Anda di halaman 1dari 45

KATA PENGANTAR

i
BUKU SAKU PRAMUKA
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Modul Matematika ini tepat pada
waktunya
Terlaksananya penyusunannya Modul ini tidak lepas dari
bimbingan, bantuan,dan petunjuk dari berbagai pihak. Untuk
itu pada kesempatan ini, penyusun menyampaikan
penghargaan dan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
dengan caranya, serta pengetahuanya masing-masing.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini
masih banyak kekurangan. Saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan untuk menyempurnakan modul ini
kedepanya.

Malnuza, Juli 2021

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................ ii

Sejarah Pramukaan Dunia.................................................... 1


Sejarah Kepramukaan Indonesia.......................................... 4
Dasar Hukum Pelaksanaan Pramuka................................... 10
Visi dan Misi Gerakan Pramuka.......................................... 13

ii
BUKU SAKU PRAMUKA
Lambang Pramuka................................................................ 14
Kode Kehormatan Pramuka................................................. 16
Peserta Pramuka................................................................... 33
Atribut Kepramukaan........................................................... 37
Syarat Kecakapan Umum Syarat Kecakapan Khusus.......... 48
Struktur Organisasi Gerakan Pramuka................................. 50
Keterampilan Pramukaan..................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA........................................................... 60

iii
BUKU SAKU PRAMUKA
Sejarah Pramukaan Dunia
Sejarah mencatat bahwa buku “Scouting for Boys” tersebar
luas di Inggris dan negara-negara lain. Buku ini menginspirasi
berdirinya organisasi kepramukaan di Inggris dan sekitarnya.
Sehingga bermunculanlah kegiatan-kegiatan untuk pemuda
dengan menerapkan ide-ide Baden Powell. Semula
kepramukaan hanya ditujukan bagi anak laki-laki berusia 11
sampai 18 tahun dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes
berinisiatif mendirikan organisasi kepramukaan untuk wanita
dengan nama Girl Guides. Organisasi ini kemudian diteruskan
oleh istri Baden Powell.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan
nama Cub  (anak serigala) dengan buku The Jungle
Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya.
Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang
dipelihara di hutan oleh induk serigala.
Tahun 1918 Baden Powell membentuk "Rover Scout" bagi
mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau
menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju
Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang
harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama
di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27
Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak
Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).  Daftar pelaksanaan
Jambore Dunia dapat dilihat di artikel lain di blog ini.
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina
Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari
sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau
mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian

1
BUKU SAKU PRAMUKA
digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka
dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk  WOSM  atau  World Organization of
the Scout Movement (Organisasi Gerakan Pramuka Sedunia).
Sekretariat (kantor pusat WOSM) disebut World Scout Bureau
(Biro Pramuka Dunia). Biro Pramuka Dunia pertama kali
berlokasi di London, Inggris. Pada tahun 1958 dipindah ke
Ottawa Kanada dan tahun 1968 dipindahkan lagi ke Geneva,
Swiss.
World Scout Bureau dipimpin oleh seorang Sekretaris
Jenderal Biro Pramuka Dunia. Saat ini Sekretaris jenderal
WOSM dijabat oleh Scott Teare. 
Biro Kepramukaan sedunia mempunyai 5 kantor kawasan
yaitu Kawasan Afrika, berkantor di Nairobi, Kenya; Kawasan
Arab, berkantor di Kairo, Mesir; Kawasan Asia Pasifik,
berkantor di Manila, Filipina; Kawan Eurasia, berkantor Kiev,
Ukraina; Kawasan Eropa, berkantor di Jenewa Swiss; dan
Kawasan Inter-Amerika, berkantor di Panama City, Panama.
Indonesia bergabung menjadi anggota WOSM sejak tahun
1953. Selain WOSM, di dunia juga terdapat beberapa
organisasi kepramukaan lainnya seperti WAGGGS (World
Association of Girl Guides and Girl Scouts atau Asosiasi
Kepanduan Putri Sedunia).

Sejarah
Kepramukaan Indonesia
2
BUKU SAKU PRAMUKA
Gagasan Baden Powell yang membentuk kepramukaan
dengan cepat menyebar ke berbagai negara, termasuk
Belanda. Di negara Belanda kepramukaan disebut sebagai
Padvinder. Di negara jajahannya, termasuk Indonesia,
Belanda mendirikan organisasi Kepramukaan. Di Indonesia
dikenal dengan istilah NIPV (Netherland Indische
Padvinder Vereniging; Persatuan Pandu-Pandu Belanda).
Organisasi ini dikhususkan bagi anak-anak Belanda. 
Oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia
dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk
manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan
nasional. Karenanya kemudian muncul organisasi-organisasi
kepramukaan pribumi yang kala itu jumlahnya mencapai
lebih dari seratus organisasi. Organisasi itu semisal; JPO
(Javananse Padvinders Organizatie); JPP  (Jong Java
Padvinderij), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvinderij);
HW (Hisbul Wathon) dan lain-lain. 
Sejarah terus berlanjut. Melihat maraknya organisasi
kepramukaan milik pribumi yang bermunculan, Belanda
akhirnya membuat peraturan untuk melarang organisasi
kepramukaan di luar milik Belanda menggunakan istilah
Padvinder. Karena itu kemudian KH. Agus Salim
menggunakan istilah "Pandu" dan "Kepanduan". 
Sejak tahun 1930 timbul kesadaran dari tokoh-tokoh
Indonesia untuk mempersatukan organisasi kepramukaan.
Maka terbentuklah KBI (Kepanduan Republik Indonesia).
KBI merupakan gabungan dari organisasi kepanduan seperti
IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda
Sumatra). 
Dan pada tahun 1931 terbentuk PAPI (Persatuan Antar
Pandu-Pandu Indonesia), kemudian diubah menjadi BPPKI
(Badan Pusat Persatuan Kepanduan Indonesia) pada tahun
1938. 

3
BUKU SAKU PRAMUKA
Pada waktu pendudukan Jepang, kepanduan di Indonesia
dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk
Keibondan, Seinendan dan PETA. 
Setelah masa kemerdekaan dibentuklah organisasi
kepanduan yang bersifat nasional  yaitu Pandu Rakyat
Indonesia yang dideklarasikan di Solo pada tanggal 28
Desember 1945. Pandu Rakyat Indonesia menjadi satu-
satunya organisasi kepramukaan di Indonesia saat itu. 
Namun pada masa leberalisme, kembali bermunculan
berbagai organisasi kepanduan seperti; HW, SIAP, Pandu
Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Ansor, KBI dll yang
jumlahnya mencapai seratusan lebih. Sebagian organisasi
tersebut terhimpun dalam tiga federasi yaitu; IPINDO
(Ikatan Pandu Indonesia, berdiri tanggal 13 September
1951), POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Putri
Indonesia, berdiri tahun 1954) dan PKPI (Persatuan
Kepanduan Putri Indonesia). 
Pada 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota
kepramukaan sedunia. Pada tanggal 10-20 Agustus 1955
IPINDO juga berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional
I di Pasar Minggu Jakarta. Sedangkan POPPINDO dan
PKPI pernah bersama-sama  menyambut singgahnya Lady
Baden Powell (istri Baden Powell) ke Indonesia, dalam
perjalanan ke Australia. Pada tahun 1959, PKPI
mengadakan perkemahan besar untuk pramuka putri yang
disebut “Desa Semanggi” di Ciputat. Pada tahun ini juga
IPINDO mengirimkan kontingen ke Jambore Dunia di MT.
Makiling Filipina.  
Menyadari kelemahan yang ada, ketiga federasi tersebut
akhirnya meleburkan diri menjadi PERKINDO (Persatuan
Kepanduan  Indonesia). Namun ternyata Perkindo sendiri
kurang solid sehingga  coba  dimanfaatkan oleh pihak
komunis agar menjadi gerakan Pionir Muda seperti di
negara komunis lainnya. 

