Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH KEPANDUAN HIZBUl WATHAN

Disusun untuk memenuhi tugas Hizbul Wathan

Dosen Pengampu: Gatot Afrianto, S.Sos.I.

Disusun Oleh:

Tuti Wahyuni (2101411123)

Arsuni (2101411128)

Muhammad Arief Syafi’I (2101411130)

Vivi Fadillah Haiza (2101411131)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG

TAHUN AJARAN 2023/2023


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
hikmah serta karunianya kepada kami semua sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini juga telah kami susun dengan semaksimal mungkin
serta kerjasama dari rekan-rekan kelompok kami. Kami juga berterimakasih kepada Bapak
Gatot Afrianto, S.Sos.I. yang telah memberikan tugas ini. Berkat tugas yang diberikan ini,
dapat menambah wawasan bagi pemateri maupun pembaca makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca
makalah ini. Kami harap makalah ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan dan penyusunan dalam makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan.

Pangkalanbaru, 16 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………….......1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..1
C. Tujuan Masalah………………………………………………………………..……………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hizbul Wathan……………………………………………………………….…2
B. Sejarah Hisbul Wathan…………………………………………………………...…………2
C. Tokoh dan biografi Hizbul Wathan…………………………………………………………3
D. Jenjangnya………………………………………………………………………………….6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..……7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...…………8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persyarikatan Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Da’wah Amar Ma’ruf nahi
Munkar, beraqidah Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan As- Sunnah, yang bertujuan agar
terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya, bergerak disegala bidang kehidupan,
antara lain bidang kesehatan, pendidikan, dan sosial ekonomi.

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan merupakan organisai otonom, yang memiliki tugas
mengemban visi dan misi Muhammadiyah dalam pendidikan anak, remaja, dan pemuda,
sehingga mereka menjadi muslim yang sebenar-sebenarnya dan siap menjadi Kader
Persyarikatan, Umat, dan Bangsa. Sebagai suatu gerakan setiap anggota Hizbul Wathan
berarti memiliki tugas dan tanggungjawab untuk ikut serta secara aktif mengamalkan dan
menyebar-luaskan maksud dan tujuan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.

Hizbul Wathan memiliki arti Pembela Tanah Air. Hal tersebut agar setiap anggota
memiliki jiwa dan semangat nasionalisme yang tinggi, sehingga sanggup untuk membela dan
mempertahankan dari segala hal yang bisa mengancam keamanan, keutuhan, dan kedaulatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hizbul Wathan?
2. Bagaimana Sejarah Hizbul Wathan?
3. Siapa Tokoh dan biografinya?
4. Apa Saja Jenjang-jenjangnya dalam Hizbul Wathan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian Hizbul Wathan.
2. Untuk mengetahui Sejarah Hizbul Wathan.
3. Untuk mengetahui siapa saja Tokoj dan biografinya
4. Untuk mengetahui Jenjangnya?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hizbul Wathan

Hizbul Wathan adalah secara harfiah bermakna pembela tanah air hizbul wathan adalah
kelompok kepanduan yang berada di bawah naungan Muhammadiyah. Tujuan berdirinya
adalah memperdalam dan merasapkan jiwa islam dalam latihan kepanduan dan memajukan
amal ibadah sehari-hari.

B. Sejarah Hisbul Wathan

Dalam sejarahnya menurut Ensiklopedi Islam, nama hizbul wathan mulanya adalah nama
madrasah yang didirikan KH. Mas Mansur di Surabaya tahun 1916. Muhammadiayah lantas
memakai nama tersebut sebagai nama tersebut sebagai nama kepanduanya yang didirikan di
Yogyakarta tahun 1918. Awalnya pendiri Muhammadiyah yang bernama KH Ahmad Dahlan
pada tahun 1016 berkunjung ke Solo untuk mengisi pengajian sidik, amanah fatonah, tabligh
(SAFT), dikota pahlawan itu Kiai Dahlan melihat anak-anak mudah Japanche Patvinder
Organisapie (JPO) sedang latihan baris berbaris. Sekembalinya ke Yogyakarta, Kiai Dahlan
membicarakan pentingnya membentuk kepanduan bagi Muhammadiyah. Ia pun berdiskusi
dengan muridnya Sumodirjo dan Sardini. Kiai Dahlan ingin anak-anak muda muhammadiyah
dapat belajar kepanduan yang digunakan untuk berbakti kepada Allah SWT. Sejak itu
mulailah Sumodirjo dan Sardini mengumpukan pemuda Muhammadiyah untuk berlatih baris
berbaris, pertolongan pertama dan olahraga setiap ahad sore. Sedangkan rabu malam, anak-
anak muda itu diberi bekal keagamaan.

Pada awalnya pandu ini diberi nama Padvinder muhammadiyah lantas atas usul H Hajid
diubah namanya menjadi hisbulwaton Hj Mukhtar Bukhari ditunjuk menjadi ketua pertama
hisbul Wathan dengan wakil ketua H Hjid, Sekretaris Sumodirjo, keungan Abdul Hamid,
Organisasi Siraj dan komando Sarbani pada awal mula, hisbul Wathan mengambil model
pembelajaran dari (JPO) Surakarta. Seteh 1924 hizbul Wathan semakin berkembang pesat.
Cabang-cabang mulai didirikan sampai keluar jawa.

Banyak utusan diluar Jawa menyengaja tingal di Yogyakarta untuk beberapa waktu guna
mengikuti pelatihan Hizbul wathan. Cabang pertama yang diluar jawa didirikan di Sumatra
Barat. Hizbul Wathan didirikan dengan asas islam. Tujuan berdirinya adalah memasukan
ajaran isala dalam undang-undang dan perjajian hisbulwaton, memperdalam dam meresapkan
jiwa islam dalam latihan kepanduan dan memajukan amal ibadah sehari-hari. Sebagi
organisasi ortonom Muhammadiyah, Hizbul Wathan sangat terkait dengan cita-cita dan
gerakan Muhammadiyah. Pada keputusan kongres tahun 1938, hizbul wathan menasibkan
sebagian anak muda Muhammadiyah yang harus membiasakan diri mengamalkan pekerjaan
dalam Muhammadiyah, siap menolong berjasa untuk keperluan Muhammadiyah.

Hizbul Wathan sempat meredup pada masa kependudukan Jepang. Jepang meleburkan
beberapa oraganisasi kepemudaan dalam satu wadah. Namun tokoh hizbul Wathan tak
berhenti beraktifitas namun justru menonjolkan beberapa organisasi bentukan Jepang seperti
Keibodan, Seinandan, PETA dan Hizbullah. Setelah kemerdekaan pergerakan kepanduan
dikumpulakan dalam satu wadah bernama pandu Rakyat Indonesia. Namun pergerakan pandu
rakyat indonesia dirasakan tidak berkembang sehingga hizbul Wathan kembali dihidupkan
pada tahun 1950. Kepaduan hizbul Wathan diaktifan kembali pada tahun 61 dengan adanya
Kepres No. 238 tahun 1961 semua pandu-pandu di Indonesia melebur menjadi Pramuka
termasuk juga Hizbul Wathan. Era reformasi telah mengubah pandangan dari sentarlisasi
menjadi desentralisasi, oleh karena itu PP muhammadiyah membangkitkan kembali Hizbul
Wathan pada 18 November 1999. Tahun 1999 dimulai tahap sosialisasi Hizbul Wathan
kembali ke seluruh Pimpinan Muhammadiyah baik ditingkat Wilayah, Daerah, Cabang
maupun R anting. Tahun 2005 bulan Desember diadakan Muktamar Hizbul Wathan pertama
di Yogyakarta dengan sangat baru Hizbul Wathan berhasil mensosialisasikan Hizbul Wathan
di seluruh Tanah Air Indonesia sebagai contoh Jawa Tengah dari 36 Kabupaten, 34
Kabupaten sudah mempunyai Kwuartir Daerah.

C. Tokoh dan biografi Hizbul Wathan

Biografi K.H Ahmad Dahlan yang merupakan pendiri Muhammadiyah, lahir pada 1
Agustus 1868 di Kota Yogyakarta. Beliau seorang pahlawan nasional Indonesia, menjadi
putra keempat dari tujuh bersaudara keluarga K.H. Abu Bakar. K.H. Abu bakar merupakan
ayah Ahmad Dahlan yang menjadi seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar
Kasultanan Yogyakarta. Nama kecil Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy, yang
merupakan keturuna kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka
di antara Walisongo. Pada umur 15 tahun, beliau pergi haji dan tinggal di Mekkah selama 5
tahun dan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharuan dalam Islam. Ketika
pulang dari Mekkah pada tahun 1888, Muhammad Darwisy merubah namanya menjadi
Ahmad Dahlan dan menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri yang merupakan anak
dari Kiai Penghulu Haji Fadhil.

Ahmad Dahlan sangat aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah
Muhammadiyah, dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil dengan
berdagang batik yang saat itu merupakan profesi wiraswasta yang cukup menggejala di
masyarakat. Beliau diterima dan dihormati masyarakat dengan mudah dan dengan cepat
beliau mendapatkan tempat di organisasi Jami’yatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam, dan
Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan pun
mendirikan organisasi Muhammdiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaharuan Islam di
bumi. Dengan maksud mengajar agama, pada tahun 1909 Kiai Dahlan masuk Boedi Oetomo
– organisasi yang melahirkan banyak tokoh-tokoh nasionalis. Di sana beliau memberikan
pelajaran-pelajaran untuk memenuhi keperluan anggota.Pelajaran yang diberikannya terasa
sangat berguna bagi anggota Boedi Oetomo sehingga para anggota Boedi Oetomo ini
menyarankan agar ia membuka sekolah sendiri yang diatur dengan rapi dan didukung oleh
organisasi yang bersifat permanen. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari nasib
seperti pesantren tradisional yang terpaksa tutup bila kiai pemimpinnya meninggal dunia.
Dilanjutkan dengan Kiai Dahlan ketika mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama
Muhammadiyah pada 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330).

Organisasi ini bergerak di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Melalui organisasi


inilah beliau berusaha memajukan pendidikan dan membangun masyarakat Islam. Pemikiran
KH Ahmad Dahlan bahwa Islam hendak didekati serta dikaji melalui kacamata modern sesuai
dengan panggilan dan tuntutan zaman, bukan secara tradisional. Beliau mengajarkan kitab
suci Al Qur’an dengan terjemahan dan tafsir agar masyarakat tidak hanya pandai membaca
ataupun melagukan Qur’an semata, melainkan dapat memahami makna yang ada di
dalamnya. Dengan demikian diharapkan akan membuahkan amal perbuatan sesuai dengan
yang diharapkan Qur’an itu sendiri.

Menurut pengamatannya, keadaan masyarakat sebelumnya hanya mempelajari Islam dari


kulitnya tanpa mendalami dan memahami isinya.Sehingga Islam hanya merupakan suatu
dogma yang mati. Di bidang pendidikan, ia mereformasi sistem pendidikan pesantren zaman
itu.Yang menurutnya tidak jelas jenjangnya dan tidak efektif metodenya lantaran
mengutamakan menghafal dan tidak merespon ilmu pengetahuan umum. Maka KH Ahmad
Dahlan mendirikan sekolah-sekolah agama dengan memberikan pelajaran pengetahuan
umum serta bahasa Belanda. Bahkan ada juga Sekolah Muhammadiyah seperti H.I.S. met de
Qur’an. Sebaliknya, beliau pun memasukkan pelajaran agama pada sekolah-sekolah umum.Ia
terus mengembangkan dan membangun sekolah-sekolah. Sehingga semasa hidupnya, beliau
telah banyak mendirikan sekolah, masjid, langgar, rumah sakit, poliklinik, dan rumah yatim
piatu. Kegiatan dakwah pun tidak ketinggalan. Beliau semakin meningkatkan dakwah dengan
ajaran pembaruannya. Di antara ajaran utamanya yang terkenal, beliau mengajarkan bahwa
semua Di bidang organisasi, pada tahun 1918, beliau membentuk organisasi Aisyiyah yang
khusus untuk kaum wanita.

Pembentukan organisasi Aisyiyah, yang juga merupakan bagian dari Muhammadiyah ini.
Karena menyadari pentingnya peranan kaum wanita dalam hidup dan perjuangannya sebagai
pendamping dan partner kaum pria. Sementara untuk pemuda, Kiai Dahlan membentuk
Padvinder atau Pandu – sekarang dikenal dengan nama Pramuka – dengan nama Hizbul
Wathan disingkat H.W. Di sana para pemuda diajari baris-berbaris dengan genderang,
memakai celana pendek, berdasi, dan bertopi. Hizbul Wathan ini juga mengenakan uniform
atau pakaian seragam, mirip Pramuka sekarang.Pembentukan Hizbul Wathan ini
dimaksudkan sebagai tempat pendidikan para pemuda yang merupakan bunga harapan agama
dan bangsa. Sebagai tempat persemaian kader-kader terpercaya.Ini sekaligus menunjukkan
bahwa Agama Islam itu tidaklah kolot melainkan progressif.

