Anda di halaman 1dari 14

MENERAPKAN JIWA KEPEMIMPINAN

Wirausahawan harus memiliki jiwa dan semangat yang membara, pantang menyerah dan ulet, karena
tanpa hal tersebut maka kita tidak akan dapat menjadi wirausaha sejati dan berhasil. Keberhasilan usaha sangat
tergantung pada seberapa keras kita berusaha dan sungguh-sungguh dalam berusaha, dengan adanya sikap
pantang menyerah dan ulet maka segala rintangan tidak akan berarti apa-apa tetapi justru memberikan semangat
baru untuk dapat mengatasinya.
Kewirausahawan merupakan suatu kegiatan yang penuh dengan konflik, baik konflik internal maupun
eksternal. Konflik internal berkaitan dengan bagaimana seorang wirausaha membuat sikap atas sesuatu
dalamdirinya. Kemudian konflik eksternal adalahkonflik yang berkaitan dengan lingkungan dimana dia berada,
baik itu permasalahan yang timbul dari lingkungan keluarga maupun dari lingkungan diluar keluarga yaitu
persaingan usaha.
Dunia wirausaha, selain penuh konflik namun juga menawarkan kesenangan tersendiri, terutama yang
berkaitan dengan rasa yang ditimbulkan dan penghargaan yang diberikan ketika usaha yang dilaksanakan
memperoleh keberhasilan yang gemilang. Suatu keberhasilan sering berkaitan dengan adanya visi dan misi usaha
yang dimiliki oleh wirausaha, visi dan misi usaha adalah sesuatu yang dibawa dan tujuan yang ingin dicapai oleh
wirausaha.
A. Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan (Leader ship)
1) Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo
Kepemimpinan (Leader ship) adalah tingkah laku untuk mempengaruhi orang lain agar mereka dapat
memberikan kerjasama dengan pencapaian suatu tujuan yang menurut pertimbangan mereka perlu dan
bermanfaat.
2) George R. Terry
Kepemimpinan (Leader ship) adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang untuk bekerjasama secara sukarela
untuk mencapai tujuan bersama.
3) Prof. Dr. M. S. Prajudi Atmosudirjo
Pemimpin adalah orang yang mempengaruhi orang lain, agar orang ini mau menjalankan apa yang
dikehendakinya.
4) Prof. Dr. Sarwono Prawirodiharjo
Pemimpin adalah orang berhasil mempengaruhi pada bawahan perasaan ikut serta dan ikut bertanggung jawab
terhadap pekerjaan yang sedang diselenggarakan dibawah pimpinannya.
Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa seseorang dapat dikatakan sebagai
seorang pemimpin adalah ketika orang tersebut dapat mempengaruhi tingkah laku dan perbuatan orang lain agar
mereka menuruti kehendaknya.
b. Syarat-syarat pemimpin yang baik
Menurut Ordway :
1) Badan kuat dan penuh energi
2) Mempunyai selera pemimpin
3) Antusiasme
4) Ramah tamah
5) Keteguhan iman
6) Keunggulan dalam teknik pekerjaan
7) Intelegensi tinggi
8) Bertindak tegas atau mempunyai kesanggupan dalam pengambilan keputusan.
9) Kecakapan mengajar dan membimbing
10) Iman dan keyakinan yang kuat
Selain syarat-syarat diatas, ada beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu :
1) Penuh energi
2) Motivasi pribadi
3) Kepandaian berkomunikasi
4) Stabilitas emosional
5) Ilmu pengetahuan
6) Kemampuan teknik
7) Kemampuan untuk mengajar
8) Kepandaian dalam bidang sosial.
c. Tugas, fungsi dan tanggung jawab pemimpin
1) Tugas
Menurut pendapat Prof. H. Arifin Abdurrachman, tugas seorang pemimpin sebagai berikut :
a) Mengantarkan
Mengusahakan supaya orang dibawah pimpinan dapat diantarkan sampai tujuan yang dicapai untuk memperoleh
hasil yang maksimal sesuai keinginan.
b) Mengetahui
Seorang pemimpin haruslah dapat ditindak tegas sebagai orang tua/sesepuh yang sudah mempunyai banyak
pengalaman dan bertindak untuk memberikan pengayoman dengan demikian dapat membawa bawahannya ke
arah yang dituju.
c) Memelopori
Agar pemimpin itu dapat bertindak sebagai pelopor, orang yang dapat memberi petunjuk jalan yang benar.
d) Memberi petunjuk
Pemimpin itu hendaklah orang yang dapat menolong apabila bawahannya mendapat kesulitan, maka haruslah ia
memiliki kelebihan dibidang pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan kemantapan moral.
e) Mendidik
Seorang pemimpin harus dapat bertindak sebagai guru, yang dapat memimpin orang yang dipimpinnya.
f) Memberikan bimbingan dan penyuluhan
Seorang pemimpin tidak saja bertindak sebagai guru, tetapi dapat juga bertindak sebagai seorang yang dapat
memberikan bimbingan dan penyuluhan.
g) Menggerakkan bawahan
Artinya sesorang pemimpin sesuai dengan wewenangnya adalah menggerakkan orang bawahannya supaya bisa
mengikuti dan menjalankan tugas yang diperintah olehnya.
2) Fungsi
Agar lebih memahami tentang kepemimpinan perusahaan, dibawah ini diuraikan fungsi utama seorang
pemimpin menurut Davis Krench and Richard S. Krutchfield yaitu :
a) Perencana
b) Pelaksana
c) Penyusun kebijakan
d) Tenaga ahli
e) Wakil kelompok luar
f) Pengawas dan pengendali pertalian didalam kelompoknya.
g) Pelaksana hukum dan pujian
h) Pelerai/pemisah bawahannya yang bersengketa/berselisih
i) Suri tauladan bawahannya
j) Lambang suatu kelompok
k) Penanggung jawab
l) Tokoh bapak
m) Kambing hitam
n) Pencintaideolgi bagi kelompoknya
3) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah keharusan untuk melaksanakan sesuatu dan pemimpin tetap berada pada orang yang
menyerahkan atau yang mendelegasikan. Tanggung jawab pemimpin itu terdiri dari dua tahap, yaitu sebagai
berikut :
a) Kewajiban menyelesaikan tugas
b) Mempertanggung jawabkan kepada atasan atau kepada orang yang mendelegasikan wewenang mengenai hasil
yang telah dicapai.
Contoh tanggung jawab pemimpin dalam pengelolaan usaha dalam organisasi adalah :
1) Menyelenggarakan pelayanan sebaik-baiknya terhadap konsumen
2) Membuat perencanaan pengelolaan usaha
3) Melaksanakan tugas bidang usaha
4) Mengarahkan dan mengawasi tugas bidang usaha
5) Mengendalikan pelaksanaan organisasi pengelolaan usaha
6) Mengatur organisasi pengelolaan usaha
7) Menggerakkan administrasi, keuangan dan manajemen pengelolaan usaha
8) Membimbing para karyawan
9) Mewujudkan tujuan usaha dan mempertahankan kelangsungan hidup usaha.

