Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan sebagai
cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan.
Seorang yang berperang dalam mengatur strategi, untuk memenagkan peperangan
sebelum melakukan tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang
dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitasnya. Setelah semuanya diketahui,
baru kemudian ia akan menyusun tindakannya yang harus dilakukan, baik tentang siasat
peperangan yang harus dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang
tepat untuk melakukan serangan. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu
memperhitungkan berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar.
Istilah strategi, sebagaimana banyak istilah lainnya, dipakai dalam banyak konteks
dengan makna yang tidak selalu sama. Didalam konteks belajar mengajar, strategi berarti
pola umum perbuatan guru-peserta didik didalam perwujudan kegiatan balajar-mengajar.
Sifat umum pola tersebut berarti bahwa macam dan urutan perbuatan yang dimaksud
tampak dipergunakan atau dipercayakan guru dan peserta didik didalam macam-macam
peristiwa belajar. Dengan demikian maka komsep strategi dalam hal ini merujuk pada
karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru dan peserta didik didalam peristiwa belajar-
mengajar. Implisit dibalik karakteristik abstrak itu adalah rasional yang membedakans
trategi yang satu dari strateegi yang lain secara fundamental. Istilah lain yang yang juga
dipergunakan untuk maksud ini adalah model-model mengajar. Sedangkan rentetan
perbuatan guru-peserta didik dalam suatu peristiwa belajar-mengajar aktual tertentu,
dinamakan prosedur instruksional.
Teori adalah seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat
ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya.
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian
kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang
akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan
diantaranya:
1. Apa kaitan antara strategi, pendekatan, metode, dan model pembelajaran?
2. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran?
3. Apa komponen-komponen strategi pembelajaran?
4. Apa-apa saja klasifikasi strategi pembelajaran?

1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalm penulisan makalah ini ialah:
1. Untuk memenuhi tugas kuliah Strategi Pembelajaran kelompok 1.
2. Untuk mengetahui kaitan antara strategi, pendekatan, metode, dan model
pembelajaran.
3. Untuk mengetahui cara penerapan strategi pembelajaran.
4. Untuk mengetahui komponen-komponen strategi pembelajaran.
5. Untuk mengetahui klasifikasi strategi pembelajaran.

BAB II
PEMBAHANSAN

2
1. Kaitan Strategi, Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
a. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan
(2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam
strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera
masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil
perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang
paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.
Salah satu contoh dari pendekatan pembelajaran adalah Pendekatan Konflik Kognitif

b. Strategi Pembelajaran
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Variabel strategi
pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu:

1) Strategi Pengorganisasian (Organizational Strategy)

3
Merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi, dan kegiatan ini
berhubungan dengan tindakan pemilihan isi/materi, penataan isi, pembukaan
diagram, format dan sejenisnya.
2) Strategi Penyampaian (Delivery Strategy)
Merupakan cara untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa dan/atau
untuk menerima serta merespon masukan dari siswa.
3) Strategi Pengolahan (Management Strategy)
Merupakan cara untuk menata interaksi antar siswa dan variabel strategi
pembelajaran lainnya.

Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008)


menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya,
bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang
akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran
dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan
(2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara
penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi
pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya


digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan a
plan of operation achieving something sedangkan metode adalah a way in achieving
something (Wina Senjaya (2008). Contoh dari strategi pembelajaran adalah
strategi cooperative learning dan strategi active learning.

c. Metode Pembelajaran

Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:

1) Metode ceramah adalah metode yang lebih banyak dilakukan oleh guru sementara
anak didiknya bersifat pasif;
2) Metode demonstrasi adalah suatu metode yang menggunakan atau memperlihatkan
suatu proses, mekanisme, atau cara kerja suatu alat dengan bahan pelajaran
3) Metode diskusi adalah metode yang bertujuan untuk memecahkan atau menemukan
solusi masalah yang ditemukan dalam mempelajari materi pembelajaran.
4) Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk
pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik.
5) Metode eksperimen adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak didik
baik perorangan ataupun perkelompok untuk melakukan suatu percobaan di
laboratorium atau lapangan guna membuktikan suatu teori atau menemukan sendiri
suatu pengetahuan baru bagi anak didik.

