Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PRAMUKA

MATERI TEKNIK PELATIHAN PRAMUKA SIAGA,


PENGGALANG, DAN PENEGAK

Disusun Oleh :
Nama : Uswatun Khasanah (A)
Kelas : X MIA

MA TARBIYATUL BANIN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah yang berjudul “Materi Tehnik Pelatihan Pramuka Siaga, Penggalang, dan
Penegak” disusun guna mengganti pelaksanaan PTA yang dilakukan pada tangal 31
Agustus 2018 sampai dengan 2 September 2018, telah disahkan dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Disetujui oleh :

Penanggung Jawab PTA

Bp. Sulton

Mengetahui

Kepala Madrasah

Drs. H. Ahmad Adib

NIP.

DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................
1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................................
BAB 2 KAJIAN TEORI
2.1. Sejarah Singkat Kepramukaan......................................................................
2.2. Pengenalan Lambang Pramuka.....................................................................
2.3. Tugas Pokok Pramuka...................................................................................
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Pramuka Siaga
3.2. Pramuka Penggalang
3.3. Pramuka Penegak dan Pandega
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...............................................................................................
4.2 Saran.........................................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata
“Pramuka” merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Rakyat
Muda yang Suka Berkarya.
Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang
meliputi;Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka,
Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis
Pembimbing Pramuka.
Sedangkan yang dimaksud ”Kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya
pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.Kepramukaan adalah sistem
pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


Di dalam Pramuka ini banyak yang bisa kita bahas, yang telah kita masukan ke
dalam rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana sejarah pramuka ?
2) Bagaimana lambang Pramuka ?
3) Apa saja tugas pokok pramuka ?
4) Apa saja yang bisa dilaksanakan seorang pramuka?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui sejarah pramuka.
2) Untuk mengetahui bagaimana lambang pramuka.
3) Untuk mengetahui tugas pokok pramuka.
4) Dan Seorang Pramuka bisa melaksanakan tugas dimana pun dan kapan pun.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Singkat Kepramukaan
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan
nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan
bangsaIndonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di
IndonesiaGagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya
menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama
Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa keIndonesiadan didirikan
organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische
Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda). Oleh pemimpin-
pemimpin gerakan nasional dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan
membentuk manusiaIndonesiayang baik dan menjadi kader pergerakan nasional.
Sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse
Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche
Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).
Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah
Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau
Kepanduan.Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda,
maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan),
PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa
Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar
PanduIndonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan
KepanduanIndonesia) pada tahun 1938.Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan
di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan,
Seinendan dan PETA.Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu
Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya
organisasi kepanduan.Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100
organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO
(Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu
Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri
Indonesia)Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi
satu dengan nama PERKINDO (Persatuan KepanduanIndonesia).
Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih
lemah. Kelemahan gerakan kepanduanIndonesiaakan dipergunakan oleh pihak
komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara komunis.
Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan
perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun
1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh
Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang.
Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-
satunya badan di wilayahIndonesiayang diperkenankan menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama
sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaannya.

2.2. Pengenalan Lambang Pramuka


Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-
cita setiap anggota Gerakan Pramuka.Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak
Soehardjo Admodipura, seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan
Departemen Pertanian dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.
06/KN/72 tahun 1972.
Bentuk dan Arti Kiasan
Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa. Arti kiasan
lambang gerakan pramuka :
a) Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal
di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi
baru. Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap
anggota pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsaIndonesia.
b) Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang
yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya
dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh
segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan
bangsaIndonesia.
c) Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya
dalam menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan dalam keadaan
bagaimanapun juga.
d) Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon
yang tertinggi diIndonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap
pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan
jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
e) Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu
mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-
dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad
dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai
cita-citanya.
f) Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang
berguna, dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah
air, bangsa dan negara RepublikIndonesiaserta kepada umat manusia.

