Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

NILAI PATRIOTISME DAN NILAI NASIONALISME

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Pendidikan Karakter.


Dosen Pengampu : Nur Rois, M.Pd.I

Oleh kelompok 13:


Kholidia Mutti ‘ah (22106011040)
Dwi Afit Setiawan (22106011002)
Musalamah (23106012129)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadhirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Karakter.Makalah ini merupakan laporan yang dibuat
sebagai bagian dalam memenuhi kriteria mata kuliah.
Salam dan salawat kami kirimkan kepada junjungan kita tercinta Rasulullah
Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta seluruh kaum muslimin yang tetap teguh
dalam ajaran beliau.
Penulis mengharapkan semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca,
baik dikalangan mahasiswa maupun dikalangan masyarakat nantinya yang diajukan sebagai
bahan diskusi pada perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan Makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak khususnya
kepada Dosen pembimbing guna untuk menyempurnakan makalah ini dan pada akhirnya bisa
bermanfaat bagi semua pembaca.

Semarang, 7 November 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 1

A. Latar belakang ........................................................................................................... 1


B. Rumusan masalah ...................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................. 3

A. Makna nilai patriotism ............................................................................................... 3


B. Makna nilai nasionalisme .......................................................................................... 4
C. Penanaman Nilai Nasionalisme dan Nilai Patriotisme pada siswa .............................. 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 9
Kesimpulan ............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Sehubungan dengan globalisasi dan berkembangnya teknologi informasi telah
mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara (baik secara politik, ekonomi, maupun
sosial), masalah nasionalisme dan patriotisme tidak lagi dapat dilihat sebagai masalah
sederhana yang dapat dilihat dari satu perspektif saja. Dalam dunia yang oleh sebagian orang
disifatkan sebagai dunia yang semakin borderless, banyak pengamat yang mulai
mempertanyakan kembali pengertian negara beserta aspek-aspeknya.
Masalah pembangunan nasionalisme dan patriotisme di Indonesia saat ini tengah
menghadapi tantangan yang berat, maka perlu dimulai upaya-upaya untuk kembali
mengangkat tema tentang pembangunan nasionalisme dan patriotisme. Apalagi di sisi lain,
pembahasan atau diskusi tentang nasionalisme dan patriotisme di Indonesia justru kurang
berkembang (atau mungkin memang kurang dikembangkan). Disamping itu, saat ini negara
Indonesia juga memiliki berbagai tantangan yaitu menurunnya moralitas masyarakat,
memudarnya nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme, identitas nasional yang mulai terabaikan,
serta semakin menguatnya isu disintegrasi bangsa. Dengan adanya tantangan tersebut, maka
sudah seharusnya semangat patriotisme terus dijaga agar kemerdekaan dan kelangsungan hidup
negara ini tetap terjaga.
Terdapat pula kasus lain terkait menurunnya semangat patriotisme yang ditunjukkan
oleh para elit bangsa. Salah satu kasus yang dilakukan oleh para elit bangsa yang tentunya
menjadi hal yang tidak patut dicontoh oleh generasi muda saat ini ialah kasus korupsi. Hal ini
terbukti berdasarkan data dari Indonesian Corruption Watch (ICW) yang menyatakan bahwa
terdapat 169 kasus korupsi selama periode semester satu tahun 2020 sesuai pengamatan yang
dilakukan sejak 1 Januari hingga 30 Juni 2020. Adapun tersangka yang ditetapkan ada 372
orang dengan nilai kerugian negara sebesar Rp18,1 triliun.
Melihat fakta yang terjadi tersebut, maka perjuangan dari para pejuang untuk mencapai
kemerdekaan seolah menjadi sia-sia begitu saja. Generasi muda masa kini yang pada
kenyataannya merupakan agent of change seharusnya mampu mengisi kemerdekaan dan
membangun bangsa dengan melakukan hal-hal yang positif seperti meraih prestasi, bukan
dengan melakukan hal-hal yang negatif. Dengan adanya permasalahan yang terjadi terkait
memudarnya nilai-nilai patriotisme yang terdapat dalam diri generasi muda masa kini, maka
diperlukan penanaman nilai-nilai patriotisme sebagai upaya pembinaan pemahaman mengenai
semangat patriotisme terhadap generasi muda masa kini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Makna Nilai Patriotisme?
2. Bagaimana Makna Nilai Nasionalisme?
3. Bagaimana cara penanaman Nilai Nasionalisme dan Nilai Patriotisme pada siswa?

