Anda di halaman 1dari 12

KLIPING PRAMUKA

Nama: Teuku Tito Alfian

Kelas: 8 A

SMPN 1 JAKARTA
2023

1
A. Gerakan Pramuka Indonesia

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang


menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata Pramuka
merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang berarti Rakyat Muda yang Suka
Berkarya.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka yang meliputi: Pramuka
Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota
yang lain yaitu: Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka
Pramuka, Staf Kwartir, dan Majelis Pembimbing Pramuka.
Sedangkan Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan
keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan
praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan yang sasaran akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti
luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan, dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai potensi
spiritual, sosial, intelektual, dan fisik mereka dengan sepenuhnya agar:
1. Membentuk kepribadian dan akhlak mulia kaum muda.
2. Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan bela negara bagi kaum muda.
3. Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat
yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin
bangsa yang handal pada masa depan.

B. Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia

Gerakan Pramuka pada awalnya diciptakan oleh Boden Powell dengan nama Gerakan
Kepanduan. Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke
berbagai negara termasuk Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu
dibawa ke Indonesia dan didirikanlah sebuah organisasi bernama NIPV (Nederland Indische
Padvinders Vereeniging) atau Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda.

2
Selang beberapa waktu para pemimpin gerakan nasional kemudian membentuk organisasi
kepanduan yang bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader
pergerakan nasional sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain:
JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale
Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hizbul Wathon).
Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka
K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan.
Pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), dan PPS
(Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian
pada tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah
menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu
banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA. Setelah tokoh proklamasi
kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala
sebagai satu-satunya organisasi kepanduan.
Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi seratus organisasi kepanduan
yang terhimpun dalam tiga federasi organisasi, yaitu: IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) yang
berdiri pada tanggal 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia)
yang berdiri pada tahun 1954, dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia). Menyadari
kelemahan yang ada, maka ketiga federasi tersebut melebur menjadi satu dengan nama
PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).
Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah.
Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar
menjadi gerakan Pioneer Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi
kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri Ir.
Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan
Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda
karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang. Di dalam Keppres ini Gerakan
Pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang
diperkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang
menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaannya.

3
C. Prinsip Dasar dan Sifat Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:


1. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup, dan alam.
3. Peduli terhadap dirinya sendiri.
4. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Sedangkan berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di
Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu:
1. Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu
negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan
kepentingan masyarakat, serta bangsa dan negara.
2. Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia
ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara
sesama Pandu dan sesama manusia tanpa membedakan kepercayaan atau agama,
golongan, tingkat, suku, dan bangsa.
3. Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk
mendidik anak-anak dari bangsa apa saja.

D. Hymne Pramuka

Kami Pramuka Indonesia


Manusia Pancasila
Satyaku kudharmakan, dharmaku kubaktikan
Agar jaya, Indonesia, Indonesia
Tanah airku
Kami jadi pandumu.
(H. Mutahar)

E. Lambang Gerakan Pramuka

Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal organisasi Gerakan Pramuka yang
bersifat tetap. Lambang ini diciptakan oleh Soenardjo Atmodipuro, seorang pegawai tinggi
Departemen Pertanian yang juga merupakan seorang tokoh pramuka.

4
Lambang ini dipergunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961 ketika Presiden Republik
Indonesia Ir. Soekarno menganugerahkan Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional
Indonesia kepada organisasi Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 448 tahun 1961.
Lambang Gerakan Pramuka berbentuk silluete (bayangan) Tunas Kelapa. Penjabaran
tentang lambang ini ditetapkan dalam Keputusan Kwarnas No. 06/KN/72 tentang Lambang
Gerakan Pramuka. Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut:
1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini berarti bahwa Pramuka
adalah inti bagi kelangsungan hidup bangsa atau tunas penerus bangsa.
2. Buah nyiur tahan lama. Ini berarti bahwa Pramuka adalah orang yang jasmani dan
rohaninya kuat dan ulet.
3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Ini berarti bahwa Pramuka adalah orang yang
mampu beradaptasi dalam kondisi apapun.
4. Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini berarti bahwa setiap Pramuka memiliki cita-cita
yang tinggi.
5. Akar nyiur kuat. Ini berarti bahwa Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat.
6. Nyiur pohon yang serbaguna. Ini berarti bahwa Pramuka berguna bagi nusa, bangsa
dan agama.
7. Lambang keris melambangkan senjata tradisional Jawa Tengah.
8. Lambang sepuluh api yang berkobar melambangkan Dasadharma.
9. Padi dan kapas melambangkan kesuburan dibidang pangan dan sandang.
10. Kode daerah melambangkan daerah/kota daerah.
11. Nama kabupaten melambangkan kota cabang.
12. Bintang melambangakan kelima sila Pancasila.
Lambang Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama
Kwartir atau Satuan, Tanda Pengenal, dan alat administrasi Gerakan Pramuka. Penggunaan
lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan
menanamkan sifat dan keadaan seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas
Kelapa pada setiap anggota Gerakan Pramuka. Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan
mampu mengamalkan dan mempraktikkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya
kepada masyarakat di sekelilingnya, sebab generasi muda yang tergabung dalam Gerakan
Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi kader pembangunan yang berjiwa Pancasila.

5
F. Hak dan Kewajiban Anggota Gerakan Pramuka

Hak Anggota:
1. Mendapatkan Kartu Tanda Anggota.
2. Mengenakan Seragam Pramuka.
3. Memilih dan dipilih dalam jabatan organisasi.
4. Melakukan pembelaan dan memperoleh perlindungan.
Kewajiban Anggota:
1. Melaksanakan Kode Kehormatan Pramuka dan menaati segala ketentuan yang
berlaku di lingkungan Gerakan Pramuka.
2. Membayar iuran anggota Gerakan Pramuka.
3. Menjunjung tinggi harkat dan martabat Gerakan Pramuka.
Disamping itu, setiap anggota Kehormatan Gerakan Pramuka berkewajiban untuk
memahami, menaati dan mengamalkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Kode
Kehormatan Pramuka dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di lingkungan Gerakan
Pramuka.

G. Satuan Karya Pramuka


Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat,
mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega atau para pemuda berusia 16-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap Satuan
Karya memiliki beberapa krida, dimana setiap krida mengkhususkan pada subbidang ilmu
tertentu yang dipelajari dalam satuan karya tersebut. Setiap krida memiliki Syarat Kecakapan
Khusus untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan Karyaan yang
dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di Saka tersebut.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bakti
Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan
kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut
Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara
lain melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya.
Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat Nasional oleh Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya yang dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Kwartir Daerah yang bersangkutan.

6
H. Macam-macam Saka

1. Saka Dirgantara
Saka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan praktis di bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk
membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Satuan Karya ini membidangi bidang
kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya berada di wilayah yang memiliki potensi
kedirgantaraan, dengan kata lain memiliki landasan udara.
Pelatihan Saka Dirgantara umumnya memperbantukan para profesional di bidang
kedirgantaraan, TNI AU, pihak perusahaan penerbangan, dan klub aeromodelling. Pelatihan
biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara tertentu. Krida-krida dalam Saka Dirgantara
yaitu:
a) Krida Olahraga Dirgantara.
b) Krida Pengetahuan Dirgantara.
c) Krida Jasa Kedirgantaraan.

2. Saka Bhayangkara
Saka Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat
(Kamtibmas) guna menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan nasional.
Satuan Karya ini membidangi bidang kebhayangkaraan.
Saka Bhayangkara ialah satuan karya terbesar dan paling berkembang diIndonesia.
Saka Bhayangkara dapat dibentuk di hampir seluruh wilayah kwartir diIndonesia dan tidak
terbatas pada suatu sumber daya atau kondisi alam. Dalam pelatihan Saka Bhayangkara,
umumnya Gerakan Pramuka bekerjasama dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia dan
kadang memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran. Biasanya Saka Bhayangkara
berada dibawah pembinaan Kepolisian Republik Indonesia. Krida-krida dalam Saka
Bhayangkara yaitu:
a) Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmas).
b) Krida Lalu Lintas (Lantas).
c) Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana (PPB).
d) Krida Pengenalan Tempat Kejadian Perkara (PTKP).

7
3. Saka Bahari
Satuan Karya Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan nyata, produktif, dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan
menumbuhkan sikap hidup yang berorentasi pada kebaharian termasuk laut dan perairan
dalam. Satuan Karya ini membidangi bidang kelautan.
Pembinaan Saka Bahari bekerjasama dengan pihak TNI AL, profesional di bidang olahraga
air, Departemen Pariwisata, dan Departemen Kelautan. Umumnya Saka Bahari hanya berada
di wilayah yang memiliki potensi di bidang bahari. Krida-krida dalam Saka Bahari yaitu:
a) Krida Sumberdaya Bahari.
b) Krida Jasa Bahari.
c) Krida Wisata Bahari.
d) Krida Reksa Bahari.

4. Saka Bhakti Husada


Saka Bakti Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan
keterampilan, penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan
dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.
Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985 dengan dilantiknya Pimpinan Saka
Bakti Husada Tingkat Nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang kemudian
dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 12 November 1985
sebagai Hari Kesehatan Nasional di Magelang.
Saka Bakti Husada bertujuan untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan
yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan
Pramuka dan masyarakat di lingkunganya. Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugus depan
dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani
peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan dengan praktik berupa kegiatan
nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan
kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya. Krida-
krida dalam Saka Bakti Husada yaitu:
a) Krida Bina Lingkungan Sehat.
b) Krida Bina Keluarga Sehat.
c) Krida Penanggulangan Penyakit.
d) Krida Bina Gizi.
e) Krida Bina Obat.

8
f) Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

5. Saka Keluarga Berencana


Saka Keluarga Berencana (Kencana) adalah wadah kegiatan dan pendidikan untuk
meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang
Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera, dan Pengembangan Kependudukan. Pembinaan
Saka Kencana berada di bawah Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Badan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN). Krida-krida Saka Keluarga Berencana yaitu:
a) Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR).
b) Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK).
c) Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE).
d) Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM).

6. Saka Taruna Bumi


Saka Taruna Bumi adalah wadah bagi para Pramuka untuk meningkatkan dan
mengembangkan kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan kecakapan
para anggotanya, sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta
bermanfaat dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian. Pembinaan Saka Taruna
Bumi dilakukan oleh Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Departemen Pertanian,
LIPI, dan Lembaga Holtikultura. Krida-krida dalam Saka Taruna Bumi yaitu:
a) Krida Pertanian dan Tanaman Pangan.
b) Krida Pertanian Tanaman Perkebunan.
c) Krida Perikanan.
d) Krida Peternakan.
e) Krida Pertanian Tanaman Holtikultura.

7. Saka Wanabakti
Saka Wanabakti adalah wadah bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk
melaksanakan kegiatan nyata, produktif, dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa
tanggungjawab terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Pembinaan
Saka Wanabhakti bekerjasama dengan Departemen Kehutanan, Perhutani dan LSM
Lingkungan Hidup atau Lembaga Profesional terkait. Krida-krida dalam Saka Wanabakti
yaitu:
a) Krida Tata Wana.

9
b) Krida Reksa Wana.
c) Krida Bina Wana.
d) Krida Guna Wana.

8. Saka Wira Kartika


Saka Wira Kartika masih berupa saka rintisan yang mulai dilaksanakan pada akhir
tahun 2007. Pembentukannya berdasarkan pada Peraturan Bersama Kepala Staf Angkatan
Darat dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007 dan 199 tahun 2007
tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembina dan pengembangan
pendidikan bela negara dan kepramukaan. Krida-krida dalam Saka Wira Kartika yaitu:
a) Krida Survival.
b) Krida Pioneering (Perintis).
c) Krida Mountainering.
d) Krida Navigasi Darat.
e) Krida Penanggulangan Bencana Alam.

