Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat
dan petunjukNya kepada kita. Alhamdulillah makalah tentang “HIZBUL WATHAN” dapat
diterbitkan dalam bentuk format yang menarik.

Dengan adanya Makalah Hizbul Wathan ini, diharapkan dapat menjadi acuan para
adik-adik dalam melaksanakan progam pembinaan latihan HW, dan dapat memperoleh
keahlian khusus untuk bekal mereka kelak. Kami sampaikan terima kasih kepada pihak –
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Semoga bermanfaat.

Tasikmalaya, September 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB 1 PEDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Hizbul Wathan ..................................................................................... 3

B. Sejarah Hizbul Wathan ......................................................................................... 3

C. Struktur Organisasi................................................................................................ 5

D. Jenjang .................................................................................................................. 5

E. ADART ................................................................................................................. 6

F. Materi..................................................................................................................... 8

G. Kurikulum ............................................................................................................. 22

H. Upacara . ............................................................................................................... 22

I. Program ................................................................................................................ 30

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persyarikatan Muhammadiyah merupakan Gerakan Islam dan Da’wah Amar Ma’ruf


nahi Munkar, beraqidah Islam, bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah, bertujuan
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya, bergerak dalam segala bidang kehidupan, antara lain bidang pendidikan,
kesehatan, dan sosial ekonomi.

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan sebagai organisasi otonom, memiliki tugas


mengemban visi dan misi Muhammadiyah dalam pendidikan anak, remaja dan pemuda,
sehingga mereka menjadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader
Persyarikatan, Umat, dan Bangsa.

Sebagai suatu gerakan, setiap anggota Hizbul Wathan berarti memiliki tugas dan
tanggungjawab untuk ikut serta secara aktif mengamalkan dan menyebar-luaskan maksud dan
tujuan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.

Hizbul Wathan sendiri memiliki arti Pembela Tanah Air. Hal ini dimaksudkan agar
setiap anggota memiliki jiwa dan semangat nasionalisme yang tinggi, sehingga sanggup
untuk membela dan mempertahankan tanah air Indonesia dari segala hal yang dapat
mengancam keutuhan dan kedaulatan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Hizbul Wathan?

2. Bagaimana Sejara Hizbul Wathan?

3. Bagaimana Struktur Organisasinya?

4. Bagaimana Jenjangnya?

5. Bagaimana ADARTnya?

6. Apa Saja Materinya?

7. Bagaimana Kurikulumnya?

1
8. Bagaimana Tata Cara Upacaranya?

9. Bagaimana Program Kerjanya?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian Hizbul Wathan.

2. Untuk mengetahui Sejara Hizbul Wathan.

3. Untuk mengetahui Struktur Organisasinya.

4. Untuk mengetahui Jenjangnya.

5. Untuk mengetahui ADARTnya.

6. Untuk mengetahui Apa Saja Materinya.

7. Untuk mengetahui Kurikulumnya.

8. Untuk mengetahui Tata Cara Upacaranya.

9. Untuk mengetahui Program Kerjanya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hizbul Wathan

Hizbul Wathan adalah gerakan kepanduan yang berciri khas islam yang mendorong
dan mewadahi semangat pemuda untuk dididik kedisplinan, ketrampilan, kecerdasan dan
membentuk jiwa akhlaqul karimah yang berorientasi pada 3 prinsip “Educative, Recreatif,
dan religion”.

Secara bahasa, “Hizbul Wathan” berarti “Cinta Tanah Air” dengan maksud sebagai
landasan dan pedoman untuk memperjuangkan bangsa dan tanah air.

Menurut sejarah, Hizbul Wathan adalah geraka kepanduan yang didirikan oleh KH.
Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tahun 1918 yang mulanya bernama padventer
Muhammadiyah. Sejarah menunjukkan bahwa Hizbul Wathan termasuk pelopor kepanduan
di Indonesia sebelum PRAMUKA didirikan.

B. Sejarah Singkat Berdirinya

Hizbul Wathan adalah gerakan kepanduan yang berciri khas islam yang mendorong
dan mewadahi semangat pemuda untuk dididik kedisplinan, ketrampilan, kecerdasan dan
membentuk jiwa akhlaqul karimah yang berorientasi pada 3 prinsip “Educative, Recreatif,
dan religion”.

Secara bahasa, “Hizbul Wathan” berarti “Cinta Tanah Air” dengan maksud sebagai
landasan dan pedoman untuk memperjuangkan bangsa dan tanah air.

