Tentang
Wirausaha Wanita
Oleh:
Jensi Afriliana (15004088)
2017
Wirausaha Wanita
1. Dorongan R. A. Kartini
Wanita berdikari atau wanita berwirausaha sudah sejak lama menjadi
pemikiran dan isi hati Ibu Kartini. Dunia bisnis atau dunia wirausaha bukan milik
kaum Adam semata sebagai pemain tunggal, tapi dunia ini sudah menjadi trend masa
kini buat wanita. Jumlah wanita yang terjun di dunia wirausaha tidaklah sedikit.
Bahkan tidak jarang di berbagai perusahaan besar, wanitalah yang memegang peranan
penting sebagai pucuk pimpinan. Inilah kenyataannya bahwa wanita bisa disejajarkan
dengan pria dari segi bisnis.
Diungkapkan oleh DR. Suparman Sumahamijaya (1980:96): Sesungguhnya
Ibu Kartini telah merintis pendidikan mandiri bagi wanita sejak beliau berumur 16
tahun, sejak sekitar tahun 1893. Hal ini dapat dibuktikan dari hampir semua tulisan
Ibu Kartini yang termuat di dalam kumpulan surat-suratnya yang dibukukan dengan
judul Door Duisternis Tot Licht, dimana hampir setiap halaman surat-suratnya penuh
dengan kata-kata perlunya pengembangan watak dan pembentukan watak di atas
pendidikan otak. Karena dengan pembentukan watak, Ibu Kartini yakin manusia akan
lebih mampu untuk berdiri sendiri, tidak bergantung dari kerabat dan dari siapapun.
Berkali-kali ditekankan perlunya kepercayaan pada diri sendiri.
Surat-surat Ibu Kartini dibukukan pula dengan judul Letters of A Javanese
Princess dan beredar di Amerika semenjak tahun 1921 oleh Charles Scribner Sons,
New York. Penerjemahnya yang bernama Agnes Louise Symmers menyebutkan
bahwa Ibu Kartini dalam perjuangannya menyadari bahwa The freedom of women
could only come through economic independence (kebebasan wanita hanya bisa
datang dari kebebasan ekonomi).
Perjuangan Kartini bukan hanya kaum wanita saja, tetapi dia berjuang untuk
seluruh kemanusiaan yang selama ini tidak bisa dilakukan oleh wanita. Walaupun usia
beliau hanya mencapai 25 tahu, tapi beliau berhasil menyajikan karya tulis sebanyak
kurang lebih 450 halaman, yamg mana karya tulis tersebut mengandung kepadatan
kata-kata dengan arti yang sangat dalam, keras, dan mengesankan.
Kemampuan berwirausaha bisa kita ukur dengan skala minat dan keinginan
dalam berwirausaha, meskipun skala tersebut tidak mutlak kebenarannya, akan tetapi
setidaknya bias menjadi toak ukur sejauh mana minat usaha kita, atau minat kita
dalam berwirausaha.
2. Skala Mengukur Minat Wirausaha
Mengukur diri sendiri dengan cara melingkari salah satu angka yang sesuai
dengan pribadi anda. Arti dari masing-masing angka adalah:
5 = Sangat Kuat
4 = Kuat
3 = Sedang
2 = Lemah
1 = Lemah Sekali
Pada umumnya orang terdorong membuka usaha sendiri karena faktor berikut:
1. Membuka kesempatan untuk memperoleh keuntungan
2. Memenuhi keinginan dan minat pribadi
3. terbuka kesempatan untuk menjadi Bos
4. Adanya kebebasan dalam manajeman
Dengan adanya dorongan diatas , maka pada saat permulaan orang ingin
membuka usaha dalam bentuk perorangan, dan setelah usahanya berkembang, maka
orang mulai mempertimbangkan bentuk usaha lain misalnya persekutuan yang
berbadan hukum.
Entrepreneurial idea : 35 %
Glass ceiling : 22%
Glass ceiling ini agak spesifik. Apa artinya glass ceiling? The glass ceiling is an
invisible barrier that keeps women and minorities from reaching the highest level
positions (Bovee 2004). Glass ceiling artinya satu hambatan yang tidak kelihatan bagi
wanita dan kelompok minoritas untuk mencapai posisi-jabatan lebih tinggi dalam
sebuah organisasi. Hambatan secara diam-diam ini, karena dominasi karyawan pria,
dan banyaknya gangguan bagi karyawan wanita karena masalah keluarganya,
kesehatan dsb. Dan juga adanya sexism, job discrimination dan sexual harassment.
Bore in job 14%
Downsized 10%