Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

QANUN ASASI
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Aswaja
Dosen Pengampu : Nahdyatul Ummah, M.Pd.I.

Disusun Oleh :
Intan Safira Rahmah ( 20221700148005 )
Nur Aida Fitriah ( 20221700148007 )
Syifa Nadia Kamilah S ( 20221700148015 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PESANTREN KH. ABDUL HALIM
MOJOKERTO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas hadirat Allah yang maha esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Aswaja tepat waktu. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada dosen pengampu yang selalu memberikan dukungan dan bimbingannya.

Makalah ini kami buat dengan tujuan memenuhi nilai tugas pengembangan
profesi. Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk
penulis pada khususnya dan untuk pembaca pada umumnya.Walaupun
demikian,kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih sangat banyak
kekurangan. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah Aswaja ini bisa memberikan
informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu dan pembaca yang telah membaca makalah
ini hingga akhir.

Mojokerto, 21 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Makalah................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Makna Penting Qanun Asasi.............................................................. 2
B. Penyatuan Para Ulama Bermadzhab................................................. 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam mengajarkan umat Islam untuk bersatu lalu kemudian tidak
terjadi perpecahan antara sesama umat manusia. Dalam perbedaan umat
Islam ditegaskan untuk dapat bersatu dengan sebuah landasan persatuan
yakni berupa hablullah, tali Allah yang kemudian diartikan sebagai agama
Allah yaitu Islam titik sekalipun seperti itu; intinya manusia memang
diharuskan bersatu jika mereka menginginkan sebuah kebahagiaan dalam
hidup mereka titik manusia juga harus menyadari bahwa mereka adalah
makhluk yang saling membutuhkan antara satu sama yang lain jika mereka
ingin kebutuhan hidup mereka terpenuhi titik ide dan pemikiran tentang
persatuan, dan tolong-menolong dan kerjasama sebagaimana diterangkan
yaitu merupakan salah satu pemikiran yang dituangkan oleh KH Hasyim
Asy’ari yakni tentang muqaddimah Al qanun asasi.
Atas dasar tersebut akan ada dua fokus yang akan menjadi sebuah
permasalahan dalam pembahasan ini yaitu tentang persatuan dan kondisi
sosial historis yang membelakangi pemikiran tersebut.

B. Rumusan Masalah
Makalah ini mempunyai rumusan masalah diantaranya:
1. Apa makna penting konum asasi bagi kaum Nahdiyin?
2. Bagaimana proses penyatuan para ulama bermadzab?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui makna penting konum asasi bagi kaum nahdliyin.

2. Untuk mengetahui proses penyatuan para ulama bermazhab.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna penting qanun asasi bagi kaum Nahdliyin


Tahun 1926 merupakan tahun dilahirkannya NU. Dalam tahun yang sama,
KH Hasyim Asy’ari menulis sebuah kitab yang dijadikan pendahuluan undang-
undang dasar bagi organisasi NU. Kitab tersebut bernama Al muqaddimah Al
Qanun Al Asasi Li Jam'iyah Nahdlatul ulama’. Kitab tersebut mengandung
beberapa pemikiran KH Hasyim Asy’ari yang tentunya dilatarbelakangi oleh
kondisi sosial yang terjadi saat itu, artinya dapat disimpulkan bahwa kondisi
sosial yang melatarbelakangi berdirinya NU merupakan kondisi sosial yang
melatarbelakangi pemikiran KH Hasyim Asy’ari dalam kitab Al muqaddimah Al
Qanun Al Asasi Li Jam’iyyah Nahdatul Ulama’.

Salah satu kontribusi nyata KH Hasyim Asy’ari untuk NU dalam hal karya
tulis ialah kitab yang bernama Al Muqaddimah Al Qanun Al Asasi Jam'iyah
Nahdlatul ulama’yang menjadi landasan organisasi bagi NU hingga kini.
Nahdlatul ulama sendiri dilahirkan pada tahun 1926 dengan latar belakang
sejarah yang panjang. Jika melihat kondisi bangsa Indonesia maupun umat Islam
Indonesia saat itu, maka dapat kita ketahui bahwa bangsa Indonesia ketika itu
tengah mengalami masa-masa akhir penjajahan Belanda tidak heran jika
kemudian penolakan pemikiran KH Hasyim Asy'ari dalam kitab tersebut,
menurut penulis dapat dikatakan relevan dengan kondisi bangsa Indonesia
khususnya umat Islam saat itu. Relevansi antara keduanya terlihat nyata dalam
berbagai tema yang satu sama lain memiliki keterikatan sebab dan akibat.

Kondisi sosial politik bangsa Indonesia saat itu telah mengalami perubahan
orientasi dan karakteristik perjuangan kemerdekaan akibat adanya kebijakan
politik etis kolonial Belanda. Perubahan itu ditandai dengan kemunculan
organisasi-organisasi sosial yang lebih ditunjukkan untuk mengetengahkan
tuntutan-tuntutan sosial dari golongan tertentu di dalam masyarakat. Ketika
pemerintah kolonial Belanda bersikap melunak dalam mengeluarkan kebijakan

2
dan sedikit memberi ruang kebebasan bagi rakyat Indonesia maka sudah
semestinya rakyat bersatu untuk mengupayakan kemerdekaan melalui jalur
pergerakan kooperatif diplomatik. Tidak terkecuali umat Islam Indonesia bersatu
mengusahakan kemerdekaan Indonesia.

1. Nu dilahirkan dengan latar belakang keagamaan yang beraneka ragam.

a. Kekosongan kepemimpinan islam Indonesia khususnya kaum


tradisional salah satu permasalahan serius yang dihadapi umat Islam
saat itu, khususnya kaum tradisional yang berwilayah di pedesaan ialah
tidak adanya organisasi yang dapat mempersatukan dan
mengakumulasikan persamaan oleh karena itulah, NU kemudian
dilahirkan agar NU kekuatan kaum Islam tradisional yang beroperasi
di pesantren-pesantren dapat disatukan menjadi satu kekuatan.
b. Fenomena pembaruan keagamaan NU terlahir dari cikal bakal yang
bernama komite hijaz. Komite Hijaz merupakan sebuah komite yang
ditugaskan untuk membawa pesan-pesan para kyai pesantren kepada
Raja Saud agar menghentikan tindakan-tindakan anti kebebasan
bermazhab, ziarah kubur, kegiatan berzanji, dan sebagainya.

2. NU dilahirkan dengan latar belakang kondisi sosial pendidikan


Ialah kebijakan pemerintah Belanda melalui politik etis dalam
bentuk pemberian pendidikan kepada rakyat yang nantinya akan
digunakan alat untuk Belanda sendiri. Kondisi seperti itu ditanggapi oleh
KH Hasyim Asy'ari dengan cara menyelenggarakan dan menyemarakkan
pendidikan pesantren untuk menciptakan generasi Islam yang
berpendidikan dan berakhlak mulia. Cita-cita mulia yang kemudian
terbukti, ketika KH Hasyim mampu menghasilkan para kyai pesantren
yang menyebar luas dan memberikan pengaruh besar pada umat Islam
Indonesia. Menurut analisis penulis, kondisi sosial yang seperti ini juga
ikut melatarbelakangi pada pemikiran KH Hasyim Asy’ari tentang

3
pendidikan. Namun pemikiran tersebut tidak terkandung dalam kitab Al
muqaddimah Al Qanun Al Asasi Li Jam’iyyah Nahdatul Ulama’.
Pemikiran tentang pendidikan yang dimiliki KH Hasyim Asy’ari
dijelaskan dalam kitab lain yang bernama Adab Al Alim Wa Al
Muta’alim. Demikian kondisi sosial yang melatarbelakangi beberapa
pemikiran KH Hasyim Asy'ari yang terdapat dalam kitab Al Muqaddimah
Al Qanun Al Asasi Li Jam’iyyah Nahdlatul Ulama’. Dan hal ini
membuktikan bahwa ternyata, pemikiran seorang tokoh atau orientasi
pergerakan sebuah organisasi senantiasa dilatarbelakangi oleh kondisi
sosial yang dihadapi.

B. Penyatuan para ulama bermadzab

Pemikiran persatuan KH Hasyim Asy’ari

1. Persatuan kebangsaan
Pemikiran KH Hasyim Asy'ari tentang persatuan dapat
dikelompokkan dalam dua jenis persatuan pertama, persatuan kebangsaan
yang artinya persatuan yang dilandasi dengan kebersamaan kebangsaan.
Kedua, persatuan keagamaan yaitu persatuan yang dilandasi kesamaan
agama. Sebenarnya, pemikiran tentang persatuan dalam kitab tersebut
lebih cenderung diarahkan dalam ruang lingkup keagamaan. Hal ini
tentunya dikarenakan kitab tersebut memang hanya diperuntukkan bagi
kalangan NU yang notabene merupakan organisasi keagamaan.
Meski secara tersirat, pemikiran tentang persatuan kebangsaan
tidak terdapat dalam kitab ini, namun jika kita melakukan penambahan
lebih dalam, kita akan menemukan bahwa yang dimaksud persatuan dalam
kitab ini ialah termasuk persatuan kebangsaan dalam ruang lingkup
negara.

2. Persatuan keagamaan
Pemikiran persatuan selanjutnya ialah persatuan keagamaan yakni
bersatu pada dalam bendera Islam KH Hasyim Asy’ari menyatakan

