Anda di halaman 1dari 33

IKAN HIU

KLASIFIKASI IKAN HIU

Kingdom

: Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Chondrichthyes
Subkelas : Elasmobranchii
Superordo : Selachimorpha
Ordo : Carcharhiniformes
Famili : Sphyrnidae
Genus : Sphyrna
Spesies : Sphyrna sp.

A. PENGERTIAN

Ikan Hiu adalah sekelompok (superordo Selachimorpha) ikan dengan kerangka tulang rawan
yang lengkap dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan menggunakan lima liang insang
(kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di
belakang, kepalanya. Hiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi
kulit mereka dari kerusakan, dari parasit, dan untuk menambah dinamika air. Mereka mempunyai
beberapa deret gigi yang dapat digantikan.

Hiu mencakup spesies yang berukuran sebesar telapak tangan. Hiu pigmi, Euprotomicrus
bispinatus, sebuah spesies dari laut dalam yang panjangnya hanya 22 cm, hingga hiu paus, Rhincodon
typus, ikan terbesar yang mampu tumbuh hingga sekitar 12 meter dan yang, seperti ikan paus, hanya
memakan plankton melalui alat penyaring di mulutnya. Hiu banteng, Carcharhinus leucas, adalah
yang paling terkenal dari beberapa spesies yang berenang di air laut maupun air tawar (jenis ini
ditemukan di Danau Nikaragua, di Amerika Tengah) dan di delta-delta.

B. CIRI – CIRI

Kerangka hiu sangat berbeda dibandingkan dengan ikan-ikan bertulang seperti misalnya ikan kod,
karena terbuat dari tulang muda (tulang rawan), yang sangat ringan dan lentur, meskipun tulang muda
di ikan-ikan hiu yang lebih tua kadang-kadang sebagian bisa mengapur, sehingga membuatnya lebih
keras dan lebih seperti tulang. Rahang hiu beraneka ragam dan diduga telah berevolusi dari rongga
insang yang pertama. Rahang ini tidak melekat pada cranium dan mempunyai deposit mineral
tambahan yang memberikannya kekuatan yang lebih besar.

C. HABITAT

Habitat ikan hiu umumnya adalah di laut. Ikan hiu ditemukan di perairan dalam berkarang dengan
dasar yang tidak terlalu terjal.

D. BAHAYA YANG DITIMBULKAN


a. Cedera yang disebabkan serangan hiu biasanya berat dan meluas. Gejalanya berupa luka
ringan hingga bagian tubuh dan amputasi.
b. Akibat yang terjadi pada manusia adalah kehilangan darah yang berlebihan dan syok (tekanan
darah rendah, denyut nadi cepat, pucat sianosis, syok bahkan kematian).
c. Komplikasi yang lambat dari infeksi pada luka akan mengakibatkan keracunan gangrene dan
tetanus.

E. PENANGANAN

Dasar penanganan yang berhasil yang pernah dilaporkan :

a. Harus segera lakukan resusitasi ditempat kejadian hingga korban menjadi stabil jangan
tergesa-gesa membawa penderita kerumah sakit karena ini akan mengurangi harapan untuk
hidup.
b. Hentikan perdarahan.
c. Atasi perdarahan dengan balutan atau torniket, atau tekan arteri dengan jari tangan. Dapat
pula dilakukan dengan sapu tangan atau handuk yang bersih.
d. Analgesik kuat seperti morfin dapat diberikan.
e. Kaki sedikit ditinggikan.
f. Tranfusi dengan darah lengkap atau plasma dapat mengatasi keadaan yang disebabakan oleh
perdarahan.
g. Asupan per oral tidak di anjurkan.
h. Pengangkutan korban ke rumah sakit dilakukan apabila keadaan korban sudah cukup baik
untuk diangkut.
i. Rehabilitasi setelah serangan hiu biasanya memakan waktu yang cukup lama karena
mencangkup rehabilitasi fisik dan mental.
F. PENCEGAHAN
a. Sampai saat ini belum ditemukan pencegahan yang benar-benar efektif, pemasangan jala
pantai cukup efektif untuk perenang tapi tidak untuk penyelam.
b. Oleh karena hiu sangat mudah terangsang oleh getaran dari ikan yang terluka maka pemburu
ikan sangat sering diserang oleh hiu. Serangan sebenarnya tidak ditujukan pada orangnya
tetapi terhadap ikan yang terluka.
c. Jangan memanah ikan yang banyak hiunya
d. Berenang ber dua mengurangi serangan hiu 50 % banyak orang tidak melihat hiu sebelum ia
di serang.

UBUR – UBUR (Sea Wasp)

A. PENGERTIAN
Ubur – ubur adalah hewan laut yang menakjubkan karena ciri – ciri fisik yang mereka
miliki seperti bertubuh transparan dan berurai. Makhluk hidup ini merupakan hewan yang
paling banyak dalam jumlah dan jenisnya di seluruh dunia. Ubur – ubur hidup dimana – mana
di seluruh pelosok lautan di planet bumi.
Walaupun jenis ubur – ubur memiliki keindahan yang menakjubkan akan tetapi
makhluk hidup ini adalah makhluk yang beracun yang membahayakan jiwa manusia.
Sebenarnya tidak semua ubur-ubur berbahaya, bahkan kebanyakan justru tidak
membahayakan sama sekali. Ubur – ubur juga merupakan makhluk hidup yang memiliki
ragam warna indah yang memancar dari tubuhnya.

B. HABITAT
Seperti halnya dengan biantang laut lainnya ubur-ubur dijumpai di kawasan laut,
mulai dari daerah pantai hingga di kedalaman 99 m, terutama di daerah laut yang airnya
hangat (tropik) dan jernih. Ubur-ubur merupakan hewan yang menetap di suatu tempat
dengan melekatkan diri pada suatu obyek yang berada di dalam laut, misalnya batu karang,
tumbuhan laut, bekas cangkang Gastropoda, bahkan ada yang menguburkan diri hingga
separuh dari tubuhnya di pasir atau lumpur.

C. BAHAYA/MASALAH YANG DITIMBULKAN


Banyak sekali binatang laut yang memiliki bisa atau racun,dari racun yang tingkat
rendah alias tidak begitu berbahaya yang biasanya hanya berakibat sesaat maupun racun
golongan tingkat sangat berbahaya. Jenis-jenis hewan laut yang beraneka ragam seperti halnya
aneka ragam hewan yang hidup di darat mempunyai perbedaan.Salah satu hewan laut yang
berbahaya terhadap sengatannya adalah ubur-ubur,betuk fisik dari hewan ini begitu
unik,sehingga orang awam yang melihat mahkluk ini tertarik untuk memegangnya atau
menyentuhnya.

Biasanya hal ini sering banyak terjadi di sekitar pantai yang banyak wisatawan.
Mereka tidak tahu akibat bila tersengat ubur-ubur.
Sengatan ubur-ubur dapat menyebabkan Sensasi terbakar, Menyakitkan tanda atau garis
merah yang berkembang setelah beberapa menit sampai beberapa jam, Gatal,
Kesemutan dan mati rasa, Lepuh, Cekot yang dapat memancarkan sebuah kaki atau
lengan ke dada

Iritasi ringan hingga sedang di kulit biasanya membaik dalam waktu satu hingga dua minggu.
Dalam beberapa kasus, tanda-tanda pada kulit mungkin makan waktu satu sampai dua bulan.Sengatan
ubur-ubur yang parah dapat mempengaruhi seluruh tubuh (reaksi sistemik).

Tanda dan gejala sengatan ubur-ubur yang parah:Mual, Muntah, Sakit kepala, Kejang otot,
Kelemahan, Kesulitan mengendalikan gerakan otot, Pusing, Demam

D. PENANGANAN

Perawatan :
Kebanyakan sengatan ubur-ubur bisa diobati dengan pengobatan ringan. Langkah-langkahnya
meliputi:
 Menonaktifkan sengatan
Cuci dari daerah sengatan segera dengan air laut untuk menghilangkan sisa tentakel. Pastikan
untuk menggunakan air laut; menggunakan air tawar dapat menyebabkan sengatan makin
menambah. Kemudian, bilas daerah sengatan dengan cuka (cairan asam) untuk menetralkan
sengatan di kulit
Asam cuka yang digunakan adalah asam cuka 5% (vinegar). Perhatikan persentase (%) dari
cuka yang anda gunakan bila lebih dari 5% harus diencerkan terlebih dulu karena dapat merusak
kulit. Bila tidak ada asam cuka bisa juga menggunakan alkohol (40-70%), atau perasan jeruk
lemon.

 Menghilangkan sengatan yang tersisa


Hapus sisa sengatan dengan menggunakan krim cukur atau pasta dari air laut dan baking soda
(sodium bicarbonat) atau air laut dan bedak ke daerah sengatan.

 Menghilangkan rasa sakit


Mencuci atau merendam daerah sengatan dengan air hangat/panas. Air panas membantu
dengan proses “denaturing” (mengubah sifat) dan menonaktifkan racun.

Tahapan lengkap mengantisipasi sengatan ubur-ubur:

 Setelah merasakan tersengat ubur-ubur segeralah tentakel dibersihkan dengan cara dicuci
dengan air laut di pantai saat itu juga. Pada saat membersihkan area yang terkena sengatan
ubur-ubur jangan menggosok dengan menggunakan tangan telanjang, karena terkadang ubur-
ubur meninggalkan sisa tentakel pada permukaan kulit sehingga lebih baik gunakan benda
dengan permukaan yang agak keras misalnya kartu ATM atau sejenisnya.
 Segeralah ke bibir pantai untuk mencari pertolongan.
 Segera ikat daerah yang terkena sengatan dengan kain atau alat/bahan seadanya untuk
menyumbat aliran darah agar racun tidak tersebar luas ke tubuh, lalu bilas daerah sengatan
dengan cuka (cairan asam) untuk menetralkan sengatan di kulit.
 Kompres daerah yang terkena sengatan ubur-ubur tersebut dengan air panas.
 Segeralah minum kopi susu sangat panas dengan gula yang lebih (nasehat penduduk sekitar
pantai) dan minum air kelapa untuk meminimalisir racun di dalam tubuh.
 Istirahatlah, dan tahanlah rasa sakit yang Anda rasakan.
 Paling tidak rasa sakit yang berlebihan akan turun setelah kira-kira 1 jam.
 Teman Anda harus memberi semangat agar teman Anda yang sedang kesakitan tetap bertahan
dan tidak pingsan.
 Untuk meminimalisir, berjemurlah di paparan sinar matahari dan oleskan minyak
yang panas. Misalnya Gandapura atau minyak Cap Kapak.

 Obat Alami Sengatan Ubur-ubur:

 Bahan-bahan : Cabai rawit, minyak, dan jahe.

Cara mengolah: Tumbuk atau diblender semua bahan hingga kental seperti lumpur.
Cara memakai ramuan :

 Oleskan sedikit saja pada bagian yang disengat, insya Allah setelah sekitar lima belas menit,
efek panasnya akan menghilang sendiri.
 Ramuan obat tradisional ini terbukti ampuh untuk meredakan panas dan kulit yang mengeras
akibat sengatan ubur-ubur biru yang sering merapat ke pantai dan menyerang wisatawan yang
nekat mandi atau berenang.
 Untuk mengobati sesak napas yang terkadang dialami korban sengatan, berikan  minuman
kopi atau teh panas. Tapi sebelum kami memberi kopi, tanya dulu apakah korban punya
riwayat penyakit asma atau jantung agar kopi yang diminum tidak justru memperparah
kondisinya.

E. PENCEGAHAN

Berikut beberapa langkah pencegahan untuk bahaya ubur-ubur.

1. Gunakan pakaian selam yang tebal.


2. Jangan masuk ke air jika sudah ada peringatan atau ada riwayat ubur–ubur di pantai tersebut.
3. Jika ingin bernang di pantai, lakukan di bawah pengawasan..
4. Jangan panik dan secepatnya keluar dari air.
5. Tidak melakukan penyelamatan pada musim-musim dimana diketahui bahwa binatang ini
banyak terdapat.
6. Kenakan pakaian pelindung yang dapat mencegah tersengat oleh seawasp.
SIPUT DAN KERANG BERACUN

A. PENGERTIAN

Siput merupakan hewan jenis molusks, kelas Semua kerang-kerangan memiliki sepasang
cangkang (disebut juga cangkok atau katup) yang biasanya simetri cermin yang terhubung dengan
suatu ligamen (jaringan ikat). Pada kebanyakan kerang terdapat dua otot adduktor yang mengatur
buka-tutupnya cangkang.

Kerang tidak memiliki kepala (juga otak) dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang
dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak dengan "kaki" berupa
semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu atau dengan membuka-tutup
cangkang secara mengejut.

gastropoda yang mempunyai cangkerang yang berputar. Siput tidak bertulang belakang
(invertebrat). Siput mempunyai kulit cangkerang yang keras. Hewan gastropoda lain yang tidak
mempunyai cangkerang dikenali sebagai linta bulan.Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan
bertubuh lunak (moluska).

B. HABITAT
Siput terdapat di air tawar, air masin, dan di daratan. Beberapa kerang yang sering ditemukan di
pantai memiliki racun yang sangat berbahaya bagi manusia. Gejala yang ditimbulkan antara lain
perasaan tebal dan tertusuk-tusuk, kelumpuhan pernapasan, dan gagal jantung. Pengobatan yang bisa
dilakukan adalah dengan membuat sayatan di sekitar luka dan lakukan resusitasi.

C. BAHAYA/MASALAH YANG DI TIMBULKAN

 Ratusan Racun
Ada sekitar 500-600 spesies siput kerucut. Semuanya beracun. Nah, seekor siput
kerucut dapat memiliki sekitar 200 jenis racun. Jadi, bayangkan jika semua jenis racun dari
semua spesies siput kerucut disatukan. Maka, dapat terkumpul puluhan ribu jenis racun !
 Yang paling Beracun
Di antara spesies-spesies siput kerucut, ada satu yang paling beracun. Ia adalah siput
kerucut geografis. Nama ilmiahnya Conus geographus. Waduh sebaiknya, jangan dekat-dekat
si siput kerucut geografis ini,deh!

 Harpun Beracun
Racun siput kerucut terletak pada organ tubuhnya yang mirip harpun. Harpun itu alat
penangkap ikan seperti tembakan panah. Nah, ketika siap menyerang mangsanya, siput
kerucut mengeluarkan harpun beracunnya dari dalam mulutnya. Sekejap si masang tak
berdaya,dan siput kerucut langsung melahapnya bulat-bulat !
 Korban Manusia
Racun siput kerucut tidak hanya mematikan untuk hewan,seperti ikan. Racun itu juga
merenggut nyawa manusia. Sudah ada puluhan korban manusia akibat racun yang super
berbahaya itu. Sampai saat ini, belum ada obat penangkal racun siput kerucut !

BAHAYA KERANG

Mengonsumsi Kerang Berlebihan Berpotensi Terkena Bahaya Logam Berat

Meski begitu, menurut para ahli, ternyata kerang memiliki sifat yang statis, tidak seperti ikan.
Kerang merupakan hewan yang memperoleh makanannya mirip seperti penyedot debu.Kerang akan
menyantap/menyedot apa saja yang ada didekatnya tanpa adanya filter untuk memilah apakah
makanan yang disedotnya itu mengandung zat berbahaya atau tidak.Makanya, berbagai zat yang ada
di dalam tubuh kerang sifatnya campur aduk, termasuk didalamnya logam berat yang sangat
berbahaya kalau sampai masuk ke dalam tubuh manusia baik langsung ataupun tidak.Dan tahukah
Anda bahwa sumber kerang untuk dikonsumsi manusia khususnya yang ada di sekitar Jakarta berasal
dari Teluk Jakarta. Sebagaimana diketahui, teluk ini merupakan sumber penampungan sampah dan
berbagai kotoran manusia, bercampur menjadi satu.

Tak hanya itu, berbagai kotoran binatang dan juga limbah industri banyak yang dibuang ke
Teluk Jakarta. Ironisnya, di saat yang bersamaan di teluk ini juga hidup banyak sekali kerang yang
kemudian ditangkap untuk dijadikan salah satu sumber makanan manusia, khususnya seafood.Dan
karena sifat hidup kerang yang menyedot apapun yang ada disekelilingnya sebagai bahan makanan
utamanya, maka secara otomatis limbah industri termasuk logam berat, kotoran manusia, dan lainnya
sangat berpotensi tersedot masuk ke dalam tubuh kerang.

D. PENANGANAN DAN PENCEGAHAN

Jika ada anggota keluarga yang mengalami keracunan dan menunjukkan gejala seperti mual, muntah
dan pusing, maka pertolongan pertama harus dilakukan dengan cepat. Pertolongan ini antara lain:
 Minumkan susu murni atau air kelapa muda jika korban masih sadar
 Jika korban pingsan, miringkan atau tengkurapkan.
 Paksa korban untuk memuntahkan makanan, mungkin masih bisa keluar
 Segera bawa ke rumah sakit terdekat
 Amankan barang bukti makanan yang beracun
 Mengingatkan orang lain supaya tidak memakan makanan yang sama karena dugaan
keracunan tersebut
 aporkan rincian makanan yang dimakan korban sebelum kejadian kepada dokter atau petugas
medis untuk membantu penanganan.

Hampir semua kasus keracunan memiliki gejala yang sama, oleh karena itu mudah dideteksi.
Usahakan untuk sesegera mungkin membawa korban ke unit gawat darurat rumah sakit untuk
mendapatkan pertolongan. Penanganan terlambat bisa menyebabkan kerusakan anggota tubuh
bahkan kematian.

BLUE RINGED OCTOPUS

A. PENGERTIAN

Gurita cincin biru (blue ringed octopus) adalah salah satu jenis gurita paling menarik yang
pernah diketahui oleh manusia. Nama "cincin biru" diberikan pada hewan ini karena adanya pola
totol-totol menyerupai cincin berwarna biru di sekujur tubuhnya. Karena pewarnaannya yang unik
tersebut itulah, gurita cincin biru menjadi salah satu hewan laut paling menarik & paling indah bila
dilihat. Namun jangan tertipu dengan keindahannya karena faktanya, gurita cincin biru adalah salah
satu hewan laut paling berbahaya bagi manusia.

Gurita cincin biru mudah dikenali dengan melihat adanya pola berupa cincin alias lingkaran
dengan garis luar berwarna biru di sekujur tubuhnya. Dalam kondisi biasa semisal saat sedang
beristirahat, pola cincin biru tersebut kurang terlihat jelas karena warna kulitnya cenderung
menyerupai warna lingkungan sekitarnya. Namun ketika merasa marah atau terganggu, pola cincin
birunya terlihat menjadi jauh lebih jelas. Fenomena perubahan warna tersebut disinyalir merupakan
salah satu cara bagi sang gurita untuk menakut-nakuti musuhnya sekaligus sebagai sinyal peringatan
untuk memberitahu bahwa dirinya beracun.

Seekor gurita cincin biru dari spesies Hapalochlaena lunulata. (Sumber)

Ada 3 spesies hewan yang bisa disebut sebagai gurita cincin biru & semuanya termasuk ke
dalam genus Hapalochlaena. Ketiga spesies itu adalah gurita cincin biru besar (Hapalochlaena
lunulata), gurita cincin biru kecil (Hapalochlaena maculosa), & gurita bergaris biru (Hapalochlaena
fasciata). Secara garis besar, ketiga spesies tersebut memiliki ciri khas berupa adanya pola cincin biru
pada kulitnya, Selain ketiga spesies tersebut, sebenarnya ada 1 spesies lagi dengan nama ilmiah
Hapalochlaena nierstraszi yang keberadaan & statusnya masih diperdebatkan para ahli karena
minimnya spesimen yang ditemukan.

Masing-masing spesies gurita cincin biru lebih lanjut dibedakan berdasarkan karakteristik
pola cincin biru pada tubuhnya. Gurita cincin biru besar (Hapalochlaena lunulata) adalah gurita
cincin biru yang paling umum di mana mereka memiliki diameter cincin yang paling besar
dibandingkan spesies lainnya & kulitnya bertekstur kasar karena adanya benjolan-benjolan kecil di
permukaannya. Gurita cincin biru kecil (Hapalochlaena maculosa) di lain pihak diameter cincinnya
lebih kecil - kurang dari 2 mm. Spesies terakhir, yakni gurita bergaris biru (Hapalochlaena fasciata),
hanya memiliki pola cincin-cincin kecil di bagian lengan, sementara pola yang dominan di bagian
punggungnya adalah pola garis-garis biru.

KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Ordo : Octopoda
Famili : Octopodidae
Subfamili : Octopodinae
Genus : Hapalochlaena (Robson, 1929

HABITAT

Gurita cincin biru, tiga (atau mungkin empat) jenis spesies gurita ini hidup di laut pasang dan
terumbu karang di Pasifik dan Samudra Hindia, dari Jepang ke Australia (terutama di sekitar selatan
New South Wales dan Australia Selatan).Gurita cincin biru bisa ditemukan di perairan laut dangkal
(kedalaman kurang dari 30 m) di Australia & Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Kondisi dasar laut
yang banyak dihuni oleh gurita ini biasanya berupa dasar laut yang berpasir atau berlumpur dengan
batu-batu karang & alga di dekatnya. Mereka adalah hewan pemalu yang berarti mereka selalu
berusaha menyembunyikan diri mereka dari hewan lain dengan cara memipihkan tubuhnya &
kemudian mengubah warnanya menyerupai warna lingkungan sekitar sehingga sulit dilihat.

Ketika musim kawin tiba, gurita cincin biru akan mulai aktif mencari pasangannya. Proses
perkawinan terjadi ketika gurita jantan "memeluk" gurita betina & memasukkan hektokotilus
(hectocotylus) - bagian lengan yang sudah dimodifikasi sebagai penyalur sperma - miliknya ke lubang
kelamin betina hingga sperma selesai disalurkan. Dalam kasus lain, pejantan memasukkan
hektokotilusnya berulang-ulang di mana proses perkawinan biasanya baru berhenti bila betina yang
memaksa pejantan menghentikan proses perkawinan Usai melakukan perkawinan, gurita betina
selanjutnya pergi mencari tempat yang aman untuk bertelur semisal cangkang tiram yang kosong atau
cekungan batu.

Betina yang sudah menemukan tempat bertelur yang pas selanjutnya mulai menaruh telur-
telurnya di mana telur-telur tersebut biasanya berjumlah puluhan butir & memerlukan waktu sekitar 2
bulan untuk menetas. Selama menunggu telur-telur tersebut menetas, betina selalu berada di samping
telur-telurnya & tidak pernah makan sehingga ketika telur-telur itu menetas, betina akan mati akibat
kelaparan. Kendati di satu sisi terlihat ironis karena sang induk harus mati dalam menjaga telur-
telurnya, di sisi lain perilaku tersebut sangat efektif untuk menjamin bahwa sebagian besar telur yang
dikeluarkan betina akan berhasil menetas.

Anak gurita yang baru menetas normalnya akan hidup terombang-ambing terlebih dahulu
sebagai bagian dari zooplankton selama beberapa waktu sebelum menjalani fase berikutnya sebagai
gurita muda yang hidup di dasar laut.

Namun pada spesies gurita cincin biru kecil & gurita bergaris biru, anakannya tidak menjalani
fase zooplanktonik & langsung hidup sebagai gurita muda yang menghuni dasar laut. Seekor gurita
cincin biru diperkirakan mencapai kematangan seksual pada usia 4 bulan & memiliki usia maksimal 2
tahun, sementara ukuran maksimalnya mencapai 20 cm.

BAHAYA ATAU MASALAH YANG DI TIMBULKAN

Racun mereka dapat menyebabkan mual, membuat saluran pernapasan terganggu, gagal
jantung, kelumpuhan yang parah dan kadang-kadang total, juga kebutaan, bahkan dapat menyebabkan
kematian dalam beberapa menit jika tidak segera diobati.Perlu diketahui bahwa pada dasarnya semua
gurita menghasilkan racun. Racun tersebut sebenarnya adalah air liur yang fungsi utamanya
menyerupai racun pada laba-laba, yaitu untuk melelehkan jaringan tubuh mangsanya sehingga bisa
"diminum". makanan dari gurita sendiri umumnya memang hewan-hewan berkulit keras seperti
kepiting &udang lobster. Khusus untuk gurita cincin biru, mangsanya mencakup hewan-hewan kecil
seperti umang-umang & udang kecil.

Gurita biasa mencari makan dengan cara merayap pelan-pelan di dasar laut dengan memakai
lengannya yang peka & matanya yang tajam. Ketika sudah menemukan makanannya yang biasanya
merupakan hewan-hewan lambat seperti kepiting, gurita akan melilit mangsanya tersebut dengan
lengannya, lalu melubangi kulit mangsanya yang keras dengan bibirnya yang berbentuk seperti paruh
kakatua.

Begitu sudah berhasil melubangi kulit mangsanya, gurita akan menyuntikkan racunnnya
melalui lubang tersebut. racun dari gurita berfungsi untuk melelehkan jaringan tubuh mangsanya
menjadi cair. Jika sudah, hal berikutnya yang perlu dilakukan gurita hanyalah tinggal menghisap
jaringan tubuh mangsanya yang sudah meleleh tersebut. Bagian tubuh dari mangsa gurita yang tidak
hancur oleh racunnya semisal bagian cangkang yang keras tidak dimakan oleh gurita & dibiarkan
begitu saja.

Walaupun gurita cincin biru ukuran tubuhnya terbilang kecil (kurang dari 20 cm), gurita ini
memiliki racun yang cukup kuat untuk membunuh beberapa orang dewasa dalam hitungan menit!
Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa racun dari gurita cincin biru berasal dari bakteri beracun
yang menghuni kelenjar air liur dari gurita yang bersangkutan. Selain pada gurita cincin biru, bakteri
serupa juga bisa ditemukan pada ikan buntal, katak badut Amerika, & beberapa jenis bintang laut
beracun.

Efek dari racun dari gurita cincin biru pada manusia adalah kelumpuhan otot di mana bila
racun tersebut sudah mencapai organ-organ tubuh vital semisal paru-paru, maka akibatnya bisa fatal!
Hal yang menyulitkan proses penanganan dari racun gurita cincin biru adalah tidak adanya obat
penawar bagi racunnya & gigitan dari gurita cincin biru tidak terasa oleh manusia sehingga orang
yang tergigit seringkali tidak menyadarinya sebelum mulai merasa pusing atau sulit bernapas. Anak-
anak utamanya lebih rentan terhadap racun gurita cincin biru karena ukuran tubuh mereka lebih kecil
sehingga racunnya lebih cepat bereaksi ke seluruh tubuh.
PENANGANAN

Pertolongan pertama yang bisa dilakukan pada orang yang tergigit gurita cincin biru meliputi
pemberian tekanan pada luka gigitan & pemakaian alat bantu pernapasan pada korban. Hal yang
sedikit melegakan adalah bila orang yang tergigit masih hidup sesudah 24 jam lebih, maka orang
tersebut memiliki peluang besar untuk tetap hidup karena sesudah itu, tubuh akan menetralisir sendiri
racun yang masih mengendap dalam tubuh. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah karena racun
gurita cincin biru bisa bereaksi dalam waktu singkat, pertolongan pertama harus langsung diberikan
sesegera mungkin begitu diketahui bahwa korban memang tergigit oleh gurita cincin biru.

Perawatan pertolongan pertama adalah tekanan pada luka dan pernapasan buatan setelah
kelumpuhan otot-otot pernafasan telah menonaktifkan korban, yang sering terjadi dalam menit digigit.
Tetrodotoxin menyebabkan kelumpuhan tubuh yang parah dan sering total; korban tetap sadar dan
waspada dalam cara yang mirip dengan curare atau bromida pankuronium. Efek ini, bagaimanapun,
adalah sementara dan akan memudar selama periode jam sebagai tetrodotoxin yang dimetabolisme
dan diekskresikan oleh tubuh. Dengan demikian penting bahwa bantuan pernapasan dilanjutkan tanpa
jeda sampai kelumpuhan reda dan korban mendapatkan kembali kemampuan untuk bernapas sendiri.
Ini adalah prospek fisik menakutkan bagi satu individu, tetapi penggunaan respirator katup kantong
masker mengurangi kelelahan pada tingkat yang lestari sampai bantuan bisa tiba.

Perawatan di rumah sakit pasti melibatkan menempatkan pasien pada ventilator medis sampai
toksin dinetralkan oleh tubuh. Gejala-gejala bervariasi dalam keparahan, dengan anak-anak yang
paling berisiko karena ukuran tubuh kecil mereka. Karena racun terutama membunuh melalui
kelumpuhan, korban sering disimpan jika pernapasan buatan dimulai dan dipelihara sebelum sianosis
ditandai dan hipotensi berkembang. Korban yang hidup melalui 24 jam pertama umumnya pergi
untuk membuat pemulihan yang lengkap.

Sangat penting bahwa upaya terus bahkan jika korban tidak akan muncul untuk menanggapi.
Tetrodotoxin keracunan dapat mengakibatkan korban sepenuhnya sadar lingkungan tetapi tidak bisa
bernapas. Karena kelumpuhan yang terjadi mereka tidak memiliki cara untuk sinyal untuk bantuan
atau cara untuk menunjukkan kesusahan. Bantuan pernapasan, bersama-sama dengan jaminan, sampai
bantuan medis tiba memastikan bahwa korban umumnya akan sembuh dengan baik.
STONEFISH (IKAN BATU)

A. PENGERTIAN

Ikan batu, Synanceia verrucosa, juga disebut sebagai batu karang atau dornorn,
adalah sebutan yang diberikan untuk ikan laut yang berpenampilan seperti batu.
merupakan ikan karnivora dengan jarum beracun yang tinggal di dasar terumbu karang,
berkamuflase sebagai batu. Ikan ini merupakan ikan paling beracun di dunia. Ikan ini
memiliki panjang sekitar 30-40 cm.

B. HABITAT

ikan ini hidup di perairan hangat wilayah Hindia & Pasifik, perairan yang dipilih
umumnya adalah perairan berkarang atau yang dipenuhi tumbuhan ganggang kecil. Mereka
memilih perairan tersebut karena kondisi lingkungan yang sangat membantu mereka untuk
berkamufalse , Selain di perairan berkarang & berbatu, ikan ini juga sering dijumpai
diwilayah berpasir dan berlumpur. Ketika sudah menemukan tempat yang cocok untuknya, ia
akan segera menggali lubang dengan sirip dadanya lalu membenamkan bagian perutnya
kedalam pasir.

Fungsi utama kamuflase yang dilakukan ikan ini ialah untuk berburu. Saat
berkamuflase ikan ini tidak akan bergerak sama sekali dan hanya sesekali menggerakan
matanya yang kecil untuk mengamati kondisi disekitarnya. Ketika ikan ini melihat
mangsanya yang berupa ikan atau udang kecil, ia akan tetap berdiam diri sambil terus
memperhatikan mangsanya, ketika mangsanya tersebut berada pada jangkauannya maka ikan
tersebut akan secara tiba-tiba melahap mangsanya dengan kecepatan yang hanya sepersekian
detik, saking cepatnya gerakan ikan ini sehingga tidak memungkinkan kita melihat
pergerakan itu secara kasat mata
Hal yang menarik adalah meskipun ikan batu memiliki racun, ia tetap memiliki
musuh di lautan. Musuh yang diketahui memakan ikan lepu batu karang adalahhiu(terutama
hiu putih besar & hiu macan) & ular laut api (Astrotia stokesii). Tidak diketahui bagaimana
hewan-hewan tersebut bisa memakan ikan batu tanpa tewas akibat racunnya. Laporan
mengenai hewan-hewan pemangsa ikan batu sendiri diketahui dengan cara membedah isi
perut hewan-hewan pemangsanya sehingga bisa diketahui apa saja yang dimakan oleh hewan
yang bersangkutan..  

C. BAHAYA ATAU MASALAH YANG DITIMBULKAN


Para penyelam di perairan tropis selalu diwanti-wanti untuk tidak menginjakkan kaki
atau menyentuh sembarangan benda-benda di dasar laut, salah satunya ya untuk menghindari
bahaya dari ikan lepu batu karang. Ikan lepu batu karang memiliki racun yang sangat kuat &
ia bahkan disebut-sebut sebagai ikan paling beracun di lautan

Hal pertama yang memusingkan bagi para penyelam yang ingin menghindari bahaya
dari ikan lepu batu jelas karena penampilannya yang SANGAT sulit dibedakan dari
lingkungan sekitarnya. Lebih repotnya lagi, berbeda dengan ikan pariyang akan berenang
menjauh ketika ada makhluk berukuran besar di dasar laut yang mendekatinya. Ikan batu
tidak akan bergerak & hanya menegakkan duri-duri penggungnya yang sangat beracun saat
merasa terancam. Karena itulah penyelam yang menginjakkan kakinya di dasar lautan tidak
akan menyadari bahaya yang akan menimpanya - tidak sebelum tiba-tiba ia merasa kakinya
seperti tertusuk & terbakar saat menginjak ikan tersebut!

D. PENANGANAN DAN PENCEGAHAN

Bila ada penyelam yang tanpa sengaja menginjak - atau dalam kasus lain, memegang
- ikan tersebut. pertolongan pertama yang harus diberikan adalah segera mengeluarkannya
keluar air. Hal selanjutnya yang dilakukan adalah merendam atau mengompres bagian yang
sakit dengan air panas. Racun dari ikan lepu batu terbuat dari protein & karena komponen
dari protein bisa terurai dengan suhu tinggi, pemberian air panas bisa membantu mencegah
racunnya menyebar lebih jauh. Namun air yang diberikan juga tidak boleh berupa air yang
masih mendidih karena air mendidih justru bisa melukai kulit & menyebabkan lukanya
bertambah parah. Hal berikutnya adalah segera membawa penyelam yang bersangkutan ke
rumah sakit terdekat untuk mendapat pengobatan lebih lanjut.
ULAR LAUT
Hydrophiinae (ular laut) merupakan sebuah subkeluarga ularElapidae yang menduduki
persekitaran laut sepanjang hayat. Biarpun berevolusi dari leluhur daratan, namun kebanyakannya
cukup menyesuaikan diri dengan kehidupan dalam air sepenuhnya dan tidak dapat bergerak di atas
darat kecuali genus Laticauda yang masih memelihara ciri-ciri leluhurnya dengan pergerakan darat
yang terbatas. Ular Laut yang paling sering dijumpai adalah spesies Laticauda colubrina.

LATICAUDA COLUBRINA

A. PENGERTIAN
Laticauda colubrina merupakan jenis ular laut yang hidup di perairan dan muka laut,dan
memiliki bisa yang dapat menyerang saraf manusia.

B. CIRI-CIRI
 berwarna belang putih hitam dan ada pantulan warna biru - ungu jika terbias pantulan sinar
matahari
 bersifat ampibi
 Laticauda colubrina merupakan ular laut yang bertaring proteroglypha atau taring berada di
depan
 berkepala bulat telur
 panjang maksimal hingga 2 meter
 Mampu bergerak di daratan
 bersisik dibawa tubuhnya yang dapat membantu berjalan di daratan
 Ekornya membentuk duyung dan bersisik
 Beracun( menyerang sistem saraf)

C. HABITAT
Ular spesies ini biasanya hidup di karang-karang/batu.Ular ini masih mampu bergerak di
daratan dengan ciri sisik bawah tubuhnya masih ada. Sedangkan ular laut spesies lain tidak
memiliki sisik bagian bawah karena murni hidup di air. Makananya adalah belut.

D. BAHAYA/MASALAH YANG DITIMBULKAN


Semua jenis ular laut memiliki racun/bisa kuat yang menyerang syaraf manusia seketika. jenis
racun yang dimiliki adalah jenis neurotoxcin atau racun yang menyerang syaraf. Gigitan ular laut
hanya membutuhkan waktu sekitar 1 - 2 menit saja untuk membunuh manusia.

E. GAMBARAN KLINIS
a. Gejala biasanya yang terjadi dalam waktu 20 menit sampai beberapa jam setelah gigitan.
b. Gejala sering terjadi berupa kekakuan anggota tubuh, rasa sakit dan kontraksi otot disertai
dengan kelemahan.
c. Kelumpuhan otot dapat meluas dan dapat mengakibatkan kesukaran bernafas.
d. Komplikasi berat seperti terhentinya nafas yang mengakibatkan kematian sering terjadi.
F. PENANGANAN
a. Segera baringkan penderita dan letakan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
b. Penderita dianjurkan untuk tetap tenang,karena kegelisahan akan mempercepat perjalanan
bisa
c. Pasang torniket pada daerah di atas tempat luka yang digigit,torniket ini dimaksudkan agar
mencegah aliran darah yang suda tercemar ke ara jantung.
d. dengan pisau yang suda disterilkan buat irisan di kulit tepat di bekas taring ular,irisan itu
memanjang ,sedalam 0,5 cm dan sepanjang 1.5 cm
e. kemudian bisa diisap dengan menggunakan mulut bisa ular tidak berbahaya bagi mulut yang
sehat (tidak ada luka).
f. Istirahat dan tenangkan korban
Catatan:
a. Jika gigitan suda berlangsung lebih dari setenga jam yang lalu jangan dilakukan usaha
mengisap bisa ini.
b. Penderita tidak boleh diberi minuman keras
c. Selanjutnya kirimkan ke rumah sakit untuk mendapatkan suntikan anti bisa ular.
d. Sedapat mungkin usungkan penderita dalam keadaan berbaring.

G. PENCEGAHAN
a. Pakai pakaian selam yang cukup melindungi tubuh, karena kebanyakan ular laut taringnya
pendek sehingga tidak dapat menembus pakaian selam.
b. Hindari berenang atau menyelam didaerah yang diketahui banyak ular.
c. Jangan panic bila bertemu ular saat menyelam atau berenang.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/ikan_hiu/ (18 Maret 2014)


2. Pusat Biologi. (2013). KLASIFIKASI , CIRI- CIRI, ANATOMI DAN FISIOLOGI IKAN
HIU. [online] tersedia : http://www.pusatbiologi.com/2013/02/klasifikasi-ciri-ciri-anatomi-
dan-fisiologi-ikan-hiu/ (22 Maret 2014)
3. Fajar P, Crys; dkk. 2008. IPA Terpadu VII. CV Mediatama. Surakarta.
4. Susanti, R. 2008. Biologi. CV Haka MJ. Solo.
5. Wahyuni, Sri. 2005. Sains Biologi. Sekawan. Klaten.
6. Haryadi (2014). Mengonsumsi Kerang Berlebihan Berpotensi Terkena Bahaya Logam Berat.
Diakses pada 08 Maret 2014, fromhttp://www.deherba.com/mengkonsumsi-kerang-
berlebihan-berpotensi-terkena-bahaya-logam-berat.html
7. Ensiklopedis (2014). Kulit Kerang. Diakses pada 08 Maret 2014, from
http://id.swewe.com/word _show.htm/?393441_7&Kulit|kerang
8. Wikipedia (2014). Kerang. Diaksese pada 08 Maret 2014. From
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerang
9. Anonim.Blueringeroctopus/gurita-cincin-biru-gurita-anggun-yang.html . Diperoleh 08 April
2014.
10. BlueRingerOctopus/Blue-ringed_octopus.htm
11. Diperoleh 11 April 2014
12. Blue20RingerOctopus/Binatang-binatang-Paling-Beracun-Di-Planet-Bumi.html
13. Diperoleh 11 April 2014
14. Australian Museum - Reef Stonefish, Synanceia verrucosa (Bloch & Schneider,
1801)Australian Venom Research Unit - First Aid Information : Stonefish and other stinging
fishFishBase - Synanceia verrucosa, Stonefish
Wikipedia - Synanceia verrucosa
15. Hasan Amin. Seri dasar IPA kehidupan dalam laut.penerbit balai pustaka
16. Kartono Muhamad.pertolongan pertama.pt gramedia pustaka utama,jakarta
17. wong comic. rahasia ular
18. http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_laut(29 Oktober 2013.)
IKAN HIU
KLASIFIKASI IKAN HIU

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Chondrichthyes
Subkelas : Elasmobranchii
Superordo : Selachimorpha
Ordo : Carcharhiniformes G. PENGERTIAN
Famili : Sphyrnidae
Genus : Sphyrna Ikan Hiu adalah sekelompok (superordo
Spesies : Sphyrna sp. Selachimorpha) ikan dengan kerangka
tulang rawan yang lengkap dan tubuh yang ramping.
Mereka bernapas dengan menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam atau tujuh,
tergantung pada spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di belakang, kepalanya. Hiu mempunyai
tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan, dari parasit,
dan untuk menambah dinamika air. Mereka mempunyai beberapa deret gigi yang dapat digantikan.

Hiu mencakup spesies yang berukuran sebesar telapak tangan. Hiu pigmi, Euprotomicrus
bispinatus, sebuah spesies dari laut dalam yang panjangnya hanya 22 cm, hingga hiu paus, Rhincodon
typus, ikan terbesar yang mampu tumbuh hingga sekitar 12 meter dan yang, seperti ikan paus, hanya
memakan plankton melalui alat penyaring di mulutnya. Hiu banteng, Carcharhinus leucas, adalah
yang paling terkenal dari beberapa spesies yang berenang di air laut maupun air tawar (jenis ini
ditemukan di Danau Nikaragua, di Amerika Tengah) dan di delta-delta.

H. CIRI – CIRI

Kerangka hiu sangat berbeda dibandingkan dengan ikan-ikan bertulang seperti misalnya ikan kod,
karena terbuat dari tulang muda (tulang rawan), yang sangat ringan dan lentur, meskipun tulang muda
di ikan-ikan hiu yang lebih tua kadang-kadang sebagian bisa mengapur, sehingga membuatnya lebih
keras dan lebih seperti tulang. Rahang hiu beraneka ragam dan diduga telah berevolusi dari rongga
insang yang pertama. Rahang ini tidak melekat pada cranium dan mempunyai deposit mineral
tambahan yang memberikannya kekuatan yang lebih besar.

I. HABITAT

Habitat ikan hiu umumnya adalah di laut. Ikan hiu ditemukan di perairan dalam berkarang dengan
dasar yang tidak terlalu terjal.

J. BAHAYA YANG DITIMBULKAN


d. Cedera yang disebabkan serangan hiu biasanya berat dan meluas. Gejalanya berupa luka
ringan hingga bagian tubuh dan amputasi.
e. Akibat yang terjadi pada manusia adalah kehilangan darah yang berlebihan dan syok (tekanan
darah rendah, denyut nadi cepat, pucat sianosis, syok bahkan kematian).
f. Komplikasi yang lambat dari infeksi pada luka akan mengakibatkan keracunan gangrene dan
tetanus.

K. PENANGANAN

Dasar penanganan yang berhasil yang pernah dilaporkan :

j. Harus segera lakukan resusitasi ditempat kejadian hingga korban menjadi stabil jangan
tergesa-gesa membawa penderita kerumah sakit karena ini akan mengurangi harapan untuk
hidup.
k. Hentikan perdarahan.
l. Atasi perdarahan dengan balutan atau torniket, atau tekan arteri dengan jari tangan. Dapat
pula dilakukan dengan sapu tangan atau handuk yang bersih.
m. Analgesik kuat seperti morfin dapat diberikan.
n. Kaki sedikit ditinggikan.
o. Tranfusi dengan darah lengkap atau plasma dapat mengatasi keadaan yang disebabakan oleh
perdarahan.
p. Asupan per oral tidak di anjurkan.
q. Pengangkutan korban ke rumah sakit dilakukan apabila keadaan korban sudah cukup baik
untuk diangkut.
r. Rehabilitasi setelah serangan hiu biasanya memakan waktu yang cukup lama karena
mencangkup rehabilitasi fisik dan mental.

L. PENCEGAHAN
e. Sampai saat ini belum ditemukan pencegahan yang benar-benar efektif, pemasangan jala
pantai cukup efektif untuk perenang tapi tidak untuk penyelam.
f. Oleh karena hiu sangat mudah terangsang oleh getaran dari ikan yang terluka maka pemburu
ikan sangat sering diserang oleh hiu. Serangan sebenarnya tidak ditujukan pada orangnya
tetapi terhadap ikan yang terluka.
g. Jangan memanah ikan yang banyak hiunya
h. Berenang ber dua mengurangi serangan hiu 50 % banyak orang tidak melihat hiu sebelum ia
di serang.

UBUR – UBUR (Sea Wasp)


F. PENGERTIAN
Ubur – ubur adalah hewan laut yang menakjubkan karena ciri – ciri fisik yang mereka
miliki seperti bertubuh transparan dan berurai. Makhluk hidup ini merupakan hewan yang
paling banyak dalam jumlah dan jenisnya di seluruh dunia. Ubur – ubur hidup dimana – mana
di seluruh pelosok lautan di planet bumi.
Walaupun jenis ubur – ubur memiliki keindahan yang menakjubkan akan tetapi
makhluk hidup ini adalah makhluk yang beracun yang membahayakan jiwa manusia.
Sebenarnya tidak semua ubur-ubur berbahaya, bahkan kebanyakan justru tidak
membahayakan sama sekali. Ubur – ubur juga merupakan makhluk hidup yang memiliki
ragam warna indah yang memancar dari tubuhnya.

G. HABITAT
Seperti halnya dengan biantang laut lainnya ubur-ubur dijumpai di kawasan laut,
mulai dari daerah pantai hingga di kedalaman 99 m, terutama di daerah laut yang airnya
hangat (tropik) dan jernih. Ubur-ubur merupakan hewan yang menetap di suatu tempat
dengan melekatkan diri pada suatu obyek yang berada di dalam laut, misalnya batu karang,
tumbuhan laut, bekas cangkang Gastropoda, bahkan ada yang menguburkan diri hingga
separuh dari tubuhnya di pasir atau lumpur.

H. BAHAYA/MASALAH YANG DITIMBULKAN


Banyak sekali binatang laut yang memiliki bisa atau racun,dari racun yang tingkat
rendah alias tidak begitu berbahaya yang biasanya hanya berakibat sesaat maupun racun
golongan tingkat sangat berbahaya. Jenis-jenis hewan laut yang beraneka ragam seperti halnya
aneka ragam hewan yang hidup di darat mempunyai perbedaan.Salah satu hewan laut yang
berbahaya terhadap sengatannya adalah ubur-ubur,betuk fisik dari hewan ini begitu
unik,sehingga orang awam yang melihat mahkluk ini tertarik untuk memegangnya atau
menyentuhnya.

Biasanya hal ini sering banyak terjadi di sekitar pantai yang banyak wisatawan.
Mereka tidak tahu akibat bila tersengat ubur-ubur.
Sengatan ubur-ubur dapat menyebabkan Sensasi terbakar, Menyakitkan tanda atau garis merah
yang berkembang setelah beberapa menit sampai beberapa jam, Gatal, Kesemutan dan mati
rasa, Lepuh, Cekot yang dapat memancarkan sebuah kaki atau lengan ke dada

Iritasi ringan hingga sedang di kulit biasanya membaik dalam waktu satu hingga dua minggu.
Dalam beberapa kasus, tanda-tanda pada kulit mungkin makan waktu satu sampai dua bulan.Sengatan
ubur-ubur yang parah dapat mempengaruhi seluruh tubuh (reaksi sistemik).

Tanda dan gejala sengatan ubur-ubur yang parah:Mual, Muntah, Sakit kepala, Kejang otot,
Kelemahan, Kesulitan mengendalikan gerakan otot, Pusing, Demam

I. PENANGANAN

Perawatan :
Kebanyakan sengatan ubur-ubur bisa diobati dengan pengobatan ringan. Langkah-langkahnya
meliputi:
 Menonaktifkan sengatan
Cuci dari daerah sengatan segera dengan air laut untuk menghilangkan sisa tentakel. Pastikan
untuk menggunakan air laut; menggunakan air tawar dapat menyebabkan sengatan makin
menambah. Kemudian, bilas daerah sengatan dengan cuka (cairan asam) untuk menetralkan
sengatan di kulit
Asam cuka yang digunakan adalah asam cuka 5% (vinegar). Perhatikan persentase (%) dari
cuka yang anda gunakan bila lebih dari 5% harus diencerkan terlebih dulu karena dapat merusak
kulit. Bila tidak ada asam cuka bisa juga menggunakan alkohol (40-70%), atau perasan jeruk
lemon.

 Menghilangkan sengatan yang tersisa


Hapus sisa sengatan dengan menggunakan krim cukur atau pasta dari air laut dan baking soda
(sodium bicarbonat) atau air laut dan bedak ke daerah sengatan.

 Menghilangkan rasa sakit


Mencuci atau merendam daerah sengatan dengan air hangat/panas. Air panas membantu
dengan proses “denaturing” (mengubah sifat) dan menonaktifkan racun.

Tahapan lengkap mengantisipasi sengatan ubur-ubur:

 Setelah merasakan tersengat ubur-ubur segeralah tentakel dibersihkan dengan cara dicuci
dengan air laut di pantai saat itu juga. Pada saat membersihkan area yang terkena sengatan
ubur-ubur jangan menggosok dengan menggunakan tangan telanjang, karena terkadang ubur-
ubur meninggalkan sisa tentakel pada permukaan kulit sehingga lebih baik gunakan benda
dengan permukaan yang agak keras misalnya kartu ATM atau sejenisnya.
 Segeralah ke bibir pantai untuk mencari pertolongan.
 Segera ikat daerah yang terkena sengatan dengan kain atau alat/bahan seadanya untuk
menyumbat aliran darah agar racun tidak tersebar luas ke tubuh, lalu bilas daerah sengatan
dengan cuka (cairan asam) untuk menetralkan sengatan di kulit.
 Kompres daerah yang terkena sengatan ubur-ubur tersebut dengan air panas.
 Segeralah minum kopi susu sangat panas dengan gula yang lebih (nasehat penduduk sekitar
pantai) dan minum air kelapa untuk meminimalisir racun di dalam tubuh.
 Istirahatlah, dan tahanlah rasa sakit yang Anda rasakan.
 Paling tidak rasa sakit yang berlebihan akan turun setelah kira-kira 1 jam.
 Teman Anda harus memberi semangat agar teman Anda yang sedang kesakitan tetap bertahan
dan tidak pingsan.
 Untuk meminimalisir, berjemurlah di paparan sinar matahari dan oleskan minyak
yang panas. Misalnya Gandapura atau minyak Cap Kapak.

 Obat Alami Sengatan Ubur-ubur:

 Bahan-bahan : Cabai rawit, minyak, dan jahe.

Cara mengolah: Tumbuk atau diblender semua bahan hingga kental seperti lumpur.
Cara memakai ramuan :

 Oleskan sedikit saja pada bagian yang disengat, insya Allah setelah sekitar lima belas menit,
efek panasnya akan menghilang sendiri.
 Ramuan obat tradisional ini terbukti ampuh untuk meredakan panas dan kulit yang mengeras
akibat sengatan ubur-ubur biru yang sering merapat ke pantai dan menyerang wisatawan yang
nekat mandi atau berenang.
 Untuk mengobati sesak napas yang terkadang dialami korban sengatan, berikan  minuman
kopi atau teh panas. Tapi sebelum kami memberi kopi, tanya dulu apakah korban punya
riwayat penyakit asma atau jantung agar kopi yang diminum tidak justru memperparah
kondisinya.

J. PENCEGAHAN

Berikut beberapa langkah pencegahan untuk bahaya ubur-ubur.

7. Gunakan pakaian selam yang tebal.


8. Jangan masuk ke air jika sudah ada peringatan atau ada riwayat ubur–ubur di pantai tersebut.
9. Jika ingin bernang di pantai, lakukan di bawah pengawasan..
10. Jangan panik dan secepatnya keluar dari air.
11. Tidak melakukan penyelamatan pada musim-musim dimana diketahui bahwa binatang ini
banyak terdapat.
12. Kenakan pakaian pelindung yang dapat mencegah tersengat oleh seawasp.

SIPUT DAN KERANG BERACUN

E. PENGERTIAN

Siput merupakan hewan jenis molusks, kelas Semua kerang-kerangan memiliki sepasang
cangkang (disebut juga cangkok atau katup) yang biasanya simetri cermin yang terhubung dengan
suatu ligamen (jaringan ikat). Pada kebanyakan kerang terdapat dua otot adduktor yang mengatur
buka-tutupnya cangkang.

Kerang tidak memiliki kepala (juga otak) dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang
dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak dengan "kaki" berupa
semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu atau dengan membuka-tutup
cangkang secara mengejut.

gastropoda yang mempunyai cangkerang yang berputar. Siput tidak bertulang belakang
(invertebrat). Siput mempunyai kulit cangkerang yang keras. Hewan gastropoda lain yang tidak
mempunyai cangkerang dikenali sebagai linta bulan.Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan
bertubuh lunak (moluska).

F. HABITAT

Siput terdapat di air tawar, air masin, dan di daratan. Beberapa kerang yang sering ditemukan di
pantai memiliki racun yang sangat berbahaya bagi manusia. Gejala yang ditimbulkan antara lain
perasaan tebal dan tertusuk-tusuk, kelumpuhan pernapasan, dan gagal jantung. Pengobatan yang bisa
dilakukan adalah dengan membuat sayatan di sekitar luka dan lakukan resusitasi.

G. BAHAYA/MASALAH YANG DI TIMBULKAN

 Ratusan Racun
Ada sekitar 500-600 spesies siput kerucut. Semuanya beracun. Nah, seekor siput
kerucut dapat memiliki sekitar 200 jenis racun. Jadi, bayangkan jika semua jenis racun dari
semua spesies siput kerucut disatukan. Maka, dapat terkumpul puluhan ribu jenis racun !
 Yang paling Beracun
Di antara spesies-spesies siput kerucut, ada satu yang paling beracun. Ia adalah siput
kerucut geografis. Nama ilmiahnya Conus geographus. Waduh sebaiknya, jangan dekat-dekat
si siput kerucut geografis ini,deh!

 Harpun Beracun
Racun siput kerucut terletak pada organ tubuhnya yang mirip harpun. Harpun itu alat
penangkap ikan seperti tembakan panah. Nah, ketika siap menyerang mangsanya, siput
kerucut mengeluarkan harpun beracunnya dari dalam mulutnya. Sekejap si masang tak
berdaya,dan siput kerucut langsung melahapnya bulat-bulat !
 Korban Manusia
Racun siput kerucut tidak hanya mematikan untuk hewan,seperti ikan. Racun itu juga
merenggut nyawa manusia. Sudah ada puluhan korban manusia akibat racun yang super
berbahaya itu. Sampai saat ini, belum ada obat penangkal racun siput kerucut !

BAHAYA KERANG

Mengonsumsi Kerang Berlebihan Berpotensi Terkena Bahaya Logam Berat

Meski begitu, menurut para ahli, ternyata kerang memiliki sifat yang statis, tidak seperti ikan.
Kerang merupakan hewan yang memperoleh makanannya mirip seperti penyedot debu.Kerang akan
menyantap/menyedot apa saja yang ada didekatnya tanpa adanya filter untuk memilah apakah
makanan yang disedotnya itu mengandung zat berbahaya atau tidak.Makanya, berbagai zat yang ada
di dalam tubuh kerang sifatnya campur aduk, termasuk didalamnya logam berat yang sangat
berbahaya kalau sampai masuk ke dalam tubuh manusia baik langsung ataupun tidak.Dan tahukah
Anda bahwa sumber kerang untuk dikonsumsi manusia khususnya yang ada di sekitar Jakarta berasal
dari Teluk Jakarta. Sebagaimana diketahui, teluk ini merupakan sumber penampungan sampah dan
berbagai kotoran manusia, bercampur menjadi satu.

Tak hanya itu, berbagai kotoran binatang dan juga limbah industri banyak yang dibuang ke
Teluk Jakarta. Ironisnya, di saat yang bersamaan di teluk ini juga hidup banyak sekali kerang yang
kemudian ditangkap untuk dijadikan salah satu sumber makanan manusia, khususnya seafood.Dan
karena sifat hidup kerang yang menyedot apapun yang ada disekelilingnya sebagai bahan makanan
utamanya, maka secara otomatis limbah industri termasuk logam berat, kotoran manusia, dan lainnya
sangat berpotensi tersedot masuk ke dalam tubuh kerang.

H. PENANGANAN DAN PENCEGAHAN

Jika ada anggota keluarga yang mengalami keracunan dan menunjukkan gejala seperti mual, muntah
dan pusing, maka pertolongan pertama harus dilakukan dengan cepat. Pertolongan ini antara lain:

 Minumkan susu murni atau air kelapa muda jika korban masih sadar
 Jika korban pingsan, miringkan atau tengkurapkan.
 Paksa korban untuk memuntahkan makanan, mungkin masih bisa keluar
 Segera bawa ke rumah sakit terdekat
 Amankan barang bukti makanan yang beracun
 Mengingatkan orang lain supaya tidak memakan makanan yang sama karena dugaan
keracunan tersebut
 aporkan rincian makanan yang dimakan korban sebelum kejadian kepada dokter atau petugas
medis untuk membantu penanganan.

Hampir semua kasus keracunan memiliki gejala yang sama, oleh karena itu mudah dideteksi.
Usahakan untuk sesegera mungkin membawa korban ke unit gawat darurat rumah sakit untuk
mendapatkan pertolongan. Penanganan terlambat bisa menyebabkan kerusakan anggota tubuh
bahkan kematian.

BLUE RINGED OCTOPUS

B. PENGERTIAN

Gurita cincin biru (blue ringed octopus) adalah salah satu jenis gurita paling menarik yang
pernah diketahui oleh manusia. Nama "cincin biru" diberikan pada hewan ini karena adanya pola
totol-totol menyerupai cincin berwarna biru di sekujur tubuhnya. Karena pewarnaannya yang unik
tersebut itulah, gurita cincin biru menjadi salah satu hewan laut paling menarik & paling indah bila
dilihat. Namun jangan tertipu dengan keindahannya karena faktanya, gurita cincin biru adalah salah
satu hewan laut paling berbahaya bagi manusia.

Gurita cincin biru mudah dikenali dengan melihat adanya pola berupa cincin alias lingkaran
dengan garis luar berwarna biru di sekujur tubuhnya. Dalam kondisi biasa semisal saat sedang
beristirahat, pola cincin biru tersebut kurang terlihat jelas karena warna kulitnya cenderung
menyerupai warna lingkungan sekitarnya. Namun ketika merasa marah atau terganggu, pola cincin
birunya terlihat menjadi jauh lebih jelas. Fenomena perubahan warna tersebut disinyalir merupakan
salah satu cara bagi sang gurita untuk menakut-nakuti musuhnya sekaligus sebagai sinyal peringatan
untuk memberitahu bahwa dirinya beracun.
Seekor gurita cincin biru dari spesies Hapalochlaena lunulata. (Sumber)

Ada 3 spesies hewan yang bisa disebut sebagai gurita cincin biru & semuanya termasuk ke
dalam genus Hapalochlaena. Ketiga spesies itu adalah gurita cincin biru besar (Hapalochlaena
lunulata), gurita cincin biru kecil (Hapalochlaena maculosa), & gurita bergaris biru (Hapalochlaena
fasciata). Secara garis besar, ketiga spesies tersebut memiliki ciri khas berupa adanya pola cincin biru
pada kulitnya, Selain ketiga spesies tersebut, sebenarnya ada 1 spesies lagi dengan nama ilmiah
Hapalochlaena nierstraszi yang keberadaan & statusnya masih diperdebatkan para ahli karena
minimnya spesimen yang ditemukan.

Masing-masing spesies gurita cincin biru lebih lanjut dibedakan berdasarkan karakteristik
pola cincin biru pada tubuhnya. Gurita cincin biru besar (Hapalochlaena lunulata) adalah gurita
cincin biru yang paling umum di mana mereka memiliki diameter cincin yang paling besar
dibandingkan spesies lainnya & kulitnya bertekstur kasar karena adanya benjolan-benjolan kecil di
permukaannya. Gurita cincin biru kecil (Hapalochlaena maculosa) di lain pihak diameter cincinnya
lebih kecil - kurang dari 2 mm. Spesies terakhir, yakni gurita bergaris biru (Hapalochlaena fasciata),
hanya memiliki pola cincin-cincin kecil di bagian lengan, sementara pola yang dominan di bagian
punggungnya adalah pola garis-garis biru.

KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Ordo : Octopoda
Famili : Octopodidae
Subfamili : Octopodinae
Genus : Hapalochlaena (Robson, 1929

HABITAT

Gurita cincin biru, tiga (atau mungkin empat) jenis spesies gurita ini hidup di laut pasang dan
terumbu karang di Pasifik dan Samudra Hindia, dari Jepang ke Australia (terutama di sekitar selatan
New South Wales dan Australia Selatan).Gurita cincin biru bisa ditemukan di perairan laut dangkal
(kedalaman kurang dari 30 m) di Australia & Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Kondisi dasar laut
yang banyak dihuni oleh gurita ini biasanya berupa dasar laut yang berpasir atau berlumpur dengan
batu-batu karang & alga di dekatnya. Mereka adalah hewan pemalu yang berarti mereka selalu
berusaha menyembunyikan diri mereka dari hewan lain dengan cara memipihkan tubuhnya &
kemudian mengubah warnanya menyerupai warna lingkungan sekitar sehingga sulit dilihat.

Ketika musim kawin tiba, gurita cincin biru akan mulai aktif mencari pasangannya. Proses
perkawinan terjadi ketika gurita jantan "memeluk" gurita betina & memasukkan hektokotilus
(hectocotylus) - bagian lengan yang sudah dimodifikasi sebagai penyalur sperma - miliknya ke lubang
kelamin betina hingga sperma selesai disalurkan. Dalam kasus lain, pejantan memasukkan
hektokotilusnya berulang-ulang di mana proses perkawinan biasanya baru berhenti bila betina yang
memaksa pejantan menghentikan proses perkawinan Usai melakukan perkawinan, gurita betina
selanjutnya pergi mencari tempat yang aman untuk bertelur semisal cangkang tiram yang kosong atau
cekungan batu.

Betina yang sudah menemukan tempat bertelur yang pas selanjutnya mulai menaruh telur-
telurnya di mana telur-telur tersebut biasanya berjumlah puluhan butir & memerlukan waktu sekitar 2
bulan untuk menetas. Selama menunggu telur-telur tersebut menetas, betina selalu berada di samping
telur-telurnya & tidak pernah makan sehingga ketika telur-telur itu menetas, betina akan mati akibat
kelaparan. Kendati di satu sisi terlihat ironis karena sang induk harus mati dalam menjaga telur-
telurnya, di sisi lain perilaku tersebut sangat efektif untuk menjamin bahwa sebagian besar telur yang
dikeluarkan betina akan berhasil menetas.

Anak gurita yang baru menetas normalnya akan hidup terombang-ambing terlebih dahulu
sebagai bagian dari zooplankton selama beberapa waktu sebelum menjalani fase berikutnya sebagai
gurita muda yang hidup di dasar laut.

Namun pada spesies gurita cincin biru kecil & gurita bergaris biru, anakannya tidak menjalani
fase zooplanktonik & langsung hidup sebagai gurita muda yang menghuni dasar laut. Seekor gurita
cincin biru diperkirakan mencapai kematangan seksual pada usia 4 bulan & memiliki usia maksimal 2
tahun, sementara ukuran maksimalnya mencapai 20 cm.

BAHAYA ATAU MASALAH YANG DI TIMBULKAN

Racun mereka dapat menyebabkan mual, membuat saluran pernapasan terganggu, gagal
jantung, kelumpuhan yang parah dan kadang-kadang total, juga kebutaan, bahkan dapat menyebabkan
kematian dalam beberapa menit jika tidak segera diobati.Perlu diketahui bahwa pada dasarnya semua
gurita menghasilkan racun. Racun tersebut sebenarnya adalah air liur yang fungsi utamanya
menyerupai racun pada laba-laba, yaitu untuk melelehkan jaringan tubuh mangsanya sehingga bisa
"diminum". makanan dari gurita sendiri umumnya memang hewan-hewan berkulit keras seperti
kepiting &udang lobster. Khusus untuk gurita cincin biru, mangsanya mencakup hewan-hewan kecil
seperti umang-umang & udang kecil.

Gurita biasa mencari makan dengan cara merayap pelan-pelan di dasar laut dengan memakai
lengannya yang peka & matanya yang tajam. Ketika sudah menemukan makanannya yang biasanya
merupakan hewan-hewan lambat seperti kepiting, gurita akan melilit mangsanya tersebut dengan
lengannya, lalu melubangi kulit mangsanya yang keras dengan bibirnya yang berbentuk seperti paruh
kakatua.

Begitu sudah berhasil melubangi kulit mangsanya, gurita akan menyuntikkan racunnnya
melalui lubang tersebut. racun dari gurita berfungsi untuk melelehkan jaringan tubuh mangsanya
menjadi cair. Jika sudah, hal berikutnya yang perlu dilakukan gurita hanyalah tinggal menghisap
jaringan tubuh mangsanya yang sudah meleleh tersebut. Bagian tubuh dari mangsa gurita yang tidak
hancur oleh racunnya semisal bagian cangkang yang keras tidak dimakan oleh gurita & dibiarkan
begitu saja.

Walaupun gurita cincin biru ukuran tubuhnya terbilang kecil (kurang dari 20 cm), gurita ini
memiliki racun yang cukup kuat untuk membunuh beberapa orang dewasa dalam hitungan menit!
Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa racun dari gurita cincin biru berasal dari bakteri beracun
yang menghuni kelenjar air liur dari gurita yang bersangkutan. Selain pada gurita cincin biru, bakteri
serupa juga bisa ditemukan pada ikan buntal, katak badut Amerika, & beberapa jenis bintang laut
beracun.

Efek dari racun dari gurita cincin biru pada manusia adalah kelumpuhan otot di mana bila
racun tersebut sudah mencapai organ-organ tubuh vital semisal paru-paru, maka akibatnya bisa fatal!
Hal yang menyulitkan proses penanganan dari racun gurita cincin biru adalah tidak adanya obat
penawar bagi racunnya & gigitan dari gurita cincin biru tidak terasa oleh manusia sehingga orang
yang tergigit seringkali tidak menyadarinya sebelum mulai merasa pusing atau sulit bernapas. Anak-
anak utamanya lebih rentan terhadap racun gurita cincin biru karena ukuran tubuh mereka lebih kecil
sehingga racunnya lebih cepat bereaksi ke seluruh tubuh.

PENANGANAN

Pertolongan pertama yang bisa dilakukan pada orang yang tergigit gurita cincin biru meliputi
pemberian tekanan pada luka gigitan & pemakaian alat bantu pernapasan pada korban. Hal yang
sedikit melegakan adalah bila orang yang tergigit masih hidup sesudah 24 jam lebih, maka orang
tersebut memiliki peluang besar untuk tetap hidup karena sesudah itu, tubuh akan menetralisir sendiri
racun yang masih mengendap dalam tubuh. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah karena racun
gurita cincin biru bisa bereaksi dalam waktu singkat, pertolongan pertama harus langsung diberikan
sesegera mungkin begitu diketahui bahwa korban memang tergigit oleh gurita cincin biru.

Perawatan pertolongan pertama adalah tekanan pada luka dan pernapasan buatan setelah
kelumpuhan otot-otot pernafasan telah menonaktifkan korban, yang sering terjadi dalam menit digigit.
Tetrodotoxin menyebabkan kelumpuhan tubuh yang parah dan sering total; korban tetap sadar dan
waspada dalam cara yang mirip dengan curare atau bromida pankuronium. Efek ini, bagaimanapun,
adalah sementara dan akan memudar selama periode jam sebagai tetrodotoxin yang dimetabolisme
dan diekskresikan oleh tubuh. Dengan demikian penting bahwa bantuan pernapasan dilanjutkan tanpa
jeda sampai kelumpuhan reda dan korban mendapatkan kembali kemampuan untuk bernapas sendiri.
Ini adalah prospek fisik menakutkan bagi satu individu, tetapi penggunaan respirator katup kantong
masker mengurangi kelelahan pada tingkat yang lestari sampai bantuan bisa tiba.

Perawatan di rumah sakit pasti melibatkan menempatkan pasien pada ventilator medis sampai
toksin dinetralkan oleh tubuh. Gejala-gejala bervariasi dalam keparahan, dengan anak-anak yang
paling berisiko karena ukuran tubuh kecil mereka. Karena racun terutama membunuh melalui
kelumpuhan, korban sering disimpan jika pernapasan buatan dimulai dan dipelihara sebelum sianosis
ditandai dan hipotensi berkembang. Korban yang hidup melalui 24 jam pertama umumnya pergi
untuk membuat pemulihan yang lengkap.

Sangat penting bahwa upaya terus bahkan jika korban tidak akan muncul untuk menanggapi.
Tetrodotoxin keracunan dapat mengakibatkan korban sepenuhnya sadar lingkungan tetapi tidak bisa
bernapas. Karena kelumpuhan yang terjadi mereka tidak memiliki cara untuk sinyal untuk bantuan
atau cara untuk menunjukkan kesusahan. Bantuan pernapasan, bersama-sama dengan jaminan, sampai
bantuan medis tiba memastikan bahwa korban umumnya akan sembuh dengan baik.
STONEFISH (IKAN BATU)

E. PENGERTIAN

Ikan batu, Synanceia verrucosa, juga disebut sebagai batu karang atau dornorn,
adalah sebutan yang diberikan untuk ikan laut yang berpenampilan seperti batu.
merupakan ikan karnivora dengan jarum beracun yang tinggal di dasar terumbu karang,
berkamuflase sebagai batu. Ikan ini merupakan ikan paling beracun di dunia. Ikan ini
memiliki panjang sekitar 30-40 cm.

F. HABITAT

ikan ini hidup di perairan hangat wilayah Hindia & Pasifik, perairan yang dipilih
umumnya adalah perairan berkarang atau yang dipenuhi tumbuhan ganggang kecil. Mereka
memilih perairan tersebut karena kondisi lingkungan yang sangat membantu mereka untuk
berkamufalse , Selain di perairan berkarang & berbatu, ikan ini juga sering dijumpai
diwilayah berpasir dan berlumpur. Ketika sudah menemukan tempat yang cocok untuknya, ia
akan segera menggali lubang dengan sirip dadanya lalu membenamkan bagian perutnya
kedalam pasir.

Fungsi utama kamuflase yang dilakukan ikan ini ialah untuk berburu. Saat
berkamuflase ikan ini tidak akan bergerak sama sekali dan hanya sesekali menggerakan
matanya yang kecil untuk mengamati kondisi disekitarnya. Ketika ikan ini melihat
mangsanya yang berupa ikan atau udang kecil, ia akan tetap berdiam diri sambil terus
memperhatikan mangsanya, ketika mangsanya tersebut berada pada jangkauannya maka ikan
tersebut akan secara tiba-tiba melahap mangsanya dengan kecepatan yang hanya sepersekian
detik, saking cepatnya gerakan ikan ini sehingga tidak memungkinkan kita melihat
pergerakan itu secara kasat mata
Hal yang menarik adalah meskipun ikan batu memiliki racun, ia tetap memiliki
musuh di lautan. Musuh yang diketahui memakan ikan lepu batu karang adalahhiu(terutama
hiu putih besar & hiu macan) & ular laut api (Astrotia stokesii). Tidak diketahui bagaimana
hewan-hewan tersebut bisa memakan ikan batu tanpa tewas akibat racunnya. Laporan
mengenai hewan-hewan pemangsa ikan batu sendiri diketahui dengan cara membedah isi
perut hewan-hewan pemangsanya sehingga bisa diketahui apa saja yang dimakan oleh hewan
yang bersangkutan..  

G. BAHAYA ATAU MASALAH YANG DITIMBULKAN

Para penyelam di perairan tropis selalu diwanti-wanti untuk tidak menginjakkan kaki
atau menyentuh sembarangan benda-benda di dasar laut, salah satunya ya untuk menghindari
bahaya dari ikan lepu batu karang. Ikan lepu batu karang memiliki racun yang sangat kuat &
ia bahkan disebut-sebut sebagai ikan paling beracun di lautan

Hal pertama yang memusingkan bagi para penyelam yang ingin menghindari bahaya
dari ikan lepu batu jelas karena penampilannya yang SANGAT sulit dibedakan dari
lingkungan sekitarnya. Lebih repotnya lagi, berbeda dengan ikan pariyang akan berenang
menjauh ketika ada makhluk berukuran besar di dasar laut yang mendekatinya. Ikan batu
tidak akan bergerak & hanya menegakkan duri-duri penggungnya yang sangat beracun saat
merasa terancam. Karena itulah penyelam yang menginjakkan kakinya di dasar lautan tidak
akan menyadari bahaya yang akan menimpanya - tidak sebelum tiba-tiba ia merasa kakinya
seperti tertusuk & terbakar saat menginjak ikan tersebut!

H. PENANGANAN DAN PENCEGAHAN

Bila ada penyelam yang tanpa sengaja menginjak - atau dalam kasus lain, memegang
- ikan tersebut. pertolongan pertama yang harus diberikan adalah segera mengeluarkannya
keluar air. Hal selanjutnya yang dilakukan adalah merendam atau mengompres bagian yang
sakit dengan air panas. Racun dari ikan lepu batu terbuat dari protein & karena komponen
dari protein bisa terurai dengan suhu tinggi, pemberian air panas bisa membantu mencegah
racunnya menyebar lebih jauh. Namun air yang diberikan juga tidak boleh berupa air yang
masih mendidih karena air mendidih justru bisa melukai kulit & menyebabkan lukanya
bertambah parah. Hal berikutnya adalah segera membawa penyelam yang bersangkutan ke
rumah sakit terdekat untuk mendapat pengobatan lebih lanjut.
ULAR LAUT
Hydrophiinae (ular laut) merupakan sebuah subkeluarga ularElapidae yang menduduki
persekitaran laut sepanjang hayat. Biarpun berevolusi dari leluhur daratan, namun kebanyakannya
cukup menyesuaikan diri dengan kehidupan dalam air sepenuhnya dan tidak dapat bergerak di atas
darat kecuali genus Laticauda yang masih memelihara ciri-ciri leluhurnya dengan pergerakan darat
yang terbatas. Ular Laut yang paling sering dijumpai adalah spesies Laticauda colubrina.

LATICAUDA COLUBRINA

H. PENGERTIAN
Laticauda colubrina merupakan jenis ular laut yang hidup di perairan dan muka laut,dan
memiliki bisa yang dapat menyerang saraf manusia.

I. CIRI-CIRI
 berwarna belang putih hitam dan ada pantulan warna biru - ungu jika terbias pantulan sinar
matahari
 bersifat ampibi
 Laticauda colubrina merupakan ular laut yang bertaring proteroglypha atau taring berada di
depan
 berkepala bulat telur
 panjang maksimal hingga 2 meter
 Mampu bergerak di daratan
 bersisik dibawa tubuhnya yang dapat membantu berjalan di daratan
 Ekornya membentuk duyung dan bersisik
 Beracun( menyerang sistem saraf)

J. HABITAT
Ular spesies ini biasanya hidup di karang-karang/batu.Ular ini masih mampu bergerak di
daratan dengan ciri sisik bawah tubuhnya masih ada. Sedangkan ular laut spesies lain tidak
memiliki sisik bagian bawah karena murni hidup di air. Makananya adalah belut.

K. BAHAYA/MASALAH YANG DITIMBULKAN


Semua jenis ular laut memiliki racun/bisa kuat yang menyerang syaraf manusia seketika. jenis
racun yang dimiliki adalah jenis neurotoxcin atau racun yang menyerang syaraf. Gigitan ular laut
hanya membutuhkan waktu sekitar 1 - 2 menit saja untuk membunuh manusia.

L. GAMBARAN KLINIS
e. Gejala biasanya yang terjadi dalam waktu 20 menit sampai beberapa jam setelah gigitan.
f. Gejala sering terjadi berupa kekakuan anggota tubuh, rasa sakit dan kontraksi otot disertai
dengan kelemahan.
g. Kelumpuhan otot dapat meluas dan dapat mengakibatkan kesukaran bernafas.
h. Komplikasi berat seperti terhentinya nafas yang mengakibatkan kematian sering terjadi.

M. PENANGANAN
g. Segera baringkan penderita dan letakan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
h. Penderita dianjurkan untuk tetap tenang,karena kegelisahan akan mempercepat perjalanan
bisa
i. Pasang torniket pada daerah di atas tempat luka yang digigit,torniket ini dimaksudkan agar
mencegah aliran darah yang suda tercemar ke ara jantung.
j. dengan pisau yang suda disterilkan buat irisan di kulit tepat di bekas taring ular,irisan itu
memanjang ,sedalam 0,5 cm dan sepanjang 1.5 cm
k. kemudian bisa diisap dengan menggunakan mulut bisa ular tidak berbahaya bagi mulut yang
sehat (tidak ada luka).
l. Istirahat dan tenangkan korban
Catatan:
e. Jika gigitan suda berlangsung lebih dari setenga jam yang lalu jangan dilakukan usaha
mengisap bisa ini.
f. Penderita tidak boleh diberi minuman keras
g. Selanjutnya kirimkan ke rumah sakit untuk mendapatkan suntikan anti bisa ular.
h. Sedapat mungkin usungkan penderita dalam keadaan berbaring.

N. PENCEGAHAN
d. Pakai pakaian selam yang cukup melindungi tubuh, karena kebanyakan ular laut taringnya
pendek sehingga tidak dapat menembus pakaian selam.
e. Hindari berenang atau menyelam didaerah yang diketahui banyak ular.
f. Jangan panic bila bertemu ular saat menyelam atau berenang.
DAFTAR PUSTAKA

19. http://id.wikipedia.org/wiki/ikan_hiu/ (18 Maret 2014)


20. Pusat Biologi. (2013). KLASIFIKASI , CIRI- CIRI, ANATOMI DAN FISIOLOGI IKAN
HIU. [online] tersedia : http://www.pusatbiologi.com/2013/02/klasifikasi-ciri-ciri-anatomi-
dan-fisiologi-ikan-hiu/ (22 Maret 2014)
21. Fajar P, Crys; dkk. 2008. IPA Terpadu VII. CV Mediatama. Surakarta.
22. Susanti, R. 2008. Biologi. CV Haka MJ. Solo.
23. Wahyuni, Sri. 2005. Sains Biologi. Sekawan. Klaten.
24. Haryadi (2014). Mengonsumsi Kerang Berlebihan Berpotensi Terkena Bahaya Logam Berat.
Diakses pada 08 Maret 2014, fromhttp://www.deherba.com/mengkonsumsi-kerang-
berlebihan-berpotensi-terkena-bahaya-logam-berat.html
25. Ensiklopedis (2014). Kulit Kerang. Diakses pada 08 Maret 2014, from
http://id.swewe.com/word _show.htm/?393441_7&Kulit|kerang
26. Wikipedia (2014). Kerang. Diaksese pada 08 Maret 2014. From
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerang
27. Anonim.Blueringeroctopus/gurita-cincin-biru-gurita-anggun-yang.html . Diperoleh 08 April
2014.
28. BlueRingerOctopus/Blue-ringed_octopus.htm
29. Diperoleh 11 April 2014
30. Blue20RingerOctopus/Binatang-binatang-Paling-Beracun-Di-Planet-Bumi.html
31. Diperoleh 11 April 2014
32. Australian Museum - Reef Stonefish, Synanceia verrucosa (Bloch & Schneider,
1801)Australian Venom Research Unit - First Aid Information : Stonefish and other stinging
fishFishBase - Synanceia verrucosa, Stonefish
Wikipedia - Synanceia verrucosa
33. Hasan Amin. Seri dasar IPA kehidupan dalam laut.penerbit balai pustaka
34. Kartono Muhamad.pertolongan pertama.pt gramedia pustaka utama,jakarta
35. wong comic. rahasia ular
36. http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_laut(29 Oktober 2013.)

Anda mungkin juga menyukai