4
6) Metode pemberian tugas (resitasi) adalah metode yang menugaskan kepada anak
didik untuk mengerjakan sesuatu dengan tujuan memantapkan, mendalami dan
memperkaya materi yang sudah dipelajari.

d. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya
buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992). Selanjutnya Joyce
menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran
untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud dari model
pembelajaran adalah: Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan
oleh Eggen dan Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi
guru untuk mengajar.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi
Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok
model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi;
(3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian,
seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi
pembelajaran.

1) Model interaksi sosial


Model interaksi sosial menekankan pada hubungan personal dan sosial
kemasyarakatan diantara peserta didik. Model tersebut berfokus pada peningkatan
kemampuan peserta didik. untuk berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam proses-
proses yang demokratis dan bekerja secara produktif dalam masyarakat. Model ini
didasari oleh teori belajar Gestalt (field-theory). Model interaksi sosial menitikberatkan
pada hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat (learning to life
together).
Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran sebagai berikut:
a) Kerja Kelompok bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam
proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal dan
discovery skill dalam bidang akademik.
b) Pertemuan kelas bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri dan
rasa tanggungjawab baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok.
c) Pemecahan masalah sosial atau Inquiry Social bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial dengan cara berpikir logis.
d) Model laboratorium bertujuan untuk mengembangkan kesadaran pribadi dan
keluwesan dalam kelompok.

5
e) Bermain peran bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan.
f) Simulasi sosial bertujuan untuk membantu peserta didik mengalami berbagai
kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka.

2) Model pengolahan informasi


Model pengolahan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan
pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.
Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada
kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki
kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima
stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan
konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual. Teori pemrosesan informasi/kognitif
dipelopori oleh Robert Gagne (1985).
Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam
pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga
menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi
interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi-kondisi
eksternal (rangsangan dari lingkungan). Interaksi antar keduanya akan menghasilkan
hasil belajar.

3) Model personal-humanistik
Model personal menekankan pada pengembangan konsep diri setiap individu. Hal ini
meliputi pengembangan proses individu dan membangun serta mengorganisasikan
dirinya sendiri. Model memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis untuk
membantu membangun hubungan yang produktif dengan orang lain dan lingungannya.
Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi pada pengembangan
individu. Perhatian utamanya pada emosional peserta didik dalam mengembangkan
hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi peserta
didik mampu membentuk hubungan harmonis serta mampu memproses informasi secara
efektif. Tokoh humanistik adalah Abraham Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler dan
Arthur Comb. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang
kondusif, agar peserta didik merasa bebas dalam belajar mengembangkan diri baik
emosional maupun intelektual. Teori humanistik timbul sebagai cara untuk
memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini, pendidik seharusnya berperan sebagai
pendorong bukan menahan sensivitas peserta didik terhadap perasaanya.

4) Model modifikasi tingkah laku (Behavioral)


Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta
didik sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-
respon. Model behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu
rangkaian yang kecil, berurutan dan mengandung perilaku tertentu.

6
Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan
mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan
membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model
ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perlilaku yang tidak
dapat diamanti karakteristik model ini adalah penjabaran tugas-tugas yang harus
dipelajari peserta didik lebih efisien dan berurutan.
Implementasi dari model modifikasi tingkah laku ini adalah meningkatkan ketelitian
pengucapan pada anak. Guru selalu perhatian terhadap tingkah laku belajar peserta didik.
Modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya rendah dengan reward,
sebagai reinforcement pendukung. Penerapan prinsip pembelajaran individual dalam
pembelajaran klasikal.

