Disusun Oleh:
Kelompok 4
Dosen Pengampu:
Sri Kenengsi, M.Pd
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Karakteristik dan Nilai-Nilai Kewirausahaan” tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Kewirausahaan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Karakteristik dan Nilai-Nilai Kewirausahaan” bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Kenengsi, M.pd selaku
dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Olehkarena itu, kritik dan saran yang membangun kan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Karakteristik Kewirausahaan.........................................................................3
B. Karakteristik Umum Wirausaha Yang Berhasil.............................................4
C. Nilai-Nilai Hakiki Kewirausahaan.................................................................6
D. Sikap dan Kepribadian Kewirausahaan.........................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
A. Kesimpulan..................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah
yaitu adalah sebagai berikut :
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk mengetahui sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Kewirausahaan
3
dapat menetapkan tujuan, berorientasi pada hasil, dan bertanggung jawab atas
kerja keras, 3)Menjadi kreatif dan mampu melihat peluang dalam
berwirausaha, 4) Bersikaplah menantang dan cari kepuasan pribadi saat
mengajukan ide.
1
Mardia dkk, Kewirausahaan (Medan: Yayasan Kita menulis, 2021), hlm 9-10.
4
bulanan maupun tahunan, entah peningkatan taraf hidup. tingkat
keuntungan, mobil idaman, rumah baru, dan kantor baru.
3. Kreativitas Tinggi
Wirausahawan pada umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi
yang lebih tinggidaripada orang yang tidak berwirausaha. Hal-hal yang
belum terpikirkan oleh oranglain sudah terpikirikan olehnya dan
wirausahawan mampu membuat hasil inovasinya menjadi permintaan.
4. Perilaku Inovasi Tinggi
Seorang wirausahawan harus segera menerjemahkan mimpi-
mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnis. Jika impian dan
tujuan hidup merupakan fondasi bangunan hidup dan bisnis, inovasi dapat
diibaratkan sebagai pilar-pilar yang menunjang kukuhnya hidup dan
bisnis. Impian harus selalu ditunjang oleh inovasi yang tiada henti
sehingga bangunan hidup dan bisnis menjadi kokoh dalam situasi apapun,
baik ketika menghadapi kesulitan dan tantatangan.
5. Berkomitmen Terhadap Pekerjaan
Sering kali orang berhenti karena di antara sukses dan kegagalan.
Namun, seseorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang kuat
dalam pekerjaannya karena jika tidak akan berakibat tidak berhasil
terhadap segala sesuatu yang telah dirintisnya.
6. Tanggung Jawab
Komitmen sangat diperlukan dalam pekerjaan sehingga mampu
melahirkan tanggung jawab. Seorang wirausahawan selalu mengerjakan
sesuatu dengan tepat waktu dan terukur, selalu jujur dan mengerjakan
tugas sesuai dengan ketentuan, tidak suka meniru (mencontek) dan
mandiri untuk mencapai keberhasilan.
7. Kemandirian
Usahawan mengoptimalkan segala daya upaya yang dimilikinya
sendiri. Intinya adalah kepandaian dalam memanfaatkan potensi diri tanpa
harus diatur oleh orang lain.
8. Berani Menghadapi Resiko
5
Semakin besar risiko yang dihadapinya, makin semakin besar pula
kemungkinan dan kesempatan untuk meraih keuntungan yang lebih besar.
Sebaliknya, semakin kurang berani menghadapi resiko, maka
kemungkinan keberhasilan juga semakin sedikit. Tentu saja, risiko-risiko
ini sudah harus diperhutungkan terlebih dahulu.
9. Selalu Mencari Peluang
Wirausahawan harus harus menciptakan sendiri peluang, yaitu
dengan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, dan sesuatu yang
lebih bermanfaat serta mudah digunakan. Dia harus mampu melakukan
beberapa hal sekaligus dalam sekali waktu. Kemampuan inilah yang
membuatnya piawai dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi
oleh perusahaan.2
NILAI-NILAI PERILAKU
Komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai
Resiko moderat Tidak melakukan spekulasi,
melainkan berdasarkan perhitungan
yang matang
Melihat peluang Memanfaatkan peluang yang ada
sebaik mungkin
Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata
untuk memperoleh kejelasan
Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu
untuk memandu kegiatan
Optimisme Menunjukkan kepercayaan diri yang
besar walaupun berada dalam situasi
2
Suryana, Kewirausahaan: Kiat Dan Poses Menuju Sukses (Jakarta: Salemba Empat, 2013),
hlm.26-35.
