Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

WANITA WIRAUSAHA

OLEH :

M. ZULKARNAIN JAKADINAR
2015 40 013

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN
PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
SORONG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
tersusunnya Makalah Kewirausahaan ini. Makalah ini dimaksudkan untuk
memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah kewirausahaan.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini. Secara khusus kepada dosen pengampu mata
kuliah kewirausahaan.
Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini. Demikian
pula dengan penulisan makalah ini. Kritik dan saran sangatlah penulis harapkan
dan dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah
ini menjadi tambahan khazanah pengetahuan bagi siapa pun yang membacanya.

Sorong, 20 September 2017


Penulis

M. Zulkarnain Jakadinar

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul...i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2

2.1 Pengertian Wirausaha ............................................................................... 2

2.2 Wanita Sebagai Wirausaha ....................................................................... 3

2.3 Dorongan R. A. Kartini ............................................................................ 3

2.4 Faktor-faktor yang Menunjang/ Menghambat Wanita Wirausaha ........... 4

2.5 Perbedaan Wanita Wirausaha dengan Pria Wirausaha ............................. 7

III PENUTUP .......................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 9

3.2 Saran ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
1. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wanita dan segala kehidupanya merupakan hal yang unik dan sangat
komplit. Sudah menjadi rahasia umum bahwa wanita pada masa dahulu hanya
menjadi teman belakang yang tanpa kebebasan mengekspresikan diri. Tapi
tidak untuk zaman sekarang ini, wanita bisa dengan bebas melakukan
kehendak yang ia inginkan secara merdeka. Hal ini lebih baik tentunya
ketimbang zaman dahulu kala itu.
Kebebasan secara lebih luas lagi secara finansial, dimana wanita juga
punya kapasitas kemampuan untuk menghidupi dan melakukan aktifitas
ekonomi sama bahkan bisa lebih dari yang dilakukan oleh laki-laki.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah kali ini penulis merumuskan beberapa masalah, antara lain :

1. Apa pengertian dari wirausaha?


2. Bagaimana wanita sebagai wirausaha?
3. Bagaimana dorongan dari R. A. Kartini?
4. Apa saja faktor-faktor yang menunjang/menghambat wanita wirausaha?
5. Apa perbedaan wanita wirausaha dan pria wirausaha?

1
2 II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wirausaha

Istilah wirausaha ini berasal dari enterpreneur (bahasa Perancis) yang


diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau go-
between.

Beberapa teori dari istilah enterpreneur adalah sebagai berikut:

Tahun 1964 Peter Drucker, seorang enterpreneur adalah


seseorang yang mampu memanfaatkan peluang.
Tahun 1985 Robert Hisrich, enterpreneur adalah merupakan
proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan
seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung
resiko keuangan, kejiwaan, sosial dan menerima balas jasa
dalam bentuk uang dan kepuasan pribadinya.
Pada abad ke 17 istilah enterpreneur digambarkan sebagai
orang yang melakukan kontrak pekerjaan dengan pemerintah
untuk memasok produk tertentu. Kontrak ini memakai harga
tetap keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari pekerjaan
ini adalah merupakan imbalan dari kegiatan wirausaha.
Pengertian wirausaha lebih lengkap dinyatakan oleh Joseph
Schumpeter, wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem
ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa
yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau
mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan
kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun bisa
pula dilakukan dalam bisnis yang sudah ada.

2
2.2 Wanita Sebagai Wirausaha

Banyak wanita yang terjun kedalam bidang bisnis. Alasan mereka


menekuni bidang bisnis ini di dorong oleh faktor-faktor antara lain ingin
memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah
tangganya, frusasi terhadap pekerjaan sebelumnya, dan sebagainya.

Jumlah wanita yang menjadi wirausaha memang tidak sebanyak kaum


pria, dan awalnya hanya terbatas pada usaha tertentu seperti toko kecantikan,
toko pakaian, dan usaha katering. Permasalahan yang sering muncul bagi
wirausaha wanita adalah kurangnya akses untuk mendapatkan kredit.
Hambatan lainnya adalah keterbatasan kesempatan yang ditemukan pada
bisnis yang berhubungan dengan orang lain pada posisi yang sama.