4
“sesungguhnya pertemuan dan saling mengenal, persatuan dan
kekompakan adalah yang tidak seorang pun tidak mengetahui
manfaatnya”.
Redaksi tersebut menunjukkan bahwa KH Hasyim Asy'ari
memiliki pemikiran tentang persatuan dalam bidang agama, khususnya
Islam. Pemikiran tersebut dipertegas melalui redaksi KH Hasyim Asy'ari
mencoba untuk mengajak semua kalangan dalam umat Islam untuk bersatu
dalam naungan sebuah organisasi penamaan Nahdlatul Ulama tidak
dipungkiri, dari namanya saja, organisasi ini berarti kebangkitan ulama’.
Artinya organisasi ini bertujuan antara lain :
a. Ingin menghimpun dan membangkitkan para kyai atau ulama serta
kelompok-kelompoknya yang selama ini masih berdiri sendiri, tetapi
telah memiliki banyak kesamaan.
b. Ingin menjadikan para kyai atau ulama serta kelompok-kelompoknya
sebagai satu kekuatan raksasa Indonesia di Indonesia.
c. Pembangkitan dimulai dari ulama kemungkinan diikuti oleh
kebangkitan umat dan masyarakat muslim.
3. Persatuan Untuk Bermazhab
Dalam halaman ketujuh kitab Al Muqaddimah Al Qanun Al Assasi
Li Jam’iyyah Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari mengatakan: “wahai
ulama dan para pemimpin yang bertaqwa di kalangan ahlussunnah wal
jamaah dan keluarga bermazhab iman 4: “anda sekalian telah menimba
ilmu-ilmu dari orang-orang sebelum Anda, orang-orang sebelum Anda
menimba dan orang-orang sebelum mereka, dengan jalan sanad yang
bersambung sampai kepada anda sekalian. Dan anda menjadi selalu
meneliti dari siapa dan menimba ilmu agama anda itu”. Selain itu KH
Hasyim Asy'ari juga mengatakan:” maka lihat dan telitilah dari siapa kamu
menerima ajaran agama itu”.
Melalui dua redaksi tersebut kyai haji Hasyim Asy’ari nampak
menginfokan akan kebutuhan kita mengikuti mazhab, khususnya mazhab
4 yang dikenal luas umat Islam yaitu mazhab Maliki, Hanafi, Syafi'i dan

5
Hambali. Meskipun redaksi tersebut tidak secara tegas memerintahkan kita
untuk bermazhab namun adanya penambahan kategori berupa “ keluarga
mazhab iman empat” merupakan sebuah legitimasi KH Hasyim Asy'ari
akan bermazhab empat. Terlebih himbauannya untuk meneliti dari siapa
agama kita pelajari, merupakan ajakan tidak langsung untuk mengikuti
pendapat imam yang jelas dan mumpuni dalam berijtihad. Pendapat ini
dikuatkan juga oleh keberadaan pemikiran KH Hasyim Asy’ari dalam
karyanya yang lain tentang keharusan mengikuti empat mazhab dalam
kitab risalah Fi Ta’akud Al Akhdzi Bi Madzahib Al Aimmah Al
Arba’ah,KH Hasyim Asy'ari mengatakan bahwa paling tidak ada tiga
alasan kuat bagi umat Islam harus berpegang teguh pada 4 mazhab, antara
lain:
a. Syariat Islam yang dapat diketahui dan menyebar luas hingga generasi
yang jauh dari Rasulullah melalui dua metode, yaitu an naql ( proses
transfer), dan Al istinbat ( pengakuan hukum). Sementara keduanya,
hanya dapat dilalui jika umat Islam mau mengetahui, mendalami serta
mengikuti pendapat generasi sebelum mereka hingga mencapai
Rasulullah.
b. Nabi Muhammad SAW memerintahkan kita untuk mengikuti As Sawad
Al a'dzam yang artinya golongan mayoritas. Ketika mazhab-mazhab
yang ada saat ini sebagian dari mereka telah hilang, kecuali 4 mazhab
yang masih menunjukkan eksistensinya, maka mengikuti mereka sama
dengan mengikuti kelompok ulama mayoritas. Dan itu merupakan
implementasi dari perintah nabi Muhammad saw.
c. Realitas kondisi sekarang yang jauh dari masa nabi, sementara sifat-
sifat terpuji juga sudah mulai langkah. Amanah banyak dikhianati.
Orang yang mengaku sebagian ulama dan ahli fatwa juga semakin
banyak, sementara mereka belum tentu dapat dipercaya. Oleh karena
itu, lebih baik kita mengikuti mazhab yang benar-benar dapat dipercaya
kredibilitasnya serta banyak diikuti oleh ulama masa kini. Dan mereka
ialah mazhab imam empat.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Makna Penting Qanun Asasi


Muqoddimah Qanun Asasi merupakan pembukaan anggaran dasar
NU yang ditulis Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asyari pada tahun
1926. Muqaddimah ini sangat penting dan strategis seperti posisi
pembukaan UUD 1945 dan menjadi rujukan warga Nahdliyin dalam
menjalankan gerak organisasi serta menjadi rujukan dan
mengembangkan amaliyah dan ubudiyah NU.

2. Penyatuan para ulama bermadzhab


a. Persatuan Kebangsaan
b. Persatuan Keagamaan
c. Persatuan untuk bermadzhab.

7
DAFTAR PUSTAKA
Amin Ma’ruf, Khazanah Aswaja , (jawa timur : Aswaja NU Center PWNU Jawa
timur)
Asy’ari Hasyim, Al Muqoddimah Al Qanun Al Asasi Li Jam’iyyah Nahdlatul
Ulama, (Jombang :Pustaka Jombang Islam Tebuireng)
Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari, Muqoddimah Qanun Asasi, (Bekasi :Pustaka
Al-Muqsith)

Anda mungkin juga menyukai