Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“KOMPETENSI GURU DAN KONSEP SERTA KEDUDUKAN


PENGAJARAN MIKRO”

Disusun Oleh:

Kelompok :1

Nama Mahasiswa : Rachma A. Arman (1191111004)

Sulis Indrayani Lubis (1191111013)

Asya Adilah (1192111010)

Izza Sya’addah Sitorus (1192111013)

Kelas : PGSD Reguler A 19

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd

Mata Kuliah : Micro Teaching

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

FEBRUARI 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini yang berjudul “Kompetensi Guru dan Konsep Serta
Kedudukan Pengajaran Mikro” dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini
diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Micro Teaching.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi teman-teman.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari teman- teman dan Dosen
demi kesempurnaan makalah ini.

Februari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 1
1.4 Manfaat ...................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Kompetensi Guru .................................................................................. 3
1. Kompetensi Profesional Guru .................................................................................. 3
2. Kompetensi Pedagogik Guru ................................................................................... 4
3. Kompetensi Kepribadian Guru ............................................................................... 5
4. Kompetensi Sosial Guru ........................................................................................... 7
2.2 Konsep dan Kedudukan Pengajaran Mikro ........................................................... 9
BAB III.................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 11
3.2 Saran......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengingat kompleksnya proses pembelajaran, maka bagi setiap mahasiswa calon guru
maupun bagi yang telah menduduki jabatan profesi guru, kemampuan mengajar selalu harus
dilatih dan dikembangkan, sehingga dapat diperoleh kemampuan yang maksimal dan
profesional. Salah satu upaya untuk mempersiapkan kemampuan para calon guru atau untuk
meningkatkan kemampuan para guru dalam menghadapi tugas pembelajaran yang serba
komplek itu, dapat dilakukan melalui suatu proses latihan atau pembelajaran dengan
menggunakan model atau pendekatan pembelajaran yang lebih disederhanakan atau yang
lebih populer disebut dengan pembelajaran mikro (micro teaching).
Mengingat tugas utama guru adalah untuk membelajarkan siswa. Adapun tugas
membelajarkan itu sangat komplek dan senantiasa mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi maupun seni. Untuk menguasai tugas yang
komplek itu, dan agar dapat menyesuaikan dengan tuntutan pembelajaran yang semakin
berkembang, maka bagi mahasiswa calon guru maupun para guru harus mempersiapkan diri
dan selalu melatih kemampuan mengajarnya, antara lain melalui suatu pendekatan
pembelajaran yang disederhanakan, dalam hal ini yaitu melalui pendekatan pembelajaran
mikro (Micro Teaching).

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa itu Pengertian Kompetensi Guru?
b) Apa saja Komponen Kompentensi Guru?
c) Apa Pengertian Konsep dan Kedudukan Pengajaran Mikro?

1.3 Tujuan
a) Mahasiswa dapat Memahami Pengertian Kompetensi Guru
b) Mahasiswa dapat Memahami mengenai Komponen kompetensi Guru
c) Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Konsep dan Kedudukan Pengajaran Mikro

1
1.4 Manfaat
a) Untuk menambah wawasan tentang Kompetensi Guru
b) Untuk menambah wawasan tentang komponen dalam Kompetensi Guru
c) Untuk menambah wawasan tentang konsep dan Kedudukan Pengajaran Mikro

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kompetensi Guru


Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalannya. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini yang
meliputi: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Dalam hal
keterampilan, seorang guru harus menguasai keterampilan mengajar, yaitu:
membuka dan menutup pelajaran, bertanya, memberi penguatan, dan mengadakan
variasi mengajar. Dalam proses belajar-mengajar, guru memegang peran sebagai
sutradara sekaligus aktor dan merupakan faktor yang sangat dominan dalam
menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar di kelas.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dan
pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, dasar, dan menengah. Lalu , apa
saja yang dibutuhkan guru untuk dapat dikatakan profesional? Seorang guru
dikatakan profesional jika memiliki keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Oleh karena itu, guru disyaratkan memenuhi kualifikasi akademik minimal
sarjana S1 atau D4 yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen
pembelajaran. Kompetensi itu sendiri merupakan seperangkat pengetahuan
keterampilan dan perilaku tugas yang harus dimiliki.Setelah dimiliki, tentu harus
dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan di dalam kelas yang disebut sebagai pengajaran. Sekarang
pertanyannya, kompetensi apa saja yang harus dimiliki dan dikuasai Guru sebagai
agen pembelajar? Menurut PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28, ayat 3 dan UU No. 14
Tahun 2005 Pasal 10, ayat 1, kompetensi Guru atau pendidik meliputi: kompetensi
profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial (Gorky, 2008).

1. Kompetensi Profesional Guru


Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c
dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

3
memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi profesional guru
merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga
pendidik yang meliputi penguasaan pedagogic, pengetahuan, metodologi,
manajemen, dan sebagainya yang tercermin dalam kinerja di lingkungan
pendidikan.
Ruang lingkup kompetensi profesional Dari berbagai sumber yang
membahas tentang kompetensi guru, secara umum dapat diidentifikasikan dan
disarikan tentang ruang lingkup kompetensi professional guru sebagai berikut:
a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
psikologis, sosiologis, dan sebagainya.
b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan
peserta didik.
c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya.
d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.
e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relevan.
f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.

2. Kompetensi Pedagogik Guru


Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam mengelola
proses pembelajaran peserta didik. Selain itu kemampuan pedagogic juga
ditujukan dalam membantu, membimbing, dan memimpin peserta didik.
Kompetensi pedagogic menurut akhmad sudrajat merupakan salah satu jenis
kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi pedagogik pada
dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik
(Sudrajat, 2016). Semakin baik penguasaan kompetensi pedagogik, maka akan
semakin berkualitas layanan pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada
peserta didik. Pada akhinya pembelajaran akan lebih efektif mencapai tujuannya
atau mencapai standar ketuntasan minimal (SKM) atau kriteria ketuntasan
minimal (KKM).

4
Dijelaskan secara rinci dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 tahun 2008
tentang guru, pasal 3 ayat (4) “kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
para guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-
kurangnya meliputi:
1. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
2. pemahaman terhadap peserta didik
3. pengembangan kurikulum atau silabus
4. perancangan pembelajaran
5. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6. evaluasi hasil belajar
7. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
Jelaslah bahwa Pedagogik terbatas pada ilmu pendidikan anak atau ilmu mendidik
anak. Menurut Langeveld dalam Dono (2013) , pendidikan baru terjadi ketika anak telah
mengenal kewibawaan, syaratnya yaitu terlihat pada kemampuan anak memahami
bahasa, karena sebelum itu dalam pedagogik anak tidak disebut telah dididik yang ada
adalah pembiasaan. Sedang batas atasnya yaitu ketika anak telah mencapai kedewasaan
atau bisa disebut orang dewasa.

Kemudian, Pedagogik sangat diperlukan walaupun merupakan teori yang berlainan


dengan praktek lapangan. Ada dua alasan yang melandasinya, yaitu bahwa pedagogik
sebagai suatu sistem pengetahuan tentang pendidikan anak diperlukan, karena akan
menjadi dasar bagi praktek mendidik anak. Selain itu bahwa pedagogik akan menjadi
standar atau kriteria keberhasilan praktek pendidikan anak. Kedua, manusia memiliki
motif untuk mempertanggungjawabkan pendidikan bagi anak-anaknya, karena itu agar
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, praktek pendidikan anak memerlukan
pedagogik sebagai landasannya agar tidak jadi sembarangan.

3. Kompetensi Kepribadian Guru


Kompetensi kepribadian adalah salah satu kemampuan yang sangat
dibutuhkan guru dalam melaksanakan tugas keguruannya. Seorang guru yang
memiliki kecenderungan dan kemauan untuk menjadi guru, sehingga ia pun akan
selalu memiliki sikap optimisme dalam pekerjaannya sebagai guru, ia akan cepat
dan tepat dalam mengambil keputusan. Kompetensi kepribadian ini
meniscayakan guru akan berlaku arif, jujur, konsisten, memiliki komitmen,

