Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran di
SD (GD 419)
Dosen pengampu:
Disusun oleh:
KAMPUS TASIKMALAYA
2021
2
KATA PENGANTAR
Makalah ini kami buat dengan usaha dan kerjasama tim yang baik,
walaupun di masa pandemi seperti ini, namun tidak melunturkan semangat kami.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Ahmad
Mulyadiprana, M.Pd. dan Ibu Istikhoroh Nurzaman, M.Pd. selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Strategi Pembelajaran di SD.
Dari makalah yang kami buat ini, kami menyadari masih terdapat
kekurangan. Baik dari segi bahasa, kelengkapan materi, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran perbaikan
makalah ini, agar kami bisa membuat makalah dengan lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Standar Kompetensi......................................................... 3
2.2 Pengertian Standar Kompetensi Guru................................................ 3
2.3 Struktur Standar Kompetensi............................................................. 4
2.4 Pentingnya Perumusan Tujuan dalam Pembelajaran......................... 7
2.5 Tingkatan Tujuan Pendidikan Secara Umum dan Khusus................. 8
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan............................................................................................ 10
3.2 Saran................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian standar kompetensi.
2. Untuk mengetahui pengertian standar kompetensi guru.
1
3. Untuk mengetahui struktur standar kompetensi.
4. Untuk mengetahui pentingnya perumusan tujuan dalam pembelajaran.
5. Untuk mengetahui tingkatan tujuan pendidikan secara umum dan
khusus.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme
yang harus guru miliki, dan guru tersebut perlu memiliki kompetensi sosial
yaitu hubungan yang diapit baik dengan partner dan masyarakat sekitarnya.”
Dengan demikian, kompetensi dasar seorang guru merupakan nilai-
nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
sebagai seorang guru.
Terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repubik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2017 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru yaitu diantaranya: a. komptensi pedagogik; b. kompetensi
kepribadian; c. kompetensi sosial, dan d. kompetensi professional.
4
Pernyataan- pernyataan kondisi atau konteks sebagai acuan dalam
melaksanakan penilaian.
Secara operasional dalam lingkup pembelajaran, struktur standar
kompetensi tersebut digunakan dalam perumusan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang didalamnya termuat tujuan pembelajaran.
Kompetensi Kunci adalah kemampuan kunci atau generik yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu tugas/pekerjaan. Dalam perumusan unit
kompetensi sebagian atau keseluruhan kompetensi kunci tersebut tercakup
didalamnya.Terdapat 7 (tujuh) kunci kompetensi (Key Competencies,
William Hall & Mark C. Werner), yaitu:
1. Mengumpulkan,menganalisa dan mengorganisasikan informasi.
2. Mengkomunikasikan ide dan informasi.
3. Merencanakan dan mengatur kegiatan.
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok.
5. Menggunakan ide dan teknik matematika.
6. Memecahkan persoalan/masalah.
7. Menggunakan teknologi.
Format Unit Kompetensi
1) Kode Unit : Terdiri dari beberapa huruf dan angka yang disepakati
oleh para pengembang dan industri terkait.
2) Judul Unit : Merupakan fungsi tugas/pekerjaan suatu unit
kompetensi yang mendukung sebagian atau keseluruhan standar
kompetensi. Judul unit biasanya menggunakan kalimat aktif yang diawali
dengan kata kerja aktif yang dapat terobservasi.
3) Uraian Unit : Penjelasan singkat tentang unit kompetensi tersebut
berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
4) Sub Kompetensi : Merupakan elemen-elemen yang dibutuhkan
untuk tercapainya unit kompetensi tersebut di atas (untuk setiap unit
biasanya terdiri dari 2 hingga 6 sub kompetensi.
5) Kriteria Unjuk Kerja : Pernyataan-pernyataan tentang hasil atau
output yang diharapkan untuk setiap elemen/subkompetensi yang
5
dinyatakan dalam kalimat pasif dan terukur. Untuk setiap subkompetensi
sebaiknya mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap (KSA).
6) Persyaratan Unjuk Kerja : Menjelaskan kontek unit kompetensi
dengan kondisi pekerjaan unit yang akan dilakukan, peraturan dan
perundangan-undangan yang terkait dan diberlakukan, prosedur atau
kebijakan yang harus dipatuhi pada saat melakukan pekerjaan tersebut serta
informasi tentang peralatan dan fasilitas yang diperlukan.
Acuan Penilaian:
a) Menjelaskan prosedur penilaian yang harus dilakukan
b) Persyaratan awal yang mungkin diperlukan sebelum menguasai
unit yang dimaksud tersebut.
c) Informasi tentang pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
terkait dan mendukung tercapainya kompetensi dimaksud.
d) Aspek-aspek kritis yang sangat berpengaruh atas tercapainya
kompetensi yang dimaksud.
e) Pernyataan tentang jenjang/level kompetensi unit yang dimaksud.
