Disusun Oleh :
Ayu Cahyani
VIII B
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan tugas
ini.
Kami menyadari dalam pembuatan tugas makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan rendah hati, kami harapkan kritik dan
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pihak yang
terkait.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................1
2.1 Sejarah Pramuka di Indonesia...................................................................1
2.2 Biografi Baden-Powell..............................................................................3
2.3 Pertama Diadakannya Kemah...................................................................8
2.4 Poto-poto Bapak Pandu...........................................................................10
2.5 Tanda Pengenal dalam Baju Pramuka.....................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................19
3.1 Kesimpulan..............................................................................................19
3.2 Saran........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah pramuka.
2. Untuk mengetahui biografi Bapak Pandu.
3. Untuk mengetahui pertama kali diadakannya kemah.
4. Untuk mengetahui arti dari tanda pengenal dalam baju pramuka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10
Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar
Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu
menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin
kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu,
Bogor pada bulan Januari 1957.
Seminar Tugu ini menghasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat
dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan
demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun
kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini
Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat,
dengan topik "Penasionalan Kepanduan".
Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-
Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang
disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana
pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke
Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961. Dari ungkapan yang telah
dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di
Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah
seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan
MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana
pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat
ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang
kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal
741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana
Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian
kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme
(Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya.
Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan
2
tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di
Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa
kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan
harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu
yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri
Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri
Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan
Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi serta mentri sosial Muljadi Djojo
Martono. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian
terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961,
tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan
susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret
1961.
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961,
tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
3
Karir Ketentaraan Pada tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan
13th Hussars di India. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan dinas khusus di
Afrika dan pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin 5th Dragoon
Guards. Baden-Powell berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya
dengan suku Zulu pada awal 1880-an di jajahan Natal Afrika Selatan di mana
Resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena keberaniannya.
Kemahirannya mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke dinas rahasia
Inggris. Dia sering bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul rama-
rama, memasukkan rancangan instalasi militer ke dalam lukisan-lukisan
sayap kupu-kupunya. Baden-Powell kemudian ditempatkan di dinas rahasia
selama 3 tahun di daerah Mediterania yang berbasis di Malta. Dia kemudian
memimpin gerakan ketentaraannya yang berhasil di Ashanti, Afrika, dan pada
usia 40 dipromosikan untuk memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897.
Beberapa tahun kemudian, dia menulis buku panduan ringkas bertajuk “Aids
to Scouting”, ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai peninjau
ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara baru. Menggunakan
buku ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir sendiri,
menggunakan daya usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam hutan.
Baden-Powell kembali ke Afrika Selatan sebelum Perang Boer dan
terlibat dalam beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada
masa Perang Boer menjadi Kolonel termuda dalam dinas ketentaraan
Britania, dia bertanggung jawab untuk organisasi pasukan perintis yang
membantu tentara biasa. Ketika merencanakan hal ini, dia terperangkap
dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi oleh tentara Boer yang
melebihi 8.000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil, garnisun itu berhasil
bertahan dalam pengepungan selama 217 hari. Sebagian besar keberhasilan
itu dikatakan sebagai hasil beberapa muslihat yang dilaksanakan atas perintah
Baden-Powell sebagai komandan garnisun. Ranjau-ranjau palsu ditanam, dan
tentaranya diperintah untuk menghindari pagar kawat olok-olok (tidak ada)
saat bergerak antara parit kubu.Baden-Powell melaksanakan kebanyakan
kerja peninjauan secara pribadi dan membina pasukan kanak-kanak asli untuk
4
berjaga dan membawa pesan-pesan, kadang menembus pertahanan lawan.
Banyak dari anak-anak ini kehilangan nyawanya dalam melaksanakan tugas.
Baden-Powell amat kagum dengan keberanian mereka dan kesungguhan
mereka yang ditunjukkan ketika melaksanakan tugas. Pengepungan itu
dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking pada 16 Mei 1900. Naik pangkat
sebagai Mayor Jendral, Baden-Powell menjadi pahlawan nasional.
Setelah mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan Baden-Powell
kembali ke Inggris untuk bertugas sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda
pada tahun 1903. pulang ke Inggris setelah kembali, Baden-Powell mendapati
buku panduan ketentaraannya “Aids to Scouting” telah menjadi buku terlaris,
dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda.Kembali dari
pertemuan dengan pendiri Boys’ Brigade, Sir William Alexander Smith,
Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting agar
sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu
perkemahan di pulau Brownsea bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar
belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku “Scouting for
Boys” kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.Kanak-kanak
remaja membentuk “Scout Troops” secara spontan dan Gerakan Pramuka
berdiri tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat nasional, dan kemudian
pada tingkat internasional. Gerakan Pramuka berkembang seiring dengan
Boys’ Brigade. Suatu pertemuan untuk semua Pramuka diadakan di Crystal
Palace di London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan gerakan
Pandu Puteri yang pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun
1910 di bawah pengawasan saudara perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-
Powell. Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima Tertinggi, Baden
Powell memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan
pangkat Letnan Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII, yang
mengusulkan bahwa ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan
Gerakan Pramuka. Pada Januari 1912 Baden-Powell bertemu calon isterinya
Olave Soames di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke New
York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23, Baden-
5
Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada
September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena
ketenaran Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu lazim pada saat
itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan
pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden-
Powell hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunganannya
yang gagal dengan Juliette Low).
Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka
membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls
Royce. Perang Dunia I dan kejadian-kejadian selanjutnya ketika pecah Perang
Dunia I pada tahun 1914, Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan
Perang. Tiada tanggung jawab diberikan kepada beliau, sebab, seperti yang
dikatakan oleh Lord Kitchener: “dia bisa mendapatkan beberapa divisi umum
dengan mudah tetapi dia tidak dapat mencari orang yang mampu meneruskan
usaha baik Boy Scouts.” Kabar angin menyatakan Baden-Powell terkait
dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha untuk menggalakkan
mitos tersebut.Baden-Powell was made a Baronet in 1922, and was created
Baron Baden-Powell, of Gilwell in the County of Essex, in 1929, Gilwell
Park being the International Scout Leader training centre. He was appointed
to the Order of Merit of the British honours system in 1937, and was also
awarded 28 decorations from foreign states.Baden-Powell dianugerahi gelar
Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell
dalam County Essex, pada tahun 1929.
Taman Gilwell adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka
Internasional. Baden-Powell dianugerahi Order of Merit dalam sistem
penghormatan Inggris pada tahun 1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari
negara-negara asing. Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan
bagaimana mengucapkan namanya: Man, Nation, Maiden Please call it
Baden.Further, for Powell Rhyme it with Noël.Dibawah usaha gigihnya
pergerakan Pramuka dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari
sejuta Pramuka di 32 Negara; pada tahun 1939 jumlah Pramuka melebihi 3,3
juta orang.
6
Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak – satu anak laki-laki dan
dua perempuan (yang mendapat gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak laki-
lakinya kemudian menggantikan ayahnya pada 1941:• Peter, kemudian 2nd
Baron Baden-Powell (1913-1962)• Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)•
Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dengan
Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1
perempuan) Tidak lama selepas menikah, Baden-Powell berhadapan dengan
masalah kesehatan, dan mengalami beberapa serangan penyakit. Ia menderita
sakit kepala terus menerus, yang dianggap dokternya berasal dari gangguan
psikosomatis dan dirawat dengan analisa mimpi. Sakit kepala ini berhenti
setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah ke kamar tidur baru di
balkon rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939
dia pindah ke sebuah rumah yang dibangunnya di Kenya, negara yang pernah
dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya, di
Nyeri, dekat Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941.
Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden-
Powell dan semua Gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun
1939. Tapi pada 1939 Royal Academy memutuskan untuk tidak
menganugerahkan hadiah untuk tahun itu, karena pecahnya Perang Dunia II.
Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22 Februari sebagai hari B-
P, tanggal lahir bersama Robert dan Olave Baden-Powell, untuk
memperingati dan merayakan jasa Ketua Pramuka dan Ketua Pandu Puteri
Dunia.
7
2.3 Pertama Diadakannya Kemah
1. Di Dunia
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia
Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu
Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The
World).
8
2. Di Indonesia
N Tanggal
Tahun Jambore ke- Tempat
o Pelaksanaan
Jambore
01 1973 Nasional ke- Situ Baru, Jakarta 1973
1
Jambore
02 1977 Nasional ke- Sibolangit, Sumatera Utara 1-20 Juli 1977
2
Jambore
18-25
03 1981 Nasional ke- Cibubur, Jakarta
Juni 1981
3
Jambore
21-28
04 1986 Nasional ke- Cibubur, Jakarta
Juni 1986
4
Jambore
15-22
05 1991 Nasional ke- Cibubur, Jakarta
Juni 1991
5
Jambore
26 Juni-4
06 1996 Nasional ke- Cibubur, Jakarta
Juli 1996
6
Jambore
07 2001 Nasional ke- Baturaden Jawa Tengah 3-12 Juli 2001
7
Jambore
26 Juni-4
08 2006 Nasional ke- Jatinangor, Jawa Barat
Juli 2006
8
Jambore
Danau teluk gelam Kab. Ogan 2 Juli - 9
09 2011 Nasional ke-
Komering Ilir Sumatera Selatan Juli 2011
9
10 2016 Jambore Cibubur, Jakarta TBA
9
Nasional ke-
10
10
2.4 Poto-poto Bapak Pandu
11
1. Tanda Tutup Kepala
12
di 161 negara termasuk Indonesia yang telah bergabung menjadi anggota
WOSM sejak tahun 1953.
