Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REPORT

HUKUM BISNIS

Dosen Pengampu

Lenti Susanna Saragih M.Si

Disusun Oleh :

Indra panusunan Lumbantoruan


7193143014
Samuel bernad Hasugian
7193343005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kahadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayahnya kami dapat mengerjakan Tugas Critical Book Report ini. Critical Book
Report ini berisikan tentang perbandingan buku mulai dari kelebihan dan kekurangannya.
Tujuan di buatnya Tugas Critical Book Report ini adalah untuk melengkapi salah satu
persyaratan tugas perkuliahan “Hukum Bisnis”.

Kami berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu Kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembacanya.

Medan, 28 Oktober 2020

Indra , Samuel

7193143014, 7193343005

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A.LATAR BELAKANG........................................................................................................1
B.TUJUAN.............................................................................................................................1
C.RUMUSAN MASALAH....................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. RINGKASAN BUKU.......................................................................................................2
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU.................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................7
A. KESIMPULAN.................................................................................................................7
B. SARAN..............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Dalam sebuah buku sudah pasti memiliki suatu kelebihan dan juga kekurangannya,di
dalam tugas kali ini akan dibahas mengenai perbandingan dua buku mata kuliah wajib
Hukum Bisnis yaitu buku yang saya review adalah buku Zaeni Asyhadie,S.H.,M.Hum
sebagai buku utama, Neni Sri Imayati yang berjudul Hukum Bisnis : Telaah tentang Perilaku
dan Kegiatan Ekonomi sebagai buku pembanding pertama dan Abdul Rasyid Saliman, SH.,
MM dkk yang berjudul profesi kegur Hukum Bisnis Untuk Perusahaan sebagai buku
pembanding kedua.

Selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Bisnis. Perbandingan
ketiga buku ini dapat menginformasikan kepada kita semua mengenai keungulan dan
kelemahanya dari ketiga buku tersebut. Hal yang disoroti dalam penulisan perbandingan buku
ini tidak terbatas pada isi buku saja,tetapi sistematika ,penyajian ,gaya bahasa, kecermatan
ejaan, yang berhubungan langsung dengan isi buku.

B.TUJUAN
 Mengetahui seberapa besar ketelitian dalam menyimak buku.
 Belajar membuat kualitas antara ketiga buku tersebut.
 Menyimpulkan kelebihan dari ketiga buku agar dapat dipertahankan dalam
pembuatan buku berikutnya.
 Mencari kekurangan buku agar bisa diperbaiki dalam pembuatan buku selanjutnya.
 Menambah wawasan tentang bagaimana membuat buku yang baik dan benar.
 Belajar menyimpulkan pesan apa yang ingin disampaikan penulis dari buku yang
ditulis.

C.RUMUSAN MASALAH
Apa yang menjadi kelemahan dan keunggulan dari ketiga buku yaitu bukuZaeni
Ashyadie,S.H.,M.Hum, Neni Sri Imayati yang berjudul Hukum Bisnis : Telaah tentang
Perilaku dan Kegiatan Ekonomi dan Abdul Rasyid Saliman, SH., MM dkk yang berjudul
profesi kegur Hukum Bisnis Untuk Perusahaan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. RINGKASAN BUKU
1. BUKU UTAMA

Judul buku : Hukum Bisnis, prinsip dan pelaksanaannya di Indonesia


Pengarang : Zaeni Asyhadie,S.H.,M.Hum
Penerbit : Rajawali Pers
Tahun terbit : 2016
Jumlah halaman : 378 halaman

Bab 1 : Mengenal hukum dan hukum bisnis


A. Hukum dan masyarakat
Norma atau kaidah sosial adalah suatu pedoman atau Peraturan hidup yang
menentukan Bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam masyarakat agar
tidak merugikan orang lain.
1. Pengertian hukum
Hukum adalah keseluruhan norma yang oleh penguasa negara atau
penguasa masyarakat yang berwenang menetapkan hukum
dinyatakan atau dianggap sebagai peraturan yang mengikat bagi
sebagian atau seluruh anggota masyarakat dengan tujuan untuk
mengadakan suatu tatanan yang dikehendaki oleh penguasa tersebut ,
HMN.Poerwosutijipto.
2. Sumber hukum
Sumber hukum adalah segala apa saja yang dapat menimbulkan
aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa
yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang
tegas dan nyata, CST.Kansil.