4
BUKU SAKU PRAMUKA
Mulai tahun 1960-an, berbagai pihak termasuk
pemerintah dan MPRS melakukan berbagai upaya untuk
melakukan penertiban organisasi kepanduan termasuk upaya
untuk mendirikan Gerakan Pramuka. 
Pada hari Kamis malam tanggal 9 Maret 1961 Presiden
mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan
kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara.
Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus
diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti,
seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu
yang disebut Pramuka.
Presiden juga menunjuk Panitia Pembentukan Gerakan
Pramuka yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX,
Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A.
Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan
Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN
PRAMUKA.
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden
R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang
Gerakan Pramuka. Kepres ini menetapkan Gerakan
Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang
ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi
anak-anak dan pemuda Indonesia. Peristiwa ini kemudian
disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA. 
Kepres Nomor 238 Tahun 1961 ini ditandatangi oleh
Perdana Menteri Ir. Juanda sebagai Pejabat Presiden Karena
Presiden RI, Ir. Soekarno saat itu sedang berkunjung ke
Jepang
Pada tanggal 30 Juli 1961,  bertempat di Istora Senayan
(Sekarang Stadiun Gelora Bung Karno), tokoh-tokoh
organisasi kepanduan di Indonesia yang menyatakan dengan

5
BUKU SAKU PRAMUKA
ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan
Pramuka.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR
GERAKAN PRAMUKA. Pada tanggal 14 Agustus 1961,
dilakukan Pelantikan Mapinas (Majlis Pimpinan Nasional),
Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, dilanjutkan
penganugerahan Panji-panji Kepramukaan dan defile
Pramuka untuk memperkenalkan Pramuka kepada
masyarakat yang diikuti  oleh sekitar 10.000 Pramuka.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA
yang diperingati hingga sekarang. 
Mapinas saat itu diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno (Presiden
RI)  dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono
IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara Kwarnas, diketuai oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan  Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai
Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari. 

Dasar
Hukum Pelaksanaan Pramuka
Perkembangan gerakan pramuka mengalami pasang surut
dan pada kurun waktu tertentu kurang dirasakan penting
oleh kaum muda. Akibatnya, pewarisan nilai-nilai yang
terkandung dalam falsafah Pancasila dalam pembentukan

6
BUKU SAKU PRAMUKA
kepribadian kaum muda yang merupakan inti dari
pendidikan kepramukaan tidak optimal. Pada waktu yang
bersamaan dalam tatanan dunia global bangsa dan negara
membutuhkan kaum muda yang memiliki rasa cinta tanah
air, kepribadian yang kuat dan tangguh, rasa kesetiakawanan
sosial, kejujuran, sikap toleransi, kemampuan bekerja sama,
rasa tanggung jawab, serta kedisiplinan untuk membela dan
membangun bangsa.
Dengan menyadari permasalahan yang digambarkan di
atas, pada peringatan ulang tahun gerakan pramuka 14
Agustus 2006 dicanangkan revitalisasi gerakan pramuka.
Momentum revitalisasi gerakan pramuka tersebut dirasakan
sangat penting dalam upaya pembangunan kepribadian
bangsa yang sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan
sesuai dengan tuntutan perubahan zaman.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan
Pramuka disusun dengan maksud untuk menghidupkan dan
menggerakkan kembali semangat perjuangan yang dijiwai
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat yang
beraneka ragam dan demokratis. Undang-undang ini
menjadi dasar hukum bagi semua komponen bangsa dalam
penyelenggaraan pendidikan kepramukaan yang bersifat
mandiri, sukarela, dan nonpolitis dengan semangat Bhineka
Tunggal Ika untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan
bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan
Pramuka ini mengatur aspek pendidikan kepramukaan,
kelembagaan, tugas dan wewenang Pemerintah dan
pemerintah daerah, hak dan kewajiban para pemangku
kepentingan, serta aspek keuangan gerakan pramuka.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan
Pramuka menegaskan Pancasila merupakan asas gerakan
pramuka dan gerakan pramuka berfungsi sebagai wadah
untuk mencapai tujuan pramuka melalui kegiatan

7
BUKU SAKU PRAMUKA
kepramukaan yaitu pendidikan dan pelatihan,
pengembangan, pengabdian masyarakat dan orang tua, serta
permainan yang berorientasi pada pendidikan. Selanjutnya,
tujuan gerakan pramuka adalah membentuk setiap pramuka
agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa,
berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin,
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki
kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan
membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia,
mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan
hidup.

Visi dan Misi


Gerakan Pramuka
a. Visi
Mewujudkan anggota Gerakan Pramuka yang relevan sesuai
kebutuhan zaman mereka untuk melakukan perubahan yang
lebih baik lagi dalam kehidupannya
b. Misi
Mengarahkan dan menjadikan kaum muda agent of change
(pelopor pembaharu) yang lebih inovatif, relevan, dan
berguna bagi bangsa, Negara, masyarakat Indonesia sesuai
marwah Gerakan Pramuka yang berkarakter, berkebangsaan

8
BUKU SAKU PRAMUKA
dan memiliki kecakapan hidup. Rencana Stategik Gerakan
Pramuka 2019– 2024 harus dilaksanakan serta direalisasikan
dalam program-program yang berkesinambungan sesuai
tuntutan perubahan masa kini dan tantangan kedepan bagi
Gerakan Pramuka dengan tetap memperhatikan kebijakan
program kepengurusan Kwartir Nasional sebelumnya serta
WOSM (World Organization of Scout Movement) Vision
2020, dan APR (Asia Pasific Region) Vision 2023.