Menurut sejarah, Hizbul Wathan adalah geraka kepanduan yang didirikan oleh KH.
Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tahun 1918 yang mulanya bernama padventer
Muhammadiyah. Sejarah menunjukkan bahwa Hizbul Wathan termasuk pelopor kepanduan
di Indonesia sebelum PRAMUKA didirikan.

Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan didirikan di Yogyakarta pada tahun 1336 H/1918
M. Namun pada tahun 1943 M. bersama dengan organisasi kepanduan lainnya, Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan dibubarkan oleh pemerintah penjajahan Jepang.

Pada tanggal 29 Januari 1950 M. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan bangkit


kembali dengan berbagai perubahan. Namun berdasarkan surat keputusan Presiden Republik
Indonesia nomor 238/61 tanggal 9 meret 1961 M. bersama dengan organisasi kepanduan

3
lainnya, Gerkan Kepanduan Hizbul Wathan dilebur menjadi Pramuka, sebagai satu-satunya
organisasi kepanduan di Indonesia.

Dan pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H. bertepatan dengan tanggal 18 November 1999
M. oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dibangkitkan
kembali untuk kedua kalinya, dengan surat keputusan nomor 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 dan
dipertegas dengan surat keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor
10/Kep/I.O/B/2003.

* Gerakan kepanduan Hizbul Wathan :

Singkatan : HW

Slogan : Berlomba-lomba dalam kebaikan

Pembentukan : 1918

Badan hokum : Organisasi otonom dalam Muhammadiyah

Tujuan : Pendidikan anak atau pemuda

Kantor pusat : Yogjakarta

Wilayah layanan : Seluruh Indonesia

Keanggotaan : perorangan

Ketua umum : Uun Harun Syamsudin

Organ Utama : Kwartir pusat

Organisasi Induk : Persyarikatan Muhammadiyah

4
C. STRUKTUR ORGANISASI

Kwartir Pusat – Kwartir Wilayah – Kwartir Daerah – Kwartir Cabang – Qabilah

QABILAH

Struktur organisasi Gerakan Kepanduan HW disejajarkan dengan Persyarikatan

1. Tingkat Pusat disebut Kwartir Pusat.

2. Tingkat Wilayah disebut Kwartir Wilayah.

3. Tingkat Daerah disenbut Kwartir Daerah.

4. Tingkat Cabang disebut Kwartir Cabang.

5. Tingkat Ranting disebut Qabilah

Rumpun Athfal Pasukan Pengenal Kerabat Penghela Kafilah Penuntun

D. Jenjangnya

Anggota Kepanduan Hizbul Wathan adalah warga negara Republik Indonesia, beragama
Islam, yang terdiri dari :

1. Anggota Biasa adalah peserta didik putera dan puteri yang dikelompokkan menjadi:

a. Athfal : berumur 6 sampai 10 tahun

b. Pengenal : berumur 11 sampai 16 tahun

c. Penghela : berumur 17 sampai 20 tahun

d. Penuntun : berumur 21 sampai 25 tahun

2. Anggota Pembina adalah mereka yang tugas utamanya memimpin dan atau melatih
peserta didik serta mengelola dan atau memimpin Kwartir atau Qabilah. Anggota
pembina terdiri dari pelatih, Instruktur, Pemimpin Satuan, dan Pimpinan Kwartir atau
Qabilah.

3. Anggota Kehormatan adalah para pecinta Kepanduan Hizbul Wathan, yang karena usia,
kesehatan, atau kesibukan kerja tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepanduan.
Anggota Kehormatan terdiri dari:

a. Pandu Wreda Hizbul Wathan dan Pandu Wreda Nasyiatul ‘Aisyiyah.

b. Orang yang berjasa dalam pengembangan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.

5
c. Simpatisan Kepanduan Hizbul Wathan.

Jenjang organisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan diatur sejajar dengan jenjang
organisasi di Persyarikatan Muhammadiyah, sebagai berikut:

1. Di tingkat PP Muhammadiyah disebut Kwartir Pusat

2. Di tingkat PW Muhammadiyah disebut Kwartir Wilayah

3. Di tingkat PD Muhammadiyah disebut Kwartir Daerah

4. Di tingkat PC Muhammadiyah disebut Kwartir Cabang

5. Di tingkat PR Muhammadiyah disebut Qabilah

E. ADART

Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) HW

1) Pengertian

Setiap organisasi pasti tidak akan pernah lepas dengan yang namanya Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga) (ART) begitu pula organisasi HW. Karena arah gerakan sebuah
organisasi sangat ditentukan dengan adanya AD dan ART. AD dan ART memasuki ranah tujuan ke
mana organisasi tersebut akan dibawa. Tanpa adanya AD dan ART sebuah organisasi tidak
mempunyai arah tujuan dalam mengembangkan dan memberdayakan organisasi. Untuk lebih
jelasnya, mari kita lihat lebih rinci lagi terkait pengertian dari AD dan ART.

Anggaran Dasar (AD) adalah peraturan dasar / pokok suatu organisasi yang digunakan sebagai
landasan dan acuan seluruh kegiatan sebuah organisasi.[3] Jadi, semua peraturan dan arah
tujuan sebuah organisasi pasti akan selalu berlandaskan isi yang terkandung dalam sebuah
Anggaran Dasar. Dalam konteks kenegaraan Republik Indonesia, AD seperti UUD 1945 sehingga
isi dari AD ini masih bersifat general (umum) belum terperinci. Oleh karena itu, AD saja tidak
cukup untuk mencapai tujuan dari sebuah organisasi, maka diperlukan juga adanya ART
(Anggaran Rumah Tangga).

Anggaran Rumah Tangga (ART) merupakan peraturan pokok organisasi sebagai terjemahan AD
yang lebih detail dan operasional.[4] Pada dasarnya, ART merupakan pengembangan dari AD itu
sendiri. Sehingga pada ART sifatnya sudah sangat detail dan jelas. Selain itu, ada juga pokok
pikiran yang melengkapi sesuatu yang mungkin belum tertuang di dalam AD. Pada hakekatnya,
ART merupakan sumber rujukan berbagai macam peraturan mendasar dan juga panduan teknis
dalam operasional sebuah organisasi.

ART ini bersifat intern yaitu mengatur urusan yang berkaitan dengan urusan kerumahtanggaan
dalam sebuah organisasi. Jadi, ART ini merupakan sesuatu yang eksklusif di sebuah organisasi.
Perbedaannya dengan AD yaitu AD lebih bersifat ekstern. Jadi, AD lebih mengarah ke tujuan
akhir yang ingin dicapai sebuah organisasi.

2) Fungsi Anggaran Dasar

6
Anggaran Dasar seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya sangant penting untuk
keberlangsungan sebuah organisasi. Oleh karena itu, Anggaran Dasar mempunyai fungsi yang
sangat vital dalam sebuah organisasi. Berikut adalah beberapa fungsi penting adanya Anggaran
Dasar :

a. Sebagai pondasi dari sebuah organisasi

b. Sebagai pedoman dalam penyusunan ART, kebijakan, peraturan dan petunjuk dalam teknis
operasional organisasi

c. Sebagai sarana untuk menunjukkan eksistensi di lingkungan masyarakat

d. Sebagai rambu dalam menjalin kerja sama dengan pihak luar

e. Sebagai pegangan kwartir dan qabilah

3) Fungsi Anggaran Rumah Tangga

Selain Anggaran Dasar, sebuah organisasi tidak bisa terlepas oleh adanya Anggaran Rumah
Tangga. Tentunya ART tidak bisa dipandang sebelah mata dalam organisasi. Fungsi dan peranan
juga tidak kalah penting dengan AD. Beberapa fungsi dari ART antara lain, yaitu :

a. Sebagai terjemahan dan penafsiran AD yang telah ada

b. Menjadi komplemen dalam batang tubuh AD

c. Menjadi landasan program kerja dalam internal organisasi

d. Sebagai pedoman peraturan dasar, kebijakan, dan petunjuk dalam operasional organisasi

e. Sebagai pegangan kwartir, qabilah dan simpatisan

4) Fungsi Buku Pedoman Dasar

Selain AD dan ART sendiri HW juga mempunyai buku pedoman dasar yang pada nantinya akan
menjadi panduan dalam menggerakkan roda organisasi itu sendiri. Berikut adalah beberapa
fungsi Buku Pedoman Dasar HW, yaitu :

a. Sebagai panduan dalam menerjemahkan dan pelengkap adanya ART

b. Sebagai dasar dalam berbagai kegiatan operasional pimpinan kwartir, qabilah dan unit

