Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KARAKTER DAN SPIRIT KEWIRAUSAHAAN

Dosen : J. Kelabora S.SiT.,M.Kes

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. Astra K.Ngabalin 6. Rani Reubun


2. Agustina Rahado 7. Rosmaya S.Suat
3. Fatma Sangaji 8. Siti D.Sethear
4. Fitri Rumadan 9. Zakia Somar
5. Nuraini Rahayaan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
tufiq, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
untuk memenuhi tugas KEWIRAUSAHAWAN.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Hal ini disebabkan
terbatasnya pengetahuan yang kami miliki.Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun dari dosen pembimbing serta teman-teman selalu kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.
Akhirnya, harapan kami mudah-mudahan makalah yang sederhana ini ada manfaatnya
khususnya bagi kami dan umumnya bagi kita semua. Amin..
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulis
BAB II PEMBAHASAN

A. Karakter dan Spirit Kewirausahaan


B. Enterpreunership
C. Kepemimpinan
D. Pengambilan Keputusan dan Resiko
E. Mengambil Keputusan
F. Perencanaan
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,


mengembangkan,dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide
inovatif, peluang, carayang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses
tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau
ketidakpastian.

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon
pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan
ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai
dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan
sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen
usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan
pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada
beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui
pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat
kewirausahaan menjadi berkembang.

Wirasusaha adalah keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi


kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri
sendiri. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsidan emosi yang sangat
terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Banyak hal yang
mendorong seseorang untuk menjadi seorang wirausahawan,diantaranya dorongan teman,
dorongan ini cukup berpengaruh terhadap semangat membuka suatu usaha, karena kita
dapat berdiskusi lebih bebas, dibandingkan dengan orang lain, teman bisa memberikan
dorongan, pengertian, bahkan bantuan, tidak perlu takut terhadap kritikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Itu Karakter Dan Spirit Kewirausahaan ?

2. Apa Yang Dimaksud Dengan Entrepreneuship ?


3. Apa Yang Dimaksud Kepemimpinan ?

4. Apa Yang Dimaksud Dengan Pengambilan Keputusan dan Resiko ?

5. Bagaimana Mengambil Keputusan ?

6. Bagaimana Perencanaan Dalam Kewirausahaan ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Apa Saja Karakter Dan Spirit Dalam Kewirausahaan

2. Untuk Mengetahui Konsep Dari Entrepreneuship

3. Untuk Mengetahui Yang Dimaksud Kepemimpinan Dalam Kewirausahaan

4. Untuk Mengetahui Maksud Dari Pengambilan Keputusan Dan Resiko

5. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Dalam Pengambilan Keputusan

6. Untuk Mengetahui Perencanaan Dalam Kewirausahaan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Karakter Dan Spirit Kewirausahaan

1. Karakter Kewirausahaan

Karakteristik wirausaha dapat didefinisikan sebagai hal yang berhubungan


dengan ciri khas, perilaku, watak, tabiat, sikap serta tindakan seseorang terhadap
untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha.

Sikap dan tindakan tersebut biasanya mencakup sebagian besar sikap dan
tindakan seorang wirausahawan dalam kesehariannya. Karakteristik wirausaha
dianggap berhasil setelah sikap keseharian, berupa komitmen dalam melakukan
pekerjaan dilakukan dengan sepenuh hati.

2. Spirit Kewirausahaan

Arti kata spirit dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan semangat
yang tinggi merupakan salah satu factor kemenangan. Spirit merupakan satu bagian
yang sangat prinsip atau yang dirasakan dalam kehidupan manusia dan merupakan
bagian dari suasana hati atau posisi emosi yang merupakan karakteristik gelora,
semangat, gairah, kegembiraan dalam melakukan suatu hal. Semangat dan gairah
merupakan hal yang menarik untuk dijelaskan lebih detail. Tampaknya sama namun
memiliki inti yang berbeda.

