Anda di halaman 1dari 15

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar

dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dimulai Sejak hari

Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 1908 (hari berdirinya Budi Utomo), yang

merupakan Puncak Pertama Perjuangan kesadaran, rasa kesatuan bangsa diantara

putra-putri Indonesia menunjukkan bentuk yang nyata menuju kemerdekaan

Indonesia. Berkembangnya pendidikan kepramukaan yang dulunya disebut

kepanduan merupakan tolok ukur munculnya berbagai organisasi-organisasi

kepemudaan lainnya.

Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang

Nederlandse Padvinders Organisatie (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat

pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti

nama menjadi Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) pada tahun

1916. Sedangkan organisasi Kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia

adalah Javaanse Padvinders Organisatie berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara

VII pada tahun 1916. 1

Kenyataan bahwa kepanduan itu sejalan dengan pergerakan nasional, seperti

tersebut di atas dapat diperhatikan pada adanya Padvinder Muhammadiyah dan

berganti nama menjadi Hisbul Wathon (HW), Nationale Padvinderij yang

1
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 75 tahun kepanduan dan kepramukaan, Jakarta,
1987, h. 1

SKRIPSI
Status Keanggotaan Warga Negara Asing Dalam Gerakan Pramuka Ditinjau Dari Peraturan Perundang-undangan
Yosvita Prasetyaningtyas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
2

didirikan oleh Budi Utomo, Syarikat Islam mendirikan Syarikat Islam Afdeling

Padvinderij yang kemudian diganti menjadi Syarikat Islam Afdeling Pandu dan

lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ)

didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders

Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.

Hasrat bersatu bagi organisasi kepanduan Indonesia waktu itu tampak mulai

dengan terbentuknya PAPI yaitu Persaudaraan Antara Pandu Indonesia

merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada

tanggal 23 Mei 1928. Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya

fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang

dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders (JJP)/ Pandu Kebangsaan (PK),

INPO dan PPS. PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan

Kepanduan Indonesia (BPPKI) yang diresmikan pada bulan April 1938. 2

Antara tahun 1928-1935 bermunculan gerakan kepanduan Indonesia baik

yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. Kepanduan yang

bernafas kebangsaan antara lain Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie

Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan

Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama antara lain

Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII),

Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas

Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI). 3

2
Ibid, h. 2
3
Ibid.

SKRIPSI
Status Keanggotaan Warga Negara Asing Dalam Gerakan Pramuka Ditinjau Dari Peraturan Perundang-undangan
Yosvita Prasetyaningtyas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
3

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa

tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk

Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan

pembentukan satu wadah organisasi kepanduan untuk seluruh bangsa Indonesia

dan segera mengadakan Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia. Kongres

dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil

terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap

pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan janji ikatan sakti, lalu pemerintah RI

mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditetapkan dengan

Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A,

tertanggal 1 Februari 1947. Saat-saat inilah kepanduan Indonesia golongan putri

mulai berkembang. 4

Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta

merupakan pengabdian bagi para anggota pergerakan kepanduan di Indonesia.

Pada waktu berakhirnya periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan

mempertahakan kemerdekaan itu, Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres

II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950. Kongres ini antara lain

memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada

golongan khusus untuk menghidupkan kembali bekas organisasinya masing-

masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan

lagi satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia dengan Keputusan Menteri

PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan

4
Ibid, h. 3

SKRIPSI
Status Keanggotaan Warga Negara Asing Dalam Gerakan Pramuka Ditinjau Dari Peraturan Perundang-undangan
Yosvita Prasetyaningtyas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
4

pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah

kepramukaan di Indonesia dan keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari

1947 itu berakhir.

Ikatan Pandu Indonesia segera mengambil prakarsa mengadakan beberapa

kali pertemuan secara berkala dalam tahun 1960. Sri Sultan Hamengkubuwono IX

diangkat menjadi Bapak Pandu. Kemudian Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga baru disahkan. Ikatan Pandu Indonesia, POPPINDO dan PKPI melebur

dalam federasi baru PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia) yang

pimpinan hariannya adalah adalah Sri Sultan Hamengkubowon IX selaku Bapak

Pandu.

Pada tahun yang sama, munculah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960,

tanggal 3 Desember 1960 tentang Rencana Pembangunan Nasional Semesta

Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330 C yang menyatakan

bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya

penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya

diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka

(Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord

Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya.

