Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Vicktor Natanael Purba

NIM : 049181671
KELAS : SI Akuntansi
UPBJJ UT : Jakarta Timur

Ali Muharam, Mengembangkan Empati dan Memanusiakan Karyawan

Sulit dipungkiri, banyak pengusaha sukses yang lahir dari keterbatasan. Kesulitan dan
kepahitan hidup menempa mereka menjadi lebih struggle, ngotot, dan pantang
menyerah. Dan, itulah sikap yang dibutuhkan untuk meraih keberhasilan.

Kisah Ali Muharam, pengusaha muda yang sukses mengorbitkan Makaroni Ngehe,
jajanan ngehits kaum milenial, adalah contohnya. Sosok Founder dan CEO Makaroni
Ngehe yang berhasil mengembangkan bisnisnya yang didirikan pada Maret 2013 hingga
menjadi 32 cabang tersebar di wilayah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa
Timur serta memiliki sekitar 500 karyawan ini juga datang dari keluarga sangat
sederhana.
Mulanya, Ali tidak lebih dari seorang anak muda lulusan SMA yang tengah mencari jati
diri. Tidak memiliki bekal keterampilan dan bahkan tidak punya modal bisnis, ia hanya
ingin mengubah nasib. Cita-citanya sederhana: keluar dari lingkaran setan, setelah
melalui kepahitan demi kepahitan dalam perjalanan hidupnya.
“Saya pernah mencoba jadi penulis, tapi waktu itu karier saya sebagai penulis sangat
anjlok. Hal ini menjadi mata rantai kesulitan hidup saya terus berulang,” ungkapnya
mengenang masa-masa berat dalam hidupnya.
Ketika di tengah kebimbangan mencari sumber penghasilan, sang ibu menawarkan
berjualan makaroni jenis makanan yang selalu disuguhkan ketika Lebaran dan menjadi
ciri khas menu keluarga di kampungnya (Tasikmalaya). “Ternyata setelah diperkenalkan,
banyak orang yang mengekor ikut berjualan,” ungkap Ali. Tahun 2008, ia pun
memutuskan serius menggeluti bisnis makanan makaroni.
Seperti lazimnya bisnis baru, Ali juga menghadapi masa-masa struggle yang cukup
menantang. Dengan dibantu oleh sang ibu yang tak hentinya memberi semangat, ia
antusias memulai bisnis makanan.
Sayangnya, tak lama kemudian ibunda tercinta kembali kepada Sang Khalik karena sakit.
“Padahal, saat itu posisi saya masih merangkak, jualan dengan gerobak, belum seperti
sekarang,” kata Ali yang mengaku saat itu sedih dan putus asa, kehilangan semangat
hidup. Baginya, sang ibunda adalah sumber inspirasi sekaligus penyemangat hidupnya.
Beruntung, kepedihan itu tidak berlarut-larut. Ketika dalam kepedihan mendalam, Ali
bertemu seseorang yang membutuhkan bantuan. “Saya memberikan uang ke orang
tersebut dan orang itu terlihat sangat berterima kasih dan terus-menerus mendoakan
saya. Hati saya membuncah senang. Dari situ saya berpikir bahwa esensi kebahagiaan
yang sebenarnya adalah jika kita bisa membuat orang lain bahagia, kita akan merasa
lebih bahagia,” tuturnya.
Ali sampai pada satu kesimpulan, bahwa untuk merasa bahagia itu bukan berusaha
membahagiakan diri sendiri, melainkan harus membahagiakan orang lain. Pelajaran
hidup ini dibawanya dalam melanjutkan pengembangan bisnis dan dalam mengasah sifat
kepemimpinannya.
“Saya harus memberi contoh sebelum menyuruh. Ketika menyuruh karyawan melakukan
sesuatu, saya juga harus memahami tugas yang didelegasikan tersebut.”
Ali Muharam, Founder dan CEO Makaroni Ngehe.
Berbekal semangat baru, Ali memutuskan membuka gerai di Jakarta dari modal pinjaman
sebesar Rp 20 juta. Mengapa membuka gerai? Karena, ia ingin mempekerjakan orang
