Anda di halaman 1dari 13

1

Running head: ANALISIS PROFILE PENGUSAHA SUKSES SOPHIA AMORUSO

Analisis Profil Pengusaha Sukses Sophia Amoruso

Dyah Ayu Azzahrah Fikri

Universitas Indonesia, Depok


2
Running head: ANALISIS PROFILE PENGUSAHA SUKSES SOPHIA AMORUSO
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Data Buku


Judul Buku : #GirlBoss
Nama Penulis : Sophia Amoruso
Tanggal Lahir : 20 April 1984 (36 Tahun)
Asal Penulis : San Diego, California, USA
Penerbit : Penguin Group, USA (2014)

1.2 Sinopsis Buku


Buku ini ditulis Sophia Amoruso, pemilik dari brand popular Nasty Gal, yang
menjual pakaian vintage (second). Sophia membuka bisnisnya secara online pada
tahun 2006 di eBay. Saat itu, Sophia masih berusia 22 tahun. Brand Nasty Gal
kemudian berhasil berkembang menjadi retailer dan label fashion global dengan
julukan “fastest growing companies”. Sophia dinobatkan sebagai salah satu
pengusaha wanita “self-made” terkaya oleh Majalah Forbes.
Namun kesuksesan tersebut tidak datang begitu saja. Pada bangku SMA,
Sophia didiagnosis menderita depresi dan ADD. Sophia mengalami masalah
perceraian orang tua dan memutuskan untuk hidup sendiri dengan menyewa
apartemen. Ia sempat memiliki kebiasaan buruk shoplifting (mengutil). Sampai suatu
ketika dia mengidap penyakit hernia di saat menganggur. Sophia tidak dapat berobat
dan membutuhkan asuransi kesehatan. Namun, untuk memiliki asuransi Kesehatan,
Sophia harus punya pekerjaan. Beberapa pekerjaan pun di coba olehnya, tetapi Sophia
sadar bahwa menjadi pekerja tidak sesuai dengan personality yang dimiliki. Oleh
karena keadaan tersebut, muncul lah ide membuat Nasty Gal.
Dalam buku ini, Sophia menceritakan perjalannya menjadi seorang #GirlBoss
(bos perempuan) degan tujuan memberikan edukasi tentang entrepreneurship. Ia
mengajari bagaimana cara belajar dari kesalahan kita sendiri, mendorong untuk
banyak-banyak bertanya, menyadari kapan untuk berenti dan meminta lebih, dan
kapan kita harus mengikuti aturan atau mengganti aturan tersebut. Buku ini
merupakan “panduan menjadi bos dari sudut pandang wanita yang sama-sama relevan
di duna yang didominasi pria”.
3
Running head: ANALISIS PROFILE PENGUSAHA SUKSES SOPHIA AMORUSO
Menurut Sophia, menjadi seorang #GirlBoss adalah sebuah mindset dimana
kita harus bertanggung jawab atas hidup kita sendiri, dan kita harus membuat sesuatu
terjadi, bukan membiarkan sesuatu terjadi pada diri kita. Tiga tips untuk menjadi
seorang #GirlBoss adalah kita harus mempertanyakan semua hal, meninggalkan
apapun dalam hidup kita yang dapat menahan diri kita untuk maju, dan juga belajar
untuk membuat peluang atau momentum. Belajar dari pengalamannya, sekolah bukan
untuk semua orang (namun bukan berarti tidak penting). Jika kita tidak merasa cocok
di sekolah, jangan khawatir, karena hal tersebut bukan berarti kita tidak akan sukses.
Pekerjaan pertama atau yang sedang ktia lakukan saat ini mungkin tampak
menyebalkan, tetapi hal tersebut dapat membantu kita dalam jangka panjang. Saat
mendapatkan pekerjaan impian atau membuat bisnis yang sukses, kita pasti akan
merasa bersyukur atas usaha keras yang telah dilakukan. Menurut Sophia, Beberapa
peraturan perlu diikuti, seperti membayar pajak dan tagihan. Tetapi, aturan yang
dikonstruksi oleh masyarakat untuk diikuti itulah yang terkadang harus kita dobrak
dan di rerentangkan batasannya. Kemudian, penting utuk mempelajari dan memahami
keuangan kita sendiri dan mengetahui dari mana uang itu berasal dan kemana
perginya, serta bekerja/mulailah sesuatu dengan apapun yang kita miliki saat itu.