Lambang Pramuka

Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal tetap


yang mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan norma yang
dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka yang
dicitacitakan oleh gerakan Pramuka. Lambang tersebut
diciptakan oleh Almarhum Bapak Soenardjo Atmodipuro,
seorang Pembina Pramuka yang aktif bekerja sebagai pegawai
tinggi Departemen Pertanian. Lambang Gerakan Pramuka ini
digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961, pada panji Gerakan
Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang
dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka.
Pramuka memiliki lambang yang sering kita lihat adalah
tunas kelapa. Lambang Pramuka merupakan simbol atau tanda
pengenal untuk organisasi gerakan pramuka yang bersifat tetap.
Lambang Pramuka yaitu tunas kelapa ini dibuat oleh seorang
pegawai Departemen Pertanian, beliau juga seorang tokoh
pramuka yakni Soenardjo Atmodipurwo
Lambang pramuka ini pertama kalinya digunakan tepatnya
pada tanggal 14 Agustus 1961, yaitu pada saat Presiden
Republik Indonesia Ir. Soekarno memberikan panji Gerakan
Pendidikan Kepanduan nasional Indonesia kepada organisasi

9
BUKU SAKU PRAMUKA
Gerakan Pramkua melalui keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 448 tahun 1961

Kode
Kehormatan Pramuka
1. Tingkatan Pramuka Siaga
Pramuka Siaga adalah sebutan bagi para mereka anggota
pramuka yang rentan usianya antara 7 sampai 10 tahun.
Tingkatan Pramuka Siaga adalah suatu istilah yang
sebenarnya kiasan ketika pada jaman perjuangan Bangsa
Indonesia. Ketika Rakyat Indonesia melakukan siaga dalam
mencapai kemerdekaan.
Proses siaga yang dilakukan rakyat Indonesia dilakukan
dengan mendirikan Boedi Oetomo pada tahun 1908. Dengan
berdirinya Boedi Oetomo menjadi salah satu tonggak untuk
perjuangan bangsa Indonesia.

10
BUKU SAKU PRAMUKA
 Kode Kehormatan Tingkatan Pramuka Siaga
Ada 2 kode kehormatan pramuka siaga yang perlu kamu
ketahui. 2 kode kehormatan itu yaitu Dwi Satya atau
Janji Pramuka Siaga dan Dwi Dharma atau Ketentuan
Moral Pramuka Siaga.
Berikut ini isi dari Dwi Satya dan Dwi Dharma:

Dwi Satya
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-
sungguh
 menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan,
Negara Kesatuan Indonesia, dan mengikuti
tata krama keluarga
 setiap hari berbuat kebajikan
Dwi Dharma
 Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya
 Siaga berani dan tidak putus asa
 Kedua kode kehormatan pramuka siaga di atas
merupakan standard moral pada gerakan
pramuka siaga. Standard moral ketika berada di
masyarakat, untuk menjadi seutuhnya pramuka
siaga.

2. Kelompok Satuan Tingkatan Pramuka Siaga


Di dalam Pramuka Siaga memiliki satuan, dari yang
terkecil disebut Burung, serta satuan pramuka siaga yang
terbesar disebut dengan Perindukan. Di dalam satuan
Pramuka Siaga paling banyak berisikan anggota 10 orang di
dalamnya.
Dan kemudian dipimpin seorang ketua yang dipimpin
oleh anggota satuan Burung tersebut. Kemudian dari
masing-masing dari ketua Burung tadi memilih salah satu
pemimpin Burung utama yan disebut Sulung.

11
BUKU SAKU PRAMUKA
3. Syarat Kecakapan Pramuka Siaga
Ada syarat-syarat kecapakan yang harus dimiliki oleh
anggota pramuka siaga. Syarat kecakapan tersebut dibagi
menjadi 2 berupa syarat umum dan syarat khusus.
 SKU (Syarat Kecakapan Umum)
SKU merupakan syarat yang wajib dan harus dipenuhi
sebagai seorang Pramuka Siaga untuk mendapat TKU
(Tanda Kecakapan Umum). Di dalam Pramuka Siaga
terdapat 3 tingkatan, yaitu: Mula, Bantu, Tata.

Setelah TKU didapatkan oleh Pramuka Siaga, maka TKU


dipasang pada lengan baju sebelah kiri, dibawah tanda
Burung. Bentuk dan gambar TKU berbentuk janur yang
diambil dari kebiasaan para pejuang dan pahlawan
Indonesia jaman dulu untuk menandakan pangkat
seseorang.
 SKK (Syarat Kecakapan Khusus)
SKK merupakan syarat wajib Pramuka Siaga yang harus
dipenuhi agar mendapat TKK (Tanda Kecakapan
Khusus).
TKK berbentuk segitiga dipasang pada lengan baju
sebelah kanan membentuk setengah lingkaran di
sekeliling tanda kwarda. Dengan posisi pucuk TKK
menghadap ke bawah.

4. Pesta Pramuka Siaga

12
BUKU SAKU PRAMUKA
Pesta Siaga merupakan acara pertemuan yang dilakukan
oleh gerakan pramuka siaga. Di dalam pesta siaga
diselenggarakan beberapa atau gabungan kegiatan seperti
berikut:
 Persari (Perkemahan Satu Hari), perkemahan yang
dilakukan para Pramuka Siaga pada siang hari.
 Pentas Seni dan Budaya, kegiatan menampilkan kreasi
seni yang dilakukan Pramuka Siaga.
 Permainan Bersama, kegiatan ketrampilan Pramuka
yang dilakukan Pramuka Siaga seperti mencari jejak,
menyusun puzzle, serta permainan sejenisnya.
 Pameran Siaga, menunjukkan hasil karya dari Pramuka
Siaga.
 Darmawisata, kegiatan wisata yang menuju tempat
tertentu dan kemudian para Pramuka Siaga menceritakan
pengalamannya dalam bentuk teks atau lisan.
 Pasar Siaga, mensimulasi situasi pasar yang dilakukan
Pramuka Siaga sebagai pedagang yang pembelinya
masyarakat umum.
 Karnaval, kegiatan pawai yang di dalamnya
menampilkan dan berisi kreatifitas Pramuka Siaga.
5. Tingkatan Pramuka Penggalang
Pramuka Penggalang adalah sebutan bagi para anggota
pramuka yang sudah melewati tingkatan Pramuka Siaga. Di
dalam Pramuka Penggalang rentan usia anggotanya kisaran
umur 10 sampai 15 tahun.
Hal itu dikarenakan untuk menyesuaikan kiasan ketika
masa penggalangan perjuangan Bangsa Indonesia. Pada saat
para Rakyat Indonesia menggalang serta mempersatukan
dirinya untuk mencapai kemerdekaan.
Sehingga pada tahun 1928 terciptalah peristiwa yang
bersejarah, yaitu konggres para Pemuda Indonesia. Yang
biasa dikenal dengan konggres “Soempah Pemuda“.

13
BUKU SAKU PRAMUKA
Di dalam tingkatan Pramuka Penggalang dibedakan
menjadi 4 TKK (Tanda Kecakapan Khusus). Adapun TKK
pada tingkatan Pramuka Penggalang yaitu:
 Ramu
 Rakit
 Terap
 Penggalang Garuda

Tingkatan Pramuka Penggalang mempunya SKU (Syarat


Kecakapan Umum) serta SKK (Syarat Kecakapan Khusus).
Dan syarat-syarat itu harus dipenuhi bagi tingkatan pramuka
penggalang untuk mendapatkan TKK (Tanda Kecakapan
Khusus)
 Kode Kehormatan Tingkatan Pramuka Penggalang
Kode kehormatan Tingkatan Pramuka Penggalang ialah
Trisatya (Tiga Kesetiaan Anggota Pramuka) serta
Dasadharma (Sepuluh Janji Pramuka). Adapun isi dari
Trisatya dan Dasadharma pada Pramuka adalah sebagai
berikut:
Trisatya
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-
sungguh:
 Menjalankan kewajibanku kepada Tuhan Yang
Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan Mengamalkan Pancasila
 Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri
membangun masyarakat

14
BUKU SAKU PRAMUKA
 Menepati Dasa Dharma
Dasa Dharma
 Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia
 Patriot yang sopan dan kesatria
 Patuh dan suka bermusyawarah
 Rela menolong dan tabah
 Rajin,terampil,dan gembira
 Hemat cermat dan bersahaja
 Disiplin,berani dan setia
 Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
 Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan

15
BUKU SAKU PRAMUKA
 Kelompok Satuan Tingkatan Pramuka Penggalang
Dalam tingkatan pramuka Penggalanag satuan
terkecilnya disebut dengan regu. Pada setiap regu
memiliki pimpinan yang mempunyai tanggung jawab
secara penuh atas regunya. Pimpinan regu tersebut biasa
disebut atau disingkat menjadi Pinru (Pimpinan Regu)
Pada gugus depan Penggalang berisi lebih dari satu regu,
baik putra maupun putri. Kemudian didalamnya terdapat
peserta didik yang melakukan tugas untuk
mengkoordinasi regu-regu.
Peserta didik pada gugus depan disebut dengan Pratama
(untuk putra) dan Pratami (untuk putri).
Regu-regu dalam tingkatan pramuka penggalang
memiliki nama-nama yang berfungsi untuk identitas regu
masing-masing. Untuk regu putra namanya diambil dari
nama-nama binatang seperti harimau, singa, kerbau,
badak, beruang, elang, kobra dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk nama regu putri mengambil nama-
nama bunga seperti mawar, anggrek, kamboja, melati,
anyelir dan lain sebaginya.
 Kegiatan Tingkatan Pramuka Penggalang
Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan oleh
TIngkatan Pramuka Penggalang sebagai berikut ini:
 Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru), pertemuan
Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama
(Pratama), Pemimpin Regu (Pinru) dan Wakil
Pemimpin Regu (Wapinru) Penggalang, yang
bertujuan memberikan pengetahuan dan pengalaman
di bidang manajerial dan kepemimpinan.\
 Penjelajahan (Wide Game), pertemuan Pramuka
Penggalang dalam bentuk mencari jejak
(orienteenering) dengan menggunakan tanda-tanda
jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi dan
dibagi dalam pos-pos. Setiap pos berisi kegiatan

16
BUKU SAKU PRAMUKA
keterampilan kepramukaan seperti morse/semaphore,
sandi, tali temali dan sejenisnya.
 Pentas Seni Budaya, kegiatan yang menampilkan kreasi
seni budaya para Pramuka Penggalang.
 Latihan Bersama, pertemuan Pramuka Penggalang dari
dua atau lebih gugus depan yang berada dalam datu
kwartir ranting atau kwartir cabang mapun kwartir
daerah dengan tujuan untuk saling tukar menukar
pengalaman.
 Lomba Tingkat, pertemuan regu-regu Pramuka
Penggalang dalam bentuk lomba kegiatan
kepramukaan. Lomba tingkat dilaksanakan secara
berjenjang dimulai dari tingkat gugus depan (LT-I),
ranting (LT-II), cabang (LT-III), daerah (LT-IV),
nasional (LT-V).\
 Darmawisata, kegiatan wisata ke tempat tertentu,
seperti museum, industri, tempat bersejarah, dan
sejenisnya.
 Perkemahan, pertemuan Pramuka Penggalang yang
dilaksanakan secara reguler, untuk mengevaluasi hasil
latihan di gugus depan. Perkemahan diselenggarakan
dalam bentuk Persami (Perkemahan Sabtu
Minggu), Perjusami (Perkemahan Jumat Sabtu
Minggu), atau perkemahan liburan.
 Jambore, pertemuan para Tingakatan Pramuka
Penggalang dalam bentuk perkemahan berskala besar.
Yang diselenggarakan Kwartir Gerakan Pramuka dari
tingkatan ranting sampau pada tingkatan nasional.
 Pameran, kegiatan yang memamerkan hasil karya
Pramuka Penggalang kepada masyarakat.
 Karnaval, kegiatan pawai yang menampilkan hasil
kreatifitas Pramuka Penggalang.

6. Tingkatan Pramuka Penegak

17
BUKU SAKU PRAMUKA
Tingkatan Pramuka Penegak adalah tingkatan pramuka
yang anggotanya sudah melewati tingkatan siaga dan
penggalang. Anggota Pramuka Penegak rentan usianya
memasuki umur 16 tahun sampai 21 tahun.
Dalam Pramuka Penegak ada beberapa tingkatan yang
perlu anda ketahui. Beberapa tingkatan tersebut yaitu:
 Penegak Bantara
 Penegak Laksana
 Penegak Garuda

Satuan terkeci pada tingkatan Pramuka Penegak disebut


Sangga, kemudian dari beberapa Sangga disebut Ambalan.
Jumlah Anggota Sangga berisi 7 sampai 10 orang Penegak
dengan seorang pemimpin Sangga yang dipilih para anggota
sangga tersebut.
Setiap pemimpin dari sangga memilih seseorang yang
menurut mereka layak untuk menjadi pemimpin Sangga
Utama. Sangga Utama pada tingkatan pramuka Penegak
disebut dengan Pradana. Sehingga beberapa sangga
dipimpin oleh seorang Pradana.

18
BUKU SAKU PRAMUKA
 Kode Kehormatan Tingkatan Pramuka Penegak
Pada tingkatan pramuka penegak terdapat kode
kehormatan yang didalamnya terdiri dari Janji dan
ketentuan moral. Kode kehormatan tersebut biasa
disebut dengan Trisatya untuk janji, serta Dasadharma
untuk ketentuan moral.

Trisatya
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh
sungguh:
 Menjalankan kewajibanku kepada Tuhan Yang
Maha Esa, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Mengamalkan Pancasila
 Menolong sesama hidup dan mempersiapkan
diri membangun masyarakat
 Menepati Dasa Dharma
Dasa Dharma
 Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia
 Patriot yang sopan dan kesatria
 Patuh dan suka bermusyawarah
 Rela menolong dan tabah
 Rajin,terampil,dan gembira
 Hemat cermat dan bersahaja
 Disiplin,berani dan setia
 Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
 Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan

 Kegiatan-kegiatan Tingkatan Pramuka Penegak


Kegiatan pada tingkatan pramuka penegak merupakan
bentuk perwujudan atas Trisatya dan Dasadharma.
Adapun kegiatan Pramuka Peneak adalah seperti
berikut.
 Lompat Tali

19
BUKU SAKU PRAMUKA
 Pelantikan Penegak Bantara dan Laksana
 Gladian Pimpinan Sangga (Dianpinsa)
 Raimuna (Rover Moot)
 Perkemahan Wirakarya (Community Development
Camp)
 Perkemahan Bhakti

7. Tingkatan Pramuka Pandega


Pramuka Pandega adalah tingkatan pramuka setelah
melewati masa Penegak. Tingkatan Pramuka Pandega
rentang usianya kurang lebih sekitar 21 sampai 25 tahun
yang biasa disebut dewasa muda.
Pandega sendiri merupakan istilah yang memiliki arti
pemuka atau ahli. Selain itu terdapat makna dan filosofi
yang romantis tentang perjuangan Bangsa Indonesia.
Dimana setelah tegak berdirinya Bangsa Indonesia
dengan kemerdekaan Repubilik Indonesia dilanjutkan ke
masa memandegani. Atau pelaksanaan pembangunan di
Negara Indonesia.

