Disusun oleh :
Ilyas Faturrohman
VII-B
Assalamu’alaikum Wr, Wb.Puji syukur ke hadirat tuhan yang maha esa. penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah Kepanduan Hizbul Wathan dengan tepat waktu.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi perbaikan dari
kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Aamiin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Hizbul Wathan, selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang gerakan kepanduan Hizbul Wathan bagi para
pembaca dan juga bagi para penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
2.1 Sifat, Identitas, Dan Ciri Khas Hizbul Wathan (HW) …………………………….
2.2 Tentang Hizbul Wathan (5W+1H) …………………………………………….
2.3 Tujuan, Visi dan Misi Hizbul Wathan (HW) …………………………………….
2.4 Arti logo HW, Pakaian seragam HW, Atribut Hizbul Wathan …………………….
2.5 Janji Pandu Hizbul Wathan dan Undang-undang pandu Hizbul Wathan ……………
2.6 Mars Hizbul Wathan ……………………………………………………………
2.7 Sejarah Hizbul Wathan ……………………………………………………………
2.8 Prinsip Hizbul Wathan Dan Metode Pendidikan Hizbul Wathan……………………
2.9 Materi Hizbul Wathan ……………………………………………………………
2.10 Kode Kehormatan Kepanduan Hizbul Wathan ……………………………………
PENDAHULUAN
Tahun 1916 Kyai Haji Ahmad Dahlan mengikuti pengajian SAFT (Sidiq,
Amanah,Fathonah, Tabligh) di Surakarta yang diadakan secara rutin di rumah Kyai Haji
Imam Mukhtar Bukhari. Di kota tersebut, Kyai Haji Ahmad Dahlan melihat anak-anak
JPO (Javansche Padvinders Organisatie), dengan pakaian seragam, latihan baris berbaris
apa yang dilihat di Surakarta dan membicarakannya dengan beberapa muridnya, antara
lainSumodirjo dan Sarbini, dengan harapan para pemuda Muhammadiyah, dapat latihan
kepanduan guna berbakti kepada Allah subahanahu wa ta’ala. Mulailah Sumodirjo dan
baris berbaris, olah raga, dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Setiap ahad sore,
anak-anak di sekitar kauman dilatih kegiatan kepanduan, dan pada malam rabu diberikan
Padvinder Muhammadiyah pada tahun 1918, yang susunan pengurus dan personalianya
yang pertama adalah: Ketua Haji Mukhtar Bukhari, Wakil Ketua Haji Hadjid, Sekretaris
Sumodirjo, Keuangan Abdul Hamid, Organisasi Siraj Dahlan, Komando Sarbini dan
Damiri. Kemudian atas usul Haji Hadjid nama Padvinder Muhammadiyah diganti menjadi
Hizbul Wathan.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) adalah salah satu organisasi otonom
Prakarsa itu timbul saat Beliau selesai memberi pengajian di Solo, dan melihat latihan
Gerakan Pramuka pada 1961, dan dibangkitkan kembali oleh Pimpinan Pusat
HW berasaskan Islam. HW didirikan untuk menyiapkan dan membina anak, remaja, dan
pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan berteknologi serta berakhlak
karimah dengan tujuan terwujudnya pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap
1. Seperti apa Sifat, Dan bagaimana identitas Serta Ciri Khas Hizbul Wathan?
2. 5W+1H,
2.3 Why was the Hizbul wathan scouting movement founded by KH. Ahmad
Dahlan?