5
kesabaran, kestabilan mental. Kedisiplinan dalam perkataan dan perbuatan.
Berwibawa dan lain sebagainya, yang dapat memberikan contoh yang baik bagi
masyarakat pada umumnya.
Selain itu, kompetensi kepribadian ini juga terlihat dari kemampuan guru
dalam menahan emosi, mampu mengendalikan diri, tenang dan tidak ceroboh
dalam bertindak (Ami, 2013). Guru yang memiliki kompetensi kepribadian tidak
akan cepat mengambil kesimpulan tanpa memiliki data dan informasi yang cukup
dalam membaca fenomena. Guru dalam konteks ini akan mampu
mengaktualisasikan norma-norma yang terkandung dalam kode etik guru.
Menurut penjelasan pasal 28 ayat 3 mengacu kepada Standar Nasional
Pendidikan (dalam Ami, 2013) “kompetensi kepribadian guru merupakan
kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa yang
menjadikan peserta didik teladan dan berakhlak mulia”. Kompetensi kepribadian
adalah sebagai berikut.
1. Kepribadian yang Mantap dan Stabil
Guru harus memiliki kepribadian yang mantap dan stabil
karena banyak masalah pendidikan yang disebabkan oleh faktor
kepribadian guru yang kurang mantap dan kurang stabil. Kepribadian
yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang
baik terhadap peserta didik maupun masyarakatnya, sehingga guru
akan tampil sebagai sosok yang patut ditaati nasehat atau perintahnya,
dan dicontoh sikap dan perilakunya. Oleh sebab itu, sebagai seorang
guru hendaklah berlaku sebagai berikut.
Bertindak sesuai dengan norma hukum.
Bertindak sesuai dengan norma sosial.
Bangga sebagai guru.
Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
2. Kemampuan Mengaktualisasikan Diri
Guru harus mampu menunjukkan kemampuan aktualisasi diri. Tidak
hanya peserta didik yang harus menunjukkan kemampuan aktualisasi
diri. Guru dijadikan teladan bagi para peserta didiknya, agar kelak
mereka dapat pula mengaktualisasi dirinya. Kemampuan
mengaktualisasikan diri dapat dilihat dari ciri-ciri guru menampilkan

6
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang memiliki etos
kerja.
3. Dapat Berkomunikasi dengan Orang Lain
Komunikasi merupakan ketrampilan utama yang harus dimiliki oleh
manusia, terlebih seorang guru. Jika ketrampilan komunikasi seorang
guru baik, maka bisa dipastikan output peserta didiknya juga akan
baik. Selain itu hubangan dengan wali murid maupun rekan sesame
guru juga akan tercipta dengan baik.oleh karena itu setiap guru dituntut
untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain secara
baik. Kemampuan berkomunikasi guru dengan orang lain ditujukan
dengan tindakan yang bermanfaat bagi peserta didik, sekolah dan
masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan
bertindak.
4. Berakhlak (Kelakuan) Baik
Perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik, perilaku
yang di segani dan mempunyai kemampuan mengembangkan profesi,
seperti berfikir kreati, kritis, reflektif, mau belajar sepanjang hayat,
dalam mengambil keputusan.
Guru harus berkelakuan baik karena guru adalah seorang penasehat
bagi peserta didik, bahkan sebagai orang tua kedua. Dengan berakhlak
mulia, dalam keadaan bagaimanapun guru tetap memiliki rasa percaya
diri, konsisten, dan tidak tergoyahkan.

4. Kompetensi Sosial Guru


Kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berintraksi secara efektif dan
efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali peserta didik dan
masyarakat luas. Hal tersebut diuraikan lebih lanjut kemampuan guru sebagai
bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk :
(1) berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat
(2) menggunakan teknologi, komunikasi dan infomasi secara fungsional
(3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua atau wali peserta didik
(4) bergaul secara santun dengan masyarakat.

7
Guru harus bisa berkomunikasi dengan baik. Baik komunikasi secara lisan
atau tulisan, dan isyarat dengan memakai teknologi komunikasi dan informasi.
Guru harus bisa bergaul secara efektif baik dengan peserta didik maupun dengan
sesama pendidik, wali atau orang tua murid dan bergaul secara santun dengan
masyarakat sekitarnya. Bisa diartikan bahwa kompetensi sosial guru mempunyai
arti sebagai kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan untuk
bersosialisasi dengan orang lain di dalam kehidupan bermasyarakat (Anonim,
2013). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 (dalam Anonim
2013).
Kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh guru adalah sebagai berikut.
1. Mengembangkan kecerdasan sosial
Mengembangkan kecerdasan sosial merupakan suatu keharusan
bagi guru. Hal tersebut bertujuan agar hubungan guru dan peserta
didik berjalan dengan baik. Menurut Gordon (dalam Suwardi dalam
Anonim, 2013) hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru adalah
sebagai berikut.
 Baik guru maupun peserta didik memiliki keterbukaan,
sehingga masing-masing pihak bebas bertindak dan saling
menjaga kejujuran.
 Baik guru maupun peserta didik memunculkan rasa saling
menjaga, saling membutuhkan, dan saling berguna.
 Baik guru maupun peserta didik merasa saling berguna
 Baik guru maupun peserta didik menghargai perbedaan,
sehingga berkembang keunikannya, kreativitasnya, dan
individualisasinya
 Baik guru maupun peserta didik merasa saling membutuhkan
dalam pemenuhan kebutuhannya.
Guru hendaknya mengupayakan pengembangan kecerdasan
sosialnya. Hal tersebut dikarenakan kecerdasan sosial guru akan
membantu memperlancar jalannya pembelajaran serta dapat
menghilangkan kejenuhan peserta didik dalam belajar.
Mengembangkan kecerdasan sosial dalam proses pembelajaran
antara lain dengan mengadakan diskusi dan melakukan kunjungan