Semangat merupakan energy untuk mengerjakan suatu pekerjaan karena ada


keinginan dan hasrat untuk mencapainya, yaitu ada unsur manfaat dan tujuan.
Sedangkan gairah merupakan energy yang diperlukan dalam mengerjakan suatu
pekerjaan karena ada unsur kecintaan, kesukaan, dan hobi di dalamnya. Jadi, bukan
semata-mata karena manfaat dan tujuannya. Kunci penting dalam menciptakan
semangat kewirausahaan itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Figure bagi seseorang guna membangkitkan semangat; karena melihat orang itu
sukses dan kaya, maka ia ingin menjadi seperti orang itu.

b. Suka mencari tantangan baru untuk menciptakan gairah, yaitu cinta akan
kewirausahaan.
c. Kepepet atau keterpaksaan karena harus tetap bertahan dan hidup semangat bisa
muncul karena keinginan untuk tetap bertahan hidup.

d. Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi; tidak ingin miskin
selamaya.

e. Mengalami kegagalan dalam meniti karir pekerjaan dan mengambil jalan pintas
untuk semangat menjadi wirausahawan.

f. Memang cita-cita sejak kecil untuk menjadi wirausahawan.

Kewirausahaan bisa diterapkan dalam semua bidang seperti kampus, di tempat kerja,
saat melakukan kegiatan sehari-hari, atau ketika memutuskan dan menjalankan
sebuah unit usaha.Keterampilan wirausaha itu ada pada setiap orang termasuk
mahasiswa, tetapi yang sering terjadi adalah kemampuan kewirausahaan tidak
dimunculkan, dioptimalkan dan digunakan sebagaimana mestinya.

B. Entrepreneurship

Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,


dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang,
cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.

Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,


pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan
di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.Orang yang melakukan
kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.Muncul pertanyaan mengapa seorang
wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada
umumnya.Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat
terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

C. Kepemimpinan

Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan


dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol. Dengan
menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan
jasa-jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera berada dipasar. Ia selalu
menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor yang
baik dalam proses produksi maupun pemasaran.

Meredith, dkk. (1996) mengungkapkan “Prestasi total sebuah bisnis terutama


ditentukan oleh sikap dan tindakan sang wirausaha. Efektivitas (dia) sebagai pemimpin
ditentukan oleh hasil-hasil yang dicapai” Wirausaha yang berhasil merupakan pemimpin
yang berhasil, baik yang memimpin sedikit ataupun banyak karyawan. Dilihat dari
hakikat pekerjaannya seorang wirausaha adalah seorang manajer dan sekaligus pemimpin.
Mereka harus mencari peluang-peluang, memulai proyek-proyek, mengumpulkan dan
mengelola sumber-sumber daya yang dibutuhkan termasuk sumber daya manusia,
menentukan tujuan-tujuan untuk organisasi, membimbing, dan memimpin mereka untuk
mencapai sasaran organisasi.

Fungsi utama seorang manajer adalah mendayagunakan kombinasi sumber-sumber


ekonomi yang dibutuhkan melalui orang-orang yang bekerja untuk organisasi. 8Bagi
seorang wirausaha kemampuan manajerial dan kepemimpinan diperoleh tidak hanya
terbatas dari lembaga pendidikan formal dan non formal, tetapi diperoleh secara belajar
sendiri dari berbagai sumber dan terutama melalui pengalaman langsung. Dalam
memahami dan menerapkan manajemen dan kepemimpinan, seorang wirausaha, tidak
hanya cukup mempelajarinya sebagai suatu ilmu, tetapi dia menerapkannya dengan kiat
(seni)-nya sendiri. Oleh karena itu, penerapan seni atau gaya manajemen dan
kepemimpinan oleh setiap wirausaha jelas berbeda tergantung pada wirausahawan yang
melaksanakannya. 8

D. Pengambilan Keputusan dan Resiko

Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di awal


abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung risiko.
Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi,
melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya
karena sudah diperhitungkan.

Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko yang moderat, artinya risiko
yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko
yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari
peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan objektif, dan
merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya (Suryana, 2003 : 14-15)

Meredeith (1996, p.37) mengungkapkan bahwa “para wirausaha merupakan


pengambil risiko yang sudah diperhitungkan. Mereka bergairah menghadapi tantangan.
Wirausaha menghindari situasi berisiko rendah karena tidak ada tantangannya dan
menjauhi situasi risiko tinggi karena mereka ingin berhasil. Para wirausaha berperan
sebagai pengambil risiko yang realistik, yaitu suatu situasi yang berisiko dan menantang,
tetapi dapat dicapai. Mereka mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan
tugastugas yang sukar dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Dalam
peran selaku penanggung risiko juga mengandung pengertian bahwa seorang wirausaha
waktu mengambil keputusan, harus siap menanggung 9risiko jika dampak dari keputusan
yang diambilnya itu tidak sesuai dengan harapan.

Para wirausaha, yang berada pada manajemen tingkat puncak dalam struktur
organisasi, mereka bersedia menerima perubahan, mencoba berbagai alternatif dan
mengembangkan inovasi, mengembangkan produk yang sudah ada, menciptakan produk-
produk baru, mengembangkan teknik-teknik produksi yang inovatif dalam mengejar
keuntungan usaha. Para wirausaha yang berani mengambil risiko dan inovatif ini biasanya
menjadi tokoh dalam bisnis. Mereka mempunyai gagasan-gagasan dan berupaya
mengombinasikan sumber-sumber ekonomi yang ada untuk merealisasikan gagasan
mereka. 9

E. Mengambil Keputusan

Setiap wirausahawan harus melakukan peran sebagai pengambil keputusan dalam


situasi pekerjaan yang bagaimanapun. Dan dari sinilah masa depan usaha dan organisasi
akan ditentukan. Meredith (1996) mengungkapkan bahwa seorang wirausaha harus
kreatif, terutama dalam mengambil keputusan. Dia juga menyarankan agar setiap
wirausaha harus punya kepercayaan diri yang teguh dan yakin dalam membuat
keputusankeputusan yang tepat. Menurut Meredith peran dan kemampuan membuat
keputusan inilah yang membedakan seorang wirausaha dari yang lain.

Hellriegel dan Slocum (1992) menyatakan bahwa peran mengambil keputusan


merupakan peran yang selalu dibutuhkan pada setiap fungsi manajemen, yaitu ketika
seseorang sedang merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan.
Agar keempat aspek tersebut bisa berjalan maka diperlukan proses pengambilan
keputusan secara menyeluruh.

Perubahan yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi akan dialami dalam
perjalanan sebuah organisasi. Hal ini kerap kali menimbulkan masalah yang sangat serius
dan membutuhkan penanganan yang segera. Seorang wirausaha harus cepat tanggap dan
memahami masalah yang dihadapi secara utuh. Kemudian, dia harus menganalisis dan
mengevaluasi alternatif solusi yang akan diambil, dan pada akhirnya membuat suatu
keputusan. Dalam melakukan perannya sebagai pengambil keputusan Meredith (1966)
menyarankan agar para wirausaha sepatutnya menggunakan pengalaman masa lampau
sebagai pedoman untuk mengambil keputusan, namun harus diingat bahwa tidak ada dua
situasi pengambilan keputusan yang benar-benar sama. Meskipun persoalannya mungkin
sama, tetapi situasi dan lingkungannya berbeda.

Menurut Boulton (1987) terdapat tiga jenis keputusan yang harus diambil oleh
seorang wirausaha, yaitu keputusan yang sifatnya rutin, keputusan adaptif, dan keputusan
inovatif :

1. Keputusan yang sifatnya rutin (routine decision), yaitu jenis keputusan yang diambil
berdasarkan atas alternatif-alternatif solusi yang sudah dipersiapkan sebagai respons
terhadap permasalahan yang secara relatif sudah diketahui dengan baik. Pada jenis
keputusan ini, alternatif keputusan dari setiap masalah yang muncul sudah
dipersiapkan.

2. Keputusan yang adaptif (adaptive decision), yaitu jenis keputusan yang diambil
sebagai respons terhadap masalah yang jarang terjadi sehingga hanya sebagian saja
dari masalah dan alternatif pemecahannya yang diketahui.

3. Keputusan yang inovatif (innovative decision), yaitu keputusan yang diambil


berdasarkan pada penemuan baru dan diagnosis terhadap masalah-masalah baru yang
tidak pernah dialami sebelumnya. Adanya penemuan dan masalah baru tersebut telah
mengundang kreativitas pengambil keputusan untuk mengambil alternatif solusi yang
unit dan inovatif. 10
F. Perencanaan

Seseorang wirausaha harus lah mempunyai visi ke depan apa yang hendak ia
lakukan?, Apa yang ingin dicapai?. Sebuah usaha bukan didirikan hanya untuk sementara,
tetapi untuk selama- nya. Oleh sebab itu, seorang wirausaha akan menyusun perencanaan
(planning) dan strategi yang matang agar jelas langkah- langkah yang akan dilaksanakan.

1. Memahami Konsep Produk Atau Jasa Secara Baik

Sebelum memulai suatu usaha maka hal yang terpenting adalah pemahaman
kita akan konsep produk atau jasa yang akan menjadi bisnis inti. Kita perlu
memahami bukan hanya secara teknis produksi tetapi juga pasar dan prospek mulai
daripada lingkungan yang terkecil kepada lingkungan yang terbesar.

2. Membuat Visi Dan Misi Bisnis

Setiap orang yang mau memulai bisnis harus mengetahui visi dan misi yang
akan menjadi panduan seseorang untuk tetap fokus kepada tujuan bisnis dan
organisasi yang awal. Seringkali suatu usaha pada saat mulai berkembang pada tahap
berikutnya mengalami kegagalan karena organisasi tersebut tidak memfokuskan diri
kepada peningkatan kemajuan bisnis awal tetapi terlalu banyak mencoba
mengembangkan bidang usaha lain yang baru.

3. Perlunya Winning, Positive Dan Learning Attitude Untuk Menjadi Sukses.

Sikap mental merupakan kunci keberhasilan atas usaha anda selain daripada
pemahaman usaha anda. there is no over night success sesuatu yang harus dicamkan
daripada setiap calon “entrepreneur” karena dibutuhkan waktu, sikap tidak menyerah,
proses belajar secara kesinambungan, dan melihat permasalahan secara positif yang
tidak membuat anda menjadi patah semangat namun melihat setiap peluang dan
belajar atas setiap kegagalan.Anda akan belajar untuk mengembangkan sikap-sikap
diatas untuk menjadi “bisnis entrepreneur” yang sukses.

4. Membuat Perencanaan Dan Strategi Bisnis Yang Efektif

Akan menghindari usaha daripada risiko bisnis dan keuangan. Secara statistik
hampir seluruh kegagalan bisnis kecil dan menengah disebabkan karena tidak adanya
atau kurang efektifnya perencanaan bisnis yang anda buat. Asumsi-asumsi seperti
kapasitas produksi, tingkat utilisasi produksi, proyeksi kenaikan harga dan biaya dan
aspek lainnya dalam perencanaan bisnis haruslah menggambarkan secara akurat
realitas pasar atau praktek yang ada dalam suatu industri.

5. Pengetahuan dasar manajemen

Organisasi dan sistem akan menghindari usaha daripada risiko manajemen.


Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen yang baik
untuk memastikan proses pemasaran, produksi, distribusi dan penjualan berlangsung
dengan baik. Sistem manajemen yang buruk akan mengakibatkan adanya biaya yang
tidak perlu seperti bahan baku yang terbuang, pekerja yang tidak produktif karena
pengawasan yang tidak efektif dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas, koordinasi
dan komunikasi antar pegawai yang tidak efektif sehingga banyak keputusan yang
terlambat, perekrutan pegawai yang tidak efektif sehingga banyak pegawai yang
keluar masuk dan membuang banyak waktu dan biaya, pelatihan yang tidak baik
sehingga produktivitas pegawai yang rendah dan masih banyak lagi permasalahan
organisasi.