2.5 What is the difference between Hizbul Wathan before Scouting And Hizbul
2.6 What is the difference between the new Hizbul Wathan With Scouts?
2.7 When was Hizbul Wathan founded? and how about the next trip?
4. Apa Makna Logo, seragam Pakaian HW, dan Atribut Hizbul Wathan?
1. memperluas Ilmu wawasan penulis, dan juga pembaca. Serta Memberikan manfaat
Mengikuti Wukuf HW yang sudah Di rencanakan Oleh Kaka pembina dan guru
PEMBAHASAN
HW adalah sistem pendidikan untuk anak, remaja, dan pemuda di luar lingkungan
Bersifat nasional, artinya ruang lingkup usaha HW meliputi seluruh wilayah Negara
tanpa membedakan gender, usia, profesi, atau latar belakang pendidikan. Penggolongan
keanggotaan HW menurut usia hanyalah untuk membedakan status sebagai peserta didik
Bersifat sukarela, artinya dasar seseorang menjadi anggota HW adalah suka dan rela,
Tidak berorientasi pada partai politik, artinya secara organisatoris HW tidak berafiliasi
kepada salah satu partai politik dan HW tidak melakukan aktivitas politik praktis. Induk
oleh HW adalah untuk menanamkan aqidah Islam dan membentuk peserta didik
berakhlak mulia.
Ciri khas HW hakikatnya adalah bahwa Prinsip Dasar Kepanduan dan Metode Kepanduan
yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan
Muhammadiyah.
Hizbul Wathan (HW) yang artinya pembela tanah air, adalah nama gerakan kepanduan
dalam Muhammadiyah. Kepanduan Adalah sistem pendidikan luar keluarga dan sekolah
yang membentuk dan membina watak anak, remaja & pemuda dengan metode menarik,
Muhammadiyah” dan selang dua tahun diganti dengan nama “Hizbul Wathan”.
Dahlan?
KH. Ahmad Dahlan tertarik pada sistem pendidikan kepanduan karena menggunakan
metode menarik, menyenangkan dan menantang dalam membentuk watak generasi muda.
Beliau yakin, sistem kepanduan ini dapat digunakan sebagai sarana pembentukan kader
Muhammadiyah dan Bangsa Indonesia. Dengan metode kepanduan, anak, remaja dan
pemuda dilatih untuk mampu menjadi warga masyarakat yg berguna, mandiri dan
berakhlak mulia.
tidak seperti yang diharapkan sebagai satu kepanduan yang islami. Asas sukarela dalam
dilingkungan Muhammadiyah. Sistem pendidikannya tetap sama, tetapi metode dan teknik
Demikian juga seragam dan atribut yg dikenakan, diusahakan sesuai selera anak muda dan
norma agama.
Pada dasarnya HW dan Pramuka sebagai gerakan kepanduan adalah sama yg tujuannya
islami, dengan menerapkan akidah islam dalam setiap aspek kegiatan kepanduan.
HW didirikan oleh KHA Dahlan tahun 1918 dengan nama Padvinder Muhammadiyah di
Yogyakarta yg kemudian diganti dengan nama Hizbul Wathan (HW) pada tahun 1920,
tambur dan olahraga, kemudian ditambah dengan PPPK dan kerohanian. Banyak pemuda
yang tertarik sehingga pengikut latihan semakin banyak. Hal itu sampai pada tahun
1942.Selama pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan (1942 s/d 1950), kepanduan
HW terpaksa tidak aktif Thn;1950 Kepanduan HW diaktifkan kembali hingga tahun 1961.
Th. 1961, dengan adanya Kepres No. 238 Th 1961, semua pandu-pandu di Indonesia
Wilayah, Daerah, Cabang maupun Ranting. Tahun 2005 bulan Desember diadakan
mensosialisasikan HW di seluruh Tanah Air Indonesia. Sebagai contoh Jawa Tengah dari
anak didik. Ranting dalam setiap cabang baik itu Athfal. Pengenal, Penghela dan Penuntun
2. Pro aktif membantu orang tua dalam mendidik, mengasuh dan membimbing
anak -anak, remaja dan pemuda melalui pendidikan dan latihan kepanduan,
supaya menjadi orang Islam yang berarti, bertaqwa kepada Allah, berbudi
pekerti yang luhur, berbadan sehat dan tangkas, hingga berguna bagi diri
Visi :
Gerakan kepanduan yang berkualitas, yang selalu dibutuhkan, dihormati dan dicintai oleh
anak didik, orang tua, guru, dan masyarakat di Indonesia , khususnya umat Islam dan
warga Muhammadiyah.