20
BUKU SAKU PRAMUKA
 Kode Kehormatan Pramuka Pandega
Kode kehormatan Pramuka Pandega sama dengan kode
kehormatan pramuka penegak dan anggota pramuka
dewasa lainnya. Kode kehormatan Pandega terdiri atas
Satya Pramuka (janji) yang disebut Trisatya dan Darma
Pramuka (ketentuan moral) yang disebut Dasadarma.

Trisatya
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh
sungguh:
 Menjalankan kewajibanku kepada Tuhan Yang
Maha Esa, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Mengamalkan Pancasila
 Menolong sesama hidup dan mempersiapkan
diri membangun masyarakat
 Menepati Dasa Dharma
Dasa Dharma
 Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia
 Patriot yang sopan dan kesatria
 Patuh dan suka bermusyawarah
 Rela menolong dan tabah
 Rajin,terampil,dan gembira
 Hemat cermat dan bersahaja
 Disiplin,berani dan setia
 Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
 Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan

21
BUKU SAKU PRAMUKA
 Organisasi Pramuka Pandega
Pramuka Pandega dihimpun dalam satuan yang
dinamakan Racana. Satu racana pandega idealnya
beranggotakan antara 10 – 30 pramuka pandega.
Racana dapat dibagi menjadi beberapa kelompok kecil
yang disebut Reka.
Racana Pandega menggunakan nama dan lambang yang
dipilih sesuai dengan aspirasi anggota dan mengandung
kiasan dasar yang menjadi motivasi kehidupan Racana.
Biasanya menggunakan nama pahlawan, dapat juga
menggunakan nama tokoh, nama jenis senjata, nama
kerajaan dalam pewayangan atau nama cerita mitos.
Sedangkan Reka dapat dinamakan bebas sesuai
keinginan anggota atau sesuai dengan minat bersama
anggota.
Racana dipimpin oleh seorang ketua yang disebut
Pradana yang dipilih dari musyawarah anggota Racana.
 Kegiatan Pramuka Pandega
Kegiatan Pandega sama saja dengan kegiatan yang
dilakukan oleh Penegak, sehingga di kwartir kegiatan
Pandega dan Penegak ditangani oleh Dewan Kerja,
yang dikenal dengan nama Dewan Kerja Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega.

22
BUKU SAKU PRAMUKA
Peserta Pramuka
Anggota Pramuka adalah seorang Warga Negara Indonesia
yang secara sukarela dan aktif mendaftarkan diri sebagai
anggota Gerakan Pramuka dan telah mengikuti pelantikan dan
program perkenalan pendidikan dasar (DIKSAR) gerakan
pramuka.
Anggota Gerakan Pramuka disebut dengan Pramuka.
Jenis-jenis keanggotaannya meliputi; anggota biasa, anggota
luar biasa dan anggota kehormatan. Setiap keanggotaan
pramuka ini memiliki bagian-bagian dengan fungsinya masing-
masing.
1. Anggota Biasa

23
BUKU SAKU PRAMUKA
Anggota biasa adalah anggota gerakan pramuka yang terdiri
dari anggota muda dan anggota dewasa. Anggota biasa ini
juga terdiri dari beberapa tingkatan yaitu:
 Anggota Muda
Anggota muda gerakan pramuka terdiri dari:
 Pramuka Siaga adalah mereka yang berusia 7-10
tahun dan biasanya disingkat dengan huruf S serta
dilambangkan dengan warna hijau.
 Pramuka Penggalang adalah mereka yang berusia
11-15 tahun dan biasanya disingkat dengan huruf G
serta dilambangkan dengan warna merah.
 Pramuka Penegak adalah mereka yang berusia 16-
20 tahun dan biasanya disingkat dengan huruf T
serta dilambangkan dengan warnah kuning.
 Pramuka Pandega adalah mereka yang berusia 21-
25 tahun dan biasanya disingkat dengan huruf D
serta dilambangkan dengan warna cokelat muda.
Apabila anggota muda ini telah menikah, maka
keanggotaannya dianggap sudah dewasa, dengan kata lain
dia dianggap sudah menjadi anggota dewasa. Setiap anggota
muda yang belum menjadi anggota harus menyelesaikan
program perkenalan kepramukaan sesuai dengan golongan
keanggotaan dan umur calon anggota.

2. Anggota Dewasa
Anggota dewasa adalah seorang anggota biasa yang
berusia lebih dari 25 tahun. Anggota pramuka dewasa
memiliki kedudukan sebagai berikut :
 Pembina Pramuka
 Pembantu Pembina Pramuka 
 Pelatih Pembina Pramuka
 Pembina Profesional

24
BUKU SAKU PRAMUKA
 Pamok Saka
 Instruktur Saka
 Pimpinan Saka
 Andalan
 Pembantu Andalan
 Anggota Majelis Pembimbing
3. Anggota Luar Biasa
Anggota luar biasa adalah warga negara asing yang
menetap sementara waktu di Indonesia dan bergabung serta
aktif dalam kegiatan kepramukaan.
4. Anggota Kehormatan
Anggota kehormatan adalah perorangan yang sangat
berjasa terhadap Gerakan Pramuka dan Kepramukaan.
Pencalonan terhadap anggota kehormatan dapat diusulkan
oleh kwartir Nasional, lengkap dengan alasan pengusulan
tersebut. Anggota kehormatan diangkat dan dilantik oleh
kwartir nasional.
5. Pramuka Utama
Pramuka Utama adalah posisi tertinggi Gerakan Pramuka
yang hanya diberikan kepada Presiden sebagai kepala
negara Republik Indonesia. Sebelum dikenal sebagai
pramuka utama, istilah yang dipakai adalah Pramuka
Tertinggi Gerakan Pramuka

25
BUKU SAKU PRAMUKA
Atribut Kepramukaan
Atribut Pramuka adalah perlengkapan pramuka yang
digunakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka.
Berikut ini beberapa atribut seragam pramuka.
1. Tanda Tutup Kepala
 Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Siaga dan Pramuka
Penggalang puteri dipasang pada bagian depan topi, tepat
di tengah.
 Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Puteri lainnya serta
orang dewasa wanita, dipasang pada pici sebelah kiri
depan 2 cm dari sisi depan pici tersebut.
 Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Siaga, Pramuka
Penggalang dan Pramuka Penegak Putera, dipasang pada
baret, tepat di atas bingkai baret, disebelah atas pelipis
kiri pemakainya.
 Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Pandega dan orang
dewasa pria, dipasang pada pici hitam di sebelah kiri
depan, 2 cm dari sisi depan dan 1 cm dari sisi atas pici
yang bersangkutan.

26
BUKU SAKU PRAMUKA
2. Lambang Pandu Dunia
WOSM atau World Organization of the Scout Movement
(Organisasi Gerakan Pramuka Sedunia) adalah organisasi
internasional non-pemerintah, independen, dan non-profit
yang menaungi Gerakan Pramuka (Kepanduan) di seluruh
dunia. WOSM didirikan pada tahun 1920 dengan kantor
pusat di Jenewa, Swiss. Selain WOSM juga terdapat
organisasi kepanduan khusus putri sedunia yang dinamakan
WAGGGS (World Association of Girl Guides and Girl
Scouts atau Asosiasi Kepanduan Putri Sedunia). Dan hingga
saat ini WOSM mengakui organisasi kepramukaan di 161
negara termasuk Indonesia yang telah bergabung menjadi
anggota WOSM sejak tahun 1953.

3. Setangan Leher
Dasar setangan leher menggunakan kain berwarna putih
dengan pemberian lis berwarna merah pada masing-masing
sisi kaki segitiga. Sisi panjang segitiga tidak menggunakan
lis warna merah. Lebar lis warna merah tersebut adalah 5
cm. Ukuran setangan leher pramuka dibedakan berdasarkan
golongan usia anggota pramuka. Yang menjadi tolok ukur
pembeda adalah panjang sisi terpanjang atau sisi alas dari
segitiga sama kaki. Karena itu panjang kedua sisi kaki akan
menyesuaikan dengan panjang sisi alas.

27
BUKU SAKU PRAMUKA
Meskipun demikian, ukuran panjang sisi terpanjang
tersebut tidak mutlak harus diikuti. Karena yang terpenting,
setelah setangan leher tersebut dilipat dan dikenakan, ujung
setangan leher bisa mencapai pinggang pemakainya.
Dengan kata lain panjang setangan leher harus disesuaikan
dengan tinggi badan pemakai.
Adapun ukuran sisi terpanjang setangan leher sebagai
mana disebutkan dalam PP No. 174 Tahun 2012 untuk
masing-masing golongan anggota pramuka adalah sebagai
berikut:
 Setangan leher untuk anggota pramuka siaga putra dan
putri sisi panjang berukuran 90 cm
 Setangan leher untuk anggota pramuka penggalang putra
dan putri sisi panjang berukuran antara 100-120 cm.
 Setangan leher untuk anggota pramuka penegak dan
pandega putra dan putri sisi panjang berukuran antara
120-130 cm.
 Setangan leher untuk anggota pramuka dewasa (pembina
pramuka, andalan, dan anggota Majlis Pembimbing)
putra maupun putri sisi panjang berukuran antara 120 -
130 cm.

4. Lambang Daerah
Logo kwartir daerah sekaligus merupakan badge dari
Gerakan Pramuka di Propinsi. Badge daerah merupakan
salah satu tanda pengenal dalam gerakan Pramuka yang
ditetapkan dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka no 055 tahun 1982 dan no 005 tahun 1989. Sesuai

28
BUKU SAKU PRAMUKA
dengan peraturan tersebut bagde daerah berupa bentuk
perisai dan bergambar ciri daerah tersebut.

5. TKK (Tanda Kecakapan Khusus)


Tanda Kecakapan Khusus (TKK) adalah tanda yang
menunjukkan kecakapan, keterampilan, kemahiran,
ketangkasan, atau keahlian Pramuka dalam bidang-bidang
yang khusus atau tertentu. Penggolongan TKK berdasarkan
WARNA DASAR.

6. TKU (Tanda Kecakapan Umum)


TKU (Tanda Kecakapan Umum) adalah bagian dari
sistem tanda kecakapan dalam Gerakan Pramuka di samping
TKK (Tanda Kecakapan Khusus). Tanda Kecakapan Umum
diberikan setelah seorang anggota Gerakan Pramuka
menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU)
dalam tingkatannya masing-masing. Tanda Kecakapan
29
BUKU SAKU PRAMUKA
Umum hanya berlaku bagi anggota Pramuka Siaga,
Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega. TKU tidak berlaku bagi seperti Pembina, Andalan
dan anggota dewasa lainnya.

7. Tanda Pelantikan
Tanda Pelantikan adalah tanda pengenal yang diberikan
kepada seorang Pramuka dandikenakan pada pakaian
seragamnya, pada saat yang bersangkutan dilantik atau
diresmikan menjadi anggota Gerakan Pramuka secara sah.
Tanda Pelantikan  disematkan pada saat pertama kali
seseorang menjadi anggota Pramuka. Selama itu pula
berrlaku seumur hidup. Jadi setiap ada Acara Pelantikan,
tidak perlu harus menyematkan lagi tanda ini, dan cukup
dengan mengucapkan Ulang Janji Tri Satya/ Dwi Satya.
Untuk Putra berbentuk segi empat, sedangkan tanda
pelantikan putri berbentuk lingkaran.

30
BUKU SAKU PRAMUKA
8. Tanda Jabatan
Tanda Jabatan adalah Tanda Pengenal Gerakan Pramuka
yang menunjukan jabatan seseorang beserta hak dan
kewajiban yang melekat dengan jabatan itu. Macam Tanda
Jabatan adalah sebagai berikut :

a. Bagi peserta didik :


 Tanda Pemimpin Barung Utama (Sulung), Pemimpin
Regu Utama (Pratama),Pemimpin Sangga
Utama(Pradana), Ketua Racana
 Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Barung, Regu,
Sangga dan Reka
 Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida
 Tanda Keanggotaan di Dewan Kerja Pramuka
Penegak dan Pandega (Ranting sampai dengan
Nasional)
b. Bagi anggota dewasa :
 Tanda Pembina dan Pembantu Pembina (Siaga,
Penggalang, Penegak dan Pandega)
 Tanda Pelatih Pembina
 Tanda Majelis Pembimbing (Gugus Depan sampai
Nasional)
 Tanda Andalan dan Pembantu Andalan
 Tanda Jabatan lainnya

31
BUKU SAKU PRAMUKA
9. Tanda Barung/Regu/Sangga
a. Tanda Barung Siaga
 Tanda Barung berbentuk segi tiga sama sisi, dengan
puncak di atas. Panjang sisi segitiga itu 4 cm.
 Tanda Barung tidak bergambar, polos, berwarna
menurut pilihan anggota barung yang bersangkutan.
 Warna tanda barung diutamakan mengambil warna
dari Garuda Pancasila, yaitu merah, putih, kuning,
hijau dan hitam. Bila diperlukan dapat mengambil
warna lainnya.

b. Tanda Regu Penggalang


 Tanda regu berbentuk bujur sangkar, dengan panjang
tiap sisinya 4 cm.
 Tanda regu bergambar sesuai dengan pilihan anggota
regu yang bersangkutan.
 Tanda regu untuk : 1) Regu putera bergambar
binatang atau siluet (bayangan) binatang. 2) Regu
puteri bergambar bunga atau siluet (bayangan) bunga.
 Warna dasar dan warna gambar diatur sehingga
tampak sederhana, indah dan menarik.
c. Tanda Sangga Penegak
 Tanda sangga berbentuk bujur sangkar, dengan
panjang tiap sisinya 4 cm.
 Tanda sangga bergambar sesuai dengan pilihan
anggota sangga yang bersangkutan.
 Tanda sangga dapat mengambil : 1) nama tahap
perjuangan bangsa Indonesia, seperti Perintis,
Pencoba, Penegas, Pendobrak dan Pelaksana, dengan
gambar dan warna seperti contoh terlampir. 2) angka
romawi sebagai nomor sangga, berwarna hitam diatas
dasar berwarna kuning. 3) gambar siluet bunga
berwarna hitam di atas dasar berwarna kuning (khusus

32
BUKU SAKU PRAMUKA
untuk sangga puteri). 4) gambar lain yang diciptakan
sendiri oleh sangga yang bersangkutan.
d. Tanda Reka Pandega
 Tanda Reka Pandega, berbentuk bujur sangkar,
dengan panjang sisi 4 cm.
 Tanda reka sama dengan tanda sangga, warna dasar
coklat muda.

Syarat Kecakapan Umum Syarat


Kecakapan Khusus 

1. Syarat  Kecakapan Umum (SKU)


Syarat  Kecakapan Umum adalah syarat kecakapan
minimal yang wajib dimiliki oleh peserta didik.   
 SKU, sebagai alat pendidikan, merupakan rangsangan
dan dorongan bagi para Pramuka untuk memperoleh
kecakapan-kecakapan yang berguna baginya, untuk
berusaha mencapai kemajuan, dan untuk memenuhi
persyaratan sebagai anggota Gerakan Pramuka.

33
BUKU SAKU PRAMUKA
 SKU disusun menurut pembagian golongan usia
Pramuka yaitu golongan Siaga, golongan Penggalang,
golongan Penegak dan golongan Pandega.
 SKU untuk golongan Siaga terdiri dari 3 tingkat, yaitu :
-    Tingkat Siaga Mula.
-    Tingkat Siaga Bantu
-    Tingkat Siaga Tata.
 SKU untuk golongan penggalang terdiri dari 3
tingkat, yaitu :
-  Tingkat Penggalang Ramu
-  Tingkat Penggalang Rakit
-  Tingkat Penggalang Terap.
 SKU untuk golongan Penegak, terdiri dari 2 tingkat,
yaitu :
-  Tingkat Penegak Bantara.
-  Tingkat Penegak Laksana.
 SKU untuk golongan Pandega. 

2. Syarat Kecakapan Khusus (SKK)


Syarat Kecakapan Khusus adalah syarat kecakapan pada
bidang tertentu berdasarkan pilihan pribadi untuk dalam
pengembangan minat dan bakatnya. 
 SKK adalah syarat kecakapan khusus berupa
kecakapan, kepandaian, kemahiran, ketangkasan,
keterampilan, dan kemampuan dibidang tertentu,
yang lain dari kemampuan umum yang ditentukan
dalam SKU.
 SKK dipilih seorang Pramuka sesuai dengan minat
dan bakatnya.

Struktur Organisasi Gerakan


Pramuka
34
BUKU SAKU PRAMUKA
Struktur organisasi gerakan Pramuka adalah bagan atau
definisi yang mencerminkan tingkat organisasi Gerakan
Pramuka mulai dari yang paling bawah sampai yang paling
atas. Dengan struktur organisasi tersebut, Gerakan Pramuka
sebagai organisasi kepanduan di Indonesia dapat menyusun
dan menata organisasi gerakan pramuka dari tingkat Nasional,
Daerah, Cabang, Ranting, hingga ke Gugus Depan. 
Memungkinkan organisasi dapat berjalan dengan efektif.
Struktur organisasi Gerakan Pramuka diatur dalam Keputusan
Kwartir Gerakan Nasional Pramuka Nomor 220 Tahun 2007
tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-Pokok Organisasi
Gerakan Pramuka. Dalam keputusan ini juga menentukan
tentang tugas pokok dan gerakan Gerakan Pramuka, pembagian
tugas dan tanggung jawab, musyawarah, dan garis hubungan
dalam organisasi Gerakan Pramuka.
Struktur Organisasi Gerakan Pramuka disusun mulai dari
tingkat Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, hingga ke
Gugusdepan. Struktur organisasi tersebut terdiri atas Majelis
Pembimbing (Mabi), Kwartir, Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK), Kordinator Gugusdepan (Korgudep), Gugusdepan
(Gudep) dan Satuan Karya Pramuka (Saka), dan Badan
Kelengkapan Kwartir

35
BUKU SAKU PRAMUKA
Keterampilan Pramukaan

Keterampilan Kepramukaan  merupakan kebutuhan


yang harus dimiliki oleh anggota Pramuka.
Masyarakat berasumsi bahwa setiap anggota Pramuka
pasti memiliki pengetahuan keterampilan yang dapat
dipergunakan sebagai bekal mengatasi segala permasalahan
dalam hidupnya sehari-hari. Untuk dapat memenuhi kebutuhan
tersebut Pembina Pramuka dituntut memiliki seperangkat
pengetahuan kepramukaan yang dapat diterapkan kepada
peserta didik.
1. Sandi-sandi Pramuka
a. Semaphore  adalah suatu cara untuk mengirim dan
menerima berita dengan menggunakan bendera, dayung,
batang, tangan kosong atau dengan sarung tangan.
Informasi yang didapat dibaca melalui posisi bendera
atau tangan. Namun kini yang umumnya digunakan
adalah bendera, yang dinamakan bendera semaphore.
Pengiriman sandi melalui
bendera semaphore ini menggunakan dua bendera, yang
masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45
cm. Bentuk bendera yang persegi merupakan
penggabungan dua buah segitiga sama kaki yang berbeda

36
BUKU SAKU PRAMUKA
warna. Warna yang digunakan sebenarnya bisa
bermacam-macam, namun yang lazim digunakan adalah
warna merah dan kuning, dimana letak warna merah
selalu berada dekat tangkai bendera. Pada awal abad ke
19, semaphore digunakan dalam komunikasi kelautan.
Semaphore merupakan salah satu bentuk isyarat
menggunakan bendera yang lazim digunakan ketika
perang sipil di Amerika Serikat. Ketika itu bendera yang
digunakan berwarna putih dan oranye serta hanya terdiri
dari satu bendera saja. Orang yang ditugaskan melakukan
isyarat bendera ini biasanya berdiri di sebuah tempat
yang tinggi atau di lantai yang tingginya sekitar 2-3
meter dari permukaan tanah.
b. Sandi Morse dalam PramukaDalam dunia Pramuka, sandi
morse juga kerap dipelajari sebagai salah satu bentuk
keterampilan. Kode-kode tersebut disampaikan
menggunakan peluit atau senter Pramuka. Peluit ditiup
panjang untuk mewakili garis dan meniup peluit dengan
durasi pendek untuk mewakili titik. Kemampuan seorang
anggota pramuka untuk mengirimkan dan menerima
kode morse adalah salah satu dari kecakapan yang dapat
menerima tanda kecakapan khusus. Kode morse ini juga
dapat menjadi kunci untuk memecahkan sandi rumput.
Pramuka juga dilatih bagaimana cara menghapalkan
sandi morse ini
c. Sandi angka  Sesuai dengan namanya, sandi ini
digunakan dengan cara mengurutkan angka mulai dari 1
hingga angka berikutnya. Pengurutan angka ini harus
disesuaikan dengan urutan abjad. Contohnya adalah A=
1, B= 2, C= 3, D= 4, E,= 5, dan seterusnya hingga urutan
angka ke-26 untuk huruf abjad Z.
d. Sandi kurung  Sesuai dengan namanya, sandi ini
menggunakan simbol tanda kurung. Jumlah penggunaan
tanda kurungnya juga bisa bertambah. Khusus untuk

