Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pramuka
Pada tahun 1908 Mayoor jendral Robert Boden Powell dari Inggis
melancarkan suatu gagsan tentang pendidikan di luar sekolah untuk anak-anak
inggris, dengan tujuan supaya merekan menjadi manusian Inggris, Warga Inggris
dan anggota masyarakat Inggris yang baik, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
kerajaan Inggris Raya ketika itu. Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan
menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama
Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa keIndonesia dan didirikan
organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland
Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Oleh

pemimpin-pemimpin

gerakan

nasional

dibentuk

organisasi

kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi
kader pergerakan nasional. Sehingga muncul bermacam-macam organisasi
kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java
Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam
Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).
Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah
Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan.
Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka
pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS
(Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa
Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar
Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.

Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh


Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.
Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat
Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi
kepanduan.
Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi
kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan
Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu
Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia)
Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi satu
dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).
Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih
lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak
komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara
komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan
dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan
Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei
1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno
sedang berkunjung ke Jepang.
Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan
sebagai

satu-satunya

badan

di

wilayah Indonesia yang

diperkenankan

menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang


menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaannya.
2.2 Serangkaian Peristiwa Kelahiran Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan
yaitu :
1

Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan


yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada

tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut


sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA.
2 Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20
Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka
sebagai

satu-satunya

organisasi

kepanduan

yang

ditugaskan

menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda


Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang
dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan
Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari
Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti
khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan
ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN
TAHUN KERJA.
3 Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan
ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan
di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
4 Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti
defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului
dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya
ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
2.3 Perkenalan Gerakan Pramuka
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada
peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal
oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada
pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini
dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.
Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil

angka keramat 17-8-45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di


antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.
Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI
No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi
70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota
Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua
dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua
Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat
Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga
di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan
Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan
defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.
Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas,
Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda
penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional
Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir
Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.
Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan
sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan
anggota Gerakan Pramuka. Perkumpulan Pandu / Kepanduan di Indonesia adalah
jelmaan dari organisasi Padvinder / Padvinderij dari organisasi yang sama di
negeri Belanda sedangkan Panvincer / Panvinderij merupakan jelmaan Boy
Scout / Scouting yang di Inggris berdasarkan buku Scouting for Boys karangan
Baden Powell.
Oleh orang Belanda S.P Smidth, di Batavia (Jakarta) dibentuk Padvinder
untuk anak-anak orang Belanda dengan nama Nederlands Indesche Padvinderij
Vereniging (NIPV) pada tahun 1912. Antara tahun 1912 1916 di Solo Pangeran

Mangkunegoro IV membentuk Javasche Padvinderij Organisatie (JPO) untuk


anak-anak kerabat Mangkunegoro, inilah organisasi pandu pertama Indonesia.
Pendirian JPO ini membuat para remaja dan pemuda daerah lain tertarik
mendirikan organisasi kepanduan. Yang pada waktu itu dianggap sebagai salah
satu cara perjuangan dalam usaha mencapai kemerdekaan. Mulailah berdiri
organisasi serupa seperti Hisbullah Wathan Padvinderij (HW) dibawah organisasi
Muhammadiah, Serikat Islam Afdeling Padvinderij (SIAP) dibawah partai Serikat
Islam, Suryawirawan Padvinderij dibawah Taman Siswa, Jong Java Padvinderij
(JJP), Nationalle Islamitische Padvinderij (NATIVIJ) dan sebagainya.
Tonggak kebangkitan bangsa Indonesia adalah berdirinya organisasi Boedi
Oetomo 20 Mei 1908, lalu peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang
menjiwai Gerakan Kepanduan Nasinal kita semakin bergerak maju.Walaupun
mengadopsi ajaran Badaen Powell, Padvinder di Jawa tidak sama dengan
Padvinder Belanda dan Boy Scout di Inggris,. Organisasi di Inggris dan Belanda
di samping melatih pesertanya / anggotanya untuk membangun persaudaraan dan
mengajarkan keterampilan juga menanamkan kesadaran berbakti terhadap Raja,
sedangkan Padvinder Jawa menanamkan kesadaran berbangsa dalam rangka
perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Karena adanya program perjuangan kemerdekaan, maka pemerintah
Hindia Belanda melarang menggunakan istilah Padvinder sebagai organisasi
kepanduan kita dan membubarkannya bagi yang bernaung sibawah partai politik ,
organisasi kemasyarakatan, dan tidak bolah melakukan kegiatan. Adanya larangan
tersebut untuk menggunakan istilah padvinder, maka dengan cerdik KH AGUS
SALIM menciptakan istilah PANDU dimana organisasi tersebut dikemukakan
pertama kali dalam Kongres SIAP tahun 1908 di Kota Banjarnegara, Banyumas,
Jateng (Sehingga KH Agus Salim dikenal sebagai Bapak Pandu Indonesia )
Dengan meningkatnya kesadaran nasional Indonesia maka timbullah niat
menggerakan persatuan organisasi kepanduan. Pada tahun 1930 dengan adanya
INPO ( Indonesische Padvinders Organizatie ), PK ( Pandu Kesultanan ), PPS
( Pandu Pemuda Sumatera ),menjadi satu organisasi yaituKBI ( Kepanduan
Bangsa Indonesia ) .