Misi :
3.Meningkatkan sumber daya manusia yang kreatif, cerdas, terampil dan percaya diri.
AKTUALISASI HW
5.Di alam terbuka, Kegiatan bersama anak-anak dan orang dewasa berjiwa muda
2.4 Arti Logo HW, pakaian seragam HW, dan Atribut Hizbul Wathan.
Lambang HW adalah sinar matahari dengan logo HW dan kuncup melati. Sinarnya
pribadi pada masyarakat, bangsa dan Negara. Sedangkan kuncup melati melambangkan
Pakain Seragam adalah pakaian yang dipakai oleh semua anggota Pandu HW yang bentuk,
corak, warna, dan tata cara pemakaiannya seragam sesuai dengan ketentuan yang dibuat
1. Memperkuat identitas
2. Membangun jiwa korsa
5. Menjalin kebersamaan
6. Mencerminkan kerapihan
7. Menjadi Kenang-kenangan.
1. Memiliki estetika
4. Pengadaannya mudah
8. Mencirikan jati diri organisasi, dan tidak/belum digunakan oleh organisasi lain.
C. Atribut Hizbul Wathan
4. Menimbulkan kebanggaan
5. Manandakan tingkatan
7. Menjadi kenang-kenangan
4. Simbol-simbolnya bermakna
Jenis :
1. Utama
b. Tanda satuan
c. Tanda kepangkatan
d. Tanda tingkat
2. Tambahan
a. Nama Pandu HW
ِد اَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل هللاPُ َاَ ْشهَ ُد اَ ْن اَل اِ ٰلهَ اِاَّل هللاُ َواَ ْشه
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi
Air.
10. Pandu Hizbul Wathan itu suci dalam hati, pikiran, perkataan dan perbuatan.
Di seluruh Indonesia
Islam di sengaja
Putra Indonesia
membaca kasus sejarah berdirinya Kepanduan Hizbul Wathan (HW), salah satu organisasi
Kelahiran Hizbul Wathan diawali dari cerita KH. Ahmad Dahlan, president Hoofdbestuur
(HB) Muhammadiyah, yang aktif mengisi pengajian Sidik Amanah Tabligh Fathanah
(SATV) tiap malam Ahad di rumah K.H. Muchtar Buchori di Solo. Dalam perjalanan
tadi pagi di Solo pulang dari Tabligh, sampai dimuka Pura Mangkunegaran di alun2,
seragam. Baik sekali! Itu apa?” (Tuntunan Hizbul Wathan, 1961: 13). Setelah mendapat
penjelasan singkat dari Soemodirdjo, KH. Ahmad Dahlan menyatakan tertarik untuk
Muhammadijah juga dididik semacam itu untuk melajani (Djawa leladi) menghamba
melakukan proses refleksi, perenungan, sekalipun mungkin masih menjadi tanda tanya
besar, karena sebenarnya ia memang tidak mengantongi informasi yang cukup tentang apa
dan bagaimana Kepanduan pada waktu itu. Namun, persepsi tentang aktivitas ‘baris
Ketika dikonfirmasi oleh Soemodirjo bahwa rangkaian kegiatan yang mencerminkan nilai-
nilai kegembiraan, sehat, dinamis, kreatif, dan saling tolong menolong dalam Padvinders
di bawah organisasi JPO memang bagian dari kegiatan pendidikan di luar sekolah. Ketika
dijelaskan
bahwa JPO dipersiapkan untuk menjadi para prajurit Mangkunegaran, KH. Ahmad Dahlan
semakin tertarik. Apalagi pendekatan dalam proses pendidikan dan pelatihan JPO
menggunakan alam terbuka, berbaur dengan masyarakat, menampilkan simbol-simbol
identitas khusus, menggunakan metode bermain yang sesuai dengan kondisi psikologis
anak-anak, sehingga konsep ini dirasa mampu menutupi ‘celah kosong’ dalam sistem
