Pada 1960 pemerintah dan MPRS berupaya untuk membenahi organisasi kepramukaan di
Indonesia, sebagai tindak lanjut upaya tersebut pada 9 Maret 1961 Preseiden Soekarno
mngumpulkan tokoh-tokoh dari gerakan kepramukaan indonesia, presiden mengatakan
bahwa organisasi kepanduan yang ada harus diperbaharui, aktivitas pendidikan haruslah
diganti dan seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu dengah nama
Pramuka. Dalam kesempatan ini juga Presiden membentuk panitia pembentukan gerakan
Pramuka yang tediri dari Sultan Hamengkubuwono XI, Prof. Prijono. Dr. A. Aziz Saleh serta
Achmadi. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Hari Tunas Gerakan Pramuka.
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka
Sri Sultan Hamengkubuwono IX menerima panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno
pada 14 Agustus 1961
(Foto: Koleksi Museum Sumpah Pemuda)
Buah hasil kerja panitia tersebut yaitu dikeluarkannya lampiran keputusan Presiden nomor
238 tahun 1961 pada 20 Mei 1961 tentang gerakan Pramuka, maka peristiwa ini disebut
sebagai Hari permulaan Tahun kerja. Pada 30 Juli 1961 bertempat di Istora Senayan,
seluruh tokoh–tokoh kepanduan indonesia menyatakan menggabungkan diri dengan
orgnaisasi gerakan Pramuka, dan hari bersejarah ini disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan
Pramuka. Pada 14 Agustus 1961 dilakukan MAPINAS (Majelis Pimpinan Nasional) yang
diketuai oleh Preiden Soekarno, wakil ketua I Sultan Hamengkubuwono XI dan wakil ketua
II Brigjen TNI Dr. A. Azis Saleh. Ditandai dengan penyerahan panji-panji pramuka oleh
Presiden Soekarno kepada tokoh-tokoh pramuka dihadiri oleh ribuan anggota pramuka
unuk memperkenalkan gerakan Pramuka kepada Masyarakat, maka peristiwa ini dikenal
sebagai hari lahir Pramuka yang sampai saat ini masih diperingati. (Hermalini Riska Devi)