6
berat
Uang Melihat uang sebagai suatu sumber
daya, bukan tujuan akhir
Manajemen proaktif Mengelola berdasarkan perencanaan
masa depan
1. Percaya diri.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil.
3. Keberanian mengambil resiko.
4. Kepemimpinan.
5. Berorientasi ke masa depan.
6. Keorsinalan: kreativitas dan inovasi. 3
1. Percaya diri
3
Visca Dwi Febrianti, Nilai Nilai Kewirausahaan, diakses dari
https://id.scribd.com/document/444962557/nilai-nilai-kewirausahaan, pada tanggal 4 April 2022
pukul 10.56.
7
Kepercayaan diri adalah keyakinan yang tumbuh dalam diri
seseorang setelah melakukan penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki
(Safriyani, 2000). Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang
jiwanya sudah matang. Kematangan seseorang ditunjukkan dari sikap
yang:
Tidak tergantung pada orang lain.
Bertanggungjawab
Obyektif
Kritis tidak begitu saja menyerap pendapat atau opini orang lain,
tetapi mempertimbangkannya secara kritis
Emosional stabil
Berjiwa sosial
Memiliki kedekatan dengan sang khalik (Alloh SWT)
8
membutuhkan banyak energi dan tidak bergengsi. Orang yang berorientasi
pada hasil atau merujuk pada tujuan akhir, akan bersedia menjalani proses
yang tidak mengenakkan ataupun melakukan hal yang tidak disukai,
karena dirinya fokus pada tujuan yang ingin dicapai. Misalnya seseorang
yang akan memulai usaha membuka warung burger, maka ia harus
bersedia bekerja keras, mulai dari membuat menu burger sampai melayani
pembeli. Awalnya ia harus mengalami pasang surut, dagangannya tidak
laku atau ada complain dari pembeli, belum lagi harus berani malu" karena
harus agresif menawarkan dagangannya ke siapa saja, serta harus masuk
menjadi anggota corps kaki lima. Semua itu dilakukannya karena merujuk
pada tujuan akhir: menjadi pemilik resotran burger. Jika ia tidak bersedia
melewati proses ini, maka cita-citanya membuat restoran akan semakin
jauh dari jangkauan.
3. Gigih
Seorang yang berjiwa wirausaha, perlu memiliki sifat pantang
menyerah. Ibarat seorang pendaki, semakin sulit tantangannya semakin
keras usahanya untuk bisa mencapai puncak. Sama halnya dengan seorang
wirausahawan, ia membutuhkan semangat pantang menyerah saat
berusaha mewujudkan inovasi maupun ide barunya. Apabila
wirausahawan tidak gigih, maka nasibnya akan sama dengan pendaki yang
tidak pernah sampai puncak gunung karena selalu kembali ke bawah
sebelum bisa mencapai setengah perjalanan.
Tingkat kegigihan seseorang bisa dilihat dari kemampuannya untuk
bertahan dalam situasi sulit. Kemampuan ini dikenal dengan Adversity
Intelligence dan tingkat penguasaannya dikenal dengan adversity quotient
(AQ). Adversity Quotient memiliki empat dimensi yaitu:
Control: seberapa besar individu mampu memberi pengaruh secara
positif terhadap situasi
Ownership: sejauh mana individu mangendalikan diri sendiri untuk
memperbaiki situasi yang dihadapi tanpa mempedulikanpenyebabnya
9
Reach/jangkauan: penilaian seseorang mengenai seberapa
jauhkesulitan akan menjangkau atau menyebar ke bagian-bagaian lain
dari kehidupannya.
Endurance: seberapa lama individu menganggap kesulitan akan
berlangsung atau bertahan. (Helmi, 2004).
4. Berani mengambil resiko
Dunia wirausaha penuh dengan tantangan, dan terkadang spekulatif.
Keberanian seseorang dalam mengambil resiko memiliki arti penting
dalam hal ini. Persaingan, perubahan selera maupun kebutuhan pasar,
harga bahan baku yang turun naik, kerugian dan masih banyak lagi
tantangan lain yang mesti dihadapi jika memang berniat memasuki dunia
wirausaha. Seseorang yang tidak memiliki keberanian mengambil resiko
akan cenderung selalu memilih untuk berada di zona aman, Zona aman
adalah wilayah dimana seseorang merasa nyaman, aman, terhindar dari
resiko konflik atau situasi yang tidak menyenangkan. Orang yang memilih
selalu berada di zona aman akan mencari hal-hal yang menghindarkannya
dari resiko, sehingga cenderung mandeg atau bertahan dalam situasi atau
posisi tertentu. Sikap bertahan di zona aman tersebut jelas tidak
mendukung dalam dunia wirausaha yang menuntut inovasi, keberanian
mencoba, bahkan spekulasi.