2
Adapun sumber-sumber hukum adalah sebagai berikut: undang
undang, yurisprudensi, kebiasaan,perjanjian,perjanjian
internasional,doktrin/pendapat ahli.
B. Sistem hukum perdata
Sistematika hukum perdata terdiri atas sistematika menurut ilmu pengetahuan atau
hukum dan sistem menurut KUH perdata sendiri. Berikut sistematika menurut KUH
perdata yaitu Hukum perorangan dan hukum benda.
C. Istilah dan pengertian hukum bisnis
Istilah hukum bisnis akhir-akhir ini lebih populer ketimbang istilah istilah lain yang
ada misalnya istilah hukum dagang dan hukum perusahaan. Istilah hukum dagang
muncul karena adanya kitab undang-undang hukum dagang atau dalam bahasa
Belandanya disebut dengan wetboek Van koophandel. Hukum dagang tidak hanya
membicarakan masalah jual-beli saja tetapi juga hal-hal lain yang secara langsung
maupun tidak langsung berkaitan dengan badan usaha yang melakukan jual-beli
tersebut. Sekarang istilah hukum dagang cenderung mulai ditinggalkan oleh para
pakar karena dalam kitab undang-undang hukum dagang itu istilah pedagang dan
Perdagangan sendiri sudah dicabut sejak tanggal 17 Juli 1938 dengan staatblad .
nomor 276. Hukum bisnis lahir karena adanya istilah bisnis. istilah bisnis sendiri
diambil dari kata business dalam bahasa Inggris yang berarti kegiatan usaha, oleh
karena itu secara luas kegiatan bisnis diartikan sebagai kegiatan usaha yang
dijalankan oleh orang atau badan usaha atau perusahaan secara teratur dan terus-
menerus yaitu berupa kegiatan mengadakan barang barang atau jasa maupun fasilitas-
fasilitas untuk memperjualbelikan atau disewakan dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan. Dengan demikian kegiatan atau usaha dalam bisnis ini dapat dibedakan
dalam tiga bidang berikut ini yaitu usaha dalam arti kegiatan perdagangan, usaha
dalam arti kegiatan industri, usaha dalam arti kegiatan jasa jasa.

Bab 2 : badan usaha dalam kegiatan bisnis dan para pembantunya


Dalam tatanan hukum bisnis di Indonesia ada tiga jenis badan usaha yang ikut serta
dalam kegiatan bisnis diantaranya Badan Usaha Milik Swasta yang kedua badan
usaha milik negara dan yang ketiga koperasi yang selanjutnya nya akan diuraikan
sebagai berikut.
A. Perusahaan (badan usaha)
Barulah dapat dikatakan adanya perusahaan apabila pihak yang
berkepentingan bertindak secara tidak terputus-putus, terang-terangan serta di
dalam kedudukan tertentu untuk memperoleh laba bagi dirinya sendiri
(minister van justitie nederland). Molengraff memberikan perumusannya
sebagai berikut. Barulah dikatakan ada perusahaan jika secara terus menerus
bertindak keluar untuk memperoleh penghasilan dengan mempergunakan atau
menyerahkan barang-barang atau mengadakan perjanjian perdagangan.
kemudian Perumusan ini ditambahkan oleh polak dengan menyatakan bahwa
suatu perusahaan mempunyai keharusan melakukan pembukuan.

3
Menurut undang Undang Nomor 3 pasal 1 tahun 1982 perusahaan adalah
setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat
tetap dan terus-menerus didirikan, bekerja, berkedudukan dalam wilayah
negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba.
Perusahaan sebagai Wahana atau pilar pembangunan perekonomian ini telah
diatur dalam kitab undang-undang hukum perdata, kitab undang-undang
hukum dagang dan peraturan perundang-undangan Indonesia dengan berbagai
bentuk hukum. Bentuk-bentuk hukum badan usaha tersebut adalah
persekutuan perdata,firma, persekutuan komanditer,perseroan terbatas,
koperasi, dan badan usaha milik negara.
B. Pengusaha dan para pembantunya
Sebuah perusahaan dapat dikerjakan oleh seorang pengusaha atau beberapa orang
pengusaha dalam bentuk kerjasama. Dalam menjalankan perusahaannya seorang
pengusaha dapat bekerja sendirian atau dibantu oleh orang lain. Adapun pembantu
perusahaan ini ada dua jenis yaitu
1. Pembantu pembantu dalam perusahaan dalam perusahaan misalnya
Pelayan toko, pekerja keliling, pengurus filial, pemegang prokurasi, dan
pemimpin perusahaan.
2. Pembantu pembantu diluar perusahaan misalnya agen
3. perusahaan, pengacara, notaris, makelar, dan komisioner.

Bab 3 : Legalitas perusahaan (Badan Usaha) dalam kegiatan bisnis

Legalitas suatu perusahaan atau badan usaha adalah merupakan unsur yang terpenting karena
legalitas adalah jati diri yang melegalkan atau mengesahkan suatu badan usaha sehingga
diakui oleh masyarakat. Ada beberapa jenis jati diri yang melegalkan badan usaha.

a. Nama perusahaan
Nama perusahaan adalah jati diri yang dipakai oleh perusahaan untuk menjalankan
usahanya. Nama perusahaan ini melekat pada bentuk badan usaha atau perusahaan
tersebut dikenal oleh masyarakat, dipribadikan sebagai perusahaan tertentu dan dapat
membedakan perusahaan itu dengan perusahaan yang lain.
b. Surat izin badan usaha(SIUP)
Surat izin usaha perdagangan adalah jati diri yang dipakai oleh perusahaan atau badan
usaha untuk menjalankan usahanya secara sah. Dalam rangka membicarakan surat
izin usaha perdagangan dilihat dari segi besar modalnya ada beberapa jenis
perusahaan yaitu:
1. Perusahaan kecil adalah perusahaan yang mempunyai modal atau kekayaan
bersih kurang dari 25 juta Rupiah
2. Perusahaan menengah adalah perusahaan yang mempunyai modal atau
kekayaan bersih sekitar antara dua puluh Rp5.000.000 sampai dengan 100 juta
rupiah
3. Perusahaan besar adalah perusahaan yang mempunyai modal kekayaan bersih
di atas 100 juta Rupiah.
C. Wajib daftar perusahaan

4
Sebagai mana telah di singgung di depan bahwa wajib daftar perusahaan telah
diatur dalam undang-undang nomor 3 tahun 1982.

