Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TEORI SEJARAH KEPANDUAN


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah: Pendidikan Kepanduan
Dosen Pengampu: Oriza Zativalen, M.Pd

Disusun Oleh:
1. Abdul Muiz (2204010190)
2. Aqwa Mufayatin Nida’ (2204010155)
3. Dinda Ayu Machfudho (2204010197)
4. Firla Emilia Adbiyatu k (2204010168)
5. Hanum Azzahra P (2204010181)
6. Hanifatul Sholihah (2204010181)
7. Isna Laily Nurdiana (2204010203)
8. Septiana Putri Rahayu (2204010180)
9. Viviana Nisfu Laili (2204010194)
10. Vivi Amanda N.A (2204010166)
11. Yuliya Indri Rufaida (2204010229)
12. Mellysa Nur Ramadhani (2204010160)
13. Zahrotun Nisa’ (2204010152)
14. Siti Khusnul Khotimah (2204010196)

JURUSAN PGSD
FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpah kan rahmats erta karunia-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah Wawasan Kepanduan, dengan judul “TEORI SEJARAH
KEPANDUAN”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan
kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurnadikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
kami miliki.Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Lamongan, 10 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………………….... ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………. 5
1.3 Tujuan …………………………………………………… 5
1.4 Manfaat…………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Kepanduan Hizbul Wathan
1. Teori Sejarah Kepanduan……………………………… 6
2. Hakikat Sejarah Kepanduan …………………………... 8
3. Kepanduan di Indonesia dan Dunia ………………...… 8
4. Pentingnya Kepanduan Bagi Negara Indonesia………. 17
5. Hiroh Hizbul Wathan ………………………………… 17
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ……………………………………………… 19

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Muhammadiyah lahir pada tanggal 18 November 1912 dengan
pendirinya Kiai Haji Ahmad Dahlan, alasan yang melatarbelakangi
berdirinya Muhammadiyah menurut Mukti Ali yaitu, ketidak sesuaian
dan terdapat campuran kehidupan agama Islam di Indonesia, kurang
efesien lembaga pendidikan Islam, kegiatan misi-misi katholikdan
protestan, sikap tidak peduli, terkadang sikap menjatuhkan dari kaum
intelegensi terhadap Islam.
Perjuangan Muhammadiyah sebagai organisasisosial Islam untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia pada saat itu mendapatkan
tangan besar dari pemerintah Hindia Belanda. Pemerintah
HindiaBelanda melaksanakan dua program pada orang pribumi yang
pertama program Westernisasi (mengajarkan budaya barat bagi
pribumi tanpa menghilangkan kebudayaan asli, seperti dalam
berpakaian mereka mengenakan jas namun dikepalanya tetap
menggunakan blangkon). Yang kedua Kristenisasi (program yang
ditunjukkan untuk menggantikan agama masyarakat yang awalnya
beragama Islam, Hindu, Budha menjadi Kristen dengan tujuan
menghilangkan pengaruh Islam di Indonesia).

Untuk menanggulangi program dari pemerintah HindiaBelanda


organisasi Muhammadiyah mula imembangun lembaga-lembaga
pendidikan baik yang bersifat formal maupun nonformal. Salah satu
pendidikan.nonformal yang didirikan oleh Muhammadiyah adalah
Hizbul Wathan

Hizbul Wathan lahir dari organisasi kepanduan dicetuskan oleh


Robert Baden Powell (Bapak Pramuka Sedunia) yang kegiatannya
seperti melakukan perkemahan di Inggris. Organisasi kepanduan
sampai ke Indonesia dibawa oleh Pemerintah Belanda melalui cabang
dari Nederlans Padvinders Organisatie (NPO) pada tahun 1912. NPO

4
mengubah nama menjadi Nederlans Indische Padvinders Vereeniging
(NIPV) pada tahun 1916, melihat gerakan kepanduan ini tokoh-tokoh
pejuang Indonesia berniatmendirikan NIPV untuk anak bangsadengan
nama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) dengan pendirinya S.P
Mangku negara VII kemudian di ikuti oleh Muhammadiyah dengan
namaHizbul Wathan.