B. Hakikat Sikap Pantang Menyerah dan Ulet


a. Pantang menyerah dan ulet
Seorang wirausaha didalam melaksanakan pekerjaannya tentu tidak mengenal rasa lelah dan putus asa, semua
perhatian dan kegiatan ditujukan untuk keberhasilan dari pekerjaannya dan untuk kegiatan usahanya. Mereka
melaksanakan kegiatan dengan penuh perhatian, rasa tanggung jawab tinggi dan tidak mudah menyerah,
walaupun sering berhadapan dengan halangan dan rintangan yang tidak mungkin diatasi. Para wirausaha harus
mau belajar dari sebuah kegagalan, mereka sukses pada masa yang datang dan menggunakan kegagalan sebagai
guru yang berharga. Jadi adanya sikap pantang menyerah, ulet dan penuh semangat keberhasilan merupakan
interaksi dari perilaku positif dalam jiwa wirausaha, sikap positif tersebut antara lain :
1) Perilaku kerja keras
2) Perilaku keyakinan diri
3) Perilaku kemauan keras penuh semangat
4) Perilaku berjiwa sabar dan tidak putus asa
5) Perilaku selalu ingin maju
6) Perilaku senang dengan pekerjaannya
7) Perilaku selalu mencari sesuatu yang baru

http://arif1112kwuor.blogspot.co.id/2015/05/menerapkan-jiwa-kepemimpinan.html 2 feb 2018 15:53

Untuk memasuki dunia usaha (business), seseorang harus memiliki jiwa wirausaha. Dahulu,
kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan atau
merupakan bakat sejak lahir, sehingga kewirausahaan dianggap tidak dapat diajarkan. Sekarang,
kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan.

Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan.
Mereka yang menjadi entrepreneur adalah orang-orang yang mengenal potensi dan mau belajar
mengembangkan potensi untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam mewujiidkan cita-
citanya. Oleh karena. itu, untuk menjadi wirausaha yang sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi
harus memiliki pengetahuan dan menerapkannya di segala aspek usaha yang akan ditekuni.
Lantas, bagaimana cara menerapkan jiwa wirausaha ini? Caranya tentu dengan memulai sebuah usaha
untuk ditekuni.

Langkah-langkah memulai usaha dapat kamu simak berikut ini.

Mencari Sumber Ide Bisnis (Usaha)

Seseorang sering bingung untuk memulai sebuah usaha yang hendak ditekuninya. Padahal banyak cara
bisa dilakukan untuk memulai sebuah usaha entah sebagai usaha sampingan atau pokok. Ada beberapa
sumber ide untuk memulai usaha sendiri seperti berikut.

