Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

SEJARAH KEPANDUAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

KEPRAMUKAAN

Dosen Pengampu :

SISTUPANI, M.Pd.I

Disusun oleh :

Luay Mahibatu Nabila 2021.080.26.0003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAT TINGGI AGAMA ISLAM DIPONEGORO

TULUNGAGUNG 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “SEJARAH KEPANDUAN ” ini terselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda kita Nabi
Muhammad SAW, yang membawa agama Islam dari zaman kegelapan menuju jalan
yang terang-benderang.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kelas
yang dibimbing oleh Bapak Sistupani , M.Pd.I. Ucapan terima kasih diucapkan kepada
:

1. Bapak Dr. H. Sukarji, M.Pd.I selaku Ketua STAI Diponegoro Tulungagung


yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk menimba ilmu di STAI
Diponegoro Tulungagung.
2. Bapak Komarodin, M.Pd.I selaku Ketua Program Studi PGMI.

3. Bapak Sistupani, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Kepramukaan


4. Teman-teman yang sudah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari atas kekurangan makalah ini, sehingga kami mengharapkan kritik
maupun saran terhadap makalah kami yang bersifat membangun.
Demikianlah makalah yang dapat kami susun, harapan kami semoga makalah ini dapat
betmanfaat bagi kita semua. Amin.

Tulungagung, 30 Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PEMBUKAAN ...................................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 2
C. TUJUAN PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
A. PERINTIS KEPANDUAN DUNIA ......................................................................................... 3
B. GAGASAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN..................................................................... 6
C. BERDIRINYA KEPANDUAN NASIONAL INDONESIA .................................................. 10
D. SEJARAH GERAKAN PRAMUKA INDONESIA ............................................................. 13
BAB III................................................................................................................................................. 16
PENUTUP ............................................................................................................................................ 16
A. KESIMPULAN ....................................................................................................................... 16
B. SARAN ..................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 19
BAB I

PEMBUKAAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam

pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dimulai Sejak hari Kebangkitan

Nasional tanggal 20 Mei 1908 (hari berdirinya Budi Utomo), yang merupakan Puncak

Pertama Perjuangan kesadaran, rasa kesatuan bangsa diantara putra-putri Indonesia

menunjukkan bentuk yang nyata menuju kemerdekaan Indonesia. Berkembangnya

pendidikan kepramukaan yang dulunya disebut kepanduan merupakan tolok ukur

munculnya berbagai organisasi-organisasi kepemudaan lainnya. 1

Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang Nederlandse

Padvinders Organisatie (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia

I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi Nederlands-

Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) pada tahun 1916. Sedangkan organisasi

Kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaanse Padvinders

Organisatie berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.

Kenyataan bahwa kepanduan itu sejalan dengan pergerakan nasional, seperti

tersebut di atas dapat diperhatikan pada adanya Padvinder Muhammadiyah dan berganti

nama menjadi Hisbul Wathon (HW), Nationale Padvinderij yang didirikan oleh Budi

Utomo, Syarikat Islam mendirikan Syarikat Islam Afdeling Padvinderij yang kemudian

diganti menjadi Syarikat Islam Afdeling Pandu dan lebih dikenal dengan SIAP,

Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond

1
Kak Riyanto Lukys, Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka, (Surabaya: Terbit Terang, t.t.),
hlm. 58.

1
(JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda

Indonesia.

Hasrat bersatu bagi organisasi kepanduan Indonesia waktu itu tampak mulai

dengan terbentuknya PAPI yaitu Persaudaraan Antara Pandu Indonesia merupakan

federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei

1928. Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada

1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong

Java Padvinders (JJP)/ Pandu Kebangsaan (PK), INPO dan PPS. PAPI kemudian

berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) yang

diresmikan pada bulan April 1938.2

B. RUMUSAN MASALAH

1. Siapakah perintis kepanduan dunia?

2. Bagaimanakan gagasan pendidikan kepramukaan?

3. Bagaimanakah bedirinya kepanduan Nasional Indonesia?

4. Bagaimana sejarah berdirinya gerakan kepramukaan?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Menerangkan perintis kepanduan dunia.

2. Menjelaskan gagasan pendidikan kepramukaan.

3. Untuk menjelaskan berdirinya kepanduan Nasional Indinesia.

4. Menceritakan sejarah berdirinya gerakan pramuka.

2
Andri Bob Sunardi, Boyman: Ragam Latih Pramuka,....... hlm. 4.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERINTIS KEPANDUAN DUNIA

Kepanduan dunia berawal dari pemikiran seorang pemuda Inggris yang

merangkum atau menulis pengalamannya saat bertugas di Afrika dan India. Pemuda

tersebut adalah Lord Baden Powell of Giwell yang nama lengkapnya adalah Robert

Stephenson Smyth Baden Powell namun lebih dikenal dengan Baden Powell saja.

Baden Powell lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London, ayahnya seorang

Profesor Geometry di Universitas Oxfort, bernama Domine Baden Powell yang

meninggal ketika Stephenson masih kecil. Baden Powell bergabung dengan pasukan

Hussars ke 13 di India pada tahun 1876, kemudian dari tahun 1888 – 1895 Baden

Powell sukses bertugas di India, Afganistan, Zulu, dan Ashanti.

Semasa perang Boer Baden powell bertugas sebagai staff dari pasukan Kerajaan

Inggris (1896 – 1897), menjadi kolonel pasukan berkuda di Afrika Selatan (Pengalaman

terkepung oleh bangsa Boer di Kota Mafeking, Afsel selama 127 hari kekurangan

makanan), kemudian mengalahkan bangsa Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik

kayu milik raja Dinizulu.3

Pengalamannya tersebut ia tulis menjadi sebuah buku dengan judul “ AIDS TO

SCOUTING “ yang sebenarnya untuk memberi petunjuk kepada tentara Inggris agar

dapat melakukan tugas penyelidik dengan baik. Buku tersebut memuat cara menjelajahi

hutan, diperlukan kecakapan tertentu, baik diperoleh dari alam ataupun tokoh

masyarakat yang dilalui, seperti mengenali jejak perjalanan yang baru dilewati untuk

keluar dari rimbunnya hutan, mengenali buah-buahan yang dapat dimakan, air yang

3
https://pramuka.or.id/kepanduan-dunia/ diakses tanggal 30-01-2024

3
boleh diminum, mengetahui arah mata angin tanpa melihat arah matahari karena

rimbunnya hutan dan sebagainya.

Untuk menguji kebenaran isi buku itu, 21 orang pemuda yang menamakan

kelompok Boys Brigade mengundang Baden Powell bersama-sama membuktikannya

mengadakan perkemahan di Pulau Brownsea (Brownsea Island) pada tanggal 25 Juli

1907 selama 8 hari peserta perkemahan melakukan pengembaraan menerapkan isi buku

Aids for Scouting bersama Baden Powell.4

Pengalaman dalam perkemahan tersebut dicatat setiap hari, pada akhir

perkemahan catatan tersebut dikumpulkan menjadi satu oleh Baden Powell

dijadikanlah sebuah buku denan judul “ SCOUTING FOR BOYS “ yang diterbitkan

than 1908.

Kelompok anak muda yang melakukan perkemahan di Brownsea tersebut

mengubah nama kelompoknya dari Boys Brigade menjadi BOY SCOUT dan

menjadikan Scouting For Boys sebagai buku panduannya. Kemudian ajaran Baden

Powell ini berkembang dan berdirilah organisasi kepanduan-kepanduan (yang semua

hanya untuk anak laki-laki berusia penggalang) yang disebut Boys Scout.

Kemudian disusul berdirinya organisasi kepanduan putri yang diberi nama

GIRL GUIDES, atas bantuan Agnes adik perempuan Baden Powell dan diteruskan oleh

Ny. Baden Powell dengan buku panduan HANDBOOK GIRL GUIDESS (dikerjakan

sama-sama dengan Agnes Baden Powell tahun 1912), GIRL GUIDES (1918).5

Baden Powell kembali ke Inggris tahun 1908 menjadi Letnan Jendral dianugrahi

Ksatria tahun 1909, Pada tahun 1910 Baden Powell minta pensiun dari tentara dengan

pangkat terakhir Letjend. Ia menikah dengan Olave st.Clair Soames pada tahun 1912

4
Abbas, Amin dkk, Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka, Surabaya: Beringin Jaya, 1994.
Hal 45
5
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Tingkat Dasar, Jakarta: 1983.
Hal 87

4
dan dianugrahi tiga orang anak (Peter, Heather, Betty) Pada tahun 1912 berdiri pandu

usia siaga yang disebut CUB (anak srigala) dengan buku Jungle Book berisi cerita

tentang Mongli anak didikan rimba (anak yang dipelihara oleh Srigala) karangan

Rudyard Kliping sebagai cerita pembungkus kegiatan Cub ini.

Kemudian tahun 1918 Baden powell membentuk Rover Scout (Pramuka usia

Penengak) untuk menampung mereka yang sudah lewat usia 17 tahun tetapi masih

sering giat di bidang kepanduan, dengan buku panduan ROVERING TO SUCCES

(Mengembara Menuju Kebahagiaan) yang telah diterbitkan tahun 1912.

Pada tahun 1920 para pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris

dalam acara Jambore Dunia yang pertama. Ketika hari terakhir kegiatan jambore

tanggal 6 Agustus 1920 Baden Powell diangkat sebagai Chief Scout of The World atau

Bapak Pandu Sedunia. Sejak Tahun 1920 itu dibentuklah Dewan Internasional dengan

9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya berada di London Inggris.

Pada tahun 1929 Baden Powell mendapat gelar kehormatan ” Lord ” hingga

namanya menjadi Lord Baden Powell of Gilwell dengan julukan Baron, gelar tersebut

diberikan oleh Raja George V. Setelah berkeliling dunia termasuk berkunjung ke

Batavia (Sekarang : Jakarta, Indonesia) tanggal 3 Desember 1934, sepulang meninjau

Jambore di Australia. Baden Powell beserta istrinya menghabiskan waktu tinggal di

Inggris (sekitar tahun 1935-1938).

Kemudian ia kembali ke Afrika tanah yang amat dicintainya, masa tuanya di

Nyeri, Kenya. Beliau wafat tanggal 8 Januari 1941 dan diantar diatas kereta yang ditarik

oleh para pandu yang sangat mencintainya ke tempat peristirahatan terakhir. Pada ahun

1958 Biro Kepanduan Sedunia (Putra) dipindahkan dari London ke Ottawa, Kanada.

Pada tanggal 1 Mei 1968 dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss (baca: Jenewa Swiss).

5
Biro Kepanduan Dunia (Putra) hanya mempunyai 40 orang staf yangada di

Geneva dan 5 kantor kawasan yakni : Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria.

Biro Kepanduan Dunia (Putri) sampai dengan sekarang tetap berada di London dan

mempunyai 5 kawasan yakni : Eropa. Asia Pasifik, Arab, Afrika, Amerika Latin.

B. GAGASAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

Semenjak didirikan, Gerakan Pramuka yang memfokuskan program pada

remaja usia 11-18 tahun telah mendapat respon yang menggembirakan, anggota

bertambah dengan cepat.

Kebutuhan program pun dengan sendirinya bertambah. Untuk memenuhi

keinginan dan ketertarikan para generasi muda pada saat itu, Gerakan Pramuka

menambah empat program dalam organisasinya untuk melebarkan lingkup

keanggotaan Gerakan Pramuka. Keempat program tersebut meliputi : Pendidikan

Generasi Muda usiadini, Usia Remaja, pendidikan Kepanduan Putri, dan

pendidikan kepemimpinan bagi Pembina Program untuk golongan siaga, unit

Satuan Karya, dan Penegak/Pandega mulai disusun pada akhir tahun 1910 di

beberapa negara.

Terkadang, kegiatan kegiatan tersebut hanya berawal di tingkat lokal/

ranting yang dikelola dalam skala kecil, baru kemudian diakui dan diadopsi oleh

Kwartir Nasional. Kasus serupa terjadi pada pendirian golongan siaga di Amerika

Serikat, dimana program golongan siaga telah dimulai sejak 1911 di tingkat Ranting,

namun belum mendapatkan pengakuan hingga 1930 sejak awal didirikannya Gerakan

Kepanduan, para remaja putri telah mengisyaratkan besarnya minat mereka untuk

bergabung. 6

6
Sunardi, Andri Bob, Boyman, Ragam Latih Pramuka, Bandung: Nuansa Muda, cet.6, 2010.
Hal 34

6
Untuk mengakomodasi minat tersebut, Agnes Baden Powel-adik dari bapak

kepanduan sedunia, Robert Baden Powell, pada tahun 1910 ditunjuk menjadi

Presiden Organiasi Kepanduan putri pertama di dunia. Agnes pada awalnya

menamakan organisasi tersebut Rosebud, yang kemudian berganti menjadi Brownies

(Girl Guide) pada 1914 .Agnes mundur dari kursi Presiden pada tahun 1917 dan

digantikan oleh Olave Baden Powell, Istri dari Lord Baden Powell. Agnes tetap

menjabat sebagai wakil Presiden hingga ia meninggal pada usia 86 tahun.pada waktu

tersebut, kepanduan putri telah diposisikan sebagai unit terpisah dari kepanduan pria,

hal tersebut dilakukan menimbang norma sosial yang berlaku saat tersebut.

Pada era 90-an, Banyak organisasi kepanduan di dunia yang saling bekerjasama

antara unit putra dan putri untuk memberikan pendidikan kepanduan.Program awal

bagi pendidikan pembina diadakan di London pada tahun 1910, dan di Yorkshire pada

tahun 1911. Namun, Baden Powell menginginkan pendidikan tersebut dapat

dipraktekkan semaksimal mungkin. Hal tersebut berarti bahwa dalam setiap

pendidikan diperlukan praktek lapangan semisal berkemah. Hal ini membimbing

pembentukan kursus Woodbadge. Akibat perang dunia 1, pendidikan woodbadge

bagi para pembina tertunda hingga tahun 1919. Pada tahun tersebut, diadakan kursus

woodbadge pertama di Gilwell Park. Pada saat ini, pendidikan bagi pembina telah

beragam dan memiliki cakupan yang luas.

Beberapa pendidikan yang cukup terkenal bagi pembina antara lain.

a. Pendidikan dasar, Pendidikan spesifik golongan, hingga kursusb.

b. Woodbadgec.

c. Scoutings Centenary • 5288 Comments/Trackbacks

Baden-Powell melaksanakan kebanyakan kerja peninjauan secara pribadi

dan membina pasukan kanak-kanak asli untuk berjaga dan membawa pesan-

7
pesan, kadang menembus pertahanan lawan. Banyak dari anak-anak ini

kehilangan nyawanya dalam melaksanakan tugas. Baden-Powell amat kagum

dengan keberanian mereka dan kesungguhan mereka yang ditunjukkan ketika

melaksanakan tugas. Pengepungan itu dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking

pada16 Mei 1900. Naik pangkat sebagai Mayor Jendral, Baden-Powell menjadi

pahlawan nasional.Setelah mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan Baden-Powell

kembali ke Inggris untuk bertugas sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda pada

tahun 1903. pulang ke Inggris setelah kembali, Baden-Powell mendapati buku

panduan ketentaraannya “Aids to Scouting” telah menjadi buku terlaris, dan telah

digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda.Kembali dari pertemuan dengan

pendiri Boys’ Brigade, Sir William Alexander Smith, Baden-Powell memutuskan

untuk menulis kembali Aids to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan

pada tahun 1907 membuat satu perkemahan di pulau Brownsea bersama dengan

22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya.

Buku “Scouting for Boys” kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.

Kanak-kanak remaja membentuk “Scout Troops” secara spontan dan Gerakan

Pramuka berdiri tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat nasional, dan kemudian

pada tingkat internasional. Gerakan Pramuka berkembang seiring dengan Boys’

Brigade.

Suatu pertemuan untuk semua Pramuka diadakan di Crystal Palace di London

pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan gerakan Pandu Puteri yang pertama.

Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun1910 di bawah pengawasan saudara

perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-Powell. Walaupun dia sebenarnya dapat

menjadi Panglima Tertinggi, Baden Powell memuutuskan untuk berhenti dari

tentara pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan Jendral menuruti nasihat

8
RajaEdward VII, yang mengusulkan bahwa ia lebih baik melayani negaranya

dengan memajukan Gerakan Pramuka. Pada Januari 1912 Baden-Powell bertemu

calon isterinya Olave Soames di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan

ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23, Baden-

Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada September

tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena ketenaran Baden-Powell,

karena perbedaan usia seperti itu lazim pada saat itu. Untuk menghindari gangguan

pihak pers, mereka melangsungkan pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912.

Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita

(pertunganannya yang gagal dengan Juliette Low).

Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka

membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls Royce.

Perang Dunia I dan kejadian-kejadian selanjutnya ketika pecah Perang Dunia I

pada tahun 1914, Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan Perang. Tiada

tanggung jawab diberikan kepada beliau, sebab, seperti yang dikatakan oleh Lord

Kitchener: “dia bisa mendapatkan beberapa divisi umum dengan mudah tetapi dia tidak

dapat mencari orang yang mampu meneruskan usaha baik Boy Scouts.” Kabar angin

menyatakan Baden-Powell terkait dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia

berusaha untuk menggalakkan mitos tersebut.Baden-Powell was made a Baronet in

1922, and was created Baron Baden-Powell, of Gilwell in the County of Essex, in

1929, Gilwell Park being the International Scout Leader training centre. He was

appointed to the Order of Merit of the British honours system in 1937, and was also

awarded 28 decorations from foreign states.Baden-Powell dianugerahi gelar Baronet

pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell dalam County

Essex, pada tahun 1929.

9
Taman Gilwell adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka Internasional.

Baden-Powell dianugerahi Order of Merit dalam sistem penghormatan Inggris

pada tahun 1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari negara-negara asing. Dalam

sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya:

Man, Nation, Maiden Please call it Baden.Further, for Powell Rhyme it with

Noël. Dibawah usaha gigihnya pergerakan Pramuka dunia berkembang. Pada tahun

1922 terdapat lebih dari sejuta Pramuka di 32 Negara; pada tahun 1939 jumlah Pramuka

melebihi 3,3 juta orang.

Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden-

Powell dan semua Gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi

pada 1939 Royal Academy memutuskan untuk tidak menganugerahkan hadiah untuk

tahun itu, karena pecahnya Perang Dunia II. Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri

merayakan 22 Februari sebagai hari B-P, tanggal lahir bersama Robert dan Olave

Baden-Powell, untuk memperingati dan merayakan jasa Ketua Pramuka dan Ketua

Pandu Puteri Dunia.

C. BERDIRINYA KEPANDUAN NASIONAL INDONESIA

Gerakan pendidikan kepanduan di Tanah Air sudah muncul sejak zaman Hindia-

Belanda. Pada 1912, dimulai latihan sekelompok pandu di Batavia (nama Jakarta pada

masa penjajahan Belanda), yang kemudian menjadi cabang dari Nederlandsche

Padvinders Organisatie (NPO). Dua tahun kemudian cabang tersebut disahkan berdiri

sendiri dan dinamakanpNederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) atau

Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda.

Pada saat itu, sebagian besar anggota NIPV adalah pandu-pandu keturunan

Belanda. Namun, pada 1916 berdiri suatu organisasi kepanduan yang sepenuhnya

merupakan pandu-pandu bumiputera. Adalah Mangkunegara VII, pemimpin Keraton

10
Solo yang membentuk Javaansche Padvinders Organisatie Setelah itu muncul

organisasi kepanduan berbasis agama, kesukuan dan lainnya. Antara lain Padvinder

Muhammadiyah (Hizbul Wathan), Nationale Padvinderij, Syarikat Islam Afdeling

Pandu, Kepanduan Bangsa Indonesia, Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie,

Pandu Indonesia, Padvinders Organisatie Pasundan, Pandu Kesultanan, El-Hilaal,

Pandu Ansor, Al Wathoni, Tri Darma (Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia, dan

Kepanduan Masehi Indonesia.7

Kepanduan yang ada di Hindia-Belanda ternyata berkembang cukup baik. Hal

itu menarik perhatian pula dari Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell, yang

bersama istrinya, Lady Baden-Powell, dan anak-anak mereka, mengunjungi organisasi

kepanduan di Batavia, Semarang, dan Surabaya, pada awal Desember 1934. Para pandu

di Hindia-Belanda pernah pula mengikuti Jambore Kepanduan Sedunia.

Bila pada Jambore Sedunia 1933 di Hungaria hanya sebatas pada kunjungan

delegasi kecil untuk menyaksikan kegiatan akbar itu, maka pada Jambore Sedunia 1937

di Belanda, ikut pula Kontingen Pandu Hindia-Belanda yang terdiri dari Pandu-pandu

keturunan Belanda, bumiputera khususnya dari Batavia dan Bandung, lalu dari Pandu

Mangkunegaran, dari Ambon, dan sejumlah Pandu keturunan Tionghoa dan Arab.

Sementara di dalam negeri, kegiatan perkemahan dan jamboree kepanduan juga

diadakan di sejumlah tempat. Di antaranya pada 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta

berlangsung All Indonesian Jamboree atau “Perkemahan Kepanduan Indonesia

Oemoem.”

Pada 27-29 Desember 1945 berlangsung Kongres Kesatuan Kepanduan

Indonesia di Surakarta. Kongres tersebut menghasilkan Pandu Rakyat Indonesia

7
https://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Pramuka_Indonesia#:~:text=Gerakan%20Pramuka%20ditandai%20deng
an%20serangkaian,Maret%201961%20di%20Istana%20Negara. Diakses pada 30-01-2024

11
sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia. Namun, ketika Belanda

kembali mengadakan agresi militer pada 1948, Pandu Rakyat dilarang berdiri di daerah-

daerah yang sudah dikuasai Belanda. Hal tersebut memicu munculnya organisasi lain,

seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan

Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Pada perkembangannya, kepanduan Indonesia kemudian terpecah menjadi 100

organisasi yang tergabung dalam Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo). Namun,

jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia tidak sebanding dengan jumlah

anggota perkumpulan. Selain itu masih ada rasa golongan yang tinggi, sehingga

membuat Perkindo menjadi lemah. Untuk mencegah hal itu, Presiden Soekarno

bersama Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang saat itu merupakan Pandu Agung,

menggagas peleburuan berbagai organisasi kepanduan dalam satu wadah.

Hal itu pertama kali diungkapkan Presiden Soekarno ketika mengunjungi

Perkemahan Besar Persatuan Kepanduan Putri Indonesia di Desa Semanggi, Ciputat,

Tangerang, pada awal Oktober 1959. Presiden kemudian juga mengumpulkan tokoh

dan pemimpin gerakan kepanduan di Indonesia. Seluruh organisasi kepanduan yang

ada, dilebur menjadi satu dengan nama Pramuka. Presiden menunjuk panitia terdiri atas

Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prijono, Azis Saleh, Achmadi, dan Muljadi Djojo

Martono.

Gerakan Pramuka tersebut diawali dengan serangkaian peristiwa yang saling

berkaitan. Pada 9 Maret 1961 diresmikan nama Pramuka dan menjadi Hari Tunas

Gerakan Pramuka. Pada 20 Mei 1961, diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 238

Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka dan momen tersebut dikenal sebagai Hari

Permulaan Tahun Kerja. Pada 20 Juli 1961, para wakil organisasi kepanduan Indonesia

12
mengeluarkan pernyataan di Istana Olahraga Senayan, untuk meleburkan diri ke dalam

organisasi Gerakan Pramuka. Sehingga disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.8

Setelah itu, pada 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka diperkenalkan secara

resmi kepada masyarakat luas dalam suatu upacara di halaman Istana Negara. Ditandai

dengan penyerahan Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno kepada Sri Sultan

Hamengku Buwono IX yang juga menjadi Ketua pertama Kwartir Nasional Gerakan

Pramuka. Panji itu lalu diteruskan Sri Sultan Hamengku Buwono IX kepada suatu

barisan defile yang terdiri dari para Pramuka di Jakarta, dan dibawa berkeliling kota.

Tanggal 14 Agustus itulah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pramuka dari

dirayakan seluruh Pramuka setiap tahunnya.

D. SEJARAH GERAKAN PRAMUKA INDONESIA

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar

belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan

peristiwa pada sekitar tahun 1960.

Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah

perkumpulan kepanduan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak

sepadan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor

II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional

Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Paragraf 330 yang

menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya

penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya

diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal

8
https://pramuka.or.id/gerakan-pramuka/ diakses pada 30-01-2024

13
349 Ayat 30). Kemudian “kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden

Powellisme” (Lampiran C Ayat 8).

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena

itulah Presiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan

pemimpin gerakan kepanduan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis

malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui,

metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada

dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang

terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri

Pertanian Dr. A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan

Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan, dan

kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961,

tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan

keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan

Keputusan Presiden itu.

Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121

Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka.

Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr.

A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka,

sebagai Lampiran Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961

tentang Gerakan Pramuka.

Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan

yaitu:

14
1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang

mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret

1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Hari Tunas Gerakan

Pramuka.

2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961,

tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya

organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan

bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar

Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para

pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah;

Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus

dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa

ini kemudian disebut sebagai Hari Permulaan Tahun Kerja.

3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas

meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana

Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut

sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.

4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, serta

penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961.

Selain pelantikan pengurus Gerakan Pramuka, pada tanggal 14 Agustus 1961

pula dilangsungkan defile Pramuka yang bertujuan untuk memperkenalkan secara

resmi Gerakan Pramuka Indonesia kepada khalayak. Sejak itu, tanggal 14 Agustus

kemudian dikenal sebagai Hari Pramuka.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kepanduan dunia berawal dari pemikiran seorang pemuda Inggris yang

merangkum atau menulis pengalamannya saat bertugas di Afrika dan India. Pemuda

tersebut adalah Lord Baden Powell of Giwell yang nama lengkapnya adalah Robert

Stephenson Smyth Baden Powell namun lebih dikenal dengan Baden Powell saja.

Pada era 90-an, Banyak organisasi kepanduan di dunia yang saling bekerjasama

antara unit putra dan putri untuk memberikan pendidikan kepanduan.Program awal

bagi pendidikan pembina diadakan di London pada tahun 1910, dan di Yorkshire pada

tahun 1911. Namun, Baden Powell menginginkan pendidikan tersebut dapat

dipraktekkan semaksimal mungkin. Hal tersebut berarti bahwa dalam setiap

pendidikan diperlukan praktek lapangan semisal berkemah. Hal ini membimbing

pembentukan kursus Woodbadge. Akibat perang dunia 1, pendidikan woodbadge

bagi para pembina tertunda hingga tahun 1919. Pada tahun tersebut, diadakan kursus

woodbadge pertama di Gilwell Park. Pada saat ini, pendidikan bagi pembina telah

beragam dan memiliki cakupan yang luas.

Gerakan pendidikan kepanduan di Tanah Air sudah muncul sejak zaman Hindia-

Belanda. Pada 1912, dimulai latihan sekelompok pandu di Batavia (nama Jakarta pada

masa penjajahan Belanda), yang kemudian menjadi cabang dari Nederlandsche

Padvinders Organisatie (NPO). Dua tahun kemudian cabang tersebut disahkan berdiri

sendiri dan dinamakanpNederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) atau

Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda.

16
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan

yaitu:

5. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang

mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret

1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Hari Tunas Gerakan

Pramuka.

6. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961,

tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya

organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan

bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar

Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para

pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah;

Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus

dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa

ini kemudian disebut sebagai Hari Permulaan Tahun Kerja.

7. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas

meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana

Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut

sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.

8. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, serta

penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961.

Selain pelantikan pengurus Gerakan Pramuka, pada tanggal 14 Agustus 1961

pula dilangsungkan defile Pramuka yang bertujuan untuk memperkenalkan secara

resmi Gerakan Pramuka Indonesia kepada khalayak. Sejak itu, tanggal 14 Agustus

kemudian dikenal sebagai Hari Pramuka.

17
B. SARAN

Saya berharap ada kritik dan saran dari makalah yang kami buat agar bisa

menjadi koreksi untuk membuat makalah ke depannya. Mudahmudahan makalah yang

kami buat ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca umumnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Amin dkk, Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka, Surabaya: Beringin Jaya,
1994.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset, 2005.
Azwar, Syaifuddin, Penyusunan Skala Psikologis, Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2008.
Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan,Pedoman Penyelenggaraan Ujian
Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional bagi Sekolah/Madrasah Tahu
Pelajaran 2003/2004 Propinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Selatan:
DikNas, 2004.
Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, Ed. Ke.-2, 2008.
E_ KMD Kwarda , Modul 2.2 Kepramukaan, Sejarah dan Pendidikan Kepramukaan,
Jawa Barat, 2013.
Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 13, Jakarta: Cipta Adi pustaka, 1990.
Gerakan Pramuka Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka, 2009.
Habibah, Pendidikan Agama Islam Dalam Gerakan Pramuka Bagi Siswa Madrasah
Tsanawiyah Inayatul Marzuk Tatah Layap Kecamatan Tatah Makmur
Kabupaten Banjar. Skripsi. Banjarmasin 2014, h.33

19
20

Anda mungkin juga menyukai