B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana teori sejarah Hizbul Wathan?
2. Bagaimana hakikat sejarah Hizbul Wathan?
3. Bagaimana kepanduan di Indonesia dan dunia?
4. Bagaimana pentingnya kepanduan bagi negara Indonesia?
5. Apa itu hiroh Hizbul Wathan?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, diantaranya :
1. Untuk mengetahui teori sejarah Hizbul Wathan.
2. Untuk mengetahui hakikat sejarah Hizbul Wathan.
3. Untuk mengetahui kepanduan di Indonesia dan dunia.
4. Untuk mengetahui pentingnya kepanduan bagi negara Indonesia.
5. Untuk mengetahui hiroh Hizbul Wathan.

D. Manfaat
Adapunmanfaatdaripembuatanmakalahinidiantaranya :
1. Agar pembacamemahamitentangteorisejarahHizbulWathan.
2. Agar pembacamengetahuitentanghakikatsejarahHizbulWathan.
3. Agar pembacamemahamitentangkepanduan di Indonesia dandunia.
4. Agar pembaca mengetahui tentang pentingnya kepanduan
baginegara Indonesia.
5. Agar pembaca mengetahui hiroh Hizbul Wathan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kepanduan Hizbul Wathan


1. Teori Sejarah Kepanduan
Hizbul Wathan (HW) yang artinya pembela tanah air, adalah
nama gerakan kepanduan, dalam Muhammadiyah. Kepanduan
adalah sistem pendidikan luar keluarga dan sekolah yang
membentuk dan membina watak anak, remaja & pemuda dengan
metode menarik. menyenangkan dan menantang serta
dilaksanakan di alam terbuka, Gerakan Kepandaan Hizbul Wathan
adalah organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah yang
khusus dalam bidang kepanduan Pandu HW adalah anggota
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
Berawal dari perjalanan dakwah yang dilakukan Kiai Ahmad
Dahlan ke Surakarta pada th. 1920, berdirinya Hizbul Wathan
adalah inovasi terbuka serta kreatif untuk membina anak-anak
muda dalam keagamaan serta pendidikan mereka. Saat melalui
alun-alun Mangkunegaran, Kiai Dahlan lihat anak-anak muda
mengenakan seragam (beberapa anggota Javaannsche Padvinder
Organisatie), berbaris rapi, serta metakukan beragam aktivitas
yang menarik. Mereka terlihat tegap serta disiplin. Sekembalinya
di Yogyakarta, Kiai Dahlan memangit sebagian guru
Muhammadiyah untuk mengulas metodologi baru dalam
pembinaan anak-anak muda Muhammadiyah, baik di sekolah-
sekolahmaupun di orang-orang umum. Kiai Dahlan mengungkap
bahwasanya alangkah sebaiknya bila Muhammadiyah
membangun padvinder untuk mendidik anak-anak mudanya
supaya mempunyai tubuh yang sehat dan jiwa yang mulia untuk
mengabdi pada Allah. Cara padvinder di ambil untuk cara
pendidikan anak muda Muhammadiyah diluar sekolah. Hal
semacam ini benar-benar berguna untuk cara pendidikan serta

6
dakwah yang dikerjakan Muhammadiyah, yang seluruhnya adalah
aksi strategis yang benar-benar erat dengan hari esok Islam,
pengembangan orang-orang serta bangsa, dan kecepatan
penyebaran gagasan gagasan pengembangan serta da'wah Islam.
Ide Kiai Ahmad Dahlan itu lalu di kembangkan lagi, sesudah
diselenggarakan kajian oleh sebagian orang yang dipelopori oleh
Soemodirdjo, dengan membangun Padvinder Muhammadiyah
yang terbentuk pada th. 1921 (Almanak Muhammadiyah, 1924:
49, tengok juga Almanak 1357 H: 226-227) yang dinamakan nama
Hizbut Wathan. Tetapi ada pendapat lain yang menyampaikan
bahwasanya Hizbul Wathan berdiri pada th. 1919.
a. Aktivitas-aktivitas kepanduan di lingkungan
Muhammadiyah selekasnya dia wali. Syarbini, seseorang sisa
anggota militer Belanda serta sisa order office, mengadakan
latihan berbaris serta olahraga tiap-tiap hari Ahad sore di
halaman Sekolah Muhammadiyah Suronatan. Semakin hari
semakin jadi tambah pengikutnya, tak akan terbatas pada guru
saja, juga banyak beberapa pemuda Kauman yang turut
berlatih. Yang benar-benar menarik perhatian orang, ada juga
barisan Padvinder Muhammadiyah yang tegap, disiplin, serta
rapi, yang disebut hal yang benar-benar menarik untuk orang-
orang waktu itu.
Semboyan Hizbul Wathan pada saat itu adalah setia pada util
amri, sungguh berhajat bakal jadi orang utama, tahu bakal
sopan santun serta tak lagi membesarkan diri, bisa diakui
bermuka manis, irit serta jeli, penyayang, sukai pada sekalian
kerukunan, tangkas, pemberani, tahan, dan terpercaya, kuat
pikiran menerjang segata kebenaran, mudah membantu serta
rajin akan keharusan, menetapi bakal undang-undang Hizbul
Wathan (Almanak Muham-madiyah, 1924 50). Dari semboyan
(keharusan) Hizbul Wathan ini bisa di ketahui semangat,
harapan serta ciri-ciri yang akan ditanamkan pada tiap-tiap

7
anggota pandu Hizbul Wathan. Semboyan itu lalu jadi
Undang-Undang Hizbul Wathan, serta senantiasa disampaikan
pada tiap-tiap latihan serta upacara, hingga meresap dalam
kesadaran tiap-tiap anggota Hizbul Wathan, yang selanjutnya
bakal membuat ciri-ciri serta kepribadian tiap-tiap anggota
pandu Hizbul Wathan.
Seiring dengan gejolak politik di negri ini pada tahun 1961
dibentuklah sebuah gerakan kepanduan bagi pemuda yang
diberi nama Pramuka sejak saat itu semua kepanduan yang ada
di negeri ini dileburkan menjadi satu (Pramuka), lalu pada
tanggal 10 Sya'ban 1420 H/18 november 1999 M. Pimpinan
Pusat Muhammadiyah kembali membangkitkan Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan (HW), yang dipertegas dengan
keluarnya surat keputusan pada tanggal 1 Dzulhijjah 1423 H/2
februari 2003.
2. Hakikat Sejarah Kepanduan
Pada hakikatnya kepanduan adalah untuk membantu peserta didik
mengenali dunia profesi. Kemudian memilih profesi yang tepat
dan mengembangkannya untuk di masa yang akan datang dan juga
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan yaitu pembentukan karakter.
Intinya adalah tauhid dan pengoptimalan penanaman akhlak mulia,
yang di pandu dengan Kode Kehormatan yaitu “Janji dan Undang-
Undang Pandu”.

Ciri khas HW hakikatnya adalah bahwa Prinsip Dasar Kepanduan


dan Metode Kepanduan yang harus diterapkan dalam setiap
kegiatan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kepentingan,
keperluan, situasi, kondisi masyarakat serta kepentingan
Persyarikatan Muhammadiyah.

3. Kepanduan di Indonesia dan Dunia


Kepanduan sebagai bentuk gerakan pemuda-pemudi menurut
anggapan umum didirikan tahun 1908 oleh Lord Robert Baden

