Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REPORT

PENGANTAR BISNIS

Disusun Oleh :

Laila Erra Fazira Br Tamba (7213510020)

Meisya Safa Veliza (72350015)

Mulyati Patresia Br Sinaga (7213510016)

Lusi Anggraini Sabar (723510035)

Sekar Nirwani (723210031)

Siat Putri Kabeakan (721350014)

Peter Juliyaman Zendrato (7213510043)

Dosen Pengampu:

Dr.T.Teviana,SE.,M.Si

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa.Berkat kasih
dan Rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Tugas Mata Kuliah”Pengantar Bisnis
“ini.

Dalam Critical Book Review ini berisi tentang tiga perbandingan buku yang
membahas tentang pengantar bisnis dengan memaparkan kelemahan dan kelebihan dalam
buku tersebut.Kami merasa banyak kekurangan baik pada tekhnis penulisan maupun materi
karena keterbatasan pengetahuan kami.Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak sangat membantu guna penyempurnaan tugas ini.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada


Dr.T.Teviana,SE.,M.Si selaku dosen mata kuliah pengantar bisnis yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.Akhirnya
dengan segala kerendahan hati,kami memprsembahkan tugas kami ini.Semoga dapat
memberikan hasil yang terbaik dan bermanfaat bagi seluruh kalangan.Serta kritik dan saran
senantiasa kami harapkan dari pembaca sebagai bahan perbandingan dalam pengembangan
tugas kami selanjutnya.

Medan,22 November 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................


1.2 TUJUAN .....................................................................................................
1.3 IDENTITAS BUKU UTAMA....................................................................
1.4 IDENTITAS BUKU PEMBANDING I......................................................
1.5 IDENTITAS BUKU PEMBANDING II ....................................................

BAB II RINGKASAN ISI BUKU.........................................................................

2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA..................................................................

2.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING I...................................................

2.3 RINGKASAN BUKU PEMBANDING II..................................................

BAB III PEMBAHASAN .....................................................................................

3.1 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU ..............................................

BAB V PENUTUP.................................................................................................

4.1 KESIMPULAN.............................................................................................

4.2 SARAN..........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebagai seorang Mahasiswa minat belajar dalam dirinya harus tinggiUntuk bisa mendapatkan
wawasan yang luas, dan salah satu yang paling utama dalam memperoleh wawasan yang
luasadalah dengan cara banyak membaca. Dengan adanya tugas Critical Book Review(CBR)
ini adalah salah satu cara untuk melatih dan mendorong minat belajar terutama dalam bidang
membaca.Tidak hanya sekedar membaca saja, dengan tugas CBR ini akan melatih
kemampuan menyimak dan memahami dalam membaca.Karena disini seorang mahasiswa
akan dilatih untuk mengkritik dan membandingkan sebuah buku dimana kelebihan dan
kekurangannnya antara buku yangsatu dengan bukuyang lainnya.Untuk bisa melakukan itu
maka seorang mahasiswa harus paham dan menyimak setiap kata yang tercantum dalam
buku,oleh karena itu dengan adanya tugas CBR ini maka akan melatih sekaligusmembiasakan
mahasiswa untuk membaca buku dan menyimak setiap kata yang tercantum di dalamnya
agar bisa dimengerti.

1.2Tujuan

Adapun tujuan membuat tugas Critical Book Review(CBR)ini adalah sebagai berikut:

(1)Mendorongminatmembaca

(2)Melatihkemampuanmenyimakdanmemaham

(3)Untukmengetahuiperbandinganbukuyangsatudenganyanglainnya

1.2 IDENTITAS BUKU UTAMA :

Judul Buku :Pengantar Bisnis

Pengarang :Kustoro Budiarta

Penerbit :Universitas Negeri Medan

Tahun terbit:Desember 2011

ISBN :978-602-8848-62-6

1.3 IDENTITAS BUKU PEMBANDING I


Pengarang :Sadono Sukirno

Penerbit :Kencana

Tahun terbit :2006

ISBN :979-3465-74-3

1.4 IDENTITAS BUKU PEMBANDING II

Pengarang :Amalia mustika,Budi Rustandi

Penerbit :Widina Bhakti Persada Bandung

Tahun terbit:2020

ISBN :978-623-6608-27-2

BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA

BAB 1

BISNIS DAN LINGKUNGAN BISNIS

Pengertian Bisnis

Secara terminologi, bisnis merupakan suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh
perorangan maupun kelompok. Karenanya, kegiatan bisnis sebenarnya telah muncul sejak
dulu, hanya kegiatan bisnis ini sangat tertutup karena dilakukan dalam lingkungan yang
terbatas, seperti keluarga, kelompok masyarakat maupun kelompok tertentu. Masyarakat kita
zaman dulu yang kehidupannya masih bersifat agraris untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
mereka masih mengandalkan sektor agraris dengan peralatan yang masih sangat sederhana
dan bersifat tradisional. Pada saat itu mereka juga belum memikirkan suatu usaha yang lain
yang bersifat komersial misalnya, pengembangan produksi dengan alat modern dalam
mengolah lahan, kredit modal, dan sebagainya.

