PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Wanita berdikari atau wanita berwirausaha sudah sejak lama menjadi pemikiran dan isi
hati Ibu Kartini. Dunia bisnis atau dunia wirausaha bukan milik kaum Adam semata sebagai
pemain tunggal, tapi dunia ini sudah menjadi trend masa kini buat wanita. Jumlah wanita yang
terjun di dunia wirausaha tidaklah sedikit. Bahkan tidak jarang di berbagai perusahaan besar,
wanitalah yang memegang peranan penting sebagai pucuk pimpinan. Inilah kenyataannya bahwa
wanita bisa disejajarkan dengan pria dari segi bisnis.
Diungkapkan oleh DR. Suparman Sumahamijaya (1980: 96). Sesungguhnya Ibu Kartini
telah merintis pendidikan mandiri bagi wanita sejak beliau berumur 16 tahun, sejak sekitar tahun
1893. Hal ini dapat dibuktikan dari hampir semua tulisan Ibu Kartini yang termuat di dalam
kumpulan surat-suratnya yang dibukukan dengan judul Door Duisternis Tot Licht, dimana
hampir setiap halaman surat-suratnya penuh dengan kata-kata perlunya pengembangan watak
dan pembentukan watak di atas pendidikan otak. Karena dengan pembentukan watak, Ibu Kartini
yakin manusia akan lebih mampu untuk berdiri sendiri, tidak bergantung dari kerabat dan dari
siapapun. Berkali-kali ditekankan perlunya kepercayaan pada diri sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Dorongan RA Kartini dalam bidang Kewirausahaan bagi kaum Wanita?
2. bagaimana cara mengetahui minat wanita dan pria dalam dunia kewirausahaan ?
3. apa hambatan seseorang wanita dalam berwirausaha ?
4. apa perbedaan antara wanita dan pria dalam berwirausaha ?
C.Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi Angka Kredit Pengembangan Profesi bagi Penyuluh KB
dan juga tujuan penulis agar mengetahui, paham dan dapat mengembangkannya dalam
keseharian.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Dorongan R. A. kartini
Wanita berdikari atau wanita berwirausaha sudah sejak lama menjadi pemikiran dan isi
hati Ibu Kartini. Dunia bisnis atau dunia wirausaha bukan milik kaum Adam semata sebagai
pemain tunggal, tapi dunia ini sudah menjadi trend masa kini buat wanita. Jumlah wanita yang
terjun di dunia wirausaha tidaklah sedikit. Bahkan tidak jarang di berbagai perusahaan besar,
wanitalah yang memegang peranan penting sebagai pucuk pimpinan. Inilah kenyataannya bahwa
wanita bisa disejajarkan dengan pria dari segi bisnis.
Diungkapkan oleh DR. Suparman Sumahamijaya (1980:96): Sesungguhnya Ibu Kartini
telah merintis pendidikan mandiri bagi wanita sejak beliau berumur 16 tahun, sejak sekitar tahun
1893. Hal ini dapat dibuktikan dari hampir semua tulisan Ibu Kartini yang termuat di dalam
kumpulan surat-suratnya yang dibukukan dengan judul Door Duisternis Tot Licht, dimana
hampir setiap halaman surat-suratnya penuh dengan kata-kata perlunya pengembangan watak
dan pembentukan watak di atas pendidikan otak. Karena dengan pembentukan watak, Ibu Kartini
yakin manusia akan lebih mampu untuk berdiri sendiri, tidak bergantung dari kerabat dan dari
siapapun. Berkali-kali ditekankan perlunya kepercayaan pada diri sendiri.
Surat-surat Ibu Kartini dibukukan pula dengan judul Letters of A Javanese Princess dan
beredar di Amerika semenjak tahun 1921 oleh Charles Scribner Sons, New York. Penerjemahnya
yang bernama Agnes Louise Symmers menyebutkan bahwa Ibu Kartini dalam perjuangannya
menyadari bahwa The freedom of women could only come through economic independence
(kebebasan wanita hanya bisa datang dari kebebasan ekonomi).
Perjuangan Kartini bukan hanya kaum wanita saja, tetapi dia berjuang untuk seluruh
kemanusiaan yang selama ini tidak bisa dilakukan oleh wanita.
Walaupun usia beliau hanya mencapai 25 tahu, tapi beliau berhasil menyajikan karya tulis
sebanyak kurang lebih 450 halaman, yamg mana karya tulis tersebut mengandung kepadatan
kata-kata dengan arti yang sangat dalam, keras, dan mengesankan.
Kemampuan berwirausaha bisa kita ukur dengan skala minat dan keinginan dalam
berwirausaha, meskipun skala tersebut tidak mutlak kebenarannya, akan tetapi setidaknya bias
menjadi toak ukur sejauh mana minat usaha kita, atau minat kita dalam berwirausaha.
Pada umumnya orang terdorong membuka usaha sendiri karena faktor berikut:
Membuka kesempatan untuk memperoleh keuntungan
Memenuhi keinginan dan minat pribadi
terbuka kesempatan untuk menjadi Bos
Adanya kebebasan dalam manajemen
Dengan adanya dorongan diatas , maka pada saat permulaan orang ingin membuka usaha
dalam bentuk perorangan, dan setelah usahanya berkembang, maka orang mulai
mempertimbangkan bentuk usaha lain misalnya persekutuan yang berbadan hukum.