1.3 Latar Belakang dan Tujuan Analisis


Banyaknya variasi studi dan pandangan dari ahli di bidang-bidang yang
berbeda membuat kata ‘kewirausahaan’ tidak memiliki definisi yang pasti.. Menurut
Drucker (2014), Kewirausahaan merupakan ilmu dalam menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda. Kata kewirausahaan selalu identik dengan aspek ekonomi, yang
berkaitan dengan proses perancangan, peluncuran dan pengembagan bisnis baru untuk
mencapai keuntungan (Oguntuase, 2020). Namun, riset McCleland (1967) dalam
perspektif psikologi kemudian merubah dinamik dari kata “kewirausahaan”. Karena
pada dasarnya, kewirausahaan itu bersifat personal (Baum et al. 2007). Seorang
ekonom mendefinisikan wirausahawan sebagai orang yang membuat kombinasi
sumber daya untuk menjadikannya berharga. Sedangkan bagi seorang psikolog,
wirausahawan biasanya didorong oleh kekuatan tertentu seperti kebutuhan untuk
memperoleh atau mencapai sesuatu, bereksperimen, dan mencapai tujuan yang
ditargetkan. Bagi pebisnis, wirausahawan dapat menjadi ancaman, pesaing yang
agresif tetapi juga dapat menjadi sekutu, sumber pasokan, pelanggan, atau seseorang
4
Running head: ANALISIS PROFILE PENGUSAHA SUKSES SOPHIA AMORUSO
yang menciptakan kekayaan bagi orang lain serta menemukan cara yang lebih baik
untuk memanfaatkan sumber daya, mengurangi pemborosan, dan menyediakan
pekerjaan kepada orang lain (Hisrich et al., 2007). Dalam prakteknya, kewirausahaan
dilakukan oleh entitas wirausaha yang memiliki faktor internal, seperti kualitas diri,
pola pikir, dan motivasi yang dapat mendukung kemajuan sebuah bisnis. Faktor
eksternal seperti lingkungan dan kesempatan juga dapat mendorong kesuksesan
wirausaha.
Tujuan dari pembuatan makalah adalah untuk menganalisis bagaimana Sophia
Amoruso, sebagai pemilik Nasty Gal dapat sukses menjalankan bisnis, dengan
pendekatan teori Psikologi Kewirausahaan. Dalam makalah ini, akan dibahas secara
lebih detail mengenai hubungan faktor internal dan eksternal dalam tinjauan literatur
dengan kisah inspiratif dari buku #GirlBoss, dan pelajaran apa yang penulis dapatkan
dari kisah tersebut.
5
Running head: ANALISIS PROFILE PENGUSAHA SUKSES SOPHIA AMORUSO
BAB II
TINJAUAN LITERATUR

2.1 Psikologi Kewirausahaan


Psikologi Kewirausahaan merupakan bidang yang berkaitan dengan penerapan konsep
psikologi untuk memahami kepribadian dan peran seorang wirausaha dalam beragam factor,
diantaranya personal, organisasional, dan lingkungan. Konsep tersebut perlu dipahami agar
pemanfaatannya dapat mendukung aktivitas wirausaha. Lingkup pembelanjarann psikologi
kewirausahaan tidak hanya berada pada individu wirausahawan (factor internal), tetap juga
pada lingkungan dan situasi di sekitarnya (factor eksternal) (Husna, 2017).

2.2 Faktor Internal


2.2.1 Kepribadian
Dalam kepribadian seorang pengusaha, dibutuhkan karakteristik yang tepat agar
sebuah bisnis dapat sukses dan sustainable. Karakteristik tersebut adalah :
1. Ketegasan – Agar sukses sebagai wirausahawan, sesorang harus memiliki
kemampuan untuk melihat masalah atau situasi, mencerna semua data yang tersedia
(pada saat itu), dan membuat keputusan yang percaya diri untuk maju.
2. Keyakinan – Seseorang harus belajar bertindak dengan percaya diri, karena
kepercayaan adalah salah satu kualitas terpenting seorang wirausahawan.
3. Akuntabilitas – Akuntabilitas diperlukan dari pengusaha serta karyawan yang sukses.
Pengusaha harus berhenti mengeluarkan uang yang tidak penting dan menyalahkan
orang lain.
4. Ketahanan - Sebagai seorang pengusaha, diperlukan pembelajaran dalam menghadapi
kesalahan dan kegagalan. Kegagalan pasti ada dan merupakan bagian dari
pertumbuhan.
5. Kerendahan hati - Kerendahan hati adalah kebebasan dari kesombongan yang
merupakan pengikat semua karakteristik kewirausahaan. Dari ketegasan hingga
kepercayaan diri, kerendahan hatilah yang akan membuat seseorang dapat tetap fokus
dan terpusat. Dari akuntabilitas hingga ketahanan, Anda akan terus bergerak maju
melalui kegagalan, kesalahan, dan gangguan
6
Running head: ANALISIS PROFILE PENGUSAHA SUKSES SOPHIA AMORUSO
2.2.2 Motivasi
Motivasi menjadi salah satu factor yang kuat dalam kewirausahaan. Apabila kita tidak
memiliki motivasi yang cukup, maka sebuah usaha tidak akan sukses. Bahkan mungkin akan
tutup. Dengan kata lain, motivasi berwirausaha mengacu pada kekuatan atau dorongan dalam
diri seorang wirausahawan yang mempengaruhi arah, intensitas, dan kegigihan perilaku
secara sukarela sebagai wirausaha. Jadi bisa dikatakan, seorang wirausahawan yang
termotivasi akan bersedia untuk mengerahkan dirinya terhadap tingkat usaha (intensitas)
tertentu, untuk jangka waktu tertentu (kegigihan) menuju tujuan (arah) tertentu (S.S Khanka,
2006). Diperlukan perencanaan sistematis dan keahlian bisnis jangka panjang seperti
mengembangkan model bisnis, membentuk tim ventura baru, mengumpulkan uang, menjalin
kemitraan, mengelola keuangan, memimpin dan memotivasi karyawan. Individu harus sangat
berhati-hati dalam menentukan dirinya sendiri karena hal itu membantu mereka untuk
membuat keputusan yang tepat dalam memilih jalur yang tepat untuk terlibat dalam
berwirausaha (Kr. Baruah, n.d.). Oleh karena itu, mengidentifikasi niat wirausaha seseorang
sebelum menjadi wirausahawan itu penting, ini dapat memberikan seseorang tujuan yang
jelas tentang apa yang dia inginkan dan apa yang harus dilakukan dalam mencapai tujuannya
dan mengarah pada kesuksesan.

2.2.3 Passion
Berdasarkan Cambridge Dictionary, passion merupakan kesukaan, antusiasme, atau
keinginan yang kuat. Chen et al. (2009) mendefinisikan gairah/passion dalam kewirausahaan
sebagai "keadaan afektif intens seorang wirausahawan disertai dengan manifestasi kognitif
dan perilaku dari nilai pribadi yang tinggi". Gairah adalah inti dari kewirausahaan, karena
dapat menumbuhkan kreativitas dan pengenalan pola informasi baru yang penting untuk
penemuan dan eksploitasi peluang yang menjanjikan (Baron, 2008; Sundararajan dan Peters,
2007). Selain itu, gairah telah dikaitkan dengan kemampuan wirausahawan untuk
mengumpulkan dana dari investor (Cardon et al., 2009b; Mitteness et al., 2012; Sudek, 2006),
dan untuk mempekerjakan dan memotivasi karyawan kunci (Cardon, 2008).