c. Sebagai kumpulan berbagai aturan, pedoman dan berbagai petunjuk utama

5) Isi Buku Pedoman Dasar

Sebagai sebuah pegangan dalam menjalankan AD dan ART tentunya isi dari buku tersebut harus
mendukung berbagai kegiatan organisasi. Berikut adalah diantara isi dari Buku Pedoman Dasar
organisasi HW :

a. Maksud, tujuan, fungsi, visi dan misi HW

7
b. Organisasi dan keanggotan HW

c. Ciri khas dan jati diri HW

d. Pakaian seragam dan atribut

e. Kode Kehormatan

f. Pola dan sistem pelatihan

g. Manajemen Kwartir dan Qabilah

h. Muktamar dan musyawarah

i. Jambore dan perkemahan besar

j. Amal usaha

F. MATERI HW

SANDI

Huruf Sandi adalah huruf rahasia yang hanya di mengerti segolongan orang saja. ada
beberapa macam sandi, setiap orang dapat membuatnya sendiri, tidak ada sandi yang tidak
punya kunci. Terkadang kunci harus di tulis pada suratnya agar penerima tahu cara
membongkarnya.

A.Sandi Morse

Pada tahun 1832, seorang bangsa Amerika bernama Samuel Morse menemukan abjad morse.

Alat- alat yang dapat digunakan :

1. Peluit 3. Tepukan

2. Lampu 4. Asap

3. Tepukan 5. Dll

Abjad Morse

Text Box: P = ● — — ● Pertolongan

Q = — — ● — Qomokaro

8
R=●—● Rosahe

S = ●●● Sahara

T=— Tong

U = ●● — Unisco

V = ●●● — Versikaro

W=●—— Winoto

X = — ●● — Xoxendero

Y = — ● — — Yosimono

Z = — — ●● Zoroaster

A =● — Ano

B=—●●● Bona parte

C=—●—● Coba- coba

D=—●● Dominan

E=● Egg

F=●●—● fatar johnan

G=——● Golongan

H=●●●● Himalaya

I =●● Islam

J = ● — — — Jago loro

K=—●— Komando

L=●—●● Leonarde

M=—— Motor

N=—● Notes

9
O=——— Omoro

Keterangan : A , I , U , E = ●

O = —

Contoh : superman

●●● / ●● —/ ● — — ● / ●/ ● — ● / — —/ ●— / — ●

D. Sandi Jam

Sandi jam berpatokan pada pukul 08.00 dengan menambah 5 menit tiap urutan huruf

Contoh : 08.00 = A 08.25 = F

08.05 = B 08.30 = G

08.10 = C 08.35 = H

08.15 = D

08.20 = E

F.SANDI AND

Tambahkanhuruf konsonan sebelum kata AND. dan tambahkan huruf vocal setelah AND

Contoh :

JANDA MAND BANDO RANDE = JAMBORE

NANDA SANDI ANDO NANDAL = NASIONAL

SEMAPHORE

Semaphore adalah suatu cara mengirim dan menerima berita dengan memakai
bendera,dayung,batang,tangan kosong ata dengan sarung tangan.informasi yang di dapat di
baca melalui posisi bendera atau tangan.kini yang umum di gunakan bendera

10
semaphore.penemu semaphore adalah claude chappe,brulon,sarthe dan perancis pada tahun
1792.

Pengiriman sandi melalui bendera semaphore ini menggunakan dua bendera ukuran
45 cm x 45 cm.bentuk bendera persegi,gabungan dari dua buah segitiga sama kaki yang
berbeda warna.warna yang di gunakan bermacam-macam yang lazim di gunakan adalah mera
dan kuning,letak merah berada dekat dengan tangkai bendera.awal abad ke 19,semaphore di
gunakan dalam komunikasi kelautan.

Semaphore lazim di gunakan ketika perang sipil di amerika serikat digunakan untuk
memberikan isyarat.bendera yang digunakan putih dan orange terdiri dari 1 bendera.orang
yang memberikan isyarat berdiri di 2-3 meter dari permukaan tanah.

Semaphore modern menggunakan dua bendera persegi untuk mengirimkan sinyal


yang di terjemahkan menjadi huruf dan angka. Sebenarnya warna bendera tergantung asal
pesan di kirim.dari laut merah orange, darat biru putih.di indonesia di kegiatan kepanduan
menggunakan merah orange.sebenarnya warna bendera tidak terlalu penting,karna hanya
merupakan pertanda agar pesan lebih mudah di tangkap.