8
Powell yang dihormati sebagai Bapak Kepanduan Sedunia. Tujuan
pembangunan mental, moral dan jasmaniah dan latihan-latihan
untuk menjadi warga negara yang baik.
Tetapi sifat gerakan kepanduan putra pribumi di Indonesia
(sebagai tanah jajahan) tidaklah sama. (kemerdekaan) nasional
umum. (N.I.P.V.) Padvinders Vereeneging ialah perhimpunan
kepanduan di Hindia Belanda di bawah pimpinan dan mayoritas
golongan Belanda (didirikan tahun 1917). Kepanduan bangsa
Indonesia, dengan sendirinya, mengikuti arah perkembangan cita-
cita nasional.
JPO (Javansche Padvinders Organisatie), perhimpunan kepanduan
Indonesia yang pertama (1916) bermaksud pula menjadi tempat
pembibitan (ketentaraan Mangkunegaran). Setelah tahun 1920
timbul banyak sekali kepanduan Indonesia sebagai cabang
(onderbow) perkumpulan perkumpulan orang dewasa, unsur
politik nasional terkandung di dalamnya. PKI terutama di
Semarang, membentuk kepanduan beranggotakan murid-murid
dari sekolah-sekolah rakyat. Banyak timbul kelompok-kelompok
kecil kepanduan yang berhubungan dengan PKI. Perhimpunan
perhimpunan lain pun tak ketinggalan. Algemene Studie Club
dengan N.P.O.-nya (Nationale Padvinders Organisatie); SI dengan
SIAP (Serikat Islam Afdeling Pandu); MUHAMMADIYAH
mempunyai HIZBUL WATHAN; Budi Oetomo membentuk
Nationale Padvinderij; J.J. dengan J.J.P-nya (Jong Java
Padvinderij, kemudian menjadi Pandu Kebangsaan); Jong
Islamiten Bond dengan Napity (Nationale Islamitische
Padvinderij); Pemuda Indonesia dengan INPO (Indonesische
Pemuda Sumatera); kaum teosof menggerakkan J.I.P.O. (Jong
Indonesische Padvinders Organisatie); PBI dengan Surya
Wirawan. Taman Siswa mendirikan Siswa Proyo; ada pula Al-
Kasyaf wal Fajri.

9
Dalam tahun 1927 di bawah pimpinan Sunario, SH dibentuk
Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI), tanda hasrat
persatuan yang hidup dan berkembang di kalangan kaum terjajah.
Bertambah banyaknya kepanduan Indonesia menarik perhatian
(yang mengandung kekhawatiran) N.I.P.V. Anggaran Dasarnya
dilonggarkan (1928) dengan maksud agar kepanduan kepanduan
Indonesia suka menggabungkan diri dengan N.I.P.V. Hanya
J.I.P.O. yang menggunakan kesempatan itu. Lain-lainnya tetap di
luar, berkembang ke arah cita-cita Indonesia Bersatu. Badan
federasi yang pertama terbentuk PAPI. Selaras dengan
perkembangan perkumpulan-perkumpulan pemuda yang
mengadakan fusi (1929) PAPI pun tidak bertahan. Diadakan
konperensi pengurus-pengurus besar kepanduan Indonesia 15
Desember 1929. Diputuskan dalam prinsip mengadakan dua badan
fusi : KEPANDUAN NASIONAL dan KEPANDUAN ISLAM.
(*selanjutnya KEPANDUAN BANGSA INDONESIA-KBI).
Dalam masa pendudukan Jepang semua organisasi kepanduan
tidak diperbolehkan; diganti dengan bentukan seperti Seinendan,
Keibondan dan lain-lainnya, (PERGERAKAN INDONESIA -
JEPANG*). Indonesia, pergerakan kepanduan Indonesia hidup
kembali dan berkembang menanjak. Dalam, tahun 1954 tercatat
tujuh puluh satu (71) organisasi kepanduan dengan jumlah anggota
lebih kurang seratus sembilan puluh empat ribu (=194.000) pandu
putra dan empat puluh satu ribu (=41.000) pandu putri. Menurut
jumlah anggotanya HIZBUL WATHAN menduduki tempat paling
atas, disusul berturut-turut oleh Anshor, Pandu Rakyat Indonesia,
KBI, Pandu Islam Indonesia dsb. Banyaknya perkumpulan
kepanduan memerlukan badan kerjasama dan koordinasi yang
terwujud dengan pembentukan Ipindo (Ikatan Pandu Indonesia, 16
September 1951). Jambore Nasional pertama diadakan pada hari
peringatan sepuluh tahun Indonesia Merdeka (17 Agustus 1955) di
Karang Taruna Pasar Minggu, Jakarta, yang diikuti dari berbagai

10
suku bangsa Indonesia. Ipindo dalam bulan Mei 1960
direorganisasi dan diganti nama PERKINDO (Persatuan
Kepanduan Indonesia). Sejak tahun 1961 semua organisasi
Kepanduan di Indonesia diganti dengan satu nama yaitu Pramuka
singkatan dari Praja Muda Karana.

