Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

Disusun oleh :

Nama : Silvia Maharani

Npm : 032001201

Kelas / Prodi : J / PGSD

Mata Kuliah : Pendidikan Kepramukaan

Semester : Enam (6)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH BUTON

BAUBAU

2023

BAB II
PENBAHASAN
A. Definisi Kepramukaan
“Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi;
Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong
Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.Sedangkan yang dimaksud
“kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur,
terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan
dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan
budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa
Indonesia.
B. Sejarah Kepramukaan di Dunia dan di Indonesia
1. Sejarah Kepramukaan di Dunia
Gerakan kepanduan atau pramuka pada awalnya muncul di Inggris yang
diprakarsai oleh Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau yang biasa kita
kenal sebagai Sir Robert Baden Powell yang merupakan Bapak Pramuka
Dunia.Pramuka dunia didirikan pada tanggal 25 Juli 1907, yang saat itu
Robert Baden Powell menjabat sebagai Letnan Jenderal militer Inggris
mengadakan perkemahan.Diketahui sejak kecil, Robert Baden Powell
menaruh perhatian pada alam dan sangat suka menjelajah hutan yang ada di
sekitar sekolahnya. Ketika dia bekerja sebagai seorang perwira militer dan
ditugaskan ke berbagai peperangan, ia ditugaskan untuk memimpin
kepanduan.Setelah perang, Robert Baden Powell mengelola Aids to Scouting
bagi anggota muda dan mengadakan kegiatan perkemahan selama 8 hari di
Pulau Brownsea. Pulau Brownsea merupakan pulau terbesar di pelabuhan
Poole, Dorset, Inggris.1 tahun setelah perkemahan, Robert Baden Powell
menulis buku yang berjudul “Scouting for Boys” yang menceritakan tentang
prinsip dasar kepramukaan. Selain itu, Robert Baden Powell juga mendirikan
gerakan kepanduan yang hanya diikuti oleh laki-laki yaitu Scouting for Boys.
Buku panduan gerakan kepanduan ini karyanya menyebar ke seluruh dunia
dengan berbagai macam bahasa.Kepanduan yang semakin berkembang
membuat Robert Baden Powell membentuk Rover Scout yaitu organisasi yang
mewadahi pemuda yang telah berusia 17 tahun pada tahun 1918.
2. Sejarah Kepramukaan di Indonesia
Awal Organisasi Pramuka di Indonesia ditandai dengan munculnya
cabang milik Belanda dengan nama Nederlandesche Padvinders
Organisatie (NPO) pada 1912 yang kemudian berubah nama
menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIVP) pada 1916, di
tahun yang sma Mangkunegara VII membentuk Organisasi Kepanduan
pertama Indonesia dengan nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).
Lahirnya JPO memicu gerakan nasional lainnya untuk membuat organisasi
sejenis pada saat itu diantaranya Hizbul Wahton (HM) pada 1918, JJP (Jong
Java Padvinderij) pada 1923, Nationale Padvinders (NP), Nationaal
Indonesische Padvinderij (NATIPIJ), Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS) dan dan
penyatuan organisasi pandu diawali dengan lahirnya INPO (Indonesische
Padvinderij Organisatie) pada 1926 sebagai peleburan dua organisasi
kepanduan, Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) dan Jong Indonesische
Padvinderij Organisatie (JIPO).Melihat semakin banyaknya organisasi
pramuka milik Indonesia, Belanda melarang organisasi kepramukaan di luar
milik Belanda mengguakan istilah Padvinder. Oleh karena itu K.H Agus Salim
memperkenalkan istilah “Pandu” atau “Kepanduan” untuk organisasi
Kepramukaan milik Indonesia. Pada 23 Mei 1928 muncul PAPI (Persaudaraan
Antar Pandu Indonesia) yang anggotanya terdiri dari INPO, SIAP, NATIPIJ,
PPS. Setelah kemerdekaan lahirlah kepanduan yang bersifat nasional yaitu
Pandu Rakyat Indonesia pada 28 Desember 1945. Dalam perjalanan
sejarahnya organisasi kepanduan yang jumlahnya ratusan dibagi menjadi
beberapa federasi, menyadari adanya kelemahan dari beberapa federasi
tersebut maka dibentuklah PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia),
namun juga terkendala karena kurangnya kekompakan antara anggota yang
tergabung didalamnya.
Pada 1960 pemerintah dan MPRS berupaya untuk membenahi
organisasi kepramukaan di Indonesia, sebagai tindak lanjut upaya tersebut
pada 9 Maret 1961 Preseiden Soekarno mngumpulkan tokoh-tokoh dari
gerakan kepramukaan indonesia, presiden mengatakan bahwa organisasi
kepanduan yang ada harus diperbaharui, aktivitas pendidikan haruslah diganti
dan seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu dengah nama
Pramuka. Dalam kesempatan ini juga Presiden membentuk panitia
pembentukan gerakan Pramuka yang tediri dari Sultan Hamengkubuwono XI,
Prof. Prijono. Dr. A. Aziz Saleh serta Achmadi. Peristiwa ini kemudian
dikenal dengan Hari Tunas Gerakan Pramuka. Buah hasil kerja panitia
tersebut yaitu dikeluarkannya lampiran keputusan Presiden nomor 238 tahun
1961 pada 20 Mei 1961 tentang gerakan Pramuka, maka peristiwa ini disebut
sebagai Hari permulaan Tahun kerja. Pada 30 Juli 1961 bertempat di Istora
Senayan, seluruh tokoh–tokoh kepanduan indonesia menyatakan
menggabungkan diri dengan orgnaisasi gerakan Pramuka, dan hari bersejarah
ini disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka. Pada 14 Agustus 1961
dilakukan MAPINAS (Majelis Pimpinan Nasional) yang diketuai oleh Preiden
Soekarno, wakil ketua I Sultan Hamengkubuwono XI dan wakil ketua II
Brigjen TNI Dr. A. Azis Saleh. Ditandai dengan penyerahan panji-panji
pramuka oleh Presiden Soekarno kepada tokoh-tokoh pramuka dihadiri oleh
ribuan anggota pramuka unuk memperkenalkan gerakan Pramuka kepada
Masyarakat, maka peristiwa ini dikenal sebagai hari lahir Pramuka yang
sampai saat ini masih diperingati.
C. Tri Satya
Trisatya Pramuka adalah kode kehormatan bagi anggota Gerakan Pramuka di
Indonesia. Terdiri dari 3 janji yaitu menjalankan kewajiban terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, sesama hidup dan
masyarakat, serta Darma Pramuka.Adapun isi Tri Satya yaitu “ Demi kehormatanku,
aku berjanji akan bersungguh-sungguh: Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan,
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila. Menolong sesama
hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat. Menepati dasa dharma.”
D. Dwi Darma (siaga)
Kode kehormatan Pramuka siaga terdiri dari Dwi Satya dan Dwi Dharma.
Secara etimologi, Dwi Satya berartu dua janji sedangkan Dwi Dharma adalah dua
ketentuan moral.Adapun bunyi Dwi darma yaitu :

1. Siaga berbakti pada ayah dan ibundanya.


2. Siaga berani dan enggak putus asa
E. Dasa Dharma

Dasa Darma terdiri dari dua kata, yaitu “dasa” yang berarti sepuluh dan “darma” yang
berarti perbuatan baik dan mulia. Oleh karena itu, Dasa Darma bisa diterjemahkan sebagai
sepuluh tindakan baik dan mulia yang harus dipahami dan diamalkan oleh setiap anggota
Pramuka dalam aktivitas mereka. Isi Dasa Darma PramukaPramuka yaitu :
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

3. Patriot yang sopan dan ksatria

4. Patuh dan suka bermusyawarah

5. Rela menolong dan tabah

6. Rajin, terampil dan gembira

7. Hemat, cermat dan bersahaja

8. Disiplin, berani dan setia

9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya

10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Anda mungkin juga menyukai