Tidak ketinggalan zaman, namun sejalan dengan tuntutan keadaan dan kemajuan zaman.
Karena semua pembaruan yang diajarkan Kyai Dahlan ini agak menyimpang dari tradisi yang
ada saat itu, maka segala gerak dan langkah yang dilakukannya dipandang aneh. Sang Kiai
sering diteror seperti diancam bunuh, rumahnya dilempari batu dan kotoran binatang. Ketika
mengadakan dakwah di Banyuwangi, beliau diancam akan dibunuh dan dituduh sebagai kiai
palsu. Walaupun begitu, beliau tidak mundur. Beliau menyadari bahwa melakukan suatu
pembaruan ajaran agama (mushlih) pastilah menimbulkan gejolak dan mempunyai risiko.
Dengan penuh kesabaran, masyarakat perlahan-lahan menerima perubaban yang
diajarkannya. Tujuan mulia terkandung dalam pembaruan yang diajarkannya. Segala tindak
perbuatan, langkah dan usaha yang ditempuh Kiai ini dimaksudkan untuk membuktikan
bahwa Islam itu adalah Agama kemajuan. Dapat mengangkat derajat umat dan bangsa ke
taraf yang lebih tinggi. Usahanya ini ternyata membawa dampak positif bagi bangsa
Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Banyak golongan intelektual dan pemuda yang
tertarik dengan metoda yang dipraktekkan Kiai Dahlan ini sehingga mereka banyak yang
menjadi anggota Muhammadiyah.
D. Jenjangnya

Berikut ini anggota Hizbul Wathan yang terdiri dari:

1. Anggota Biasa adalah berupa peserta didik putra dan putri yang dikelompokkan yaitu:
a. Athfal : berumur 6 sampai 10 tahun
b. Pengenal : berumur 11 sampai 16 tahun
c. Penghela : berumur 17 sampai 20 tahun
d. Penuntun : berumur 21 sampai 25 tahun
2. Anggota pembina adalah mereka nanti akan memimpin atau melatih peserta didik dan
mengelola dan memimpin Kwartir atau Qabilah. Anggota pembina yaitu dari pelatih,
Instruktur, Pemimpin, Satuan, dan Pimpinan Kwartis atau Qabilah.
3. Anggota Kehormatan merupakan pencinta kepanduan hizbul wathan, yang karena
usia, kesehatan, atau kesibukan kerja tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan
kepanduan. Anggota kehormatan terdiri dari:
a. Pandu Wreda Hizbul Wathan dan pandu Wreda Nasyiatul’ Aisyiyah
b. Orang yang berjasa dalam pengembangan gerakan kepanduan Hizbul Wathan
c. Simpatisan kepanduan Hizbul Wathan

Jenjang organisasi gerakan kepanduan Hizbul Wathan diatur sejajar dengan jenjang
organisasi di Persyarikatan Muhammadiyah, yaitu:

1. Ditingkat PP Muhammadiyah disebut Kwartir Pusat


2. Ditingkat PW Muhammadiyah disebut Kwartir Wilayah
3. Ditingkat PD Muhammadiyah disebut Kwartir Daerah
4. Ditingkat PC Muammadiyah disebut Kwartir Cabang
5. Ditingkat PR Muhammadiyah disebut Qabilah
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hizbul Wathan memiliki arti Pembela Tanah Air. Hal tersebut agar setiap anggota
memiliki jiwa dan semangat nasionalisme yang tinggi, sehingga sanggup untuk membela dan
mempertahankan dari segala hal yang bisa mengancam keamanan, keutuhan, dan kedaulatan.
Tujuan berdirinya adalah memperdalam dan merasapkan jiwa islam dalam latihan kepanduan
dan memajukan amal ibadah sehari-hari. Dalam sejarahnya menurut Ensiklopedi Islam, nama
hizbul wathan mulanya adalah nama madrasah yang didirikan KH. Mas Mansur di Surabaya
tahun 1916. Muhammadiayah lantas memakai nama tersebut sebagai nama tersebut sebagai
nama kepanduanya yang didirikan di Yogyakarta tahun 1918.
DAFTAR PUTSAKA

Mengenal Hizbul Wathan. hafizd muftsany. Perpustakaan Nasional RI : IIFAN HILMI, MAI 2021. 38.

Proceedings of The ICECRS Vol 6 (2020): Conference of Management of Islamic Education Leadership
in The Era of Revolution 4.0 Articles

Anda mungkin juga menyukai