INDONESIA GERAKAN KEPANDUAN ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA
• Gerakan kepanduan diadaptasi di negeri Belanda dengan nama
Padvinder. • Pada tahun 1914, beberapa perkumpulan kepanduan Belanda yang didirikan di Indonesia bergabung dalam NIPV (Netherland Indische Padvinder Vereniging, yang artinya Persatuan Pandu- Pandu Belanda), namun organisasi ini hanya dikhususkan bagi para anak Belanda. • Para tokoh pergerakan nasional Indonesia merasa tertarik dengan gagasan Baden Powell sehingga dibentuklah organisasi-organisasi kepanduan pribumi dengan tujuan salah satu organisasi kepramukaan di masa penjajahan. • Saat itu terdapat ratusan organisasi kepanduan pribumi, antara lain JPO (Javananse Padvinders Organizatie) yang didirikan pada tahun 1916 atas inisiatif SP Mangkunegara VII di Solo. JPO merupakan organisasi kepanduan nasional yang pertama. • Javananse Padvinders Organizatie (Solo) • Hizbul Wathan (Muhammadiyah) • Wira Tamtama (Sarikat Islam) • Nationale Padvinderij (Boedi Oetomo) • Jong Java Padvinderij (Jong Java) • Nationale Padvinderij Organisatie (Bandung) • National Islamietische Padvinderij (Jong Islamieten Bond) • Sarikat Islam Afdeling Padvinderij (pecahan Wira Tamtama) • Pandu Kebangsaan (pecahan Jong Java) • Jong Indonesia Padvinders Organisatie (gabungan NPO dan JPO) • Pandu Indonesia (pecahan JIPO) • Melihat begitu banyaknya perkumpulan kepramukaan yang dibentuk pribumi, akhirnya Belanda melarang organisasi kepramukaan di luar milik Belanda menggunakan istilah Padvinder. salah satu tokoh pergerakan nasional, yaitu KH. Agus Salim berpikir mencari nama untuk mengganti nama Padvinder menjadi “Pandu” dan “Kepanduan”. • Para tokoh pergerakan nasional menganjurkan agar segera didirikan organisasi kepanduan nasional dalam sebuah payung. Pada tahun 1929 dibentuk Persaudaraan (Persatuan) antara Pandu-Pandu Indonesia (PAPI). • Pada tanggal 13 September 1930 diresmikan kepanduan baru dengan nama “Kepanduan Bangsa Indonesia” disingkat KBI. Untuk memperlihatkan corak haluannya, para KBI memakai setangan leher “merah-putih” dan berpanji merah putih pula. • Pada tanggal 30 April 1938 KBI, SIAP, HW, dan NITIPIJ melakukan konferensi bersama, sehingga terbentuk Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI). KEPANDUAN ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG
• Pada zaman penjajahan Jepang partai dan organisasi rakyat Indonesia,
termasuk gerakan kepanduan, dilarang berdiri. • Pada tanggal 6 Februari 1943 berbagai perkumpulan kepanduan yang telah dibubarkan berhasil mengadakan PERKINDO 11 di Jakarta. Tetapi ternyata pemerintah militer Jepang sudah mempunyai maksud tertentu, Gerakan Kepanduan Indonesia tidak boleh dilangsungkan, dan sebagai gantinya anak-anak dan pemuda Indonesia dimasukkan dalam gerakan “Keibodan dan Seinendan”. KEPANDUAN PADA AWAL KEMERDEKAAN • Setelah masa kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang bersifat nasional, yang terbentuk melalui kongres pada tanggal 27-29 Desember di Solo. • Pada tanggal 28 Desember 1945 dideklarasikan Pandu Rakyat Indonesia di Solo. • Pada tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) se • Pada 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota kepanduan sedunia. • Januari 1957 IPINDO menyelenggarakan seminar di Tugu, Bogor sebagai upaya menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepanduan. • Pada bulan November 1958, Pemerintah RI melalui Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik “Penasionalan Kepanduan”. KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA • 9 Maret 1961 Presiden Soekarno mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbarui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. • Presiden Soekarno menunjuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang terdiri dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Profesor Prijono, Dr. A. Azis Saleh, dan Achmadi. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA. • Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA. • Pada tanggal 30 Juli 1961, bertempat di Istora Senayan tokoh-tokoh organisasi kepanduan di Indonesia menyatakan dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA. • Pada tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan Pelantikan Mapinas (Majelis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, dilanjutkan penganugerahan Panji-panji Kepramukaan dan defile Pramuka untuk memperkenalkan Pramuka kepada masyarakat yang diikuti oleh sekitar 10.000 Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA yang diperingati hingga sekarang.