Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PEMIKIRAN RADEN AJENG KARTINI

Disusun oleh:

Nama :Ike Rahmadinha HR

NIM :202151016

Mata Kuliah :Teori Sosial

Kelas :4B

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIk

UNIVERSITAS KALTARA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah dengan berjudul “PEMIKIRAN RA.KARTINI “ dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas semester 4 dari Bapak Jimmy
Nasroen pada bidang studi TEORI SOSIAL. Selain itu, penyusunan makalah ini
bertujuan menambah wawasan kepada pembaca sejarah pemikiran RA.Kartini.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Jimmy Nasroen selaku
dosen mata kuliah Teori Sosial. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan
terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.

Tanjung Selor, Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Makalah.............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3

A. Profil R.A.Kartini............................................................................................3
B. Mengapa RA.Kartini berpengaruh terhadap kaum Wanita.............................4
C. Pemikiran Kartini yang menjadikannya sebagai pahlawan nasional..............4

BAB III PENUTUP...................................................................................................6

Kesimpulan.....................................................................................................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika berbicara mengenai kaum perempuan memang sangat menarik
dan tidak ada habisnya, karena kaum perempuan mungkin tidak bisa
menduduki posisi sebagai “high profile”, tetapi terkait dengan segala isu yang
menyangkut perempuan seperti kedudukan, peranan, dan kesetaraannya
dengan laki-laki masih menjadi isu yang sangat kontroversial. Sebelum
perkembangan abad ke-20 kaum perempuan tidak bisa atau tidak boleh
disejajarkan dengan kaum laki-laki dalam hal apapun, khususnya dalam hal
pendidikan. Perempuan tidak diperbolehkan untuk memperoleh hak
pendidikan dan melakukan interaksi social.
Dengan melihat isu atau permasalahan di atas, maka tergugahlah hati
beberapa tokoh perempuan salah satunya adalah Raden Ajeng Kartini untuk
mengubah pola pikir masyarakat tentang perempuan, dan mengubah
kedudukannya sejajar dengan laki-laki, terlebih dalam hal perjuangan dan
pemikiran R.A. Kartini tentang pendidikan perempuan di Indonesia.
Kemudian persamaan derajat yang digagas oleh R.A. Kartini adalah sebuah
bentuk emansipasi wanita. Salah satunya bidang pendidikan, dimana
perempuan juga seharusnya mendapatkan haknya untuk memperoleh
pendidikan, hak dalam menuangkan pemikirannya, dan haknya dalam
berinteraksi atau bersosialisasi dengan masyarakat, karena sejatinya manusia
adalah makhluk social yang harus saling berinteraksi kepada sesame
masyarakat. Cita-cita yang diinginkan R.A. Kartini adalah membangun
Sekolah wanita agar wanita mendapatkan pendidikan dengan baik dan layak.

1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan secara singkat biografi RA.Kartini?
2. Mengapa RA.Kartini berpengangruh?
3. Mengapa bagi kartini Pendidikan sangat penting?
C. Tujuan Penlisan Makalah
1. Dapat mengetahui biografi RA.Kartini.
2. Dapat mengetahui mengapa RA. Kratini sangat berpengaruh bagi Wanita
3. Dapat mengetahui arti Pendidikan dari RA.Kartini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi R.A.Kartini
Raden Ajeng Kartini atau R.A Kartini, adalah seorang perempuan asal
Jepara yang lahir pada 21 April 1879. Kartini merupakan keturunan
bangsawan, oleh karena itu gelar Raden Adjeng disematkan kepadanya.
Kartini merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosoningrat dan M.A
Ngasirah. Ayah Kartini adalah bupati Jepara saat itu.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara. Berbeda dengan
kebanyakan anak pribumi saat itu, Kartini berkesempatan untuk sekolah di
Europeesche Lagere School (ELS). Ini merupakan sekolah yang
diperuntukkan bagi orang Belanda dan orang Jawa yang kaya. Di ELS, Kartini
belajar bahasa Belanda. Sayangnya, Kartini hanya bersekolah sampai usia 12
tahun, karena sudah memasuki masa pingitan. Dulu ada tradisi wanita Jawa
harus dipingit dan tinggal di rumah.Karena belajar bahasa Belanda di ESL,
R.A Kartini bisa membaca dan menulis bahasa Belanda. Selama dipingit, ia
belajar sendiri membuat dan berkirim surat dengan teman-temannya dari
Belanda, salah satunya adalah Rosa Abendanon.
Kartini juga membaca banyak buku, surat kabar, dan majalah Eropa.
Seperti istilah buku adalah jendela dunia, Kartini jadi tahu cara berpikir
perempuan Eropa yang lebih maju dan bebas dibandingkan perempuan
pribumi kala itu. Dari banyaknya buku, surat kabar, dan majalah yang ia baca,
membuatnya berpikir untuk memajukan perempuan pribumi. Karena di masa
itu, perempuan pribumi tertinggal jauh dan memiliki status atau stratifikasi
sosial yang rendah. Menurutnya, perempuan pribumi harus mendapatkan
kesetaraan, persamaan, dan kebebasan.