Kaitan antara Strategi, Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran:


Strategi pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien. Sedangkan untuk dapat mengimplementasikan rencana yang
sudah ada tersebut menggunakan cara yang dapat disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang disebut dengan metode belajar dan teknik
yang merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan bahan-bahan
pengajaran yang telah dipilih untuk peserta didiknya. Teknik yang dipilih haruslah sejajar
dengan kaedah yang digunakan dan seirama dengan pendekatan yang dianuti. Jadi strategi
merupakan rencana yang diwujudkan dalam sebuah metode dengan menggunkan teknik
tertentu. Apabila antara strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata
lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya
dapat divisualisasikan sebagai berikut:
Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain
pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur
umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-
cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi
pembelajaran tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai
dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia,
para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran,
yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian
tindakan) sangat sulit menemukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon
guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses
(beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada

7
dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model
pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-
masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang
bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah
ada.

2. Penerapan Strategi Pembelajaran


Berdasarkan rumusan komponen penerapan strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi:
a. Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran
Mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan
kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya,
menyajikannya, dan menutup pelajaran.
a) Sub komponen pendahuluan, merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran.
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa,
memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk
menerima pelajaran dan juga mengetahui kemampuan siswa atau apa yang
telah dikuasai siswa sebelumnya dan berkaitan dengan materi pelajaran yang
akan disampaikan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah memberikan
gambaran singkat tentang isi pelajaran, penjelasan relevansi isi pelajaran baru,
dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.
b) Sub komponen penyajian, kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan belajar
mengajar. Dalam kegiatan ini peserta didik akan ditanamkan pengetahuan baru
dan pengetahuan yang telah dimiliki dikembangkan pada tahap ini. Tahap-
tahapnya adalah menguraikan materi pelajaran, memberikan contoh dan
memberikan latihan yang disesuaikan dengan materi pelajaran.
c) Sub komponen penutup, merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan
pembelajaran. Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan
dan penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan.

b. Komponen kedua yaitu metode pembelajaran


Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam
menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Pengajar atau guru harus dapat memilih metode yang tepat yang
disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode
pembelajaran mungkin dapat dikatakan tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu
tepat untuk pelajaran yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan
menggunakan metode-metode pembelajaran mana yang akan digunakan dan
disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan karakteristik siswa. Macam-
macam metode pembelajaran adalah :
a) Metode ceramah
Metode ceramah merupakan metode tradisional, karena sejak lama metode ini
digunakan oleh para pngajar. Walaupun memiliki banyak kekurangan metode ini

8
masih tetap digunakan sampai sekarang untuk membangun komunikasi antara
pengajar dan pebelajar.

b) Metode pembelajaran terprogram


Metode pembelajaran terprogram merupakan metode konvensional yang kini
sering digunakan. Metode ini disusun sesuai dengan kepentingan
pembelajaran yang diinginkan, dan dijalankan sesuai dengan program belajar
yang telah dirancang.
c) Metode demonstrasi
Metode demontrasi mengedepankan peragaan atau mempertunjukan kepada
siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari,baik
sebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
d) Metode discovery
Metode discovery merupakan metode yang bertolak dari suatu masalah,
kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya
secara komprehensif dan bermakna.
e) Metode simulasi
Metode simulasi dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu yang baik atau
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
f) Metode do-look-learn/ karya wisata
Metode ini mengajak siswa ke luar kelas dan meninjau atau mengunjungi
objek-objek lainnya sesuai dengan kepentingan pembelajaran.
g) Metode diskusi
Metode diskusi yaitu siswa dihadapkan pada suatu masalah berupa pertanyaan
atau pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
h) Metode praktikum
Metode praktikum mengedepankan aktivitas percobaan, sehingga siswa
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
i) Metode studi mandiri
Metode ini sering disebut dengan metode tugas, jadi guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
j) Metode bermain peran
Metode ini mengajarrkan siswa untuk melakukan tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah social.
k) Metode studi kasus
Metode ini mengedepankan metode berpikir untuk menyelesaikan masalah
dan didukung dengan data-data yang ditemukan.
c. Komponen ketiga yaitu media yang digunakan
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
pesan atau informasi. Media dapat berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik, media
cetak, dsb. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah :
a) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
b) Dukungan terhadap isi pelajaran
c) Kemudahan memperoleh media

