Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL BOOK REPORT

Mata Kuliah : Komunikasi Bisnis


Dosen Pengampu :

Disusun Oleh

Nama : Reva Santi


Nim : 7172143006

PENDIDIKAN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah memberikan berkat, sehingga penulis dapat menyelesaikan Critical Book review ini
dengan baik untuk memenuhi tugas dari mata kuliah “Komunikasi Bisnis”. Terimakasih juga
penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan tugas ini,
terutama kepada Dosen pengampu

Terlepas dari itu semua, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
dan kesalahan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki tulisan ini ke waktu yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap Critical Book Review ini dapat memberikan manfaat
kepada semua pembaca. Terimakasih.

Medan, Febuari 2019

Reva santi

7172143006
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi CBR 2


1.2 Tujuan CBR 2
1.3 Manfaat CBR 2

IDENTITAS BUKU 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Ringkasan Isi Buku Utama 4

2.2 Ringkasan Isi Buku Pembanding 40

2.3 Kelebihan dan Kelemahan isi buku 47

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 48
3.2 Saran 48
BAB I

PENDAHULUAN

A.Rasionalisasi Pentingnya CBR

Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim di karenakan rendahnya minat baca


masyarakat pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan
ketertarikan minat baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik buku (critical
book report) ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku, baik
berupa buku fiksi ataupun nonfiksi, juga dapat diartikan sebagai karya ilmiah yang melukiskan
pemahaman terhadap isi sebuah buku.

Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu
buku melainkan untuk menjelaskan apaa danya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya
yang akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca
perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku tersebut. Yang lebih
jelasnya dalam mengkritik buku, kita dapat menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari
buku yang bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku.

B.Tujuan Penulisan CBR

1. Menambah pengetahuan tentang suatu pembelajaran dalam setiap buku yang ingin
dijadikan bahan.

2. Melengkapi tugas perkuliahan mata kuliah.

3. Meningkatkan daya analisa dan pengetahuan berkaitan dengan sistem pembelajaran.

4. Menguatkan kemampuan melakukan Critikal book Review.

C. Manfaat CBR

1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau
hasil karya lainnya secara ringkas.

2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.

3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.


4. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama
atau penulis lainnya.

5. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan, isi, dan substansi buku.

IDENTITAS BUKU UTAMA

Judul
Cetakan
Pengarang
Penerbit
Tahun Terbit
ISSBN

Judul
Cetakan
Pengarang
Penerbit
Tahun Terbit
ISSBN
BAB 4

PENULISAN LAPORAN

Arti dan Penggolongan Laporan Bisnis

1. Pengertian Laporan Bisnis

Agar dapat melakukan suatu kegiatan bisnis secara efisien, perusahaan perlu berbagai
macam jenis laporan. Untuk itu, Anda perlu tahu bagaimana membuat suatu laporan bisnis.
Sementara itu, Herta A Murphy dan Herbert W. Hildebrandt dalam bukunya “Effective
Business Communication” menyatakan bahwa laporan bisnis tidak memihak, memiliki tujuan
yang jelas, dan berisi rencana penyajian fakta kepada seseorang atau lebih, dengan tujuan bisnis
tertentu. Atas dasar definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu laporan bisnis mempunyai
berbagai karakteristik seperti netral, tidak berpihak, objektif, menyajikan data, disusun secara
sistematis, menyangkut informasi eksternal maupun internal, biasanya diminta oleh pihak yang
memiliki wewenang yang lebih tinggi, memiliki tujuan yang jelas.

Bagi suatu perusahaan, pada umumnya penulisan laporan bisnis digunakan untuk memenuhi
keperluan, antara lain:

1. Untuk memonitoring dan mengendalikan operasional perusahaan. Misalnya laporan


operasional, laporan kegiatan personal.
2. Untuk membantu mengimplementasikan kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur
yang telah ditetapkan perusahaan. Misalnya: kebijakan penempatan posisi kerja.
3. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan hukum dan peraturan-peraturan yang
berlaku bagi perusahaan. Misalnya laporan pajak, laporan analisis, dampak lingkungan,
laporan ketenagakerjaan (perburuh).
4. Untuk mendokumentasikan presentasi kerja yang yang diperlukan. Misalnya laporan
perkembangan, dan laporan akhir suatu kegiatan.
5. Untuk menganalisis informasi dan memberikan bimbingan bagi pengambilan
keputusan atas masalah tertentu. Misalnya laporan penelitian/riset, laporan
troubleshooting, laporan justifikasi.
6. Untuk memperoleh sumber pendanaan atau membuka bisnis baru. Misalnya: proposal
penjualan.
1. Penggolongan Laporan Bisnis

Laporan bisnis dapat digolongkan kedalam berbagai cara menurut fungsi, subjek,
formalitas, keasliaan, frekuensi, jenis atau penampilan, pelaksanaan proyek dan pelaksanaan
pertemuan. Masing-masing penggolongan tersebut secara rinci dapat dijelaskan berikut ini :

a) Berdasarkan Fungsinya

Berfungsi untuk memberikan informasi dengan menyajikan fakta-fakta dan rangkuman,


tanpa melakukan analisis, menarik kesimpulan, atau memberi rekomendasi. Nama lain untuk
information report adalah laporan perkembangan (progress reports), laporan sementara
(interim report), dan laporan triwulan (quarterly report).

b) Berdasarkan Subjeknya

Suatu laporan dapat dibedakan berdasarkan departemen tempat laporan tersebut


diperoleh. Sebagai contoh adanya laporan akuntansi, laporan periklanan, laporan pengumpulan
kredit, laporan pembelanjaan, laporan asuransi, laporan pemasaran, laporan ekonomi, laporan
produksi, laporan personalia, laporan statistic, dan laporan-laporan teknik.

c) Berdasarkan formalitasnya

Laporan formal pada umumnya berbentuk panjang, lebih dari 10 halaman, dan
mencakup masalah-masalah kompleks. Namun demikian, pengertian “panjang” bervariasi
tergantung pada situasi dan kondisi yang ada.

d) Berdasarkan Keasliannnya

Laporan otoritas adalah suatu laporan yang dibuat atas dasar permintaan atau kuasa dari
komite atau orang lain.