3
Karena sedang dipingit, tidak banyak yang bisa dilakukan Kartini.
Tapi, surat-surat yang ditulisnya menjadi salah satu bentuk perjuangan. Ia
menuliskan terkait gagasan-gagasannya baru mengenai emansipasi
perempuan. Kartini menuliskan penderitaan perempuan Jawa seperti harus
dipingit, tidak bebas dalam menuntut ilmu, dan adanya adat yang mengekang
kebebasan perempuan.
B. Mengapa RA.Kartini berpengaruh terhadap kaum Wanita
Masyarakat Indonesia, setiap tahun pada tanggal 21 April,
memperingati Hari Kartini . Berkat Kartini, perempuan bukan lagi sosok yang
hanya berdiam di rumah, mengurus suami dan anak. Perempuan Indonesia
bisa menjadi apa pun dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Kartini adalah
pejuang emansipasi kaum perempuan. Jasanya membuat para perempuan
Indonesia kini bisa mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, berpartisipasi
dalam kursi pemerintahan, atau bekerja dengan profesi tinggi dan
kedudukannya setara dengan laki-laki. Untuk menghormati dan mengingat
perjuangan serta jasa Kartini, pemerintah kemudian menetapkan Hari Kartini
setiap 21 April. Hari Kartini mulai diselenggarakan sejak ditetapkan pada
masa pemerintahan Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno lewat Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964.
Keputusan tersebut bersamaan dengan ditetapkannya Kartini sebagai
Pahlawan Kemerdekaan Indonesia. Selain itu, pemilihan 21 April sebagai
Hari Kartini juga karena tanggal tersebut adalah hari kelahiran Kartini, yang
jatuh pada 21 April 1879.
C. Pemikiran Kartini yang menjadikannya sebagai pahlawan nasional
Pada hakikatnya pendidikan adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk
membangun peradaban bangsa melalui membangun manusia. Pendidikan
adalah hak setiap manusia yang berfungsi untuk meningkatkan harkat dan
martabat. Seiring perkembangan zaman, pendidikan berkembang secara

4
dinamis. Aspek pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dari kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Keinginan Kartini agar perempuan tidak selamanya dicap hanya akan
berakhir di dapur dan mengurus rumah, membuka ruang penyetaraan bagi
wanita modern bisa berkarya seperti para pria. Perempuan bebas berekspresi,
mengutarakan mimpinya, mewujudkan ide-ide kreatifnya, menyalurkan bakat,
membuat gerakan, menyuarakan hasil pemikirannya yang bermanfaat bagi
sekitarnya.
Perjuangan Kartini melawan diskriminasi mendorong perempuan
modern saat ini untuk berani melawan stereotip perempuan ujungnya jadi ibu
rumah tangga saja. Semua perempuan tidak perlu ragu, karena sejatinya
memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam mengejar mimpi dan cita-
citanya mengenyam pendidikan tinggi.
Di era digital sekarang ini, perempuan bisa bekerja dengan berbagai
bentuk dan cara yang beragam. Perempuan terdorong melawan stereotip
melalui prestasi perempuan dalam ranah profesional kerja, mengembangkan
potensi dalam diri, berkarir bukan sekadar mencari uang dan perekonomian,
namun jadi teladan dan menjalankan hak asasi setiap orang. Perempuan
modern ialah perempuan yang memiliki semangat juang tinggi, kepercayaan
diri, yakin terhadap kemampuan yang dimiliknya, perempuan yang memiliki
keinginan untuk memerdekakan dirinya, dan memiliki prinsip hidup yang
kuat. Bagi para ibu yang bekerja, berapapun waktunya, jelas tetap jadi ibu
sepenuh waktu. Meski banyak tantangan, namun para ibu punya hak untuk
memilih keduanya, bekerja dan ibu rumah tangga.

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Awal perjuangan Kartini dimulai saat dia mendirikan sekolah khusus
putri di Jepara. Di sekolah tersebut, mereka diajarkan cara menjahit,
menyulam, dan memasak. Kartini juga kerap menuliskan surat untuk
temannya di Belanda bernama Rosa Abendanon, yang berisikan keinginannya
untuk menaikkan derajat wanita Indonesia. Kartini bahkan bercita-cita untuk
menjadi seorang guru, meski keinginan tersebut tak pernah terwujud karena
dia harus menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat, seorang Bupati
Rembang. Suami Kartini sangat mendukung cita-citanya. Kartini diizinkan
membangun sebuah sekolah khusus putri di Rembang (sekarang jadi Gedung
Pramuka). Sebelum Kartini sempat melihat buah dari perjuangannya, dia
mengembuskan napas terakhir setelah melahirkan putranya bernama Soesalit
Djojoadhiningrat pada 13 September 1904. Kartini meninggal empat hari
setelah melahirkan, tepatnya pada 17 September 1904. Jasad Kartini
dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. Untuk mengenang
sosoknya sebagai pahlawan emansipasi, didirikanlah Sekolah Kartini di
berbagai daerah, seperti di Semarang, Malang, Yogyakarta, Madiun, dan
Cirebon. Surat-surat yang Kartini kirimkan pada para sahabat penanya di
Belanda dikumpulkan dan dibuat menjadi buku berjudul Habis Gelap
Terbitlah Terang.

Anda mungkin juga menyukai