9
d) Keterampilan guru dalam menggunakannya
e) Ketersediaan waktu menggunakannya
f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa.

d. Komponen keempat adalah waktu tatap muka


Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan
pembelajaran dan waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi
pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin
dicapai.
e. Komponen kelima adalah pengelolaan kelas
Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional.
Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk,
pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan
lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru,
pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal
agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar.

3. Komponen-komponen Strategi Pembelajaran


Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengacu pada seperangkat
komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Suatu selaku
sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, antar lain, tujuan, guru, peserta didik,
evaluasi, dan sebagainya. Agar tujuan tercapai, semua komponen harus ada diorganisasikan
sehingga antar sesama komponen terjadi kerja sama. Oleh karena itu, guru tidak boleh hanya
memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya metode, bahan, dan evaluasi
saja, tetapi ia harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
Komponen-komponen strategi pembelajaran tersebut akan mempengaruhi jalannya
pembelajaran, untuk itu semua komponen strategi pembelajaran merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap strategi pembelajaran. Untuk lebih mempermudah menganalisis faktor
yang berpengaruh terhadap strategi pembelajaran, komponen strategi pembelajaran dapat
dikelompokan menjadi tiga yaitu:
a. Peserta didik sebagai raw input
b. Intering behavior peserta didik
c. Instrumental input atau sasaran.

4. Klasifikasi Strategi Pembelajaran


Strategi dapat di klasifikasikan menjadi 4, yaitu:
1) Strategi pembelajaran langsung
Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh
guru. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan
tahap demi tahap. Pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif.
Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan, sedangkan
kelemahan utamanya dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses-proses,
dan sikap yang dipergunakan untuk pemikiran kritis dan hubungan interpersonal serta
belajar kelompok. Agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan pemikiran kritis,

10
strategi pembelajaran langsung perlu dikombinasikan dengan strategi pembelajaran yang
lain.
2) Strategi pembelajaran tak langsung
Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut induktif. Berlawanan dengan
strategi pembelajaran langsung, pembelajaran tak langsung umumnya berpusat pada
peserta didik, meskipun dua strategi tersebut dapat saling melengkapi. Peranan guru
bergeser dari seseorang penceramah menjadi fasilitator. Guru mengelola lingkungan
belajar dan memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat.
3) Strategi pembelajaran interaktif
Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing di antara peserta didik.
Diskusi dan sharing memberi kesempatan peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan,
pengalaman, pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun
cara alternatif untuk berfikir dan merasakan.
4) Strategi pembelajaran empirik
Strategi pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada
peserta didik, dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi
perencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritis dalam
pembelajaran empirik yang efektif.
5) Strategi pembelajaran mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun
inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan
belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa
dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

11
Apabila antara pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran sudah terangkai
menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan
kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa (Gerlach dan Ely).
Strategi belajar-mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga
termasuk di dalamnya materi atau paket pengajarannya (Dick dan Carey). Strategi belajar-
mengajar terdiri atas semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan
untuk membantu siswa mencapai tujuan pengajaran tertentu dengan kata lain strategi belajar-
mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang
akan dicapai (Gropper).
Penerapan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi baik internal
(siswa) maupun eksternal (sarana dan prasarana sekolah), waktu, dan perkembangan
teknologi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara mutlak. Bagi setiap guru, dituntut
untuk memehami masing-masing metode secara baik. Dengan pemilihan dan penggunaan
metode yang tepat untuk setiap unit materi pelajaran yang diberikan kepada siswa, maka akan
meningkatkan proses interaksi belajar-mengajar. Jika ada salah satu komponen pembelajaran
yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak dapat berjalan baik.

12

Anda mungkin juga menyukai