37
BUKU SAKU PRAMUKA
abjad A hingga C hanya menggunakan simbol tanda
kurung saja. Namun, untuk abjad berikutnya tanda
kurung harus ditambah dengan angka mulai dari 1 hingga
8. Jika urutan angka sudah mencapai angka 8, maka
jumlah tanda kurung ditambah. Contohnya adalah A = ( ,
B = (( , C = ((( , D = (1, E = (2, O = ((4 , Z = (((7 , dan
seterusnya.
e. Sandi kata Sandi ini dibaca dengan menghilangkan atau
tidak membaca huruf AND. Contohnya adalah RANDA
MANDU. Huruf AND dihilangkan, maka dibaca RAMU.
2. Simpul dan Ikatan
Simpul adalah keterampilan menghubungkan antara tali
dengan tali. Ada beberapa macam simpul yang sering
digunakan diantaranya adalah
1. Simpul Hidup digunakan untuk mengikat tiang
2. Simpul Mati digunakan untuk menyambungkan dua
utas tali yang sama besar dan tidak licin permukaannya.
3. Simpul Pangkal digunakan untuk memulai sebuah
ikatan.
4. Simpul Jangkar digunakan untuk membuat tandu
5. Simpul Laso digunakan untuk mengikat leher hewan
6. Simpul Anyam digunakan untuk menyambungkan dua
utas tali yang berbeda besarnya dan dalam keadaan
kering/tidak basah
7. Simpul Anyam Berganda digunakan untuk
menyambungkan dua utas tali yang tidak sama besarnya
dan sedang dalam keadaan basah. 
8. Simpul Anyam Rantai digunakan untuk memendekkan
tali
9. Simpul Erat digunakan untuk memendekkan tali tanpa
harus memotong tali
10. Simpul Kembar digunakan untuk menyambung dua
utas tali yang sama besar dan dalam keadaan licin

38
BUKU SAKU PRAMUKA
11. Simpul Kursi digunakan untuk mengangkat atau
menurunkan sesuatu seperti benda atau orang yang
sedang pingsan dalam hal ini simpul kursi dapan menjadi
tandu tanpa tongkat/kayu
12. Simpul Penarik digunakan untuk menarik benda yang
besar
13. Simpul Ujung Tali digunakan untuk memintal ujung
tali
14. Simpul Tiang digunakan untuk mengikat pohon atau
binatang dengan longgar
15. Simpul Tambat gunanya sama dengan pangkal yaitu
untuk memulai sebuah ikatan
16. Simpul Gulung digunakan untuk mengikat tali agar tali
bercabang
17. Simpul Pengunci digunakan untuk pintalan ujung tali
18. Simpul Prusik digunakan sebagai pengganti alat
acender
19. Simpul tiang berganda digunakan untuk
mengangkat/menurunkan benda dari ketinggian
20. Simpul tangga tali digunakan untuk membuat rangkaian
tangga tali

3. Baris-Berbaris

39
BUKU SAKU PRAMUKA
Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna
menanamkan disiplin, patriotisme, tanggung jawab serta
membentuk sikap lahir dan bathin yang diarahkan pada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Pada Peraturan Baris Berbaris selalu dimulai dengan aba-
aba. Aba-aba adalah perintah dari seorang pemimpin
pasukan atau komandan kepada pasukannya untuk
melakukan sesuatu secara bersamaan
Waktu memberikan aba-aba, pemimpin pasukan harus
dalam kegiatan sikap sempurna dan menghadap pasukan,
kecuali dalam keadaan tertentu.
Umumnya, gerakan ini dilakukan tanpa tongkat atau
senjata dan bersifat individu atau perorangan.
Aba-aba yang diperintahkan adalah ” Siap, GERAK!”
maka, kita harus berada pada posisi seperti berikut.
 Tubuh kita harus berdiri tegap
 Kedua tumit rapat
 Kedua kaki merupakan sudut 60 derajat
 Lutut lurus
 Paha rapat
 Berat badan di kedua kaki.
 Perut di tari sedikit
 Dada di busungkan
 Pundak di tarik ke belakang dan tidak dinaikan.
 Lengan rapat pada badan
 Pergelangan tangan lurus
 Jari tangan menggenggam tidak terpaksa serta rapat
pada bagian paha.
 Ibu jari segaris dengan jahitan celana
 Leher lurus
 Dagu di tarik
 Mulut di tutup
 Gigi rapat
 Mata lurus ke depan

40
BUKU SAKU PRAMUKA
 Bernafas wajar

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zinal. 2011. Buku Saku Pramuka Bonus SKU Terbaru


Penggalang. Yogyakarta: Planet Ilmu.
Kahono P.C, dkk. 2010. Memecah Kebekuan dalam Permainan
Pramuka. Bandung: PT Puri Pustaka.
Kustanti, Niken. 2016. “Hubungan Antara Ketaatan Terhadap
Peraturan Baris Berbaris Dalam Kegiatan Pramuka dan
Disiplin Siswa. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 5,
No 22.
Peraturan Pemerintah nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler Pramuka Permen Nomor 62 Tahun 2014
pasal 1 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
Peraturan Pemerintah nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler Pramuka Permen Nomor 62 Tahun 2014
pasal 1 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
Suyahman, dkk. 2013. Materi Dasar Mata Kuliah Kepramukaan.
Surakarta: PGSD FKIP UMS
PAH TIM. 2015. Panduan Lengkap Gerakan Pramuka. Surabaya:
Pustaka Agung Harapan.
Undang-Undang Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi
Kurikulum Lampiran III
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
Bab III Pasal 11 Usmanto. 2014.

41
BUKU SAKU PRAMUKA
Dimensi Karakter dalam Kegiatan Pramuka. Bandar Lampung: FKIP
Universitas Lampung. Jurnal Pendidikan Vol 2, No 3.
Wiyani, Novan Ardy. 2013. Konsep, Praktik, & Strategi
Membumikan Pendidikan Karakter Di SD. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.
https://www.pramukaria.id/2015/02/sejarah-singkat kepramukaan-di-
dunia.html
https://www.pramukaria.id/2014/05/sejarah-singkat kepramukaan-di-
indonesia.html

https://www.pramuka.id/visi-misi/
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-12-2010-gerakan-
pramuka
http://jasapengetikancibinong.blogspot.com/2015/08/atribut-
seragam-pramuka-dan-gambarnya.html
http://scoutbook-id.blogspot.com/2019/02/sku-skk-dan-
spg.html

42
BUKU SAKU PRAMUKA

Anda mungkin juga menyukai