Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

KEPANDUAN HIZBUL WATHAN

Disusun oleh :
Ilyas Faturrohman
VII-B

SMP MUHAMMADIYAH 1 KADUNGORA


2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr, Wb.Puji syukur ke hadirat tuhan yang maha esa. penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah Kepanduan Hizbul Wathan dengan tepat waktu.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi perbaikan dari
kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Aamiin.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Hizbul Wathan, selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang gerakan kepanduan Hizbul Wathan bagi para
pembaca dan juga bagi para penulis.

Kadungora,19 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………….

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………….


1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………….
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………………………….

BAB II. PEMBAHASAN …………………………………………………………….

2.1 Sifat, Identitas, Dan Ciri Khas Hizbul Wathan (HW) …………………………….
2.2 Tentang Hizbul Wathan (5W+1H) …………………………………………….
2.3 Tujuan, Visi dan Misi Hizbul Wathan (HW) …………………………………….
2.4 Arti logo HW, Pakaian seragam HW, Atribut Hizbul Wathan …………………….
2.5 Janji Pandu Hizbul Wathan dan Undang-undang pandu Hizbul Wathan ……………
2.6 Mars Hizbul Wathan ……………………………………………………………
2.7 Sejarah Hizbul Wathan ……………………………………………………………
2.8 Prinsip Hizbul Wathan Dan Metode Pendidikan Hizbul Wathan……………………
2.9 Materi Hizbul Wathan ……………………………………………………………
2.10 Kode Kehormatan Kepanduan Hizbul Wathan ……………………………………

BAB III. PENUTUP ……………………………………………………………………

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………


3.2 Saran ……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahun 1916 Kyai Haji Ahmad Dahlan mengikuti pengajian SAFT (Sidiq,

Amanah,Fathonah, Tabligh) di Surakarta yang diadakan secara rutin di rumah Kyai Haji

Imam Mukhtar Bukhari. Di kota tersebut, Kyai Haji Ahmad Dahlan melihat anak-anak

JPO (Javansche Padvinders Organisatie), dengan pakaian seragam, latihan baris berbaris

dihalaman Mangkunegaran. Sesampainya di Jogja, Kyai Haji Ahmad Dahlan menceritakan

apa yang dilihat di Surakarta dan membicarakannya dengan beberapa muridnya, antara

lainSumodirjo dan Sarbini, dengan harapan para pemuda Muhammadiyah, dapat latihan

kepanduan guna berbakti kepada Allah subahanahu wa ta’ala. Mulailah Sumodirjo dan

Sarbini merintis berdirinya Kepanduan di Muhammadiyah dengan latihan pertama kali

baris berbaris, olah raga, dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Setiap ahad sore,

anak-anak di sekitar kauman dilatih kegiatan kepanduan, dan pada malam rabu diberikan

bekalkeagamaan. Dari cikal bakal inilah lahir Kepanduan di Muhammadiyah bernama

Padvinder Muhammadiyah pada tahun 1918, yang susunan pengurus dan personalianya

yang pertama adalah: Ketua Haji Mukhtar Bukhari, Wakil Ketua Haji Hadjid, Sekretaris

Sumodirjo, Keuangan Abdul Hamid, Organisasi Siraj Dahlan, Komando Sarbini dan
Damiri. Kemudian atas usul Haji Hadjid nama Padvinder Muhammadiyah diganti menjadi

Hizbul Wathan.

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) adalah salah satu organisasi otonom

(ortom) di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. Ortom Muhammadiyah lainnya

adalah: ‘Aisyiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA), Pemuda Muhammadiyah (PM), Ikatan

Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Tapak Suci Putera Muhammadiyah, dan Ikatan

Pelajar Muhammadiyah (IPM). HW didirikan pertama kali di Yogyakarta pada 1336 H

(1918 M) atas prakarsa KH Ahmad Dahlan, yang merupakan pendiri Muhammadiyah.

Prakarsa itu timbul saat Beliau selesai memberi pengajian di Solo, dan melihat latihan

Pandu di alun-alun Mangkunegaran. Gerakan ini kemudian meleburkan diri ke dalam

Gerakan Pramuka pada 1961, dan dibangkitkan kembali oleh Pimpinan Pusat

Muhammadiyah dengan SK Nomor 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 tanggal 10 Sya’ban 1420 H

(18 November 1999 M) dan dipertegas

dengan SK Nomor 10/Kep/I.O/B/2003 tanggal 1 Dzulhijjah 1423 H (2 Februari 2003).

HW berasaskan Islam. HW didirikan untuk menyiapkan dan membina anak, remaja, dan

pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan berteknologi serta berakhlak

karimah dengan tujuan terwujudnya pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap

menjadi kader persyarikatan, umat, dan bangsa.


1.2 Rumusan Masalah

1. Seperti apa Sifat, Dan bagaimana identitas Serta Ciri Khas Hizbul Wathan?

2. 5W+1H,

2.1 What is Hizbul Wathan's scouting movement?

2.2 Who founded Hizbul Wathan scouts?

2.3 Why was the Hizbul wathan scouting movement founded by KH. Ahmad

Dahlan?

2.4 Why was Hizbul Wathan resurrected?

2.5 What is the difference between Hizbul Wathan before Scouting And Hizbul

Wathan After the resurrection?