9. Saka Bina Sosial


Saka Bina Sosial adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang usaha kesejahteraan sosial
guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional.

10. Saka Kerohanian


Saka Kerohanian adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang pekerjaan kerohanian
menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Dulu
saka ini pernah aktif di bawah binaan Kwartir Cabang Hulu Sungai Tengah, Kalimantan
Selatan. Sekarang Saka Kerohanian sudah ditiadakan.

10
11. Saka Panduwisata
Saka Panduwisata adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kepariwisataan guna
menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional.
Pariwisata yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait dibidang
tersebut.
Berbeda dengan Saka-saka yang lain. Saka Panduwisata dapat berkedudukan di Objek dan
Daya Tarik Wisata (ODTW), meskipun dapat pula berkedudukan di Kwartir Cabang. Sejauh
ini hanya Kwarda Jawa Tengah yang mempunyai secara resmi Saka ini. Krida-krida dalam
Saka Panduwisata yaitu:
a) Krida Bina Obyek Wisata.
b) Krida Bina Pramuwisata.
c) Krida Bina Sarana Wisata.
d) Krida Bina Seni Budaya.

12. Saka Pekerjaan Umum


Saka Pekerjaan Umum adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang pekerjaan umum guna
menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Dulu
saka ini adalah salah satu saka yang cukup aktif yang berada di bawah binaan Kwartir Daerah
Kalimantan Selatan. Sekarang Saka Pekerjaan Umum sudah dituadakan.

13. Saka Pustaka


Saka Pustaka adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kepustakaan guna
menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Saka
Pustaka dapat berkedudukan di Perpustakaan Umum, meskipun demikian dapat pula
berkedudukan di Kwartir Cabang. Sejauh ini hanya Kwartir Daerah Jawa Tengah yang
mempunyai secara resmi Saka ini.

11
Saka Pustaka dimotori oleh Perpustakaan Umum Kabupaten Blora, yang mendapat
sambutan baik dari Kwartir Cabang Blora maupun Perpustakaan Pusat Daerah Provinsi Jawa
Tengah. Dan pada tanggal 29 Desember 2007 secara resmi Saka Pustaka diresmikan di
Pendopo Bupati Blora ditandai dengan Pelantikan Pengurus Saka Pustaka Kwartir Daerah
Jawa Tengah oleh Ketua Kwartir Daerah Jawa Tengah dan Pelantikan Pengurus Saka Pustaka
Kwartir Cabang Blora oleh Ketua Kwartir Cabang Blora.
Lambang Saka Pustaka memiliki arti bahwa Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega (dua
tunas kelapa berwarna cokelat) yang tergabung ke dalam Saka Pustaka harus mempunyai
pancaran semangat (matahari) serta kemauan untuk bisa menjadi kader pembangunan
dibidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi (buku) yang dapat membantu
melembagakan budaya baca dan belajar bagi semua anggota gerakan pramuka dan
masyarakat di lingkungannya dengan tetap berpijak pada landasan Pancasila (Segi Lima) dan
sifat-sifat budi luhur manusia (persahabatan = warna biru, kesucian = bintang warna putih,
keberanian = warna merah, dan elegan atau ksatria = warna hitam) untuk menuju kejayaan
atau kemakmuran = warna kuning). Krida-krida dalam Saka Pustaka yaitu:
a) Krida Layanan Perpustakaan (Yanpus).
b) Krida Pengembangan Bahan Pustaka (Baka).
c) Krida Pengembangan Perpustakaan (Peta).
d) Krida Deposit dan Penerbitan (Debit).

14. Saka Teknologi


Saka Teknologi adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang ilmu teknologi guna
menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Sejauh
ini Saka Teknologi hanya ada di Kwartir Cabang Purworejo, berbeda dengan Kwartir Daerah
Nusa Tenggara Barat menamakan Saka Teknologi dengan penamaan Saka Informasi dan
Teknologi.

12

Anda mungkin juga menyukai