3. faktor-faktor yang menunjang / menghambat wanita wirausaha
Faktor yang menunjang wanita Wirausaha yaitu:
1. Naluri kewanitaan yang bekerja lebih cermat, pandai mengantisipasi masa depan, menjaga
keharmonisan, kerja sama dalam rumah tangga dapat diterapkan dalam kehidupan usaha.
2. Mendidik anggota keluarga agar berhasil dikemudian hari, dapat dikembangkan dalam
personel Manajement Perusahaan.
3. Faktor adat istiadat, contohnya di bali dan sumatra barat, dimana wanita memegang
peranandalam mengatur ekonomi rumah tangga.
4. Lingkungan kebutuhan hidup seperti jahit menjahit, menyulam, membuat kue, aneka masakan,
kosmetika, mendorong lahirnya wanita pengusaha yang mengembangkan komoditi tersebut.
5. Majunya dunia pendidikan wanita sangat mendorong perkembangan wanita karir, menjadi
pegawai, atau membuka usaha sendiri dalam berbagai bidang usaha.
Banyaknya kaum wanita dan kelompok minoritas terjun ke dunia usaha, yang kebanyakan dalam
usaha small business, didorong oleh alasan2 berikut :
Entrepreneurial idea : 35 %
Glass ceiling : 22%
Glass ceiling ini agak spesifik. Apa artinya glass ceiling? The glass ceiling is an invisible barrier
that keeps women and minorities from reaching the highest level positions (Bovee 2004). Glass
ceiling artinya satu hambatan yang tidak kelihatan bagi wanita dan kelompok minoritas untuk
mencapai posisi-jabatan lebih tinggi dalam sebuah organisasi. Hambatan secara diam-diam ini,
karena dominasi karyawan pria, dan banyaknya gangguan bagi karyawan wanita karena masalah
keluarganya, kesehatan dsb. Dan juga adanya sexism, job discrimination dan sexual harassment.
Bore in job 14%
Downsized 10%
Akibat perampingan organisasi, penciutan karyawan, berimbas kepada beralihnya perhatian pada
bisnis kecil, mendirikan usaha sendiri.
Fell into it 10%
Family event 5%
Born entrepreneur 4%
1. Faktor kewanitaan, dimana sebagai ibu rumah tangga ada masa hamil, menyusui, tentu agak
menganggu jalanya bisnis. Hal ini dapat diatasi dengan dengan mendelegasikan wewenang atau
tugas kepada karyawan lain. Tentunya pendelegasian ini mempunyai keuntungan dan
kerugian.jalannya perusahaan tidak akan persis sama bila dipimpin oleh pemilik sendiri, jadi ada
dua kemungkinan, lebih baek atau lebih buruk.
2. Faktor sosial budaya, adat istiadat, wanita sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab
penuh dalam urusan rumah tangga, bila anak atau suami sakit, ia harus memberi perhatian penuh,
dan ini akan mengganggu aktivitas usahanya. Jalannya bisnis yang dilakukan oleh wanita tidak
sebebas yang dilakukan oleh laki laki.
3. Faktor emosional yang dimiliki wanita, disamping menguntungkan dan juga bisa merugikan,
misalnya dalam mengambil keputusan, karena ada faktor emosional, maka keputusan yang
diambil akan kehilangan rasionalitasnya. Juga dalam memimpin karyawan, muncul elemen2x
emosional yang mempengaruhi hubungan dengan karyawan pria atau wanita yang tidak rasional
lagi.
4. Sifat pandai, cekatan, hemat dalam mengatur keuangan rumah tangga, akan
mempengaruhi terhadap keuangan perusahaan. Kadang kadang wanita pengusaha agak sulit
dalam mengeluarkan uang, dan harga harga dipasang agak tinggi. Kibiasaan kaum ibu ialah
bila mau membeli ia menawar rendah skali tapi bila menjual ingin tinggi.
A.Kesimpulan
Setelah Mempelajari materi wanita wirausaha ini Maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
Penerapan Kewirausahaan ini digunakan oleh Wanita Wirausaha untuk kepentingan eksekutif
agar proses analisis terhadap Pelaku Usaha menjadi lebih mudah karena alat bantu makalah ini
dapat mengekstrak data serta mengklasifikasikan ke dalam kelas yang terbentuk bagi para
mahasiswa serta Alat bantu makalah ini memberikan visualisasi informasi terhadap hasil analisis
dalam bentuk laporan, grafik ataupun chart dan memberikan manfaat bagi eksekutif event
Wanita Wirausaha di mana output yang dihasilkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
penentuan tema seminar serta workshop.
B.Saran
Kini RA Kartini telah tiada, cita-cita dan perjuangannya telah dapat kita nikmati,
kemajuan yang telah dicapai kaum wanita Indonesia sekarang ini adalah berkat goresan penanya
semasa hidup yang kita kenal dengan buku HABIS GELAP TERBITLAH TERANG.
Mari kita pertahankan hasil perjuangan para pahlawan dengan mengisi kemerdekaan dengan
penuh kedamaian dan perdamaian bangsa