KH. Ahmad Dahlan memandang sangat baik jika anak-anak keluarga Muhammadiyah
dididik menggunakan pendekatan yang digunakan JPO. Artinya, ketertarikan KH. Ahmad
Dahlan untuk mengadopsi model kepanduan ala JPO yang akan dipraktikkan dalam
sekolah Muhammadiyah merupakan hasil dari proses praktik sosial yang berhubungan
langsung dengan relasi-relasi sosial pada waktu itu. Sudah dipastikan KH. Ahmad Dahlan
melakukan proses penalaran dan refleksi lebih lanjut setelah melihat kegiatan JPO yang
tidak lantas mengadopsi apa adanya model JPO, tetapi melewati proses kreatif dan inovatif
dengan mengarahkan gerakan Kepanduan untuk tujuan ‘mengabdi kepada Tuhan.’ Hasil
dari refleksi KH. Ahmad Dahlan terhadap model JPO melahirkan kreativitas baru dengan
yang diniatkan untuk keperluan beribadah, yaitu ‘mengabdi kepada Allah SWT.’ Dengan
cara mengadopsi model kepanduan (scouting), tetapi melalui proses kreatif dan inovatif,
Rumusan ‘tujuan’ kepanduan yang dikehendaki KH. Ahmad Dahlan adalah dalam rangka
‘mengabdi kepada Allah SWT.’ Berbeda dengan konsep ideologi scouting yang digagas
Baden Powell yang berdasarkan prinsip ideologi ‘kemanusiaan universal’, maka
gerakan Kepanduan, maka atas usaha Soemodirdjo, Sjarbini, dan para guru
Muhammadiyah pada waktu itu segera dibentuk tim khusus (ad hoc) yang berfungsi
mempersiapkan pembentukan gerakan ini. Dalam buku Tuntunan Hizbul Wathan (1961)
dijelaskan bagaimana proses awal pembentukan gerakan ini: “Sedjak setelah diadakan
pertemuan itu, guru2 Muhammadijah dengan dipelopori terutama oleh Bp. Soemodirdjo,
Bp. Sjarbini, mengadakan persiapan2 akan mengadakan gerakan untuk anak2 diluar
sekolah dan rumah. Mula-mula jang akan digerakkan para guru sendiri terlebih dahulu.
Pendaftaran dimulai. Latihan diadakan tiap Ahad sore dihalaman sekolah Muhammadijah
Suronatan. Terutama
jang dilatihkan ialah berbaris dan olah raga. Kian hari kian bertambah pengikutnja. Tiada
lagi terbatas pada para guru sadja, djuga banjak para pemuda dari Kauman jang ikut
berlatih. Jang sangat menarik kepada masjarakat ialah adanja barisan jang dipimpin oleh
Bapak Sjarbini seorang pemuda jang telah tjukup mendapat latihan2 kemiliteran (militair
Belanda), seorang pemuda bekas “onder-officer.” Tentu sadjlah segala gerak dan sikapnja
sangat menarik dalam lingkungan pemuda jang memang sama haus kepada pimpinan
menggema, terutama melalui sosok Mustafa Kamal Pasha yang mendirikan partai Hizbul
Wathan.[1] Sedangkan di tanah air, terutama di Surabaya, KH. Mas Mansur selain
Semangat ‘nasionalisme’ di kalangan umat Islam tengah menggelora pada waktu itu
sehingga ungkapan “hubbul wathan minal iman” begitu populer yang menandai semangat
baru dalam kehidupan berbangsa. Berkaitan dengan penamaan HW, sumber Djarnawi
Hadikusuma menyebutkan:
Nama ini disesuaikan dengan nama partai nasional Mesir, “Hizbul Wathan” yang didirikan
oleh Musthafa Kamal pada tahun 1894 dan sejiwa pula dengan ucapan hukama:
“Mencintai tanah air adalah sebagian daripada iman.” (Hadikusuma, Aliran Pembaharuan,
h. 82). Dengan demikian, nilai dasar karakter yang dibangun dalam institusi kepanduan
patriotisme’ sekalipun pada waktu itu bangsa ini belum berwujud negara-bangsa (nation-
Muhammadiyah yang mengusung visi Islam modernis sehingga kepanduan ini lebih
didirikan. Muhammadiyah yang didirikan oleh para abdi dalem Kraton Yogyakarta
(termasuk KH. Ahmad Dahlan berstatus sebagai abdi dalem yang mengemban fungsi
sebagai khatib di masjid besar Kauman) tidak bisa lepas dari proses interaksi dengan
struktur Kraton Yogyakarta. Pada tanggal 30 Januari 1921, dalam rangka pengangkatan
raja baru (Sri Sultan Hamengkubuwono VIII), KH. Ahmad Dahlan bersama Haji Hisyam,
Haji Mochtar, Haji Fachrodin, Hadjid, Sjarbini, Damiri, dan lain-lain memimpin pasukan
Dalam show
force kedua di ruang publik ini (1921), Djarnawi Hadikusuma menukil pidato/orasi Haji
sepasukan besar pandu H.W., “Tongkat yang sekarang ini ada dalam genggamanmu
bersandar di bahumu, kemudian hari akan berobah menjadi senapan dan bedil.” Ternyata
perkataan Fachruddin itu benar. Pada masa Jepang banyak anggauta H.W. memasuki
Heiho dan tentara Pembela Tanah Air. Antara lain Muljadi Djojomartono, Yunus Anis,
Kasman, dan Sudirman. Bahkan Sudirman ini akhirnya menjadi satu-satunya Panglima
Pernyataan Haji Fachrodin yang menegaskan bahwa tongkat yang dipanggul di bahu
para anggota HW pada saatnya nanti akan menjadi ‘senapan dan bedil’ adalah penegasan
dari analisis penulis terhadap salah satu motif pembentukan kepanduan ini yang
merupakan fase ‘pra-revolusi fisik.’ Bahwa kepanduan ini dibentuk salah satu motifnya
dalam medan pertempuran fisik. Pada pembahasan fase puncak (masa kolonialisme Jepang
hingga agresi militer Belanda), peran HW semakin nyata dalam pembentukan karakter
generasi muda karena terbukti mampu melahirkan para tokoh yang berjiwa nasionalis dan
patriotik. Semangat nasionalisme dan patriotisme yang digali dari sejarah pendirian
kemerdekaan, sebuah bangsa akan terus melakukan proses identifikasi diri. Sebuah
dokumen penting cukup menyadarkan bangsa ini dan warga Muhammadiyah, bahwa sejak
menyebut wilayah kekuasaan politik yang disebut Hindia-Nederland. Hal ini dapat
ditemukan dalam halaman cover Majalah Soeara Moehammadijah Nomor 1 Tahun 1925.
A.Prinsip Dasar Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (AD Bab III Pasal 8 ayat 2)
5. Sistem kesatuan dan kegiatan terpisah antara pandu putra dan pandu putri.
P3K adalah tindakan atau pertolongan yang bersifat sementara untuk mencegah maut
A : Amankan korban.
T : tindakan P3K untuk sementara sebelum si korban dibawa ke rumah sakit atau
puskesmas.
2. Tujuan P3K
B. Semaphore
penyampaian pesan dengan menggunakan bendera yang terdiri dari 2 warna yaitu warna
terang dan warna gelap yang terikat pada tongkat dengan ukuran 45 cm x 45 cm, aturannya
adalah bendera warna gelap tali pada tongkat untuk mempermudah pembuatan seni dapat
menggunakan convert.
C. Morse
Morse metode, bahasa isyarat ditemukan oleh tuan Morse, yaitu metode penyampaian
pesan dengan menggunakan logika dasar titik dan strip. (Kecil dan Besar) morse dapat
D. Sandi kotak
Sandi Kotak, Seni dan ilmu membuat sandi atau komunikasi rahasia dalam bahasa yunani
disebut dengan cryptography yang berarti rahasia. Sandi kotak merupakan sandi yang
paling mudah untuk dipelajari dalam kegiatan kepramukaan dibanding sandi-sandi yang
lain. Sifatnya yang rahasia dan terkonsep. Sandi tidak dibuat tanpa alasan melainkan
Sandi kotak 1
1. Sandi kotak 2
B. Aba-aba;
Aba-aba adalah perintah yang diberikan oleh seseorang komando kepada pasukan untuk
Macam-macam Aba-aba :
1. Aba-aba Petunjuk.
2. Aba-aba peringatan.
1. Kode kehormatan Pandu Hizbul Wathan adalah janji Pandu Hizbul Wathon dan undang-
2. Kode kehormatan Pandu Hizbul Wathan merupakan jiwa semangat dan keterkaitan
3. Kode kehormatan Pandu Hizbul Wathan terdiri atas janji dan undang-undang Pandu
A. Janji Pandu Hizbul Wathan diucapkan secara sukarela oleh calon anggota ketika
dijadikan kebiasaan diri dalam bersikap dan berperilaku sebagai warga masyarakat
4. Kode kehormatan Pandu Hizbul Wathan diucapkan pada saat pelantikan anggota pelatih
5. Pengucapan janji Pandu Hizbul Wathan selalu diawali dengan basmalah yang
6. Kode kehormatan Pandu Hizbul Wathan merupakan landasan pembinaan anggota untuk
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
HW didirikan untuk menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda yang
memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan berteknologi serta berakhlak karimah
dengan tujuan terwujudnya pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi
Kepanduan Adalah sistem pendidikan luar keluarga dan sekolah yang membentuk dan
membina watak anak, remaja & pemuda dengan metode menarik, menyenangkan dan
Pro aktif membantu orang tua dalam mendidik, mengasuh dan membimbing anak -
anak, remaja dan pemuda melalui pendidikan dan latihan kepanduan, supaya
menjadi orang Islam yang berarti, bertaqwa kepada Allah, berbudi pekerti yang
luhur, berbadan sehat dan tangkas, hingga berguna bagi diri sendiri, Persyarikatan dan
masyarakat umum.
Visi : Gerakan kepanduan yang berkualitas, yang selalu dibutuhkan, dihormati dan
dicintai oleh anak didik, orang tua, guru, dan masyarakat di Indonesia , khususnya
bentuk, corak, warna, dan tata cara pemakaiannya seragam sesuai dengan ketentuan
Hizbul Wathan Muhammadiyah Slalu siap sedia Berbuat amal serta jasa Dengan Ikhlas
dan gembira Pandu perwira Islam Putra Indonesia Setia dan dapat di percaya Dalam
semua janji dan bakti Untuk agama dan bangsa Cepat tangkas tingkah kerjanya
Ahmad Dahlan terhadap model JPO melahirkan kreativitas baru dengan sentuhan
diniatkan untuk keperluan beribadah, yaitu ‘mengabdi kepada Allah SWT.’ Dengan
cara mengadopsi model kepanduan (scouting), tetapi melalui proses kreatif dan
Muhammadiyah.
bahu para anggota HW pada saatnya nanti akan menjadi ‘senapan dan bedil’ adalah
penegasan dari analisis penulis terhadap salah satu motif pembentukan kepanduan ini
yang merupakan fase ‘pra-revolusi fisik.’ Bahwa kepanduan ini dibentuk salah satu
semangat nasionalisme dan patriotisme yang pada masanya nanti akan berjuang
Pandu Hizbul Wathan ialah : Janji Pandu Hizbul Wathan diucapkan secara sukarela
oleh calon anggota ketika mengingatkan diri dalam menempatkan Dan menempati janji
tersebut.
3.2 Saran
1. Untuk kepala sekolah, Kepada kepala sekolah agar selalu memberikan sosialisasi
bagi orang tua murid yang tidak mengizinkan anaknya untuk mengikuti kegiatan
Hizbul wathan.
Mungkin Inilah yang dapat saya buat dan Yang dapat saya susun Dari makalah
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan yang ada pada
makalah ini, karena saya manusia yang tak luput dari salah dan dosa. Maka dari itu
saya Juga butuh saran dan kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk menjadi lebih