3. Setangan Leher
13
d. Setangan leher untuk anggota pramuka dewasa (pembina pramuka,
andalan, dan anggota Majlis Pembimbing) putra maupun putri sisi
panjang berukuran antara 120 - 130 cm.
4. Lambang Daerah
Logo kwartir daerah sekaligus merupakan badge dari Gerakan
Pramuka di Propinsi. Badge daerah merupakan salah satu tanda pengenal
dalam gerakan Pramuka yang ditetapkan dalam Keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka no 055 tahun 1982 dan no 005 tahun 1989.
Sesuai dengan peraturan tersebut bagde daerah berupa bentuk perisai dan
bergambar ciri daerah tersebut.
5. TKK
Tanda Kecakapan Khusus (TKK) adalah tanda yang menunjukkan
kecakapan, keterampilan, kemahiran, ketangkasan, atau keahlian Pramuka
dalam bidang – bidang yang khusus atau tertentu. Penggolongan TKK
berdasarkan WARNA DASAR.
14
6. TKU
TKU (Tanda Kecakapan Umum) adalah bagian dari sistem tanda
kecakapan dalam Gerakan Pramuka di samping TKK (Tanda Kecakapan
Khusus). Tanda Kecakapan Umum diberikan setelah seorang anggota
Gerakan Pramuka menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU)
dalam tingkatannya masing-masing. Tanda Kecakapan Umum hanya
berlaku bagi anggota Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega. TKU tidak berlaku bagi seperti Pembina,
Andalan dan anggota dewasa lainnya.
15
7. Tanda Pelantikan
16
a. Bagi peserta didik :
17
a. Tanda Barung berbentuk segi tiga sama sisi, dengan puncak di atas.
Panjang sisi segi tiga itu 4 cm.
b. Tanda Barung tidak bergambar, polos, berwarna menurut pilihan
anggota barung yang bersangkutan.
c. Warna tanda barung diutamakan mengambil warna dari Garuda
Pancasila, yaitu merah, putih, kuning, hijau dan hitam. Bila diperlukan
dapat mengambil warna lainnya.
Tanda Regu Penggalang
a. Tanda regu berbentuk bujur sangkar, dengan panjang tiap sisinya 4
cm.
b. Tanda regu bergambar sesuai dengan pilihan anggota regu yang
bersangkutan.
c. Tanda regu untuk : 1) Regu putera bergambar binatang atau siluet
(bayangan) binatang. 2) Regu puteri bergambar bunga atau siluet
(bayangan) bunga.
d. Warna dasar dan warna gambar diatur sehingga tampak sederhana,
indah dan menarik.
Tanda Sangga Penegak
a. Tanda sangga berbentuk bujur sangkar, dengan panjang tiap sisinya 4
cm.
b. Tanda sangga bergambar sesuai dengan pilihan anggota sangga yang
bersangkutan.
c. Tanda sangga dapat mengambil : 1) nama tahap perjuangan bangsa
Indonesia, seperti Perintis, Pencoba, Penegas, Pendobrak dan
Pelaksana, dengan gambar dan warna seperti contoh terlampir. 2)
angka romawi sebagai nomor sangga, berwarna hitam diatas dasar
berwarna kuning. 3) gambar siluet bunga berwarna hitam di atas dasar
berwarna kuning (khusus untuk sangga puteri). 4) gambar lain yang
diciptakan sendiri oleh sangga yang bersangkutan.
18
Tanda Reka Pandega
a. Tanda Reka Pandega, berbentuk bujur sangkar, dengan panjang sisi 4
cm.
b. Tanda reka sama dengan tanda sangga, warna dasar coklat muda.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi
pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah
perjuangan bangsaIndonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan
Kepramukaan di Indonesia.
Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna
menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya
diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Terap, Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega atau para pemuda usia antara 14-25 tahun dengan syarat
khusus. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa krida, yang masing-masing
mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu. Setiap Krida memiliki Syarat
Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda Kecakapan KhususKelompok
Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan
Krida tertentu di Saka tersebut.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang
disebut Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang
dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan kegiatan yang dilaksanakan
secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut Perkemahan Antar
Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara lain
melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya.
Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat nasional
oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya
yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kwartir Daerah yang
bersangkutan.
20
3.2 Saran
Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih
mendalami isi makalah dapat dibaca dalam website rujukan yang tercantum
dalam daftar pustaka. Selanjutnya, penulis menyampaikan permohonan maaf
yang sebesar-besarnya pada pembaca apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran
dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan
pengetahuan kita terutama mengenai pendidikan karakter dalam kepramukaan
21
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gerakan_Pramuka
http://id.wikipedia.org/wiki/Pramuka
22