2.6 What is the difference between the new Hizbul Wathan With Scouts?

2.7 When was Hizbul Wathan founded? and how about the next trip?

2.8 What is the organizational structure of Hizbul Wathan?

3. Apa tujuan, visi Dan Misi Hizbul Wathan?

4. Apa Makna Logo, seragam Pakaian HW, dan Atribut Hizbul Wathan?

5. Apa isi Janji Pandu HW dan Undang-undang Hizbul Wathan?

6. Bagaimana Bunyi Mars Hizbul Wathan?

7. Seperti apa Sejarah Hizbul Wathan?

8. Apa saja Prinsip Hizbul Wathan?

9. Apa saja Materi Yang Di pelajari Dari Hizbul Wathan?


10. Apa saja Kode penghormatan Pandu Hizbul Wathan?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulis Membuat Makalah ini bertujuan untuk :

1. memperluas Ilmu wawasan penulis, dan juga pembaca. Serta Memberikan manfaat

bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan.

2. Memenuhi nilai Hukuman/Memperbaiki Nilai Hizbul Wathan, Karna Tidak Dapat

Mengikuti Wukuf HW yang sudah Di rencanakan Oleh Kaka pembina dan guru

pembimbing, serta guru-guru lainnya.

3. Berlatih menyusun makalah yang benar dan Mengembangkan konsep pengetahuan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sifat, Identitas Dan Ciri Khas Hizbul Wathan (HW)

A. Sifat Hizbul Wathan (HW).

HW adalah sistem pendidikan untuk anak, remaja, dan pemuda di luar lingkungan

keluarga dan sekolah.

Bersifat nasional, artinya ruang lingkup usaha HW meliputi seluruh wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Bersifat terbuka, artinya keanggotaan HW terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat,

tanpa membedakan gender, usia, profesi, atau latar belakang pendidikan. Penggolongan

keanggotaan HW menurut usia hanyalah untuk membedakan status sebagai peserta didik

atau anggota dewasa (pembina).

Bersifat sukarela, artinya dasar seseorang menjadi anggota HW adalah suka dan rela,

tanpa paksaan atau tekanan orang lain.

Tidak berorientasi pada partai politik, artinya secara organisatoris HW tidak berafiliasi

kepada salah satu partai politik dan HW tidak melakukan aktivitas politik praktis. Induk

organisasi HW adalah Persyarikatan Muhammadiyah.


B. Identitas Hizbul Wathan (HW).

1. HW adalah kepanduan islami, artinya pendidikan kepanduan yang dilakukan

oleh HW adalah untuk menanamkan aqidah Islam dan membentuk peserta didik

berakhlak mulia.

2. HW adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang tugas utamanya mendidik

anak, remaja, dan pemuda dengan sistem kepanduan

C. Ciri Khas Hizbul Wathan (HW).

Ciri khas HW hakikatnya adalah bahwa Prinsip Dasar Kepanduan dan Metode Kepanduan

yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan

kepentingan, keperluan, situasi, kondisi masyarakat serta kepentingan Persyarikatan

Muhammadiyah.

2.2Tentang Hizbul Wathan (5W+1H)

Apa Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Itu?

Hizbul Wathan (HW) yang artinya pembela tanah air, adalah nama gerakan kepanduan

dalam Muhammadiyah. Kepanduan Adalah sistem pendidikan luar keluarga dan sekolah

yang membentuk dan membina watak anak, remaja & pemuda dengan metode menarik,

menyenangkan dan menantang serta dilaksanakan di alam terbuka. Gerakan Kepanduan

Hizbul Wathan Adalah organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah yg khusus dalam

bidang kepanduan. Pandu HW adalah anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.


Siapakah yang Mendirikan Pandu Hizbul Wathan?

HW didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan dengan nama semula “Padvinder

Muhammadiyah” dan selang dua tahun diganti dengan nama “Hizbul Wathan”.

Mengapa Kepanduan Hizbul Wathan didirikan oleh KH. Ahmad

Dahlan?

KH. Ahmad Dahlan tertarik pada sistem pendidikan kepanduan karena menggunakan

metode menarik, menyenangkan dan menantang dalam membentuk watak generasi muda.

Beliau yakin, sistem kepanduan ini dapat digunakan sebagai sarana pembentukan kader

Muhammadiyah dan Bangsa Indonesia. Dengan metode kepanduan, anak, remaja dan

pemuda dilatih untuk mampu menjadi warga masyarakat yg berguna, mandiri dan

berakhlak mulia.

Mengapa Hizbul Wathan Dibangkitkan Kembali?

Warga Muhammadiyah melihat bahwa dalam prakteknya, kebanyakan kegiatan Pramuka

tidak seperti yang diharapkan sebagai satu kepanduan yang islami. Asas sukarela dalam

kepanduan telah berubah menjadi instruktif di Pramuka khususnya yg berbasis sekolah.

Beberapa prinsip kepanduan telah meluntur, terutama dengan intervensi birokrasi.

Apa Beda Hizbul Wathan Dahulu (Sebelum Pramuka) dan Hizbul

Wathan Baru (Setelah Kebangkitan)?


Organisasi HW dahulu, merupakan majelis, sedangkan HW baru berstatus ortom

dilingkungan Muhammadiyah. Sistem pendidikannya tetap sama, tetapi metode dan teknik

pelatihannya disesuaikan dengan tuntutan perkembangan peserta didik masa kini.

Demikian juga seragam dan atribut yg dikenakan, diusahakan sesuai selera anak muda dan

norma agama.

Apa Perbedaan Antara Kepanduan HW Baru Dengan Pramuka?

Pada dasarnya HW dan Pramuka sebagai gerakan kepanduan adalah sama yg tujuannya

sama-sama mendidik anak bangsa. Kepanduan HW lebih menekankan kepada kepanduan

islami, dengan menerapkan akidah islam dalam setiap aspek kegiatan kepanduan.

Kapan Hizbul Wathan Didirikan? Bagaimana Perjalanan Selanjutnya?

HW didirikan oleh KHA Dahlan tahun 1918 dengan nama Padvinder Muhammadiyah di

Yogyakarta yg kemudian diganti dengan nama Hizbul Wathan (HW) pada tahun 1920,

HW berkembang di seluruh nusantara .Latihan rutin HW meliputi baris-berbaris, bermain

tambur dan olahraga, kemudian ditambah dengan PPPK dan kerohanian. Banyak pemuda

yang tertarik sehingga pengikut latihan semakin banyak. Hal itu sampai pada tahun

1942.Selama pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan (1942 s/d 1950), kepanduan

HW terpaksa tidak aktif Thn;1950 Kepanduan HW diaktifkan kembali hingga tahun 1961.

Th. 1961, dengan adanya Kepres No. 238 Th 1961, semua pandu-pandu di Indonesia

melebur menjadi “PRAMUKA” termasuk juga H Era reformasi telah mengubah

pandangan dari sentralisasi menjadi desentralisasi, Oleh karena itu PP Muhammadiyah


membangkitkan kembali HW pada 18 November 1999.Tahun 1999 dimulailah tahap

sosialisasi HW kembali ke suluruh pimpinan-pimpinan Muhammadiyah baik di Tingkat

Wilayah, Daerah, Cabang maupun Ranting. Tahun 2005 bulan Desember diadakan

Muktamar HW Pertama di Yogyakarta. Dengan semangat baru HW berhasil

mensosialisasikan HW di seluruh Tanah Air Indonesia. Sebagai contoh Jawa Tengah dari

36 Kabupaten, 34 Kabupatennya sudah mempunyai Kwartir Daerah.

Dimana Organisasi HW?

Struktur organisasi Gerakan Kepanduan HW disejajarkan dengan Persyarikatan :

Tingkat Pusat disebut Kwartir Pusat.

Tingkat Wilayah disebut Kwartir Wilayah.

Tingkat Daerah disebut Kwartir Daerah.

Tingkat Cabang disebut Kwartir Cabang.

Tingkat Ranting disebut Qabilah.

Qabilah merupakan pimpinan terdepan, yang langsung mengkoordinir satuan-satuan

anak didik. Ranting dalam setiap cabang baik itu Athfal. Pengenal, Penghela dan Penuntun

menjadi satu Qobilah, sehingga tingkatan-tingkatan tersebut mempunyai nama Qobilah

yang sama (nama Qobilah tokoh-tokoh Pahlawan Islam).

Organisasi Di Tingkat Peserta Didik?

Athfal, 6-10 Tahun : Tingkat SD

Pengenal, 11-16 Tahun : Tingkat SMP


Penghela, 17-20 Tahun : Tingkat SMA

2.3 Tujuan, Visi Dan Misi Hizbul Wathan (HW)

A. Tujuan Hizbul Wathan.

1. Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam, sehingga terwujud

masyarakat Kepanduan yang Islami.

2. Pro aktif membantu orang tua dalam mendidik, mengasuh dan membimbing

anak -anak, remaja dan pemuda melalui pendidikan dan latihan kepanduan,

supaya menjadi orang Islam yang berarti, bertaqwa kepada Allah, berbudi

pekerti yang luhur, berbadan sehat dan tangkas, hingga berguna bagi diri

sendiri, Persyarikatan dan masyarakat umum.

B. Visi Dan Misi Hizbul Wathan.

Visi :

Gerakan kepanduan yang berkualitas, yang selalu dibutuhkan, dihormati dan dicintai oleh

anak didik, orang tua, guru, dan masyarakat di Indonesia , khususnya umat Islam dan

warga Muhammadiyah.

Misi :

1.kader Muhammadiyah yang handal dan berakhlak mulia.

2.Membina remaja Muhammadiyah yang sehat jasmani dan Rohani.

3.Meningkatkan sumber daya manusia yang kreatif, cerdas, terampil dan percaya diri.
AKTUALISASI HW

1.Di luar lingkungan pendidikan keluarga dan sekolah

2.Pendalaman kehidupan beragama

3.Permainan yang menyenangkan

4.Ada unsur tantangan/petualangan

5.Di alam terbuka, Kegiatan bersama anak-anak dan orang dewasa berjiwa muda

6.Ada keterbukaan dan kebebasan berpendapat dan berkreasi

7.Mengasah ketrampilan, dan Mengikuti perkembangan iptek

8.Kesediaan menolong sesama dan Non politik.

2.4 Arti Logo HW, pakaian seragam HW, dan Atribut Hizbul Wathan.

A. Arti Logo Hizbul Wathan.

Lambang HW adalah sinar matahari dengan logo HW dan kuncup melati. Sinarnya

sebanyak 12 dengan logo HW. Melambangkan bahwa HW sebagai organisasi otonom


Muhammadiyah yang artinya bahwa setiap anggota HW mampu memancarkan cahaya

pribadi pada masyarakat, bangsa dan Negara. Sedangkan kuncup melati melambangkan

kecintaan dan keharuman yaitu mencerminkan kepribadian pemuda Muhammadiyah

sebagai pemuda Muhammadiyah.