Hal itu menyebabkan terbuangnya waktu untuk mendapatkan


penerimaan secara utuh dan mengembangkan hubungan informal dengan
orang lain, yang sebagian besar laki-laki, dalam kelompok bisnis dan
profesional. Untuk mengatasi hal tersebut wirausaha wanita dapat
meningkatkan partisipasinya dalam organisasi yang sebagian besar
beranggotakan laki-laki dan membentuk jaringan kerjanya sendiri.

2.3 Dorongan R. A. Kartini


Wanita berdikari, wanita berwirausaha sudah sejak lama menjadi
pemikiran dan isi hati Ibu Kartini.
Diungkapkan oleh DR. Suparman Sumahamijaya (1980:96):
sesungguhnya Ibu Kartini telah merintis pendidikan mandiri bagi wanita sejak
beliau berumur 16 tahu, sejak sekitar tahun 1893. Hal ini dapat kita buktikan
dari hampir semua tulisan Ibu Kartini yang termuat di dalam kumpulan surat-
suratnya yang dibukukan dengan judul Door Duisternis Tot Licht, hampir
setiap halaman surat-suratnya penuh dengan kata-kata perlunya
pengembangan watak diatas pendidikan otak, karena dengan pembentukan
watak Ibu Kartini yakin manusia akan lebih mampu untuk berdiri sendiri,
tidak bergantung dari kerabat dan dari siapapun. Berkali-kali ditekankan
perlunya kepercayaan pada diri sendiri.

3
Karya tulis Ibu Kartini tidak hanya sumber inspirasi bagi wanita-
wanita negeri Belanda, tetapi merupakan sumber inspirasi jutaan wanita
seluruh dunia, terutama Perancis, Belgia, dan bahkan Amerika sejak 1921.
Ibu kartini memikirkan suatu pendidikan menuju Independent career,
tidak saja bagi wanita tetapi juga bagi para pria. Ibu Kartini tidak hanya
memperjuangkan pendidikan sekedar keterampilan kerumahtanggaan, tetapi
lebih dari itu, Ibu Kartini berjuang untuk dilaksanakannya pendidikan
berdikari. Bahwa Ibu Kartini sangat memperhatikan bidang bisnis terbukti dari
usahanya dalam membantu keuangan dan pemasaran wood carving, textile
weaving, dyeing works in gold and copper and tortoise shell.
Sekarang ini sudah banyak kemajuan kita lihat dari berbagai bidang.
Wanita-wanita Indonesia sudah mampu memasuki lapangan kerja seperti
pekerjaan di bidang kesehatan, perdagangan, keamanan, perhubungan darat,
laut dan udara, dan sebagainnya.
Kita jumpai pula wanita yang bergerak dalam bidang bisnis, yang
lebih dikenal dengan istilah Wanita Pengusaha, wanita yang berwirausaha.
Mereka mendirikan asosiasi, yaitu Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
(IWAPI). Semua bidang usaha terbuka bagi wanita, dan ini merupakan
tantangan bagi kaum wanita yang selalu memperjuangkan hak emansipasi.

2.4 Faktor-faktor yang Menunjang/ Menghambat Wanita Wirausaha


Ada beberapa faktor yang menunjang berkembangnya wanita karir
dalam bidang wirausaha, yaitu:
1. Naluri kewanitaan yang bekerja lebih cermat, pandai
mengantisipasi masa depan, menjaga keharmonisan, kerjasama
dalam rumah tangga dapat diterapkan dalam kehidupan usaha.
2. Mendidik anggota keluarga agar berhasil dikemudian hari, dapat
dikembangkan dalam personel manajemen perusahaan.
3. Faktor adat istiadat, contohnya di Bali dan Sumatera Barat, dimana
wanita memegang peranan dalam mengatur ekonomi rumah
tangga.

4
4. Lingkungan kebutuhan hidup seperti jahit menjahit, menyulam,
membuat kue, aneka masakan, kosmetika,mendorong lahirnya
wanita pengusaha yang mengembangkan komoditi tersebut.
5. Majunya dunia pendidikan wanita sangat mendorong
perkembangan wanita karir, menjadi pegawai, atau membuka
usaha sendiri dalam berbagai bidang usaha.