8
langsung ke masyarakat. Dengan demikian akan tertanam rasa
peduli terhadap kepribadian peserta didik. Selain itu peserta didik
juga akan dapat memecahkan masalah, khususnya yang berkenaan
dengan hal-hal yang mengganggu belajar dengan dirinya sendiri.
2. Mengikuti pelatihan berkaitan dengan kompetensi sosial guru
Penggembangan kompetensi sosial hendaknya dilakukan dengan
pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan kompetensi sosial guru.
Namun sebelum itu juga perlu diketahui tentang target atau dimensi-
dimensi kompetensi yaitu: kerja tim, melihat peluang, peran dalam
kegiatan kelompok, tanggung jawab sebagai warga, kepemimpinan,
relawan sosial, kedewasaan dalam berelasi, berbagi, berempati,
kepedulian kepada sesama, toleransi, solusi konflik, menerima
perbedaan, kerjasama, dan komunikasi.
3. Beradaptasi di tempat bertugas
Guru perlu melakukan adaptasi di tempat tugasnya. Hal-hal yang
perlu dilakukan guru dalam melakukan adaptasi adalah sebagai
berikut.
 Guru dapat bekerja secara optimal di tempat tugas.
 Guru betah bekerja di tempat tugas.
 Guru menunjukkan kesehatan kerja di tempat tugas.

2.2 Konsep dan Kedudukan Pengajaran Mikro


Kata microteacing berasal dari dua kata, yaitu micro dan teaching. Micro berarti kecil,
terbatas, dan sempit, sedangkan teaching berarti mendidik atau mengajar. Microteaching
berarti suatu kegiatan mengajar dimana segalanya diperkecil atau disederhanakan. Dengan
kata lain microteaching adalah suatu tindakkan atau kegiatan latihan belajar mengajar dalam
situasi laboratories (Sardirman, 2011). Mc. Knight dalam Asmani (2011:21) mengemukakan
bahwa microteaching has been describe as a scaled down teaching encounter designed to
develop new skills and refine old ones. Microteaching dapat digambarkan sebagai proses
pengajaran yang “diperkecil”, yang didesain untuk mengembangkan keterampilan baru dan
memperbaiki keterampilan yang telah dimiliki.
Berlatih untuk menguasai keterampilan dasar mengajar seperti itulah yang
dinamakan micro-teaching (pengajaran mikro). Pengajaran mikro (micro-