 Dari Pekerjaan dan Keterampilan


Pekerjaan yang ditekuni dan keterampilan yang sudah dimiliki merupakan sumber daya untuk
menghasilkan ide-ide bisnis yang tepat. Pekerjaan yang sudah lama ditekuni dan keterampilän yang sudah
lama dikembangkan akan membentuk naluri atau insting bisnis. Banyak orang yang memulai usaha sendiri
dan pekerjaan yang sebelumnya pernah mereka tekuni.
 Dari Minat dan Hobi
Miilat dan hobi cukup efektif untuk membangun keyakinan dan motivasi kuat untuk mandiri. Orang tidak
merasa terbebani bila melakukan kegiatan yang ia sukai, terutama yang berkaitan dengan ininat dan hobi.
Banyak mantan atlet olahraga yang sukses menjadi pelatih, membuka toko olahraga, dan sebagainya.
 Dari Pengalaman
Pengalaman din sendiri atau orang lain bisa menjadi guru yang baik dan sumber ide bisnis. Pengalamari
buruk sering sulit dilupakan, lalu kita akan berupaya mencari cara baru untuk mengatasinya. Cara ini akan
membuka peluang munculnya ide yang menarik.
 Dari Pengamatan
Mengamati sesuatu yang terjadi di sekitar kita bisa menjadi peluang bisnis. Pengamatan ini diperlukan bagi
mereka yang ingin mandiri. Identifikasi kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi sehingga bisa
menimbulkan peluang bisnis yang bisa terus dikembangkan.
 Media Massa
Media massa merupakan sumber inspirasi bisnis yang penting. Inisalnya untuk mengetahui perubahan
gaya hidup masyarakat (tren) dan perubahan kebutuhan masyarakat. Informasi dapat diperoleh dari:
1. Surat kabar.
2. Laporan periodik tentang perubahan ekonomi.
3. Jurnal perdagangan dan pameran dagang.
4. Publikasi pemenintah.
5. Informasi lisensi produk yang disediakan oleh berbagai lembaga.
Menentukan dan Menganalisis Produk

Setelah menemukan ide atau peluang usaha, selanjutnya kita membuat analisis mengenai produk yang
akan dihasilkan. Ada dua alternatif, yaitu:

1. Menghasilkan produk yang sama sekali baru (belum pernah ada sebelumnya).
2. Menghasilkan produk yang sama dengan yang sudah ada tetapi dengan kualitas yang berbeda,
penampilan (model) yang berbeda, atau dengan karakteristik (corak) baru yang disesuaikan dengan selera
konsumen.
Dalam proses ini, seorang wirausaha dituntut usaha inovatif dan kreatif. Sesuatu yang baru dan berbeda
yang diciptakan melalui proses berpikir kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah dan produk
yang dihasilkan. Nilai tambah yang berharga merupakan sumber peluang bagi wirausaha.

Untuk memperoleh gambaran sejauh mana peluang usaha bagi produk yang akan dihasilkan, ada
beberapa hal yang perlu dianalisis, yaitu:

1. Bagaimana tingkat keuntungan yang akan diperoleh?


2. Bagaimana penyediaan bahan atau komponen yang dibutuhkan?
3. Bagaimana teknik pembuatannya?
4. Bagaimana peluang pasar atau kecenderungan perinintaan konsumen?
5. Kelebihan apa yang dimiliki produk kita dibanding produk lain, dan sebagainya.
Dalam menganalisis produk ini, kita sebagai wirausahawan harus benar-benar objektif. Setelah kita yakin
akan peluangnya, selanjutnya perlu dibuat perencanaan usaha.

Membuat Perencanaan Usaha

Keberhasilan suatu usaha sering ditentukan oleh faktor perencanaan. Perencanaan yang baik untuk suatu
usaha akan memperlancar usaha tersebut. Pengertian perencanaan yang baik adalah jika perencanaan
yang dibuat benar-benar tepat (alasan, tujuan, kegunaan, sasaran, metode, dan relevan), efektif (dapat
dilaksanakan), dan efisien (waktu, tenaga, dan biaya).