B.pakaian seragam Hizbul Wathan.

Pakain Seragam adalah pakaian yang dipakai oleh semua anggota Pandu HW yang bentuk,

corak, warna, dan tata cara pemakaiannya seragam sesuai dengan ketentuan yang dibuat

oleh Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.

Fungsi pakaian seragam adalah sebagai berikut :

1. Memperkuat identitas
2. Membangun jiwa korsa

3. Mengandung daya tarik

4. Memotivasi pengendalian disiplin

5. Menjalin kebersamaan

6. Mencerminkan kerapihan

7. Menjadi Kenang-kenangan.

• Kriteria pakaian seragam adalah sebagai berikut :

1. Memiliki estetika

2. Menarik untuk mayoritas anggota

3. Sesuai untuk kegiatan di lapangan

4. Pengadaannya mudah

5. Sederhana tetapi praktis

6. Paduan warna mengandung makna

7. Memenuhi norma agama dan masyarakat

8. Mencirikan jati diri organisasi, dan tidak/belum digunakan oleh organisasi lain.
C. Atribut Hizbul Wathan

Atribut adalah tanda-tanda yang dikenakan/dipakai oleh anggota Pandu HW untuk

menunjukkan jabatan, jenjang, tingkat kecakapan, satuan, dan daerah

Atribut berfungsi untuk :

1. Memudahkan mengenal identitas

2. Menandakan status dan posisi

3. Menunjukkan prestasi kerja

4. Menimbulkan kebanggaan

5. Manandakan tingkatan

6. Memupuk rasa tanggung jawab

7. Menjadi kenang-kenangan

Kriteria atribut adalah sebagai berikut :


1. Memenuhi estetika

2. Anggun dan menunjang wibawa

3. Sederhana, mudah dibuat, dan murah

4. Simbol-simbolnya bermakna

5. Belum dimiliki organisasi lain

Jenis :

1. Utama

a. Tanda identitas Pandu HW

b. Tanda satuan

c. Tanda kepangkatan

d. Tanda tingkat

e. Tanda kwartir dan Qabilah

2. Tambahan

a. Nama Pandu HW

b. Tanda kenang-kenangan pertemuan

c. Lain-lain sesuai / tidak bertentangan

2.5 Pandu Hizbul Wathan dan Undang-undang Pandu Hizbul Wathan.


A. Janji Pandu Hizbul wathan :

ِ ‫بِس ِْم هللا الرَّحْ َم ِن الر‬


P‫َّحيم‬

ِ‫د اَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل هللا‬Pُ َ‫اَ ْشهَ ُد اَ ْن اَل اِ ٰلهَ اِاَّل هللاُ َواَ ْشه‬

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi

bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh :

1. Setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah, Undang-Undang, dan Tanah

Air.

2. Menolong siapa saja semampu saya.

3. Setia menepati Undang-undang Pandu Hizbul Wathan.

B. Undang-undang Pandu Hizbul Wathan :

1. Pandu Hizbul Wathan itu dapat dipercaya

2. Pandu Hizbul Wathan itu setia dan teguh hati

3. Pandu Hizbul Wathan itu siap menolong dan wajib berjasa

4. Pandu Hizbul Wathan itu cinta perdamaian dan persaudaraan

5. Pandu Hizbul Wathan itu sopan santun dan perwira

6. Pandu Hizbul Wathan itu menyayangi semua makhluk

7. Pandu Hizbul Wathan itu siap melaksanakan perintah tanpa membantah

8. Pandu Hizbul Wathan itu sabar dan pemaaf


9. Pandu Hizbul Wathan itu teliti dan hemat

10. Pandu Hizbul Wathan itu suci dalam hati, pikiran, perkataan dan perbuatan.

2.6 Hizbul Wathan.

Hizbul Wathan Muhammadiyah

Sangat pesat meraja

Di seluruh Indonesia

Bukan Di sini sahaja

Memang hak nya menjunjung

Islam di sengaja

Teguh hati sebagai baja

Menjalankan kewajiban- dengan sopan bersuka durja

Sama-sama fakir dan kaya

Punya haluan “sedikit bicara banyak bekerja”.

Hizbul Wathan Muhammadiyah

Slalu siap sedia

Berbuat amal serta jasa

Dengan Ikhlas dan gembira

Pandu perwira Islam

Putra Indonesia

Setia dan dapat di percaya


Dalam semua janji dan bakti

Untuk agama dan bangsa

Cepat tangkas tingkah kerjanya

Dengan semboyan “sedikit bicara banyak bekerja”.

2.7 Sejarah Hizbul Wathan.

Gagasan persatuan umat manusia, kemerdekaan, Islam berkemajuan, pemberdayaan, dan

egalitarianisme adalah pilar-pilar filosofi gerakan Muhammadiyah yang turut menopang

pembentukan kesadaran nasionalisme Indonesia. Proses pembentukan kesadaran identitas

kebangsaan di Muhammadiyah justru melampaui sejarah Indonesia modern. Dengan

membaca kasus sejarah berdirinya Kepanduan Hizbul Wathan (HW), salah satu organisasi

otonom (ortom) di Muhammadiyah, jejak nasionalisme dan patriotisme sangat kentara

dalam organisasi modernis rintisan KH. Ahmad Dahlan ini.

