Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PRAMUKA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kepramukaan

Disusun Oleh :
Ayu Cahyani
VIII B

YAYASAN MTs MIFTAHUSSHUDUR


CIBITUNG
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
taufik hidayah, serta kekuatan sehingga dapat menyelesaikan Tugas makalah
tentang Kepramukaan. Dengan selesainya Tugas Makalah ini kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan tugas
ini.
Kami menyadari dalam pembuatan tugas makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan rendah hati, kami harapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan tugas makalah ini.
Akhirnya, harapan kami mudahmudahan tugas makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pihak yang
terkait.

Bantarujeg,
Penyusun

Desember 2016

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1

Latar Belakang..........................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3

Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................1
2.1

Sejarah Pramuka di Indonesia...................................................................1

2.2

Biografi Baden-Powell..............................................................................3

2.3

Pertama Diadakannya Kemah...................................................................8

2.4

Poto-poto Bapak Pandu...........................................................................10

2.5

Tanda Pengenal dalam Baju Pramuka.....................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................19


3.1

Kesimpulan..............................................................................................19

3.2

Saran........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gerakan

Pramuka

Indonesia adalah

nama organisasi pendidikan

nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan


di Indonesia. Kata Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana,
yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang
meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka,
Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf
Kwartir dan Majelis Pembimbing Pramuka.Sedangkan yang dimaksud
Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di
luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,
sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya
pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.Kepramukaan adalah
sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan
dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut
1. Bagaimana sejarah pramuka di indonesia?
2. Bagaimana Biografi Bapak Pandu?
3. Dimanakah pertama kali diadakan kemah??
4. Bagaimana arti tanda pengenal dalam baju pramuka?

1.3 Tujuan Penulisan


1.
2.
3.
4.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


Untuk mengetahui sejarah pramuka.
Untuk mengetahui biografi Bapak Pandu.
Untuk mengetahui pertama kali diadakannya kemah.
Untuk mengetahui arti dari tanda pengenal dalam baju pramuka.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pramuka di Indonesia
Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,
beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk
membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia
kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk
seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan
Kepanduan Indonesia.
Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember
1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia.
Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan
dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satusatunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri
Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari
1947.
Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena
serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948
waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56,
Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap
Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya
pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda,
Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya
perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri
Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, Pada
1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia sedangkan bagi
organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan
Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri
Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya
Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.

Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10


Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar
Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu
menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin
kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu,
Bogor pada bulan Januari 1957.
Seminar Tugu ini menghasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat
dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan
demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun
kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini
Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat,
dengan topik "Penasionalan Kepanduan".
Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar MingguJakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang
disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana
pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke
Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961. Dari ungkapan yang telah
dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di
Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah
seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan
MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana
pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat
ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang
kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal
741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana
Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian
kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme
(Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya.
Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan

tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di


Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa
kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan
harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu
yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri
Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri
Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan
Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi serta mentri sosial Muljadi Djojo
Martono. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian
terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961,
tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan
susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret
1961.
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961,
tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
2.2 Biografi Baden-Powell
Kehidupan awal Baden-Powell dilahirkan di Paddington, London pada
1857. Dia adalah anak ke-6 dari 8 anak Profesor Savilian yang mengajar
Geometri di Oxford. Ayahnya, Pendeta Harry Baden-Powell, meninggal
ketika dia berusia 3 tahun, dan ia dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace,
seorang wanita yang berketetapan bahwa anak-anaknya harus berhasil.
Baden-Powell berkata tentang ibunya pada 1933, Rahasia keberhasilan saya
adalah ibu saya.Selepas menghadiri Rose Hill School, Tunbridge Wells,
Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk Sekolah umum Charterhouse.
Perkenalannya kepada kemahiran Pramuka adalah memburu dan memasak
hewan dan menghindari guru di hutan yang berdekatan, yang juga
merupakan kawasan terlarang. Dia juga bermain piano dan biola, mampu
melukis dengan baik dengan menggunakan kedua belah tangan dengan
tangkas, dan gemar bermain drama. Masa liburan dihabiskan dengan
ekspedis belayar atau berkanu dengan saudara-saudaranya.

Karir Ketentaraan Pada tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan


13th Hussars di India. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan dinas khusus di
Afrika dan pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin 5th Dragoon
Guards. Baden-Powell berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya
dengan suku Zulu pada awal 1880-an di jajahan Natal Afrika Selatan di mana
Resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena keberaniannya.
Kemahirannya mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke dinas rahasia
Inggris. Dia sering bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul ramarama, memasukkan rancangan instalasi militer ke dalam lukisan-lukisan
sayap kupu-kupunya. Baden-Powell kemudian ditempatkan di dinas rahasia
selama 3 tahun di daerah Mediterania yang berbasis di Malta. Dia kemudian
memimpin gerakan ketentaraannya yang berhasil di Ashanti, Afrika, dan pada
usia 40 dipromosikan untuk memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897.
Beberapa tahun kemudian, dia menulis buku panduan ringkas bertajuk Aids
to Scouting, ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai peninjau
ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara baru. Menggunakan
buku ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir sendiri,
menggunakan daya usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam hutan.
Baden-Powell kembali ke Afrika Selatan sebelum Perang Boer dan
terlibat dalam beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada
masa Perang Boer menjadi Kolonel termuda dalam dinas ketentaraan
Britania, dia bertanggung jawab untuk organisasi pasukan perintis yang
membantu tentara biasa. Ketika merencanakan hal ini, dia terperangkap
dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi oleh tentara Boer yang
melebihi 8.000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil, garnisun itu berhasil
bertahan dalam pengepungan selama 217 hari. Sebagian besar keberhasilan
itu dikatakan sebagai hasil beberapa muslihat yang dilaksanakan atas perintah
Baden-Powell sebagai komandan garnisun. Ranjau-ranjau palsu ditanam, dan
tentaranya diperintah untuk menghindari pagar kawat olok-olok (tidak ada)
saat bergerak antara parit kubu.Baden-Powell melaksanakan kebanyakan
kerja peninjauan secara pribadi dan membina pasukan kanak-kanak asli untuk

berjaga dan membawa pesan-pesan, kadang menembus pertahanan lawan.


Banyak dari anak-anak ini kehilangan nyawanya dalam melaksanakan tugas.
Baden-Powell amat kagum dengan keberanian mereka dan kesungguhan
mereka yang ditunjukkan ketika melaksanakan tugas. Pengepungan itu
dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking pada 16 Mei 1900. Naik pangkat
sebagai Mayor Jendral, Baden-Powell menjadi pahlawan nasional.
Setelah mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan Baden-Powell
kembali ke Inggris untuk bertugas sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda
pada tahun 1903. pulang ke Inggris setelah kembali, Baden-Powell mendapati
buku panduan ketentaraannya Aids to Scouting telah menjadi buku terlaris,
dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda.Kembali dari
pertemuan dengan pendiri Boys Brigade, Sir William Alexander Smith,
Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting agar
sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu
perkemahan di pulau Brownsea bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar
belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku Scouting for
Boys kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.Kanak-kanak
remaja membentuk Scout Troops secara spontan dan Gerakan Pramuka
berdiri tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat nasional, dan kemudian
pada tingkat internasional. Gerakan Pramuka berkembang seiring dengan
Boys Brigade. Suatu pertemuan untuk semua Pramuka diadakan di Crystal
Palace di London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan gerakan
Pandu Puteri yang pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun
1910 di bawah pengawasan saudara perempuan Baden-Powell, Agnes BadenPowell. Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima Tertinggi, Baden
Powell memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan
pangkat Letnan Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII, yang
mengusulkan bahwa ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan
Gerakan Pramuka. Pada Januari 1912 Baden-Powell bertemu calon isterinya
Olave Soames di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke New
York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23, Baden-

Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada
September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena
ketenaran Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu lazim pada saat
itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan
pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa BadenPowell hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunganannya
yang gagal dengan Juliette Low).
Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka
membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls
Royce. Perang Dunia I dan kejadian-kejadian selanjutnya ketika pecah Perang
Dunia I pada tahun 1914, Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan
Perang. Tiada tanggung jawab diberikan kepada beliau, sebab, seperti yang
dikatakan oleh Lord Kitchener: dia bisa mendapatkan beberapa divisi umum
dengan mudah tetapi dia tidak dapat mencari orang yang mampu meneruskan
usaha baik Boy Scouts. Kabar angin menyatakan Baden-Powell terkait
dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha untuk menggalakkan
mitos tersebut.Baden-Powell was made a Baronet in 1922, and was created
Baron Baden-Powell, of Gilwell in the County of Essex, in 1929, Gilwell
Park being the International Scout Leader training centre. He was appointed
to the Order of Merit of the British honours system in 1937, and was also
awarded 28 decorations from foreign states.Baden-Powell dianugerahi gelar
Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell
dalam County Essex, pada tahun 1929.
Taman Gilwell adalah tempat

latihan

Pemimpin

Pramuka

Internasional. Baden-Powell dianugerahi Order of Merit dalam sistem


penghormatan Inggris pada tahun 1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari
negara-negara asing. Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan
bagaimana mengucapkan namanya: Man, Nation, Maiden Please call it
Baden.Further, for Powell Rhyme it with Nol.Dibawah usaha gigihnya
pergerakan Pramuka dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari
sejuta Pramuka di 32 Negara; pada tahun 1939 jumlah Pramuka melebihi 3,3
juta orang.
6

Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak satu anak laki-laki dan


dua perempuan (yang mendapat gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak lakilakinya kemudian menggantikan ayahnya pada 1941: Peter, kemudian 2nd
Baron Baden-Powell (1913-1962) Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)
Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dengan
Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1
perempuan) Tidak lama selepas menikah, Baden-Powell berhadapan dengan
masalah kesehatan, dan mengalami beberapa serangan penyakit. Ia menderita
sakit kepala terus menerus, yang dianggap dokternya berasal dari gangguan
psikosomatis dan dirawat dengan analisa mimpi. Sakit kepala ini berhenti
setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah ke kamar tidur baru di
balkon rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939
dia pindah ke sebuah rumah yang dibangunnya di Kenya, negara yang pernah
dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya, di
Nyeri, dekat Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941.
Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord BadenPowell dan semua Gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun
1939. Tapi pada 1939 Royal Academy memutuskan untuk tidak
menganugerahkan hadiah untuk tahun itu, karena pecahnya Perang Dunia II.
Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22 Februari sebagai hari BP, tanggal lahir bersama Robert dan Olave Baden-Powell, untuk
memperingati dan merayakan jasa Ketua Pramuka dan Ketua Pandu Puteri
Dunia.

2.3 Pertama Diadakannya Kemah


1. Di Dunia
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia
Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu
Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The
World).
Tahun 1924 Jambore II

di Ermelunden, Copenhagen, Denmark

Tahun 1929 Jambore III

di Arrow Park, Birkenhead, Inggris

Tahun 1933 Jambore IV

di Godollo, Budapest, Hongaria

Tahun 1937 Jambore V

di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda

Tahun 1947 Jambore VI

di Moisson, Perancis

Tahun 1951 Jambore VII

di Salz Kamergut, Austria

Tahun 1955 Jambore VIII

di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris

Tahun 1959 Jambore IX

di Makiling, Philipina

Tahun 1963 Jambore X

di Marathon, Yunani

Tahun 1967 Jambore XI

di Idaho, Amerika Serikat

Tahun 1971 Jambore XII

di Asagiri, Jepang

Tahun 1975 Jambore XIII

di Lillehammer, Norwegia

Tahun 1979 Jambore XIV

di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan

Tahun 1983 Jambore XV

di Kananaskis, Alberta, Kanada

Tahun 1987 Jambore XVI

di Cataract Scout Park, Australia

Tahun 1991 Jambore XVII

di Korea Selatan

Tahun 1995 Jambore XVIII

di Belanda

Tahun 1999 Jambore XIX

di Chili, Amerika Selatan

Tahun 2003 Jambore XX

di Thailand

2. Di Indonesia
N
o

Tahun Jambore ke-

Tempat

Tanggal
Pelaksanaan

Jambore
01

1973

Nasional ke-

Situ Baru, Jakarta

1973

Sibolangit, Sumatera Utara

1-20 Juli 1977

1
Jambore
02

1977

Nasional ke2
Jambore

03

1981

Nasional ke-

Cibubur, Jakarta

3
Jambore
04

1986

Nasional ke-

Cibubur, Jakarta

4
Jambore
05

1991

Nasional ke-

Cibubur, Jakarta

5
Jambore
06

1996

Nasional ke-

Cibubur, Jakarta

18-25
Juni 1981
21-28
Juni 1986
15-22
Juni 1991
26 Juni-4
Juli 1996

Jambore
07

2001

Nasional ke-

Baturaden Jawa Tengah

3-12 Juli 2001

7
Jambore
08

2006

Nasional ke-

Jatinangor, Jawa Barat

8
Jambore
09

2011

Nasional ke9

10

2016

Jambore

26 Juni-4
Juli 2006

Danau teluk gelam Kab. Ogan

2 Juli - 9

Komering Ilir Sumatera Selatan

Juli 2011

Cibubur, Jakarta

TBA

Nasional ke10

10

2.4 Poto-poto Bapak Pandu

2.5 Tanda Pengenal dalam Baju Pramuka


Atribut Seragam Pramuka. Seragam Pramuka adalah pakaian yang
digunakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka. Warna Seragam Pramuka
adalah coklat muda dan coklat tua. Warna tersebut dipilih karena merupakan
salah satu warna yang digunakan para pejuang Indonesia ketika masa perang
kemerdekaan. Seragam pramuka tersebut memiliki beberapa kelengkapan
(atribut) yang lain, diantaranya tanda tutup kepala, lambang pandu dunia,
papan nama, tanda lokasi, badge daerah, pita nomor, TKK, tanda pelantikan,
tanda jabatan, tanda barung/regu/sangga, setangan leher dan tanda pelantikan.
Berikut ini beberapa atribut seragam pramuka.

11

1. Tanda Tutup Kepala

a. Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang


puteri dipasang pada bagian depan topi, tepat di tengah.
b. Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Puteri lainnya serta orang dewasa
wanita, dipasang pada pici sebelah kiri depan 2 cm dari sisi depan pici
tersebut.
c. Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang dan
Pramuka Penegak Putera, dipasang pada baret, tepat di atas bingkai
baret, disebelah atas pelipis kiri pemakainya.
d. Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Pandega dan orang dewasa pria,
dipasang pada pici hitam di sebelah kiri depan, 2 cm dari sisi depan
dan 1 cm dari sisi atas pici yang bersangkutan.
2. Lambang Pandu Dunia
WOSM atau World Organization of the Scout Movement
(Organisasi Gerakan Pramuka

Sedunia)
independen,

dan

adalah

organisasi

non-profit

yang

internasional
menaungi

non-pemerintah,

Gerakan

Pramuka

(Kepanduan) di seluruh dunia. WOSM didirikan pada tahun 1920 dengan


kantor pusat di Jenewa, Swiss. Selain WOSM juga terdapat organisasi
kepanduan khusus putri sedunia yang dinamakan WAGGGS (World
Association of Girl Guides and Girl Scouts atau Asosiasi Kepanduan Putri
Sedunia). Dan hingga saat ini WOSM mengakui organisasi kepramukaan

12

di 161 negara termasuk Indonesia yang telah bergabung menjadi anggota


WOSM sejak tahun 1953.
3. Setangan Leher

Dasar setangan leher menggunakan kain berwarna putih dengan


pemberian lis berwarna merah pada masing-masing sisi kaki segitiga. Sisi
panjang segitiga tidak menggunakan lis warna merah. Lebar lis warna
merah tersebut adalah 5 cm. Ukuran setangan leher pramuka dibedakan
berdasarkan golongan usia anggota pramuka. Yang menjadi tolok ukur
pembeda adalah panjang sisi terpanjang atau sisi alas dari segitiga sama
kaki. Karena itu panjang kedua sisi kaki akan menyesuaikan dengan
panjang sisi alas.
Meskipun demikian, ukuran panjang sisi terpanjang tersebut tidak
mutlak harus diikuti. Karena yang terpenting, setelah setangan leher
tersebut dilipat dan dikenakan, ujung setangan leher bisa mencapai
pinggang pemakainya. Dengan kata lain panjang setangan leher harus
disesuaikan dengan tinggi badan pemakai.
Adapun ukuran sisi terpanjang setangan leher sebagai mana
disebutkan dalam PP No. 174 Tahun 2012 untuk masing-masing golongan
anggota pramuka adalah sebagai berikut:
a. Setangan leher untuk anggota pramuka siaga putra dan putri sisi
panjang berukuran 90 cm
b. Setangan leher untuk anggota pramuka penggalang putra dan putri sisi
panjang berukuran antara 100 - 120 cm.
c. Setangan leher untuk anggota pramuka penegak dan pandega putra
dan putri sisi panjang berukuran antara 120 - 130 cm.

13

d. Setangan leher untuk anggota pramuka dewasa (pembina pramuka,


andalan, dan anggota Majlis Pembimbing) putra maupun putri sisi
panjang berukuran antara 120 - 130 cm.
4. Lambang Daerah
Logo kwartir daerah sekaligus merupakan badge dari Gerakan
Pramuka di Propinsi. Badge daerah merupakan salah satu tanda pengenal
dalam gerakan Pramuka yang ditetapkan dalam Keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka no 055 tahun 1982 dan no 005 tahun 1989.
Sesuai dengan peraturan tersebut bagde daerah berupa bentuk perisai dan
bergambar ciri daerah tersebut.

5. TKK
Tanda Kecakapan Khusus (TKK) adalah tanda yang menunjukkan
kecakapan, keterampilan, kemahiran, ketangkasan, atau keahlian Pramuka
dalam bidang bidang yang khusus atau tertentu. Penggolongan TKK
berdasarkan WARNA DASAR.

14

6. TKU
TKU (Tanda Kecakapan Umum) adalah bagian dari sistem tanda
kecakapan dalam Gerakan Pramuka di samping TKK (Tanda Kecakapan
Khusus). Tanda Kecakapan Umum diberikan setelah seorang anggota
Gerakan Pramuka menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU)
dalam tingkatannya masing-masing. Tanda Kecakapan Umum hanya
berlaku bagi anggota Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega. TKU tidak berlaku bagi seperti Pembina,
Andalan dan anggota dewasa lainnya.

15

7. Tanda Pelantikan

Tanda Pelantikan adalah tanda pengenal yang diberikan kepada


seorang Pramuka dan dikenakan pada pakaian seragamnya, pada saat
yang bersangkutan dilantik atau diresmikan menjadi anggota Gerakan
Pramuka secara sah. Tanda Pelantikan disematkan pada saat pertama kali
seseorang menjadi anggota Pramuka. Selama itu pula berrlaku seumur
hidup. Jadi setiap ada Acara Pelantikan, tidak perlu harus menyematkan
lagi tanda ini, dan cukup dengan mengucapkan Ulang Janji Tri Satya/ Dwi
Satya. Untuk Putra berbentuk segi empat, sedangkan tanda pelantikan
putri berbentu lingkaran.
8. Tanda Jabatan
Tanda Jabatan adalah Tanda Pengenal Gerakan Pramuka yang
menunjukan jabatan seseorang beserta hak dan kewajiban yang melekat
dengan jabatan itu. Macam Tanda Jabatan adalah sebagai berikut :

16

a. Bagi peserta didik :

1) Tanda Pemimpin Barung Utama (Sulung), Pemimpin Regu Utama


(Pratama), Pemimpin Sangga Utama(Pradana), Ketua Racana
2) Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Barung, Regu, Sangga dan
Reka
3) Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida
4) Tanda Keanggotaan di Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
(Ranting sampai dengan Nasional)
b. Bagi anggota dewasa :
1) Tanda Pembina dan Pembantu Pembina (Siaga, Penggalang, Penegak
dan Pandega)
2) Tanda Pelatih Pembina
3) Tanda Majelis Pembimbing (Gugus Depan sampai Nasional)
4) Tanda Andalan dan Pembantu Andalan
5) Tanda Jabatan lainnya
9. Tanda Barung/Regu/Sangga
Tanda Barung Siaga

17

a. Tanda Barung berbentuk segi tiga sama sisi, dengan puncak di atas.
Panjang sisi segi tiga itu 4 cm.
b. Tanda Barung tidak bergambar, polos, berwarna menurut pilihan
anggota barung yang bersangkutan.
c. Warna tanda barung diutamakan mengambil warna dari Garuda
Pancasila, yaitu merah, putih, kuning, hijau dan hitam. Bila diperlukan
dapat mengambil warna lainnya.
Tanda Regu Penggalang
a. Tanda regu berbentuk bujur sangkar, dengan panjang tiap sisinya 4
cm.
b. Tanda regu bergambar sesuai dengan pilihan anggota regu yang
bersangkutan.
c. Tanda regu untuk : 1) Regu putera bergambar binatang atau siluet
(bayangan) binatang. 2) Regu puteri bergambar bunga atau siluet
(bayangan) bunga.
d. Warna dasar dan warna gambar diatur sehingga tampak sederhana,
indah dan menarik.
Tanda Sangga Penegak
a. Tanda sangga berbentuk bujur sangkar, dengan panjang tiap sisinya 4
cm.
b. Tanda sangga bergambar sesuai dengan pilihan anggota sangga yang
bersangkutan.
c. Tanda sangga dapat mengambil : 1) nama tahap perjuangan bangsa
Indonesia, seperti Perintis, Pencoba, Penegas, Pendobrak dan
Pelaksana, dengan gambar dan warna seperti contoh terlampir. 2)
angka romawi sebagai nomor sangga, berwarna hitam diatas dasar
berwarna kuning. 3) gambar siluet bunga berwarna hitam di atas dasar
berwarna kuning (khusus untuk sangga puteri). 4) gambar lain yang
diciptakan sendiri oleh sangga yang bersangkutan.

18

Tanda Reka Pandega


a. Tanda Reka Pandega, berbentuk bujur sangkar, dengan panjang sisi 4
cm.
b. Tanda reka sama dengan tanda sangga, warna dasar coklat muda.

19

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi
pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah
perjuangan bangsaIndonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan
Kepramukaan di Indonesia.
Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna
menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya
diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Terap, Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega atau para pemuda usia antara 14-25 tahun dengan syarat
khusus. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa krida, yang masing-masing
mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu. Setiap Krida memiliki Syarat
Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda Kecakapan KhususKelompok
Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan
Krida tertentu di Saka tersebut.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang
disebut Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang
dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan kegiatan yang dilaksanakan
secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut Perkemahan Antar
Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara lain
melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya.
Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat nasional
oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya
yang

dibentuk

berdasarkan

Surat

bersangkutan.

20

Keputusan Kwartir

Daerah yang

3.2 Saran
Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih
mendalami isi makalah dapat dibaca dalam website rujukan yang tercantum
dalam daftar pustaka. Selanjutnya, penulis menyampaikan permohonan maaf
yang sebesar-besarnya pada pembaca apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran
dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan
pengetahuan kita terutama mengenai pendidikan karakter dalam kepramukaan

21

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gerakan_Pramuka
http://id.wikipedia.org/wiki/Pramuka

22

Anda mungkin juga menyukai