Banyaknya kaum wanita dan kelompok minoritas terjun ke dunia


usaha kebanyakan dalam usaha Small Business. Alasan utama kaum wanita
terjun ke small business ialah: (Bovee 2004)

Enterpreneurial idea
Glass ceiling
Glass ceiling ini agak spesifik. Glass ceiling artinya suatu
hambatan yang tidak kelihatan bagi wanita dan kelompok
minoritas untuk mencapai posisi-jabatan lebih tinggi dalam
sebuah organisasi. Hambatan secara diam-diam ini, karena
dominasi karyawan pria, dan banyakna gangguan bagi
karyawan wanita karena masalah keluarganya, kesehatan dsb.
Dan juga adanya sexism, job discrimination, dan sexual
harassment.
Bore in job
Downsized

Akibat perampingan organisasi, penciutan karyawan, berimbas kepada


beralihnya perhatian pada bisnis kecil, mendirikan usaha sendiri.

Fell into it
Family event
Born enterpreneur

5
Disamping faktor pendorong, ada juga faktor yeng menghambat
wanita unuk menjadi pengusaha, antara lain:

1. Faktor kewanitaan, dimana sebagai ibu rumah tangga ada masa


hamil, menyusui, tentu agak mengganggu jalannya bisnis. Hal
ini dapat diatasi dengan mendelegasikan wewenang/tugas
kepada karyawa/orang lain. Tentunya pendelegasian ini
mempunyai keuntungan dan kerugian. Jalannya perusahaan
tidak akan persis sama bila dipimpin oleh pemilik sendiri, jadi
ada dua kemungkinan, lebih baik atau lebih buruk.
2. Faktor sosial budaya, adat istiadat. Wanita sebagai ibu rumah
tangga, bertanggung jawab penuh dalam urusan rumah tangga.
Bila anak atau suami sakit, ia harus memberikan perhatian
penuh, dan ini akan mengganggu aktivitas usahanya. Jalannya
bisnis yang dilakukan oleh wanita tidak sebebas yang
dilakukan laki-laki. Wanita tidak bebas melakukan perjalanan
ke luar kota, mengadakan lobby, acara makan malam, dan
sebagainya. Juga anggapan atau kebiasaan dalam suatu rumah
tangga bahwa suamilah yang memberi nafkah, suami yang
bekerja, maka sulit juga berkembangnya usaha menjadi usaha
yang besar.
3. Faktor emosional yang dimiliki wanita, disamping
menguntungkan juga bisa merugikan. Misalnya dalam
pengambilan keputusan, karena ada faktor emosional, maka
keputusan yang diambil akan kehilangan rasionalitasnya. Juga
dalam memimpin karyawan, muncul elemen-elemen
emosional yang mempengaruhi hubungan dengan karyawan
pria atau wanita yang tidak rasional lagi.
4. Sifat pandai, cekatan, hemat dalam mengatur keuangan rumah
tangga, akan berpengaruh terhadap keungan perusahaan.
Kadang-kadang wanita pengusaha agak sulit dalam
mengeluarkan uang, dan harga-harga dipasang agak tinggi.

6
Kebiasaan kaum ibu ialah bila mau membeli, ia akan menawar
rendah sekali, tapi bila menjual harga ingin tinggi.

Sebab kegagalan Busines Kecil (Bovee 2004):

1. Management incompetence kurang menguasai manajemen


2. Lack of industry experience kurang pengalaman dalam
industri
3. Inadequate financing kekurangan modal
4. Poor business planning perencanaan bisnis kurang matang
5. Unclear or unrealistic goals kurang jelas, tidak realistik
dalam menetapkan tujuan
6. Failure to attract and keep target customer tidak berhasil
menarik konsumen
7. Uncontrolled growth pertumbuhan tidak terkendali
8. Inappropriate location lokasi kurang cocok
9. Poor inventory and financial controlls keuangan kurang
kontrol, persediaan barang kurang mencukupi.

Semua kelemahan-kelemahan diatas dapat diatasi dengan berbagai cara:

1. Dengan bantuan teknologi yang semakin canggih dewasa ini


2. Dengan dunia pendidikan/pelatihan yang dapat membantu
kelemahan-kelemahan dalam manajemen emosional.

2.5 Perbedaan Wanita Wirausaha dengan Pria Wirausaha


Wanita membuka bisnis dua kali lipat banyaknya dari pria. Pada saat
ini wanita memiliki sepertiga dari semua bentuk bisnis, dan diharapkan akan
bertumbuh menjadi 50% wanita pengusaha pada tahun 2000. Kebanyakan
sekarang ini 80% wanita menggeluti bidang retailing dan jasa pelayanan.
Sedangkan pria menjalankan banyak usaha pabrik, kontruksi, transportasi, dan
pertambangan. (Zimmerer & Scarborough, 1996:9).

7
Walaupun antara pengusaha pria dan wanita pada umumnya sama,
namun dalam beberapa hal ada perbedaan tingkat motivasinya dalam
membuka bisnis.

Perbedaan-perbedaan ini antara lain:

a) Wanita pengusaha dimotivasi untuk membuka bisnis karena ingin


berprestasi dan adanya frustasi dalam pekerjaan sebelumnya. Dia merasa
terkekang tidak dapat menampilkan kebolehannya dan mengembangkan
bakat-bakat yang ada pada dirinya.
b) Dalam hal permodalan bisnis pria pengusaha lebih leluasa memperoleh
sumber modal, sedangkan wanita pengusaha memperoleh sumber modal
dari tabungan, harta pribadi, dan pinjaman pribadi. Agak sulit wanita
pengusaha memperoleh pinjaman perbankan dibandingkan kaum pria.
c) Mengenai karaterisktik kepribadian wanita pengusaha mempunyai sifat
toleransi dan flesibel, realistik dan kreatif, antusias dan energik, dan
mampu berhubungan dengan lingkungan masyarakat dan memiliki
medium level of self confidence, kaum pria self confidencenya lebih tinggi
dari kebanyakan wanita.
d) Usia memulai usaha pria rata-rata umur 23-35, sedangkan wanita di
Amerika berusia 35-45.
e) Kerabat yang menunjang pada pengusaha wanita adalah keluarganya,
suami, organisasi wanita dan kelompok-kelompok sepergaulannya.
f) Bentuk bisnis yang dibuka pada pria pengusaha lebih banyak ragamnya.
Akan tetapi pada wanita pengusaha kebanyakan berhubungan dengan
bisnis jasa, pendidikan, konsultan, dan public relations.

8
3 III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wanita dan segala kehidupanya merupakan hal yang unik dan sangat
komplit. Sudah menjadi rahasia umum bahwa wanita pada masa dahulu hanya
menjadi teman belakang yang tanpa kebebasan mengekspresikan diri. Tapi
tidak untuk zaman sekarang ini, wanita bisa dengan bebas melakukan
kehendak yang ia inginkan secara merdeka. Hal ini lebih baik tentunya
ketimbang zaman dahulu kala itu.

Kebebasan secara lebih luas lagi secara finansial, dimana wanita juga
punya kapasitas kemampuan untuk menghidupi dan melakukan aktifitas
ekonomi sama bahkan bisa lebih dari yang dilakukan oleh laki-laki.

Sikap mental wanita berwirausaha sedikit banyak akan mempengaruhi


kesuksesan sebagai seorang wirausahawan. Saat ini peran serta wanita
semakin diperhitungkan di dunia. Jika kita menilik lebih dekat, ada banyak
sekali wanita-wanita hebat di dunia yang mempunyai peran yang penting dan
mampu memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi dunia.

3.2 Saran
Jika anda saat ini ingin memberikan sedikit kontribusi bagi dunia, ada
banyak cara yang dapat kita lakukan. Salah satunya adalah dengan
berwirausaha. Namun untuk meraih kesusesan tentu saja bukan perkara yang
mudah. Ada banyak hal yang harus kita lakukan. Kita harus selalu
bersemangat dan pantang menyerah untuk meraih kesuksesan. Ada beberapa
sikap mental wanita berwirausaha yang harus kita kalukan jika kita ingin
meraih kesuksesan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchori. (2011). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Sikap dan Mental Menjadi Wirausahawan Wanita yang Tangguh | Lovira.com


http://lovira.com/sikap-dan-mental-menjadi-wirausahawan-wanita-yang-
tangguh/#ixzz2O5TADman

Anda mungkin juga menyukai