Pandu Indonesia pertama kali mengikuti Jambore Dunia V di


Volegenzang, Belanda di tahun 1937 (Pandu Hindia Belanda). Kemudian tahun
1931 terbentuk pula sebuah federasi yang menamakan Persatuan antar PanduPandu Indonesia

(PAPS)

yang kemudian berubah menjadi Badan Pusat

Persatuan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938.


Selain sebagai organisasi kader pandu dan kepanduan dapat juga
dipandang sebagai organisasi kependidikan yang menyelenggarakan pendidikan
di luar sekolah dan di luar keluarga yang dalam undang-undang pendidikan di
sebut Pendidikan Non Formal , sehingga lengkaplah misi kepanduan menjadi
tiga, yaitu:
1)

Membangun persaudaraan

2)

Melatih keterampilan

3)

Menanamkan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk merebut

kemerdekaan
Adanya

tiga

misi

tersebut

pemerintah

Hindia

Belanda

merasa

kedudukannya akan terancam, oleh karena itu pandu dan kepanduan senantiasa di
awasi sampai masuknya Jepang ke Indonesia.
Pada masa pendudukan Jepang organisasi ini dilarang dan mereka
membentuk Seinedang dan Keibodang sebagai wadah kegiatan pemuda / pelajar
di luar sekolah. Namun jiwa pandu dengan selogan Sekali Pandu Tetap Pandu .
Oleh karena itu 4 bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan, tanggal 28 Desember
1945 di Solo berdiri Pandu Rakyat Indonesia, sebagai satu-satunya organisasi
kepanduan di wilayah Negera Republik Indonesia. Tetapi setelah parpol dan
ormas lahir maka banyak pandu dan kepanduan yang bernaung dibawahnya.
Sehingga sampai dengan tahun 1959 tercatat 100 organisasi pandu. Upaya untuk
mempersatukan pemuda-pemuda tersebut hanya berhasil terbentuknya IPINDO
(Ikatan Pandu Indonesia) tanggal 12 September 1951, POPPINDO ( Perhimpunan
Organisasi Pandu Putri Indonesia) yang terbentuk tahun 1954 dan PKPI
(Persatuan Kepanduan Putri Indonesia). Tahun 1951 IPINDO menyelenggarakan
Jamnas I di Pasar Minggu Jakarta.
Adanya

perpecahan

organisasi

pemuda

tersebut

menimbulkan

kekhawatiran masyarakat akan terjadinya perselisihan dikalangan generasi muda,

maka

ke

tiga

federasi

diatas

melebur

menjadi

satu

menjadiPERKINDO ( Persatuan Kepanduan Indonesia ), tetapi hanya 60


organisasi pandu saja yang bergabung dari 100 organisasi yang ada.
Di dalam faederasi tersebut sebagian 60 organisasi anggota Perkindo
terutama yang sebagai Underbow Orsospol atau ormas tetap berhadap-hadapan
berlawanan satu dengan yang lain, sehingga tetap terasa lemahnya gerakan
kepanduan Indonesia. Kelamahan ini ingin dimanfaatkan oleh pihak komunis
sebagai alasan untuk memaksan gerakan kepanduan di Indonesia menjadi gerakan
pioneer muda seperti di negara-negara komunis.
Atas dasar kekhawatiran tersebut MPRS mengeluarkan Surat Keputusan
Nomor : IX/MPRS/1959 antara lain menetapkan agar organisasi kepanduan di
Indonesia diperhatikan. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut tanggal 9 Maret
1961 Bung Karno berpidato di Istana Merdeka meminta agar kepanduan di
Indonesia dibebaskan dari paham Baden Powellisme dan untuk itu perlu dibentuk
organisasi baru dengan nama PRAMUKA (Praja Muda Karana) untuk tugas
tersebut dengan Kepres RI Nomor 121 tahun 1961 dibentuk Panitia Pembentukan
Pramuka yang terdiri dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Dr. A. Azis Saleh,
Prof. Dr.Priyono, Ahmadi kemudian ditambah dengan Mulyadi Joyomartono.
Masyarakat awam banyak tidak mengetahui pada saaat pembentukannya
telah terjadi Perebutan antara kelompok Sosialis di bawah pimpinan
Prof. Dr.Priyono dengan kelompok Pancasila dibawah pimpinan Sri Sultan
Hamengkubuwono IX, yang akhirnya dimenangkan oleh kelompok Pancasila
dengan dikeluarkanya Kepres RI nomor : 238 tahun 1961 tanggal 20 Mei
1961 tentang pembentukan Pramuka bukan Pioneer muda yang diperjuangkan
kelompok sosialis / komunis. Kepres RI tersebut ditandatangani oleh Ir. H.
Djuanda selaku Pjs. Presiden , karena saat itu Bung Karno sedang berada di luar
negeri.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki
arti rakyat muda yang suka berkarya. Berawal dari gagasan yang sangat
cemerlang dari Mayoor Jenderal Robert Powell sebagai pencetus organisasi di
luar sekolah yang sekarang sudah di kenal sebagai kegiatan Pramuka melalui
berbagai proses dalam jangka waktu yang lama, akhirnya terbentuk Dan kemudian
berkembang hingga membentuk sejarah pramuka..
3.2 Saran
Hendaknya Mahaiswa mau pempelajari sejarah pramuka agar bias mengetahau
bagaimana

pramuka itu terbentuk, dan agar kita bisas membagi ilmu kepada

teman dan masyarakat khususnya para pelajar baik itu di tingkat SD,SMP.SMA,
maupun perguruan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai