Disusun Oleh :
Ayu Cahyani
VIII B
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
taufik hidayah, serta kekuatan sehingga dapat menyelesaikan Tugas makalah
tentang Kepramukaan. Dengan selesainya Tugas Makalah ini kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan tugas
ini.
Kami menyadari dalam pembuatan tugas makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan rendah hati, kami harapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan tugas makalah ini.
Akhirnya, harapan kami mudahmudahan tugas makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pihak yang
terkait.
Bantarujeg,
Penyusun
Desember 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1
Latar Belakang..........................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3
Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................1
2.1
2.2
Biografi Baden-Powell..............................................................................3
2.3
2.4
2.5
Kesimpulan..............................................................................................19
3.2
Saran........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gerakan
Pramuka
Indonesia adalah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pramuka di Indonesia
Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,
beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk
membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia
kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk
seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan
Kepanduan Indonesia.
Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember
1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia.
Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan
dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satusatunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri
Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari
1947.
Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena
serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948
waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56,
Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap
Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya
pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda,
Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya
perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri
Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, Pada
1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia sedangkan bagi
organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan
Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri
Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya
Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.
Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada
September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena
ketenaran Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu lazim pada saat
itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan
pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa BadenPowell hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunganannya
yang gagal dengan Juliette Low).
Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka
membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls
Royce. Perang Dunia I dan kejadian-kejadian selanjutnya ketika pecah Perang
Dunia I pada tahun 1914, Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan
Perang. Tiada tanggung jawab diberikan kepada beliau, sebab, seperti yang
dikatakan oleh Lord Kitchener: dia bisa mendapatkan beberapa divisi umum
dengan mudah tetapi dia tidak dapat mencari orang yang mampu meneruskan
usaha baik Boy Scouts. Kabar angin menyatakan Baden-Powell terkait
dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha untuk menggalakkan
mitos tersebut.Baden-Powell was made a Baronet in 1922, and was created
Baron Baden-Powell, of Gilwell in the County of Essex, in 1929, Gilwell
Park being the International Scout Leader training centre. He was appointed
to the Order of Merit of the British honours system in 1937, and was also
awarded 28 decorations from foreign states.Baden-Powell dianugerahi gelar
Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell
dalam County Essex, pada tahun 1929.
Taman Gilwell adalah tempat
latihan
Pemimpin
Pramuka
di Moisson, Perancis
di Makiling, Philipina
di Marathon, Yunani
di Asagiri, Jepang
di Lillehammer, Norwegia
di Korea Selatan
di Belanda
di Thailand
2. Di Indonesia
N
o
Tempat
Tanggal
Pelaksanaan
Jambore
01
1973
Nasional ke-
1973
1
Jambore
02
1977
Nasional ke2
Jambore
03
1981
Nasional ke-
Cibubur, Jakarta
3
Jambore
04
1986
Nasional ke-
Cibubur, Jakarta
4
Jambore
05
1991
Nasional ke-
Cibubur, Jakarta
5
Jambore
06
1996
Nasional ke-
Cibubur, Jakarta
18-25
Juni 1981
21-28
Juni 1986
15-22
Juni 1991
26 Juni-4
Juli 1996
Jambore
07
2001
Nasional ke-
7
Jambore
08
2006
Nasional ke-
8
Jambore
09
2011
Nasional ke9
10
2016
Jambore
26 Juni-4
Juli 2006
2 Juli - 9
Juli 2011
Cibubur, Jakarta
TBA
Nasional ke10
10
11
Sedunia)
independen,
dan
adalah
organisasi
non-profit
yang
internasional
menaungi
non-pemerintah,
Gerakan
Pramuka
12
13
5. TKK
Tanda Kecakapan Khusus (TKK) adalah tanda yang menunjukkan
kecakapan, keterampilan, kemahiran, ketangkasan, atau keahlian Pramuka
dalam bidang bidang yang khusus atau tertentu. Penggolongan TKK
berdasarkan WARNA DASAR.
14
6. TKU
TKU (Tanda Kecakapan Umum) adalah bagian dari sistem tanda
kecakapan dalam Gerakan Pramuka di samping TKK (Tanda Kecakapan
Khusus). Tanda Kecakapan Umum diberikan setelah seorang anggota
Gerakan Pramuka menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU)
dalam tingkatannya masing-masing. Tanda Kecakapan Umum hanya
berlaku bagi anggota Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega. TKU tidak berlaku bagi seperti Pembina,
Andalan dan anggota dewasa lainnya.
15
7. Tanda Pelantikan
16
17
a. Tanda Barung berbentuk segi tiga sama sisi, dengan puncak di atas.
Panjang sisi segi tiga itu 4 cm.
b. Tanda Barung tidak bergambar, polos, berwarna menurut pilihan
anggota barung yang bersangkutan.
c. Warna tanda barung diutamakan mengambil warna dari Garuda
Pancasila, yaitu merah, putih, kuning, hijau dan hitam. Bila diperlukan
dapat mengambil warna lainnya.
Tanda Regu Penggalang
a. Tanda regu berbentuk bujur sangkar, dengan panjang tiap sisinya 4
cm.
b. Tanda regu bergambar sesuai dengan pilihan anggota regu yang
bersangkutan.
c. Tanda regu untuk : 1) Regu putera bergambar binatang atau siluet
(bayangan) binatang. 2) Regu puteri bergambar bunga atau siluet
(bayangan) bunga.
d. Warna dasar dan warna gambar diatur sehingga tampak sederhana,
indah dan menarik.
Tanda Sangga Penegak
a. Tanda sangga berbentuk bujur sangkar, dengan panjang tiap sisinya 4
cm.
b. Tanda sangga bergambar sesuai dengan pilihan anggota sangga yang
bersangkutan.
c. Tanda sangga dapat mengambil : 1) nama tahap perjuangan bangsa
Indonesia, seperti Perintis, Pencoba, Penegas, Pendobrak dan
Pelaksana, dengan gambar dan warna seperti contoh terlampir. 2)
angka romawi sebagai nomor sangga, berwarna hitam diatas dasar
berwarna kuning. 3) gambar siluet bunga berwarna hitam di atas dasar
berwarna kuning (khusus untuk sangga puteri). 4) gambar lain yang
diciptakan sendiri oleh sangga yang bersangkutan.
18
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi
pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah
perjuangan bangsaIndonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan
Kepramukaan di Indonesia.
Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna
menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya
diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Terap, Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega atau para pemuda usia antara 14-25 tahun dengan syarat
khusus. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa krida, yang masing-masing
mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu. Setiap Krida memiliki Syarat
Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda Kecakapan KhususKelompok
Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan
Krida tertentu di Saka tersebut.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang
disebut Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang
dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan kegiatan yang dilaksanakan
secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut Perkemahan Antar
Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara lain
melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya.
Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat nasional
oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya
yang
dibentuk
berdasarkan
Surat
bersangkutan.
20
Keputusan Kwartir
Daerah yang
3.2 Saran
Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih
mendalami isi makalah dapat dibaca dalam website rujukan yang tercantum
dalam daftar pustaka. Selanjutnya, penulis menyampaikan permohonan maaf
yang sebesar-besarnya pada pembaca apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran
dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan
pengetahuan kita terutama mengenai pendidikan karakter dalam kepramukaan
21
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gerakan_Pramuka
http://id.wikipedia.org/wiki/Pramuka
22