Anda di halaman 1dari 3

ILMU FILSAFAT

Filsafat ilmu sebagai pengembangan metodologi ilmiah

Dosen Mata Kuliah : Muhammad Musafir,S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh :

Nama : Silvia Maharani

Npm : 032001201

Kelas / Prodi : J / PGSD

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu

Semester : Enam (6)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH BUTON

BAUBAU

2023
FILSAFAT ILMU SEBAGAI PENGEMBANGAN METEDOLOGI
ILMIAH
A. Metodologi penelitian dan berpikir lmiah
Metodologi penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara
yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan “logos” yang artinya ilmu atau
pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan
menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu tujuan.
Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re
berarti kembali dan search berarti mencari). Dengan demikian research
berarti mencari kembali. Penelitian adalah suatu kegiatan yang
dilaksanakan dengan suatu sistematika. Penelitian adalah suatu kegiatan
untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai
menyusun laporannya.
Berpikir ilmiah adalah proses berpikir atau mengembangkan
pemikiran yang tersusun secara sistematis berdasarkan pengetahuan ilmiah
yang ada. Salam (1997) mengartikan tentang berfikir ilmiah, yaitu proses
atau aktivitas seseorang untuk menemukan atau memperoleh pengetahuan.

B. Sarana Berfikir Ilmiah


Sarana berfikir ilmiah merupakan alat bagi kegiatan ilmiah untuk
membantu langkah-langkah ilmiah mendapatkan kebenaran.Sarana berfikir
ilmiah yaitu :
1. Bahasa,Bahasa dicirikan sebagai serangkaian bunyi yang diberi arti
tertentu. Bahasa terdiri dari kata, kata adalah bunyi keluar dari
mulut dan diberi arti. "Istilah" adalah kata yang menunjukan satu
pengertian, contoh "panas terik", tidak ada "terik dingin".
Sedangkan "tanda" adalah sesuatu yang menunjukan pengertian
lain. Semua ini merupakan sarana kita dalam berpikir ilmiah. 
2. Matematika, adalah bahasa yang eksak, cermat dan bebas
emosi.Lambang matematika bersifat artifisial, maksudnya baru
punya arti setelah sebuah makna diberikan, contohnya membuat
tanda panah, itu bisa lebih besar setelah kita memberi makna lima
lebih besar dari dua, atau sebaliknya missal lebih kecil dan lain-
lain.
3. Stastistika, Statistika memberikan cara untuk dapat menarik
kesimpulan yang bersifat umum dengan cara hanya mengamati
sebagian populasi. Statistika mengambil sebagian saja sebagai
populasi, untuk menarik sesuatu yang bersifat berlaku bagi semua
populasi. Penarikan-penarikan sample dari populasi ini merupakan
hal yang sangat menarik dalam statistika, karena memiliki cara-
cara tertentu dan metode-metode tertentu, yang semakin hari
tingkat kecanggihan semakin tinggi.
4. Logika, Logika adalah sarana untuk berfikir dengan menggunakan
akal yang sehat, secara akurat, sistematis dan
dipertanggungjawabkan. Aristoteles (dalam Herman J. Waluyo,
2007: 70) menyebutkan logika sebagai instrumen ilmu yang
didalamnya terdapat penalaran yang memiliki satu premis dan satu
kesimpulan.
C. Hubungan filsafat ilmu dan metodologi penelitan
Filsafat dan ilmu saling terkait satu sama lain, keduanya tumbuh
dari sikap refleksi, ingin tahu, dan dilandasi kecintaan pada kebenaran.
Filsafat dengan metodenya mampu mempertanyakan keabsahan dan
kebenaran ilmu, sedangkan ilmu tidak mampu mempertanyakan
asumsi, kebenaran, metode, dan keabsahannya sendiri. Filsafat ilmu
memberikan pendasaran logis terhadap metodologi penelitian. Sebuah
metode penelitian ilmiah, harus dapat dipertanggungjawabkan secara
logis-rasional. Oleh sebab itu, kontribusi filsafat ilmu dalam metode
penenelitian mampu memberikan landasan logis dan sistematis.

Anda mungkin juga menyukai