a. Kepanduan Bangsa Indonesia


Konperensi pengurus besar kepanduan kepanduan Indonesia
(Desember 1925) setelah usaha-usaha yang terdahulu tidak
membawa hasil - memutuskan dalam prinsip menyetujui
pembentukan badan fusi kepanduan. Sebagai kelanjutan
didirikan Komisi Besar (Februari 1930) yang mempersiapkan
rencana organisasi persatuan kepanduan nasional. Asas-asas
kepanduan dunia (mengajarkan permainan, memperluas
perasaan, pikiran, dan tabiat, mendidik warga negara yang baik
yang bekerja untuk rakyat dan tanah air, dsb.) akan diikuti dan
disesuaikan dengan adat-istiadat dan kepribadian bangsa
Indonesia yang bercita cita mencapai Indonesia Merdeka.
Setelah rencana-rencana disetujui oleh perkumpulan-
perkumpulan yang bersangkutan, maka berdirilah
KEPANDUAN BANGSA INDONESIA (KBI, awal 1931).
Badan fusi ini mulai melangkah dengan lima puluh tujuh (=57)
cabang. KBI berdiri sendiri, terlepas dari INDONESIA MUDA
sebagai badan fusi perhimpunan-perhimpunan pemuda. Pandu
KBI mengenakan kain leher Merah Putih juga menjadi warna
panji-panjinya.
Seperti juga perkembangan dalam pergerakan pemuda, di luar
KBI masih banyak (gabungan) perkumpulan-perkumpulan
kepanduan lain, yang telah ada dan yang timbul baru.
Kepanduan-kepanduan yang berasaskan Islam (Hizbul Wathan,
SIAP, Napity, Al-Kasyaf wal Fajri) membentuk federasi.
Dalam tahun 1933 didirikan Kepanduan Rakyat Indonesia

11
yang dalam tahun 1935 ikut terlibat. Meskipun demikian,
keinsyafan akan perlunya persatuan tetap hidup. Usaha-usaha
ke arah itu dijalankan dan berhasil pula. *BADAN PUSAT
PERSAUDARAAN KEPANDUAN INDONESIA (BPPKI)
b. Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI)
Federasi kepanduan didirikan bersama oleh KBI, SIAP, Napity
dan Hizbul Wathan (April 1938). Diputuskan akan
mengadakan perkemahan besar umum dengan mengajak serta
kepanduan-kepanduan di luar federasi. Perundingan mengenai
hal itu, yang diperlukan diadakan dengan pengurus besar
berbagai perhimpunan kepanduan (Desember 1938).
Sementara itu usaha untuk menarik *BADAN PUSAT
PERSAUDARAAN KEPANDUAN INDONESIA (BPPKI)
Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI)
Federasi kepanduan didirikan bersama oleh KBI, SIAP, Napity
dan Hizbul Wathan (April 1938). Diputuskan akan
mengadakan perkemahan besar umum dengan mengajak serta
kepanduan-kepanduan di luar federasi. Perundingan mengenai
hal itu, yang diperlukan diadakan dengan pengurus besar
berbagai perhimpunan kepanduan (Desember 1938).
Sementara itu usaha untuk menarik lebih banyak perkumpulan
kepanduan ke dalam federasi terus djalankan dan berhasil.
Pada tgl. 10 Februari 1941 berlangsung konperensi kepanduan
di Solo yang mengambil berbagai keputusan antara lain
dinyatakan bahwa badan federasi terbuka untuk semua
kepanduan Indonesia; perkemahan akan diselenggarakan pada
bulan Juli 1941 dan dinamakan Perkemahan Kepanduan
Indonesia Umum; kepanduan-kepanduan yang bergabung
dalam N.I.P.V. (Nederlandsch Indische Padvinders
Vereeneging). Gerakan Kepanduan - HIZBUL WATHAN Dari
ENSIKLOPEDI UMUM (1962/1967 1971/1973 Kanisius,
Yogyakarta) dapat dikutip dan diangkat kesaksian dan