2.2.4 Mindset
Pola pikir kewirausahaan merupakan cara berpikir yang memungkinkan wirausaha
dalam mengatasi tantangan, menjadi tegas, dan menerima tanggung jawab atas hasil
pekerjaan, yang apat dikarakteristikkan menjadi keingin tahuan/rasa penasaran, koneksi dan
7
Running head: ANALISIS PROFILE PENGUSAHA SUKSES SOPHIA AMORUSO
penciptaan nilai (Jordan et al., 2016) Hal ini adalah kebutuhan konstan untuk meningkatkan
keterampilan, belajar dari kesalahan, dan mengambil tindakan berkelanjutan atas ide-ide
wirausaha. Seorang wirausaha yang ingin sukses harus :
1. Berpikir secara terstruktur - Membentuk kepercayaan kesempatan seringkali
membutuhkan lompatan mental yang kreatif. Lompatan mental kreatif ini diluncurkan
dari sebuah sumber, yaitu pengetahuan yang ada. Dalam kasus peluang
entrepreuneurial, contoh lompatan mental kreatif dari pengetahuan tentang pasar yang
ada menjadi teknologi baru yang menghasilkan produk / layanan yang memuaskan
pasar itu.
2. Terlibat dalam bricolage – Dalam bisnis, ada masa dimana perusahaan kekurangan
sumber daya. Pengusaha yang memiliki entrepreneurial mindset akan tetap
‘mewujudkan’ produksi dengan menerapkan kombinasi sumber daya yang ada untuk
masalah tersebut dan peluang baru. Ini melibatkan pengambilan sumber daya yang
ada dan bereksperimen, berpikir, mengemas ulang dan / atau membingkai ulang
mereka sehingga dapat digunakan dengan cara yang awalnya dirancang atau dibuat.
Dari proses ‘mewujudkan’, pengusaha dapat menciptakan peluang.
3. Effectuation (ketegasan) - Sebagai calon pemimpin bisnis, Anda dilatih untuk berpikir
secara rasional dan mungkin dinasihati jika tidak. Nasihat ini mungkin tepat
mengingat sifat tugasnya. Pengusaha menggunakan proses efek, yang berarti mereka
mengambil apa yang mereka miliki, siapa mereka, apa yang mereka ketahui dan siapa
yang mereka kenal dan pilih di antara hasil yang mungkin.
4. Adaptasi kognitif. - Menjelaskan sejauh mana wirausahawan itu dinamis, fleksibel,
mengatur diri sendiri, dan terlibat dalam proses menghasilkan berbagai kerangka
keputusan yang berfokus pada penginderaan dan pemrosesan perubahan di
lingkungan mereka dan kemudian bertindak berdasarkan itu.

2.2.5 Kesadaran pada tujuan (Goal)


Definisi dari goals atau sasaran adalah gagasan tentang masa depan atau hasil yang
diinginkan yang diimpikan, direncanakan, dan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
(Locke et al., 1990). Secara khusus, dalam domain pencapaian intelektual, terdapat dua kelas
tujuan: tujuan kinerja (di mana individu berkepentingan dengan mendapatkan penilaian yang
menguntungkan atas kompetensi mereka) dan tujuan pembelajaran (di mana individu
berkepentingan dengan peningkatan kompetensi mereka)(Kouakou, 2019). Menurut Johnson
8
Running head: ANALISIS PROFILE PENGUSAHA SUKSES SOPHIA AMORUSO
(2009), seseorang dengan kepercayaan diri rendah dan mindset yang tidak maju akan keluar
dengan tujuan kinerja rendah sebagai hasilnya. Oleh karena itu, jika dihadapi oleh tantangan,
perilaku, perasaan, dan pikiran orang tersebut akan khas dengan ketidakberdayaan/helpless.
Sementara itu, seseorang dengan mindset berkembang percaya bahwa dia dapat berhasil
dalam menghadapi tantangan melalui penerapan tujuan pembelajaran. Dalam menjalankan
sebuah bisnis, penting bagi pengusaha untuk memiliki tujuan yang jelas, dan mempercayai
bahwa tujuan tersebut dapat dicapai, sehingga dalam perjalanannya kita tidak putus asa.
Selain itu, dengan menentukan tujuan, perusahaan juga dapat berjalan secara sistematis dan
terstruktur sehingga apabila melewati rintangan, dapat lebih mudah di atasi dan di analisis.