lain. Ia ingin membagi kebahagiaan bersama yang lain.
Namun, karena modal terbatas, banyak hal yang ia kerjakan sendiri, mulai dari belanja di
Tasikmalaya, memanggul barang-barang belanjaan sendiri, memasak, hingga
menunggui dagangan dengan tidur di gerai sendiri. “Tidak mengapa, karena waktunya
lama,” ujarnya.
Gerainya pun mulai ramai. “Dari awalnya hanya mendapat keuntungan puluhan ribu
rupiah per hari, kemudian berkembang ratusan ribu per hari, hingga akhirnya mencapai
jutaan per hari,” katanya senang.
Setahun kemudian, ketika membuka cabang ke-6, Ali mulai mengajak teman-temannya
untuk membantu mengelola keuangan, operasional, gudang, belanja, dsb. Meskipun
masih relatif tradisional, ia sudah mulai mencoba membuka kantor dan menyusun
struktur organisasi perusahaan. “Sekarang sih sudah mulai tertata secara profesional,”
ungkapnya bangga.
Bagi Ali yang mengandalkan pengalaman di lapangan tanpa mentor khusus yang
membimbingnya, pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu berempati kepada
anak buah. “Kebetulan karena saya pernah berada di posisi sebagai orang yang tidak
punya apa-apa, tidak punya pertolongan dari siapa pun dan tidak punya tempat untuk
berlindung, dan saya juga pernah menjadi karyawan, saya tahu rasanya seperti apa
berada di bawah yang membuat saya bisa lebih sensitif dan peka terhadap emosi
karyawan,” tuturnya.
Menurutnya, pemimpin yang baik adalah yang berhasil memanusiakan karyawan. Ibarat
sedang mendidik seorang anak, bisnis ataupun karyawannya harus diberi yang terbaik.
Intinya, seorang pemimpin harus bisa menuntun sebelum menuntut. “Saya harus
memberi contoh sebelum menyuruh. Ketika menyuruh karyawan melakukan sesuatu,
saya juga harus memahami tugas yang didelegasikan tersebut,” katanya.
Menjadi seorang pemimpin perusahaan di usia muda memang jauh lebih menantang.
Namun, yang pasti, masalah kesejahteraan karyawan itu nomor satu, dari hal terkecil
misalnya jam kerja, juga kebahagiaan mereka. “Ketika kami berhasil menyentuh area
tersebut, presentase berhasil akan lebih besar ketimbang hanya memperhatikan
berjalannya bisnis tapi miskin perhatian di SDM,” ia menandaskan.
Ali bersyukur lahir dari keluarga yang serba terbatas sehingga terbiasa bekerja keras.
“Waktu kecil ayah saya pengepul rongsokan, saya sering diajak ke tempat pengepul
barang itu,” katanya mengenang.
Sejak kecil sudah melihat kerasnya kehidupan, ia pun punya kecenderungan mencari
uang sendiri. “Saya pernah jualan kresek di pasar untuk bisa mendapatkan uang
tambahan, karena waktu itu keadaan ekonomi sangat sulit sekali,” ungkapnya.
Belajar dari pengalaman dan kepahitan masa lalu itulah, kini ia mengaku sangat hati-hati
dalam mengelola usaha, terutama terkait uang. Misalnya, untuk membuka cabang, ia
mengandalkan cash flow, tidak meminjam bank ataupun pemodal lain.
Dalam mengelola gerai, Ali mencoba mendelegasikan ke GM Area. Intinya, ia tidak ingin
menjadi superman, melainkan superteam. Semua harus dikerjakan bersama, saling
mengisi dan sling amelengkapi.
Dengan pendekatan seperti itu, Makaroni Ngehe dapat bertahan meski dihajar pandemi.
Dari segi pendapatan ia mengaku memang ada penurunan. Namun, Ali optimistis, bisnis
akan terus melaju kencang. Ia siap berada di barisan depan. (*)

https://swa.co.id/swa/trends/management/ali-Muharam-mengembangkan-empati-dan-
memanusiakan-karyawan

Pertanyaan
Berdasarkan kasus di atas, maka analisalah:
Skor
1. Apa yang Anda ketahui mengenai kepemimpinan? Kaitkan jawaban Anda dengan 25
Teori.
2. Bagaimana kepemimpinan yang dilakukan Founder dan CEO Makaroni Ngehe? 25
Berikan analisa Anda.
3. Bagaimana pengelolaan usaha yang dilakukan Ali Muharam? Berikan 25
analisa Anda.
4. Pada kasus ini, bagaimana Sang Founder mengembangkan empati dan 25
memanusiakan karyawan? Berikan analisa Anda
1.Apa yang Anda ketahui mengenai kepemimpinan? Kaitkan jawaban Anda dengan Teori.

Pemimpin adalah orang yang memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi maupun
keluarga. Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengendalikan,
memimpin, mempengarulu fikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya suatu kemampuan yang melekat pada din seorang yang
memimpin yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor intern maupun faktor eksterni

Setiap individu memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin, tanpa kecuali. Meski individu
dilahirkan beragan, keberagaman ini dapat menjadi ciri khas yang unik dari setiap individu.
Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang
berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian kemampuan dan kesanggupan.Kepemimpinan juga
sebagai rangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi)
serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau
interaksi antara pemimpin pengikut dan situasi. Kepemimpinan merupakan proses hubungan antar
pribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap kepercayaan, dan khususnya perilaku
orang lain
Kaitan pengertian kepemimpinan dengan teori yang ada yaitu berdasarkan Teori Bakat seorang
pemimpin harus meunliki karakteristik pribadi yang dapat membedakan pemimpin yang efektif
dan pemimpin yang tidak efektif, pada teori ini memfokuskan pada sifat sifat apa yang ada pada
pemimpin dan yang tidak ada pada pemimpin. Seorang pemimpin umumnya harus memiliki
karakteristik yang baik berperilaku dermawan, cerdas, lebih extrovert, lebih percaya
diri,bertanggung jawab, dan bias bersikap adil.

Teori Kepemimpinan

Tiga teori yang menjelaskan munculnya pemimpin adalah sebagai berikut (Kartono, 1998:29):

1.Teori Genetis menyatakan sebagai berikut

 Pemimpin itu tidak dibuat akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar
biasa sejak lahirnya
 Dia ditakdirkan lalu menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi khusus
 Secara filsafat teori tersebut menganut pandangan deterministis

2. Teon Sosial (lawan Teori Genetis) menyatakan sebagan berikut :

 Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk tidak terlalurkan begitu saja.
 Setiap orang bisa menjadi pemimpin melakn usaha penyiapan dan pendidikan serta
didorong oleh kemauan sendiri

3 Teori Ekologis atau Sintetis (muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut lebih dahulu)
menyatakan sebagai berikut Seseorang akan sukses menjadi pemimpin bila sejak lahirnya dia telah
memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui
pengalaman dan usaha pendidikan juga sesuai dengan tuntutan lingkungan ekologisnya.
Kepemimpinan saling berkaitan dengan teori yang ada oleh sebab itu teori kepemimpinan
merupakan sesuatu yang harus di terapkan agar definisi kepemimpian itu sendiri bisa diterima.

2. Bagaimana kepemimpinan yang dilakukan Founder dan CEO Makaroni Ngehe?Berikan


analisa Anda.

