombak.
Sri, Suhandjati, Ridin Sofwan. 2001. Perempuan dan
Seksualitas Dalam Tradisi Jawa. Jakarta: Gama
Media.
Sumbulah, Umi. 2008. Spektrum Gender, Kilasan Inklusi
Gender di Perguruan Tinggi. Malang: UIN-Malang
Press.
Tim Peneliti Sejarah Pers di Indonesia. 2002. Beberapa Segi
Perkembangan Sejarah Pers di Indonesia. Jakarta:
Kompas.
Taufik. 1997. Sejarah dan Perkembangan Pers di Indonesia.
Jakarta: PT. Triyinco
Trinity Press.

Van, Niel. 1958. Munculnya Elit Modern Indonesia. Jakarta:


Pustakan Jaya.

C. Jurnal
Lembaran Sejarah, Hayu Adi Darmarastri, “Keberadaan
Nyai di Batavia 1870
1928”, Sejarah, Vol. 4 No. 2, 2002. Hal 15.
Analisis Sejarah, Dr. Wannofri Samry, M.Hum, “Suara
Perempuan Sumatra: Pers Perempuan di Sumtra
Utara Pada Zaman Kolonial 1919-1942” Volume
4, No. 2, 2014” Laboratorium Sejarah, Universitas
Andalas

1494

Anda mungkin juga menyukai