Setelah munculnya revolusi industri pada abad-18, terjadilah perubahan pada beberapa hal.
Revolusi Industri Pertama di awali dengan penemuan mesin uap oleh James Watt di tahun
1769, menghasilkan induswi manufaktur yang mmenggeser sektor pertanian sebagai
penggerak ekonomi. Kekuatan ekonomi berada pada pemilik alat produksi. Ditemukannya
mesin uap sebagai peralatan baru dalam bidang pertanian dapat digunakan untuk mengganti
peralatan yang tradisional. Pertanian yang tadinya masih menggunakan bajak dengan tenaga
sapi dan kerbau dapat diganti dengan traktor ataupun bolduzer dengan tenaga luar biasa.
Revolusi Industri Kedua ditandai dengan pembentukan konsep korporasi dan scientific
management (Taylor) di akhir 1800-an, menjadikan korporasi dan pekerja manual (manual
worker) sebagai andalan ekonomi utama. Kekuatan ekonomi berada pada pemilik modal.
Perubahan mendasar akibat revolusi industri ini juga terjadi pada sektor produksi, dimana
buruh dan tenaga kerja mulai menerima upah sebagai imbalan atas tenaganya. Dan ini
merupakan pendapatan bagi keluarga. Hal ini membantu mereka dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidup dengan membeli barang-barang yang diproduksi oleh orang lain.
Inilah awal pertumbuhan ekonomi yang akhirnya juga semakin memberikan peluang kepada
berkembangnya dunia usaha yang lain seperti berdirinya pabrik-pabrik,perdagangan besar
dan pedagang eceran juga sistem pemisahannya. Pertumbuhan ekonomi ternyata diikuti
dengan pertumbuhan berbagai kelompok kerja, kelompok jabatan baik yang bersifat formal
maupun informal, kelompok-kelompok informal di dalam masyarakat sulit diidentifikasi,
minat para anggota masing-masing kelompok lebih bersifat hornogen, sedangkan hubungan-
hubungan mereka lebih bersifat pribadi dan kekeluargaan, mereka inipun mempunyai andil
dan peranan penting dalam memajukan kehidupan ekonomi masyarakat.

Sejak saat itu, kehidupan manusia dirasakan semakin kompleks. Manusia selalu berusaha
untuk menciptakan hal-hal baru sehubungan dengan kebutuhankebutuhan dan keinginan yang
berkembang pula, sehingga usaha-usaha untuk menerapkan hukum ekonomi di dalam subyek
badan usaha semakin nyata. Oleh karenanya manusia berusaha menentukan norma-norma
tertentu sehingga dalam bertindak manusia dapat mencapai perbandingan yang sebaik-
baiknya antara jumlah pengorbanan dan manfaat atau utility dalam kegiatan produksi.
Dengan demikian akhimya semakin nyata kedudukan bisnis sebagai cabang ilmu yang berdiri
sendiri. Semakin banyak kita mengetahui seluk beluk dunia bisnis ini, maka semakin banyak
peluang bagi kita untuk berhasil dan menggali keuntungan dari pengalaman tersebut.

Belakangan ini Revolusi Informasi, yang ditandai dengan komputer dan Internet, menggeser
kekuatan ekonomi kepada pemilik pengetahuan (knowledge) dan pekerja pengetahuan
(knowledge workers). Masyarakat bergeser dari masyarakat industri ke masyarakat informasi
dan pengetahuan, yang disebut the Next Society tersebut. Adalah realita, bahwa kekuatan
ekonomi berada pada orang-orangnya dan pada kelompok-kelompok komunitas. Dalam era
globalisasi seperti sekarang ini, persaingan dalam bidang perekonomian baik yang bersifat
nasional, regional maupun multinasional semakin hebat. Perang ekonomi melalui
perdagangan antar bangsa yang berusaha untuk mendapatkan pasar dunia dalam barang dan
jasa.

Dalam perkembangan zaman seperti saat ini, dunia bisnis semakin kompleks. Terlebih
dengan munculnya revolusi informasi dan komunikasi dibutuhkan kombinasi berbagai
sumber daya khususnya untuk mendalami dan mengembangkannya. Mengingat juga bahwa
pada dekade berikutnya, perkembangan bisnis tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakatnya

Pengertian bisnis, pernah disampaikan oleh beberapa ahli. Berikut ini dipaparkan pengertian
bisnis masing-masing menurut : Steinhoff : “Business is all those activities involved in
providing the goods and services needed or desired by people”. Artinya , bisnis merupakan
seluruh aktivitas yang mencakup pengadaan barang dan jasa yang diperlukan atau diinginkan
oleh konsumen.

Tujuan Bisnis

Aktivitas bisnis dilakukan oleh masyarakat sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dalam aktivitas ini, manusia akan berusaha memenuhi kebutuhan dengan
memperoleh kepuasan atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Namun berdasarkan preferensi
yang ada, manusia juga berusaha untuk mendapatkan tantangan serta harapan yang lebih baik
bagi kemudian hari. Karenanya manusia akan berusahaan memanfaatkan kekuatan-kekuatan
yang dimiliki dan manganalisis peluang-peluang yang disediakan oleh dunia bisnis secara
tidak terbatas. Bisnis memang menyediakan lapangan kerja dari berbagai tingkatan dan
lapangan. Sekarang ini lapangan kerja tidak lagi semata-mata diarahkan ke sektor
pernerintahan, tetapi mulai bergeser pada dunia bisnis karena lapangan ini ternyata dirasa
sesuai dengan semangat yang selalu ingin mendapat tantangan guna mencoba
kemampuannya.