2.3 Faktor Eksternal


2.3.1 Peran keluarga/lingkungan
Faktor eksternal adalah faktor pendorong minat berwirausaha yang berasal dari luar
diri pelaku entrepreneur. Faktor eksternal yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah
lingkungan keluarga dan lingkungan sosio ekonomi. Menurut Alma (2008), keluarga
merupakan faktor yang sangat penting dalam pembentukan niat berwirausaha. Secara umum,
pendidikan dalam keluarga berperan dalam menumbuhkan jiwa wirausaha pada anak karena
wirausahawan yang sukses pada umumnya dipicu oleh orangtuanya baik secara langsung
maupun tidak (Nignrum, 2017). Seseorang dapat termotivasi untuk menjadi wirausaha karena
latar belakang anggota keluarga, tradisi keluarga dan cara orang tua mendidik yangd
menunjang, membimbing dan mendorong seseorang untuk memperisapkan kehidupannya di
masa mendatang. Lingkungan sosial ekonomi mempengaruhi niat berwirausaha karena
lingkungan yang mayoritasnya berwirausaha maka kemungkinan besar individu yang ada di
lingkungan tersebut.

2.3.2 Peluang dan Kesempatan


Francis Bacon menyinggung dua aliran pemikiran popular, yaitu satu berpendapat
bahwa peluang ditemukan dan yang lain berpendapat bahwa peluang itu diciptakan (Alvarez
& Barney, 2007) Peluang adalah salah satu konsep kunci yang menentukan batas dan kondisi
pertukaran bidang kewirausahaan. (Busenitz et. Al., 2003). Peluang terhadap kewirausahaan
dapat berbeda-beda di setiap individu karena kesempatan yang didapatkan juga berbeda.
Kesempatan menjadi pengusaha membutuhkan empat kriteria. Pertama, harus ada peluang
atau situasi untuk menggabungkan kembali sumber daya untuk menghasilkan keuntungan.
9
Running head: ANALISIS PROFILE PENGUSAHA SUKSES SOPHIA AMORUSO
Kedua, kewirausahaan membutuhkan perbedaan antar orang, seperti akses preferensial ke
individu tertentu atau kemampuan untuk mengenali informasi tentang peluang, seperti akses
dalam pendidikan kewirausahaan dan juga lingkungan keluarga/sekitar yang mendukung.
Ketiga, mengambil risiko adalah suatu kebutuhan. Keempat, proses kewirausahaan
membutuhkan pengorganisasian orang dan sumber daya, contohnya adalah modal/capital.
(Shane, 2003)
10
Running head: ANALISIS PROFILE PENGUSAHA SUKSES SOPHIA AMORUSO
BAB III
ANALISIS
3.1 Analisis
Merujuk kepada pembelajaran dari tinjauan literatur, dapat disimpulkan bahwa Sophia
Amoruso memiliki kepribadian seseorang yang sukses. Hal ini dapat dibuktikan dengan
perjalanannya dalam membangun Nasty Gal, Sophia memiliki modal minim dan tidak ada
pengalaman bisnis. Ia tidak memiliki biaya untuk membuat website sendiri. Tetapi Sophia
tetap mewujudkan usahanya tanpa keraguan melalui eBay. Hal ini sesuai dengan Mindset
dari seorang entrepreneur yaitu sikap Bricolage. Menurut Baker et al (2005), pengusaha yang
memiliki entrepreneurial mindset akan tetap ‘mewujudkan’ / ‘making do’ usaha dengan
menerapkan kombinasi sumber daya yang ada untuk masalah tersebut dan peluang baru.
Sophia melibatkan pengambilan sumber daya yang ada dan membingkai ulang sehingga
dapat menyesuaikan dengan cara yang awalnya dirancang atau dibuat.
Kemudian Sophia juga menciptakan peluang baru dengan menjual pakaian vintage
modifikasi. Karena kegemaran Sophia dalam mendesign ulang pakaian-pakaian vintage yang
dibeli di toko vintage di kotanya, Ia merasa pasti ada orang-orang yang juga menyukai hal
yang sama. Setelah mencari tahu dari eBay, hanya ada beberapa penjual pakaian vintage
original tanpa modifikasi. Sophia kemudian melihat peluang dari mempelajari kolom-kolom
komentar pada komunitas vintage. Dan ternyata banyak sekali permintaan dan respon positif
dari pembeli pakaian vintage di Nasty Gal karena telah membuat baju bekas menjadi lebih
unik. Hal ini dapat di sesuaikan dengan teori passion yang dikemukakan oleh Baron (2006)
dan Sundarajan et al (2007), yang merupakan inti dari kewirausahaan, karena dapat
menumbuhkan kreativitas dan pengenalan pola informasi baru yang penting untuk penemuan
dan eksploitasi peluang yang menjanjikan.
Sophia juga memiliki sikap tegas dalam menjalankan bisnisnya. Ia tidak akan
membiarkan siapapun menghalangi dalam mencapai mimpinya. Pada saat membangun Nasty
Gal, Sophia meminta bantuan ayahnya untuk menjadi partner penyewaan ruang penyimpanan
dan kantor, karena persyaratan penyewaan kantor yang mewajibkan dua orang untuk
metandatangani perjanjian. Walaupun hubungan dengan ayahnya tidak begitu baik, Ia tetap
mengajukan proposal bisnis kepada ayahnya, yang kemudian disetujui. Namun, pada saat-
saat penandatanganan, nama penyewa utama diganti sepihak menjadi nama ayahnya, dengan
alasan bahwa ayahnya ingin menyelamatkan tabungan apabila tiba-tiba Sophia bosan di
tengah perjalanan. Hal ini membuat Sophia tersinggung karena dianggap remeh, sehingga
11
Running head: ANALISIS PROFILE PENGUSAHA SUKSES SOPHIA AMORUSO
langsung membatalkan penyewaan tersebut. Pada akhirnya, Sophia menemukan Gudang
tidak terpakai yang dekat dengan tempat pemotretan pakaian vintagenya, kemudian melihat
peluang untuk merubahnya menjadi kantor yang layak. Sikap Sophia ini masuk kedalam teori
yang diajukan oleh S. S Khanka (2006) bahwa eorang wirausahawan yang termotivasi akan
bersedia untuk mengerahkan dirinya menuju tujuan (arah) tertentu. Dan sophia juga memiliki
kepribadian yang tegas, dimana telah di sebutkan dalam tinjauan literatur bahwa sebagai
wirausahawan sukses, sesorang harus memiliki kemampuan untuk melihat masalah atau
situasi, mencerna semua data yang tersedia (pada saat itu), dan membuat keputusan yang
percaya diri untuk maju.