Karena itulah Presiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 yang bertempat di

Istana Negara mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan

Indonesia. Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus

diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikannya harus diganti. Seluruh

SKRIPSI
Status Keanggotaan Warga Negara Asing Dalam Gerakan Pramuka Ditinjau Dari Peraturan Perundang-undangan
Yosvita Prasetyaningtyas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
5

organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka.

Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono

IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan

Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa Achmadi.

Akhirnya, realisasi dari pertemuan tersebut yaitu dikeluarkannya Keputusan

Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961 tentang Panitia Pembantu

Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti

yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Di bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun

1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka.

Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono,

Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia

inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai

Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961

tentang Gerakan Pramuka. Akhirnya, pada tahun 1961 inilah Presiden Republik

Indonesia memutuskan untuk meleburkan semua kepanduan Indonesia kedalam

satu organisasi baru yang diberi nama Gerakan Pramuka.

Lahirnya Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang

saling berkaitan yaitu :

1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan

pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di

Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa

ini kemudian disebut sebagai hari Tunas Gerakan Pramuka;

SKRIPSI
Status Keanggotaan Warga Negara Asing Dalam Gerakan Pramuka Ditinjau Dari Peraturan Perundang-undangan
Yosvita Prasetyaningtyas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
6

2. Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 itu juga menggariskan

agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan

Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu

Keppres RI No. 238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu

pengurus dan anggotanya;

3. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961

tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan

Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang

ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-

anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar

Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan

bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan

tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah Hari Kebangkitan Nasional,

namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan

tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa

ini kemudian disebut sebagai hari permulaan tahun kerja;

4. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang

dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan

Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30

Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai hari ikrar

Gerakan Pramuka;

5. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara,

diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat

SKRIPSI
Status Keanggotaan Warga Negara Asing Dalam Gerakan Pramuka Ditinjau Dari Peraturan Perundang-undangan
Yosvita Prasetyaningtyas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
7

yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan

Pramuka dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal 14 Agustus

1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai hari Pramuka.

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat

Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota

Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai

pembangunan dan defile di depan Presiden. Peristiwa tanggal 14 Agustus 1961 ini

sebagai perkenalan Gerakan Pramuka kepada masyarakat dan kemudian dijadikan

sebagai hari Pramuka yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan

anggota Gerakan Pramuka.

Pendirian Gerakan Pramuka merupakan sebuah mega proyek dari Bung

Karno dalam pembentukan Nation Building atau proyek cinta tanah air agar para

pemuda pemudi Indonesia mencintai tanah air Indonesia. Proyek nation building

ini diadopsi dari beberapa negara-negara sosialis seperti Uni Soviet dan Korea

Selatan yang dikenal sebagai Young Pioneer atau jika diartikan dalam bahasa

Indonesia berarti Pramuka yang memiliki tugas dan fungsi utama pembentukan

cinta tanah air para pemuda. Kemudian, untuk menyeimbangkan hal itu Bung

Karno juga mengadopsi bagaimana pola pembinaan pada Scout yang didirikan

oleh BP. 5

Lagu Hymne Pramuka mempertegas bahwa sebenarnya tugas pokok dan

fungsi utama Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan terhadap

anak-anak untuk semakin cinta tanah air dan ikut serta dalam pembangunan

5
Wawancara dengan pembina UKM Pramuka, Gedung Psikologi Universitas
Airlangga, 2 Juli 2012

SKRIPSI
Status Keanggotaan Warga Negara Asing Dalam Gerakan Pramuka Ditinjau Dari Peraturan Perundang-undangan
Yosvita Prasetyaningtyas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
8

bangsa. Fungsi utama ini terlihat dengan banyaknya kiasan-kiasan yang dipakai

dalam Gerakan Pramuka yang melambangkan semangat kebangsaan. Penggunaan

bendera merah putih sebagai kacu leher bukan sebagai scraft biasa seperti yang

dimiliki oleh organisasi-organisasi kepanduan lain di dunia menjadikan

kebanggaan tersendiri oleh orang yang memakainya. 6

Pada tanggal 24 November 2010 disahkannya Undang-undang No. 12

Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka merupakan upaya pemerintah untuk lebih

meningkatkan kinerja Gerakan Pramuka sebagai salah satu organisasi

kepemudaan yang menjadikan para pemuda Indonesia berkarakter dan

berpancasila. Dalam penjelasan undang-undang ini berisi salah satu tujuan

bernegara yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut yang

mendasari Gerakan Pramuka untuk terus aktif sebagai organisasi kepemudaan.

Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut dapat dilakukan melalui

pendidikan kepramukaan yang merupakan salah satu pendidikan nonformal yang

menjadi wadah pengembangan potensi diri serta memiliki akhlak mulia,

pengendalian diri, dan kecakapan hidup untuk melahirkan kader penerus

perjuangan bangsa dan negara. Di samping itu, pendidikan kepramukaan yang

diselenggarakan oleh organisasi Gerakan Pramuka merupakan wadah pemenuhan

hak warga negara untuk berserikat dan mendapatkan pendidikan sebagaimana

tercantum dalam Pasal 28, Pasal 28C, dan Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

6
Ibid.

SKRIPSI
Status Keanggotaan Warga Negara Asing Dalam Gerakan Pramuka Ditinjau Dari Peraturan Perundang-undangan
Yosvita Prasetyaningtyas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
9

Sesuai dengan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik

Indonesia Nomor : IV/MPR/1978 tentang garis-garis besar haluan negara bahwa

Gerakan Pramuka merupakan salah satu wadah pembinaan generasi muda yang

perlu dikembangkan, maka perlu diusahakan adanya Gugusdepan Pramuka di

kampus perguruan tinggi yang memberi kesempatan kepada para remaja dan

pemuda di dalam dan disekeliling kampus yang berminat dan bersedia mengikuti

kegiatan Pramuka. Salah satu usaha untuk mendirikan dan mengembangkan

Gugusdepan Pramuka di perguruan tinggi ini dengan diterbitkan keputusan

bersama antara direktur jendral pendidikan tinggi dengan Ketua Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka No 047/DJ/KEP/1981 dan No 021 Tahun 1981 tertanggal 11

Februari 1981.

Minat untuk mengadakan pembinaan dan pengembangan pendidikan

kepramukaan Gugusdepan yang berpangkalan di kampus perguruan tinggi

khususnya Universitas Airlangga, beberapa mahasiswa berusaha merintis ke arah

terbentuknya Gugusdepan Pramuka. Rencana pembentukan Gugusdepan Pramuka

yang berpangkalan di kampus Universitas Airlangga itu diprakarsai oleh Yulia

Tasnim (018010978), Nirawan Putranto (018111041), Suriansyah (068100602),

dan Rudi Yusdian (048111030) dalam suatu pertemuan yang tidak resmi dan

berlangsung pada tanggal 13 Juni 1985. Sejak pertemuan itu persiapan-persiapan

terus dilakukan hingga diadakannya pertemuan wakil mahasiswa dari beberapa

SKRIPSI
Status Keanggotaan Warga Negara Asing Dalam Gerakan Pramuka Ditinjau Dari Peraturan Perundang-undangan
Yosvita Prasetyaningtyas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
10

fakultas di Universitas Airlangga dengan Pembantu Rektor III Universitas

Airlangga, Drh Soesanto Prijosepoetro, pada tangga 3 Juli 1985. 7

Pada tanggal 7, 8 dan 9 Febuari 1986 diadakan musyawarah penegak -

pandega Gugusdepan persiapan Universitas Airlangga di Coban Rondo yang

membahas tentang penyususnan Dewan Racana untuk masa bakti 1986-1987.

Musyawarah tersebut juga membahas tentang rencana kerja ke depan untuk

kegiatan Gugusdepan selanjutnya. Serangkaian kegiatan ini dilakukan untuk

membentuk Gugusdepan Pramuka yang sesuai dengan surat keputusan kwartir

nasional Gerakan Pramuka nomor 054 tahun 1982 tentang petunjuk pelaksanan

pembinaan dan pengembangan Gugusdepan yang berpangkalan di kampus

perguruan tinggi.

Segala upaya telah dilakukan dengan Rahmat Tuhan YME, maka pada

tanggal 22 Febuari 1986 Gugusdepan Universitas Airlangga telah resmi menjadi

Gugusdepan Pramuka dengan nomor 623 untuk Gugusdepan Pramuka putra dan

nomor 622 untuk Gugusdepan Pramuka putri. Hal ini diputuskan dengan SK

Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Surabaya No/KPTS/C.1/1986.