9
teaching) merupakan suatu situasi pengajaran yang dilaksanakan dalam waktu dan jumlah
siswa yang terbatas, yaitu selama 5-20 menit dengan jumlah siswa sebanyak 3-10 orang. Hal
tersebut diungkap oleh Cooper dan Allen, 1971.Bentuk pengajaran yang sederhana, dimana
calon guru atau dosen berada dalam suatu lingkungan kelas yang terbatas dan terkontrol.
Hanya mengajarkan satu konsep dengan menggunakan satu atau dua keterampilan dasar
mengajar. Konsep pengajaran mikro (micro-teaching) dilandasi oleh pokok-pokok pikiran
sebagai berikut :
 Pengajaran yang nyata (dilaksanakan dalam bentuk yang sebenarnya) tetapi
berkonsep mini.
 Latihan terpusat pada keterampilan dasar mengajar, mempergunakan informasi
dan pengetahuan tentang tingkat belajar siswa sebagai umpan balik terhadap
kemampuan calon guru/dosen.
 Pengajaran dilaksanakan bagi para siswa dengan latar belakang yang berbeda-
beda dan berdasarkan pada kemampuan intelektual kelompok usia tertentu.
 Pengontrolan secara ketat terhadap lingkungan latihan yang diselenggarakan
dalam laboratorium micro – teaching.
 Pengadaan low-threat-situation untuk memudahkan calon guru/dosen
mempelajari keterampilan mengajar.
 Penyediaan low-risk-situation yang memungkinkan siswa berpartisipasi aktif
dalam pengajaran,
 Penyediaan kesempatan latihan ulang dan pengaturan distribusi latihan dalam
jangka waktu tertentu.
Kedudukan pengajaran mikro di kelas adalah Pengajaran micro yang merupakan bagian
dari program pengalaman lapangan. Program pembelajaran dikembangkan untuk
menimbulkan dan membina keterampilan-keterampilan dasar dari calon guru dalam
menghadapi kelas.
Standar kompetensi mata kuliah pengajaran microteaching adalah tuntutan minimal
kompetensi dasar mengajar yang ditunjukkan oleh kemampuan mendemonstrasikan atau
mengaplikasikan kompetensi tersebut dalam proses belajar mengajar berskala kecil/terbatas.
Kompetensi dasar mengajar yang dilatihkan dalam pengajran micro terdiri dari atas
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kompetensi dasar mengajar terbatas,
dan kompetensi dasar mengajar terpadu.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini yang meliputi: kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional, dan sosial. Dalam hal keterampilan, seorang guru harus menguasai
keterampilan mengajar, yaitu: membuka dan menutup pelajaran, bertanya, memberi
penguatan, dan mengadakan variasi mengajar.
Dalam proses belajar-mengajar, guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor
dan merupakan faktor yang sangat dominan dalam menentukan keberhasilan proses belajar-
mengajar di kelas. Kedudukan pengajaran mikro di kelas adalah Pengajaran micro yang
merupakan bagian dari program pengalaman lapangan. Program pembelajaran dikembangkan
untuk menimbulkan dan membina keterampilan-keterampilan dasar dari calon guru dalam
menghadapi kelas.
Konsep pengajaran mikro (micro-teaching) dilandasi oleh pokok-pokok pikiran sebagai
berikut :
 Pengajaran yang nyata (dilaksanakan dalam bentuk yang sebenarnya) tetapi
berkonsep mini.
 Latihan terpusat pada keterampilan dasar mengajar, mempergunakan informasi
dan pengetahuan tentang tingkat belajar siswa sebagai umpan balik terhadap
kemampuan calon guru/dosen.
 Pengajaran dilaksanakan bagi para siswa dengan latar belakang yang berbeda-
beda dan berdasarkan pada kemampuan intelektual kelompok usia tertentu.
 Pengontrolan secara ketat terhadap lingkungan latihan yang diselenggarakan
dalam laboratorium micro – teaching.
 Pengadaan low-threat-situation untuk memudahkan calon guru/dosen
mempelajari keterampilan mengajar.
 Penyediaan low-risk-situation yang memungkinkan siswa berpartisipasi aktif
dalam pengajaran,

11
 Penyediaan kesempatan latihan ulang dan pengaturan distribusi latihan dalam
jangka waktu tertentu.

3.2 Saran
Mengingat tugas utama guru adalah untuk membelajarkan siswa. Adapun tugas
membelajarkan itu sangat komplek dan senantiasa mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi maupun seni. Untuk menguasai tugas yang
komplek itu, dan agar dapat menyesuaikan dengan tuntutan pembelajaran yang semakin
berkembang, maka bagi mahasiswa calon guru maupun para guru harus mempersiapkan diri
dan selalu melatih kemampuan mengajarnya, antara lain melalui suatu pendekatan
pembelajaran yang disederhanakan, dalam hal ini yaitu melalui pendekatan pembelajaran
mikro (Micro Teaching).

12
DAFTAR PUSTAKA

https://ismail6033.blogspot.com/2018/01/makalah-kompetensi-guru.html
http://muhtarasngari.blogspot.com/2016/10/kompetensi-guru.html
https://catarts.wordpress.com/2012/04/16/konsep-pengajaran-micro-teaching/
A Hasan Saragih. 2008. Kompetensi Minimal Seorang Guru Dalam Mengajar. Jurnal
Tabularasa PPS Unimed. Vol 5 (1) : 23-34.
Agus Dudung. 2018. Kompetensi Profesional Guru (Suatu Studi Meta-Analysis Desertasi
Pascasarjana UNJ). JKKP : Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan. Vol 5 (1) : 9-
19.
Arifmiboy. 2019. Micro-Teaching Model Tadaluring. Jawa Timur : WadeGroup.

13

Anda mungkin juga menyukai