Rounded Rectangular Callout: Dari kegagalan kita dapat membaca apa yang salah
dari diri kita. Berusaha dan berdoa hanya itulah kuncinya.

Kode semaphore terdiri dari beberapa sikap tangan kiri dan kanan. Tiap-tiap bendera
harus di pegang sedemikian, sehingga tongkatnya merupakan sambungan tangan. Letak
telunjuk di atas tongkat itu betul-betul terpegang lurus. Segala pergerakan dilakukan dengan
kedua bahu, sementara itu kedua tangan tetap lurus.

Belajarlah dengan kawan,kakak, atau pembinamu agar supaya tiap tiap gerakan dapat
di periksa dan diperbaiki atau belajar sendiri dengan menghadapi cermin besar, yang lebih
mudah dimengerti terutama sekali bagi penerima berita

TALI TEMALI

Tali temali adalah mencampuradukan antara tali, simpul dan ikatan, begitu juga di
Kepanduan tali di gunakan untuk banyak hal diantaranya :

1. mengangkat benda yang berat

2. mengikat tongkat atau tiang

11
3. menyambungkan tali yang satu dan lainnya

4. untuk menarik benda yang berat

5. untuk mengikat benda yang mudah bergerak.

* SIMPUL

Semua simpul di buat menurut, kegunaannya. Simpul yang dimuat dalam buku ini
bersifat intrenasional, mudah dibuat, tetapi tahan dalam segala tekanan dan mudah dilepaskan.

Belajarlah membuat simpul dengan tali yang sedang besarnya dan jangan dengan
seutas benang atau rami. Di bawah ini diterangkan macam-macam simpul, anyaman dan
ikatan.

Ingatlah, bahwa kesalahan simpul kadang-kadang dapat membahayakan atau


mencelakakan kita sendiri.

* Simpul Mati :

Berfungsi untuk mengikat tali yang sama besar.

* Simpul pangkal :

Digunakan untuk permulaan suatu ikatan

* Simpul kursi :

Berfungsi untuk mengangkat atau menurunkan manusia atau barang

* Simpul kembar :

Digunakan untuk mengangkat dua tali yang sama ukurannya dalam kondisi licin atau basah

* Simpul jangkar :

Berfungsi untuk membuat tandu darurat

* Simpul hidup :

12
Berfungsi untuk mengikat tiang atau tongkat satu benda

PERATURAN BARIS BERBARIS

(P.B.B)

 Pengertian

Pengertian dari PBB adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menanamkan
kebiasaan tata cara hidup disiplin pada suatu organisasi masyarakat yang diarahkan terhadap
terbentuknya perwatakan tertentu.

Kegiatan Peraturan Baris Berbaris atau PBB biasa dilaksanakan pada kegiatan
kepanduan . Pada kegiatan rutinitas, PBB menjadi kegiatan yang umum dilaksanakan pada
tiap pertemuan. Peraturan pada Baris Berbaris yang digunakan setiap kegiatan kepanduan
(umumnya dilaksanakan menggunakan dua macam cara yakni Baris berbaris menggunakan
tongkat dan tanpa tongkat.)

 Aba-aba yang biasa di pakai dalam kegiatan baris berbaris.

Pengertian :

Aba-aba merupakan suatu perintah komando yang diberikan oleh seseorang


Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau
berturut-turut dalam berbaris.

 12 GERAKAN DASAR

 Sikap sempurna atau siap

 Hadap serong kanan

 Hadap serong kiri

 Hadap kanan

 Hadap kiri

13
 Balik kanan

 Lencang kanan

 Lencang depan

 Jalan di tempat

 Hormat

 Berhitung

 Istirahat di tempat

* Devinis sikap siap sempurna :

1) pandangan lurus ke depan

2) dada di busungkan

3) ke dua tangan menggenggam seperti memeras santan dan di letakkan di samping


jaitan celana

4) tumit merapat

5) ujung membuka selebar 45 derajat

* Devinisi sikap istirahat :

1) pandangan lurus ke depan

2) dada di busungkan

3) tangan kanan mengepal dan tangan kiri memegangi pergelangan tangan kanan, dan di
letakkan di belakang ikat pinggang

4) kaki dibuka selebar bahu

* Devinisi sikap hormat :

14
1) pandangan lurus ke depan

2) dada di busungkan

3) tangan kanan memebentuk sudut 90 derajat dan di tekuk 45 derajat jari jari merapat
dan di taruh di pelipis mata kanan jari jari menghadap ke saku

4) tangan kiri menggenggam seperti memeras santan

5) tumit merapat

6) dan ujung kaki membuka selebar 45 derajat

 Macam-macam aba-aba pada PBB

Ada tiga macam aba-aba diantaranya :

1. Aba-aba petunjuk

Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada
aba-aba peringatan/pelaksanaan.

