Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PEMETAAN TEMA DALAM PEMBELAJARAN

TEMATIK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:

Pembelajaran Tematik

Dosen Pengampu:

IKA NUR SAFITRI, M.Pd.I.

Oleh:

Rahayu Setiya Ningrum (2021.080.26.0020)

Sri Anjarwati (2021.080.26.0021)

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DIPONEGORO TULUNGAGUNG
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kompetensi Guru
Profesional” ini terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda kita Nabi
Muhammad SAW, yang membawa agama Islam dari zaman kegelapan
menuju jalan yang terang-benderang.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi


Keguruan yang dibimbing oleh Ibu Ika Nur Safitri, M.Pd.I. Ucapan terima
kasih diucapkan kepada :

a) Bapak Dr. H. Sukarji, M.Pd.I selaku Ketua STAI Diponegoro


Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk
menimba ilmu di STAI Diponegoro Tulungagung.
b) Bapak Komarodin, M.Pd.I selaku Ketua Program Studi PGMI.
c) Ibu Ika Nur Safitri, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah
Profesi Keguruan.
d) Teman-teman yang sudah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari atas kekurangan makalah ini, sehingga kami


mengharapkan kritik maupun saran terhadap makalah kami yang bersifat
membangun.

Demikianlah makalah ini kami susun, harapan kami semoga


makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Tulungagung, 23 Februari 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan Masalah ......................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................ 3


A. Menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
ke dalam indikator........................................................................3
B. Pemetaan keterhubungan kompetensi dasar dan indikator
ke dalam tema – tema pembelajaran..........................................11

BAB III PENUTUP....................................................................................14


A. Kesimpulan..................................................................................14
B. Saran............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang
dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasan
pembelajaran tematik, setiap tema dapat ditinjau dari berbagai mata
pelajaran. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran tematik ini adalah model
pembelajaran terpadu, karena didalamnya menggunakan tema yang
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. 1 Konsep model pembelajaran terpadu
sering disamakan dengan integrated teaching and learning, integrated
curriculum approach, a coherent curriculum approach, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu pada hakikatnya terlahir dari pola
pendekatan kurikulum yang terpadu (integrated curriculum approach).
Dalam pembelajaran tematik perlu adanya beberapa hal yang harus
dilakukan oleh guru yakni meliputi tahap perencanaan yang mencakup
kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema,
pengembangan silabus, dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Dalam makalah ini kita akan membahas tentag pemetaan tema dalam
pembelajaran tematik yang tentunya melalui penjabaran standar kompetensi
dan kompetensi dasar kedalam indikator serta pemetaan keterhubungan
kompetensi dasar dan indikator kedalam tema – tema pembelajaran.

1
Endang Fatmawati dkk. PEMBELAJARAN TEMATIK. ( Aceh : Yayasan Penerbit Muhammad
Zaini. 2012 ). 3.

1
2

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi


dasar ke dalam indikator ?

2. Bagainama cara memetakan keterhubungan kompetensi dasar dan


indikator ke dalam tema – tema pembelajaran ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk menganalisis cara menjabarkan standar kompetensi dan


kompetensi dasar ke dalam indikator.

2. Untuk menganalisis cara memetakan keterhubungan kompetensi dasar


dan indikator ke dalam tema – tema pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Menjabarkan Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Ke Dalam


Indikator

Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang harus dicapai oleh


peserta didik dalam penguasaan konsep atau materi pelajaran yang dibeerikan
dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Kemampuan yang harus dicapai
siswa setelah proses pembelajaran harus diproyeksikan guru dalam tujuan
pembelajaran. Standar kompetensi dan Kompetensi dasar sebagai tujuan
pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku yang bersifat umum sehingga
masih sulit diukur ketercapaiannya. Oleh karena itu tugas guru dalam
mengembangkan program perencanaan salah satunya adalah menjabarkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar menjadi indikator hasil belajar. Indikator hasil
belajar adalah tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa
setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu.

Dengan demikian, indikator hasil belajar merupakan kemampuan siswa


2
yang dapat diobservasi. Indikator dalam perencanaan proses pembelajaran
disusun untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi dasar. Dengan
demikian, indikator dirumuskan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Adapun dalam mengkaji Kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana yang
tercantum pada standar isi dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

1. Urutan berdasarkan tata tingkat konsep disiplin ilmu dan atau tingkat
kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada distandar
isi.

2. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata


pelajaran.

3. Pada dasarnya rumusan kompetensi dasar itu ada yang operasional maupun

2
Siti Nurhasana dkk. Strategi Pembelajaran. ( Jakarta Timur : Edu Pustaka 2019 ). 135.

3
4

yang tidak operasional karena setiap kata kerja tindakan yang berada pada
kelompok pemahaman dan juga pengetahuan yang tidak bisa digunakan untuk
rumusan kompetensi dasar.

Sehingga langkah-langkah untuk menyusun kompetensi dasar adalah sebagai


berikut:

1) Menjabarkan Kompetensi yang dimaksud, dengan bertanya : “kemampuan


apa saja yang harus dimiliki siswa agar standar kompetensi dapat dicapai?”
jawaban dari pertanyaan tersebut kemudian didaftar baik yang menyangkut
pengetahuan, sikap dan keterampilan.

2) Tulislah rumusan Kompetensi Dasarnya.

Sedangkan indikator adalah wujud dari kompetensi dasar yang lebih


spesifik. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang
menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan
oleh peserta didik. Indikator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik
satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam
rapat kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat
digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian. Jadi, penetapan
indikator merupakan hal penting dalam pencapaian SK KI, KD, karena indikator
merupakan penjabaran dari KD. Indikator merupakan penanda pencapaian
kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Selanjutnya indikator digunakan
sebagai dasar untuk pengembangan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
dan menyusun alat penilaian (instrumen). Dalam merumuskan indikator perlu
mempertimbangkan:

1) Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang


digunakan dalam KD

2) Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;

3) Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan linggkungan/


daerah.
5

Sebelum melakukan penyusunan indikator, maka harus diperhatikan terlebih


dahulu komponen-komponen sebagai berikut :

1. Indikator merupakan penjabaran dari KD yang menunjukkan tanda-


tanda, perbuatan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh
peserta didik.

2. Rumusan indikator menggunakan kerja operasional yang terukur atau


dapat diobservasi

3. Indikator digunakan sebagai bahan dasar untuk menyusun alat


penilaian.

a. Prinsip Rumusan Indikator

Dalam menyusun indikator setidaknya terdapat beberapa prinsip yang


harus dipahami. Berikut prinsip rumusan redaksional indikator :

1) Teramati

Rumusan indikator harus mencerminkan sesuatu yang dapat


diamati, disaksikan atau diobservasi oleh si pendidik. Makna teramat
(observable) di sini bukan hanya ditentukan oleh kata kerja operasional
semata, melainkan oleh ukuran atau gejala yang diamati. Misalnya
rumusan indikator “Menyebutkan dengan tepat jenis zat aditif dalam
makanan dan minuman”, maka dalam proses pembelajaran, peserta
didik harus menunjukkan aktivitas “menyebutkan” baik secara lisan
maupun tertulis, sehingga pendidik dapat mengamati pencapaian
pengetahuan peserta didik tentang zat aditif dalam makanan dan
minuman. Aktivitas “menyebutkan” ini harus diulang-ulang dengan
berbagai variasi kegiatan, seperti diucapkan, ditulis, dengan gerakan,
atau karya lainnya, untuk memastikan pencapaian kompetensi dan
pengetahuan peserta didik.

2) Terukur

Rumusan indikator juga harus terukur. Maknanya, dapat diukur


tingkatan ketercapaian kompetensinya. Misalnya rumusan indikator
6

“Menyebutkan dengan tepat jenis zat aditif dalam makanan dan


minuman”, maka yang menjadi ukuran di sini adalah tepat tidaknya
jenis zat aditif dalam makanan dan minuman yang disebutkan. Maka
gradasinya: tepat, belum tepat, atau tidak tepat. Target akhir dari
pembelajaran adalah seluruh peserta didik dapat menyebutkan dengan
tepat. Namun, perlu kehati-hatian kita dalam merumuskan indikator,
jangan sampai karena memaksakan untuk terukur lalu kita mengabaikan
unsur “pendidikannya”. Misalnya ketika indikatornya “melafalkan kata
dengan tepat sesuai bunyi” ternyata ada anak yang belum bisa
melafalkan kata yang mengandung huruf “R”, maka hal ini tidak bisa
dipaksakan. Yang paling penting dalam rumusan indikator adalah
“menggambarkan ciri-ciri tahapan perkembangan” sehingga kita dapat
menentukan langkah pembelajaran selanjutnya.