C. Tujuan
1. Mengetahui Makna Nilai Patriotisme.
2. Mengetahui Makna Nasionalisme.
3.Mengetahui penanaman Nilai Nasionalisme dan Nilai Patriotisme pada siswa

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Makna Nilai Patriotisme.


1. Pengertian Nilai.
Pengertian nilai (value), menurut Kosasih Djahiri adalah “sesuatu (belief) yang
bersumber pada sistem nilai seseorang, mengenai apa yang patut atau tidak patut silakukan
seseorang mengenai apa yang berharga dan apa yang tidak berharga”. Sedangkan menurut
Endang Sumantri “nilai-nilai berakar pada bentuk kehidupan tradisional dan keyakinan agama,
bentuk-bentuk kehidupan konteporer dan keyakinan agama-agama yang datang dna
berkembang serta aspek politik yang berpengaruh dalam perubahan sikap penduduk,
banyaknya kegelisahan, gejolak terhadap nilai dalam realita pendidikan pada umumnya.” Jadi
dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai adalah sesuatu yang berguna
bagi manusia yang dan dapat mempengaruhi manusia dalam menentukan yang pilihan.
2. Pengertian Patriotisme .
Patriotisme berasal dari kata Patriot, yang artinya pencintaan dan pembela tanah air.
Patriotisme adalah semangat cinta tanah air. Pengertian Patriotisme adalah sikap untuk selalu
mencintai atau membela tanah air, seorang pejuang sejati, pejuang bangsa yang mempunyai
semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air, dimana ia rela mengorbankan segala-galanya
termasuk jiwanya demi kemajuan, kejayaan, dan kemakmuran tanah air.
Menurut Suprapto dkk.menyatakan bahwa patriotisme adalah “semangat cinta tanah air
atau sikap seseorang yang rela mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran
tanah airnya.1” Sedangkan menurut Bakry patriotisme adalah “sekelompok manusia yang
menghuni bumi Indonesia wajib bersatu, mencintai sungguh-sungguh, rela berkorban membela
tanah air Indonesia sebagai bangsa yang merdeka.” Jadi patriotisme adalah sekelompok
manusia yang berada di negara indonesia yang wajib bersatu, mencintai sungguh-sungguh
negara indonesia, sikap yang bersumber dari perasaan cinta pada tanah air sehingga
menimbulkan rela berkorban membela tanah air untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya.
Mengajarkan patriotisme merupakan sebuah tuntutan karena tujuan utamanya supaya
warga negara merasa memiliki identitas dan mencintai negara mereka adalah sesuatu alasan
yang dapat dipertahankan secara kritis.
3. Ciri Patriotisme.
Menurut Mangunhardjana menyebutkan beberapa ciri patriotisme yang sejati, yaitu:
a). Membuat kita mampu mencintai bangsa dan negara sendiri, tanpa menjadikannya
sebagai tujuan untuk dirinya sendiri melainkan menciptakannya menjadi suatu bentuk
solidaritas untuk mencapai kesejahteraan masing-masing dan bersama seluruh warga

1
Suprapto, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara hal 38

3
bangsa dan negara. Patriotisme sejati adalah solider secara bertanggung jawab atas
seluruh bangsa.
b). Berani melihat diri sendiri seperti apa adanya dengan segala plusminusnya, unsur
positif negatifnya, dan menerimanya dengan lapang hati.
C). Memandang bangsa dalam perspektif historis, masa lampau masa kini, dan masa
depan. Patriotisme sejati adalah bermodalkan nilai-nilai dan budaya rohani bangsa,
berjuang dulu masa kini, menuju cita-cita yang ditetapkan.
D). Melihat, menerima, dan mengembangkan watak kepribadian bangsa sendiri.
Patriotisme sejati adalah rasa memiliki identitas diri.
e). Melihat bangsanya dalam konteks hidup dunia, mau terlibat didalamnya dan
bersedia belajar dari bangsa-bangsa lain. Patriotisme bersifat terbuka.
4. Ciri-ciri seseorang yang memiliki sikap dan perilaku patriotik
Seseorang yang memiliki sikap dan perilaku patriotik ditandai oleh adanya hal-hal
sebagai berikut:
a) Rasa cinta pada tanah air
b) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
c) Menempatkan persatuan, kesatuan, serta keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan
d) Berjiwa pembaharu
e) Tidak mudah menyerah

B.Makna Nilai Nasionalisme.