Seorang wirausahawan sejati akan memilih untuk keluar dari zona
aman, melakukan hal yang mungkin tidak dilakukan oleh orang lain,
menelurkan ide-ide baru dan melaksanakannya, serta berani menghadapi
resiko. Manajemen resiko menjadi faktor penting yang mendukung
keberanian pengambilan resiko ini.
Keberanian mengambil resiko juga perlu didukung oleh perhitungan
yang matang, sehingga tidak sekedar modal nekat. Semakin baik seseorang
membuat pertimbangan, maka resiko akan semakin bisa terantisipasi.
Pepatah mengatakan: "jika seseorang berani mencoba, maka 50% ia akan
gagal. Tapi jika seseorang tidak berani mencoba, maka 100% ia akan
gagal".
10
Seseorang yang berani mengambil resiko akan mengambil peluang
keberhasilan yang hanya 50% itu, lalu kecermatan dan persiapan yang
matang akan membantunya meningkatkan probabilitas keberhasilan itu
menjadi 70% atau 90%.
5. Kepemimpinan
Jiwa kepemimpinan atau leadership dapat dilihat dari bagaimana
seseorang mampu mempengaruhi, mengkoordinir, memimpin dan
mengambil keputusan dalam sebuah tim. Salah satu gaya kepemimpinan
bagi seorang wirausaha adalah prophetic leadership (kepemimpinan
kenabian). Kepemimpinan prophetic adalah pemimpin yang memiliki
kemampuan mengendalikan diri dan mempengaruhi orang lain dengan
tulus, dilakukan dengan kesadaran, tidak dipaksa atau memaksa.
Karakteristik kepemimpinan prophetic adalah shiddiq (jujur), berpedoman
pada nurani dalam berpikir, bersikap dan bertindak), amanah
(bertanggungjawab, berkomitmen tinggi, dapat dipercaya), tabligh
(komunikatif, mengamalkan. memberi contoh), fathanah (kompeten dalam
menyelesaikan masalah) (Tim Trainer OCB, 2007)
6. Keorisinilan
Orisinil dapat diartikan sebagai sesuatu yang baru atau belum ada
sesuatu yang sama sebelumnya. Baru disini disini tidak selalu berarti
belum pernah ada sama sekali, tapi bisa juga merupakan modifikasi,
kombinasi atau reintegrasi dari komponen yang sudah ada, sehingga
memunculkan fungsi, cita rasa maupun variasi baru. Bobot orisinalitas
suatu ide maupun produk akan tampak dari sejauh manakah ia berbeda
dari apa yang sudah ada sebelumnya.
7. Kreativitas
11
kesempatan dengan lebih baik. Kemampuan berpikir kreatif menuntut
beberapa hal, antara lain:
Sikap terbuka
Keberanian untuk berbeda dengan biasanya
Menguasai satu bidang dengan sangat baik.
Buying low, selling high: melihat sesuatu dari yang tidak disukai
banyak orang, kemudian mengolahnya dan memunculkan kembali
menjadi sesuatu yang berbeda di saat yang tepat sehingga bernilai
tinggi.
8. Selalu berusaha memberikan yang terbaik.
4
Aris Slamet Widodo, Buku Ajar Kewirausahaan: Entrepreneur Agribusiness Start Your Own
Business (Yogyakarta: Jaring Inspiratif, 2012), hlm. 3-7.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang wirausahawan haruslah mempunyai karakter dan mental yang
kuat dan gigih dalam menghadapi segala macam kendala sehubungan dengan
upaya untuk meraih sukses kedepannya. Kesuksesan tidak datang begitu saja
melainkan harus dengan usaha yang keras dan kegigihan dalam menghadapi
segala kemungkinan kegagalan. Semakin mendekati kesuksesan semakin
besar pula rintangan yang akan dihadapi seorang wirausahawan. Keberanian
dalam mengambil tindakan, pintar dalam membaca peluang, tekun serta
mempunyai sikap yang baik (jujur) merupakan modal untuk meraih
kesuksesan dalam berwirausaha.
B. Saran
Tidak ada satupun seorang wirausahawan di muka bumi ini yang
langsung merasakan indahnya kesuksesan sebelum merasakan kegagalan dan
rintangan yang berat yang bertubi-tubi menghadang. Dalam sebuah
kesuksesan seseorang pasti ada proses dalam mencapainya. Tidak ada
kesuksesan yang instan. Maka dari itu jangan mengharapkan kesuksesan jika
takut dalam menghadapi sebuah rintangan dan kegagalan. Anggaplah
rintangan dan kegagalan sebagai penuntun dalam meraih kesuksesan bukan
malah menganggapnya sebagai kutukan. Kuncinya adalah kegigihan dalam
menjalani semua kemungkian-kemungkinan terburuk yang akan dihadapi
nantinya dalam berwirausaha.
13
DAFTAR PUSTAKA
14