Langkah-langkah dalam menyusun perencanaan usaha adalah:

 Menentukan Bentuk Perusahaan


Ada beberapa bentuk kepemilikan usaha, yaitu:
1. Perusahaan perorangan, yaitu suatu perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang.
2. Persekutuan (patnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang menjadi
pemilik bersama suatu perusahaan.
3. Perseroan (corporation), yaltu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para pemegang saham.
4. Firma, yaitu persekutuan yang menjalankan perusahaan di bawah nama bersama.
 Menentukan Tempat Usaha yang Akan Dipilih
Dalam menentukan tempat usaha, harus dipertimbangkan beberapa hal yaltu:
1. Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan?
2. Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
3. Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat pengangkut dan jalan
raya?
 Mengurus Masalah Perizinan
Segala jenis usaha hendaknya dilaksanakan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Jika
usaha yang direncanakan berupa industri pengolahan maka perlu meininta persetujuan dan masyarakat
sekitar. Usaha yang akan dijalankan baru dapat dimulai setelah persyaratan adininistrasi telah terpenuhi.
 Membuat Rencana Keuangan (Pendanaan)
Dari sekian banyak perencanaan usaha, salah satu yang terpenting adalah masalah dana. Pertanyaan
pertama biasanya muncul tentang berapa dana yang dibutuhkan dan apakah dana dapat disediakan
sendiri. Selanjutnya, perlu dipertimbangkan apakah perlu atau tidak meminjam dan pihak lain. Dewasa ini
penggunaan kredit bank Sebagai sumber dana atau modal sudah meluas. Selain itu, kita juga dapat
memanfaatkan herbagai program pendanaan oleh pemerintah.

Dana yang diperoleh harus diatur sedemikian rupa agar efisien. Wirausahawan harus mampu
memperkirakan aliran uang tunai, paling tidak pada awal-awal usaha. Jangan sampai membuat anggaran
pengeluaran yang lebih besar daripada pemasukan.

 Menentukan Organisasi Uaha yang Akan Digunakan


Bentuk organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha yang akan ditekuni. Semakin besar
lingkup usaha, semakin kompleks organisasinya. Pada lingkup usaha kecil, organisasi usaha umumnya
dikelola sendiri. Di sini, pengusaha berperan sebagai small bussines owner manager yaitu pemilik
sekaligus pengelola. Jika skala usaha semakin besar maka pengelolaannya tidak bisa dikerjakan sendiri.
Organisasi bisnis pun semakin terspesialisasi.

Menjalankan Usaha
Setelah proses perencanaan dan persiapan maka proses selanjutnya adalah pelaksanaan usaha. Dalam
pelaksanaan ini, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh wirausaha, yaitu:

 Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitannya langsung dengan operasional usaha, seperti:

 Pemasok (Supplier)
Agar perusahaan dapat memuaskan pembeli maka perusahaan tersebut harus memproduksi barang dan
jasa yang bermutu tinggi. Hal ini bisa dicapai apabila bahan baku dan pemasok berkualitas dan tepat waktu.

 Pembeli atau Pelanggan


Pembeli atau pelanggan merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh karena dapat membeli informasi
bagi perusahaan. Konsumen yang kecewa karena mutu, harga, atau waktu yang tidak memuaskan akan
berpindah pada perusahaan lain.

 Karyawan
Karyawan adalah orang pertama yang terlibat dalam perusahaan. Karyawan akan bekerja dengan baik
apabila memperoleh manfaat dan perusahaan. Semangat kerja yang tinggi, produktivitas yang balk dan
tinggi akan terbentuk apabila mereka mendapat gaji yang cukup, masa depan yang terjainin, dan jenjang
karier teratur.

 Distributor
Distributor bermanfaat dalam memperlancar penjualan. Distributor yang kurang mendapat manfaat dan
perusahaan akan menghambat penginiman barang, sehingga barang akan terlambat sampai di tangan
konsumen.
 Lingkungan Makro
Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat memengaruhi kelangsungan
perusahaan secara keseluruhan. Lingkungan makro terdiri atas:

 Lingkungan Ekonomi
Kekuatan ekonomi lokal, regional, nasional, dan global akan berpengaruh bagi kelangsungan usaha.
Indikator ekonomi seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan fluktuasi nilai tukar mata uang akan
berpengaruh terhadap perusahaan.

 Lingkungan Teknologi
Perubahan teknologi berkembang sangat cepat dan harus diantisipasi oleh perusahaan. Teknologi baru
memungkinkan perusahaan menciptakan produk-produk baru dan produk modifikasi lainnya.

 Lingkungan Sosiopolitik
Perubahan kekuatan politik berpengaruh terhadap pemerintahan dan secara tidak langsiing berdampak
pada perubahan ekonomi. Inisalnya adanya kekacauan politik dan kerusuhan akan memperburuk iklim
usaha.