2.3. Tugas Pokok Pramuka


Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan bagi kaum
muda melalui Kepramukaan di lingkungan luar sekolah, yang melengkapi
pendidikan di lingkungan keluarga dan masyarakat.Adapun tujuannya :
a) Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang
berimandan bertaqwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b) Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan
kecakapan serta memiliki kecerdasan emosional sehingga dapat menjadi
manusia yang berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada kemampuan
sendiri,sanggup dan mampu membangun dirinya sendirinya serta bersama-
samabertanggungjawab atas pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
c) Dalam melaksanakan pendidikan Kepramukaan, Gerakan Pramuka selalu
memperhatikan.Keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat peserta
didiknya..Keadaan, kemampuan, adat istiadat dan harapan masyarakat
termasuk orang tua.
d) Dalam pelaksanaan kegiatannya, Gerakan Pramuka menggunakan PDK dan
MK, Sistem Among dan berbagai metode penyajian lainnya. Para Pramuka
mendapat Pembinaan dalam Satuan gerak sesuai dengan usia dan bidang
kegiatannya, dengan mengikuti ketentuan SKU, SKK, TKU, TKK dan ,
SPG – TPG
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Siaga
Siaga adalah sebutan bagi anggota Pramuka yang berumur 7-10 tahun. Disebut
Pramuka Siaga karena sesuai dengan kiasan masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu
ketika rakyat Indonesia meyiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan
berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa
Indonesia. (yosephine, 2015)
Satuan terkecil dalam pramuka siaga disebut Barung dan satuan-satuan dari beberapa
barung disebut perindukan. Setiap barung beranggotakan 5-10 orang pramuka siaga dan
dipimpin oleh seorang pemimpin barung yang dipilih oleh anggota barung itu sendiri.
Masing-masing pemimpin barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang
akan menjadi pemimpin barung utama yang disebut sulung. Sebuah perindukan terdiri
dari beberapa barung yang akan dipimpin oleh sulung. (Kwarnas)
Kehidupan siaga masih berkisar di seputar keluarga yang ada ayah dan ibu. Keluarga
merupakan pusat aktivitasnya. Atas dasar hal tersebut pembinaan pramuka siaga
dikiaskan sebagai “keluarga bahagia”di mana terdapat ayah, ibu dan paman serta bibi.
Wadah pembinaan pembinaan ini disebut “Perindukan Siaga” yang mengkiaskan bahwa
anak seusia siaga masih menginduk pada ayah dan bunda (keluarga). Hal ini diperjelas
dengan formasi bentuk barisan berupa lingkaran pada upacara pembukaan dan penutupan
latihan Siaga. (yulianingsih, 2014)

2.2 Kode Kehormatan dalam Pramuka Siaga


Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga ada dua, yang pertama disebut Dwi Satya (janji
Pramuka Siaga), dan yang kedua disebut Dwi Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga).
Adapun isinya adalah:
a. Dwi Satya
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh
 menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Indonesia, dan
mengikuti tata krama keluarga.
 setiap hari berbuat kebaikan.
b. Dwi Darma
1. Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya
2. Siaga berani dan tidak putus asa
Dua Kode Kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar moral bagi seorang
Pramuka Siaga dalam bertingkah laku di masyarakat. Jadi kalau ada seorang anggota
Pramuka Siaga yang tingkah lakunya tidak sesuai dengan standar moral ini, dia belum
bisa disebut Pramuka Siaga seutuhnya (Kwarnas)
2.3 Satuan dalam Pramuka Siaga
Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga disebut Barung dan satuan terbesarnya disebut
Perindukan. Sebuah Barung beranggotakan paling banyak 10 orang Pramuka Siaga dan
dipimpin oleh seorang Ketua Barung yang dipilih oleh Barung itu sendiri. Masing-masing
Ketua Barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi
Pemimpin Barung Utama yang disebut Sulung. Sebuah Perindukan terdiri dari beberapa
Barung yang akan dipimpin oleh Sulung itu tadi.
Pembina Pramuka Siaga putra dipanggil Yanda dan Pembina Siaga Pramuka putri
dipanggil Bunda. Pembantu Pembina Pramuka Siaga putra dipanggil Pakcik dan
Pembantu Pembina Pramuka putri dipanggil Bucik.Bentuk barisan dalam Upacara Siaga
adalah lingkaran dengan Pembina berada di tengah lingkaran. Ini mengandung filosofi
bahwa cara pandang Pramuka Siaga yang masih terfokus pada satu titik.
2.4 Tingkatan Pramuka Siaga
Dalam Pramuka Siaga ada tiga tingkat, yaitu:
1. Mula
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata mula dimaknai sebagai "1. asal;
awal; pokok asal; 2. yg paling awal; yang dahulu sekali; waktu (tempat, keadaan) yg
menjadi pangkal)". Karenanya kemudian Gerakan Pramuka Indonesia menjadikan kata
ini sebagai nama tingkatan pertama dalam Syarat-syarat Kecakapan Umum Pramuka
Siaga. Hal ini mengandung filosofi bahwa saat Pramuka Siaga sebagai golongan pramuka
yang paling kecil, mencoba menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum Pramuka
Siaga Mula, diibaratkan sebagai awalan atau pangkal dari proses pendidikan
kepramukaan yang diharapkan menjadi dasar yang kuat bagi kehidupan peserta didik di
kemudian hari.
Untuk mencapai tingkat Siaga Mula, calon Siaga harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1. Rajin dan giat mengikuti latihan Perindukan Siaga, sekurang-kurangnya 6 kali
latihan berturut-turut.
2. Hafal dan mengerti isi Dwi Darma dan Dwi Satya.
3. Dapat memberi salam Pramuka.
4. Tahu arti kiasan warna-warna bendera kebangsaan Indonesia, dan tahu sikap yang
harus dilakukan pada waktu bendera kebangsaan dikibarkan atau diturunkan.
5. Biasa berbahasa Indonesia di waktu mengikuti pertemuan-pertemuan Siaga.
6. Dapat dengan hafal menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bait pertama di
muka Perindukan Siaga atau di muka pendengar-pendengar lain, dan tahu sikap yang
harus dilakukan jika lagu kebangsaan diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu
upacara.
7. Memiliki buku Tabanas, Buku Tabungan Pramuka, atau Buku Tabungan Pelajar.
8. Setia membayar uang iuran kepada Gugusdepannya, sedapat-dapatnya dengan uang
yang diperolehnya dari usahanya sendiri.
9. Selalu berpakaian rapi dan memelihara kebersihan badan.
10. Keagamaan (sesuai dengan agama masing-masing)
a) Untuk Siaga yang beragama Islam
Dapat mengucap Kalimat Syahadat
Dapat mengucap Surat Al-Fatikhah
b) Untuk Siaga yang beragama Katolik:
Dapat membuat tanda salib
Dapat mengucap do’a harian
Dapat menyanyikan 3 buah lagu Gereja
c) Untuk Siaga yang beragama Protestan:
Hafal Yahya 3:1
Dapat berdoa sederhana
d) Untuk Siaga yang beragama Hindu:
Mengetahui nama agama yang dianutnya
Mengetahui tentang cara dan alat-alat yang dipersembahyangan agama Hindu.
e) Untuk Siaga yang beragama Budha
Mengetahui nama agama yang dianutnya
Hafal “Trisarana”.

2. Bantu

Siaga bantu mengkiaskan tingkatan kecakapan siaga yang dapat membantu


pekerjaan-pekerjaan tertentu. Untuk mencapai tingkat Siaga Bantu, seorang Pramuka
Siaga Mula harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Rajin dan giat mengikuti latihan Perindukan sebagai Siaga Mula, sekurang-
kurangnya10 kali latihan.
2. Bersungguh-sungguh mengamalkan Dwi Darma dan Dwi Satya.
3. Tahu arti lambang Gerakan Pramuka
4. Dapat memelihara bendera kebangsaan Indonesia.
5. Tahu nama Negara, Ibukota Negara, Kepala Negara Republik Indonesia.
6. Hafal Pancasila.
7. Tahu nama dan alamat Kepala Desa dan beberapa tokoh masyarakat lain di sekitar
tempat tinggalnya.
8. Dapat membaca jam.
9. Dapat menunjuk sedikitnya 4 mata angin\
10. Dapat menjalankan latihan-latihan keseimbangan
11. Dapat melempar dan menerima lemparan bola dengan tangan kanan dan kiri.
12. Dapat membuat dan menggunakan simpul mati, simpul anyam, dan simpul pangkal.
13. Memiliki buku Tabanas, Buku Tabungan Pramuka, atau Buku Tabungan Pelajar dan
sudah menabung uang secara teratur dalam buku tabungan itu selama sekurang-
kurangnya 8 minggu sejak menjadi Siaga Mula.
14. Setia membayar uang iuran kepada Gugus depannya, sedapat-dapatnya dengan uang
yang diperolehnya dari usahanya sendiri.
15. Memelihara sedikitnya satu macam tanaman berguna atau sedikitnya satu jenis binatang
ternak, selama kira-kira 2 bulan.
16. Memelihara kebersihan salah satu ruangan di rumahnya, di sekolahnya, di tempat ibadat,
atau di tempat lain.
17. Dapat mencuci dan melipat pakaiannya sendiri.
18. Keagamaan (sesuai dengan agama masing-masing)

Untuk Siaga yang beragama Islam:


Dapat menyebut Rukun Iman
Dapat menyebut Rukun Islam

Untuk Siaga yang beragama Katolik:


Tahu Syahadat Katholik, do’a pagi, dan do’a malam
Mengetahui riwayat hidup salah satu orang suci Katolik
Dapat menyanyikan lagu-lagu Natal

Untuk Siaga yang beragama Protestan :


Dapat menyanyikan 3 nyanyian Kristen
Hafal do’a Bapa Kami
Tahu sebuah hikayat dari Al Kitab

Untuk Siaga yang beragama Hindu:


Dapat menyebut tujuan hidup agama Hindu

Untuk Siaga yang beragama Budha :


Telah melakukan kebaktian agama Budha, baik sendiri maupun bersama-sama.
3. Tata
Siaga tata mengkiaskan tingkat kecakapan siaga suadah di ikut sertakan untuk menata
karya kesiagaan. Siaga Tata adalah tingkatan ketiga atau terakhir dalam Syarat-syarat
Kecakapan Umum satuan Pramuka Siaga setelah Siaga Mula dan Siaga Bantu. Pramuka
Siaga yang telah menyelesaikan SKU Siaga Tata dapat mengikuti Pramuka Garuda untuk
golongan Pramuka Siaga.
Untuk mencapai tingkat Siaga Tata, seorang Pramuka Siaga Bantu harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Rajin dan giat mengikuti latihan Perindukan sebagai Siaga Bantu, sekurang-
kurangnya 10 kali latihan.
2. Dapat memperlihatkan cara mengibarkan dan menurunkan bendera kebangsaan
Indonesia dalam upacara.
3. Tahu beberapa hari raya Nasional dan nama beberapa orang Pahlawan Nasional.
4. Tahu sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya.
5. Tahu arti lambang Negara Republik Indonesia.
6. Tahu nama negara-negara tetangga dan bendera kebangsaannya.
7. Untuk Puteri: Dapat memasang buah baju dan menyalakan api
8. Untuk putera: Dapat membuat dua macam hasta karya dengan macam bahan yang
berbeda.
9. Dapat menyampaikan berita secara lisan.
10. Dapat mengumpulkan keterangan untuk memperoleh pertolongan pertama pada
kecelakaan, dan dapat melaporkannya kepada dokter, rumah sakit, pamong praja,
polisi, dan keluarga korban.
11. Tahu bahan makanan yang bernilai gizi.
12. Melakukan salah satu cabang olahraga atletik atau salah satu cabang olahraga
renang.
13. Tahu beberapa macam penyakit menular.
14. Memelihara kebersihan salah satu ruangan di rumahnya, di sekolahnya, di tempat
ibadat, atau di tempat lain.
15. Dapat menyajikan satu macam kegiatan seni budaya.
16. Tahu adat sopan santun pergaulan Indonesia.
17. Hemat dan cermat dengan segala miliknya.
18. Memiliki buku Tabanas, Buku Tabungan Pramuka, atau Buku Tabungan Pelajar dan
sudah menabung uang secara teratur dalam buku tabungan itu selama sekurang-
kurangnya 8 minggu sejak menjadi Siaga Bantu dan seluruhnya atau sebagian
daripada uang itu diperolehnya dari usahanya sendiri.
19. Setia membayar uang iuran kepada Gugusdepannya, dengan uang yang seluruhnya
atau sebagian diperolehnya dari usahanya sendiri.
20. Memiliki sedikitnya satu Tanda Kecakapan Khusus.
21. Keagamaan (sesuai dengan agama masing-masing

Untuk Siaga yang beragama Islam:


Melakukan Salat.
Dapat mengucap do’a-do’a harian.

Untuk Siaga yang beragama Katolik


Tahu do’a Iman, do’a Harapan, do’a Cinta Kasih, dan do’a Tobat.
Mengikuti Missa Kudus, dan tahu arti konsekrasi
Mengenal nama Pastor Paroko dan nama Uskup setempat

Untuk Siaga yang beragama Protestan


Hafal Lukas 10 : 27 (Hukum Kasih)
Dapat mengucap dan mempergunakan do’a sederhana pada kesempatan tertentu.
Mengikuti Sekolah Minggu, atau Asuhan Rohani di sekolah.

Untuk Siaga yang beragama Hindu:


Hafal "Tri Rina" dan nama empat buah Kitab Suci Hindu yang pokok.

Untuk Siaga yang beragama Budha :


Hafal Parita wajib : "Parita Pancasila" dan "Parita Puja".

MAKNA KATA PENGGALANG


Penggalang merupakan tingkatan kedua dalam Pramuka setelah Siaga.
Usia Pramuka Penggalang adalah 11 s/d 15 tahun.
Kata Penggalang memiliki arti kias sebagai berikut :

MENGGALANG/PENGGALANGAN

Maksudnya :
Menggalang/Penggalangan rasa Cinta terhadap tanah air, bangsa dan Negara Indonesia
dalam perjuangan untuk menanamkan nilai persatuan dan kesatuan.