3.2 Lesson Learned


Pelajaran yang didapat dari Sophia Amoruso adalah yang pertama, Sophia selalu
positif dalam menjalani hidupnya dan berani dalam mengambil keputusan yang berisiko.
Walaupun memiliki masa lalu yang sulit dan juga pekerjaan yang menyebalkan, Ia tetap
menikmati hidupnya dengan focus pada hal positif yang ia miliki, seperti sahabatnya dan
support system lainnya. Sophia selalu berusaha untuk melihat titik terang dari sebuah
kejadian.
Pelajaran kedua yang saya dapatkan adalah karakteristik Sophia yang unapologetic. Ia
tidak membiarkan siapapun menghalangi dalam mencapai tujuannya. Ia mengajari bahwa
GIRLBOSS adalah seseorang yang memiliki control atas dirinhya sendiri. Dia mendapatkan
apa yang dia mau karena dia bekerja keras untuk itu.
Pelajaran ketiga yang didapat adalah kita harus memiliki mimpi yang tinggi, namun
tidak apa untuk memulai dari hal yang kecil, karena yang terpenting adalah tujuan kita
membangun bisnis tersebut dapat tercapai. Sophia mendirikan Nasty Gal tanpa memiliki
modal yang cukup, edukasi yang memadai dan juga nol pengalaman bisnis. Pada awalnya ia
bermimpi untuk memiliki website sendiri dan juga merancang business plan yang besar.
Namun, ia akhirnya memilih eBay untuk memulai. Memang, hal tersebut tidak sesuai dengan
ekspektasinya, namun eBay tetap memiliki fungsi yang sama dengan tujuannya yaitu
melakukan penjualan dan mencapai keuntungan. Dan dari eBay juga Sophia menjadi mahir
dalam mengambil foto barang dan juga mempelajari apa yang disukai oleh pembeli.
12
Running head: ANALISIS PROFILE PENGUSAHA SUKSES SOPHIA AMORUSO
BAB IV
REFERENSI

Alma, B. (2007). Kewirausahaan. Edisi Revisi. Alfabeta. Bandung

Alvarez, S. A., & Barney, J. B. (2007). Discovery and creation: Alternative theories of entrepreneurial action.
Strategic Entrepreneurship Journal, 1: 11-26

Baker, T., and R. E. Nelson. (2005). “Creating Something from Nothing: Resource Construction through
Entrepreneurial Bricolage.” Administrative Science Quarterly 50 (3): 329–366.

Baron, R., (2008). The role of affect in the entrepreneurial process. Academy of Management Review 33, 328–
340

Baum JR, Frese M, Baron RA, eds. (2007). The Psychology of Entrepreneurship. Mahwah, NJ: Erlbaum

Bonk, S. (2016). Sophia Amoruso. Forbes Magazine. https://www.forbes.com/profile/sophia-amoruso/?


sh=23ffddff2e7b

Busenitz, L. W., West, G. P., Shepherd, D., Nelson, T., Chandler, G. N., & Zacharakis, A. (2003).
Entrepreneurship research in emergence. Journal of Management, 29: 285-308.

Cambridge Dictionary. (2020). Passion definiton. https://www.dictionary.com/browse/passion

Cardon, M.S., (2008). Is passion contagious? The transference of entrepreneurial emotion to employees. Human
Resource Management Review 18, 77–86

Cardon, M.S., Wincent, J., Singh, J., Drnovsek, M., (2009b). The nature and experience of entrepreneurial
passion. Academy of Management Review 34, 511–532

Chen, X.-P., Yao, X., Kotha, S., (2009). Passion and preparedness in entrepreneurs' business plan presentations:
a persuasion analysis of venture capitalists' funding decisions. Academy of Management Journal 52,
199–214.

Dweck, C. S., & Leggett, E. L. (1988). A social-cognitive approach to motivation and


personality. Psychological review, 95(2), 256. doi:10.1037/0033-295x.95.2.256 

Hisrich, R. D. (1990). Entrepreneurship/intrapreneurship. American psychologist, 45(2), 209.

Hisrich, R., Langan-Fox, J., & Grant, S. (2007). Entrepreneurship research and practice: a call to action for
psychology. American psychologist, 62(6), 575.

Husna, A. N. (2017). Psikologi Kewirausahaan: Potensi Riset dalam Konteks Indonesia. URECOL, 167-178.

Johnson, V. D. (2009). Growth mindset as a predictor of smoking cessation (Doctoral dissertation, Cleveland


State University).

Jordan, W. M., Fry, C. C., & Treuren, K. W. V. (2016, June). Promoting the Entrepreneurial Mindset through
Faculty Development. In Proc. 2016 ASEE Annual Conference & Exposition.
13
Running head: ANALISIS PROFILE PENGUSAHA SUKSES SOPHIA AMORUSO
Khanka, S. S. (2006). Entrepreneurial development. S. Chand Publishing.

Kouakou, K. K. E., Li, C., Akolgo, I. G., & Tchamekwen, A. M. (2019). Evolution View of Entrepreneurial
Mindset Theory. International Journal of Business and Social Science, 10(6).

Kr. Baruah, S. A. (n.d.). Entrepreneurship: Concept and Definition. Retrieved November 04, 2020, from
http://assamagribusiness.nic.in/agriclinics/Entrepreneurship%20concept%20& %20definition.pdf

 Locke, Edwin A.; Latham, Gary P. (1990). A theory of goal setting & task performance. Englewood Cliffs,
NJ: Prentice Hall. ISBN 978-0139131387. OCLC 20219875.

Mitteness, C., Sudek, R., & Cardon, M. S. (2012). Angel investor characteristics that determine whether
perceived passion leads to higher evaluations of funding potential. Journal of Business
Venturing, 27(5), 592-606.

Anda mungkin juga menyukai