Contoh:

 Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK

 Untuk amanat-istirahat di tempat - GERAK

2. Aba-aba peringatan

Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan
tanpa ragu-ragu.

Contoh:

 Lencang kanan - GERAK (bukan lancang kanan)

 Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)

3. Aba-aba pelaksanaan

15
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
pelaksanan yang dipakai ialah:

 GERAK

 JALAN

 MULAI

GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan
gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.

Contoh:

 jalan ditempat -GERAK

 siap -GERAK

 hadap kanan -GERAK

 lencang kanan -GERAK

JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.

Contoh:

 haluan kanan/kiri - JALAN

 dua langkah ke depan - JALAN

 satu langkah ke belakang - JALAN

Catatan:

Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus
didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU

Contoh:

 maju - JALAN

 haluan kanan/kiri - JALAN

 hadap kanan/kiri maju - JALAN

16
 melintang kanan/kiri maju - JALAN

Tentang istilah: “MAJU”

1. Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam


keadaan berhenti.

2. Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-
aba HENTI.

Misalnya:

 Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba :
hadap kanan/kiri henti GERAK.

 Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba :
hadap kanan/kiri henti GERAK.

 Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kanan henti-
GERAK.

Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri
maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak
dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.

Tentang aba-aba : “HENTI”

1. Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan


yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus
diucapkan

Contoh:

 Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan
dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.

17
MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-
turut.

Contoh:

 hitung -MULAI

 tiga bersaf kumpul -MULAI

CARA MEMBERIKAN ABA-ABA

A) Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan
menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk
melakukan itu.

B) Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba
terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.

Contoh: Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK

Pelaksanaanya :

 ü Pada waktu memberikan aba-aba menghadap ke arah yang diberi hormat sambil
melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.

 ü Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan,


maka dalam keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan
aba-aba tegak : GERAK dan kembali ke sikap sempurna.

C) Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang
berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada
waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.

Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua)
langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.

D) Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.

E) Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.

18
F) Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.

G) Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan


dengan besar kecilnya pasukan.

H) Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah
ULANG !

Contoh: Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK

P2HW

Pertolongan pertama dasar pada korban yang dengan cepat dan tepat sesuai prosedur dasar
dalam kesehatan sebelum korban dibawa ke rumah sakit atau tempat rujukan yang lain.

Prinsip P2HW :

* Jangan panik

* Stop pendarahan

* Hentikan penyebab shock

* Jangan melakukan sesuatu yang mengancam jiwa

* Panggil secara bantuan

* Segera kirim ke rumah sakit

Tujuan P2HW :

 Menyelamatkan jiwa

 Menunjang upaya penyembuhan

 Mencegah bertambahnya penderitaan

Langkah-langkah menangani pasien :

3A ASNT LDR BHD

19
3A :

* Aman diri

* Aman lingkungan

* Aman pasien

ASNT :

* A=Awas

* S=Suara

* N=Nyeri

* T=Tidak respon

LDR :

* Lihat

* Dengar

* Rasakan

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

Bantuan hidup dasar terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat membantu
mempertahankan hidup seorang tuk sementara. Beberapa cara sederhana tersebut adalah
bagaimana menguasai dan membebaskan jalan nafas, bagaimana memberikan bantuan
penafasan dan bagaimana membantu mengalikan darah ketempat yang penting dalam tubuh
korban, sehinga pasokan oksigen ke otak terjaga untuk mencegah matinya sel otak.

Ukuran kegawatan :

 Henti nafas

 Sirkulasi

20
 Kesadaran

 Gawat ginjal

 Sistem pencernaan

 Tulang

 Henti jantung

Ukuran keberhasilan :

 Cepat

 Cermat

 Tepat CEKATAN

 Efektif

 Efisien

STRATAK

Pengertian Stratak :

Stratak adalah menstrategikan dan mengkonsepkan (cara mengajar di lapangan)

 Kegunaan :

Menstrategikan dan mentaktikkan cara pada saat suatu konsep cara mengajar konsep
lapangan.