6. Optimalisasi Sumber Daya Manusia

Maka 50% usaha Anda sudah berhasil. Sumber Daya Manusia atau SDM
merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha yang sangat penting. Banyak pakar
yang menyadari bahwasanya untuk memulai usaha seringkali apabila kita merekrut
pegawai yang tepat dan berpotensi sangat baik dapat menutup kelemahan manajemen,
organisasi dan sistim dalam jangka pendek. Dengan SDM yang tepat maka kita sudah
setengah jalan untuk menjadi sukses.

7. Kreativitas Kepemimpinan

Dalam memulai usaha umumnya setiap calon entrepreneur akan mengalami


banyak permasalahan dan krisis. Banyak kegagalan terjadi karena kurangnya
kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan keputusan yang tepat untuk mencari solusi
yang baik. Kreativitas seperti “thinking outbox” atau kemampuan melakukan analisa
permasalahan di luar pemahaman yang sudah ada dan mencari alternatif solusi yang
kreatif akan sangat membantu usaha anda untuk berhasil. Kreativitas juga akan sangat
membantu anda untuk menyesuaikan produk-produk anda agar dapat diterima oleh
pasar dan juga melihat berbagai peluang dalam membangun usaha anda.
8. Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan.

Pemahaman atas aspek ini adalah sangat penting dalam perkembangan usaha
anda. Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang tidak baik
seperti kekurangan dana untuk pembelian bahan baku, alat-alat produksi dan lainnya.
Dalamtopik ini akan dibahas pengetahuan dasar atas cash flow atau arus kas yang
seperti darah dalam tubuh manusia, biaya pendanaan, pembiayaan modal kerja dan
investasi, struktur modal, aset perusahaan, penyertaan modal dan lainnya.

9. Pemasaran, Pelayanan Dan Product Brand.

Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa.


Sebaik apapun produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka akan sangat sukar
untuk meningkat penjualan dan keuntungan usaha. Di lain pihak tanpa pelayanan
yang baik kepada pelanggan maka akan sangat sukar suatu usaha untuk memperoleh
pelanggan yang loyal yang merupakan kunci perkembangan usaha. Dengan pelanggan
yang loyal maka pekerjaan pemasaran akan lebih mudah karena pelayanan yang baik
akan menciptakan product brand yang baik kepada calon pelanggan baru. Dalam topik
ini akan dibahas secera menyeluruh semua aspek penting dalam membuat strategi
pemasaran, identifikasi pelayanan yang dibutuhkan pelanggan dan bagaimana
menciptakan product brand dan efeknya kepada keberhasilan usaha.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
Entrepreneur memiliki sikap jeli terhadap kemungkinan potensial yang terbayangdalam
perkembangan masa depan, kemudian mampu merintis dan mengatur inovasi,menempuh
pola baru dalampenggunaan sumber dana dan daya produksi dalam suatu kombinasi
optimal yang baru pula.

B. Saran

Demikian yang dapat kami sampaikan dan tulisan dalam makalah ini , jika ada
kekurangan maka kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar besarnya serta besar
harapan kami untuk mendapatkan saran yang bermanfaat.
Daftar Pustaka

Ir. Hendro, M.M. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan, Erlangga; Jakarta

Kasali Rhenald.2010. Modul Kewirausahaan. Jakarta Selatan : PT Mizan Publika

Carland, Jame W. et al. (1984). Differentiating Entrepreneurs from small Business


Owners: A Conceptualization. Academic of Management

Clayton, Oliver. (1981). Planning a Career as a Business Owner. Business


Education Forum 36.

Cole, Arthur (1959. Business Enterprise in its Social Setting. Cambridge: Harvard
University Press. 15

Anda mungkin juga menyukai