12
pernyataan sejarah sebagai berikut: MUHAMMADIYAH sejak
berdirinya maju pesat; jumlah anggotanya naik cepat. Berhasil
mendirikan banyak rumah sekolah, memberikan kursus-kursus
agama, mendirikan poliklinik, perumahan anak yatim-piatu,
dll. Pengajaran modern untuk anak-anak perempuan sangat
diperhatikan. Bagian wanitanya AISYIYAH, berdiri sendiri.
Gerakan pemudanya ialah Kepanduan HIZBUL WATHON."
Pernyataan dan kesaksian sejarah Hizbul Wathan juga terukir
di dalam ENSIKLOPEDI ISLAM (Jilid-2, Ichtiar Baru Van
Hoeve, Jakarta, 1994) sebagai berikut, "HIZBUL WATHAN
(Arab-pembela tanah air), nama barisan pandu (sekarang
pramuka) Muhammadiyah. Hizbul Wathan berazaskan: 1)
Agama Islam dengan maksud: (a) Memasukkan pelajaran
agama Islam dalam Undang-Undang dan Perjanjian Hizbul
Wathan dan dalam syarat mencapai tingkat kelas; (b)
Memperdalam dan meresapkan jiwa Islam dalam latihan
kepanduan dan memajukan amal ibadat sehari-hari; 2) Ilmu
Jiwa, yang dipakai dalam kegiatan belajar dan bermain; 3)
Kemerdekaan dalam bekerja dan latihan. Tujuan dan maksud
Hizbul Wathan adalah membimbing anak-anak dan pemuda
agar kelak orang Islam yang berarti."
HIZBUL WATHAN pada mulanya adalah nama madrasah
yang didirikan oleh KH. Mas Mansur di Surabaya pada tahun
1916 setelah ia meninggalkan organisasi Nahdatul Wathan
yang dibentuknya bersama KH. Abdul Wahab Hasbullah.
Muhammadiyah mengambil nama itu menjadi perkumpulan
pandunya yang didirikan pada tahun 1918 di Yogyakarta.
Gagasan pembentukan barisan kepanduan Hizbul Wathan
dalam Muhammadiyah muncul dari KH. Ahmad Dahlan
sekitar tahun 1916 ketika beliau kembali dari perjalanan
tabligh di Surakarta pada pengajian SAFT (Sidiq, Amanah,
Fathonah, Tabligh) yang secara rutin diadakan di rumah KH.

13
Imam Mukhtar Bukhari. Di kota tersebut beliau melihat anak-
anak JPO diadakan di rumah KH. Imam Mukhtar Bukhari. Di
kota tersebut beliau melihat anak-anak JPO (Javansche
Padvinders Organisatie) dengan pakaian seragam sedang
latihan berbaris di halaman pura Mangkunegaran. Sesampainya
di Yogyakarta, beliau membicarakannya dengan beberapa
muridnya, antara lain Sumodirjo dan Sarbini, dengan harapan
agar pemuda Muhammadiyah juga dapat diajar tentang
kepanduan guna berbakti kepada Allah Swt. Sejak
pembicaraan itu mulailah Sumodirjo dan Sarbini merintis
berdirinya di dalam Muhammadiyah. Kegiatan pertama banyak
diarahkan pada latihan baris-berbaris, olah raga, dan
pertolongan pertama pada kecelakaan. Pada setiap Ahad sore
para peserta dilatih dengan kegiatan-kegiatan di atas, pada
malam Rabu mereka diberikan bekal keagamaan. Dari cikal
bakal itu lahirlah Hizbul Wathan pada tahun 1918, pada waktu
itu bernama Padvinder Muhammadiyah. Kemudian, karena
dianggap kurang relevan, atas usul H. Hadjid nama itu ditukar
menjadi Hizbul Wathan. Susunan pengurus dan personalianya
yang pertama adalah: Ketua H. Mukhtar Bukhari, Wakil Ketua
H. Hadjid, Sekretaris Sumodirjo, Keuangan Abdul Hamid,
Organisasi Siraj Dahlan, Komando Sarbini dan Damiri Untuk
memajukan Padvinder Muhammadiyah ini, para pengurus
mengambil pedoman pelajaran dari JPO Surakarta.

Setelah tahun 1924 Hizbul Wathan berkembang di Jawa,


bahkan telah dapat melebarkan sayapnya ke luar Jawa. Cabang
cabang baru Hizbul Wathan kian banyak berdiri. Cabang
pertama yang berdiri di luar Jawa ialah di Sumatra Barat, yang
dibawa oleh wakil-wakil yang menghadiri Kongres
Muhammadiyah ke-17 di Yogyakarta pada tahun 1928. Dalam
kesempatan itu wakil wakil tadi tinggal beberapa lama di

14
Yogyakarta setelah Kongres usai guna mempelajari dan ikut
latihan kepanduan; dengan modal itu mereka mengembangkan
kepanduan di daerah yang mengutusnya.
Peranan Hizbul Wathan banyak terlihat pada penanaman
semangat cinta tanah air kepada para pemuda. Dari benih benih
yang dilihat itu menjelmalah ikut serta kekuatan dalam
merebut dari tangan bebas. Di samping itu, latihan-latihan
kepan memiliki andil yang besar dalammelatih kader-kader
bangsa dalam menghadapi kaum kolonial yang sedang
mencengkeramkan kukunya di Indonesia. Latihan-latihan itu
ternyata membuahkan hasil yang baik di kalangan pemuda.
Dari barisan Hizbul Wathan ini muncul sederetan tokoh yang
cukup handal, seperti Sudirman, KH. Dimyati, Surono, Ki
Bagus Hadikusumo, Abdul Kahar Muzakkir, Kasman
Singodimedjo, Adam Malik, Suharto, M. Sudirman, Sunandar
Priyosudarmo, dan lain-lain. (Ensiklopedi Islam, I.B. Van
HOEVE, Jilid II, hal. 119-120)
Ketika Jepang masuk, secara organisatoris Hizbul Wathan
lebur, sesuai dengan kehendak Jepang yang membubarkan
segenap organisasi yang ada pada waktu itu. Meskipun
demikian, aktivis-aktivis Hizbul Wathan tetap berkiprah dalam
organisasi organisasi yang didirikan oleh Jepang seperti
Keibondan, Seinendan, PETA, Hizbullah, dan sebagainya.
Dalam organisasi-organisasi tersebut malah para anggota
Hizbul memegang peranan yang penting. Setelah
Kemerdekaan Indonesia, para pemuda banyak diarahkan untuk
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Segala
perkumpulan pandu yang ada sebelumnya dilebur dan
disatukan dalam satu wadah kepanduan yaitu Kesatuan
Kepanduan Indonesia. Dalam rapat yang diadakan di Surakarta
pada tgl. 27-30 Desember 1945 diputuskan pembentukan
Pandu Rakyat Indonesia yang menyatukan segenap pandu yang

15
ada di Indonesia dalam satu naungan guna mempererat tali
persatuan dan kesatuan dalam rangka mempertahankan
kemerdekaan yang masih amat muda pada saat itu.
Beberapa tahun kemudian situasi politik mulai berubah dan
Pandu Rakyat Indonesia yang dibentuk pada tahun 1945
dirasakan tidak begitu efektif lagi. Oleh karena itu, pada tahun
1950 Hizbul Wathan mulai diaktifkan lagi. Sejak itu Hizbul
Wathan mulai merata kembali anggota-anggotanya
organisasinya secara dan umum di samping
mengembangkannya ke seluruh tanah air di mana
Muhammadiyah ada. Kegiatan tersebut berjalan terus sampai
terbitnya Keputusan Presiden no.238 tahun 1961 tentang
Gerakan Pramuka yang mengharapkan agar segenap organisasi
kepanduan yang ada di Indor meleburkan diri dalam
perkumpulan Pramuka.
Dalam rangka memenuhi seruan tersebut, maka gerakan
kepanduan Hizbul Wathan dalam suratnya tgl. 8 Juni 1961
kepada Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka menyatakan
bersedia meleburkan diri dalam perkumpulan Gerakan
Pramuka. Surat tersebut ditandatangani oleh HM. Mawardi dan
H. Amin Luthfi, masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris
Majlis Hizbul Wathan Yogyakarta.
Sebagai anak dari organisasi Muhammadiyah, Hizbul Wathan
terkait erat dengan cita-cita Muhammadiyah. Hal ini tercermin
dari Keputusan Kongres tahun 1938 yang menyatakan bahwa
sebagai pemuda Muhammadiyah, anak-anak Hizbul Wathan
harus membiasakan diri mengamalkan pekerjaan dalam
Muhammadiyah, mereka harus siap menolong dan berjasa
untuk keperluan Muhammadiyah khususnya dan agama Islam
umumnya.
Keanggotaan Hizbul Wathan terdiri dari tiga tingkatan. Tingkat
I disebut tingkat athfal yang diperuntukkan bagi anak-anak

16
berumur 6-12 tahun, yang dibedakan lagi Athfal Melati, Athfal
Bintang Satu dan Athfal Bintang Dua. Tingkat II disebut
Pengenal, umur 12-17 tahun yang terdiri dari Tangga I kelas
III, Tang kelas II Tangga III kelas I. Di atasnya lagi ada tingkat
Penghela, untuk 17 tahun ke atas. Perbedaan yang ada dalam
tingkat ditentukan oleh kemampuan masing-masing anggota
dalam latihan dan pelajaran.