 Konsep meliputi :

1. Konsep lapangan

2. Konsep hukuman

3. Konsep materi pengajaran

4. Konsep kemah

21
5. Konsep outbond (konsep pelatihan)

 Fungsi dari stratak :

1. Melatih kekompakan

2. Mengasah otak

3. Seberapa besar kemampuan yang dimiliki anak tersebut

G. Kurikulum

Kurikulum / Silabus Pandu Hizbul Wathan dari golongan Atfhal hingga Penghela.
Sebagai salah satu pendidikan luar sekolah, Pandu Hizbul Wathan memiliki Kurikulum atau
silabus guna mengatur dan mengelola materi pendidikan kepada para anggotanya.
Kurikulum ini digunakan Pandu Hizbul Wathan agar peserta didiknya tidak merasa
bosan dan para pelatih atau pembina tidak kekurangan materi. Format yang dapat diterapkan
dalam latihan ke-Pandu-an ini untuk tiap minggu latihannya dapat dibagi sebagai berikut :

1. Minggu pertama; materi keagamaan, keislaman dan ke-Muhammadiyahan


2. Minggu kedua; materi Ke-Hizbul Wathanan melingkupi materi pengenalan, mars,
semboyan, tata cara upacara, ke dewan kerabatan, dan lain sebagainya.
3. Minggu ketiga; materi kepanduan yang melingkupi materi baris berbaris, permainan
kelompok, tali temali, sandi dan sebagainya.
4. Minggu keempat, materi pengetahuan umum, seperti cara membuat email, membuat
blog, merakit komputer, kepemimpinan, manajemen organisasi dan berbagai materi
seputar persoalan remaja.

H. Upacara

Upacara adalah serangkaian perbuatan yang dilakukan atau diadakan dalam tata cara
tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan kidmat sehingga
merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, dalam rangka membentuk tradisi, kepribadian,
watak dan budi pekerti yang baik.

Sasaran upacara agar peserta didik mampu :

1. Memiliki rasa cinta kepada tanah air, bangsa dan Negara

22
2. Memiliki rasa tanggungjawab dan disiplin pribadi

3. Selalu tertib dalam kehidupan sehari – hari

4. Memiliki jiwa gotong royong dan percaya diri pada orang lain

5. Dapat memimpin dan dipimpin

6. Dapat melaksanakan upacara dengan khidmat dan tertib

7. Meningkatkan keikhlasan serta menjadi pandu HW yang pandai bersyukur

UPACARA ATHFAL

A. Istilah

Kuntum adalah sekumpulan dari anggota Athfal. Biasanya dalam satu regu terdiri dari
± 10 orang. Rumpun adalah sekumpulan dari kuntum – kuntum Athfal. Qobilah/Sekolah
adalah pangkalan kegiatan anggota pandu HW. Pelatih Qobilah/Sekolah adalah pelatih yang
mengelola kegiatan di Qobilah/Sekolah yang dipanggil dengan sapaan Ramanda/Ibunda

Kepala Sekolah disebut dalam pandu HW dengan Dewan Pembina

B. Jenis Upacara dalam Athfal

1. Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan

2. Upacara Pelantikan Calon Pandu Athfal

3. Upacara Kenaikan Tingkat

4. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus atau Penghargaan Lainnya

5. Upacara Pindah Satuan Athfal ke Pengenal

C. Perlengkapan

1. Tiang Bendera

2. Bendera (Bendera Rumpun, boleh ditambah Bendera Merah Putih dan HW)

23
D. Pelaksanaan Upacara Pembukaan dan Penutupan

1. Pendahuluan

Formasi Upacara adalah Lingkaran

Boleh dilakukan secara protokoler atau otomatis Dalam Pembacaan Undang – Undang
AThfal dan Doa boleh memakai teks.

2. Pembukaan

Tangan Ramanda/Ibunda ditepukkan, kemudian di tolakkan ke kiri dan ke kanan

Athfal bersembunyi di belakang tiang pohon, semak dan sebagainya atau tidak ada boleh
bergandengan tangan

3. Inti

Setelah Ramanda/Ibunda berseru, “Aulaaadiii....

Semua Athfal menjawab : Ya Ramanda/Ibunda ... sambil lari membuat lingkaran dengan
berrgandengan tangan

Setelah Ramanda/Ibunda memberi isyarat ( tanda lingkaran besar ) turun, semua


Athfal menurunkan tangan dengan cepat tetapi tak berbunyi kalau berbunyi diulang
Ramanda/Ibunda memegang tiang bendera rumpun

Athfal merentangkan tangan dengan telapak tangan di hadapan Ramanda / Ibunda,


dada terbuka, kepala agak ke atas, dagu ke muka. Ini berarti hai Ramanda/Ibunda saya telah
datang di mukamu dan siap sedia.