Bab 4 : lembaga pembiayaan dalam kegiatan bisnis

Lembaga pembiayaan diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 61 tahun 1988 tanggal 20 desember
1988 dan dijabarkan lebih lanjut dengan keputusan Menteri Keuangan nomor 1251/kmk. 0 13/1988
tanggal 20 Desember 1998 keputusan Menteri Keuangan nomor 468/kmk. 017/1995 tentang
Ketentuan dan tata cara pelaksanaan lembaga pembiayaan. Jenis-jenis lembaga pembiayaan dikenal
adalah sebagai berikut

a.leasing ( sewa guna usaha)

Leasing adalah Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan atau
menyewakan barang-barang modal untuk digunakan oleh perusahaan lain dalam jangka waktu
tertentu dengan.

b. Factoring (anjak piutang)

Anjak piutang menurut Keputusan Presiden Nomor 61 tahun 1988 adalah usaha pembiayaan dalam
bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.

c. Modal ventura

Perusahaan modal ventura adalah suatu badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha untuk jangka waktu tertentu
Dengan demikian yang dimaksud dengan perusahaan pasangan usaha adalah perusahaan yang
memperoleh pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal dari perusahaan modal ventura.

d. Pembiayaan konsumen

Yang dimaksud dengan lembaga pembiayaan konsumen adalah suatu lembaga yang dalam
melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dilakukan dengan sistem
pembayaran secara angsuran atau berkala.

e. Kartu kredit

Lembaga pembiayaan kartu kredit ini seperti halnya pembiayaan konsumen amat berbeda dengan
lembaga pembiayaan lainnya dimana dalam lembaga pembiayaan lainnya umumnya mendapatkan
pembiayaan adalah badan usaha sedangkan pada kartu kredit yang mendapatkan pembiayaan
adalah konsumen atau masyarakat luas.

BAB V BENTUK-BENTUK KERJA SAMA DALAM KEGIATAN BISNIS

5
Merger

Merger atau fusi adalah suatu penggabungan satu atau beberapa badan usaha sehingga dari sudut
ekonomi merupakan satu kesatuan, tanpa melebur badan usaha yang bergabung. Merger horizontal
adalah penggabungan satu atau beberapa perusahaan yang masing-masing kegiatan bisnis
(produksinya) berbeda satu sama lain sehingga yang satu dengan yang lainnya merupakan
kelanjutan dari masing-masing produk. Contoh: PT “A” yang mengusahakan “Kapas”, bergabung
dengan PT “B” yang mengusahakan “Pemintalan”, bergabung dengan PT “C” yang mengusahakan
“Kain” dan seterusnya. Merger vertical adalah penggabungan satu atau beberapa perusahaan yang
masing-masing kegiatan bisnis berbeda satu sama lain, namun tidak saling mendukung dalam
penggunaan produk. Contoh: PT A + PT B + PT C dengan induk perusahaan PT B.

Konsolidasi

Antara konsolidasi dan merger seringkali dipersamakan sehingga dalam praktik, kedua istilah ini
sering dipertukarkan dan dianggap sama artinya, namun sebenarnya terdapat perbedaan antara
konsolidasi dan merger. Dengan merger penggabungan antara dua atau lebih badan usaha tidak
membuat badan usaha yang bergabung menjadi “lenyap” , sedangkan konsolidasi adalah
penggabungan antara dua atau lebih badan usaha yang menggabungkan diri saling melebur menjadi
satu dan membentuk satu badan usaha yang baru. Dicontohkan bahwa jika PT A + PT B + PT C
menggabungkan diri, mereka akan membentuk satu badan usaha baru, yaitu PT D dan nama-nama
badan usaha yang menggabungkan diri menjadi lenyap.

Pelaksanaan Merger Bagi Badan Usaha Yang Berbentuk Perseroan Terbatas (PT)

Pada dasarnya penggabungan (merger) suatu badan usaha yang berbentuk PT, hanya dapat
dilakukan apabila rancangan penggabungan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang
saham masing-masing badan usaha yang terlibat. Menurut UU No. 1 Tahun 1995 dan PP No. 27
Tahun 1998, merger suatu PT dapat dilakukan melalui tahapan berikut ini.

Tahap perencanaan

Persetujuan RUPS

Pengumuman rencana penggabungan

Pelaksanaan

Pengumuman hasil penggabungan

Pelaksanaan Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi Bagi Badan Usaha Perbankan

Secara umum ketentuan dan tata cara merger perusahaan perbankan sama dengan tata cara merger
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas. Merger konsolidasi dan akuisisi dari suatu bank
dapat dilakukan atas: insisatif bank yang bersangkutan, atas permintaan Bank Indonesia, dan atas
inisiatif badan khusus yang bersifat sementara dalam rangka penyehatan perbankan.

Joint Venture

6
Joint venture secara umum dapat diartikan sebagai suatu persetujuan di antara dua pihak atau lebih,
untuk melakukan kerja sama dalam suatu kegiatan. Persetujuan yang dimaksudkan di sini adalah
kesepakatan yang didasari suatu perjanjian yang harus tetap berpedoman kepada syarat sahnya
suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata, yaitu sebagai berikut.

Para pihak sepakat untuk mengikat dirinya.

Para pihak cakap untuk melakukan suatu perbuatan hukum.

Perbuatan hukum tersebut harus mengenai suatu hal tertentu.

Persetujuan tersebut harus mengenai sesuatu hal yang tidak bertentangan dengan hukum,
kesusilaan dan ketertiban umum.

Waralaba

Waralaba yang dulu dikenal dengan istilah Franchise sekarang diatur dalam Peraturan Pemerintahan
Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba (sebagai pengganti dari Peraturan Pemerintahan Nomor 16
Tahun 1997 tentang Waralaba). Dengan demikian, waralaba adalah suatu sistem bisnis dalam rangka
memasarkan barang dan/atau jasa yang harus memiliki suatu kriteria tertentu, dan diberikan kepada
“Pemberi Waralaba” dan “Penerima Waralaba”.

Bab 6 : pengangkutan laut dalam dunia bisnis .

BAB VII PERLINDUNGAN KONSUMEN

Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen

Perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan, dan keselamatan


konsumen serta kepastian hukum. Disamping itu perlindungan konsumen diselenggarakan bersama
berdasarkan lima asas yang sesuai dengan pembangunan nasional, yaitu:

Asas manfaat

Asas keadilan

Asas kesimbangan

Asas keselamatan dan keamanan konsumen

Asas kepastian hukum

Atas dasar pertimbangan ini, maka perlindungan konsumen bertujuan:

Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri;

Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif
pemakaian barang/jasa;

Mengingkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya


sebagai konsumen

7
Pihak-pihak Yang Terkait Dalam Pelrindungan Konsumen

Dalam undang-undang perlindungan konsumen, yang dimaksudkan dengan perlindungan konsumen


adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk member perlindungan kepada
konsumen. Dari pengertian perlindungan konsumen di atas, pada prinsipnya ada dua pihak yang
terkait dalam perlindungan konsumen itu, yaitu konsumen sendiri dan pelaku usaha.

Konsumen

Yang dimaksudkan dengan konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Pelaku usaha

Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badam
hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegaitan
dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun sama-sama melalui
perjanjian menyelenggerakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Sengeketa Konsumen

Dalam undang-undang tentang Perlindungan Konsumen memang tidak ada dijumpai tentang ada
dijumpai tentang definisi atau pengertian dari sengketa konsumen. Namun, dalam beberapa pasal
ditentukan adanya larangan bagi pelaku usaha yang apabila dilakukan dapat merugikan konsumen.

Ketentuan Pencatuman Klausuka Baku

Klausuka baku maksudnya adalah setiap aturan dan ketentuan dan syarat-syarat yang telah
dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan
dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. Yang
termasuk pencantuman klausuka baku yang tidak diperbolehkan oleh Undang-Undang Perlindungan
Konsumen adalah:

Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan
dilarang membuat atau mencatumkan klausuka baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian.

Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausuka baku yang letak ata bentuknya sulit terlihat atau
tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimengerti.

Tanggung Jawab Pelaku Usaha

Segala kesalahan atau kelalaian pelaku usaha yang dapat menimbulkan kerugian kepada konsumen
khususnya, atau kepada masyarakat umumnya haruslah bertanggung jawab atas kerugian yang
ditimbulkannya ini. Dalam pasal 19 Undang-undang Perlindungan Konsumen ditentukan, bahwa
pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, perncemaran, dan/atau
kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau yang dihasilkan atau diperdagangkan.

Badan Perlindungan Konsumen

8
Dalam rangka mengembangkan upaya perlindungan konsumen dibentuk badan perlindungan
konsumen nasional. Badan perlindungan konsumen nasional mempunyai fungsimemberikan saran
dan pertimbangan kepada pemerintah dalam upaya mengembangkan perlindungan konsumen di
indonesia.

Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dan Majelis Penyelesaian Sengketa Konsumen

Badan penyelesaian sengketa konsumen dan majelis penyelesaian sengketa konsumen diatur di
dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Dalam Pasal 1 huruf 11 dari undang-
undang tersebut menentukan bahwa yang dimaksud dengan Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen adalah “badan yang bertugas menangani dan menyelasaikan sengketa antara pelaku
usaha dan konsumen”.

Kelembagaan, Kedudukan, dan Keanggotaan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

Badan penyelesaian sengketa konsumen sedapat mungkin akan didirikan di setiap kabupaten/kota,
yang keanggotaannya terdiri atas:

Ketua merangkap anggota;

Wakil ketua metrangkap anggota; dan

Anggota

Tugas dan wewenang badan penyelesaian sengketa konsumen adalah untuk menyelesaikan
sengketa konsumen di luar pengadilan yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

Melaksanakan dan menangani penyelesaian sengketa konsumen dengan cara melalui mediasi atau
arbitrase atau konsiliasi;

Memberikan konsultrasi perlindungan konsumen;

Melakukan pengawasan terhadap percantuman klausuka baru;

Melaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi pelanggaran ketentuan dalam undang-undang
perlindungan konsumen;

Menerima pengaduan tertulis maupun tidak tertulis dari konsumen tentang terjadinya pelanggaran
terhadap perlindungan konsumen.

Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat

Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat adalah lembaga memperintahkan yang


terdaftar dan diakui oleh pemerintah yang mempunyai kegiatan menangani perlindungan
konsumen. Tugas lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat meliputi kegiatan:

Menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaranatas hak dan kewajiban dan kehati-
hatian konsumen dalam mengonsumsi barangdan/atau jasa;

Memberikan nasihat kepada konsumen yang memerlukannya, bekerja sama dengan instansi terkait
dalam upaya mewujudkan perlindungan konsumen.