3) Dapat Dicapai

Yang juga tidak kalah penting dalam rumusan indikator adalah


bahwa indikator itu harus dapat dicapai oleh peserta didik. Jangan
membuat rumusan indikator yang tidak dapat dicapai. Sebagai contoh
ekstrim, indikator membedakan warna tentu tidak dapat dicapai oleh
anak berkebutuhan khusus yang tuna netra. Jadi, dalam hal ini indikator
pun perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik.

4) Mewakili Semua Ranah

Indikator yang baik mewakili satu kemampuan atau ranah


tertentu. Akan tetapi, secara akumulasi semua indikator untuk satu
kompetensi seyogyanya mencakup keseluruhan ranah kemampuan
(pengetahuan, keterampilan, sikap). Untuk ranah pengetahuan dapat
diketahui dari respon peserta didik secara lisan, tertulis, atau gaya tubuh.
Respon ini yang dilakukan sebagai kata kerja operasional. Indikator
“menyebutkan”, “menjelaskan”, “menunjukkan”, dan lainnya menjadi
cara untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dimiliki oleh peserta
didik. Demikian pula halnya dengan ranah keterampilan, respon dalam
bentuk aktivitas peserta didik menjadi indikator. Misalnya
7

“menirukan”, “mendemonstratsikan”, “mencontohkan”,“membuat”


dan lain sebagainya.

Untuk sikap dapat dilihat dari hal-hal yang dapat diamati konsistensinya
dalam jangka waktu lama. Kata operasional yang digunakan seperti,
terbiasa, menerapkan atau mengamalkan. Untuk kata kerja
“mengamalkan” harus disertai dengan “rubrik yang jelas”, misalnya
“mengamalkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari”. Jika ada
indikator yang seperti ini, kita harus melakukan evaluasi sesuai tuntutan
kriteria ketuntasan “pengamalan”. Kriteria ketuntatasan dapat dilihat
dari rentangan mulai dari tidak pernah-jarang-kadang-kadang-sering-
selalu.

5) Banyaknya Indikator Penanda Kompetensi

Agar kita yakin anak memiliki kompetensi yang dibelajarkan,


maka anak harus menunjukkan tanda-tanda yang konsisten. Tentu,
tanda-tandanya itu tidak hanya satu, karena tidak mungkin satu tanda
saja dapat memastikan seseorang memili ki kemampuan yang
ditunjukkan. Lebih banyak indikatornya lebih baik. Setiap indikator
umumnya hanya bisa dinilai dengan dengan “ya” atau “tidak”; “bisa”
atau “tidak”; “tepat” atau “tidak” atau “mencapai” atau “tidak
mencapai”. Oleh karena itu guru dapat melakukan penilaian terhadap
pencapaian kompetensi hanya dengan men-ceklist indikator.
Banyaknya juga menunjukkan tingkatan kemampuan yang dicapai
anak. Jika anak mampu di indikator pertama, kemudian dilihat pada
indikator berikutnya yang lebih sulit, lebih kompleks, atau lebih luas.
Sehingga perkembangan kemampuan anak dapat terpotret.Meski lebih
banyak indikator lebih baik, akan merepotkan kalau guru harus
menyusun indikator dalam jumlah banyak. Prinsipnya, indikator harus
lebih dari satu. Idealnya berada pada jumlah tiga hingga enam
indikator penanda disesuaikan dengan karakteristik kompetensi.