4. Pentingnya Kepanduan Bagi Negara Indonesia


Melalui HW diharapkan generasi muda Muhammadiyah
sanggup serta mampu menghamba kepada Allah, berbuat
kebajikan untuk nusa dan bangsanya. Mereka harus dibekali
dengan keyakinan tauhid, akhlak mulia serta ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Fungsi HW sebagai salah satu Organsasi Otonom Muhammadiyah
adalah:
 Pembentkan dan pembinaan kader Persyarikatan.
 Pembinaan Warga Muhammadiyah dan pembimbingan
kelompok masyarakat tertentu dalam rangka mencapai
tujuan Muhammadiyah.
 Pengembangan Persyarikatan
 Bentuk/model pendidkan non formal yang efektif dalam
pembinaan kader bangsa.
 Lahan persemaian jiwa semangat bela Negara
5. Hiroh Hizbul Wathan
Hiroh disini sama halnya juga sejarah singkat berdirinya
Hizbul Wathan
HW didirikan pertama kali di Yogyakarta pada 1336 H (1918 M)
atas prakarsa KH Ahmad Dahlan, yang merupakan
pendiri Muhammadiyah. Prakarsa itu timbul saat dia selesai
memberi pengajian di Solo, dan melihat latihan J.P.O (Javansche

17
Padvinders Organisatie) di alun-alun Mangkunegaran Solo. HW
ini kemudian meniadakan kegiatan dan bergabung ke
dalam Gerakan Pramuka pada 1961, dan dibangkitkan kembali
oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan SK Nomor 92/SK-
PP/VI-B/1.b/1999 tanggal 10 Sya'ban 1420 H (18
November 1999 M) dan dipertegas dengan SK Nomor
10/Kep/I.O/B/2003 tanggal 1 Dzulhijjah 1423 H (2 Februari 2003).
Kader-kader HW yang mempunyai andil besar dalam
memperjuangkan dan mempertahankan Kemerdekaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, antara lain : Panglima Besar
Jenderal Soedirman, Ki Bagus Hadikusuma, Prof. Abdul Kahar
Muzakir, Mr Kasman Singodimejo, Haji Adam Malik, Kyai Haji
M. Yunus Anis, Jenderal Besar TNI M. Soeharto, Kyai Haji
Dimyati, Surono, Sunandar Priyo Sudarmo, dan lain-lain
HW didirikan untuk menyiapkan dan membina anak, remaja,
dan pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan
berteknologi serta berakhlak karimah dengan tujuan terwujudnya
pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader
persyarikatan, umat, dan bangsa.

18
BAB lll
A. Kesimpulan
1. Hizbul wathan adalah gerakan Kepanduan yang didirikan oleh
K.H.Ahmad Dahlandi Yogyakarta pada tahun 1918 yang bermula
bernama Padventer Muhammdiyah.
2. membantu peserta didik mengenali dunia profesi yang ada pada prinsip
dasar Kepanduan.
3. Sebagai gerakan pemuda-pemudi yang bertujuan untuk pengembangan
mental, moral dan jasmaniah dan latihan untuk menjadi warga yang
baik.
4. Cara padvinder diambil untuk cara pendidikan anak muda
Muhammadiyah diluar sekolahserta dakwah yang juga diajarkan untuk
pengembangan agama islam.
5. Hizbul wathan didirikan untuk mendidik para Anak-anak muda agar
dapat menyiapkanmental dan fisik berilmu dan berteknologi serta
berakhlak karimah dengan tujuanterwujudnya pribadi muslim yang
sebenar-benarnya dan siap menjadi kader persyarikatan, umat, dan
bangsa.

19

Anda mungkin juga menyukai