Perkembangan Gerakan Pramuka mengalami pasang surut dan pada kurun

waktu tertentu kurang dirasakan penting oleh kaum muda. Akibatnya, pewarisan

nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Pancasila dalam pembentukan

kepribadian kaum muda yang merupakan inti dari pendidikan kepramukaan tidak

optimal. Pada waktu yang bersamaan dalam tatanan dunia global bangsa dan

negara membutuhkan kaum muda yang memiliki rasa cinta tanah air, kepribadian

7
Wawancara dengan alumni Pramuka Unair, Student Center Kampus C Universitas
Airlangga, 20 Mei 2012

SKRIPSI
Status Keanggotaan Warga Negara Asing Dalam Gerakan Pramuka Ditinjau Dari Peraturan Perundang-undangan
Yosvita Prasetyaningtyas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
11

yang kuat dan tangguh, rasa kesetiakawanan sosial, kejujuran, sikap toleransi,

kemampuan bekerja sama, rasa tanggung jawab, serta kedisiplinan untuk

membela dan membangun bangsa. Dengan menyadari permasalahan yang

digambarkan di atas, pada peringatan ulang tahun gerakan pramuka 14 Agustus

2006 dicanangkan revitalisasi gerakan pramuka. Momentum revitalisasi Gerakan

Pramuka tersebut dirasakan sangat penting dalam upaya pembangunan

kepribadian bangsa yang sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan sesuai

dengan tuntutan perubahan zaman.

Di dalam suatu organisasi terdapat beberapa organ yang mendukung tampuk

organisasi tersebut. Semua itu tak lepas dari anggota organisasi tersebut. Gerakan

Pramuka, sama halnya dengan organisasi lain mempunyai persyaratan khusus

untuk menjadi anggota. Anggota dari Gerakan Pramuka ini bersifat volunteer atau

yang biasa disebut relawan. Mengapa disebut relawan? Karena keanggotaannya

tidak bersifat memaksa melainkan sukarela. Karakter diri dan nilai-nilai pancasila

yang dituangkan dalam janji pramuka dan dharma pramuka (Tri Satya dan Dasa

Dharma) akan dimiliki dengan menjadi anggota Gerakan Pramuka dan mengikuti

kegiatan maupun jenjang pendidikannya.

Keanggotaan dalam Gerakan Pramuka diatur dalam Keputusan Presiden

Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Anggaran Dasar Gerakan

Pramuka jo Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun

2009 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Anggota Gerakan

Pramuka terdiri atas anggota biasa, anggota luar biasa dan anggota kehormatan.

Anggota biasa Gerakan Pramuka ini adalah Warga Negara Indonesia yang terdiri

SKRIPSI
Status Keanggotaan Warga Negara Asing Dalam Gerakan Pramuka Ditinjau Dari Peraturan Perundang-undangan
Yosvita Prasetyaningtyas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
12

atas anggota muda (yang berusia 7 tahun sampai dengan 25 tahun) dan anggota

dewasa (yang berusia diatas 26 tahun). Anggota Luar Biasa adalah Warga Negara

Asing yang menetap sementara waktu di Indonesia yang bergabung dan aktif

dalam kegiatan kepramukaan. Sedangkan yang dimaksud dengan anggota

kehormatan itu adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang telah berjasa

luar biasa kepada Gerakan Pramuka dan kepramukaan.

Dari sekilas pembahasan mengenai anggota Gerakan Pramuka diatas, ada

hal yang menarik untuk dibahas. Yakni tentang anggota luar biasa. Di Gerakan

Pramuka Universitas Airlangga terdapat anggota luar biasa seperti yang dijelaskan

diatas. Berdasarkan kasus ini, anggota luar biasa yang dimaksud adalah

mahasiswa Warga Negara Asing yang sedang kuliah di Universitas Airlangga dan

menjadi anggota Gerakan Pramuka Universitas Airlangga. Di dalam peraturan

yang berlaku, tidak ada penjelasan mengenai proses keanggotaan seorang Warga

Negara Asing. Namun, dalam aturan di Gerakan Pramuka Universitas Airlangga

disebutkan tata cara keanggotaan Warga Negara Asing tersebut.

1. 2. Isu Hukum

1. Kedudukan Warga Negara Asing di Indonesia

2. Hak Warga Negara Asing dalam Gerakan Pramuka di Universitas

Airlangga

1. 3. Metode

1. 3. 1. Tipe Penelitian

Skripsi ini merupakan penelitian hukum normatif yang bersifat preskriptif.

