Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Sejarah Gerakan Pramuka


Di Susun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Kepramukaan

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Muhammad Nuruddin, M. Pd

Disusun Oleh:

Anis Fitria 2193064019


Lu’lu’ul Mahfudhoh 2193064011

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI

TEBUIRENG JOMBANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, inayah, taufik
dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada yang terhormat Bapak


MUHAMMAD NURUDDIN, M. Pd yang senantiasa membimbing dan memberikan
ilmu juga motifasinya, semoga Allah SWT menambahkan kesehatan dan keberkahan,
terimakasih pula kepada teman-teman mahasiswa yang sudah memberikan kami
dukungan dan semangat.

Karya tulis ini kami akui masih banyak kekurangan karena keterbatasan
pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat konstruktif untuk kesempurnaan
makalah ini, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini untuk
kedepannya agar menjadi lebih baik.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi para
pembacanya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jombang, 06 Pebruari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan Masalah...............................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

A. Sejarah Gerakan Kepramukaan pada Masa Hindia Belanda...........................................3

B. Masa kependudukan jepang............................................................................................4

C. Sejarah pramuka Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan........................................5

BAB III.......................................................................................................................................7

PENUTUP..................................................................................................................................7

A. Kesimpulan.....................................................................................................................7

B. Saran................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Awal berdirinya organisasi Pramuka dimulai dengan munculnya organisasi
kepanduan (pramuka) milik Belanda bernama Nederlandsche Padvinders Organisatie
(NPO) tahun 1912. Empat tahun kemudian, organisasi kepanduan ini berganti nama
menjadi Nederland Indische Padvinders Vereniging (NIPV) pada 1916. NIPV
dikhususkan bagi pandu-pandu Hindia Belanda semata. Orang Indonesia kala itu
dilarang bergabung karena dianggap berpotensi mencetuskan aspirasi kemerdekaan
Indonesia.
Di tahun yang sama, tanpa adanya campur tangan Belanda, Mangkunegara VII
membentuk organisasi kepanduan pertama Indonesia yang bernama Javaansche
Padvinders Organisatie (JPO). Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan kependidikan yang dilaksanakan di
Indonesia. Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang
memiliki arti Orang Muda yang Suka Berkarya. Pramuka merupakan sebutan bagi
anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka
Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka Pandega
(21-25 tahun). Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan
Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwatir dan Majelis
Pembimbing.
Gerakan pramuka atau dalam dunia internasional disebut scouting, merupakan
organisasi kaum muda yang telah berkembang tidak hanya di Indonesia, tetapi di
seluruh dunia. Menurut Lukman Santosa (2014: 18) bahwa gerakan pramuka atau
kepanduan dirumuskan oleh pendirinya sebagai media untuk meningkatkan karakter
anak-anak dan remaja, serta melatih mereka agar mau bertanggungjawab dan mandiri
saat mereka dewasa nanti.
Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur,
terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan

1
dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan
budi pekerti luhur.
Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan
keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat, dan bangsa Indonesia.Pramuka
sendiri menurut Lukman&Nita (2011: 13) adalah satu segi pendidikan nasional yang
penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Gerakan
ini dirumuskan oleh pendirinya sebagai media untuk meningkatkan karakter anak-
anak dan remaja, serta melatih agar bisa bertanggungjawab dan mandiri serta dewasa.

B. Rumusan Masalah
1. Sejarah Gerakan Kepramukaan pada Masa Hindia Belanda
2. Menjelaskan Masa Kependudukan Jepang
3. Menjelaskan Masa Perang Kemerdekaan

C. Tujuan Masalah
1. Mampu memahami sejarah gerakan kepramukaan pada masa hindia belanda
2. Mampu memahami masa kependudukan jepang
3. Mampu Memahami masa perang kemerdekaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Gerakan Kepramukaan pada Masa Hindia Belanda


Gerakan Kepanduan pada zaman Belanda ditandai dengan Nederlandesche
Padvinders Organisatie (NPO) pada 1912, NPO merupakan kepanduan milik Belanda
yang pada tahun 1916 berubah nama menjadi Nederlands Indische Padvinders
Vereniging (NIVP) apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kepanjangan
singkatan NIVP berarti Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda.
Tahun 1916 Mangkunegara VII membentuk Organisasi Kepanduan pertama
Indonesia Javaansche Padvinder Organisatie (JPO). JPO kemudian memicu
munculnya berbagai gerakan nasional lainnya di antaranya Hizbul Wahton (1918),
JJP atau Jong Java Padvinderij (1923), Nationale Padvinders (NP), Nationaal
Indonesische Padvinderij (NATIPIJ), dan Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS). JPO
merupakan organisasi kepanduan yang pertama kali didirikan oleh pribumi pada tahun
1916. Organisasi ini didirikan atas prakasa Kelahiran JPO ini, kemudian
Mangkunegoro mempelopori VII. lahirnya organisasi-organisasi kepanduan pribumi
lainnya.

Pada 1923, Belanda mendirikan Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di


Bandung. Pada tahun yang sama, di Jakarta, Belanda juga mendirikan Jong
Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO). Tahun 1926, terjadi peleburan peleburan
dua organisasi kepanduan yaitu NPO dan JIPO, menjadi INPO (Indonesische
Padvinderij Organisatie). Lahirnya INPO sebagai peleburan NPO dan JIPO. Belanda
khawatir, melihat gerakan Pramuka pribumi cukup banyak dan meresahkan. Belanda
melarang organisasi kepramukaan di luar milik Belanda menggunakan istilah
Padvinder. Atas usulan salah satu tokoh pergerakan waktu itu yaitu KH Agus Salim,
maka istilah Padvinders diganti menjadi pandu atau kepanduan. Pergantian istilah ini
juga sebagai respon mengenai larangan penggunaan istilah Padvindery oleh
Pemerintah kolonial Belanda.

3
Persatuan Organisasi Tanggal 23 Mei 1928 lahir Persaudaraan Antar Pandu
Indonesia (PAPI) yang merangkum INPO, SIAP, NATIPIJ, dan PPS. Hasrat bersatu
bagi organisasi kepanduan Indonesia waktu itu dengan terbentuknya PAPI yaitu
"Persaudaraan Antar Pandu Indonesia" yang merupakan federasi dari Pandu
Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928. Akan tetapi,
PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan
Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.

Sejarah Pramuka Indonesia juga mencatat bahwa gerakan kepanduan juga


berperan aktif dalam upaya menyelenggarakan Kongres Pemuda pada 28 Oktober
1928, Setelah peristiwa Sumpah Pemuda, kesadaran nasional cenderung meningkat.
Ini dapat dibuktikan dengan lahirnya berbagai organisasi yang bersifat kepemudaan
tidak terkecuali kepanduan. Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan,
Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia atau BPPKI merencanakan adanya
"All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam
waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan
"Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan
pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

B. Masa kependudukan jepang


Sejumlah tokoh kepanduan Indonesia ditarik masuk Keibondan, PETA dan
Seinendan. Ini merupakan organisasi bentukan Jepang yang untuk mendukung tentara
Jepang. Jepang melarang berdirinya partai dan organisasi rakyat Indonesia. Tidak
hanya itu, Jepang menganggap gerakan kepanduan merupakan organisasi berbahaya
karena dapat meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia.

Meski demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kepanduan


Indonesia untuk menjalankan PERKINO II dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
mengusir tentara Jepang. Gerakan Pramuka Indonesia terus bertahan pada masa
penjajahan Jepang. Namun, gerakan kepanduan ini mendapat beberapa hambatan.
Pada masa Perang Dunia ke-2, tentara Jepang melakukan penyerangan kepada
Belanda. Banyak tokoh Kepanduan di Indonesia yang ditarik masuk Keibondan,

4
PETA, dan Seinendan, organisasi bentukan Jepang yang digunakan untuk mendukung
tentara Jepang.
Bukan hanya itu, ternyata Jepang melarang berdirinya Partai dan organisasi
rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepanduan. Jepang menganggap, organisasi ini
berbahaya karena dapat meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan rakyat
jajahan. Namun, upaya itu tidak menyurutkan semangat para tokoh kepanduan
Indonesia untuk menyelenggarakan PERKINO II. Belakangan, banyak pandu yang
ikut terjun dan saling bahu-membahu dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
mengusir tentara Jepang.

C. Sejarah pramuka Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan


Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh
kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia
Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan
pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia
dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.

Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di


Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini
didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan
Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan
yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan
No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947. Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu
Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17
Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56,
Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan,
gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah
air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,
Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera
Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, Pada 1953


Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia sedangkan bagi organisasi
puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan

5
POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah
bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam
perjalanan ke Australia.

Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke10 Ipindo


menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada
tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta. Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan
kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya
untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan
di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957. Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu
rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di
Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan.
Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini
Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan
topik "Penasionalan Kepanduan".

Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta,


maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa
Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada
tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling
Filip.

6
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Awal berdirinya organisasi Pramuka dimulai dengan munculnya organisasi
kepanduan (pramuka) milik Belanda bernama Nederlandsche Padvinders Organisatie
(NPO) tahun 1912. Empat tahun kemudian, organisasi kepanduan ini berganti nama
menjadi Nederland Indische Padvinders Vereniging (NIPV) pada 1916. Tahun 1916
Mangkunegara VII membentuk Organisasi Kepanduan pertama Indonesia Javaansche
Padvinder Organisatie (JPO). JPO kemudian memicu munculnya berbagai gerakan
nasional lainnya di antaranya Hizbul Wahton (1918), JJP atau Jong Java Padvinderij
(1923), Nationale Padvinders (NP), Nationaal Indonesische Padvinderij (NATIPIJ),
dan Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS). JPO merupakan organisasi kepanduan yang
pertama kali didirikan oleh pribumi pada tahun 1916.
Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh
kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia
Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan
pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia
dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.

B. Saran
Dalam membuat Makalah Kepramukaan Sebagai ilmu sosial dan
Kepramukaan sebagai kajian sosial ini mungkin masih terdapat kesalahan–kesalahan,
sehingga kami mengaharapkan kritik dari pembaca agar makalah yang kami buat ini
menjadi lebih baik dan lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

7
Anwari, A. S. (2015). BUKU PANDUAN PRAMUKA PENGGALANG. Yogyakarta: CV
ANDI OFFSET.

Harsojo, A. (2010, September 4). Retrieved from Gurusian Id:


https://www.gurusiana.id/read/alee/article/sejarah-singkat-gerakan-pramuka-3251484

Kusumawati, I. (2012). Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pendidikan Kepramukaan.


Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, vol 3, 76.

Reza Syehma Bahtiar, S. M. (2018). BUKU AJAR PENGEMBANGAN KEPRAMUKAAN.


Surabaya: UWKS PRESS.

Anda mungkin juga menyukai