PENDAHULUAN
kegiatan misi-misi katholik dan protestan, sikap tidak peduli, terkadang sikap
1
Agus Miswanto dan Zuhron Arofi .Sejarah Islam dan Kemhammadiyahan. (Pusat
Pembinaan Dan Pengembangan Studi Islam Universitas Muhammadiyah Malengang, 2012). Hal.
48
1
2
nonformal yang didirikan oleh Muhammadiyah adalah Hizbul Wathan. Hizbul Wathan
lahir dari organisasi kepanduan dicetuskan oleh Robert Baden Powell (Bapak Pramuka
kepanduan sampai ke Indonesia dibawa oleh Pemerintah Belanda melalui cabang dari
Nederlans Padvinders Organisatie (NPO) pada tahun 1912. NPO mengubah nama menjadi
Nederlans Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) pada tahun 1916, melihat gerakan
kepanduan ini tokoh-tokoh pejuang Indonesia berniat mendirikan NIPV untuk anak bangsa
Mangkunegara VII kemudian diikuti oleh Muhammadiyah dengan nama Hizbul Wathan.2
masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah dengan cara menegakkan dan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam melalui pendidikan Kepanduan.3 Hizbul Wathan
Muhammadiyah bergerak dalam bidang Pendidikan Kepanduan baik putra maupun Putri.
Bermula dengan nama Padvinders Muhammadiyah yang digagas oleh Kiai Haji Ahamad
Dahlan pada 20 Desember 1918. Akan tetapi tahun 1920 oleh H. Hadjid mengubah
dalam bidang pendidikan kepanduan yang akhirnya melebur ke dalam Gerakan Pramuka
2
Natal Kristiono. Buku Pintar Pramuka Untuk Madrasah Idtidaiyah. ( Universitas Negeri
Semarang, 2018). Hal. 4
3
Agus Miswanto dan Zuhron Arofi, Loc. Cit., hlm. 48
3
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hizbul
Wathan dengan alasan yang pertama organisasi tertua di Indonesia yang masih ada sampai
sekarang. Kedua, Gerakan Hizbul Wathan dalam perjalananya mengalami pasang surut
megandung nilai-nilai karakter sehingga menarik untuk diteliti dengan judul “Gerakan
Berdasarkan deskripsi singkat dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas,
Penelitian ini perlu dibatasi sesuai topik dengan tujuan agar tidak masuk ke dalam
Ruang lingkup spasial pada penelitian ini adalah Indonesia terkhusus daerah
Yogyakarta karena berdiri organisasi dan lahirnya Hizbul Wathan di kota ini.
4
Ruang lingkup temproral pada penelitian ini mencakup periode 1918-1961. Tahun
1918 sebagai awal berdirinya Hizbul Wathan. Tahun 1961 sebagai akhir penelitian dengan
Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini yaitu Ilmu Sejarah khususnya tema
berikut:
Pramuka.
1) Manfaat Teoritis
Dari segi ilmiah penulisan ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu sejarah
dan sumbangan ilmiah dalam ilmu sejarah, khususnya di bidang kajian historis gerakan
5
Hizbul Wathan Muhammadiyah 1918-1961, serta dapat dijadikan sebagai referensi bacaan
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat membantu dalam memahami dan menambah pengalaman serta
pengetahuan dalam menulis karya ilmiah khususnya tentang gerakan Hizbul Wathan
Muhammadiyah 1918-1961.
b. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan mampu masukan kepada Kepala Sekolah dan Guru, bahwa
Kegiatan Hizbul Wathan mampu membentuk karakter siswa yang baik sebagai pelengkap
pendidikan formal
c. Bagi Siswa
penelitian ini dapat memberikan solusi bagi siswa dalam mengembangkan potonsi
tahun 1918-1961, dalam mengkaji penelitian ini terdapat beberapa referensi yang diperoleh
dari buku-buku, jurnal, skripsi, dan sumber ilmiah yang dapat dijadikan sebagai tinjauan
Pertama, buku yang disusun oleh Bidang DIKLAT Kwartir Pusat Hizbul Wathan
yang berjudul “ Jaya Melati I Bahan Pelatihan Sebagai Bahan Serahan” yang diterbitkan
6
pada tahun 2007. Buku ini menjelaskan bagaimana sejarah lahirnya Kepanduan Hizbul
Wathan secara singkat, mulai dari masa kebangkitan nasional di Indonesia dengan adanya
organisasi Budi Utomo tahun 1908. Berdirinya NPO (Nederland Padvinders Organitation)
sebagai cabangnya di Indonesia pada tahun 1912 dan diresmikan pada tahun 1914 dengan
nama NIPV (Nederland Indisce Padvinders Vereeniging). Pada tahun 1918, merupakan
perjalanan Kiai Haji Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah, dengan didampingi
Revolusi Kemerdekaan 1945, hingga masa peleburan Kedua pada tahun 1961. Oleh karena
itu selain sebagai tinjauan pustaka buku ini juga layak sebagai referensi dalam penulisan
Kedua, buku karya Anshoriy dan Hendratno, buku ini membahas mengenai asas
dalam Hizbul Wathan yang berasakan Islam, awal mula penamaan Hizbul Wathan,
kegiatan yang diajarkan pertama kali adalah latihan baris-berbaris, olahraga, dan
pertolongan pertama pada kecelakaan. Lalu membahas Hizbul Wathan berperan dalam
menumbuhkan semangat cinta tanah air kepada para anggotanya, yang akhirnya melahirkan
tokoh-tokoh yang handal. Buku ini juga mendeskripsikan keadaan Hizbul Wathan masa
Jepang masuk melarang seluruh organisasi yang ada ketika itu. Setelah kemerdekaan
Indonesia diputuskan untuk menyatukan segenap pandu rakyat Indonesia dalam satu
naungan. Hingga pada akhirnya pada tahun 1961 Hizbul Wathan harus melebur ke dalam
Gerakan Pramuka. Penjelasan gaya bahasa yang efektif, singkat dan padat dalam
7
sangat penting karena dapat membuka wawasan dalam merekonstruksi masa perkembangan
Hizbul Wathan.
Ketiga, karya Miswanto dan Asrofi yang berjudul “Sejarah Islam dan
Muhammadiyah. Pada bab ini juga membahas mengenai perjalanan Hizbul Wathan yang
mengenai perjalanan Hizbul Wathan sebagai organisasi Kepanduan Islam, tentunya buku
keadaan Indonesia menjelang lahirnya gerakan Hizbul Wathan terkurung dalam kebodohan
kepanduan Hizbul Wathan Muhammadiyah mulai dari berdirinya, keadaan masa sebelum
kemerdekaan, hingga berdirinya gerakan Pramuka dan masa kebangkitan gerakan Hizbul
ini adalah membahas mengenai gerakan yang ada di dalam Hizbul Wathan
Muhammadiyah.
Penelitian ini menggunakan teori sosial dalam penelitian ini bergerak pada gerakan
sosial. Tarrow (1998) mengemukakan bahwa gerakan sosial sebagai tantangan kolektif
yang dilakukan sekelompok orang yang memiliki tujuan dan solidaritas yang sama, dalam
konteks interaksi yang berkelanjutan dengan kelompok elite, lawan dan penguasa.4
menfokuskan gerakannya pada pendidikan, karena pada saat itu pendidikan merupakan
faktor yang sangat penting dalam menyelamatkan bangsa Indonesia di mana telah terjerat
dalam masa yang sangat lama terhadap penguasaan Belanda. Permasalahan ini dengan
segera harus diatasi, penjajahan harus ditumpaskan. Namun demikian Kiai Haji Ahmad
Dahlan sangat teliti dalam membaca situasi politik ketika itu, menumpas Belanda secara
4
Dimpos Manalu, Gerakan Sosial Dan Perubahan Kebijakan Publik. Populasi, Vol 18 No. 1,
2007. Hal 31.
9
wadah dalam membina generasi muda yang memiliki nilai tarik yang sangat kuat.
muda, baik untuk laki-laki maupun perempuan, bertujuan untuk melatih fisik, mental, dan
Hizbul Wathan. Hizbul Wathan lahir dari gagasan Kiai Haji Ahmad Dahlan 1918 hingga
saat ini masih berkembang dan Kepanduan Hizbul Wathan menjadi sarana yang mampu
membuktikan keberhasilannya dalam mendidik generasi muda, serta mampu menjadi alat
yang ampuh dalam menyampaikan dakwah. Sehingga banyak diantara generasi muda yang
ikut masuk dalam Hizbul Wathan, setelah menjadi pandu banyak manfaat yang dirasakan
seperti, rasa percaya diri, dapat memelihara diri dengan berperilaku baik, dapat bermanfaat
bagi masyarakat disekitar serta dapat menjaga perintah dan menjauhi larangan agama.
keterampilan dasar kepanduan dapat mencapai misi dari Hizbul Wathan, yaitu membentuk
kader Muhammadiyah yang handal dan berakhlak mulia, membina remaja Muhammadiyah
yang sehat jasmani dan rohani, meningkatkan sumber daya manusia yang kreatif, cerdas,
Hizbul Wathan diajak untuk bergabung dengan NIPV namun ditolak dengan alasan
perbedaan prinsip Kepanduan Nasional Indonesia, konsep tersebut tidak bisa disetujui
karena NIPV yang berorientasi pada kepentingan kolonial Belanda. Kemudian pada masa
10
penjajahan Jepang melarang semua partai, organisasi pemuda, termasuk Hizbul Wathan.
Masa Revolusi kemerdekaan 1945 menjadi masa kebangkitan Hizbul Wathan, namun
perkembangan selanjutnya pada tahun 1961 semua organisasi Kepanduan harus melebur ke
MUHAMMADIYAH
HIZBUL
WATHAN
SEJARAH HW GERAKAN HW
PRAMUKA
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, merupakan suatu usaha yang
terdapat didalamnya dan menulis berdasarkan kronologis waktu kejadian tersebut secara
sistematis.
Jenis Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif, jenis penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang dapat menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan data yang
diperoleh.5 Pendekatan yang digunakan studi pustaka, dapat dilihat dari sumber yang
diperoleh dari pustaka mampu menjawab persoalan dalam penelitian mengenai Gerakan
Penulisan dalam penelitian ini, terdapat beberapa tahapan metode sejarah menurut
Notosusanto yang mengajukan empat langkah metode penulisan sejarah. Adapun langkah
setelah menentukan topik yang akan dikaji dalam menyusun skripsi. Langkah awal dalam
penelitian tentunya penentuan topik untuk melanjutkan sesuatu yang akan dikaji. Langkah
5
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
Hlm. 62.
6
Mestika Zed. Metode Penelitian Kepustakaan. (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
2014), Hal 3.
7
A. Daliman, Metode Penelitian Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2015), Hal.28
12
yang dapat diambil untuk menentukan topik harus dipilih secara kedekatan intelektual dan
penelitian ini penulis mulai melakukan pencarian sumber di SMP Muhammadiyah 1 Kota
Jambi. Topik yang dipilih dalam penelitian ini mengenai Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan yang merupakan salah satu organisasi otonom Muhammadiyah. Topik ini sangat
menarik bagi peneliti dengan alasan Hizbul Wathan sebagai salah satu gerakan kepanduan
tertua di Indonesia yang tetap bertahan dan perkembangan Hizbul Wathan mengalami
pasang surut dalam perjalananya, terlebih selama 38 tahun gerakan Hizbul Wathan
sejarah yang relevan dengan masalah atau judul yang akan dikaji.10 Kegiatan ini difokuskan
pada studi pustaka seperti buku, dokumen, literatur ilmiah, majalah maupun jurnal. Untuk
mendukung dan melengkapi data penelitian terdapat buku lain yang membahas mengenai
Hizbul Wathan yaitu Buku Pintar Pramuka yang ditulis oleh Ilyas dan Qoni pada Bab
Gerakan Kepanduan menjelaskan mengenai akar Sejarah Pramuka dan Hizbul Wathan,
pada buku sejarah Islam dan Kemuhammadiyahan yang ditulis oleh Miswanto dan Arofi,
Buku yang berjudul HOS Tjokroaminoto Pelopor Pejuang, Guru Bangsa dan
Penggerak Sarekat Islam karya Anshoriy dan Hendratno yang menjelas kan sejarah singkat
8
Kuntowijoyo, pengantar ilmu sejarah, (Yogayakarta: Tiara Wacana, 2013), Hal.70
9
A. Daliman, Op.Cit. Hal 52
10
A. Daliman, Op.Cit. Hal 51
13
lahir dan perkembangan Hizbul Wathan. Untuk mendukung dan melengkapi data penelitian
terdapat buku lain di SMP Muhammadiyah I Kota Jambi yang membahas mengenai HW
yaitu Buku Tuntunan Athfal yang di susun oleh Departemen Diklat Kwatir Pusat Hizbul
Wathan mengenai kelengakapan Seragam HW, Buku Pedoman Upacara yang disusun oleh
Departemen Diklat Kwatir Pusat Hizbul Wathan membahas pembukaan dan penutup
latihan. Buku Tuntunan Pengenal yang disusun oleh Departemen Diklat Kwatir Pusat
Hizbul Wathan membahas perjanjian dan Undang-Undang HW. Buku Kurikulum Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan yang disusun oleh Departemen Diklat Kwatir Pusat Hizbul
Wathan membahas mengenai kurikulum mulai dari tingkat Athfal, Pengenal, Penghela dan
Penuntun.
2. Kritik Sumber
ditemukan melalui proses verifikasi sumber. Jenis kritik sumber dalam sejarah terbagi
menjadi dua yaitu ekstrenal dan Intenal. Pertama kritik ekstrenal yaitu kegiatan yang
ditujukan untuk menguji keaslian dari suatu sumber. Kedua, kritik internal, yang bertujuan
untuk menguji kreadibilitas dan realibilitas dengan membandingkan dengan sumber lainnya
yang terpercaya.
1) Kritik Eksternal
Kritik eksternal adalah kritik dengan tujuan menguji keaslian (keautentikan) suatu
sumber, sehingga memperoleh sumber yang benar-benar asli sesuai dengan fakta
14
sebenarnya.11 Kritik yang dilakukan untuk menguji dari segi fisik sumber yang ditemukan,
seperti: bahan (kertas atau tinta) yang digunakan, jenis tulisan, gaya bahasa, hurufnya, dan
2) Kritik Internal
Kritik internal merupakan kegiatan untuk menguji kredibilitas dan reabilitas suatu
sumber,12 dalam kritik internal hal terpenting adalah menyelidiki kebenaran isi dari sumber
atau dukumen sejarah. Sebab sumber atau dokumen sejarah merupakan buatan manusia,
sehingga perlu diidentifikasi lebih lanjut. Langkah yang pertama informasi yang diperoleh
terbukti benar apabila isinya bersifat logis dan rasional. Kedua, korespondensi yang mana
3. Interpretasi
seleksi tahap kritik sumber. Tahapan ini penulis mencoba menafsirkan subjektifitas yang
mungkin muncul dalam sumber yang kita peroleh. Dalam tahapan ini data yang diperoleh
dianalisis setelah melalui tahapan verifikasi yang berkaitan dengan topik penelitian untuk
mengurangi spekulatif yang tinggi selanjutnya fakta-fakta sejarah disusun sesuai dengan
kronologis.
4. Historigrafi
sejarah. Setelah seorang peneliti masuk dalam tahapan penulisan sejarah, maka peneliti
11
A. Daliman, Metode Penelitian Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2015). hlm.66
12
Ibid.
15
harus mengarahkan pikirnya. Tahapan ini merupakan penulisan dari sumber-sumber sejarah
yang telah diinterpretasikan dalam bentuk kisah sejarah yang sangat runtut dan kronologis.
Penulisan sejarah juga menekankan pada aspek kronologis atau sesuai urutan waktu.
Menuangkan semua fakta-fakta sejarah ke dalam tulisan dari topik yang diangkat mengenai
Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari bagian muka, bagian isi dan
bagian akhir. Bagian muka terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan pembimbing,
halaman daftar isi dan lampiran. Sedangkan bagian isi terdiri dari lima bab, yang masing-
masing bab terdiri dari sub bab dengan susunannya sebagai berikut:
Bab I berisi uraian mengenai latar belakang dan permasalahan, ruang lingkup
kajian, tinjauan pustaka, kerangka konseptual, metode penelitian dan penggunaan sumber
serta sistematika penulisan. Bab II membahas mengenai kehidupan awal organisasi Hizbul
Wathan, yaitu berisi sejarah lahirnya gerakan Hizbul Wathan pada tahun 1918 yang
Bab III berisi uraian mengenai Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan 1918-1961. Bab
VI berisi ulasan mengenai proses perubahan Hizbul Wathan dalam Gerakan Pramuka. Pada
mulanya Hizbul Wathan menolak untuk bergabung hingga keputusan akhirnya melebur
pada tahun 1961. Bab V merupakan bagian penutup berisi kesimpulan dari seluruh