Kelahiran Hizbul Wathan diawali dari cerita KH. Ahmad Dahlan, president Hoofdbestuur

(HB) Muhammadiyah, yang aktif mengisi pengajian Sidik Amanah Tabligh Fathanah

(SATV) tiap malam Ahad di rumah K.H. Muchtar Buchori di Solo. Dalam perjalanan

hendak pulang ke Yogyakarta, ia sempat menyaksikan pemandangan kegiatan para

padvinders (di bawah organisasi Javaansche Padvinders Organisatie) di Alun-alun Pura

Mangkunegaran. Sesampai di Yogyakarta, KH. Ahmad Dahlan berdiskusi dengan

Somodirdjo (mantri guru Standaardschool Suronatan), Sjarbini (guru di sekolah


Muhammadiyah Bausasran), dan seorang guru sekolah Muhammadiyah Kotagede. “Saja

tadi pagi di Solo pulang dari Tabligh, sampai dimuka Pura Mangkunegaran di alun2,

melihat anak banyak berbaris setengahnya sedang bermain-main, semuanya berpakaian

seragam. Baik sekali! Itu apa?” (Tuntunan Hizbul Wathan, 1961: 13). Setelah mendapat

penjelasan singkat dari Soemodirdjo, KH. Ahmad Dahlan menyatakan tertarik untuk

membentuk Kepanduan di Muhammadiyah. “Alangkah biaknya kalau anak-anak keluarga

Muhammadijah juga dididik semacam itu untuk melajani (Djawa leladi) menghamba

kepada Allah,” kata KH. AhmadDahlan.

KH. Ahmad Dahlan ketika menyaksikan aktivitas Padvinders Mangkunegaran lantas

melakukan proses refleksi, perenungan, sekalipun mungkin masih menjadi tanda tanya

besar, karena sebenarnya ia memang tidak mengantongi informasi yang cukup tentang apa

dan bagaimana Kepanduan pada waktu itu. Namun, persepsi tentang aktivitas ‘baris

berbaris’ (kedisiplinan/persatuan), ‘pakaian seragam’ (uniform), ‘permainan’ (perlombaan

kreatif) dalam kegiatan Padvinders Mangkunegaran telah mempengaruhi pikirannya.

Ketika dikonfirmasi oleh Soemodirjo bahwa rangkaian kegiatan yang mencerminkan nilai-

nilai kegembiraan, sehat, dinamis, kreatif, dan saling tolong menolong dalam Padvinders

di bawah organisasi JPO memang bagian dari kegiatan pendidikan di luar sekolah. Ketika

dijelaskan

bahwa JPO dipersiapkan untuk menjadi para prajurit Mangkunegaran, KH. Ahmad Dahlan

semakin tertarik. Apalagi pendekatan dalam proses pendidikan dan pelatihan JPO
menggunakan alam terbuka, berbaur dengan masyarakat, menampilkan simbol-simbol

identitas khusus, menggunakan metode bermain yang sesuai dengan kondisi psikologis

anak-anak, sehingga konsep ini dirasa mampu menutupi ‘celah kosong’ dalam sistem

pendidikan keluarga dan sekolah Muhammadiyah.

KH. Ahmad Dahlan memandang sangat baik jika anak-anak keluarga Muhammadiyah

dididik menggunakan pendekatan yang digunakan JPO. Artinya, ketertarikan KH. Ahmad

Dahlan untuk mengadopsi model kepanduan ala JPO yang akan dipraktikkan dalam

sekolah Muhammadiyah merupakan hasil dari proses praktik sosial yang berhubungan

langsung dengan relasi-relasi sosial pada waktu itu. Sudah dipastikan KH. Ahmad Dahlan

melakukan proses penalaran dan refleksi lebih lanjut setelah melihat kegiatan JPO yang

mampu menarik perhatiannya. Namun, ketertarikan sang President HB Muhammadiyah

tidak lantas mengadopsi apa adanya model JPO, tetapi melewati proses kreatif dan inovatif

dengan mengarahkan gerakan Kepanduan untuk tujuan ‘mengabdi kepada Tuhan.’ Hasil

dari refleksi KH. Ahmad Dahlan terhadap model JPO melahirkan kreativitas baru dengan

sentuhan Keislaman ketika sang pendiri Muhammadiyah menghendaki model Kepanduan

yang diniatkan untuk keperluan beribadah, yaitu ‘mengabdi kepada Allah SWT.’ Dengan

cara mengadopsi model kepanduan (scouting), tetapi melalui proses kreatif dan inovatif,

maka terdapat perubahan format Kepanduan yang akan dijalankan di Muhammadiyah.

Rumusan ‘tujuan’ kepanduan yang dikehendaki KH. Ahmad Dahlan adalah dalam rangka

‘mengabdi kepada Allah SWT.’ Berbeda dengan konsep ideologi scouting yang digagas
Baden Powell yang berdasarkan prinsip ideologi ‘kemanusiaan universal’, maka

kepanduan Muhammadiyah dibentuk atas dasar ‘humanisme-religius’ (Islam).

Setelah President HB Muhammadiyah menyatakan penting untuk segera membentuk

gerakan Kepanduan, maka atas usaha Soemodirdjo, Sjarbini, dan para guru

Muhammadiyah pada waktu itu segera dibentuk tim khusus (ad hoc) yang berfungsi

mempersiapkan pembentukan gerakan ini. Dalam buku Tuntunan Hizbul Wathan (1961)

dijelaskan bagaimana proses awal pembentukan gerakan ini: “Sedjak setelah diadakan

pertemuan itu, guru2 Muhammadijah dengan dipelopori terutama oleh Bp. Soemodirdjo,

Bp. Sjarbini, mengadakan persiapan2 akan mengadakan gerakan untuk anak2 diluar

sekolah dan rumah. Mula-mula jang akan digerakkan para guru sendiri terlebih dahulu.