Nasionalisme adalah ajaran atau paham untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
Nasionalisme dapat juga diartikan sebagi kesadaran disuatu bangsa yang secara potensial atau
aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan dan mengabadikan identitas, integritas,
kemakmuran dan kekuatan bangsa itu, semangat kebangsaan.
Sedangkan nasionalis adalah orang yang mencintai bangsa dan tanah airnya atau
mereka yang memperjuangkan kepentingan bangsanya (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
III Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka) Jadi dapat dikatakan para pejuang
kemerdekaan juga para pejuang sebelum abad ke 20 disebut sebagai seorang Nasionalis sejati,
karena mereka berjuang untuk untuk mengusir penjajah dari bumi Nusantara agar bangsa dan
tanah airnya merdeka sehingga menjadi negara yang adil makmur dan sejahtera.
Inilah tolak ukur seseorang untuk dapat disebut sebagai Nasionalis sejati. Berdasarkan
sejarah singkat diatas seseorang dapat dikatakan mempunyai jiwa nasionalis jika pada dirinya
terdapat nilai-nilai sebagai berikut:
a). Mencintai bangsanya

4
b). Mencintai negaranya
c).Tidak berbuat hal-hal yang dapat merugikan bangsa dan negaranya
d). Selalu berbuat baik untuk kepentingan bangsa dan negaranya 22
e). Untuk dapat disebut sebagai pahlawan atau patriot harus rela berjuang rela menderita
untuk kepentingan bangsa dan nengaranya

Pengertian nasionalisme menurut Prof. Drs. C.S.T Kansil, S.H dalam bukunya yang
berjudul Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara mengungkapkan bahwa : “kita mencintai
bangsa kita, yaitu bangsa indonesia. Itu tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul dari
bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain sebab pandangan
semacam ini akan mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu juga bertentangan
dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.” Jadi
nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah
negara, dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang
mempunyai tujuan atau citacita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan oleh
sebab itu, dari sila pertama dan kedua Pancasila kita mengakui bahwa sama-sama makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Kita mengakui bahwa bangsa indonesia merupakan bagian dari
umat manusia. 2
2. Bentuk Nasionalisme
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan
(bukan Negara) yang populer berdasarkan pendapat warga negara, etnis, budaya, keagamaan
dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme
mencampuradukkan sebahagian atau semua elemen tersebut.
Nasionalisme memiliki beberapa bentuk menurut Retno Listyarti antara lain:
a). Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis
nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan
(partisipasi) aktif rakyatnya, keanggotaan suatu bangsa bersifat sukarela. Teori ini
mula-mula dibangun oleh Jean-jacques rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan.
Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contact Sociale (atau dalam
Bahasa Indonesia “mengenai kontrak sosial”).
b). Nasionalisme Etnis atau etnonasionalisme adalah sejenis nasionalisme dimana
negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.
Keanggotaan suatu bangsa bersifat turun-temurun. Dibangun oleh Johan Gottfried von
Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk “rakyat”). Kepada
perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik kisah tradisi yang telah
direka untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya “Grimm Bersaudara” yang
dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan etnis
Jerman.

2
Kansil,2011 Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Rineka cipta hal 208

5
c). Nasionalisme Romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas)
adalah nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik sebagai suatu yang
alamiah yang merupakan ekspresi dari sebuah bangsa atau ras.
d). Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya bersama dan tidak bersifat turun-temurun seperti warna
kulit, ras, dan sebagainya.
e). Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu
digabungkan dengan nasionalisme etnis. Dalam nasionalisme kenegaraan bangsa
adalah suatu komonitas yang memberikan konstribusi terhadap pemeliharaan dan
kekuatan negara.
f). Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
legitimasi politik dari persamaan agama.