Tingkatan Dalam Pramuka Penggalang (TKU Pramuka Penggalang)

1.PENGGALANG RAMU

Bermakna Kias :
Seorang anggota Pramuka tingkat Penggalang Ramu, harus bisa MERAMUpengetahuan
umum dan pengetahuan kepramukaan sebagai pengalaman untuk bekal hidupnya di masa
mendatang.

TKU PENGGALANG RAMU :

1) berbentuk huruf “V”, dengan sisi pendek 1,3 cm dan sisi panjang kaki 4,5 cm, dan
kedua kaki itu membentuk sudut 1200, berwarna dasar merah. Sisi panjang kaki-kaki
huruf “V” itu lurus.
2) di dalam kedua kaki huruf “V” itu terdapat gambar mayang terurai (bertangkai bunga
tiga buah) dan berwarna putih
3) Garis tepi dari huruf “ V” berwarna hitam.
4) Jumlah bentuk huruf “V” : satu buah.

2. PENGGALANG RAKIT

Bermakna Kias :
Seorang anggota Pramuka tingkat Penggalang Rakit, harus bisa MERAKITpengetahuan
umum dan pengetahuan kepramukaan yang diperolehnya saat menjadi Penggalang
RAMU sebagai pengalaman untuk bekal hidupnya di masa mendatang.

TKU PENGGALANG RAKIT :

1) bentuk, ukuran, gambar dan warnanya sama dengan tanda Tingkat Penggalang Ramu
tersebut .
2) Jumlah bentuk huruf “V” : dua buah.

3. PENGGALANG TERAP

Seorang anggota Pramuka tingkat Penggalang Terap, harus


bisa MENERAPKANpengetahuan umum dan pengetahuan kepramukaan yang
diperolehnya saat menjadi Penggalang RAMU dan Panggalang RAKIT dalam lingkungan
keluarga dan sekolah(khususnya) ataupun lingkungan masyarakat(umumnya) sebagai
pengalaman untuk bekal hidupnya di masa mendatang.

TKU PENGGALANG TERAP :

1) bentuk, ukuran, gambar dan warnanya sama dengan tanda Tingkat Penggalang Ramu
tersebut.
2) Jumlah bentuk huruf “V” : tiga buah.
MAKNA KIAS

Mayang terurai bertangkai tiga buah, menggambarkan bunga yang sudah mulai
berkembang, indah dan menarik, mengibaratkan Pramuka Penggalang yang riang, lincah
dan bersikap menarik, sebagai calon tunas bangsa yang sedang berkembang, menggladi
dirinya dengan jiwa Pramuka yang berlandaskan pada Trisatya.
Mayang terurai yang mekar ke samping, mengibaratkan makin terbukanya pandangan
Pramuka Penggalang, dan menerima pengaruh yang baik dari lingkungan sekitarnya.

A. Penegak Bantara
Pengertian Penegak Bantara
Penegak Bantara adalah tingkatan Syarat-syarat Kecakapan Umum pertama dalam
satuan Pramuka Penegak sebelum Penegak Laksana. Golongan Pramuka Penegak yang
belum menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegak Bantara belum
dianggap sebagai Pramuka Penegak dan disebut sebagai “Tamu Ambalan”, atau “Tamu
Penegak”
Syarat-syarat yang harus dipenuhi Untuk mencapai tingkat Penegak Bantara, calon
Penegak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
 Rajin dan aktif mengikuti pertemuan-pertemuan Ambalan Penegak.
 Telah mempelajari dan menyetujui Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
 Mengerti dan bersungguh-sungguh mengamalkan Dasa Darma dan Tri Satya dalam
kehidupannya sehari-hari. Dapat memberi Salam Pramuka dan tahu maksud dan
penggunannya.
 Tahu tanda-tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka. Tahu struktur organisasi dan
Gerakan Pramuka dan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.
 Tahu arti lambang Gerakan Pramuka. Tahu arti Pancasila.
 Tahu sejarah dan arti kiasan warna-warna bendera kebangsaan Indonesia, serta dapat
mengibarkan dan menurunkannya dalam upacara.
 Dapat dengan hafal menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bait pertama di
muka orang banyak, dan tahu sikap yang harus dilakukan jika lagu kebangsaan
diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu upacara.
 Tahu arti lambang Negara Republik Indonesia. Biasa berbahasa Indonesia di waktu
mengikuti pertemuan-pertemuan Penegak.
 Tahu arti dan sejarah Sumpah Pemuda.
 Tahu perjuangan bangsa Indonesia dan rencana pembangunan Pemerintah.
 Tahu susunan Pemerintah Republik Indonesia dari Pusat sampai ke Desa.
 Dapat berbaris.
 Selalu berpakaian rapi, memelihara kesehatan badan, dan memelihara kebersihan
lingkungannya.
 Tahu pentingnya bahan-bahan makanan yang bernilai gizi, dan dapat memasak
makanan di perkemahan untuk sedikitnya 5 orang.
 Tahu tentang penyakit-penyakit rakyat yang terpenting, dan tentang cara-cara
pencegahannya.
 Melakukan salah satu cabang olahraga atletik atau salah satu cabang olahraga renang.
 Tahu adat sopan santun pergaulan Indonesia. Memiliki buku Tabanas.
 Setia membayar uang iuran kepada Gugusdepannya, sedapat-dapatnya dengan uang
yang diperolehnya dari usahanya sendiri.
 Menguasai suatu keterampilan di bidang pertanian, bidang industri, atau bidang lain
yang dipilihnya sendiri, tetapi yang dapat diharap kelak akan berguna bagi kehidupannya.
 Dapat membaca jam dan menggunakan kompas.
 Sudah pernah berkemah sekurang-kurangnya 4 hari berturut-turut.
 Pernah ikut serta kerjabakti gotongroyong yang ditugaskan oleh Pembinanya.
 Keagamaan (seuai dengan agama masing-masing)
 Untuk Penegak yang beragama Islam:
- Dapat mengucap Kalimat Syahadat dan tahu artinya.
- Mengerti Rukun Iman dan Rukun Islam.
- Melakukan salat berjama’ah.
- Tahu riwayat Nabi Muhammad saw.
 Untuk Penegak yang beragama Katolik:
- Tahu sakramen Permandian, sakramen Penguatan, sakramen Maha Kudus, sakramen
Pengakuan Dosa (Tobat).
 Untuk Penegak yang beragama Protestan:
- Dapat dengan hafal menyanyikan 4 nyanyian Kristen.
- Dapat mengucap doa sederhana pada kesempatan tertentu.
- Bersedia memimpin kelompok mempelajari Alkitab.
- Mengetahui sekedar peraturan-peraturan Gereja

 Untuk Penegak yang beragama Hindu:


- Dapat memenuhi SKU untuk Pramuka golongan Siaga dan golongan Penggalang di
bidang pendidikan agama Hindu.
- Tahu arti "Wiweka", "Sastra", "Aksara", dan mengerti arti "Tat Twam Asi".

 Untuk Penegak yang beragama Budha:


- Dapat memenuhi SKU untuk Pramuka golongan Siaga dan golongan Penggalang di
bidang pendidikan agama Budha.
- Mengerti dan dapat menyanyikan Parita-parita tersebut dalam SKU untuk Pramuka
golongan Siaga dan golongan Penegak.
B. Penegak Laksana
Pengertian Penegak Laksana
Penegak Laksana adalah tingkatan Syarat-syarat Kecakapan Umum kedua dalam
satuan Pramuka Penegak setelah Penegak Bantara. Golongan Pramuka Penegak yang
telah menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegak Laksana dapat
mengikuti SKU Pramuka Garuda.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi Untuk mencapai tingkat Penegak Laksana,
seorang Pramuka Penegak Bantara harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
 Rajin dan aktif mengikuti pertemuan-pertemuan Ambalan sebagai Penegak Bantara.
Dapat memberi penjelasan tentang Dasa Darma dan Tri Satya.
 Tahu sejarah pendidikan kepramukaan di Indonesia, dan peranannya dalam
pembangunan bangsa dan negara dewasa ini.
 Tahu tentang gerakan kepramukaan sedunia, dan tentang cita-cita persaudaraan
Pramuka sedunia.
 Mengetahui tentang Perserikatan Bangsa-bangsa dan tentang beberapa badan yang
terdapat dalam organisasi itu.
 Bersungguh-sungguh mengamalkan Pancasila.
 Dapat dengan hafal menyanyikan lagu-lagu di mika orang banyak sedikitnya lagu-
lagu yang disyaratkan untuk SKU tingkat Penggalang Rakit.
 Tahu tentang upacara-upacara adat di daerahnya; misalnya upacara perkawinan,
khitanan, penerimaan tamu terhormat, dll.
 Tahu cara merawat dan mengebumikan jenazah.
 Dapat memimpin barisan Pramuka.
 Dapat memberi pertolongan pertama pada kecelakaan.
 Jika di tempat tinggalnya ada pesawat telepon, dapat menggunakannya secara baik.
 Melakukan salah satu cabang olahraga atletik atau salah satu cabang olahraga renang,
dan melakukan salah satu cabang olahraga lain lagi serta tahu peraturan permainannya.
 Untuk puteri : Mengurus suatu rumah tangga selama 2 hari berturut-turut.
 Untuk putera : Berjalan kaki selama 2 hari berturut-turut.
 Dapat menampilkan satu macam kegiatan seni budaya di hadapan pramuka-pramuka
atau di hadapam penonton-penonton lain.
 Menjalankan suatu proyek produktif di bidang pertanian, bidang industri atau di
bidang lain, secara perorangan atau bersama-sama orang lain, dan dapat memperlihatkan
hasil karyanya.
 Mengadakan peninjauan di wilayah kelurahan tempat tinggalnya untuk mempelajari
masalah-masalah pembangunan, membuat laporan peninjauannya, lengkap disertai
kesimpulan-kesimpulan dan saran-saran.
 Sekurang-kurangnya 2 kali pernah ikut serta kerja bakti gotong royong yang
ditugaskan oleh Pembinanya, di sekolahnya, di kampungnya, di tempat ibadat, atau di
tempat lain; dan pernah membantu lembaga seperti PMI, LSD, Bimas, PKK, Karang
Taruna, atau lain sebagainya.
 Dapat merencanakan, mempersiapkan, serta memimpin rapat, dan dapat membuat
risalah rapat.
 Memiliki buku Tabanas, dan sudah menabung uang secara teratur dalam buku
tabungan itu selama sekurang-kurangnya 8 minggu sejak menjadi Penegak Bantara, dan
sebagian daripada uang itu diperoleh dari usahanya sendiri.
 Untuk putera : Berjalan kaki selama 2 hari berturut-turut.
 Setia membayar uang iuran kepada Gugusdepannya, dengan uang yang seluruhnya
diperolehnya dari usahanya sendiri.
 Pernah membantu dalam menjalankan administrasi keuangan Gugus depannya, atau
administrasi keuangan lainnya.
 Membantu Pembina Siaga atau Pembina Penggalang dalam membina para Pramuka
di Perindukan Siaga atau Pasukan Penggalang.
 Memiliki sedikitnya satu Tanda Kecakapan Khusus.
 Keagamaan (sesuai agama masing-masing)
 Untuk Penegak yang beragama Islam:
- Tahu syarat-syarat, rukun-rukun, dan yang membatalkan salat, serta melakukan salat
sehari-hari.
- Mengetahui riwayat Nabi Muhammad saw.
 Untuk Penegak yang beragama Katolik:
- Dapat memimpin do’a dan bernyanyi bersama.
- Dapat menolong orang sakit secara rokhaniah (sakramen orang sakit)
- Memahami arti kematian.
- Tahu beberapa lagu untuk jiwa-jiwa orang meninggal.
 Untuk Penegak yang beragama Protestan :
- Turut serta dalam kesaksian dan pelayanan Gereja sesuai dengan bakat dan
kemampuannya.
- Bersedia mengikuti pengajaran agama (Katekhesasi).
- Untuk Penegak yang beragama Hindu: Tahu arti Dhayana, Yoga, Samadhi.

C. Pandega
Pengertian Pandega
Pandega adalah golongan Pramuka setelah Penegak. Anggota Pramuka yang
termasuk dalam golongan ini adalah yang berusia dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun.
Pramuka Pandega memiliki jenis kegiatan yang sama dan dilakukan bersama-sama
dengan Pramuka Penegak. Pembinaan Pramuka Pandega dilakukan mulai dari
tingkat Gugusdepan dalam satuan yang disebut Racana, dan di tingkat Kwartir dapat
mengikuti Satuan Karya dan Dewan Kerja.
Kode Kehormatan Pramuka Pandega
Kode Kehormatan seorang pramuka pandega sama dengan kode kehormatan
pramuka penegak dan anggota pramuka dewasa lainnya. Kode kehormatannya terdiri atas
Satya Pramuka (janji) yang disebut Trisatya dan Darma Pramuka (ketentuan moral) yang
disebut Dasadarma.
Adapun bunyi Trisatya dan Dasadarma untuk pramuka pandega adalah sebagai berikut:
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengamalkan Pancasila,
2. menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat,
3. menepati Dasadarma.
Dasadarma
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
11. Pengorganisasian Pramuka Pandega
Pramuka pandega dihimpun dalam satuan yang dinamakan racana. Satu racana
pandega idealnya beranggotakan antara 10 - 30 pramuka pandega. Racana dapat dibagi
menjadi beberapa kelompok kecil yang disebut 'Reka'. Racana Pandega menggunakan
nama dan lambang yang dipilih sesuai dengan aspirasi anggota dan mengandung kiasan
dasar yang menjadi motivasi kehidupan Racana. Biasanya menggunakan nama pahlawan
namun dapat juga menggunakan nama tokoh, nama jenis senjata, nama kerajaan dalam
pewayangan atau nama ceritera mitos. Sedangkan Reka bisa dinamakan bebas sesuai
keinginan anggota atau sesuai dengan minat bersama anggota semisal reka bernama
"Reka Gita Pesona" karena anggotanya sama-sama menyukai musik.
Racana dipimpin oleh seorang ketua yang disebut Pradana. Pradana dipilih dari
musyawarah anggota Racana. Organisasi racana disusun sesuai organisasi yang terdapat
di masyarakat pada umumnya, karena pada usia Pandega sudah terjun dalam kehidupan
masyarakat. Di dalam organisasi Racana terdapat Dewan Racana Pandega yang disebut
'Dewan Pandega' dan 'Dewan Kehormatan'.
1. Struktur organisasi Dewan Pandega terdiri Ketua Racana (Pradana), Kerani
(Sekretaris), Bendahara, Pemangku Adat (penjaga kode etik Racana atau tata cara adat
Racana), dan beberapa anggota. Sedangkan pembina Racana bertindak sebagai
penasehat, pendorong, pengarah, pembimbing dan mempunyai hak dalam mengambil
keputusan terakhir. Dewan pandega ini mempunyai tugas:
2. Merancang program kegiatan
3. Mengurus dan mengatur kegiatan
4. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
5. Merekrut anggota baru
6. Mencari/mengidentifikasi sumber dana untuk disampaikan kepada Ketua Gudep
7. Mengelola dana untuk menjalankan program kegiatan
8. Melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Pembina Gudep
9. Dewan Kehormatan Pandega adalah Dewan yang dibentuk untuk mendampingi Dewan
Pandega. Tugas Dewan Kehormatan Pandega yaitu:
10. Menentukan pelantikan,
11. Memberikan penghargaan kepada Pandega yang berprestasi
12. Memberikan tindakan hukuman atas pelanggaran terhadap kode kehormatan.
13. Rehabilitasi anggota Racana Pandega.
14. Pakaian Seragam Pramuka Pandega
Sistem Tanda Kecakapan Pramuka Pandega
Kecakapan pramuka pandega terdiri atas kecakapan umum, kecakapan khusus,
dan pramuka garuda. Kecakapan Umum ditempuh dengan menyelesaikan Syarat
Kecakapan Umum (SKU) yang terdiri atas satu tingkat yaitu Pandega. Kecakapan khusus
dicapai dengan menyelesaikanSyarat Kecakapan Khusus (SKK) yang memiliki tiga
tingkatan yaitu purwa, madya, dan utama. Setelah menyelesaikan Syarat Kecakapan
Umum Pandega maka seorang Pandega dapat menempuh Syarat Pramuka Garuda (Eagle
Scout). TKU (Tanda Kecakapan Umum) dipasang di bahu pakaian.

BAB 4
PENUTUP
4. 1.Kesimpulan
Dari keaktifan pramuka dalam mebikuti kegiatan baik itu yang dibuat sendiri
oleh gudep (gugus depan) ataupun mengikuti kegiatan yang dibuat oleh saka dan
kegiatan yang ada diluar lainnya. Meskipun masih banyak yang harus dibenahi
didalam rumah (gudep) sendiri.
Jangan sampai kita lupa diri dan lupa dari mana kita berasal, maksudnya banyak
anggota diluaran sana (gudep lain) yang baik di luar gudepnya tapi keaktifan di
dalam gudepnya itu tidak baik. Kita tidak bisa seperti itu, terus mengamalkan Tri
Satya dan Dasa Darma
4. 2.Saran
Sebagai sseorang Pramuka Sejati, jangan pernah kita meningkari Tri Satya dan
Dasa Darma, karena 2 hal ini adalah pedoman kita untuk pemjadi seorang Pramuka
yamg Berakhalkul Karimah, Mandiri, Cerdas, Allohu Akbar.

Anda mungkin juga menyukai