6) Rumusan yang lengkap

Indikator menjadi alat agar proses pembelajaran harus termonitor dan


8

terevaluasi. Dengan indikator ini tahapan-tahapan perkembangan


setiap peserta didik dapat dipertanggungjawabkan. Inilah tujuan utama
indikator dalam penilaian. Contoh: rumusan indikator “menulis
huruf”. Ini belum sempurna sebagai rumusan indikator karena kata
“menulis” hanya menunjukkan proses, yaitu proses menulis. Agar
sempurna menjadi sebuah indikator, maka rumusannya dilengkapi
dengan “menulis huruf yang dapat dibaca”, atau menulis dan
mengurutkan huruf sesuai urutan abjad, atau menulis dengan cara
yang benar. Potongan kalimat “yang dapat dibaca” dan “urutan sesuai
abjad”, “cara yang benar” menjadi penentu dan batasan atau ukuran
ketuntasan. 3

Contoh penetapan kriteria ketuntasan

KD 20% 50% 75% 100%

Menulis Menulis Menyusun Menyusun Menyusun


dan kata kalimat
cerita huruf
mengenal menjadi menjadi menjadi
huruf kalimat paragraf
kata
bermakna bermakna sesuai
baik dengan
kaidah
yang
berlaku

b. Langkah-Langkah Penyusunan Indikator

Pada dasarnya karena bersifat “tanda-tanda” maka indikator


itu mudah, dapat diamati, dapat disaksikan, dan dapat diketahui
dengan indera. 4 Selanjutnya yaitu cara penyusunan indikator yaitu :

3
Akhmad Supriyatna dan Eka Nurwulan Asrian. Cara Mudah Merumuskan Indikator
Pembelajaran. (Semarang : Pustaka Bina Putera 2019). 31-36.
4
Ibid. 37.
9

1. Mengkaji KD tersebut untuk mengidentifikasi indikatornya


dan rumuskan indikatornya yang dianggap relevan tanpa
memikirkan urutannya lebih dahulu juga tentukan indikator-
indikator yang relevan dan tuliskan sesuai urutannya.

2. Kajilah apakah semua indikator tersebut telah


mempresentasikan KD nya, apabila belum lakulanlah analisis
lanjut untuk menemukan indikator-indikator lain yang
kemungkinan belum teridentifikasi.

3. Tambahkan indikator lain sebelumnya dan rubahlah rumusan


yang kurang tepat dengan lebih akurat dan pertimbangkan
urutannya. 5

Bentuk perilaku yang dapat dirumuskan dalam indikator maupun


tujuan pembelajaran berdasarkan Taxonomy of Educational Objectives (Bloom,
1965) terdiri dari aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Adapun
kata kerja operasional dari masing-masing aspek adalah sebagai berikut :

5
https://blog.unnes.ac.id/seputarpendidikan/2015/10/19/standar-kompetensi-sk-kompetensi-
dasar-kd-dan-indikator/ diakses pada tanggal 24 Februari 2024 pukul 12.09
10

Ranah Jenis Kata Kerja Operasional


Perilaku
Kognitif Pengetahuan Mengidentifikasi, menyebutkan, memberi
nama pada, menyusun daftar, menggaris
bawahi, menjodohkan, memberi definisi

Pemahaman Menjelaskan, menguraikan, merumuskan,


merangkum, memberikan contoh, mengubah,
menyadur, menerangkan

Penerapan Membuat, menunjukkan, melengkapi,


menyesuaikan, merangkai

Analisa Memisahkan, menyisihkan, memilih,


menghubungkan, membandingkan,
membedakan, menunjukkan hubungan

Sintesa Mengkategorikan, mengkombinasikan,


mengarang, menciptakan, mendesain,
menyusun kembali, menyimpulkan

Evaluasi Menunjukkan, melengkapi, menyesuaikan,


menemukan, membuat, menghasilkan

Afektif Penilaian Menunjukkan, melaksanakan, menyatakan


pendapat, mengusulkan, menolak, menyetujui

Organisasi Merumuskan, menghubungkan, mengaitkan,


menyusun, melengkapi, menyempurnakan,
menyesuaikan, memodifikasi, mengubah

Pembentukan Menyatakan, mempraktikkan, menunjukkan,


pola bertindak, membuktikan

Psikomotorik Persepsi Memilih, membedakan, menyisihkan,


menunjukkan, mengidentifikasi,
menghubungkan

Kesiapan Menanggapi, mempertunjukkan,


mendemonstrasikan, memprakarsai

Gerakan Mempraktikkan, mengerjakan, membuat,


terbimbing memperlihatkan

Gerakan Membangun, memperbaiki, menyusun,


terbiasa menggunakan, mendemonstrasikan,
melaksanakan

Gerakan Memilih, membedakan, mempersiapkan,


kompleks menunjukkan, mengidentifikasikan,
menghubungkan

Penyesuaian Mengubah, menyusun kembali, membuat


pola gerakan variasi
Kreativitas Merancang, menyusun, menciptakan,
mendesain, mengkombinasikan, mengatur
11

B. Pemetaan Keterhubungan Kompetensi Dasar Dan Indikator Dalam


Tema-Tema Pembelajaran

1. Prosedur Pemetaan Tema

Pemetaan tema dilakukan untuk memperoleh gambaran


secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi
dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam
tema yang dipilih. Kegiatan ini, menurut Tim Puskur Departemen
Pendidikan Nasional, dapat dilakukan dengan:

a. Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam


indikator.

Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan


kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran kedalam indikator.
dalam menggambarkan dasar dari setiap mata pelajaran kedalam
indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan
hal-hal sbb :

1. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta


didik.

2. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata


pelajaran.

3. Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan


dapat diamati.

b. Menentukan tema

Dalam menentukan tema, dapat dilakukan dengan dua cara :


12

1. Cara yang pertama, mempelajari standar kompetensi dan


kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata
pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.

2. Cara yang kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema


pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru
dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan
minat dan kebutuhan anak.

c. Identifikasi dan analisis KD dan indikator

Identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi,


Kompetensi Dasar dan Indikator disesuaikan dengan setiap tema
sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator terbagi habis. 6

2. Kegiatan Pemetaan Keterhubungan KD dan Indikator ke dalam


Tema Pemetaan KD dan indikator ke dalam tema dimulai dengan
kegiatan sebagai berikut :

a. Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-6.


Karena pembelajaran tematik adalah keterpaduan berbagai
mata pelajaran yang diikat dengan tema, dalam pemetaan tema
harus dimulai dengan pemetaan mata pelajaran yang diajarkan
dikelas 1-6. 7

6
Samsudin. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. (jakarta: PRENADA
MEDIA GROUP. 2008). 53.
7
Trianto. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. (Jakarta : PT.Prestasi Pustakaraya.
2009). 144-146.
13

b. Mengidentifikasi Standar Kompetensi dalam setiap mata


pelajaran yang diajarkan kelas 1-6.

c. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran


yang diajarkan dikelas 1-6.

d. Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator.


Penjabaran Kompetensi Dasar ke dalam Indikator.

e. Mengidentifikasi tema-tema berdasarkan keterpaduan Standar


Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dari semua
mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-6. Melakukan
identifikasi dan analisis untuk setiap SK, KD, dan indikator
harus cocok untuk setiap tema sehingga semua SK, KD, dan
indikator terbagi habis, akan tetapi jika terdapat kompetensi
yang tidak tercakup pada tema tertentu tetap diajarkan melalui
tema lain ataupun disajikan secara tersendiri. Artinya untuk
SK, KD dan Indikator yang tidak dapat dipadukan dengan
mata pelajaran lain disajikan secara tersendiri.
BAB III
PENUTUPAN

1. Kesimpulan

Cara menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke


dalam indikator yaitu dengan memperhatikan penyusunan kompetensi dasar
terlebih dahulu karena indikator adalah wujud dari kompetensi dasar yang lebih
spesifik. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan
tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.
Dengan begitu kita dapat menyusun atau merumuskan indikator dengan
mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :

1) Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang


digunakan dalam KD.

2) Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah.

3) Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan linggkungan/


daerah.

Selain hal – hal di atas ada juga beberapa komponen yang harus di perhatikan
dalam penyusunan indikator yaitu :

1. Indikator merupakan penjabaran dari KD yang menunjukkan tanda-


tanda, perbuatan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh
peserta didik.

2. Rumusan indicator menggunakan kerja operasional yang terukur atau


dapat diobservasi

3. Indikator digunakan sebagai bahan dasar untuk menyusun alat penilaian.

Dalam menyusun atau merumuskan indikator juga terdapat beberapa prinsip yang
harus di perhatikandan di pahami yaitu :

1. Teramati

Rumusan indikator harus mencerminkan sesuatu yang dapat diamati,


disaksikan atau diobservasi oleh si pendidik.

14
15

2. Terukur

Rumusan indikator juga harus terukur. Maknanya, dapat diukur tingkatan


ketercapaian kompetensinya.