3. Prinsip-prinsip Yang Terkandung dalam Nasionalisme


Nasionalisme dalam arti luas adalah paham kebangsaan yang meletakkan kesetian
kesetiaan tertinggi individu terhadap bangsa dan tanah airnya dengan memandang bangsanya
itu merupakan bagian dari bagian lain di dunia.
Nasionalisme dalam arti luas mengandung prinsip-prinsip yaitu kebersamaan,
persatuan dan kesatuan serta demokrasi/demokratis.
a). Prinsip kebersamaan Prinsip kebersamaan menuntut setiap warga negara untuk
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan,
b). Prinsip persatuan dan kesatuan Prinsip persatuan dan kesatuan menuntut setiap
warga negara harus mampu mengesampingkan pribadi atau golongan yang dapat
menimbulkan perpecahan dan anarkis (merusak), utnuk menegakkan prinsip persatuan
dan kesatuan setiap warga negara harus mampu mengedepankan sikap : kesetiakawan
sosial, perduli tehadap sesama, solidarias dan berkeadilan sosial.
c). Prinsip demokrasi Prinsip demokrasi memandang : bahwa setiap warga negara
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, karena hakikanya kebangsaan
adalah adanya tekad unuk hidup bersama mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara yang tumbuh dan berkembang dari bawah untuk bersedia hidup sebagai bangsa
yang bebas, merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
d). Makna Rasa Nasionalisme Terhadap Bangsa dan Negara Makna nasionalisme secara
politis merupakan kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong untuk
membangun diri, masyarakat, bangsa dan negaranya.
Oleh karena itu, nasionalisme tidak cukup diartikan secara sempit, hanya sebagai sikap
meninggikan bangsanya sendiri, dan tidak untuk bangsa lain, akan tetapi juga dalam arti luas,
yaitu memkanai nasionalisme sebagai rasa cinta terhadap bangsa dan negaranya sendiri, dan
sekaligus bersedia menghormati bangsa lain. Sesuai dengan pernyataan Ali bahwa manusia
tidak hanya membiarkan diri sendiri dalam kegiatan lama melainkan dituntut mencari jalan

6
baru dalam mencapai kehidupan yang lebih manusiawi. Rasa nasionalisme mampu
menonjolkan dirinya sebagai paham negara atau paham suatu gerakan yang sangat populer.
Kepopuleran rasa nasionalisme berdasarkan pendapat warga negara, etnis, budaya, keagamaan,
dan ideologis. Semua itu berhubungan dengan banyak pengertian nasionalisme.

C.Penanaman Nilai Nasionalisme dan Nilai Patriotisme pada siswa


Nilai Nasionalisme dan nilai patriotisme adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara
yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai
ideology negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman, baik dari luar
negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan 21 negara,
kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi nasional serta nilai- nilai
Pancasila dan UUD 45.
sebagai generasi muda Nasionalisme dan patriotisme hendaknya menjadi fondasi
perilaku dari seluruh komponen bangsa, sehingga dapat memunculkan perilaku yang terpuji
terhadap sesama warga masyarakat, bangsa dan negaranya. Dalam hal ini, pada kalangan
pelajar sikap nasionalisme tidak dapat dilepaskan dari tugas pokok mereka sebagai peserta
didik, sehingga untuk memotret sikap nasionalisme pada siswa pada hakekatnya adalah dengan
mengamati setiap aktivitas yang harus mereka lakukan demi bangsa dan negaranya. penanaman
nilai nasionalisme dan nilai patriotisme oleh guru pada siswa sebagai bentuk pembinaan
generasi muda sebagai pemegang estafet pembangunan di masa yang akan datang. Generasi
muda diberi amanat untuk mengemban tugas menjalankan dan memimpin bangsa Indonesia
kelak yang diharapkan tetap memiliki dan mengembangkan potensi dirinya sebagai generasi
yang mempunyai keinginan, cita-cita yang mengarah kemasa depan, dan sebagai generasi yang
dinamis, inovatif untuk kepentingan bangsa yang pada akhirnya akan menjadi seseorang yang
mempunyai jiwa dan semangat nasionalisme yang tinggi.
Peran semangat dan jiwa nasionalisme sangat penting artinya sebagaimana yang
dikemukakan oleh Ernes dan Iswara bahwa : “Nasionalisme merupakan rasa kesadaran yang
kuat yang berlandaskan atas kesadaran akan pengorbanan yang pernah di derita dalam sejarah
dan atas kemauan menderita halhal serupa itu di masa depan.” Namun demikian, Perlu
diketahui bahwa peran nasionalisme saat ini berbeda dengan nasionalisme pada masa
perjuangan kemerdekaan Indonesia dahulu. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Utomo
bahwa : “Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme integralistik dalam arti yang tidak
membeda-bedakan masyarakat atau warga negara atas dasar golongan atau lainya, melainkan
mengatasi segala keanekaragaman itu tetap diakui. Oleh karena itu, nasionalisme Indonesia
merupakan semangat yang dapat mempersatukan bangsa Indonesia dalam perbedaan dan
perbedaan dalam persatuan, sebagaiman dalam sesanti negara “Walaupun Berbeda-beda,
namun tetap Satu Jua (Bhinneka Tunggal Ika)."
Sedangkan Patriotisme menurut Bakry,adalah jiwa dan semangat cinta tanah air yang
melengkapi eksistensi nasionalisme. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kebanggaan
terhadap bangsa dan negara serta rasa cinta terhadap tanah air perlu dimiliki karena hal itu
merupakan sumber motivasi dan semangat yang dapat mendorong setiap warga negara siap
berjuang dan berkorban dalam menegakan kehidupan berbangsa dan bernegara di dalam segala

7
aspeknya. Sikap untuk berjuang dan berkorban demi menegakan kehidupan berbangsa dan
bernegara itu telah diperlihatkan oleh para pejuang bangsa Indonesia, baik dalam merebut
kemerdekaan dari tangan penjajah maupun mempertahankan kemerdekaan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh generasi muda sekarang untuk menanamkan
nilai patriotism dan nilai nasionalisme adalah:
1. Memanfatkan pendidikan dengan sebaik-baiknya, karena pendidikan merupakan salah
satu faktor penting dalam hal pembinaan sikap nasionalisme dan patriotisme.
2. Napak tilas Sejarah
3. Mengenal dan saling menghargai keragaman budaya.
4. Menggunakan produk Negeri
5. Saling membantu dalam kebaikan
6. Menerapkan nilai-nilai Pancasila
7. Menaati norma aturan yang berlaku

8
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Nilai Nasionalisme dan nilai patriotisme adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara
yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai
ideology negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman, baik dari luar
negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan 21 negara,
kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi nasional serta nilai- nilai
Pancasila dan UUD 45.
Nasionalisme Indonesia merupakan semangat yang dapat 36 mempersatukan bangsa
Indonesia dalam perbedaan dan perbedaan dalam persatuan, sebagaiman dalam sesanti negara
“Walaupun Berbeda-beda, namun tetap Satu Jua (Bhinneka Tunggal Ika)."Sedangkan
Patriotisme menurut Bakry, (2010 :144) adalah jiwa dan semangat cinta tanah air yang
melengkapi eksistensi nasionalisme. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kebanggaan
terhadap bangsa dan negara serta rasa cinta terhadap tanah air perlu dimiliki karena hal itu
merupakan sumber motivasi dan semangat yang dapat mendorong setiap warga negara siap
berjuang dan berkorban dalam menegakan kehidupan berbangsa dan bernegara di dalam segala
aspeknya.
Ciri-ciri seseorang yang memiliki sikap dan perilaku patriotik
a) Rasa cinta pada tanah air
b) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
c) Menempatkan persatuan, kesatuan, serta keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan
d) Berjiwa pembaharu
e) Tidak mudah menyerah
Seseorang dapat dikatakan mempunyai jiwa nasionalis jika pada dirinya terdapat nilai-
nilai sebagai berikut:
a). Mencintai bangsanya
b). Mencintai negaranya
c).Tidak berbuat hal-hal yang dapat merugikan bangsa dan negaranya
d). Selalu berbuat baik untuk kepentingan bangsa dan negaranya 22
e). Untuk dapat disebut sebagai pahlawan atau patriot harus rela berjuang rela menderita untuk
kepentingan bangsa dan nengaranya

9
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga.


Kahin, George Mc Turnan. 2013. Nasionalisme dan Revolusi Indonesia. Depok: Komunitas
Bambu
Kansil,2011 Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Rineka cipta
Kohn, Hans. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta: Erlangga
Syahrial Syarbaini. 2006. Membangun karakter dan Kepribadian Melalui pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta: Graha Ilmu.
Suprapto, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.
Tim Masmedia Buana pustaka. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA/MA Kelas X.
Surakarta: Masmedia Buana Pustaka.

10

Anda mungkin juga menyukai