Level Kinerja Kompetensi Kunci Pada Setiap Unit Kompetensi Pada
dasarnya untuk satu satuan unit belum/tidak ada levelnya, akan tetapi
masing-masing memiliki tingkat kesulitan berdasar pada level kinerja
kompetensi kunci. Level kinerja kompetensi kunci akan menentukan tingkat
kesukaran/kompleksitas serta tingkat persyaratan yang harus dipenuhinya.
a) Level 1 : Mampu melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat
rutin, berdasar pada
b) Standing Operation Procedure (SOP) serta di bawah pengawasan
atasan.
c) Level 2 : Pada level ini yang bersangkutan mampu melaksanakan
tugas/pekerjaan rutin serta peker jaan lain yang memerlukan tanggung
jawab dan otonomi.
d) Level 3 : Pada level ini yang bersangkutan mampu melaksanakan
tugas/pekerjaan yang menuntut kemampuan analisis dan evaluasi dengan
berbagai konteks serta mampu memberikan bim bingan dan supervisi pada
bawahannya.
6
2.4 Pentingnya Perumusan Tujuan dalam Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan
terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran tertentu. Magner (1962) mendefinisikan tujuan pembelajaran
sebagai tujuan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh
peserta didik sesuai kompetensi.
Sementara itu, menurut Standar Proses pada Permendiknas Nomor 41
Tahun 2007, tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar
yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
Ini berarti kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran
mencakup kemampuan yang akan dicapai siswa selama proses belajar dan
hasil akhir belajar pada suatu kompetensi dasar.
Tujuan pembelajaran merupakan arah yang hendak dituju dari
rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Tujuan
pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik,
aktual, dan terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
Penyusunan tujuan pembelajaran merupakan tahapan penting dalam
rangkaian pengembangan desain pembelajaran. Dari tahap inilah ditentukan
apa dan bagaimana harus melakukan tahap lainnya. Apa yang dirumuskan
dalam tujuan pembelajaran menjadi acuan untuk menentukan jenis materi,
strategi, metode, dan media yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Tanpa tujuan yang jelas, pembelajaran akan menjadi kegiatan
tanpa arah, tanpa fokus, dan menjadi tidak efektif.
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat
tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002)
mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1)
memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar
kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara
lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3)
7
membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
pembelajaran; (4) memudahkan guru mengadakan penilaian.
Memperhatikan penjelasan di atas, tampak bahwa tujuan pembelajaran
merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran, yang di
dalamnya dapat menentukan mutu dan tingkat efektivitas pembelajaran.
8
tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap
jenjang pendidikan. Seperti misalnya standar kompetensi pendidikan
dasar, menengah, kejuruan dan jenjang pendidikan tinggi.
3. Tujuan Kurikuler (TK)
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai olch setiap bidang
studi atau mata pelajaran. Tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai
kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan
suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan
kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan untuk mencapai tujuan
lembaga pendidikan.
4. Tujuan Pembelajaran atau Instruksional (TP)
Tujuan pembelajaran atau instruksional merupakan tujuan yang paling
khusus. Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan
kurikuler, dapat didefinisikan. Sebagai kemampuan yang harus dimili oleh
oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang
studi tertentu dalam satu kali pertemuan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Standar kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang
harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang didasari
atas pengetahuan,keterampilan, dan sikap kerja sesuai bidang kerja yang
dipersyaratkan. Standar Kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai setelah siswa
mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu.
Selain itu, guru juga memiliki standar kompetensi. Standar kompetensi
dasar seorang guru merupakan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak sebagai seorang guru. Seorang guru sangat
penting memiliki empat kompetensi tersebut dalam menunjang profesinya
agar dapat bertanggung jawab dalam proses pembelajaran yang
berlangsung. Standar Kompetensi suatu bidang keahlian distrukturkan
dengan bentuk standar kompetensi, unit kompetensi, sub
kompetensi/elemen, Kriteria unjuk kerja/Indikator Pencapaian Kompetensi,
persyaratan unjuk kerja dan acuan penilaian. Perumusan tujuan dalam suatu
pembelajaran sangat penting karena diharapkan terjadi, dimiliki, atau
dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
tersebut. Dilihat dari hirarkisnya tujuan pendidikan terdiri atas tujuan yang
sanga umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur.
3.2 Saran
10
11
DAFTAR PUSTAKA
Neolaka, Amos. 2006. Apakah Standar Kompetensi Itu?. Jurnal Teknik Sipil. Vol.
I(1): 1-5
Siswanto, B. T., Wagiran, K. K., & Hamidah, S. (2013). Standar Kompetensi dan
Perumusan Tujuan Pembelajaran. Jurnal Pendidikan, 1(2), 6.
Hardiato, D. (2012). Perencanaan Pembelajaran dalam Kerangka Penyelenggaraan
Pelatihan. Retrieved on February, 28.
Abdul Majid, Aldi Riansyah, Rustandai (2019). Tujuan dan standar kompetensi
dalam pembelajaran.
https://www.academia.edu/39297458/TUJUAN_DAN_STANDAR_KOMPE
TENSI_DALAM_PEMBELAJARAN
Ismail, M. I. (2010). Kinerja dan kompetensi guru dalam pembelajaran. Lentera
Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 13(1), 44-63.
12