9
BAB VIII HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Merek

Menurut pasal 1 angka 1 UU No. 15 Tahun 2001, merek adalah: tanda yang berupa gambar, nama,
kata, huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang mempunyai
unsur pembeda yang dapat digunakan untuk usaha perdagangan barang atau jasa.

Syarat dan Tata Cara Permohonan Pendaftaran Merek

Berdasarkan ketentuan UU No. 15 Tahun 2001 tentang merek, syarat dan tatacara permohonan
pedaftaran merek adalah sebagai berikut.

Permohonan

Pemeriksaan

Pengumunan

Hak Cipta

Mengenai Hak Cipta diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4220). Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta berlaku
terhadap:

Semua ciptaan warga Negara, penduduk, dan badan hukum indonesia;

Semua ciptaan seorang yang bukan warga Negara indonesia, bukan penduduk indonesia, dan bukan
badan hukum indonesia yang diumumkan untuk pertama kali di indonesia;

Semua ciptaan bukan warga Negara indonesia, bukan penduduk indonesia, dan bukan badan hukum
indonesia, dengan ketentuan.

Hak cipta merupakan hak kebendaan dalam artian dianggap sebagai benda bergerak sehingga baik
seluruhnya maupun sebagian dapat beralih atau dialihkan dengan:

Pewarisan

Hibah

Wasiat

Perjanjian tertulis

Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan

Hak Paten

10
Ketentuan mengenai hak paten diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang paten.
Dalam Pasal 1 Undang-Undang paten antara lain ditentukan, bahwa yang dimaksud dengan:

Paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh Negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama
melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan invensi.

Invensi adalah yaitu suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat
berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.

BAB IX ASPEK PAJAK DALAM KEGIATAN BISNIS

Gambaran Umum Tentang Pajak

Pajak adalah perahlian kekayaan dari sektor swasta ke sektor publik bedasarkan undang-undang
yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat imbalan (tegenprestatie) yang secara langsung dapat
ditunjukkan, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum dan yang digunakan sebagai alat
pendorong, penghambat atau pencegah untuk mencapai tujuan yang ada diluar bidang keuangan
Negara. Dari pengertian diatas, dapat ditarik beberapa unsure yang ada dalam pajak, yaitu sebagai
berikut.

Pajak harus berdasarkan undang-undang

Pajak tidak mendapat imbalan langsung

Pajak mempunyai dua fungsi

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Ketentuan umum dan tata cara perpajakan diatur dalam UU 16 Tahun 2000 tentang perubahan
kedua Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1993 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Di
samping yang diterangkan di atas, yang perlu juga diketahui dalam ketentuan umum tentang
perpajakan ini adalah sebagai berikut.

Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau
perkerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha
perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa,
atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.

Pengusaha kena pajak adalah pengusaha sebagaimana dimaksud di atas yang melakukan
penyerahan barang kena pajak dan atau penyerahan jasa kena pajak yang dikenakan pajak
berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, tidak termasuk
pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan dengan keputusan menteri keuangan, kecuali
pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak.

11
Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam
tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.

Pajak Penghasilan

Setelah mengalami perubahan, ketentuan pajak penghasilan sekarang diatur dalam UU No. 17 Tahun
2000. Undang-undang ini tetap berpegang pada prinsip perpajakan yang secara universal, yaitu
keadilan, kemudahan/efisiensi administrasi dan produktivitas penerimaan Negara dan tetap
mempertahankan sistem self assessment. Oleh karena itu, arah dan tujuan penyempurnaan Undang-
Undang Pajak Penghasilan adalah:

Lebih meningkatkan keadilan pengenaan pajak

Lebih memberikan kemudahan kepada wajib pajak

Menunjang kebijaksanaan pemerintah dalam rangka meningkatkan investasi langsung di indonesia


baik penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri di bidang-bidang usaha
tertentu dan daerah-daerah tertentu yang mendapat prioritas.

Pajak Pertambahan Nilau Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

Jenis pajak yang kedua yang amat penting dalam dunia bisnis adalah pajak pertambahan nilai barang
dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah. Barang, dalam UU No. 18 Tahun 2000 tentang
pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah, adalah barang
berwujud, yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak
bergerak, dan barang berwujud. Dalam Undnag-Undang pajak pertambahan nilai barang dan jasa
dan pajak penjualan atas barang mewah, dikenal ada dua jenis apajak, yaitu sebagai berikut.

Pajak masukan adalah pajak pertambahan nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh pengusaha kena
pajak karena perolehan barang kena pajak dan atau penerimaan jasa kena pajak dan/atau
pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean dan/atau pemanfaat jasa
kena pajak dari luar daerah pabean dan atau impor barang kena pajak.

Pajak keluaran adalah pajak pertambahan nilai terutang yang wajib dipungut oleh pengusaha kena
pajak yang melakukan penyerahan barang kena pajak, penyerahan jasa kena pajak, atau ekspor
barang kena pajak.

Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan adlaah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas
tanah dan atau bangunan, yang selanjutnya disebut pajak. Sementara itu, hak atas tanah dan/atau
bangunan adalah hak atas tanah, termasuk hak pengelolahan, beserta bangunan di atasnya,
sebagaimana dimaksud dalam UU No. 5 Tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok Atgaria,
UU No. 16 Tahun 1985 tentang rumah susun, dan ketentuan peraturang perundang-undangan
lainnya.

Pajak Bumi dan Bangunan

12
Pajak bumi dan bangunan adalah suatu jenis pajak yang dikenakan atas bumi (tanah) dan
banguan baik atas hak milik, hak guna bangunan, hak pakai dan hak-hak atas rumah susun.
Seperti diketahui pajak bumi dan bangunan tergolong pajak objektif yang bersifat
kebendaan, artinya suatu jenis pajak yang pengenaan pajaknya tanpa memandang
kemampuan wajib pajak. Dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan adalah niai jual objek
pajak tersebut, yang kemudian diurangi dengan nilai jual objek pajak tidak kena pajak.

Bab 10 : Alternative dispute resolution dalam sengketa bisnis

Bab 11 : kepailitan dan penundaan kewajiban Pembayaran utang

a. Kepailitan
Kepailitan berasal dari kata dasar pailit. pailit adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan peristiwa keadaan berhenti membayar utang utang debitur yang telah jatuh tempo.
Si pailit adalah debitur yang mempunyai dua orang atau lebih kreditor dan tidak mampu
membayar satu atau lebih utangnya yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih.
B. Penundaan kewajiban Pembayaran utang
Debitur yang tidak dapat memperkirakan bahwa ia tidak dapat melanjutkan membayar
utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih dapat memohon penundaan
kewajiban Pembayaran utang dengan maksud untuk mengajukan rencana perdamaian yang
meliputi tawaran pembayaran seluruh atau sebagian utang kepada kreditor. Permohonan
penundaan pembayaran itu harus diajukan oleh debitur atau kreditor kepada pengadilan
dan oleh penasehat hukumnya disertai dengan daftar yang memuat sifat Jumlah piutang dan
utang debitur beserta surat bukti secukupnya.
Surat permohonan dan lampiran tersebut diletakkan di kepaniteraan pengadilan agar dapat
dilihat oleh semua pihak yang berkepentingan.

2. BUKU PEMBANDING PERTAMA

Judul Buku : Hukum Bisnis, Telaah tentang Perilaku dan Kegiatan Ekonomi.

Pengarang : Neni Sri Imayati

Penerbit :GRAHA ILMU

13
Tahun Terbit :2013

Jumlah Halaman :282 Halaman

            Kesan pertama yang muncul saat melihat buku karya Neni Sri Imayati ini adalah
terkesan simple, elegan dan covernya menarik. Pada bagian halaman bisa dilihat bahwa buku
ini terbit pada tahun 2013 dan penerbitnya adalah GRAHA ILMU. Buku yang berjudul
Hukum Bisnis : Telaah tentang Pelaku dan Kegiatan Ekonomi disusun dengan tujuan untuk
menambah khasanah Ilmu pengetahuan terutama Hukum Bisnis yang berkaitan dengan
aktivitas pelaku usaha di Indonesia.

Buku ini membahas pelaku dan kegiatan ekonomi dengan stratifikasi, status, dan
ruang lingkup usahanya. Dilihat dari statifikasinya dibahas peleku ekonomi mikro, kecil,
menengah dan besar. Dilihat dari statusnya dibahas pelaku ekonomi yang berbadan hukum
dan bukan berbadan hukum. Pelaku ekonomi yang berbadan hukum berbentuk badan hukum
koperasi atau perseoran terbatas. Pelaku ekonomi yang tidak berbadan hukum terdiri dari
pelaku ekonomi perorangan, CV dan Firma. Buku ini mengkaji para pelaku ekonomi dalam
pespektif hukum bisnis dari berbagai aspek, baik dari segi legalitas, bentuk badan hukum,
prosedur pendirian, maupun kegiatan yang dilakukan.

Pilihan bentuk badan usaha dan badan hukum pelaku ekonomi membawa konsekuensi
dari mulai proses pendirian, modal yang harus disiapkan, izin pendirian, tanggung jawab
pendiri dan pengurus, hubungan para pihak baik internal perusahaan maupun pihak ketiga
sampai pada prosedur penggabungan usaha dan kepailitan. Dilihat dari ruang lingkup usaha,
usaha dapat dilakukan oleh pelaku usaha sangat beragam, baik bidang produksi, distribusi
atau jasa termasuk jasa lembaga keuangan dan lembaga perbankan sebagai pendorong
kegiatan ekonomi.

Buku ini juga menjelaskan bahwa perekonomian nasional digerakkan oleh para
pelaku ekonomi, baik perorangan maupun insitusi yang mempunyai tujuan memperoleh
keuntungan. Para pelaku ekonomi menggunakan bentuk usaha yang bervariasi, dan
menjalankan usaha yang bervariasi juga. Selain bervariasi dalam bentuk usaha, jenis usaha
dan ruang lingkup usaha, para pelaku ekonomi sangat bervariasi pula dalam eksistensinya di
dalam hukum nasional dan kedudukan insititusinya. Untuk mencapai tujuan nasional tersebut
diatas, diperlukan pembangunan ekonomi yang ditujukan guna mencapai masyarakat yang
adil dan makmur, serta material dan spiritual yang merata untuk mencapai suatu masyarakat
yang bebas dari penindasan, bebas dari kemiskinan, bebas dari penghisapan dan bebas dari
penjajahan.Untuk itu, seluruh aktivitas pelaku ekonomi harus mengacu pada peraturan yang
dikeluarkan. Peraturan perundang-undangan dibuat untuk melindungi pelaku usaha dan
konsumen dalam rangka mewujudkan keadilan, keseimbangan dan dalam rangka pengewasan
publik.

3. BUKU PEMBANDING KEDUA

14
Judul Buku : Hukum Bisnis Untuk Perusahaan.
Pengarang : Abdul Rasyid Saliman, SH., MM. dkk
Penerbit :PRENADA MEDIA
Tahun Terbit :2005
Jumlah Halaman :256 Halaman

Buku karangan Abdul Rasyid Saliman, SH., MM dkk yang berjudul Hukum Bisnis
Untuk Perusahaan ditulis dengan tujuan memeperkaya khazanah kepustakaan ilmu hukum
yang bermanfaat bagi pelaku bisnis dan praktisi yang berminat di bidang hukum dan bisnis.
Buku ini mengaitkan aspek bisnis dengan hukum perusahaan, dengan conroh kasus aktual di
setiap bab. Dengan harapan para pembaca atau praktisi bisnis lebih memahami hubungan
atau keterkaitan kedua bidang ilmu tersebut.
Buku ini membahas tentang Sistem Hukum Di Indonesia dimulai dari penjelasan
menganai Pengertian Sistem, Sistem Hukum, dan Sistem Hukum Indonesia, Pengertian
Manajemen, Ilmu Hukum, Hukum, Hukum Bisnis, dan Hubungan Manajemen dengan
Hukum Bisnis, Subjek Hukum dan Objek Hukum, Sumber-Sumber Hukum, dan Sistematika
Hukum. Pada penjelasan di Bab II buku ini menjelaskan tentang Hukum Jaminan, Pentingnya
Lembaga Jaminan, Beberapa Pengertian, Jenis Jaminan, dan Lembaga-Lembaga Jaminan di
Indonesia. Pada Bab 3 Kontrak Bisnis (Perjanjian) yang menjelaskan tentang ,Pengertian,
Sprat Sahnya, Asas-asas, dan Sumber hokum Kontrak, Risiko, Wanprestasi, dan Keadaan
Memaksa, Macam-macam kontrak dan lahirnya Kontrak, Perjanjian Menurut Prinsip
Ekonomi Syariah, dan Bentuk control dan Penulisan
Pada Bab 4 Bentuk-Bentuk Organisasi Bisnis yang menjelaskan tentang Pengertian
Usaha, Pengusaha, dan Perusahaan, Sumber Pengaturan, Bentuk-bentuk Organisasi Bisnis,
Pendaftaran Perusahaan, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Pada Bab 5 Merger,
Konsolidasi, Akuisisi, Dan Separasi yang menjelaskan tentang Tujuan Merger, Konsolidasi,
Akuisisi, dan Pemisahan, Pengertian Merger, Konsolidasi, Akuisisi, dan Pemisahan, dan
Kelebihan dan Kekurangan Merger, Konsolidasi, Akuisisi, dan Pemisahan. Pada Bab 6
Kepailitan yang menjelaskan tentang Sejarah Kepailitan, Beberapa Pengertian, Akibat
Dijatuhkannya Pailit, Golongan Orang Berpiutang, Pengurusan,Harta Pailit, Keadaan Hukum
Debitur Setelah Berakhirnya Pemberesan, Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)
dan Pengadilan Niaga.

Pada Bab 7 Paten yang menjelaskan tentang Ruang Lingkup Paten, Permohonan
Paten, Pengalihan dan Lisensi Paten, Pembatalan Paten, Paten Sederhana, dan PCT &TRIPS.
Pada Bab 8 Merek yang menjelaskan tentang Ruang Lingkup Merek, Permohonan

15
Pendaftaran Merek, Pendaftaran Merek, Pengalihan Atas Merek Terdaftar, Merek Kolektif,
Indikasi-Geografis dan Indikasi-Asal, Penghapusan dan Pembatalan Merek dan Sengketa
Merek. Pada BAB 9 HAK Cipta yang menjelaskan tentang Ruang Lingkup Hak Cipta,
Fungsi dan Sifat Hak Cipta, Hak Ekonomis dan Hak Moral, Hak Terkait, Ciptaan Derivatif,
Pendaftaran Hak Cipta, Lisensi, Pelanggaran Hak Cipta dan Ketentuan Pidana. Pada Bab 10
Rahasia Dagang yang menjelaskan tentang Pentingnya Perlindungan Rahasia Dagang, Ruang
Lingkup Rahasia Dagang, Pengalihan Hak dan Lisensi, Sengketa Dagang, Pelanggaran
Rahasia Dagang, dan Ketentuan Pidana.

