Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ZAINI

NIM : A32202566

MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN PTP 2603

1. Uraian jawaban
a. Cara menumbuhkan mental jiwa wirausaha adalah :
 Komitmen pribadi
Komitmen pribadi merupakan tanda perwujudan dari jiwa
wirausaha pribadi untuk dapat mandiri, mencapai sesuatu yang
diinginkan, menghindari ketergantungan pada orang lain, agar
lebih produktif dan untuk memaksimalkan potensi diri.
 Lingkungan dan pergaulan yang kondusif
Jiwa wirausaha juga dapat berasal dari lingkungan
pergaulan teman, famili, dan sahabat sebagai faktor eksternal
dikarena mereka dapat berdiskusi tentang ide wirausaha, masalah
yang dihadapi dan cara-cara mengatasinya. Sehingga mempunyai
semangat, kemampuan dan pikiran untuk menaklukan cara
berfikir lamban dan malas.
 Pendidikan dan pelatihan
Pendidikan juga diperlukan karena semakin bertambah
pengetahuan biasanya akan mendorong terbentuknya jiwa
wirausaha juga didorong oleh guru atau dosen di sekolah dengan
adanya pelajaran pelajaran kewirausahaan yang praktis dan
menarik sehingga membangkitkan minat siswa untuk
berwirausaha. Sedangkan ditempat pelatihan dilatih skill atau
keahlian dalam berwirausaha.
 Keadaan terpaksa
Sukses tidak diperoleh dengan instan tentu adanya
pengorbanan dan perjuangan sehingga banyak orang yang sukses
karena dipaksa oleh keadaan. Mungkin pada awalnya tujuannya
hanya untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi karena usahanya
yang keras, tidak gampang menyerah dan berputus asa, sehingga
akhirnya menjadi wirausaha yang sukses.
 Proses berkelanjutan
Melalui proses berkelanjutan ini akan mendidik sehingga
dimulai dari proses belajar kemudian berlatih lalu
bertindak dan sukses berkelanjutan.
b. Ciri – ciri jiwa wirausaha
1. Percaya Diri (Self Confident)

Percaya diri merupakan gabungan dari sikap dan keyakinan seseorang ketika
menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam prakteknya sikap dan keyakinan tersebut
merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan
tugas atau pekerjaan yang sedang dihadapi. Oleh karena itu, kepercayaan diri
memiliki nilai kepercayaan diri, optimisme, individualitas dan kemandirian. Orang
yang percaya diri cenderung memiliki keyakinan pada kemampuan mereka untuk
berhasil.

2. Berorientasi Tugas dan Hasil

Orang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu
mengutamakan motivasi berprestasi, berorientasi pada keuntungan, memiliki
ketekunan dan ketekunan, memiliki energi, dan memiliki inisiatif. Mengambil
inisiatif berarti selalu ingin menemukan dan memulai. Memulai membutuhkan niat
dan tekad yang kuat, serta kemauan yang besar. Sekali suatu keberhasilan atau
prestasi tercapai, maka keberhasilan berikutnya akan mengikuti, sehingga
perusahaan terus maju dan berkembang.

3. Keberanian Mengambil Risiko

Kemauan dan kemampuan mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama
kewirausahaan. Pengusaha yang tidak mau mengambil risiko akan kesulitan untuk
memulai atau mengambil inisiatif. Wirausahawan adalah orang yang menyukai
usaha bisnis yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan. Oleh karena itu,
keberanian mengambil risiko sebagai nilai kewirausahaan adalah petualangan yang
terencana dan realistis. Berhasil memenuhi tanggung jawab seseorang akan menjadi
kepuasan besar, yang berarti bahwa wirausahawan menyukai tantangan yang sulit
tetapi dapat dicapai. Pengusaha menghindari situasi berisiko rendah karena tidak
ada tantangan, dan menghindari situasi berisiko tinggi karena ingin sukses.

4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang sukses selalu memiliki ciri-ciri kepemimpinan, perintis,
dan keteladanan. Dia selalu ingin tampil beda dan menonjol terlebih dahulu.
Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan keinovasiannya, ia selalu
menampilkan barang dan jasa jasa yang dihasilkannya dengan lebih- cepat, lebih
dulu dan segera berada di pasar.
5. Berorientasi ke Masa Depan
Orang yang menghadapi masa depan adalah orang yang memiliki visi dan visi.
Karena dia memiliki visi ke depan, dia selalu bekerja keras untuk mengambil
inisiatif dan bekerja. Kuncinya adalah mampu menciptakan hal-hal baru yang
berbeda dari hal-hal yang sudah ada. Meskipun mungkin ada risiko, ia tetap teguh
mencari peluang dan tantangan untuk kebangkitan di masa depan. Pandangan ke
depan mencegah para pengusaha untuk merasa puas dengan inisiatif yang ada dan
segera bekerja. Oleh karena itu, ia selalu mempersiapkan diri dengan mencari
peluang. Meskipun dengan risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk
mencari peluang dan tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang
jauh ke depan, membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang
sudah ada sekarang. Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari
suatu peluang.
6. Kreatifitas dan inovasi
Kreativitas adalah memikirkan hal-hal baru (thinking new things), dan inovasi
adalah melakukan hal-hal baru (doing new things). Kreativitas didefinisikan
sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara
baru untuk memecahkan masalah dan menemukan peluang. Inovasi didefinisikan
sebagai kemampuan menggunakan kreativitas untuk memecahkan masalah dan
peluang untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup. Oleh karena itu,
kewirausahaan adalah “berpikir dan melakukan hal baru atau pemikiran lama
dengan cara baru”, dan hal lama dengan cara baru.
7. Memiliki tenaga dalam
Memiliki tenaga dalam artinya bahwa seorang wirausaha harus memiliki
beberapa sikap berikut :
 Keuletan
 Ketabahan
 Ketekunan
 Kejujuran
 Kedisiplinan
 Ketulusan
 Keikhlasan
 Kesopanan, keramahan dll.