Setiap manusia melakukan suatu aktivitas pasti mempunyai tujuan. Demikian pula para
pelaku bisnis, mereka melakukan aktivitas bisnis untuk mencapai berbagai tujuan. Tujuan
dalam konteks ini bias jadi merupakan goals atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh para
pelaku bisnis atas bisnis yang mereka lakukan. Goals atau sasaran ini merupakan cerminan
dari berbagai hasil yang diharapkan dapat dilakukan oleh organisasi beserta bagian-bagian
yang ada dalam organisasi bisnis atau juga biasa disebut dengan aktivitas fungsional
perusahaan (seperti produksi, marketing, keuangan, personalia, dll) yang akan menentukan
kinerja organisasi dalam jangka panjang (key result area). Tujuan yang ingin dicapai oleh
para pelaku bisnis akan sangat bervariasi antara kegiatan bisnis yang satu dengan kegiatan
bisnis lainnya, dan tujuan bisnis tersebut menjadi orientasi para pelaku bisnis.

Tujuan dari organisasi bisnis pada dasarnya dapat meliputi :

1.Menghasilkan barang dan jasa secara efisien berbasis pemenuhan kepuasan konsumen
(customer satisfaction).

2.Menciptakan kinerja yang menguntungkan bagi perusahaan melalui aktivitas yang dapat
menciptakan nilai bagi perusahaan (value creation).

3. Melindungi kesehatan dan kesejahteraan karyawan.

4. Melatih menjadi warga masyarakat yang baik dalam kaitannya dengan masyarakat dan
dalam bertetangga.

5. Mendukung pelaksanaan hukum dan pemerintah.

6 .Menyediakan pertumbuhan yang sehat bagi perusahaan dan memperoleh keuntungan yang
sehat pula

7. Menjaga kualitas lingkungan melalui operasi perusahaan dan program kemasyarakatan.

Beberapa tujuan tersebut hendaknya tercermin dalam aktivitas perusahaan — sebagai satu
kesatuan. Maksudnya beberapa aktivitas fungsional yang ada dalam — perusahaan,
merupakan satu kesatuan dari organisasi perusahaan sehingga tujuan perusahaan juga
merupakan cerminan dari berbagai hasil yang diharapkan oleh aktivitas fungsional
perusahaan. Hasil ini akan menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang (key result
area). Key result area suatu perusahaan mencakup market standing, innovation, physical and
financial resources, profitability, manager performance and development, worker
performance and attitude, public responsibility.

BAB II
TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS

Organisasi bisnis hidup di tengah-tengah masyarakat, kehidupannya tidak dapat lepas dari
kehidupan masyarakat. Hal ini mengindikasikan bahwa organisasi bisnis tidak akan berdiri
kokoh dan tegak jika tidak mendapat respon positip dari masyarakat. Respon positip
masyarakat tersebut dapat berupa kesediaan masyarakat untuk membeli produk yang
dihasilkannya. Masyarakat membeli produk dan memanfaatkan jasa yang disediakan oleh
organsiasi bisnis dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Oleh sebab itu ada suatu tanggung
jawab sosial yang dipikul oleh organisasi bisnis.

Ada yang mengatakan bahwa tanggung jawab bisnis hanya terbatas sampai menghasilkan
barang dan jasa buat konsumen dengan harga yang murah. Ada yang mengatakan bahwa
tanggung jawab bisnis adalah jangan mengambil keuntungan besar, tetapi yang wajar sajalah.
Ada pendapat bahwa bisnis harus turut mengatasi masalah yang terjadi di masyarakat tanpa
memperhatikan apakah bisnis secara langsung ataupun tidak langsung menimbulkan masalah
itu. Tetapi tanggung jawab perusahaan adalah membantu masyarakat di dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya. Laba yang diperoleh tidak harus seluruhnya dikembalikan
kepada rnasyarakat akan tetapi sebagian harus ada yang dikembalikan kepada masyarakat
melalui berbagai program sosial. Sebagai konsekuensinya, manajemen selaku pengelola
organisasi bisnis harus menyadari berbagai variabel dan tekanan dalam lingkungan tugas
perusahaan dan lingkungan masyarakat yang lebih luas.

Dari sudut pandang kebijakan, organsiasi bisnis perlu mempertimbangkan tanggung jawab
perusahaan kepada masyarakat sebagai bagian dari kewajiban utamanya. Sebab, jika
perusahaan mengabaikan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat maka masyarakat
akan mengambil tindakan yang dapat memaksa perusahaan untuk mematuhinya. Banyak
contoh yang dapat diambil dari kasus ini seperti : pembuangan limbah yang tidak disiapkan
dengan baik, polusi udara bagi perusahaan kimia dan alumunium dan sebagainya.