e) Berdasarkan Frekuensinya

Laporan berkala (periodic reports) Laporan dapat disusun secara harian, mingguan,
bulanan, semesteran, atau tahunan. Termasuk dalam laporan berkala, antara lain laporan bursa
saham setiap jam, laporan penjulan setiap hari, laporan biaya setiap minggu, laporan produksi
setiap bulan, laporan komite setiap kuartal, laporan anggaran tahunan. Laporan khusus (special
report) Laporan khusus ditulis ketika ada kebutuhan terhadap suatu informasi yang unik
(khusus) seperti munculnya krisis dalam perusahaan.
f) Berdasarkan Jenisnya
 Laporan Memorandum (periodic report) Laporan yang menggunakan format
memo, yaitu mencantumkan kepada, dari, subjek, dan tanggal.
 Laporan surat (letter report) Laporan surat adalah laporan yang menggunakan
format surat dengan kepala surat yang didalam berisi alamat, salam pembuka,
penutup, tanda tangan dan referens Laporan dalam bentuk cetakan Laporan
dalam bentuk cetakan memiliki judul yang sudah tercetak, intruksi, dan baris-
baris kosong.
 Laporan formal (formal report) Laporan formal biasanya lebih panjang daripada
laporan informal, laporan formal sering juga disebut dengan laporan panjang
(long report).
g) Berdasarkan Kegiatan Proyek

Dalam melakukan seatu proyek, tedapat tiga jenis laporan, yaitu Laporan pendahuluan
(preliminary reports). Mencakup persiapan suatu proyek, hasil yang diharapkan, dan cara
melakukan pelatihan pegawai. Laporan perkembangan (progress reports) mengenai
perkembangan pelaksanaan proyek secara berkala Laporan akhir (final report) mengenai akhir
dari suatu pelaksanaan suatu proyek.

h) Berdasarkan Pelaksanaan Pertemuan

Agenda (agenda) adalah suatu dokumen yang ditulis sebelum pertemuan berlangsung,
mencakup jadwal pelaksanaan dan topik yang akan dibahas dalam pertemuan. Resolusi
(resolation) adalah laporan singkat yang secara formal berisi pengumuman hasil konsensus
suatu pertemuan. Notulen (minutes) adalah laporan resmi dalam suatu pertemuan yang telah
berlangsung, mencakup catatan semua hal yang terjadi dalam pertemuan. Laporan pertemuan
(proceedings) adalah suatu laporan resm, yang cakupan bahasanya luas dan berisi hasil-hasil
pertemuan

2. Persiapan Penulisan Laporan Bisnis


 Pertimbangkan Siapa yang akan Menerima Lporan

Dalam mempersiapkan laporan bisnis, perlu dipertimbangkan berbagai hal yang


berkaitan dengan audiens. Hal ini bertujuan agar laporan bisnis yang ingin disampaikan kepada
audiens dapat mengenai sasarannya.
 Menentukan Ide atau Gagasan

Dalam tahap ini, tuliskan semua ide yang terlintas secara umum. Kemudian buatlah
laporan berdasarkan rencana kerja yang rinci. Untuk beberapa laporan, rumuskan hipotesis
sebagai dasar untuk menentukan informasi apa yang diperlukan.

 Mengumpulkan Bahan yang Diperlukan

Tahap keempat adalah mengumpulkan fakta-fakta yang diperlukan dari sumber-sumber


yang terpercaya. Untuk beberapa laporan mungkin Anda mempunyai data dalam ingatan Anda.
Namun, diperlukan juga mencari data-data tambahan dengan melakukan penelitian.

 Menganalisis dan Menafsirkan Data

Untuk laporan singkat, tahap ini hanya memerlukan waktu yang sangat singkat. Namun
untuk laporan panjang memerlukan waktu yang berlebih. Berusahalah jujur, dan tidak
menguangi atau menambahkan data yang sudah relevan.

 Mengorganisasi Data dan Mempersiapkan Kerangka Akhir

Setelah menganalisis dan menafsirkan data secara hati-hati, Anda dapat mengorganisasi
hasil temuan, dan membuat kerangka akhir. Tetapi, sebelum menyiapkan kerangka, Anda perlu
tahu tubuh laporan dan mempertimbangkan berbagai metode pengorganisasian dan kerangka.

4. Bagian Pokok Laporan Bisnis

Pendahuluan

Dalam bagian pendahuluan sebelas hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain :

 Pemberi kuasa adlah orang yang meminta laporan.


 Layout atau rencana presentasi menceritakan pada pembaca apa saja yang akan dibahas
dalam laporan bisnis.
 Masalah biasanya didefisinikan pada awal-awal bab pendahuluan sebelum maksud
atau tujuan laporan bisnis dinyatakan.
 Maksud penulisan laporan bisnis harus tampak dalam bagian pendahuluan. Elmen
tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam suatu laporan bisnis. Istilah lain
yang serupa antara lain : tujuan, misi, strategi , atau sasaran.
 Ruang lingkup berkaitan dengan cukup luas cangkupan atau batas suatu pokok bahasa
untuk sebuah laporan bisnis.
 Meteologi menacu pada metode pengumpulan informasi. Dapat memperoleh data
dengan membaca bahan-bahan diperpustakaan atau melakukan wawan, survei, atau
eksperimen.
 Sumber-sumber primer atau skunder jadwal indosiar meliputi antara lain : publikasi (
majalah, jurnal, surat kabar), catatan perusahaan, catatan memo, dan sebagainya.
 Latar belakang dari situasi yang sedang diteliti kadang kita dimasukkan, jika pembaca
perlu latar belakang informasi untuk memperoleh gambaran menyeluruh dan
pemahaman yang jelas terhadap suatu pokok bahasan.
 Definisi istilah perlu dicantumkan jika anda menggunakan istilah yang memiliki
beberapa tafsiran. Anda harus menjelaskan kepada pembaca definisi yang anda
maksudkan.
 Keterbatasan seperti dalam hal dana, waktu, sistem peneliti, atau data yang tersedia.
Seseorang penulis tidak perlu malu-malu untuk menyebutkan beberapa keterbatasan
yang ada sebelum melakukan penelitian lebih lanjut.
 Rekomendasi menjelaskan tentang keputusan yang perlu dilaprkan didalam suatu
laporan bisnis, misal keputusan antara pembeli mesin baru atau mesin setengah pakai..
karena pembaca membaca secara rinci dalam laporan, ia tahu bagaimana fakta yang
ada berpengaruh terhadap keputusan yang diambil.

Untuk lapran singkat, bebrapa unsur tersebut dapat digabungkan menjadi satu atau dua
paragraf dengan atau tanpa judul “Pendahuluan”. Bahakan dalam laporan berkala, judul
pendahuluan dapat dihilangkan, bila setiap periode sama dan pembaca telah mengetahuinya.