Pendaftaran dimulai. Latihan diadakan tiap Ahad sore dihalaman sekolah Muhammadijah

Suronatan. Terutama

jang dilatihkan ialah berbaris dan olah raga. Kian hari kian bertambah pengikutnja. Tiada

lagi terbatas pada para guru sadja, djuga banjak para pemuda dari Kauman jang ikut

berlatih. Jang sangat menarik kepada masjarakat ialah adanja barisan jang dipimpin oleh

Bapak Sjarbini seorang pemuda jang telah tjukup mendapat latihan2 kemiliteran (militair

Belanda), seorang pemuda bekas “onder-officer.” Tentu sadjlah segala gerak dan sikapnja

sangat menarik dalam lingkungan pemuda jang memang sama haus kepada pimpinan

kepradjuritan…” Ketika Kepanduan HW dibentuk, gerakan nasionalisme di Turki sedang

menggema, terutama melalui sosok Mustafa Kamal Pasha yang mendirikan partai Hizbul
Wathan.[1] Sedangkan di tanah air, terutama di Surabaya, KH. Mas Mansur selain

mendirikan organ pergerakan Nahdlatut Tujjar juga mendirikan Nahdlatul Wathan.

Semangat ‘nasionalisme’ di kalangan umat Islam tengah menggelora pada waktu itu

sehingga ungkapan “hubbul wathan minal iman” begitu populer yang menandai semangat

baru dalam kehidupan berbangsa. Berkaitan dengan penamaan HW, sumber Djarnawi

Hadikusuma menyebutkan:

Maka berdirilah kepanduan Muhammadiyah bernama “Hizbul Wathan” disingkat HW.

Nama ini disesuaikan dengan nama partai nasional Mesir, “Hizbul Wathan” yang didirikan

oleh Musthafa Kamal pada tahun 1894 dan sejiwa pula dengan ucapan hukama:

“Mencintai tanah air adalah sebagian daripada iman.” (Hadikusuma, Aliran Pembaharuan,

h. 82). Dengan demikian, nilai dasar karakter yang dibangun dalam institusi kepanduan

HW pada fase pembentukan adalah ‘semangat nasionalisme’ dan sekaligus ‘jiwa

patriotisme’ sekalipun pada waktu itu bangsa ini belum berwujud negara-bangsa (nation-

state). Semangat nasionalisme dalam HW berbeda dengan visi kepanduan yang

diselenggarakan oleh organisasi-organisasi lain seperti Nationale Padvinders Organisatie

(NPO) dan Nationale Padvinderij. HW adalah gerakan kepanduan di bawah organisasi

Muhammadiyah yang mengusung visi Islam modernis sehingga kepanduan ini lebih

kentara dengan ciri khas keislamannya.

Nama kepanduan HW semakin populer di masyarakat Yogyakarta sejak pertama kali

didirikan. Muhammadiyah yang didirikan oleh para abdi dalem Kraton Yogyakarta
(termasuk KH. Ahmad Dahlan berstatus sebagai abdi dalem yang mengemban fungsi

sebagai khatib di masjid besar Kauman) tidak bisa lepas dari proses interaksi dengan

struktur Kraton Yogyakarta. Pada tanggal 30 Januari 1921, dalam rangka pengangkatan

raja baru (Sri Sultan Hamengkubuwono VIII), KH. Ahmad Dahlan bersama Haji Hisyam,

Haji Mochtar, Haji Fachrodin, Hadjid, Sjarbini, Damiri, dan lain-lain memimpin pasukan

HW yang menyelenggarakan baris-berbaris dan serangkaian atraksi di Alun-alun Utara.

Dalam show

force kedua di ruang publik ini (1921), Djarnawi Hadikusuma menukil pidato/orasi Haji

Fachrodin yang cukup fenomenal: Pernah K.H. Fachruddin berpidato di hadapan

sepasukan besar pandu H.W., “Tongkat yang sekarang ini ada dalam genggamanmu

bersandar di bahumu, kemudian hari akan berobah menjadi senapan dan bedil.” Ternyata

perkataan Fachruddin itu benar. Pada masa Jepang banyak anggauta H.W. memasuki

Heiho dan tentara Pembela Tanah Air. Antara lain Muljadi Djojomartono, Yunus Anis,

Kasman, dan Sudirman. Bahkan Sudirman ini akhirnya menjadi satu-satunya Panglima

Besar tentara Republik Indonesia. (Hadikusuma, Aliran Pembaruan, h. 83).

Pernyataan Haji Fachrodin yang menegaskan bahwa tongkat yang dipanggul di bahu

para anggota HW pada saatnya nanti akan menjadi ‘senapan dan bedil’ adalah penegasan

dari analisis penulis terhadap salah satu motif pembentukan kepanduan ini yang

merupakan fase ‘pra-revolusi fisik.’ Bahwa kepanduan ini dibentuk salah satu motifnya

adalah dalam rangka mempersiapkan individu-individu terlatih dengan semangat


nasionalisme dan patriotisme yang pada masanya nanti akan berjuang membela tanah air

dalam medan pertempuran fisik. Pada pembahasan fase puncak (masa kolonialisme Jepang

hingga agresi militer Belanda), peran HW semakin nyata dalam pembentukan karakter

generasi muda karena terbukti mampu melahirkan para tokoh yang berjiwa nasionalis dan

patriotik. Semangat nasionalisme dan patriotisme yang digali dari sejarah pendirian

Kepanduan HW di Muhammadiyah sudah tidak diragukan lagi. Seiring dengan

pertumbuhan kesadaran nasionalisme dan patriotisme, Muhammadiyah memiliki andil

dalam proses pembentukan identitas bangsa Indonesia. Dalam proses menuju

kemerdekaan, sebuah bangsa akan terus melakukan proses identifikasi diri. Sebuah

dokumen penting cukup menyadarkan bangsa ini dan warga Muhammadiyah, bahwa sejak

awal tahun 1925, Muhammadiyah telah menggunakan identitas ”Indonesia” untuk

menyebut wilayah kekuasaan politik yang disebut Hindia-Nederland. Hal ini dapat

ditemukan dalam halaman cover Majalah Soeara Moehammadijah Nomor 1 Tahun 1925.

(Hadikusuma, Aliran Pembaharuan, h. 82).

2.8 Prinsip Hizbul Wathan Dan Metode pendidikan Hizbul Wathan.

A.Prinsip Dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (AD Bab III Pasal 8 ayat 2)

1. Pengamalan aqidah Islamiah

2. Pembentukan dan pembinaan akhlaq mulia menurut ajaran Islam

3. Pengamalan kode kehormatan pandu Hizbul Wathan.

B. Pendidikan Kepanduan Hizbul Wathan (AD Bab III Pasal 8 Ayat 3)


1. Pemberdayaan anak (peserta) didik lewat sistem beregu

2. Kegiatan dilakukan di alam terbuka

3. Pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan, dan menantang

4. Penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecakapan

5. Sistem kesatuan dan kegiatan terpisah antara pandu putra dan pandu putri.

2.9Materi Hizbul Wathan.

A. P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)

P3K adalah tindakan atau pertolongan yang bersifat sementara untuk mencegah maut

sebelum dibawa ke Rumah sakit, Puskesmas, atau dokter.

1. Pedoman P3K (PATUT)

P : Pertolongan terlebih dahulu selamatkan diri sendiri.

A : Amankan korban.

T : Tandain tempat kejadian perkara.

U : Usahakan hubungi rumah sakit atau ambulance.

T : tindakan P3K untuk sementara sebelum si korban dibawa ke rumah sakit atau

puskesmas.

2. Tujuan P3K

1. Menolong meringankan penderita sebelum mendapatkan perawatan lebih lanjut.


2. Mencegah pendarahan pada si korban lebih banyak lagi.

B. Semaphore

Semaphore metode,bahasa isyarat ditemukan oleh tuan semaphore yaitu metode

penyampaian pesan dengan menggunakan bendera yang terdiri dari 2 warna yaitu warna

terang dan warna gelap yang terikat pada tongkat dengan ukuran 45 cm x 45 cm, aturannya

adalah bendera warna gelap tali pada tongkat untuk mempermudah pembuatan seni dapat

menggunakan convert.

C. Morse

Morse metode, bahasa isyarat ditemukan oleh tuan Morse, yaitu metode penyampaian

pesan dengan menggunakan logika dasar titik dan strip. (Kecil dan Besar) morse dapat

disampaikan dengan menggunakan bendera, suara, cahaya dan tulisan untuk

mempermudah pembuatan soal dapat menggunakan convert morse.

D. Sandi kotak

Sandi Kotak, Seni dan ilmu membuat sandi atau komunikasi rahasia dalam bahasa yunani

disebut dengan cryptography yang berarti rahasia. Sandi kotak merupakan sandi yang

paling mudah untuk dipelajari dalam kegiatan kepramukaan dibanding sandi-sandi yang
lain. Sifatnya yang rahasia dan terkonsep. Sandi tidak dibuat tanpa alasan melainkan

memang ada tujuan tertentu yang pastinya bermanfaat.

Sandi kotak 1

1. Sandi kotak 2

E. PBBAB (Peraturan baris-berbaris angkatan bersenjata).

A.Maksud dan tujuan :

1. Menumbuhkan sikap jasmani yang tegaf dan tegas.

2. Menumbuhkan rasa disiplin, rasa persatuan dan tanggung jawab.

B. Aba-aba;

Aba-aba adalah perintah yang diberikan oleh seseorang komando kepada pasukan untuk

dilaksanakan pada waktunya baik serentak mau atau berturut-turut.

Macam-macam Aba-aba :

1. Aba-aba Petunjuk.

2. Aba-aba peringatan.

3. Aba-aba pelaksanaan. Contohnya : gerak, mulai, dan jalan.


2.10 Kode Kehormatan kepanduan Hizbul Wathan

1. Kode kehormatan Pandu Hizbul Wathan adalah janji Pandu Hizbul Wathon dan undang-

undang Pandu Hizbul Wathan.

2. Kode kehormatan Pandu Hizbul Wathan merupakan jiwa semangat dan keterkaitan

sebagai Pandu baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.

3. Kode kehormatan Pandu Hizbul Wathan terdiri atas janji dan undang-undang Pandu

Hizbul Wathan ialah :

A. Janji Pandu Hizbul Wathan diucapkan secara sukarela oleh calon anggota ketika

mengingatkan diri dalam menempatkan Dan menempati janji tersebut.

B. Undang-undang Pandu Hizbul Wathan merupakan ketentuan moral untuk

dijadikan kebiasaan diri dalam bersikap dan berperilaku sebagai warga masyarakat

yang berakhlak mulia.

4. Kode kehormatan Pandu Hizbul Wathan diucapkan pada saat pelantikan anggota pelatih

dan kegiatan lain yang diatur dalam peraturan Hizbul Wathan.

5. Pengucapan janji Pandu Hizbul Wathan selalu diawali dengan basmalah yang

disambung dengan dua kalimat syahadat beserta artinya.

6. Kode kehormatan Pandu Hizbul Wathan merupakan landasan pembinaan anggota untuk

mencapai maksud dan tujuan Hizbul Wathan.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

HW didirikan untuk menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda yang

memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan berteknologi serta berakhlak karimah

dengan tujuan terwujudnya pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi

kader persyarikatan, umat, dan bangsa.


HW adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang tugas utamanya mendidik

anak, remaja, dan pemuda dengan sistem kepanduan.

Kepanduan Adalah sistem pendidikan luar keluarga dan sekolah yang membentuk dan

membina watak anak, remaja & pemuda dengan metode menarik, menyenangkan dan

menantang serta dilaksanakan di alam terbuka.

HW didirikan oleh KHA Dahlan tahun 1918 dengan nama Padvinder

Muhammadiyah di Yogyakarta yg kemudian diganti dengan nama Hizbul Wathan

(HW) pada tahun 1920, HW berkembang di seluruh nusantara.

Latihan rutin HW meliputi baris-berbaris, bermain tambur dan olahraga, kemudian

ditambah dengan PPPK dan kerohanian.

Pro aktif membantu orang tua dalam mendidik, mengasuh dan membimbing anak -

anak, remaja dan pemuda melalui pendidikan dan latihan kepanduan, supaya

menjadi orang Islam yang berarti, bertaqwa kepada Allah, berbudi pekerti yang

luhur, berbadan sehat dan tangkas, hingga berguna bagi diri sendiri, Persyarikatan dan

masyarakat umum.

Visi : Gerakan kepanduan yang berkualitas, yang selalu dibutuhkan, dihormati dan

dicintai oleh anak didik, orang tua, guru, dan masyarakat di Indonesia , khususnya

umat Islam dan warga Muhammadiyah.


Pakain Seragam adalah pakaian yang dipakai oleh semua anggota Pandu HW yang

bentuk, corak, warna, dan tata cara pemakaiannya seragam sesuai dengan ketentuan

yang dibuat oleh Kwartir Pusat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.

Hizbul Wathan Muhammadiyah Slalu siap sedia Berbuat amal serta jasa Dengan Ikhlas

dan gembira Pandu perwira Islam Putra Indonesia Setia dan dapat di percaya Dalam

semua janji dan bakti Untuk agama dan bangsa Cepat tangkas tingkah kerjanya

Dengan semboyan “sedikit bicara banyak bekerja”.

Ahmad Dahlan terhadap model JPO melahirkan kreativitas baru dengan sentuhan

Keislaman ketika sang pendiri Muhammadiyah menghendaki model Kepanduan yang

diniatkan untuk keperluan beribadah, yaitu ‘mengabdi kepada Allah SWT.’ Dengan

cara mengadopsi model kepanduan (scouting), tetapi melalui proses kreatif dan

inovatif, maka terdapat perubahan format Kepanduan yang akan dijalankan di

Muhammadiyah.

Pernyataan Haji Fachrodin yang menegaskan bahwa tongkat yang dipanggul di

bahu para anggota HW pada saatnya nanti akan menjadi ‘senapan dan bedil’ adalah

penegasan dari analisis penulis terhadap salah satu motif pembentukan kepanduan ini

yang merupakan fase ‘pra-revolusi fisik.’ Bahwa kepanduan ini dibentuk salah satu

motifnya adalah dalam rangka mempersiapkan individu-individu terlatih dengan

semangat nasionalisme dan patriotisme yang pada masanya nanti akan berjuang

membela tanah air dalam medan pertempuran fisik.


Kode kehormatan Pandu Hizbul Wathan terdiri atas janji dan undang-undang

Pandu Hizbul Wathan ialah : Janji Pandu Hizbul Wathan diucapkan secara sukarela

oleh calon anggota ketika mengingatkan diri dalam menempatkan Dan menempati janji

tersebut.

3.2 Saran

1. Untuk kepala sekolah, Kepada kepala sekolah agar selalu memberikan sosialisasi

bagi orang tua murid yang tidak mengizinkan anaknya untuk mengikuti kegiatan

Hizbul wathan.

2. Untuk pembina, kepada pembina Hizbul Wathan lebih meningkatkan

kompetensinya dalam kepanduan Hizbul Wathan dan dapat terus membentuk

karakter nasionalisme siswa yang akhirnya akan berpengaruh terhadap kehidupan

sehari – hari, bahkan tertanam dimasa depan peserta didik.

Mungkin Inilah yang dapat saya buat dan Yang dapat saya susun Dari makalah

kepanduan Hizbul Wathan, saya menyadari dalam penulisan dan penyusunan

makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan yang ada pada

makalah ini, karena saya manusia yang tak luput dari salah dan dosa. Maka dari itu

saya Juga butuh saran dan kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk menjadi lebih

baik lagi buat kedepannya.Watha

Anda mungkin juga menyukai