Etika Bisnis Kinerja bisnis tidak hanya diukur dari kinerja manajerial / finansial saja tetapi
juga berkaitan dengan komitmen moral, integritas moral, pelayanan, jaminan mutu dan
tanggung jawab sosial. Dengan persaingan yang ketat, pelaku bisnis sadar bahwa konsumen
adalah raja sehingga perusahaan harus bisa merebut dan mempertahankan kepercayaan
konsumen. Etika bisnis ialah pengetahuan tentang cara ideal pengaturan dan pengelolaan
bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal serta
implementasi norma dan moralitas untuk menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.
Etika Bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang
terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Etika Bisnis adalah untuk menyadarkan
masyarakat bahwa hak dan kewajiban mereka tidak boleh dilanggar oleh pratek bisnis
siapapun juga. Etika Bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat
menentukan etis tidaknya suatu usaha bisnis.Dalam melakukan aktivitasnya, perusahaan
harus memperhitungkap berbagai akibat yang dapat ditimbulkan oleh keputusan maupun
tindakan perusahaan terhadap para stakeholder baik yang termasuk ke dalam kategor inside
stakeholder maupun outside stakeholders. Akibat yang ditimbulkan kepada para stakeholder
tak hanya dilihat dari sisi ekonomi melainkan harus pula dilihat dari sisi dimensi moral.
Sebagai contoh untuk meningkatkan efisiensi usaha, perusahaan memilih strategi downsizing
dengan mengurangi jumlah tenaga kerja, Dampak dari kebijakan ini dari segi ekonomi sangat
jelas bahwa akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk meraih laba. Tetapi dampak
dari PHK bagi tenaga kerja adalah meningkatkan jumlah pengangguran. Kasus ini perlu
dicermati apakah kebijakan yang ditempuh oleh perusahaan merupakan keputusan yang
bermoral ?

Contoh di atas menunjukkan diperlukannya etika yang akan memberikan panduan bagi
shareholder, manajer dan pekerja untuk melakukan tindakan bisnis secara etis. Lalu apa
sebenarnya yang dimaksud dengan etika dan etika bisnis ?

Kata “Etika” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung tiga arti. Dalam pengertian
yang pertama etika adalah : nilai-nilai dan norrna-norma moral yang dipakai oleh seseorang
atau suatu kelompok sebagai pegangan bagi tingkah lakunya. Dengan lebih singkat arti yang
pertama ini dapat juga disebut sistem nilai.

Arti yang kedua etika dimaksudkan juga kumpulan prinsip dan nilai moral yang mengatur
perilaku suatu kelompok, khususnya suatu profesi. Secara lebih singkat etika dalam arti ini
dapat disebut juga kode etik. Kode etik seperti itu hampir selalu terdapat dalam bentuk
tertulis.

Arti etika yang ketiga adalah ilmu. Dalam hal ini etika diartikan sebagai ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk : tentang yang harus dilakukan oleh manusia dan yang tidak
boleh dilakukannya. Dengan lebih singkat etika dalam arti ini disebut filsafat moral.

Etika bisnis juga dapat dimengerti menurut tiga arti tadi. Etika bisnis dapat berarti nilai-nilai
dan norma-norma moral yang berlaku bagi praktek bisnis. Bisnis yang tidak etis umpamanya
menyimpang dari nilai-nilai dan normanorma moral yang berlaku dalam kalangan bisnis.

Etika bisnis juga merupakan penerapan etika secara umum terhadap perilaku bisnis. Secara
lebih khusus lagi makna etika bisnis menunjukkan perilaku etis maupun tidak etis yang
dilakukan manajer dan karyawan dari suatu organisasi perusahaan.

Bicara etika dalam kaitannya dengan bisnis berarti harus berhadapan dengan dua apriori yaitu
: bahwa orang bisnis mesti kurang bermoral. Kedua, bahwa perusahaan pasti rugi bila
memperhatikan tuntutan etika. Artinya dua apriori tersebut dilandasi pemikiran, bisnis tak
ada hubungannya dengan etika. Hal tersebut jelas salah karena tak ada satu bidangpun dalam
kehidupan ini yang tidak bebas dari tantangan etika. Khusus menyangkut bisnis,
mengabaikan keputusan akan dinilai negatif oleh lingkungan sosial yang tentu saja akan
menurunkan image perusahaan.
Dengan demikian pengertian etika bisnis ialah pengetahuan tentang cara ideal pengaturan dan
pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal
serta implementasi norma dan moralitas .

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sntara lain falah :

1 Pengendalian diri

Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka
masing-masing urituk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main
curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan
menekan pihak lain serta menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu
merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi
masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang “etis”.

2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)

Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam
bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya
sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat
harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian
bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan
yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu
mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat
sekitarnya.

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombangambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi

Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan
teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah
dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan
teknologi.

4. Menciptakan persaingan yang sehat

Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi
persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang
erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan
perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap
perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-
kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”

Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada s3, Sekarang, tetapi perlu
memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang Berdasarkan ini jelas pelaku
bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi” lingkungap dan keadaan saat sekarang sermaksimal
mungkin tanpa mempertimbangkar lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat
sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)

Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi
lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang
dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencernarkan nama bangsa dan negara.

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar

Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh)
karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi”
serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk
mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.

8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha kebawah

Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada saling percaya (trust) antara
golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lernah mampu
berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama
ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya
memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam
dunia bisnis.

9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama

Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap
orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya
semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun
pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas
semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu semi satu.

10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati

Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman
dan kenyamanan dalam berbisnis.
BAB III

BENTUK BADAN USAHA

Badan Usaha dan Perusahaan

Dalam praktek banyak kita jumpai pemakaian badan usaha dan perusahaan dalam maksud
yang sama . kedua kata tersebut haruslah dibedakan sebab akari menyangkut perbedaan lebih
lanjut mengenai pengertian likuiditas, rentabilitas dan sebagainya. Bila dilihat dari segi
tujuannya maka badan usaha bertujuan untuk mencari laba sedangkan perusahaan tujuannya
ialah berproduksi. Sedangkan perusahaan tidak perlu selalu punya badan usaha secara
terpisah. Dari segi tempat kediaman dapat dilihat bahwa tempat kedudukan badan usaha
mementingkan segi-segi yuridis dan tempat kediaman perusahaan mementingkan segi
ekonomis.

Dari sudut ekonomis, perusahaan adalah suatu kumpulan atau kerjasama antara faktor-faktor
produksi untuk menciptakan barang baru atau utility baru yang dapat diterima masyarakat
dengan tujuan memperoleh laba. Di dalam perkembangannya ternyata perusahaan Ini
mempunyai tujuan utamanya. Tentang pengertian perusahaan ini, ada juga yang membedakan
antara perusahaan dengan badan usaha dan ada juga yang tidak membedakannya.

Bagi yang membedakannya memberikan pendapat bahwa badan adalah suatu organisasi yang
dengan faktor-faktor poduksi berusaha mencari sedangkan perusahaan adala tempat dimana
faktor-faktor produksi itu dipadukan untuk produser barang atau jasa.

Dengan membedakan badan usaha dan perusahaan ini ada anggapan bahwa ada badan usaha
tanpa perusahaan dan ada pula perusahaan tanpa badan usaha.

BENTUK BADAN USAHA

1.PERUSAHAAN PERSEORANGAN

2.PERUSAHAAN PERKONGSIAN

BEBERAPA BADAN USAHA LAIN

1.BADAN USAHA MILIK NEGARA(BUMN)

2.KOPERASI
BAB IV

PENGKHUSUSAN DAN KOMBINASI BADAN USAHA

MERGER dan AKUISISI

Dalam bahasa akuntansi, peristiwa merger dan akuisisi disebut sebagai kombinasi bisnis
(business combination) yang didefinisikan sebagai penyatuan dua atau lebih perusahaan yang
terpisah menjadi satu entitas ekonomi, Penekanannya adalah dalam penggabungan bisnis ini
akuntansi tidak memandang apakah penggabungan tersebut merupakan merger atau akuisisi,
kecuali dalam definisi. Hal ini juga mengacu pada pengklasifikasian sebagaimana dilakukan
oleh Ross e.t al, bahwa merger adalah bentuk khusus dari akuisisi, maka dalam penelitian ini
menggunakan istilah merger dan akuisisi (M&A). Merger dan akuisisi, dalam konteks
keuangan dibagi menjadi dua yaitu keuangan perusahaan (corporate finance) dan manajemen
strategi (strategic management). Dari sisi keuangan perusahaan, merger dan akuisisi adalah
salah satu bentuk keputusan investasi jangka panjang (penganggaran modal/capital
budgeting) yang harus diinvestigasi dan dianalisis dari aspek kelayakan bisnisnya. Dari
perspektif manajemen stwrategi, merger dan akuisisi adalah salah satu alternatif strategi
pertumbuhan melalui jalur eksternal untuk mencapai tujuan perusahaan. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari merger dan akuisisi adalah untuk membangun keunggulan
kompetitif perusahaan jangka panjang yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai
perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham.

Dibawah ini akan dijelaskan definisi merger dan akuisisi serta macam-macamnya.Arti kata
Merger adalah penggabungan dari beberapa badan usaha. Merger Sering disebut juga sebagai
kombinasi dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan dimana hanya perusahaan
yang mengakuisisi yang tetap beridentitas. Pembeli Menerima semua aset dan menanggung
segala hutang perusahaan yang diakuisisi. Tujuan Merger adalah meningkatkan nilai ekonomi
kedua perusahaan tersebut. Merger merupakan suatu strategi bisnis yang diterapkan dengan
menggabungkan antara dua atau lebih perusahaan yang setuju menyatukan kegiatan
operasionalnya dengan basis yang relatif seimbang, karena mereka memiliki sumber daya dan
kapabilitas yang secara bersarna-samna dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih
kuat, (Hitt, et.al., 2001). Sedangkan menurut Brian Coyie (2000) merger dapat diartikan
secara luas maupun secara sempit. Dalam pengertian yang luas, Merger juga menunjuk pada
setiap bentuk pengambilalihan suatu perusahaan .
Jenis-Jenis Merger

Berdasarkan aktivitas ekonomik, merger dapat diklasifikasikan dalam in, Nipe. Beberapa tipe
merger tersebuta adalah :

a. Merger Horisontal

Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam
industri yang sama. Sebelum terjadi merger perusahaan-perusahaan in bersaing satu sama lain
dalam pasar/industri yang sama. Salah satu tujuan utamz merger dan akuisisi horisontal
adalah untuk mengurangi persaingan atau untuk meningkatkan efisiensi melalui
penggabungan aktivitas produksi, pernasaran dan distribusi, riset dan pengembangan dan
fasilitas administrasi. Efek dari merger horisontal ini adalah semakin terkonsentrasinya
struktur pasar pada industri tersebut. Apabila hanya terdapat sedikit pelaku usaha, maka
struktur pasar bisa mengarah pada bentuk oligopoli, bahkan akan mengarah pada monopoli.
Merger .jenis ini tertuju pada merger antara dua perusahaan yang memproduksi atau servis
yang bersifat relatif tidak berbeda (atau mendekati kesamaan)

b. Merger Vertikal

Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang bergerak


dalam tahapan-tahapan proses produksi atau operasi. Merger dan akuisisi tipe ini dilakukan
jika perusahaan yang berada pada industri hulu memasuki industri hilir atau sebaliknya.
Merger dan akuisisi vertikal dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bermaksud untuk
mengintegrasikan usahanya terhadap pemasok dan/atau pengguna produk dalam rangka
stabilisasi pasokan dan pengguna. Tidak semua perusahaan memiliki bidang usaha yang
lengkap mulai dari penyediaan input sampai pemasaran. Untuk menjamin bahwa pasokan
input berjalan dengan lancar maka perusahaan tersebut bisa mengakuisisi atau merger dengan
pemasok. Merger dan akuisisi vertikal ini dibagi dalarn dua bentuk .

yaitu Integrasi ke belakang atau ke bawah (backward/downward Integration) gan integrasi ke


depan atau ke atas (forward/upward integration). Merger jenis ini merupakan merger antara
dua perusahaan yang memproduksi barang-barang stau servis dengan perusahaan pengada
sumber bahan mentah atau dengan perusahaan konsumennya

c. Merger Konglomerat

Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masingmasing bergerak
dalam industri yang tidak terkait. Merger dan akuisisi konglomerat terjadi apabila sebuah
perusahaan berusaha mendiversifikasi bidang bisnisnya dengan memasuki bidang bisnis yang
berbeda sama sekali dengan bisnis semula, Apabila merger dan akuisisi konglomerat ini
dilakukan secara terus menerus oleh perusahaan, maka terbentuklah sebuah konglomerasi.
Sebuah konglomerasi memiliki bidang bisnis yang sangat beragam dalam industri yang
berbeda. Untuk merger jenis ini perusahaan yang bergabung merupakan perusahaan yang
usahanya tidak sama.
d. Merger Ekstensi Pasar

Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk
secara bersama-sama memperluas area pasar. Tujuan merger dan akuisisi ini terutama untuk
memperkuat jaringan pemasaran bagi produk masing-masing perusahaan. Merger dan akusisi
ekstensi pasar sering dilakukan Oleh perusahan-perusahan lintas Negara dalam rangka
ekspansi dan penetrasi pasar. Strategi ini dilakukan untuk mengakses pasar luar negeri
dengan cepat tanpa harus membangun fasilitas produksi dari awal di negara yang akan
dimasuki. Merger dan akuisisi ekstensi pasar dilakukan untuk mengatasi kererbatasan ekspor
karena kurang memberikan fleksibilitas penyediaan produk terhadap konsumen luar negeri.

e. Merger Ekstensi Produk

Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk
memperluas lini produk masing-masing perusahaan. Setelah merger perusahaan akan
menawarkan lebih banyak jenis dan lini produk sehingga akan menjangkau konsumen yang
lebih luas. Merger dan akuisisi ini dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan departemen
riset dan pengembangan masingmasing untuk mendapatkan sinergi melalui efektivitas riset
sehingga lebih produktif dalam inovasi.

Pola adalah sistem bisnis yang diimplementasikan oleh sebuah perusahaan dan dalam hal ini
pola merger adalah sistem bisnis yang akan diadopsi atau Yang akan dijadikan acuan oleh
perusahaan hasil merger. Klasifikasi berdasarkan Pola merger terbagi dalam dua kategori
yaitu : Mothership Merger Mothership merger adalah pengadopsian satu pola atau sistern
untuk dijadikan pola atau sistern pada perusahaan hasil merger.

AKUISISI

1.Akusisi saham

Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi jual beli perusahaan, dan
transaksi tersebut mengakibatkan beralihnya kepemilikan perusahaan dari penjual kepada
pembeli. Karena perusahaan didirikan atas saham-saham, maka akuisisi terjadi ketika pemilik
saham menjual saham-saham mereka kepada pembeli/pengakuisisi. ' Akuisisi saham
merupakan salah satu bentuk akuisisi yang paling umum ditemui dalam hampir setiap
kegiatan akuisisi. Akuisisi tersebut dapat dilakukan . dengan cara membeli seluruh atau
sebagian saham-saham yang telah dikeluarkan.

2.Akuisisi Aset

Akuisisi Aset Apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain maka is dapat
membeli sebagian atau seluruh aktiva atau aset perusahaan lain tersebut, Jika pembelian
tersebut hanya sebagian dari aktiva perusahaan maka hal inj dinamakan akusisi parsial.
Akuisisi asset secara sederhana dapat dikatakan merupakan : 1. Jual beli (aset) antara pihak
yang melakukan akuisisi aset (sebagai pihak pembeli dengan pihak yang diakuisisi asetnya.
2.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING I

BAB I

Bentuk Badan Usaha dan Perkembangan Badan Usaha

1. Bentuk Badan Usaha Yang Pertama

Kepemilikan dari perusahaan perusahaan yang beroperasi dalam perekonomian terutama


dapat dibedakan kepada tiga jenis badan usaha berikut : perusahaan perseorangan, perusahaan
perkonsian, dan perseroan terbatas. Disamping itu dalam setiap perekonomian akan didapati
pula perusahaan koperasi dan BUMN dan organisasi yang tidak mencari keuntungan.

2. Beberapa Badan Usaha Lain

Badan Usaha Milik Negara. Badan usaha ini cukup penting peranan nya. Perusahaan
pemerintah dapat dibedakan menjadi dua golongan utama perusahaan yang dimiliki oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Koperasi merupakan badan usaha yang tujuannya bukanlah mencari untung tetapi
meningkatkan kesejahteraan anggotanya melalui penggabungan dalam kegiatannya.

3. Aspek lain dari organisasi perusahaan

Perusahaan Multinasional merupakan suatu perusahaan besar yang biasanya berkembang


disalah satu Negara maju, hyang mengembangkan anak perusahaan diberbagai Negara lain.
contoh perusahaan seperti ini adalah perusahaan pembuat kenderaan di Jepang seperti Honda
dan Toyota dsb. Perusahaan Patungan yaitu merupakan dua atau beberapa perusahaan, yang
bersepakat mengembangkan suatu usaha atau pun suatu perkerjaan secara kontrak dinakam
sebagai perusahaan patungan.
2.3 RINGKASAN BUKU PEMBANDING II

BAB I

SISTEM DAN LINGKUNGAN BISNIS

Sekarang ini, dunia bisnis mengalami perkembangan dengan pesat, karena banyak bisnis
yang sejenis dan didirikan semakin kompetitif, oleh karena itu perusahaan harus lebih
inovatif dan kreatif dalam melakukan bisnisnya agar kelangsungan hidup perusahaan tersebut
dapat bertahan dan malah semakin maju dan mendapatkan laba semaksimal mungkin. Bisnis
dilakukan untuk melayani kebutuhan pelanggan melalui pemiliknya untuk mendapatkan
keuntungan. Orang yang menciptakan dan melakukan bisnis pasti melihat adanya kesempatan
untuk menghasilkan produk dan mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Bisnis akan
mendapatkan keuntungan bila dapat menghasilkan dan memasarkan produk kepada
pelanggan. (Ariani, Dorothea Wahyu) (Griffin dan Ebert 2007), semua organisasi itu disebut
bisnis atau perusahaan/organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk dijual dengan
maksud mendapatkan laba. Tentu saja prospek mendapatkan laba atau selisih antara
penerimaan dengan biaya-biaya bisnis merupakan pendorong orang-orang untuk memulai
dan mengembangkan bisnis. Laba merupakan imbalan yang didapatkan pemilik bisnis dari
risiko yang diambil.

BAB II

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN BISNIS

Setelah mempelajari materi bab ini, mahasiswa diharapkan memiliki

kompetensi atau kemampuan memahami konsep dasar kewirausahaan

dan kepemilikan bisnis. Konsep dasar kewirausahaan akan menjelaskan

secara singkat pengertian kewirausahaan, ciri-ciri umum kewirausahaan,

karakteristik kewirusahaan, prinsip-prinsip berwirausaha dan tips jitu

memulai wirausaha. Konsep dasar kepemilikan bisnis akan memaparkan

bentuk kepemilikan bisnis dan dokumen terkait kepemilikan bisnis.

Konsep Dasar Kewirausahaan

1. Pengertian Kewirausahaan

Sinaga (2016: 23) mendefinisikan kewirausahaan sebagai kemampuan

kreatif dan inovatif yang dijadikan sebagai kiat, dasar, sumber daya, proses.
BAB III

GLOBALISASI

Bisnis internasional ada ketika globalisasi terwujud. Sebaliknya globalisasi tercipta karena
adanya kebutuhan bisnis yang memerlukan pasar yang luas, melewati batas negara, regional,
maupun antar benua. Menurut Ball, et. al, (2006) bisnis internasional adalah kegiatan bisnis
yang kegiatannya melampaui batas-batas negara sehingga dalam bisnis internasional banyak
pihak yang berperan dan juga banyak faktor yang dapat membuat bisnis menjadi sukses.

Bisnis Dan Globalisasi

1. Bisnis

Bisnis adalah sebuah kata yang sering kali kita dengar di setiap percakapan orang-orang yang
sedang melakukan berbagai macam kegiatan. Secara harfiah, bisnis menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), bisnis dapat diartikan sebagai usaha komersial dalam dunia
perdagangan atau bidangusaha tertentu. Sedangkan orang yang melakukan kegiatan tersebut
adalah pebisnis.

BAB IV

ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Diskursus mengenai etika di dalam bisnis menjadi isu yang strategis dan abadi, sebab bisnis
itu adalah eksistensi yang tidak terputus. Maka itu, etika sebagai panduan moral pada tataran
ideal adalah elemen yang seiring dan sejalan. Etika secara filosofis sebenarnya adalah
panglima di dalam bisnis, bukan sekadar profit semata. Dalam bab ini akan dibahas tiga buah
sub bab, yakni pengertian dan ruang lingkup etika bisnis, tanggung jawab sosial dalam bisnis
dan relasi dua entitas itu.

Etika Bisnis: Batasan Dan Prinsip-Prinsipnya

1. Pengertian Etika Bisnis

Wacana etis dalam bisnis dimulai dengan mendefinisikan apa itu sebenarnya etika bisnis.
Dalam literatur yang ditulis oleh para ahli, pengertian etika sering kali dipadu-padankan
dengan mudahnya sebagai ajaran moral. Pemikir etika kenamaan Indonesia, Franz Magnis-
Suseno mengatakan bahwa guna memahami dan meresapi apa itu etika sesungguhnya,
pengertian etika perlu dibandingkan dengan pengertian.
BAB V

PENGELOLAAN BISNIS

Pada masa modernisasi yang didukung dengan teknologi digitalisasi seperti sekarang ini,
sudah barang tentu perlu adanya peningkatan pada berbagai sektor dalam pengelolaan bisnis
agar dapat terus berkembang dan peningkatan kualitas juga perlu mendapat perhatian yang
besar.

Dalam pengelolaan bisnis ini antara lain peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM),
tata cara pengelolaan keuangan yang baik dan teratur sehingga beban-beban operasional
dapat dikelola secara baik dan juga pengelolaan pasar, di mana produk berupa barang dan
jasa yang dihasilkan dapat dipasarkan dan didistribusikan kepada konsumen/ pelanggan dapat
dikonsumsi atau dibeli oleh konsumennya.

Penggunaan teknologi informasi penjualan dalam bisnis ini telah menjadi elemen yang
sangat penting bagi para pengusaha yang ingin mempertahankan dan mengembangkan
bisnisnya. Karena jangkauan yang dapat diakses oleh teknologi informasi ini sangatlah luas
dalam waktu yang sangat cepat.

Hampir semua perusahaan pada masa sekarang ini menggunakan teknologi informasi dan
juga menggunakan internet untuk meningkatkan penjualan mereka dan ini juga salah satu
upaya-upaya yang dilakukan oleh.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 KELEMAHAN DAN KELEBIHAN BUKU

Ø Kelebihan Buku Utama

1.Di buku utama dibahas dengan cukup jelas mengenai pengelolaan sumber daya manusia

2.Pada buku utama dijelaskan mengenai SDM era globalisasi dan perkembangannya

3.Pada bab ini juga dijelaskan mengenai kepemimpinan untuk memotivasi manusia menjadi
seorang pebisnis yang baik.

4.Disertakan soal latihan untuk evaluasi pembelajaran pada bab tersebut.

Ø Kekurangan Buku Utama

1.Kekurangan buku utama yaitu ada beberapa bagian sub bab yang tidak rinci penjelasannya
serta tidak menyertakan contoh nyata agar pembaca mudah paham dengan situasi yang ada
pada bab tersebut

2.Terdapat beberapa kalimat rumpang sehingga para pembaca sulit memahami makana
katanya

3.2 Kelebihan & Kekurangan Buku Pembanding

Ø Kelebihan Buku Pembanding

1.Pada buku pembanding penjelasan mengenai topic dan sub bab topic lebih terperinci
dijelaskan

2.Banyak contoh yang diberikan untuk menjelaskan sub bab pada buku ini

3.Pada bab ini dijelaskan mengenai bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan
organisasi dalam berbisnis

4.Disertakan soal latihan untuk evaluasi pembelajaran pada bab tersebut

Ø Kekurangan Buku Pembanding

1. Ada beberapa istilah bahasa asing yang tidak dijelaskan maknanya sehingga pembaca sulit
mengartikan

2. Terdapat kosa kata yang sukar diketahui.


BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dari sudut ekonomis, perusahaan adalah kumpulan atau kerja sama antara faktor faktor
produksi produksi untuk menciptakan arang baru atau utility baru yang dapat diterima
masyarakat dengan memperoleh tujuan memperolah laba. Di dalam perkembangannya
ternyata perusahaan mempunyai tujuan utama.

Kepemilikan dari perusahaan perusahaan yang beroperasi dalam perekonomian terutama


dapat dibedakan kepada tiga jenis badan usaha berikut : perusahaan perseorangan, perusahaan
perkonsian, dan perseroan terbatas. Disamping itu dalam setiap perekonomian akan didapati
pula perusahaan koperasi dan BUMN dan organisasi yang tidak mencari keuntungan.

4.2 SARAN

Ketiga buku tersebut baik untuk dibaca dan dipelajari karna bukunya bagus dan juga dapat
dipelajari secara otodidak tanpa harus ada yang mengajari. Serta buku bagus untuk
menambah wawasan kita. Menurut kami buku pembanding lebih recommended ,karna
penjabaran materinya lebih lengkap dan jelas.

Anda mungkin juga menyukai