Pada Bab 11 Asuransi yang menjelaskan tentang Beberapa


Pengertian,Pengaturan,Prinsip-prinsip dalam Asuransi atau Pertanggungan, Bentuk dan Isi
Perjanjian Asuransi atau Pertanggungan dan Risiko dalam Asuransi atau Pertanggungan.
Pada Bab 12 Perlindungan Konsumen Antimonopoli yang menjelaskan tentang Perlindungan
Konsumen dan Antimonopoli dan Persaingan Usaha tidak Sehat. Pada Bab 13 Pasar Modal
yang menjelaskan tentang Beberapa Pengertian, Pengaturan, Jenis-jenis Pasar Modal, Selfflas
tentang Pasar Modal di Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), Bursa Efek,
Perusahaan Efek, dan Lembaga- lembaga Terl(ait dalam Kegiatan Pasar Modal, Reksa
Dana (Investment Fund) dan Proses Go Public Perusahaan dalam kaitannya dengan kegiatan
Pasar Modal. Pada Bab 14 Ketenagakerman yang menjelaskan tentang Perlindungan Pekerja,
Undang-Undang Ketenagakerjaan, Sistem Peradilan Hubungan Industrial (PHI), Organisasi
Pekerja/Buruh. Pada Bab 15 Penyelesaian Sengketa Bisnis yamng menjelaskan tentang
Beberapa Pengertian Sengketa Bisnis, Metode Penyelesaian Sengketa Bisnis dan Lembaga-
lembaga Penyelesaian Sengketa Bisnis dan Bisnis Syariah

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

1. BUKU PERTAMA
a. Kelebihan Buku
 Keunggulan yang terdapat dalam buku ini yakni secara sistematika buku ini sudah
cukup bagus didalam urutannya sitematika pembuatan buku sudah tersusun rapi
dimulai dari judul buku, daftar isi, judul perbab beserta penjelasan dan juga
contohnya dan diakhir buku disajikan daftar istilah dan indeks sehingga pembaca
dapat dengan mudah memahami isi buku.
 Pembahasan dalam buku ini juga menggunakan bentuk kalimat yang tidak terlalu
rumit atau sulit di mengerti sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
 Pada buku ini dilengkapi dengan daftar pustaka Pada Setiap bab nya, sehingga
mempermudah pembaca dalam menemukan refrensi yang lebih rinci pada setiap bab
nya.

16
b. Kelemahan Buku
 Pada buku ini tidak dilengkapi dengan rangkuman setiap bab nya sehingga
mempersulit pembaca dalam mempelajari pembahasan pada setiap bab nya.
 Buku ini juga tidak dilengkapi dengan soal latihan yang berupa kuis pada setiap
akhir bab yang berguna untuk melatih pengetahuan pembaca.
 Adanya kesalahan dalam pengatikan yang dapat mengurangi kelebihan buku.
 Buku ini tidak semenarik covernya. Halaman demi halaman hanya berisikan tulisan
– tulisan panjang tanpa gambar sama sekali. Hanya ada beberapa tabel di dalamnya,
itu pun tidak bisa membuat pembaca mengatasi rasa bosannya dalam membaca buku
ini. Pada setiap halaman buku ini hanya berwarna hitam putih saja (tidak berwarna
sama sekali), terkesan buku zaman dahulu.

2. BUKU KEDUA

a. Kelebihan Buku
 Pembahasan dalam buku ini juga menggunakan bentuk kalimat yang tidak terlalu
rumit atau sulit di mengerti sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
 buku ini yakni secara sistematika buku ini sudah cukup bagus didalam urutannya
sitematika pembuatan buku sudah tersusun rapi dimulai dari judul buku, daftar isi,
judul perbab beserta penjelasan dan juga contohnya dan diakhir buku disajikan
daftar istilah dan indeks sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami isi
buku.
 Pada bagian akhir sebagian besar bab terdapat studi analisis kasus yang dirancang
untuk membantu pembaca menambahkan pemahamannya terhadap teori,konsep dan
panduan yang diberikan pada bab tersebut.

b. Kelemahan Buku
 Adanya kesalahan dalam pengatikan yang dapat mengurangi kelebihan buku.
 Pada buku ini tidak dilengkapi dengan rangkuman setiap bab nya sehingga
mempersulit pembaca dalam mempelajari pembahasan pada setiap bab nya.
 Buku ini juga tidak dilengkapi dengan soal latihan yang berupa kuis pada setiap
akhir bab yang berguna untuk melatih pengetahuan pembaca.

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan isi dari kedua buku dapat diambil kesimpulan bahwa kedua buku
sudah sangat bagus dan sangat cocok dijadikan sebagai peganggan atau referensi bagi
mahasiswa yang ingin memperkaya khazanah tentang ilmu hukum bisnis dan yang ingin
mempelajari lebih dalam tentang pelaku bisnis dan praktisi di bidang hukum dan bisnis.

B. SARAN

 Saran untuk pembaca


Secara keseluruhan isi yang terdapat dalam Kedua buku Hukum Bisnis ini sangat
layak untuk dijadikan buku pegangan bagi mahasiswa atau pembaca karna selain
informasi yang disajikan lengkap penggunaan bentuk kalimat yang tidak rumit juga
memudahkan pembaca memahami maksud kalimat dalam buku tersebut.

 Saran untuk penulis

18
Kedua buku ini sangat bagus,akan tetapi penulis harus lebih memperhatikan
penggunaan kata baku dalam penulisan dan alangkah lebih baiknya penulis menggunakan
kertas yang lebih bermutu sehingga dapat meningkatkan kualitas karyanya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abdul R. Salim, H., & Jalis, A. (2005). Hukum Bisnis untuk Perusahaan. Jakarta:
PRENADA MEDIA.

Imyati, N. S. (2013). Hukum Bisnis : Telaah tentang Pelaku dan Kegiatan Ekonomi. Jakarta:
GRAHA ILMU.

20

Anda mungkin juga menyukai