Anda di halaman 1dari 2

Nama : Wahyu Tri Wahyono

NIM : 043066369
Prodi : Sistem Informasi

1. Pemimpin adalah orang yang memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi
maupun keluarga. Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk
mengendalikan, memimpin, mempengaruhi pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Kepemimpinan juga merupakan
suatu kemampuan yang melekat pada diri seorang yang memimpin tergantung dari
macam-macam faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern. Setiap individu memiliki
kesempatan untuk menjadi pemimpin, tanpa terkecuali. Meski individu dilahirkan beragam,
keberagaman ini dapat menjadi ciri khas yang unik dari setiap individu. Kepemimpinan pada
hakikatnya adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat
tertentu seperti kepribadian kemampuan dan kesanggupan. Kepemimpinan juga sebagai
rangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta
gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri.

Teori Kepemimpinan
Tiga teori yang menjelaskan munculnya pemimpin adalah sebagai berikut (Kartono,
1998:29) :

- Teori Genetis menyatakan sebagai berikut :

• Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar
biasa sejak lahirnya.

• Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi yang khusus.

• Secara filsafat, teori tersebut menganut pandangan deterministis.

- Teori Sosial (lawan Teori Genetis) menyatakan sebagai berikut :

• Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk.

• Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta
didorong oleh kemauan sendiri.

- Teori Ekologis atau Sintetis (muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut lebih dahulu)
menyatakan sebagai berikut :

• Seseorang akan sukses menjadi pemimpin bila sejak lahirnya dia telah memiliki
bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman
dan usaha pendidikan juga sesuai dengan tuntutan lingkungan/ekologisnya.

Kaitan pengertian kepemimpinan dengan teori yang ada yaitu berdasarkan teori bakat
seorang pemimpin harus memiliki karakteristik pribadi yang dapat membedakan pemimpin
yang efektif dan pemimpin yang tidak efektif, pada teori ini memfokuskan pada sifat-sifat apa
yang ada pada pemimpin dan yang tidak ada pada pemimpin. Seorang pemimpin umumnya
harus memiliki karakteristik yang baik, berperilaku dermawan, cerdas, lebih extrovert, lebih
percaya diri, bertanggung jawab, dan bisa bersikap adil.
Kepemimpinan juga saling berkaitan dengan teori yang ada oleh sebab itu teori
kepemimpinan merupakan sesuatu yang harus diterapkan agar definisi kepemimpinan itu
sendiri bisa diterima.

2. Kepemimpinan yang dilakukan founder atau CEO Makaroni Ngehe merupakan sifat
pemimpin yang dapat ditiru karena ia mempunyai tujuan yang baik serta niat baik yang ingin
membantu orang yang membutuhkan bantuan dan menurutnya “Dari situ saya berpikir
bahwa esensi kebahagiaan yang sebenarnya adalah jika kita bisa membuat orang lain
bahagia, kita akan merasa lebih bahagia”. Dari usaha yang dilakukan founder atau CEO
Makaroni Ngehe itu dimulai dari 0 jerih payahnya yang mengalami berbagai rintangan dan
kondisi naik turun dalam proses menjual makaroni, dengan bantuan dan support dari
seorang ibu ia selalu semangat dan pantang menyerah dari situ kita dapat melihat jiwa
seorang pengusaha dan seorang pemimpin yang sudah melekat pada kepribadiannya
seperti kaitannya dengan teori bakat yang terlihat dari karakteristik pribadi yang menunjukan
sifat seorang pemimpin.

3. Dalam pengelolaan usaha yang di lakukan founder atau CEO makaroni Ngehe sesuai
dengan konsep bisnis yang dilakukan pada umumnya. Dari mulai ia mencoba menjual
makanan berupa makaroni dengan tekadnya membuat usaha makaroni itu ingin
berkembang ia memulai modal pinjaman sebesar 20 juta, lalu ia membuka gerai
pertamanya. Mengapa membuka gerai? Karena ia ingin mempekerjakan orang lain. Ia ingin
membagi kebahagiaan bersama yang lain. Namun tidak semudah itu karena modal yang
terbatas banyak hal yang ia kerjakan sendiri, mulai dari belanja di Tasikmalaya, memanggul
barang-barang belanjaan sendiri, memasak, hingga menunggui dagangan dengan tidur di
gerai sendiri. Setahun kemudian, ketika membuka cabang ke-6, Ali mulai mengajak
teman-temannya untuk membantu mengelola keuangan, operasional, gudang, belanja, dan
sebagainya. Meskipun masih relatif tradisional, ia sudah mulai mencoba membuka kantor
dan menyusun struktur organisasi perusahaan.

4. Bagi Ali yang mengandalkan pengalaman di lapangan tanpa mentor khusus yang
membimbingnya, pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu berempati kepada anak
buah. “Kebetulan karena saya pernah berada di posisi sebagai orang yang tidak punya
apa-apa, tidak punya pertolongan dari siapapun dan tidak punya tempat untuk berlindung,
dan saya juga pernah menjadi karyawan, saya tahu rasanya seperti apa berada di bawah
yang membuat saya bisa lebih sensitif dan peka terhadap emosi karyawan”. Menurutnya,
pemimpin yang baik adalah yang berhasil memanusiakan karyawan. Ibarat sedang mendidik
seorang anak, bisnis maupun karyawannya harus diberi yang terbaik. Intinya, seorang
pemimpin harus bisa menuntun sebelum menuntut. “Saya harus memberi contoh sebelum
menyuruh. Ketika menyuruh karyawan melakukan sesuatu saya juga harus memahami
tugas yang didelegasikan tersebut”. Menjadi seorang pemimpin perusahaan di usia muda
memang jauh lebih menantang. Namun, yang pasti masalah kesejahteraan karyawan itu
nomor satu dari hal terkecil misalnya jam kerja juga kebahagiaan mereka.

Anda mungkin juga menyukai