Anda di halaman 1dari 4

Pramuka Beserta Sejarah, Penemu & Makna

Lambang Pramuka – Lambang Pramuka adalah sebuah tanda pengenal organisasi kepanduan
nasional, Gerakan Pramuka. Lambang Pramuka ini bersifat tetap dan resmi sebagai identitas
Gerakan Pramuka Nasional Indonesia.
Lambang Gerakan Pramuka adalah sebuah bayangan (siluet) Tunas Kelapa. Lambang ini
diciptakan oleh salah seorang pembina pramuka pada tahun 1961, Soenardjo Atmodipoerwo.
Melalui lambang ini, terdapat cita-cita dan harapan untuk gerakan pramuka dan anggota gerakan
pramuka itu sendiri.
Kata ‘Pramuka’ merupakan singkatan dari Praja Muda Karana. Kata ini memiliki arti jiwa muda
yang suka berkarya.
Kata pramuka ini diambil oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang berasal dari kata
‘Poromuko’. Kata poromuko ini memiliki arti sebagai pasukan terdepan dalam perang.

Uang kuno 10000 rupiah sri sultan hamengku buwono IX tahun 1992

Organisasi ini pertama kali muncul berawal dari cabang Nederlandesche Padvinders


Organisatie (NPO) milik Belanda. Cabang NPO ini terbentuk pertama kali pada tahun 1912 di
Bandung.
Pada tahun 1916, NPO pun berubah nama menjadi Nederlands Indische
Padvinders Vereniging (NIPV). Masih pada tahun yang sama, Mangkunegara VII ikut
membentuk organisasi kepanduan pertama di Indonesia. Organisasi ini dia beri
nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).
Terbentuknya JPO oleh Mangkunegara ini kemudian memicu gerakan nasional lainnya guna
membentuk organisasi serupa. Organisasi yang muncul terinspirasi oleh JPO ini di antaranya,
kepanduan Hizbul Wathan (HW) pada tahun 1918, Jong Java Padcinderij (JJP) pada tahun
1923, National Padvinders (NP), Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS), National Indonesische
Padvinderij (NATIPIJ).

Setelah lahir banyaknya gerakan kepanduan, penggabungan organisasi pandu pun terjadi pada
tahun 1926. Hal ini diawali dengan lahirnya Indonesische Padvinderij Organisatie (INPO) yang
merupakan peleburan dua organisasi kepanduan, NPO dan JPO.
Karena banyaknya organisasi milik Indonesia yang lahir, Belanda pun melarang organisasi yang
berada di luar milik Belanda menggunakan nama Padvinder. Maka setelah itu, K.H. Agus Salim
memperkenalkan sebuah istilah, ‘Pandu’ atau ‘Kepanduan’ sebagai ciri organisasi kepramukaan
milik Indonesia.
Setelah memiliki nama sendiri, muncullah Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI) pada 23
Mei 1928. Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI) ini memiliki anggota yang terdiri dari
INPO, NATIPIJ, SIAP, dan PPS.
Setelah kemerdekaan, lahirlah sebuah kepanduan yang bersifat nasional. Kepanduan ini bernama
Pandu Rakyat Indonesia yang lahir pada 28 Desember 1945.
Dalam perjalanannya, organisasi kepanduan Indonesia yang jumlahnya ratusan itu pun akhirnya
dibagi menjadi beberapa federasi. Akan tetapi, setelah menyadari bahwa federasi tersebut
memiliki kelemahan, maka dibentuklah Persatuan Kepanduan Indonesia atau PERKINDO.
Kemudian pada tahun 1960, untuk membenahi organisasi kepanduan di Indonesia, pemerintah
dan MPRS pun mengumpulkan para tokoh dari masing-masing kepanduan. Hingga pada
akhirnya, pada 9 Maret 1961, rapat untuk kepanduan Indonesia pun terlaksana dan dipimpin
langsung oleh Presiden Soekarno.

Saat itu, Presiden Soekarno menyampaikan bahwa organisasi kepanduan yang ada di Indonesia
harus diperbaharui. Selain itu, aktivitas pendidikan harus diganti dan seluruh organisasi
kepanduan harus dilebur menjadi satu dengan nama Pramuka.
Setelah usulan tersebut tercetus, Presiden Soekarno pun membentuk panitia guna pembentukan
gerakan Pramuka. Panitia ini terdiri dari Sultan Hamengkubuwono IX, Brigjen TNI DR. A. Aziz
Salah, Prof. Prijono, dan Achmadi.peristiwa ini pun kemudian dikenal dengan Hari Tunas
Gerakan Pramuka karena menjadi dasar terbentuknya gerakan pramuka di Indonesia.
Hasil kerja dari panitia tersebut pun melahirkan sebuah keputusan yang disebut lampiran
Keputusan Presiden Nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. Peristiwa yang terjadi
pada 20 Mei 1961 ini pun dikenal dengan sebutan Hari Permulaan Tahun Kerja.
Beberapa hari setelah itu, tepatnya pada 20 Juli 1961, seluruh tokoh kepanduan Indonesia pun
berkumpul di Istora Senayan. Mereka pun menggabungkan diri dengan organisasi kepanduan
nasional, Gerakan Pramuka Indonesia. Hari yang bersejarah ini pun diperingati sebagai Hari
Ikrar Gerakan Pramuka.
Setelah ikrar pramuka dilakukan, pada 14 Agustus 1961, dilakukanlah Majelis Pimpinan
Nasional (MAPINAS). Kegiatan ini diketuai langsung oleh Presiden Soekarno dengan Sultan
Hamengkubuwono IX sebagai wakil ketua I, dan Brigjend TNI Dr. A. Aziz Ssaleh selaku wakil
ketua II.
Kegiatan ini pun dimulai dan ditandai dengan penyerahan panji Pramuka oleh Presiden Soekarno
kepada para tokoh Pramuka. Acara ini pun dihadiri oleh ribuan anggota pramuka untuk
memperkenalkan gerakan pramuka kepada masyarakat. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai
Hari Lahir Pramuka.

Anda mungkin juga menyukai