3. Dapat dicapai

4. Mewakili semua ranah

Indikator yang baik mewakili satu kemampuan atau ranah tertentu. Akan
tetapi, secara akumulasi semua indikator untuk satu kompetensi
seyogyanya mencakup keseluruhan ranah kemampuan (pengetahuan,
keterampilan, sikap).

5. Banyaknya indikator penanda kompetensi

Agar kita yakin anak memiliki kompetensi yang dibelajarkan, maka anak
harus menunjukkan tanda-tanda yang konsisten. Tentu, tanda-tandanya itu
tidak hanya satu, karena tidak mungkin satu tanda saja dapat memastikan
seseorang memili ki kemampuan yang ditunjukkan. Lebih banyak
indikatornya lebih baik.

6. Rumusan yang lengkap

Indikator menjadi alat agar proses pembelajaran harus termonitor dan


terevaluasi. Dengan indikator ini tahapan-tahapan perkembangan setiap
peserta didik dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya yaitu cara penyusunan indikator yaitu :

1. Mengkaji KD tersebut untuk mengidentifikasi indikatornya dan rumuskan


indikatornya yang dianggap relevan tanpa memikirkan urutannya lebih
dahulu juga tentukan indikator-indikator yang relevan dan tuliskan sesuai
urutannya.

2. Kajilah apakah semua indikator tersebut telah mempresentasikan KD nya,


apabila belum lakulanlah analisis lanjut untuk menemukan indikator-
indikator lain yang kemungkinan belum teridentifikasi.
16

3. Tambahkan indikator lain sebelumnya dan rubahlah rumusan yang kurang


tepat dengan lebih akurat dan pertimbangkan urutannya.
Berikutnya yaitu Prosedur dalam pemetaan yaitu :

1. Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam indikator.

2. Menentukan tema

3. Identifikasi dan analisis KD dan indikator

Pemetaan keterhubungan kompetensi dasar dan indikator dalam tema-tema


pembelajaran dapat dilakukan dengan cara :

a. Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-6. Karena


pembelajaran tematik adalah keterpaduan berbagai mata pelajaran yang diikat
dengan tema, dalam pemetaan tema harus dimulai dengan pemetaan mata
pelajaran yang diajarkan dikelas 1-6.

b. Mengidentifikasi Standar Kompetensi dalam setiap mata pelajaran yang


diajarkan kelas 1-6.

c. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diajarkan


dikelas 1-6.

d. Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator. Penjabaran Kompetensi


Dasar ke dalam Indikator.Mengidentifikasi tema-tema berdasarkan
keterpaduan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dari
semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-6. Melakukan identifikasi dan
analisis untuk setiap SK, KD, dan indikator harus cocok untuk setiap tema
sehingga semua SK, KD, dan indikator terbagi habis, akan tetapi jika terdapat
kompetensi yang tidak tercakup pada tema tertentu tetap diajarkan melalui
tema lain ataupun disajikan secara tersendiri. Artinya untuk SK, KD dan
17

Indikator yang tidak dapat dipadukan dengan mata pelajaran lain disajikan
secara tersendiri.

B. Saran

Saya berharap ada kritik dan saran dari makalah yang saya buat agar bisa
menjadi koreksi untuk membuat makalah ke depannya. Mudah-mudahan makalah
yang saya buat ini bisa bermanfaat bagi saya khususnya dan pembaca umumnya
meskipun makalah ini dibuat dengan sederhana.
DAFTAR PUSTAKA

Asrian, Nurwulan, Eka dan Supriyatna. 2019. Cara Mudah Merumuskan


Indikator Pembelajaran. Semarang : Pustaka Bina Putera.

Fatmawati, Endang dkk. 2012. PEMBELAJARAN TEMATIK. Aceh : Yayasan


Penerbit Muhammad Zaini.

Nurhasana, Siti dkk. 2019. Strategi Pembelajaran. Jakarta Timur : Edu Pustaka.
Trianto. 2019. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta :
PT.Prestasi Pustakaraya.
Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Jakarta: PRENADA MEDIA GROUP.
https://blog.unnes.ac.id/seputarpendidikan/2015/10/19/standar-kompetensi-sk-
kompetensi-dasar-kd-dan-indikator/ diakses pada tanggal 24 Februari 2024
pukul 12.09

18

Anda mungkin juga menyukai