Disusun oleh :
Positivistik atau juga di kenal dengan teori positivisme merupakan salah satu
cabang ilmu filsafat yang berasal dari pemikiran August Comtee, seorang sosiolog
berasal dari Perancis. Beliau berasal dari keluarga bangsawan yang berdarah
Khatolik. Namun diperjalanannya, ia tidak menunjukkan loyalitas terhadap gelar
bangsawannya dan juga kepada khatoliknya yang merupakan sebuah pergerakan
sosial. (Nugroho, 2016)
Pengertian positivisme tidak selalu mengacu pada dua hal berikut yaitu pada
teori pengetahuan (epistimologi), dan teori manusia (akal budi). Tesis yang
dikembangkan oleh comte sendiri mengenai sejarah manusia mengalami
perkembangan secara linear dari urutan-urutan yang tidak terputus pergerakannya
(Sutikno, 2010)
Positivistik merupakan salah satu tren pemikiran sejarah yang telah mulai
menyingsing sejak ambruknya abad pertengahan, melalui empirisme dan
rasionalisme (Hardiman, 2012) . Pemikiran ini juga sering kita jumpai dalam
pelajaran sosiologi, karena teori ini juga sering digunkann untuk mengetahui
perkembangan masyarakat yang selalu berdinamika. Manusia juga mengalami
perkembangan dalam dunia berfikirnya, karena semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan metode pengetahuan, maka pemikiran maupun akalnya juga
mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Naturalistik
Metode observasi naturalistik adalah metode yang dilakukan secara alami. Dari
pengertian tersebut dapat diartikan bahwa peneliti tidak menempatkan dirinya
sebagai subjek yang diteliti, akan tetapi ia berada diluar objek yang diteliti.
Sehingga observasi tersebut berjalan dengan sendirinya secara alami. Metode
naturalistik juga sering disebut sebagai metode kualitatif karena data yang
terkumpul dan analisis datanya cenderung bersifat kualitatif.
Metode ini biasanya digunakan oleh psikolog sosial untuk meneliti suatu
peranan di masyarakat. Metode naturalistik juga lebih sering digunakan untuk
mengobservasi objek sehari-hari yang tidak bisa diekspeimenkan, misalnya
terbentuknya norma, etika, atau peraturan-peraturan lain yang ada di masyarakat.
Oleh karena itu, peneliti hanya mampu mengamati dan mencatat kejadian-kejadian
untuk nantinya di analisis, diteliti, dan dibuat kesimpulan.
Tujuan dari metode penelitian ini adalah untuk mengetahui realitas sosial dan
persepsi manusia melalui pendapat terhadap suatu fenomena yang tidak bisa
mereka ungkapkan melalui penelitian formal atau secara terencana.
Empiristik
Kulturalistik
Komunikasi Internasional adalah komunikasi yang mewakili suatu negara
untuk menyampaikan informasi atau berita yang berkaitan dengan kepentingan
negaranya kepada komunikan yang mewakili negara lainnya. Komunikasi
Internasional dapat dipelajari dari beberapa perspektif, salah satunya yaitu
perspektif kulturalistik.
Dalam perspektif kulturalistik suatu bangsa perlu memahami persoalan bangsa
lainnya. Suatu negara jika saling memahami satu sama lain dengan negara lainnya
memungkinkan untuk tetap terjaganya persahabatan antar negara tersebut. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara memahami budaya antar negara atau antar
bangsa. Dalam perspektif kulturalistik, komunikasi internasional kerap mengambil
saluran media seni budaya untuk memperbaiki atau meningkatkan sikap saling
pengertian.
Tujuan diadakannya kegiatan perspektif kulturalistik, yaitu :
Saling mengenal lebih dekat atau memperkenalkan dengan budaya lain
Mendekatkan jarak hubungan antara satu negara dengan negara lainnya
Dapat saling memahami dan menghormati di antara bangsa-bangsa
Diperoleh pengetahuan tentang budaya dan bangsa lain yang dapat
membantu untuk menghindari dari masalah-masalah komunikasi, sehingga
tidak akan terjadi kesalahpahaman.
Humanistik
Pendekatan humanistik merupakan pendekatan yang berasal dari ilmu psikologi
yang mempelajari bagaimana kita menghargai kesejahteraan manusia, dan cara
untuk memajukan upaya yang ada di dalam manusia. Biasanya seorang pendidik
humanistik mencoba untuk mengembangkan kemampuan dari manusia, baik bagi
individu yang normal maupun yang berkekurangan. Dalam hal ini pendidik
humanistik bukan hanya berfokus dalam pemecahan sebuah masalah saja, namun
juga memiliki fokus pada keterampilan individu dalam berelasi.
Fokus lain dari pendekatan humanistik selain pada keterampilan dan cara
individu bersosial, pendekatan ini juga mempelajari hubungan manusia dan
kelompok yang berpengaruh pada lingkungan. Pendekatan humanistik sendiri
masih dibagi menjadi beberapa, diantaranya :
Pemilihan atau kontrol, hal ini ditujukan untuk menentukan tujuan dan
pengambilan keputusan dalam psikologi sosial
Manusia adalah makhluk hidup, maksudnya adalah manusia merupakan
makhluk yang dapat memutuskan apa yang harus dan tidak harus
dikerjakan, atau dengan kata lain manusia memiliki kebebasan
Manusia selalu berkembang dan tidak pernah statis, yang berarti manusia
harus mengaktualisasikan dirinya dan berani untuk berfikir ke depan
Setiap individu dapat berfikir kreatif, yang merupakan fungsi universal dan
mengarah pada ekspresi diri
Manusia memiliki sifat yang dapat dipercaya
Manusia merupakan makhluk yang lebih bijak dari yang lain
Manusia merupakan makhluk yang selalu belajar dari pengalaman baik dari
segi perasaan, pemikiran, dan juga mempertanyakan
Hermeneutik
Interpretasi adalah hal yang tidak bisa terpisahkan dalam kehiudpan manusia.
Hal ini karena kegiatan interpretasi atau penafsiran merupakan kegiatan paling
dasar yang dilakukan oleh pikiran manusia. Sadar atau tidak, manusia selalu
melakukan interpretasi atau penafsiran dalam hidupnya. Interpretasi anatara orang
satu dan yang lainnya cenderung berbeda karena setiap orang memiliki cara
berpikir dan sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, interpretasi manusia
cenderung sangat subjektif. Hal inilah yang membuat hermeneutika muncul,
sebagai sebuah cara berfikir yang membantu manusia untuk memisahkan
pandangan subjektif dan objektif.
Secara etimologis, kata hermeneutika berasal dari bahasa Yunani hermeneuein
yang berarti ‘menafsir’. Kata benda hermeneia secara harfiah diartikan sebagai
interpretasi atau ‘penafsiran’ (periksa Palmer, 2003; 1982; Sumaryono, 1993).
Kata hermeneuein diindonesiakan menjadi hermeneutika yang bermakna
menafsirkan atau mengungkapkan pikiran-pikiran seseorang dalam kata-kata.
(Scheiermacher, Ricoeur, Kunci, & Hidup, n.d.)
Menurut Palmer (2003), hermeneutika awalnya merujuk pada dewa yunani
kuno, Hermes. Tugas Hermes adalah menyampaikan berita dari Mahadewa kepada
manusia dengan bahasa yang dapat dimengerti. Hal inilah yang menunjukan bahwa
hermeneutika merupakan suatu ilmu dan seni dalam menginterpretasikan suatu
informasi dengan tujuan untuk menangkap maksud, isi, dan tujuan dari pesan
tersebut.
Sedangkan menurut Bauman (dalam hidayat, 1966), kata hermeneutika berasal
dari bahasa Yunani, hermeneutikaos yang berarti ‘upaya menjelaskan dan
menelusuri’ pesan dan pengertian dasar dari sebuah ‘ucapan’ atau ‘tulisan’ yang
tidak jelas, kabur, remang- remang, dan kontradiktif, menimbulkan keraguan dan
kebingungan para pendengar atau pembaca.(Scheiermacher et al., n.d.)
D. Kesimpulan
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat yang secara garis besar membahas
tentang penelusuran pengembangan ilmu. Salah satu sudut pandang dari filsafat ilmu adalah
filsafat ilmu epistemologis, yaitu teori pengetahuan yang membahas tentang bagaimana cara
untuk mendapatkan pengetahuan melalui objek yang ingin dipikirkan.
Dalam epistimologi terdapat dua objek untuk mengkaji ilmu pengetahuan, yaitu objek
formal dan material. Objek material adalah seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan obyek
penyelidikan suatu ilmu. Sedangkan objek formal adalah obyek material yang disoroti oleh
suatu ilmu, sehingga membedakan ilmu yang satu dari ilmu lainnya, jika berobyek material
yang sama .
Selain itu, terdapat ragam metode dalam melakukan pencarian dan pemahaman realitas
sosial. Metode tersebut terbagi menjadi enam aspek, yaitu Positivistik, Naturalistik, Empiristik,
Kulturalistik, Humanistik, dan Hermeneutik. Positivistik merupakan metode yang digunkann
untuk mengetahui perkembangan masyarakat yang selalu berdinamika. Naturalistik adalah
metode yang dilakukan secara alami karena metode ini menekankan bahwa peneliti tidak
menempatkan dirinya sebagai subjek yang diteliti, akan tetapi ia berada diluar objek yang
diteliti.
Metode berikutnya adalah empiristik, yaitu metode yang menjelaskan bahwa manusia itu
mendapatkan berbagai macam pengetahuan melalui pengalamannya. Metode lainnya adalah
metode kulturalistrik, yaitu sebuah metode yang digunakan untuk memahami kebudayaan atau
keadaan yang berbeda dengan kita. Hal ini dilakukan agar terjadi pertukaran prespektif karena
adanya perbedaan latar belakang kebudayaan. Selanutnya, metode humanistik yang merupakan
metode yang berasal dari ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana kita menghargai
kesejahteraan manusia, dan cara untuk memajukan upaya yang ada di dalam manusia.selain
itu, terdapat metode hermeneutika, yaitu suatu ilmu dan seni dalam menginterpretasikan suatu
informasi dengan tujuan untuk menangkap maksud, isi, dan tujuan dari pesan tersebut.
E. Daftar Referensi:
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2002), 24.