B. Organisasi Tubuh Laporan Bisnis

1. Cara Menyusun Tubuh Laporan Bisnis


a. Cara deduktif Dalam suatu laporan panjang, pembaca biasanya lebih suka
menggunkan cara deduktif karena memberikan kepada pembacanya suatu
gambaran yang cepat sebelum mereka mengetahui secara lebih rinci. Secara
umum, anda dapat menggunkan cara deduktif jika pembaca anda memiliki
karakterisitik sebagai berikut
b. Cara induktif Menjelaskan fakta-fakta yang ada sebelum ide pokok, kesimpulan
atau rekomendasi dikemukakan. Dan menyajikan fakta-fakta seta bahan-bahan
pendukung lainnya, sebelum sampai pada bagian kesimpulan atau rekomendasi.

2. Cara menyusun Teks Laporan Bisnis

Salah atu tugas paling rumit dalam mebuat laporan bisnis adalah memutuskan cara
terbaik untuk menyusun fakta –fakta yang tersedia sehingga terbentuk bagian teks laporan
bisnis. Dapat mengembangkan tek dengan cara-cara berikut.

a) Membuat Topik-topik atau kriteria


Merupakan hal yang umum dalam mebuat suatu laporan. Judul utama mungkin
menggunkan kriteria standar, faktor-faktor pemecahan masalah, manfaat, atau
karakterisitik.
b) Menyusun urutan suatu peristiwa atau kejadian-kejadian
Pembuatan agenda, program konvensi, dan laporan perkembangan dapat
menggunakan aturan secara kronologis. Periode waktu, seperti tanggal, bulan,
atau tahun, jam, dan musim akan sesuai dengan pppokok pembahsan.
c) Mendeskripsikan Lokasi atau Tempat
Bermafaat untuk mendeskripsikan lokasi atau tempat, apakah mereka di rumah,
pabrik, pusat perbelanjaan, perusahaan internasional dengan cabang-cabangnya
yang tersebar secara geografis ke berbagia penjuru dunia.
d) Menjelaskan suatu Proses Prosedur
Cara pengembangan ini hampir sama dengan pendekatan kronologis Metode ini
menelusiuri tahpan-tahapan, katakanlah suatu tahap kebijakan-kebijakan, operasi
mesiin , tahapan prosedur melakukan tabungan atau penarikan simpanan.
e) Menyusun Urutan Tingkat Pentingnya secara Alfabet
Pada urutan pertama menunjukkan ide-ide , kejadian-kejadian atau topik yang
paling penting, selanjutnya baru yang kurang penting, atau tidak penting.
f) Menyusun urutan Tingkat Formalitas
Cara menjadikan hal-hal yang paling sederhana atau familier kemudian
meningkat ke yang lebih kompleks atau yang kurang familier. Hal ini disebabkan
oleh adanya kecendrungan. Anda akan lebih mudah memahami hal-hal yang
sudah diketahui sebelumnya dari pada yang tidak atau belum diketahui.
g) Menyusun Sumber-sumber yang Digunakan
Metode ini kurang diminati, kecuali Anda yakin bahwa pembaca sangat tertarik
terhadap sumber informasinya. Anda dapat menggunakan cara ini jika, misalnya,
anda melaporkan seorang ahli yang berpidato di gedung pertemuan pada
perusahaan anda dan anda diminta untuk hadir.
h) Pemecahan Masalah
Cara yang populer ini membahas masalah terlebih dahulu, kemudian diikuti
dengan cara pemecahan masalahnya. Cara ini umum digunakan untuk
mengorganisasi suatu presentasi yang bersifat persuasi.

3. Metode Kerangka

Sebelum menulis laporan, kerangka membantu untuk melihat hubungan di antara topik,
membandingkan proporsi dan judul, mengecek keterkaitan keseluruhan dalam suatu susunan
yang logis, dan menghilangkan tumpang tindih.

a. Jenis-jenis Judul

Dalam penulisan laporan, jenis-jenis judul dapat digolongkan ke dalam 4 judul judul
topik, judul kalimat lengkap, judul kalimat imperatif, dan judul varian. Judul topik merupakan
judul yang paling familier atau umum.

b. Format Kerangka

Kerangka singkat/pendek, yaitu hanya tiga atau empat judul dan subjudul. Sedangkan
untuk kerangka panjang, dapat menggunakan salah satu dari ketiga cara yang tersedia.

c. Pararelisme dalam Judul

Semua judul harus pararel, artinya mempunyai tingkat yang sama dalam setiap bagian
kernagka. Ini berarti bahwa judul harus mempunyai bentuk gramatikal yang sama, seperti
semua merupakan kata benda, frase, atau kalimat.

C. PENULISAN LAPORAN SINGKAT

1. Karakteristik Laporan Singkat


Kebanyakan laporan singkat (short/brief report) hanya mencakup materi pendukung
yang relative sedikit bagi pencapaian komunikasi yang efektif. Laporan singkat itu sendiri
dapat berbentuk memo ataupun surat yang terdiri atas satu atau dua halaman.

Laporan singkat mencakup beberapa elemen penting dalam suatu laporan formal, antara lain :

 Gaya penulisan pribadi yang menggunakan gaya penulisan orang pertama atau kedua.
 Grafik untuk lebih menekankan tulisan.
 Judul dan sub-subjudul dalam tubuh laporan.
 Format memo atau surat.
 Perencanaan Laporan Singkat

MEMBUAT LAPORAN BISNIS YANG BAIK

Akurat

Hal pertama yang perlu diperhatikan oleh seorang penulis laporan bisnis adalah bagaimana
mengatakan suatu kebenaran. Beberapa hal berikut ini akan membantu mengatasi
kemungkinan terjadinya distorsi :

a. Jelaskan fakta atau peristiwa yang terjadi secara konkret.


b. Laporkan semua fakta yang relevan.
c. Tempatkan fakta yang ada dalam suatu perspektif.
d. Berikan bukti-bukti terhadap kesimpulan yang Anda buat.
e. Sajikan hanya bukti yang valid dan mendukung kesimpulan Anda.
f. Jaga bias pribadi Anda dalam suatu laporan.

2. Keputusan yang Baik

Laporan bisnis yang dibuat tidak hanya digunakan pihak intern saja, tetapi juga pihak ekstern
organisasi. Pembaca akan merasa senang membaca suatu laporan yang mencakup lima hal
berikut :

a. Adanya ide pokok pada permulaan suatu laporan.


b. Melihat fakta-fakta yang tersedia.
c. Menerima uraian atau cerita secara menyeluruh.
d. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
e. Mempelajari sesuatu yang dapat membuat pekerjaan atau tugas-tugas mereka menjadi
lebih mudah.