Berpijak atas dasar norma hukum yang berlaku dalam peraturan perundang-

SKRIPSI
Status Keanggotaan Warga Negara Asing Dalam Gerakan Pramuka Ditinjau Dari Peraturan Perundang-undangan
Yosvita Prasetyaningtyas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
13

undangan sebagai pedoman yuridis atas kekosongan hukum yang tidak diatur di

dalam peraturan perundang-undangan. Pijakan utama dilakukan dalam proses

pengembangan penelitian ini berdasarkan pada sejarah Gerakan Pramuka dan hak

asasi manusia sebagai mahasiswa Asing di Universitas Airlangga menurut para

ahli dan peraturan perundang-undangan.

1. 3. 2. Pendekatan Masalah

Penelitian pada skripsi ini juga dilakukan dengan cara pendekatan peraturan

perundang-undangan (statute approach) yaitu dengan menelaah segala

permasalahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

bersangkut paut dengan isu hukum yang dihadapi dengan mencari ratio logis dan

dasar ontologis lahirnya suatu perundang-undangan. 8 Bahkan ada beberapa

peraturan kebijakan yang diambil meskipun belum memiliki payung hukum yang

kuat tetapi dalam pelaksanaan di lapangan mampu menjawab permasalahan

keanggotaan Warga Negara Asing yang tidak mampu di jawab oleh peraturan

Perundang-undangan.

Agar penelitian yang dihasilkan berkualitas dan dapat

dipertanggungjawabkan, maka penelitian ini juga menggunakan pendekatan

konsep (conseptual approach). Pendekatan ini dilakukan dengan mempelajari dan

doktrin-doktrin yang berkembang dalam ilmu hukum sehingga menemukan ide-

ide yang melahirkan pengertian-pengertian hukum, konsep-konsep hukum, dan

asas-asas hukum terkait dengan isu yang dihadapi dan dijadikan sandaran dalam

8
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Inu Kencana, Jakarta, 2010, h. 96

SKRIPSI
Status Keanggotaan Warga Negara Asing Dalam Gerakan Pramuka Ditinjau Dari Peraturan Perundang-undangan
Yosvita Prasetyaningtyas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
14

membangun suatu argumentasi dalam memecahkan isu yang dihadapi. 9 Beberapa

pendapat juga diambil dengan cara wawancara dengan narasumber yang

berkompeten.

1. 3. 3. Bahan Sumber Hukum

Untuk memecahkan isu hukum dan sekaligus memberikan preskritif apa

yang seyogyanya, diperlukan sumber-sumber penelitian yang berupa bahan-bahan

hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder. 10 Bahan-bahan sumber hukum

tersebut antara lain :

a. Bahan Hukum Primer

Sumber bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat

autoritatif artinya mempunyai otoritas. 11 Bahan-bahan hukum primer

diambil dari Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan

keimigrasian, kependudukan, sistem pendidikan nasional, HAM, BHMN

untuk Unair dan Gerakan Pramuka. Ada juga Kebijakan Pejabat terkait

penyelesaian masalah kepramukaan.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan-bahan hukum sekunder diambil dari pendapat-pendapat hukum

yang terkait dengan keimigrasian, kependudukan, sistem pendidikan

nasional, HAM, BHMN untuk Unair dan Gerakan Pramuka di Indonesia

dari berbagai karya ilmiah baik yang dipublikasikan maupun tidak

9
Ibid, h. 137
10
Ibid., h. 141
11
Ibid.

SKRIPSI
Status Keanggotaan Warga Negara Asing Dalam Gerakan Pramuka Ditinjau Dari Peraturan Perundang-undangan
Yosvita Prasetyaningtyas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
15

dipublikasikan. Bahan tersebut berupa pendapat hukum yang berkaitan

dengan objek penulisan yang terdapat dalam buku-buku, majalah,

makalah, media massa, pidato, website, penelitian magang di instansi

terkait maupun dengan wawancara langsung. Karya ilmiah yang tidak

dipublikasikan diambil dari jurnal hukum, skripsi, tesis, dan desertasi.

SKRIPSI
Status Keanggotaan Warga Negara Asing Dalam Gerakan Pramuka Ditinjau Dari Peraturan Perundang-undangan
Yosvita Prasetyaningtyas

Anda mungkin juga menyukai