 Lingkimgcin Demo grafi


Produk barang dan jasa yang dihasilkan sering dipengaruhi oleh perubahan demografi dan gaya hidup.
Agar barang dan jasa yang dihasilkan bisa diterima maka harus menyesuaikan dengan kecenderungan
yang terjadi di masyarakat.

http://www.tugassekolah.com/2017/10/jiwa-kepemimpinan-dalam-kewirausahaan.html 2 feb 15:36

KEPEMIMPINAN DALAM KEWIRAUSAHAAN

1. Kepemimpinan

Dalam suatu organisasi, kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama yang mendukung
kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan. Banyak ahli yang mencoba untuk mendefinisikan
kepemimpinan. Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan mengarahkan orang denan cara
kepatuhan, kepercayaan, hormat, dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama
(Timpe, 2002:181). Hughesc dalam Ria (2009:11) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan
fenomena kompleks yang melibatkan tiga hal utama yakni pemimpin, pengikut, dan situasi. Fenomena
mengenai kepemimpinan ini diyakini memiliki pengaruh terhadap produktifitas dan kohefisitas
kelompok (Bass dalam Ria, 2009:11).

Keberhasilan atau efektifitas kepemimpinan tidak sajalah diukur bagaimana memberdayakan


bawahannya tapi uga kemampuannya menjalankan atau melaksanakan kebijakan perusahaan melalui
cara atau gaya kepemimpinannya. Pola atau gaya kepemimpinan sangat tergantung pada karakteristik
individu pemimpin menghadapi bawahan berdasarkan fungsinya sebagai atasan.

Tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik, karena gaya kepemimpinan haruslah fleksibel dan harus
disesuaikan dengan perilaku, sistem nilai yang dianut bawahan, situasi lingkungan, kematangan dan
situasi bawahan. Seorang pemimpin yang berhasil dan efektif bila dapat melakukan gaya kepemimpinan
yang tepat pada situasi yang tepat. Terdapat kriteria perilaku kepemimpinan yang dapat menentukan
gaya kepemimpinan pengusaha adalah: (1) gaya kepemimpinan diktator, (2) gaya kepemimpinan
partisipasi, (3) gaya kepemimpinan delegasi, (4) gaya kepemimpinan konsiderasi.

1.1 Diktator

Pada kepemimpinan diktator atau otokratis, pemimpin membuat keputusan sendiri karena kekuasaan
terpusatkan dalam diri satu orang. Pemimpin tersebut memikul tanggung jawab dan wewenang penuh.
Pengawasan bersifat ketat, langsung dan tepat. Keputusan dipaksakan dengan menggunakan imbalan
dan kekhawatiran akan dihukum. Jika ada, maka komunikasi bersifat turun kebawah. Bila wewenang
dari pemimpin diktator bisa menjadi otokrat kebapak-bapakan.

1.2 Partisipasi

Pola kepemimpinan partisipasi adalah pola kepemimpinan dimana atasan memotivasi bawahan untuk
berperan serta dalam organisasi terutama dalam pengambilan keputusan sehingga akan mendatangkan
gairah bagi para bawahan. Pada kepemimpinan ini pendelegasian wewenang sangat diutamakan,
sedangkan komunikiasi berjalan baik untuk mencari solusi dalam setiap permaslahan yang ada. Pada
kepemimpinan partisipasi, pemimpin cenderung memberikan perhatian kepada bawahan dan pekerjaan
sehingga komunikasi berjalan berbagai arah (situasional dan diagonal). Kepemimpinan partisipasi ini
tidak efektif bila bawahan tidak menunjang keberhasilan perusahaan karena bawahan tidak matang.
Davis (1997) dalam Dalimunthe (2002: 80) menyatakan partisipasi adalah keterlibatan dan emosional
dari orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan sumbangan pada
tujuan kelompok dan ikut serta bertanggungjawab.

1.3 Delegasi

Mendelegsaikan adalah memberi tanggung jawab sepenuhnya kepada bawahan untuk mengerjakan
suatu pekerjaan dan meminta pertanggungan jawab dari pelaksanaan pekerjaan. Seorang pemimpin
berhak mendelegasikan wewenang kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, pemimpin
menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan penyelesaian pekerjaan. Pimpinan tidak akan
membuat peraturan-peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan tersebut, dan hanya melakukan sedikit
kontak dengan bawahan.

1.4 Konsiderasi
Konsiderasi yang diberikan oleh pimpinan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan
organisasi. Sangat penting dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kemampuan memberikan perhatian
pada bawahan, agar menghasilkan kerja yang optimal. Konsiderasi yang diberikan merupakan motivasi
kepada para bawahan untuk lebih giat bekerja sehingga prestasi kerjanya akan lebih baik. Para bawahan
yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan, perbedaan ini seringkali didasarkan oleh tujuan dan
kebutuhan masing-masing yang berbeda dari bawahan.

2. Kewirausahaan

Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan akhir-akhir ini
diterjemahkan dengan kata kewirausahaan.Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis
yaitu entreprendre yang artinya memulai atau melaksanakan. Wiraswasta atau wirausaha berasal dari
kata: Wira yaitu utama, gagah berani, luhur; Swa: sendiri; Sta: berdiri; dan Usaha: kegiatan produktif.
Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008:h 10) mendifinisikan “Kewirausahaan adalah proses penciptaan
sesuatuyang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko
keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta
kepuasan dan kebebasan pribadi”.

Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan
memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang inovatif
sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-
tantangan persaingan (Nasrullah Yusuf, 2006).

Kata kunci dari kewirausahaan adalah:

1. Pengambilan resiko

2. Menjalankan usaha sendiri

3. Memanfaatkan peluang-peluang

4. Menciptakan usaha baru

5. Pendekatan yang inovatif

6. Mandiri

3. Kepemimpinan dalam Kewirausahaan

Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian suatu tujuan
tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau
mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin memimpin para
karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang
berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari
perusahaan.
Para wirausaha memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangkan gaya
kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi mereka dalam memajukan
perusahaannya.

Perilaku Kepemimpinan

Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama:

1. Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran. Merencanakan dana mencapai sasaran.

2. Berorientasi pada orang yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi.

Orientasi Tugas Pemimpin

Seorang pemimpin cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut:

1. Merumuskan secara jelas peranan sendiri maupun stafnya.

2. Menetapkan tujuan yang sukar dapat dicapai, dan memberitahukan orang-orang apa yang
diharapkan dari merekan.

3. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk mengukur
pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang dirumuskan secara jelas dan khas.

4. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan


membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.

5. Berminat mencapai peningkatan produktifitas.

Pemimpin yang orientasi orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam berhubungan dengan
karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan persaingan daripada kerjasama,
serta tidak pernah mendelegasikan tugas dan tanggung jawab.

Pemimpin dan Manajer

Memimpin tidaklah sama dengan mengelola (manage). Walaupun beberapa wirasahawan adalah
seorang pemimpin dan beberapa pemimpin adalah wirausahawan, memimpin dan mengelola bukanlah
merupakan aktifitas yang identik. Kepemimpinan adalah bagian dari manajemen. Pengelolaan (manage)
adalah bidang yang lebih luas dibandingkan memimpin dan dipusatkan pada masalah perilaku maupun
non perilaku. Kepemimpinan terutama ditekabkan pada isu perilaku.

Sikap-sikap Pemimpin yang Sukses dalam Berwirausaha

1. (Purposeful) - MEMILIKI TUJUAN YANG JELAS UNTUK DICAPAI: tujuan yang sesungguhnya

Memiliki tujuan yang jelas berarti punya pendinian, memiliki fokus, memiliki keyakinan akan
keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan, dan berdaya tahan, sesungguhnya merupakan
kualitas pencapaian yang sukses dan tuntutan tujuan apa pun. Tak dapat dipungkiri, ini adalah salah satu
kualitas manusia yang paling dicari dalam kehidupan, namun banyak orang yang belum memilikinya.
Seseorang yang tidak memiliki tujuan dapat diibaratkan sebagai sebuah kapal di tengah-tengah kabut di
lautan yang telah kehilangan kemudi dan layar sekaligus. Di saat semuanya berjalan mulus, sering kali
dilema muncul tanpa kita sadari, kecuali mungkin kurangnya pemahaman akan arah yang jelas atau
gerakan yang meyakinkan. Saat cuaca berubah ia akan bereaksi dengan pengaruh dari luar. Namun kita
tetap dapat kehilangan arah tujuan kita seandainyapun layar dan kemudi tetap ada di tempatnya.
Kecuali jika Anda mcmiliki tujuan yang jelas dalam mengambil suatu tindakan, Anda akan menuju arah
yang salah.

2. (Responsible) - TANGGUNG JAWAB: kehandalan yang sejati.

Pertanyaan-pertanyaan yang harus kita jawab sendiri mengenai ‘akan menjadi seperti apa perusahaan
saya, jika semua orang seperti saya’ adalah sebagai berikut: Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya
dalam diri kita membutuhkan evaluasi yang teratur. Kebiasaan memahami betapa kita harus
bertanggung jawab terhadap apa yang kita pikirkan dan lakukan menupakan hal bernilai untuk
dibangun. Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya pada din orang lain membutuhkan pujian dan
evaluasi kinerja yang teratur. Kebiasaan semacam ini akan mengembangkan loyalitas yang lebih
mendalam dan pemahaman yang lebih besar sebagaimana tanggung jawab yang kita harapkan dan
orang lain. Sebagian besar evaluasi kinerja tradisional terlalu terpisah-pisah dan lebih berlandaskan pada
‘bagaimana Anda dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik’ danipada ‘seberapa balk yang telah Anda
lakukan.’ Evaluasi kinerja seharusnya mengikutsertakan secara tepat apa yang ingin dicapai dan kata itu:
baik mengevaluasi maupun juga memuji.

3. (Integrity) — INTEGRITAS: nilai yang sejati

Tidak ada kualitas tunggal yang mendefinisikan para pemimpin, baik yang berpemikiran wirausaha atau
tidak. Namun kualitas yang tak dapat diabaikan adalah melakukan sesuatu yang benar berdasarkan
kesadaran akan kehormatan dan penghargaan pada orang lain. Memahami apa yang benar untuk
dilakukan dan secara nyata mengerjakannya berarti memiliki integnitas. Filsuf Yunani Socrates percaya
bahwa untuk sungguh mengetahui apa yang benar tidak mungkin tanpa bertindak selaras dengannya.
Ketika dia telah dijatuhi hukuman mati oleh pemenintah untuk apa yang dianggap sebagai pandangan
yang sangat kontroversial, teman-temannya memaksanya untuk melarikan diri dengan rencana yang
telah mereka susun. Socrates dengan tegas menolak saran mereka, dengan menjawab: ‘Sepanjang
hidupku, aku telah mengajarkan bahwa orang harus mematuhi hukum yang berlaku di suatu tempat.
Jika hukum itu salah maka kita harus memperbaikinya melalui diskusi, dan walaupun saya menjadi
korban ketidakadilan, saya tidak dapat dengan tiba-tiba melawan apa yang menjadi kepencayaan saya
hanya karena hidup saya terancam. Pnionitas pertama manusia bukan hanya untuk hidup, namun untuk
memimpin suatu kebaikan dan menjalani kehidupan’ Dengan lebih memilih untuk memberikan
hidupnya dibandingkan hidup tanpa integnitas, dia membuat sebuah contoh sangat besar mengenai
melakukan apa yang Anda ajarkan.

4. (Nonconformity) - KETIDAKCOCOKAN: kreativitas yang sesungguhnya

Pemimpin wirausaha bukanlah seorang yang mudah cocok, kecuali dalam hal ketaatan mereka terhadap
nilai inti. Tak seorang pun mencapai sukses yang sesungguhnya untuk menjadi diri sendiri dengan
menjadi seorang yang mudah cocok (konformis). Namun dalam bisnis, banyak orang berpegang teguh
pada pola yang mereka percayai, yaitu selubung mayoritas merupakan suatu prasyarat bagi persetujan
dan keberhasilan. Dengan cara ini bisnis menjadi mangsa mitos , mendasar—bahwa mayoritas secara
otomatis dan tanpa terkecuali selalu benar. Namun mayoritas tidaklah maha tahu semata-mata karena
dia adalah mayoritas dan sullt untuk memastikan kebenaran pendapat tersebut.

5. (Coureqeous) – KEBERANIAN : kekuatan yang sejati

Ketika Anda memiliki keberanian terhadap pendirian Anda dan keberanian untuk menjadi diri Anda
sendiri dan mengikuti jalan yang Anda percayai sebagai yang terbaik, kekuatan Anda yang sejati
berkembang secara alami. Di dalamnya, Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ditinjau ulang dan
diperhatikan, sementara kategori Kelemahan lebih diutamakan daripada apa yang dianggap sebagai
kekuatan. Setiap laporan akan menekankan lebih pada yang pertama daripada yang terakhir secara
sungguh-sungguh, sekalipun salah pedoman, kepercayaan bahwa sesuatu yang salah haruslah menjadi
perhatian.

6. (Intuitive) — INTUITIF : keputusan yang sesungguhnya

Suatu keputusan yang nyata merupakan sesuatu yang sangat penting. Bukan apa yang anda, Anda
makan, ke mana Anda akan pergi atau bahkan, mobil apa yang akan Anda beli. Keputusan yang
sesungguhnya adalah sesuatu yang mempengaruhi masa depan dan keberhasilan Anda dan juga orag
lain. Sedikit orang akan berpendapat bahwa salah satu kemampuan yang terpenting dalam bisnis adalah
untuk maju bersama dengan yang lain. Saya percaya bahwa itu sama pentingnya dengan membuat
keputusan yang benar ‘Tentu saja demikian! dapat saya bayangkan Anda berkata kepada diri Anda
sendiri. Hidup ini akan menjadi sempurna yang kita harapkan jika ini yang terjadi. Namun membuat
keputusan yang sulit, apalagi selalu membuat keputusan yang benar. Saya berpendapat, setiap dari kita
dapat belajar bagaimana untuk menjadi intuitif sampai pada titik saat kita harus membuat sesuatu
keputusan yang sangat penting, baik besar maupun kecil, dengan latihan bertahap untuk menjadi yang
terbaik.

7. (Patience) — KESABARAN: hubungan yang sesungguhnya

Manusia memiliki keunikan, dalam menempatkan batasan waktu bagi suatu hasil yang diinginkannya
dalam hidup, khususnya berkaitan dengan relasi. Tentu saja, mudah bersikap sabar terhadap sesuatu
yang ihasilnya sudah ten- tu, karena dalam kepastian, hanya sedikit ruang untuk kecemasan. Terdapat
hubungan langsung yang berkaitan antara kesabaran dan kepastian, sebanyak antara ketidaksabaran
dan keraguan. Semakin Anda tidak sabar untuk sesuatu berjalan sesuai kehendak Anda, semakin Anda
bertanya-tanya apakah akan terjadi demikian. Kapanpun Anda mempertanyakan suatu ide intuitif yang
Anda percayai benar, pertanyaan Anda menyebabkan meningkatnya keraguan sampai Anda berpikir
bahwa ide itu tidak tidak masuk akal dan kemudian mengabaikan atau mengulurnya hingga sesuai
dengan batasan rasional Anda. Sekalipun ide tersebut benar dalam rasio Anda, terpengaruh oelh
ketidaksabaran Anda untuk mencapai apa yang Anda inginkan, akan tampak sebagai ide yang salah atau
jalan yang terlalu lambat untuk apa yang Anda inginkan. Bersikap sabar membutuhkan keyakinan.

8. (Listen) — MENDENGARKAN: pasar yang sesungguhnya

Pemasaran adalah istilah yang pada mulanya dimaksudkan untuk memberikan gambaran bagaimana
keberhasilan suatu bisnis bergantung sepenuhnya pada sesuatu di luar dirinya. Pemasaran mengajarkan,
jika kita mendengarkan perekonomian, masyarakat, dan konsumen, kita dapat menggunakan informasi
tersebut untuk menentukan strategi internal. Aneh,nya pemasaran sangat jarang digunakan untuk hal
ini. Bukan berarti ‘siapakah konsumen kita’ , pemasaran telah menjadi sekadar alat pendukung
penjualan dengan bertanya ‘bagaimana kita dapat menjual lebih banyak yang kita inginkan. Dengan
telah beralihnya kita dari budaya menjual produk menjadi melayani konsumen, sekarang menjadi lebih
penting untuk mendengarkan pasar kita dan menentukan apa yang mereka inginkan dibanding masa-
masa sebelumnya.

9. (Enthusiasm) – ANTUSIASME : komunikasi yang sesungguhnya

Manusia dilahirkan dengan cara pandang yang optimis atau positif, namun pesimisme atau pandangan-
pandangan negatif sering kali memungkinkan untuk dikedepankan. Pesimisme datang dan kekecewaan,
dari suatu impresi buruk yang terbentuk karena rintangan yang terjadi di masa lalu. Mungkin pesimisme
menunjukkan kehati-hatian dan pengalaman, namun yang baik adalah untuk berpikir hanya pada
kesulitan macam apa yang dapat terjadi di depan kita? Efek psikologis dan optimisme adalah dia
membantu pencapaian keberhasilan.

10. (Service) — LAYANAN: tindakan yang sesungguhnya

Setiap orang mengetahui betapa pentingnya layanan pelanggan. Setiap orang berpikir bahwa mreka
mengetahui layanan sebaik apa yang dibutuhkan. Walaupun begitu, persepsi konsumenlah yang benar-
benar harus diperhitungkan. Memahami persepsi konsumen terhadap Anda, produk Anda, layanan
Anda, dan bisnis Anda merupakan kunci untuk membangun hubungan jangka panjang dan keberhasilan
dalam menumbuhkan penjualan. Meskipun demikian, kecuali kita mampu menyesuaikan diri dengan
kebutuhan pelanggan, kita akan dapat memaksimalkan nilai yang kita bentuk dari kesempatan memiliki
konsumen. Mendapatkan masukan dari konsumen sama pentingnya dengan menerima masukan
tentang diri kita. Itu membantu kita mengevaluasi tindakan nyata yang diperlukan.

Mengapa Kepemimpinan Penting dalam Berwirausaha:

 Agar dalam pelaksanaan berwirausaha dapat terorganisir dengan baik.


 Dalam berwirausaha dibutuhkan sosok yang dapat memimpin dan bertanggung jawab dalam
mengurus dan mengelola suatu usaha.
 Pemimpin adalah jabatan tertinggi yang memiliki tugas-tugas yang sangat penting dan vital
dalam kewirausahaan seperti pengambil keputusan, penanggung jawab tindakan yang dilakukan
oleh setiap bawahannya, memberikan wewenang, dan lain-lain.
 Bila dalam mengelola suatu usaha tidak ada pemimpin, maka akan terjadi kekacauan dan
kerancuan dalam pembagian tugas-tugas yang mengakibatkan kebangkrutan.
 Pemimpin merupakan salah satu syarat utama dalam berwirausaha

http://nugraha0215.blogspot.co.id/2013/09/kepemimpinan-dalam-kewirausahaan.html 2 feb 2018


16:02

Anda mungkin juga menyukai