2. Ada 4 kompentensi yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha adalah sebagai
berikut :
 Kemampuan Teknik, yaitu berkaitan dengan kemampuan tentang bagaimana
memproduksi barang dan jasa serta cara menyajikannya.
 Kemampuan Pemasaran, yaitu berkaitan dengan kemampuan tentang
bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta harga yang tepat.
 Kemampuan Finansial, yaitu berkaitan dengan kemampuan tentang bagaimana
memperoleh sumber-sumber dana dan cara menggunakannya.
 Kemampuan Hubungan, yaitu berkaitan dengan kemampuan tentang
bagaimana cara mencari, memelihara dan mengembangkan relasi dan
kemampuan komunikasi serta negosiasi.

3. Studi kelayakan adalah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis
dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara continue. Maka ada 3
pihak yang memerlukan studi kelayakan usaha yaitu :
 Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan) adalah Studi kelayakan
sangat penting dilakukan supaya kegiatan bisnisnya tidak mengalami
kegagalan dan dapat memberi keuntungan sepanjang waktu.  
 Pihak Investor dan Penyandang Dana adalah Studi kelayakan
digunakan sebagai bahan pertimbangan layak tidaknya investasi
dilakukan. Apakah investasi yang dilakukannya memberikan jaminan
pengembalian investasi (return on invesment) yang memadai atau tidak.
 Pihak Masyarakat dan Pemerintah adalah Studi kelayakan juga
diperlukan terutama sebagai bahan kajian apakah usaha yang didirikan
atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya atau malah
merugikan. Bagaimana dampak lingkungannya apakah positif atau
negatif.

4. Fungsi – fungsi manajemen

1) Perencanaan, suatu plan berupa tindakan determinasi sasaran serta arah


tindakan kemana arah yang akan dituju biasanya meliputi
pengidentifikasian tujuan-tujuan dan cara-cara alternatif untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efesien yang berkaitan dengan lamanya waku
dan cakupan perncanaan, pengaruh-pengaruh, dan perencanaan
kontinuitas dan fleksibilitas.
2) Pengorganisasian, setelah adanya perencanaan maka selanjutnya
organisasi yakni suatu tindakan mendistribusi kegiatan yang hendak
dicapai dalam perencanaan adi dengan antara kelompok yang ada serta
menetapkan dan merinci hubungan yang diperlukan biasanya meliputi
kegiatan penyusunan dan pengalokasian sumber daya – sumber daya
yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dan penentuan
hubungan wewenang.

3) Pengarahan, setelah adanya organisasi maka perlu adanya pemimpin


sebagai eksekutor dan stake holder menjalankan planning yakni
semacam tindakan stimulan para anggota yang tergabung dalam
kelompok organisasi dalam menjalankan tugasnya dengan sikap yang
baik serta dengan antusias untuk memenuhi sasaran suatu organisasi
yang telah direncanakan dalam planning secara efektif dan efisien.
Biasanya meliputi kepemimpinan, mengembangkan suasana / iklim kerja
yang baik serta memotivasi karyawan

4) Pengkoordinasian, setelah adanya pengarahan dari pemimpin maka


selanjutnya adalah pengkoordinasian yakni mengkoordinir para anggota
kelompok dalam organisasi dengan baik serta akuntabilitas penuh
tanggung jawab untuk terbentuknya kerja sama antara pemimpin dan
bawahan sehingga planning berjalan dengan baik, pengkoordinasian
biasanya meliputi berusaha dalam menentukan orang-orang yang tepat
dan sesuai dengan kebutuhan organisasi serta mempertahankannya.

5) Pengawasan, selanjutnya perlu adanya sistem mengontrol / mengawasi


seluruh agenda dan kegiatas aktivitas dengan tujuan agar tujuan yang
telah ditetapkan di planning bisa tercapai dengan baik. Biasanya meliputi
menentukan standar, mengukur kinerja yang sebenarnya, menganalisa
hasil, dan melakukan koreksi apabila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai