Anda di halaman 1dari 14

Konsep Dasar dan

Penanganan Hewan laut


Kelompok II
• Rizki(P223011)
• Gery Tri Linecher A.(P223014)
• Wulan Novembriani (P223010)
• Yuyun Khairunnisa(P223017)
• Nur Ainun Azizah(P223015)
• Rezky Yusuf(P223016)
• Rahmawati(P223012)
Sengatan hewan laut adalah suatu proses dimana bisa atau racun disuntikan ke makhluk
lain melalui gigitan, tusukan atau sengatan (Hutapea et al., 2019). Sengatan dapat terjadi karena
kontak langsung dengan hewan seperti tentakel ubur-ubur, atau dapat pula berupa hewan yang
dapat mengeluarkan racun melalui 2 mekanisme yaitu mekanisme injeksi aktif hewan seperti
ubur-ubur atau siput kerucut atau injeksi pasif seperti lionfish atau bulu babi (Hifumi et al., 2020;
Hornbeak & Auerbach, 2017; Tiemensma et al., 2021).
Serangan binatang laut berbahaya merupakan salah satu resiko yang dihadapi oleh para
wisatawan dan orang yang berada atau bekerja di air laut. Risiko karena sifat alamiah laut
seperti arus, pasang surut, ombak, suhu air laut, kondisi didasar laut dan jenis pekerjaan,
kegiatan yang dilaukan dilaut juga menimbulkan resiko trauma di air laut (Vinezzia, 2021)
(Kusumawarni et al., 2015). Salah satu trauma di laut yaitu tertusuk binatang laut atau karang
laut. Pencegahan pada terjadinya serangan binatang laut berbahaya harus diketahui jenis
binatang laut berbahaya, pola hidupnya, pola perilakunya saat menyerang manusia, sertacara
penanganan awal yang harus dilakukan ketika terkena sengatan hewan laut (Sukarna &
Amiruddin, 2022)
1. Kerang Api( Fire Coral)
Karang api adalah cnidaria laut kolonial yang bila disentuh dapat menyebabkan reaksi kulit
terbakar. Insiden terkait karang api sering terjadi di antara penyelam dengan kontrol daya apung yang
buruk. Karang api mendapatkan namanya karena sensasi panas terbakar yang dialami setelah bersentuhan
dengan anggota spesies ini. Rasa terbakar ringan hingga sedang yang disebabkannya adalah hasil dari
cnydocites yang tertanam di kerangka berkapurnya; cnydocites ini mengandung nematocysts yang akan
menembak ketika disentuh, menyuntikkan racun mereka.
Pencegahan
▪ Hindari menyentuh formasi berkapur ini.
▪ Jika Anda perlu berlutut di dasar laut, carilah area berpasir yang jernih.
▪ Ingatlah bahwa permukaan keras seperti batu dan keong tua dapat dikolonisasi oleh karang api meskipun
tidak terlihat bercabang.
▪ Selalu kenakan pakaian selam yang menutup seluruh tubuh untuk memberikan perlindungan terhadap
efek kontak.
▪ Kuasai kontrol daya apung.
▪ Selalu melihat ke bawah saat turun.
Penanganan
1. Bilas area yang terkena dengan cuka rumah tangga.
2. Kemerahan dan vesikel kemungkinan akan berkembang. Jangan menusuk mereka;
biarkan saja mengering secara alami.
3. Jaga agar area tersebut tetap bersih, kering, dan diangin-anginkan-waktu yang akan
melakukan sisanya.
4. Untuk luka terbuka cari evaluasi medis,
5. Antibiotik dan booster tetanus mungkin B
2. Bulu babi
Bulu babi biasanya merupakan makhluk berduri kecil dan bulat yang
ditemukan di pesisir pantai berbatu yang dangkal. Bahaya utama yang terkait dengan
bulu babi adalah kontak dengan duri mereka. Pada salah satu genus bulu babi - Bulu
babi bunga - beberapa pedicellariae telah berevolusi menjadi cakar beracun. Pada
spesies ini, duri-durinya pendek dan tidak berbahaya, tetapi cakar beracun ini dapat
menyebabkan gigitan. Bulu babi ditutupi duri, yang dapat dengan mudah menembus
sepatu bot dan pakaian selam penyelam, menusuk kulit, dan putus. Duri ini terbuat
dari kalsium karbonat, zat yang sama yang menyusun cangkang telur. Duri bulu babi
biasanya berongga dan bisa rapuh, terutama ketika harus mengeluarkan duri yang
patah dari kulit. Cedera biasanya terjadi ketika orang menginjaknya saat berjalan
melintasi dasar berbatu yang dangkal atau kolam air pasang. Penyelam dan perenang
snorkel sering kali terluka saat berenang di permukaan di perairan dangkal serta saat
masuk atau keluar air dari penyelaman pantai.
Tanda dan Gejala
​Bulu babi Cedera biasanya berupa luka tusukan, sering kali banyak dan terlokalisasi. Luka
gores dan laserasi kulit juga mungkin terjadi. Luka tusuk umumnya terasa sakit dan
berhubungan dengan kemerahan dan bengkak. Rasa sakit berkisar dari ringan hingga parah
tergantung pada beberapa faktor, termasuk spesies, area tubuh luka, lapisan sendi atau otot
yang terganggu, jumlah tusukan, kedalaman tusukan, dan ambang batas rasa sakit
individu. Luka tusukan yang banyak dapat menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan
anggota tubuh, terutama pada spesies berduri panjang dari genus Diadema. Pada kejadian
yang sangat jarang, komplikasi yang mengancam jiwa dapat terjadi.
Pencegahan
1. Berhati-hatilah saat masuk atau keluar air dari penyelaman pantai, terutama saat dasarnya
berbatu.
2. Jika berenang, snorkeling, atau menyelam di perairan dangkal, dekat pantai berbatu, atau
dekat dengan bangkai kapal dan permukaan keras lainnya, pertahankan jarak dan kontrol daya
apung yang hati-hati.
Penanganan
Tidak ada pengobatan yang dapat diterima secara universal untuk luka tusukan bulu babi. Pertolongan
pertama dan perawatan definitif bersifat simtomatik.
1. Terapkan panas. Rendam area yang terkena sengatan dalam air panas (batas atas 113°F/45°C) selama 30
hingga 90 menit. Jika Anda menolong korban sengatan, cobalah air tersebut pada diri Anda sendiri terlebih
dahulu untuk menilai tingkat panas yang dapat ditoleransi. Jangan mengandalkan penilaian korban, karena
rasa sakit dapat mengganggu kemampuannya untuk mengevaluasi tingkat panas yang dapat ditoleransi.
2. Buang duri yang dangkal. Pinset dapat digunakan untuk tujuan ini; namun, duri bulu babi berongga dan
bisa sangat rapuh saat dipegang dari samping. Jari-jari telanjang Anda adalah alternatif yang lebih lembut
daripada pinset yang keras.
CATATAN: Jangan mencoba mengeluarkan duri yang tertanam lebih dalam di kulit; biarkan hal tersebut
ditangani oleh tenaga medis profesional. Duri yang tertanam dalam dapat terurai menjadi potongan-
potongan yang lebih kecil, sehingga menyulitkan proses pencabutan.
3. Oleskan larutan antiseptik atau salep antibiotik yang dijual bebas jika tersedia.
4. Jangan menutup luka dengan plester atau lem; hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi.
CATATAN: Luka tusuk yang dalam merupakan lingkungan yang sempurna untuk membiakkan infeksi,
terutama tetanus.
5. Terlepas dari pertolongan pertama yang diberikan, selalu cari evaluasi medis profesional.
3. Ikan Pari
Gigitan ikan pari (Sting Ray) merupakan salah satu flora laut dari family Dasyatidae,
brtulang rawan memiliki ekor menyerupai cambuk dengan sirip dada yang menyerupai sayap
dengan sisi bagian depan menyatu dengan kepala, dan ekor pada beberapa spesies sangat tajam
dan menyerupai cambuk.
Pasien biasanya mengalami luka akibat sengatan ikan pari karena secara tidak sengaja
menginjak ikan pari, yang secara reflek ikan pari tersebut menyerang orang yang
manginjaknya sebagai mekanisme pertahanan diri. Sengatan ikan pari merupakan perlukaan
yang sering dialami penyelam.Ikan pari tidak akan menyerang kecuali saat ikan tersebut
merasa terganggu, sengatan akibat ikan pari sendiri sering terjadi namun jarang yang fatal.
Walaupun jarang yang tidak fatal, namun luka penetrasi yang mengenai pembuluh darah yang
dapat menyebabkan syok, dan infeksi lanjutan disertai adanya kerusakan jaringan serta syok
septik merupakan komplikasi-komplikasi yang dapat muncul dan dapat menjadi hanyang fatal
dari sengatan ikan pari.
Gejala yang biasanya dirasakan oleh pasien yang mengalami sengatan ikan pari antara lain : nyeri
sedang, nyeri seperti di tusuk-tusuk, luka yang berdarah , area disekitar luka biasanya bengkak dan
kemerahan atau membiru, adanya pembesaran kelenjar limfa, mual, muntah,demam,kram otot,tremor,
kelemahan, penurunan tekanan darah mungkin terjadi bahkan kematian.
Penanganan yang dapat dilakukan pada pasien sengatan ikan pari adalah:
1. Jangan panik, pastikan kondisi pasien stabil, keluarkan pasien dari air lakukan pembilasan luka
menggunakan air laut
2. Jangan mencabut taji yang menancap segera bawa ke dokter untuk pembedahan
3. Hentikan pendarahan dengan cara menekan luka
4. Lakukan perendaman dengan menggunakan air laut yang hangat dengan suhu 40 s/d 45 derajat
celcius
5. Siram dengan cairan asam aminia, cuka, baking soda atau alcohol 70% untuk melunturkan racun
6. Bawa korban ke dokter untuk menadapatkan bantuan medis lebih lanjut.
4. Ikan buntal
ikan buntal merupakan hewan vertebrata yang dipercayai paling beracun kedua
di dunia setelah katak racun emas. Sebenarnya, daging ikan buntal sendiri
tak berbahaya ataupun beracun. Daging ikan buntal justru memiliki rasa
yang gurih, nikmat, dan agak manis tak kalah dengan kelezatan daging ikan
Salmon. Hanya saja, terdapat bagian-bagian tertentu dalam ikan ini yang
mengandung racun, yaitu bagian organ hati, saluran pencernaan, dan telur.
Oleh karena itu, bagian ini harus dibuang saat mengolahnya. Jangan sampai
dimakan, karena dapat menyebabkan kematian. Tak hanya itu, bila dalam
pengolahannya tidak hati-hati dan menyebabkan hidangannya
terkontaminasi bagian organ dalam yang pecah dagingnya bisa menjadi
sangat beracun serta mematikan.
Gejala keracunan ikan buntal akan terlihat dari rasa mual, mati rasa pada bagian rongga
mulut, muntah-muntah, kemudian gangguan fungsi saraf ditandai gatal di bibir, tangan, dan kaki.
Gejala berikutnya adalah kelumpuhan serta kematian karena kesulitan bernapas dan serangan
jantung. Munculnya gejala tersebut akan terlihat selama 10 sampai 30 menit dan kemudian bisa saja
menyebabkan kematian.
Penanganan pada Ikan Buntal
Sampai saat ini, penawar untuk racun ikan buntal belum ditemukan. Namun, orang-orang
yang menjadi korban racun ikan buntal harus segera diberi pertolongan medis rumah sakit. Di
rumah sakit pertolongan pertama yang akan diberikan adalah sebagai berikut:
• Pemberian oksigen melalui alat bantu bernafas, misalnya alat ventilator. Prosedur ini diberikan jika
pasien tak dapat bernafas dengan spontan.
• Pemberian cairan arang aktif maupun tablet untuk membersihkan lambung dari racun.
• Tindakan cuci darah, utamanya bila pasien memiliki penyakit ginjal.
• Dilakukannya prosedur pengosongan lambung guna mengeluarkan racun ikan buntal yang ada
dalam tubuh.
5. Ikan Batu(Stonefish)
Sengatan stonefish sangat menyiksa, menyebabkan pembengkakan, dan berpotensi
mematikan jika tidak diobati. Peradangan menyebar ke seluruh kaki atau lengan dalam
beberapa menit. Ketika oksigen di area sekitar sengatan berkurang, warna kulit akan
menjadi lebih terang.Selain rasa sakit dan pendarahan yang luar biasa, korban mungkin
mengalami kesulitan bernapas dan mulai muntah, pingsan, dan merasa cemas, bingung,
dan mati rasa.
Apa yang membuat stonefish lebih berbahaya adalah mereka dapat berada di luar air
hingga 24 jam, sehingga sangat mudah untuk diinjak ketika air pasang surut. Tombak
alami di punggung mereka bertanggung jawab untuk menyuntikkan racun mematikan.
Stonefish memiliki 13 duri punggung. Masing-masing pada dasarnya adalah jarum suntik
yang menunggu berat tubuh korban untuk menginjaknya. Serangan duri merupakan respon
yang tidak disengaja saat diinjak.
Jumlah racun yang dihasilkan oleh satu tulang belakang sangat menakutkan. Jadi, jika
Anda berlari di atas tulang belakang stonefish, racunnya akan langsung disuntikkan ke
aliran darah Anda sehingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.Racun beracun tidak
lebih dari mekanisme pertahanan melawan predator.

Penanganan Racun Ikan Batu


Racun ikan batu sangat menyakitkan dan berpotensi mematikan. Dua perawatan
yang paling direkomendasikan adalah dengan pemberian panas ke area yang terkena, dan
antivenom. Air panas (pada suhu setidaknya 45 °C (113 °F) yang dioleskan ke area luka
diketahui dapat mendenaturasi racun ikan batu, dan meminimalisir rasa sakit korban.
Antivenom digunakan dalam kasus yang lebih ekstrim. Cuka dapat ditemukan di beberapa
pantai Australia karena diketahui dapat mengurangi rasa sakit.
Thank you all

Anda mungkin juga menyukai