3. Format, Gaya, dan Organisasi yang Responsif

Sebelum menulis, Anda harus memutuskan apakah akan menggunakan format surat, memo,
atau manuskrip; apakah menggunakan gaya formal atau informal. Dalam hal ini, ajukan diri
Anda sendiri pertanyaan berikut.

a. Siapa yang berinisiatif yang membuat laporan?


b. Apakah subyek yang akan dimasukan ke dalam laporan?
c. Kapan suatu laporan dibuat?
d. Ke mana laporan akan dikirim?
e. Mengapa suatu laporan dibuat?
f. Bagaimana sikap pembaca?

D. Perencanaan Laporan Singkat

1. Penentuan Format dan Panjang Laporan

Umumnya, dalam berbicara Anda kurang memiliki fleksibilitas terhadap format dan
panjangnya suatu laporan. Pembaca sebaiknya tahu tujuan penulis laporan sehingga mereka
dapat menentukan apa yang ingin mereka ketahui, berkaitan dengan materi yang diajukan, dan
format penyajian seperti apa yang mereka inginkan. Berdasarkan informasi ini, penulis dapat
dengan mudah memilih format laporan diantara empat pilihan berikut ini.

 Preprinted Bentuk sebelum di cetak (preprinted) pada dasarnya digunakan untuk


mengisi laporan yang kosong.
 Surat Format surat dapat digunakan untuk laporan yang jumlah halamannya lima atau
kurang, dan ditujukan kepada pihak luar organisasi.
 Memo Format yang paling umum untuk laporan singkat yang digunakan untuk
kepentingan pihan intern organisasi. Memo mencakup beberapa hal berikut : tanggal,
kepada, dari, dan subyek.
 Manuskrip Laporan yang memiliki beberapa halaman sampai ratusan halaman
memerlukan suatu pendekatan formal. Oleh karena panjangnya, format manuskrip
memerlukan lebih benyak komponen lebih banyak komponen baik sebelum teks
maupun setelah teks.

Penentuan Struktur Dasar

Ada tiga masalah yang muncul dalam menentukan struktur dasar, yaitu :

 Informasi apa yang seharusnya dimasukan?


 Pendekatan psikologis apa yang sesuai dengan pembaca tertentu?
 Metode apa yang akan Anda gunakan agar materinya jelas dan meyakinkan?

E. Pengorganisasian Laporan Singkat

 Laporan Periodic (berkala)

Laporan periodic adalah suatu laporan internal yang menjelaskan apa yang terjadi dalam
suatu departemen atau divisi selama periode tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan
suatu gambaran bagaimana sesuatu dapat berjalan sehingga manajer dapat mengikuti
perkembangan dan dapat melakukan koreksi bila perlu. Kebanyakan laporan disusun
berdasarkan urutan :

(1) Peninjauan atas tanggung jawab rutin;

(2) Diskusi/pembahasan proyek khusus;

(3) Rencana periode yang akan datang;

(4) Analisis masalah/problem.

 Laporan Aktifitas Personal (Individu)

Suatu laporan aktivitas personal berisi suatu deskripsi individual terhadap apa yang
terjadi selama suatu konverensi, konvesi, atau dalam perjalanan. Laporan ini dimaksudkan
untuk menginformasikan kepada manajemen terhadap setiap informasi yang penting. Biasanya
ditulis dengan format memo, disusun secara kronologis atau atas dasar topic-topik yang
menggambarkan minat pembaca.

2. Pengorganisasian Laporan analitikal


Laporan analitikal dirancang untuk melakukan persuasi kepada pembaca agar dapat
menerima suatu kesimpulan atau rekomendasi. Umumnya ditulis untuk memberikan tanggapan
terhadap munculnya kondisi-kondisi tertentu yang terjadi dalam suatu organisasi.

 Laporan Justifikasi
 Usulan Bisnis Baru dan di Luar Klien,
 Laporan Troubleshooting, suatu laporan troubleshooting adalah dokumen yang
berorientasi kepada keputusan yang disusun untuk kepentingan manajemen puncak.

F. Penulisan Laporan Formal

 Apa yang ditentukan ?


 Mengapa masalah tersebut penting ?
 Siapa yang terlibat dalam siatuasi tersbeut ?
 Dimana munculknya suatu msalah ?
 Kapan Masalh itu muncul ?
 Bagaimana Situasinya ?

G. Kerangka Untuk Analisis

 Mengembangkan Struktur yang Logis


 Aturan Pembagian

H. Melakukan Penelitian

a. Dokumen

b. Observasi

c. Survey

BAB 6
Tujuh Pilar Komunikasi Bisnis

A. Tujuh Pilar Komunikasi Bisnis


a. Pemahaman terhadap proses komunikasi
b. Penggunaan pikiran
c. Memahami Bahasa
d. Kejelasan Pesan
e. Daya Pesan
f. Kelengkapan pesan
g. Keinginan baik

B. Proses Strategi Komunikasi Bisnis


1. Asking : sebagai ahli komunikasi, kita sering melupakan tindakan yang harus dan
diperlukan agar proses komunikasi berjalan dengan tepat dan efektif.
2. Telling. Sebelum kita menjadi emngerti, kita harus terlebih dahulu mentransimisikan
atau mengirim pesan kita
3. Listening : Mendengarkan apa yang disampaikan
4. Understanding : Mendengar dengan pemikiran dan juga perasaanya.

C. Tanggung Jawab Manajer Dalam Komunikasi Bisnis

Manajer profesional merencanakan untuk membuat orangnya selalu mendapatkan


informasi dengan mengatur periode yang pasti di interval regular, selama ia memimpin diskusi
kelompok dan diskusi dengan seseorang untuk menjalankan tanggung jawabnya dalam
komunikasi.

D. Penyebab Kegagalan Komunikasi Bisnis


Kegagalan komunikasi muncul adalah sering sekali karena “tidak adanya saling
pengertian”. Kita gagal untuk mengerti pemikiran dan perasaan orang lain. Mereka tidak
mengerti hal yang kita maksud dan hal yang kita tuju.
E. Operasional Komunikasi Bisnis

Enam elemen utama dalam komunikasi

o Sender/Pengirim Pesan
o Receiver/Penerima Pesan
o Message/Pesan
o Channel/Saluran
o Feedback/Umpan Balik
o Perception/Persepsi
o Process Encoding

2. Prinsip Komunikasi
1. Principle of line Loss
2. Principle Of Emotional Apperal
3. Principle Of Application
4. Kterampilan dalam berkomunikasi
5. Keterampilan dalam mengirim
6. Keterampilan dalam menerima
7. Proses Pembagian informasi
8. Berbicara secara efektif
9. Kemampuan mendengar

BAB 7

RAPAT BISNIS

A. Pengertian Rapat Bisnis.

Pada dasarnya, istilah rapat tentu bukanlah hal yang asing dalam dunia bisnis maupun
nonbisnis, baik yang bersekala kecil, menengah, atau besar. Rapat yang mereka selenggarakan
pada umumnya melibatkan dua orang atau lebih untuk membahas sesuatu. Oleh karena itu
pengertian Rapat Bisnis (business meeting) adalah sebagai bentuk pertemuan dua orang atau
lebih disuatu tempat, baik didalam maupun diluar kantor untuk membahas hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan bisnis tertentu.

Perbedaan Rapat Bisnis dengan Rapat Non-Bisnis.


Apa yang membedakan antara Rapat Bisnis dengan Rapat Non-Bisnis (nonbusiness
meeting)! Salah satu factor yang membedakan rapat bisnis dengan rapat non-bisnis adalah
tujuan atau orientasi penyelenggaraan sebuat pertemuan. Dalam dunia ini rapat bisnis tentu
orientasi atau tujuan nya adalah bisnis yaitu dengan memperoleh keuntungan (laba), disamping
itu rapat bisnis umumnya bersifat resmi atau formal dan cenderung protokoler seremonial.

Sedangkan non-bisnis orientasi atau tujuannya adalah untuk tujuan kemasyarakatan,


peningkatan pelayanan kesehatan, dan pendidikan. Berdasarkan sifatnya rapat non-bisnis
bersifat formal dan tidak formal.

B. Tujuan Rapat Bisnis


 Berbagi Informasi
 Penjajakan ide/Gagasan
 Evaluasi ide/ Gagasan
 Pengambilan keputusan
 Membuat dokumen
 Memotivasi Peserta

C. Jenis-Jenis Rapat.

Oliver Serrat dalam Conductin Effective Meetings mengelompokan rapat ke dalam lima jenis,
antara lain:

1. Pengarahan (Briefing)

Briefing sering disebut juga sebagai rapat pengarahan (direct atau instruct meeting).
Dalam briefing pimpinan rapat cenderung hanya menyampaikan informasi atau memberikan
arahan, perintah kepada karyawan dalam suatu perusahaan untuk melakukan atau
menyelesaikan suatu tugas tertentu. Disamping itu briefing juga dimaksudkan untuk
mengingatkan kembali para karyawan tentang peran, tugas, dan tanggung jawab mereka dalam
menjaga dan mengembangkan perusahaan kedepan.

2. Rapat konsultasi (advisory meeting)


Rapat konsultasi ini disebut juga sebagai suatu rapat berbagai informasi (sharing
information) kepada pihak lain. Dalam rapat tersebut dimaksudkan terjadi suatu proses untuk
saling member dan menerima ide, gagasan, pandangan, keluhan atau masukan dari pihak lain.

3. Rapat komite (commite meeting)

Rapat komite merupakan suatu bentuk pertemuan sekelompok orang yang memiliki
latar belakang profesi atau pekerjaan yang berbeda-beda untuik memutuskan suatu masalah
tertentu berdasarkan keputusan suara terbanyak (voting). Kelompok yang ada dalam rapat ini
memiliki otoritas, kompromi, dan resolusi.

4. Rapat dewan (council meeting)

Rapat dewan merupakan pertemuan yang terdiri atas sekelompok orang dengan latar
belakang minat yang berbeda-beda untuk memutuskan masalah tertentu dengan cara mencari
consensus bersama diantara mereka. Mengingat bahwa diantara peserta yang ada dalam rapat
tersebut tentu memiliki ide, cara dan pandangan yang mungkin berbeda dengan peserta yang
lain, dengan kata lain ada jalan panjang dan berliku menuju sebuah keputusan consensus
bersama.

5. Negosiasi (negotiation)

Dalam dunia bisnis yang selalu dinamis, tentu permasalahan negosiasi tak dapat
dihindari. Negosiasi bukanlah monopoli perusahaan yang bersekala menenah dan besar.
Bahkan pada perusahaan bersekala kecil dan menengah pun terjadi proses negosiasi dalam
dunia bisnis mereka. Pada dasar nya dalam proses negosiasi terdapat sekelompok orang yang
memiliki kepentingan, maksud dan tujuan yang berbeda-beda. Melalui proses negosiasi
diantara mereka diharapkan dapat diperoleh suatu titik temu atau kesepakatan dengan cara-cara
yang saling menguntungkan semua pihak.

D. Perencanaan Rapat Bisnis

Ada beberapa cirri tentang bagaimana mendisain sebuah agenda rapat bisnis yang baik,
antara lain:

 Cantumkan tanggal, tempat, waktu mulai, dan waktu selesai.


 Cantumkan rumusan tujuan atau maksud rapat.
 Cantumkan siapa saja yang hadir.
 Daftar topic yang akan dibahas.
 Alokasi waktu untuk setiap topic yang dibahas.
 Bahan-bahan bagi peserta yang harus diselesaikan sebelum rapat dimulai.
 Bahan-bahan rapat dibagikan kepada setiap peserta rapat bisnis selambat-lambatnya
seminggu sebelum rapat bisnis diadakan.

Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan dengan baik, khususnya bagi
anda yang bertugas sebagai panitia penyelenggara rapat bisnis, antara lain:

1. Undangan.

Undangan rapat bisnis bagi peserta sebainya diedarkan beberapa hari sebelum rapat
bisnis berlangsung, misalnya seminggu sebelumnya dan dilengkapi dengan bahan-bahan yang
akan dibahas dalam rapat bisnis tersebut. Hindari penyampaiyan rapat bisnis secara mendadak
, misalnya sehari sebelum pelaksanaan rapat bisnis tanpa dilengkapi dengan bahan atau materi
yang akan dibahas dalam rapat bisnis tersebut.

2. Waktu dan tempat.

Waktu dan tempat pelaksanaan rapat bisnis perlu dipastikan terlebih dahulu sebelum
undangan diedarkan keseluruh peserta rapat. Dalam hal ini waktu menunjukan tanggal, bulan,
tahun dan jam berapa rapat bisnis dilaksanakan. Sedangkan mengenai tanggal pelaksanaan nya
rapat bisnis perlu dicantumkan secara jelas dan terinci. Misalnya; tempat pelaksanaan rapat
bisnis diruang arjuna wiwaha, lantai 2 hotel permata indah, jalan kusuma bangsa no. 223 telp.
(0271)123456 Sukarta 57126.

3. Berapa lama waktu rapat bisnis.

Dalam hal ini menujuk pada waktu mulai dan berakhirnya rapat bisnis. Penetapan
waktu akan dimulainya dan berakhirnya sebuah rapat tentu sangat penting artinya bagi para
peserta rapat bisnis. Sebagai contoh, dalam undangan dicantumkan dengan jelas bahwa rapat
bisnis akan berlangsung mulai jam 08:00 hingga jam 16:00.

4. Pembawa acara.

Adakalanya, pembawa acara (MC) diperlukan untuk memandu rapat bisnis agar
berjalan dengan lancar, pembawa acara harus memahami dengan baik sebuah agenda rapat
bisnis.

5. Ketua panitia penyelenggaraan.


Pada umumnya, ketua panitia memberikan laporan atas pelaksanaan rapat bisnis.
Misalnya, maksud dan tujuan rapat bisnis, jumlah peserta dan bidang fungsional (misalnya;
departemen pemasaran, produksi, keuangan, sumber daya manusia dan teknologi informasi).

6. Jumlah peserta.

Perlu dipastikan jumlah peserta rapat bisnis yang akan diundang dalam rapat bisnis
tersebut. Kepastian jumlah peserta tentu berkaitan erat dengan jumlah kursi yang harus
disiapkan, bahan-bahan rapat bisnis, kamar penginapan yang disediakan (bila harus menginap
dihotel), dan konsumsi yang harus disediakan bagi para peserta rapat bisnis.

7. Peserta yang diundang.

Peserta rapat bisnis bisa berasal dari berbagai devisi, departemen, atau bagian dalam
dan luar perusahaan. Dalam hal ini perlu dipastikan nama peserta dan jabatan fungsional dalam
suatu perusahaan, misalnya: Sdr. Muhammad Rifai Hidayat jabatan fungsionalnya sebagai
manajer pemasaran dari luar perusahaan atau Sdr. Ridho Amirudin sebagai manajer produksi
dari dalam perusahaan.

8. Orang yang membuka atau menutup rapat bisnis.

Pada umumnya, pimpinan tertinggi suatu perusahaan, departemen atau divisi


fungsional diberi kesempatan untuk membuka dan menutup acara resmi agenda rapat bisnis,
namun dalam praktiknya pejabat yang diundang untuk membuka dan menutup suatu rapat
bisnis dapat dilakukan pejabat yang berbeda. Hal ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi
yang terjadi pada saat itu.

9. Narasumber.

Penunjukan siapa yang diminta menjadi narasumber (presenter) dalam rapat bisnis
sangat tergantung pada keputusan pihak manajemen internal perusahaan, apakah nara
sumbernya berasal dari luar perusahaan atau dari dalam perusahaan. Siapa saja yang diminta
menjadi nara sumber atau yang akan menyampaikan materi rapat bisnsi tentunya adalah para
professional atau para ahli dibidannya.

10. Alokasi waktu untuk narasumber.

Pada umumnya, dalam rancangan agenda rapat bisnis sudah dicantumkan dengan jelas
berapa waktu untuk masing-masing nara sumber yang akan menyampaikan materinya dalam
rapat bisnis tersebut, dan berapa waktu yang disediakan untuk sesi Tanya jawab.
11. Waktu istirahat.

Agenda rapat bisnis seharus nya sudah memperhitungkan waktu khusus untuk
beristirahat, sholat dan makan siang, atau makan malam. Waktu istirahat sangat diperlukan
bagi para peserta untuk menyegarkan kembali energy yang terkuras selama berjam-jam disalam
ruang rapat bisnis. Pikiran yang sear diharapkan dapat membantu memunculkan ide-ide yang
segar dan cerdas bagi kemajuan perusahaan kedepan.

12. Presensi peserta.

Petugas yang diberi tugas untuk mengecek presensi (kehadiran) peserta sudah
selayaknya dating lebih awal disbanding dengan peserta rapat bisnis. Dalam hal ini tetugas
presensi sudah menyiapkan semua daftar peserta dengan benar, baik jumlah maupun penulisan
nama nya.

13. Akomodasi.

Petugas yang menangani bidang akomodasi rapat bisnis berperan penting dalam
kesuksesan sebuah rapat bisnis, dalam hal ini bidang akomosdasi mencangkup kesiapan
penginapan dan konsumsi bagi peserta rapat bisnis.

14. Sound system.

Sebelum kegiatan rapat bisnis berlangsung, patikan semua komponen sound system
berfungsi dengan baik dan tidak ada yang bermasalah. Pastikan bahwa mikrofon bagi
narasumber dan peserta berfungsi dengan baik. Patikan tata suara dalam ruangan berfungsi
dengan sangat baik, tidak ada suara feedback atau gema.

15. Computer portable, LCD projector dan flip charts.

Diera teknologi dan informasi yang semakin pesat, ketersediaan computer portable
(laptop), LCD projector, dan flip charts untuk penyelanggaraan rapat bisnis sudah menjadi
kebutuhan bagi para pelaku bisnis.

16. Fasilitas pendukung lain nya.

Fasilitas pendukung yang sebainya disiapkan oleh panitia penyelenggaraan tempat


bisnis adalah ketersediaan kamar kecil (toilet) dan mushola. Hal ini karna kegiatan rapat bisnis
berlangsung cukup lama, maka ketersediaan fasilitas kamar kecil dan musholah akan sangat
membantu kebutuhan para peserta rapat bisnis tersebut.
E. Pelaksanaan Rapat Bisnis

1. Gaya persegi empat (Boardroom style) Susunan tempat duduk yang berbentuk/gaya
persegi empat (boardroom style) dapat digunakan untuk rapat bisnis denan jumlah
peserta rapat bisnis yang relative terbatas.
2. Bentuk huruf “U” (“U” Shape Style) Susunan tempat duduk yang berbentu huruf “U”
(U shape) lebih sesuai digunakan untuk jumlah peserta yang lebih banyak dari pada
bentu persegi empat.
3. Gaya ruang kelas (classroom style) Susunan tempat duduk yang bergaya ruang kelas
(classroom style) dapat digunakan untuk rapat bisnis yang dihadiri oleh para peserta
rapat bisnis dalam jumlah yang bisa mencapai ratusan orang.
4. Gaya melingkar (circular style) Susunan gaya tempat duduk dengan gaya melingkar
(circular style) memberikan peluar interaksi antar peserta menjadi lebih baik dan dalam
jumlah yang relative sedikit.

Selain itu, susunan (layout) tempat duduk juga dapat disusun dalam berbagai gaya
(bentuk) lain,

5. Gaya chevron (chevron style) tempat duduk pada gaya ini pada dasarnya memberikan
keleluasaan bagi audiens untuk dapat lebih memuaskan perhatian atau focus pada
pembicara yang berada didepan. Susunan tempat duduk pada gaya ini berbentuk huruf
“V”.
6. Gaya modifikasi (modified style) Tempat duduk dengan gaya seperti ini sama dengan
gaya chevron, hanya perbedaannya menempatkan barisan tempat duduk di sisi tengah
antara sisi sebelah kiri dan sisi sebelah kanan, secara umum tampilannya masih
berbentuk huruf “V”.
7. Gaya setengah melingkar (semi-circular style) Tempat duduk seperti ini pada dasarnya
memberikan keleluasaan bagi pembicara untuk bisa berinteraksi dengan audiensnya
lebih dekat.
8. Gaya kelompok (cluster style) Tempat duduk seperti ini biasanya disusun berdasarkan
kelompok-kelompok kecil dimana audiens duduk dikursi yang telah disusun secara
melingkar.
BAB 8

WAWANCARA KERJA DAN PRESENTASI BISNIS

A. PENGERTIAN WAWANCARA KERJA

Wawancara merupakan salah satu cara yang sangat penting bagi suatu perusahaan
untuk menjaring pelamar yang ada. Jumlah pelamar pada umumnya jauh lebih banyak daripada
posisi atau lowongan yang tersedia. Oleh karena itu, dibutuhkan alat penyaring/ alat seleksi
yang dapat menemukan orang-orang yang cocok untuk menempati posisi tersebut.

Sedangkan menurut Dwyer (2003:474), wawancara merupakan alat untuk


mengumpulkan informasi atau pertukaran informasi. Wawancara, merupakan percakapan yang
terencana dengan tujuan tertentu, yang melibatkan dua orang. Bahkan, menurut bovee dan Thill
(1983:415), setiap dua orang bertemu untuk mendiskusikan suatu masalah, berarti mereka
terlibat dalam suatu wawancara.Suatu wawancara melibatkan pewawancara (interviewer) dan
orang yang diwawancarai (interview). Agar wawancara dapat berhasil baik, infornasi harus
mengalir dengan baik diantara mereka. Oleh karena itu ketrampilan dan pemahaman mengenai
proses wawancara menjadi penting bagi keduanya.

B. MACAM-MACAM WAWANCARA

Ada beberapa jenis wawancara jika ditinjau dari tujuan atau sipat yang lainnya . menurut
tujuannya, wawancara terdiri dari :

1. The employment interview

The employment interview adalah wawancara yang dijalankan dengan suata maksud
yang berhubungan dengan employmnet. pada umumnya, wawancara ini ditujukan untuk
mendapatkan gambaran sampai dimana sifat – sifat yang dipunyai oleh seseorang terhadap
kriteria yang diminta oleh suatu employment .

2. Informational interview

Informational interview adalah wawancara yang ditujukan untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan .


3. Administrative interview

Administrative interview adalah wawancara dijalankan untuk keperluan


administrasi.misalnya untuk kesejahteraan organisasi atau untuk mendapatkan perubahan
perubahan di dalam tindakannya (changes in behavior).

4. Counseling interview

Counseling interview adalah wawancara yang dijalankan untuk keperluan counseling.


Wawancara ini hkas digunakan dalam proses counseling.

Menurut jumlah informan (orang yang diwawancara), wawancara dapat dibedakan memjadi 2,
antara lain :

1. Wawancara perorangan (individual)

2. Wawancara kelompok.

Menurut peranan yang dimainkan, wawancara dapat dibedakan menjadi 3 macam, antara lain:

1. The nondirective interview

The nondirective interview adalah wawancara yang digunakan dalam proses counseling

2. The focused interview

The focused interview adalah wawancara yang di tujukan kepada orang orang tertentu
yang mempunyai hubungan dengan objek objek yang di selidiki .

3. The repeated interview

The repeated interview adalah wawancara yang berulang . wawancara ini terutama
digunakan untuk mengikuti perkembangan tertentu , terutama proses sosial.

Menurut sifatnya wawancara dibedakan menjadi 4 yaitu:

 Wawancara langsung,
 Wawancara tidak langsung,
 Wawancara insidental,
 Wawancara berencana

C. BAGIAN BAGIAN WAWANCARA


Pada dasarnya, metode wawancara ini terdiri dari beberapa bagian. Bagian bagian tersebut,
antara lain :

1. Permulaan atau pendahuluan wawancara

Wawancara tahap awal sering disebut wawancara pendahuluan(preliminary interview).


Bagian ini lebih ditujukan untuk menciptakan hubungan yang baik antara pewawancara
dengan informan, serta biasanya diisi dengan penyampain maksud dan tujuan dari wawancara
itu sendiri.

2. Inti wawancara

Bagian ini merupakan bagian yang ditujukan untuk mencapai maksud dan tujuan
wawancara. Apabila maksud dari wawancara adalah untuk mengumpulkan data latar belakang
sosial maka maksud tersebut harus dapat tercapai pada bagian ini.

3. Akhir wawancara

Bagian ini untukmengakhiri jalannya wawancara. Wawancara dapat ditutup dengan


melakukan penyimpulan tentang apa yang telah dibicarakan (misalnya, dalam counseling
interview). Kadang-kadang wawancara ditutup dengan menentukan waktu lebih lanjut.

D. PERSIAPAN WAWANCARA

Mengingat pentingnya wawancara dalam memasuki dunia kerja,sudah selayaknya


pelamar mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Berikut merupakan berbagai hal yang
perlu diperhatikan saat melakukan wawancara kerja:

 Datang tepat pada waktunya


 Bersikap yakin
 Siapkan sertifikat diploma, surat-surat penghargaan, atau berkas penting lainnya
 Berpakaian yang rapi dan sopan
 Bersikap tenang
 Ketuk pintu sebelum memasuki ruang wawancara, kecuali jika ada yang menganta
 Tersenyumlah, tetapi jangan tersenyum terus
 Tunggu sampai dipersilakan duduk, atau jika tidak dipersilahkan, mintalah izin untuk
duduk
 Ingat nama pewawancara dengan benar
 Tataplah pewawancara saat berbicara
 Tunjukkan kemampuan diri tetapi jangan berlebihan
 Perhatikan pertanyaan pewawancara dengan baik
 Bicaralah dengan jelas
 Atur nada suara
 Tunjukkan minat dan kesungguhan
 Bersikaplah jujur

Beberapa hal – hal yang juga perlu diperhatikan saat melakukan wawancara kerja:

(1)Jangan datang terlambat

(2)Jangan kelihatan kesal karena sudah menunggu lama

(3)Jangan datang untuk wawancara tanpa persiapan

(4)Jangan berpenampilan berlebihan

(5)Jangan membawa tas belanja atau yang sejenisnya

E. CARA MENGENALI PEKERJAAN DAN PERUSAHAAN

Sebelum melakukan wawancara, perlu dicari berbagai informasi yang berkaitan dengan
pekerjaan yang dilamar dan perkembangan perusahaan yang bersangkutan. lnformasi dapat
diperoleh dari berbagai publikasi resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut, baik yang
berbentuk jumal, majalah, bulletin, atau internet. Pada era informasi ini, pencarian informasi
mengenai perusahaan bukanlah hal yang sulit. Wawancara sebagai bentuk komunikasi dua arah
(two-way communication) merupakan kesempatan yang baik bagi pelamar untuk menanyakan
secara langsung berbagai hal mengenai pekerjaan dan perusahaan kepada pewawancara.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan antara lain:

(1)Apa tugas dan tanggung jawab dari pekerjaan yang dilamar

(2)Bagaimana kebijakan perusahaan mengenai promosi

(3)Bagaimana kesempa|an berkembang dalam perusahaan


(4)Apakah tersedia program pelatihan bagi pegawai baru

(5)Apa yang menjadi produk unggulan perusahaan

(6)Siapa pesaing utama perusahaan

F. PERTANYAAN PENTING DALAM WAWANCARA

Dalam wawancara, bertagai pertanyaan akan diajukan kepada pelamar sehingga


pelamar harus benar-benar mempersiapkan diri agar bisa menjawab semua pertanyaan yang
diajukan dengan baik dan benar. Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara bisa berkaitan
dengan pekerjaan yang dilamar, program pelatihan dan pendidikan yang pernah diikuti,
pengalaman kerja, pergaulan antarsesama, penilaian kepribadian, hobi, kepnbadian, latar
belakang keluarga, dan tujuan karier. Berikut berbagai contoh pertanyaan yang sering
dilakukan dalam wawancara kerja:

(1)Pekerjaan yang dilamar

(2)Pendidikan dan Pelatihan

(3)Latar Belakang keluarga

(4)Kepribadian

(5)Penilaian Pribadi

(6)Tujuan Karier

(7)Hobi dan Lain-lain

Apabila sebelumnya sudah pernah bekerja, pertanyaan-pertanyaa mengenai sikap pimpinan,


pekerjaan sebelumnya, pendelegasian, dan pengambilan keputusan biasanya juga diajukan.
Berikut ini adalah contoh pertanyaan-pertanyaan tersebut:

G. TINDAK LANJUT WAWANCARA

1. Ucapan Terima Kasih


Apa yang perlu dilakukan setelah wawancara tersebut berakhir ? segera setelah acara
usai, berikan ucapan terima kasih kepada pewawancara meskipun kecil kemungkinannya
diterima kerja diperusahaan tersebut. Hal itu perlu dilakukan untuk menunjukkan penghargaan
atas waktu yang telah disediakan untuk wawancara. Tuliskan surat ucapan terima kasih yang
sederhana, singkat dan jelas. Hindari sikap menyombongkan diri atau terlalu percaya diri.
Akhiri surat dengan suatu harapan untuk memperoleh keputusan sesegera mungkin.

2. Surat Penerimaan Kerja

Diterima bekerja dengan jabatan serta diperusahaan yang diinginkan merupakan


harapan semua orang. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa membuat surat pemberitahuan
dengan baik dan mengirimkannya sesegera mungkin. Setelah menerima surat penerimaan
kerja,sebaiknya pelamar menulis surat balasan. Rencana organisasional untuk surat balasan
sama dengan surat pemberitahuan penerimaan kerja. Setidaknya ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan saat menulis surat balasan, yaitu :

· Nyatakan dengan antusias kegembiraan terhadap tawaran tersebut

· Konfirmasikan kedatangan kepada bagian personalia

· Tunjukan antisipasi terhadsap penerimaan tawaran tersebut

3. Surat Pengunduran diri

Surat pengunduran diri merupakan surat yang dibuat pelamar kerja atau mereka yang
sudah bekerja, tetapi mendapat atau mengharapkan pekerjaan ditempat lain yang lebih
menguntungkan atau yang menjanjikan prospek yang lebih baik daripada perusahaan yang
telah ada. Pelamar kerja yang sudah mengikuti semua bentuk ujian seleksi, baik tertulis maupun
wawancara, dapat membuat surat pengunduran diri karena telah diterima bekerja diperusahaan
lain. Ketika seseorang berniat mengundurkan diri dari suatu pekerjaan, sebenarnya tidak ada
keharusan untuk membuat surat pengunduran diri karena pada dasarnya dapat dilakukan secara
lisan. Setiap orang berhak menulis ssurat pengunduran diri,baik yang bernada positif maupun
negative. Namun demikian, rencana organisasional surat pengunduran diri sebaiknya
menggunakan perncanaan tak langsung sebagaiman pada penulisan bad news.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

Kelebihan isi buku

1. Dalam isi buku utama penjelasannya cukup ringkas dan memberikan ilustrasi dari
materi yang disajikan seperti gambar-gambar yang keterkaitan
2. Materi yang disajikan mudah dimengerti dan tidak terlalu banyak pembahasan yang
tidak penting
3. Dalam buku pembanding Banyak menjelaskan materi yang diluar dari buku utama
sehingga para reviewer dapat menambah ilmu tentang komunikasi bisnis dari beberapa
referensi buku lain
4. Materi yang disajikan cukup bagusa dan muda dimengerti bagi para reviewer

Kelemahan isi Buku

1. Pada buku utama lebih sedikit penjelasannya daripada buku pembanding serta referensi
yang diambil hanya beberapa saja sedangkan pada buku pembanding banyak
mencantumkan beberapa para ahli yang mengerti pada bidang komunikasi bisnis
sehingga dapat menambah materi yang disajikan.

Anda mungkin juga menyukai