Kepemimpinan yang di lakukan founder atau CEO Makaroni Ngche merupakan sifat pemimpin
yang dapat di tiru karena ia mempunyai tujuan yang baik serta niat baik yang ingin membantu
orang yang susah dan menurutnya "Dari situ saya berfikir bahwa esensi kebahagiaan yang
sebenarnya adalah jika kita bisa membuat orang lain bahagia, kita akan merasa lebih bahagia. "Dari
usaha yang dilakukan founder atau CEO Makarom Ngehe ini di mulai dari 0 dari jerih payah nya
yang mengalami berbagai rintangan dan kondisi naik turun dalam proses menjual macaroni dengan
bantuan dan support seorang ibu, ia selalu semangat dan pantang menyerah dari situ kita dapat
melihat jiwa seorang pengusaha dan seorang pemimpin yang sudah melekat pada kepribadian nya
seperti kaitannya dengan teori bakat yang terlihat dari krakteristik pribadi yang menunjukan sifat
seorang pemimpin.

3.Bagaimana pengelolaan usaha yang dilakukan Ali Muharam? Berikan analisa Anda.

Dalam pengelolaan usaha yang di lakukan founder atau CEO macaroni Ngehe sesuai dengan
konsep bisnis yang dilakukan pada umumnya. Dari mulai ia mencoba menjual makanan berupa
macaroni dengan tekad nya membuat usaha macaroni itu ingin berkembang ia memulai modal
pinjaman sebesar 20 juta. Lalu ia membuka gerai pertama nya Mengapa membuka gerai? Karena,
ia ingin mempekerjakan orang lain. la ingin membagi kebahagiaan bersama yang lain. Namun
tidak semudah itu karna modal nya yang terbatas banyak hal yang ia kerjakan sendiri. mulai dari
belanja di Tasikmalaya, memanggul barang-barang belanjaan sendiri. memasak hingga
menunggui dagangan dengan tidur di gerai sendiri, Namun setelah melewati semua proses dari
yang di lakukan nya untuk menarik perhatian customer hingga banyak sekali peminat yang
menyukai makanan tersebut dari semua kalangan, dan membuka beberapa gerai di 32 cabang
tersebar di wilayah Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah, dan Jawa Timur serta memiliki sekitar 500
karyawan hingga akhimya usaha bisnis macaroni tersebut naik hingga 100% Ali Muharam adalah
sala satu pengusaha yang berhasil dan sukses.

4.Pada kasus ini, bagaimana Sang Founder mengembangkan empati dan memanusiakan
karyawan? Berikan analisa Anda

"Saya memberikan uang ke orang tersebut dan orang itu terlihat sangat berterima kasih dan terus-
menerus mendoakan saya. Hati saya membuncah senang dari situ saya berpikir bahwa esensi
kebahagiaan yang sebenarnya adalah jika kita bisa membuat orang lain bahagia, kita akan merasa
lebih bahagia," tuturnya.
Ali sampai pada satu kesimpulan bahwa untuk merasa bahagia itu bukan berusaha membahagiakan
diri sendiri, melainkan harus membahagiakan orang lain. Pelajaran hidup ini dibawanya dalam
melanjutkan pengembangan bisnis dan dalam mengasah sifat kepemimpinannya. Dari pernyataan
di atas Ali Muharam memang sudah memiliki jiwa pemunpin yang melekat pada diri nya.
Berdasarkan latar belakang hidup nya Ali Muharam adalah orang dari keluarga sederhana sehingga
ia merasakan bagaimana sulit mencari pekerjaan dan sulit untuk bertalian hidup, dari situ ia berfikir
untuk membantu orang karna bagi nya dengan membantu orang yang susah dapat memberikan
bahagia bagi orang tersebut dan bagi diri nya. Dengan begitu Ali Muharam sekarang memiliki
cabang gerai di berbagai kota dan memiliki hingga 500 karyawan berkat sifat empati dan
memanusiakan semua karyawannya. Dapat terbukti kaitan dengan teori teori kepemimpinan ada
pada Founder atau CEO Makaroni Ngehe yang bernama Ali Muharam.

Anda mungkin juga menyukai