Ramanda/Ibunda memandang tiang bendera

Semua Athfal berseru “Ya”Ramanda / Ibunda, kami selalu tetap giat” wahai
Ramanda/Ibunda kami selalu giat bekerja, lalu berdiri tegak bersiap

Ramanda/Ibunda mengatakan, “Giat, giat, giat, giatlah”.

Giat kesatu sampai ketiga dengan suara perlahan-lahan, dan keempat dengan suara
keras.

24
Semua Athfal mengatakan, “Mi Kan Gia, Tap Giat, Giatlah” artinya : kita akan selalu
tetap giat bekerja. Pada teriakan terakhir (giaaat), tangan kanan di kepalkan, kaki kiri maju
selangkah, pada akhir kata “aaaat” kaki kanan maju dan memberi salam.

Ramanda/Ibunda mengucapkan Assalamu’alaikum, Wr, Wb

Athfal menjawab “Wa’alaikum salam, Wr.Wb

Ramanda/Ibunda mengucapkan terimakasih atas perhatian dan kedatangan semua Athfal

Ramanda/Ibunda memanggil salah seorang athfal

Athfal menjawab : “Ya Ramanda/Ibunda” kemudian berlari di hadapan Ramanda/Ibunda


member salam kepada Ramanda/Ibunda dan Ramanda /Ibunda membalas salam.

Ramanda/Ibunda memerintah balik kanan kepada anak itu dan disuruh membaca undnag –
undang.

Setelah selesai, athfal menghadap Ramanda/Ibunda dan member salam kepada


Ramanda/IBunda

Ramanda/Ibunda menyuruh anak itu kembali ke lingkaran.

Ramanda/Ibunda memanggil seorang lagi untuk membaca janji Athfal, kalau perlu lagi
memanggil satu lagi untuk membaca doa.

4. Penutup

Ramanda/Ibunda membubarkan barisan

Ramanda/Ibunda melanjutkan dengan permainan – permainan dan latihan – latihan di


baik di ruangan atau di lapangan. Namun sebaiknya kegiatan Athfal sebaiknya dilakukan di
luar ruangan (lapangan)

UPACARA PENGENAL

A. Istilah

Regu adalah sekumpulan dari anggota pengenal. Biasanya dalam satu regu terdiri dari ± 10
orang.

Pasukan adalah sekumpulan dari regu – regu.

25
Qobilah/Sekolah adalah pangkalan kegiatan anggota pandu HW.

Pemimpin Regu adalah pemimpin dari sekumpulan dari anggota pengenal (regu).

Pemimpin Pasukan adalah pemimpin dari sekumpulan regu – regu.

Pemimpin Upacara adalah pemimpin dari sekumpulan pasukan – pasukan dalam kegiatan
upacara.

Pemimpin Qobilah/Sekolah adalah pembina yang mengelola kegiatan di Qobilah/Sekolah

Dewan Pembina adalah Kepala Sekolah

B. Jenis Upacara dalam Pengenal

1. Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan

2. Upacara Pelantikan Calon Pengenal

3. Upacara Kenaikan Tingkat

4. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus atau Penghargaan Lainnya

5. Upacara Pindah Satuan Pengenal ke Penghela

C. Perlengkapan Upacara

1. Tiang Bendera

2. Bendera (Bendera Latihan, boleh ditambah Bendera Merah Putih dan HW)

D. Pelaksanaan Upacara Pembukaan dan Penutupan

1. Pendahuluan

a. Formasi Upacara adalah Angkare

b. Boleh dilakukan secara protokoler atau otomatis

c. Dalam Pembacaan Undang – Undang Athfal dan Doa boleh memakai teks.

2. Pembukaan

a. Pemimpin Regu memeriksan kerapihan pakaian anggota

26
b. Masing – masing pemimpin regu menyiapkan anggotanya di lapangan upacara
membentuk angkare.

c. Pemimpin pasukan menyiapkan di depan pasukan yang terbentuk, kemudian kembali


ke barisan paling kanan pasukan yang dipimpin.

3. Inti

a. Pemimpin Upacara memasuki lapangan upacara dengan lari pandu dan menghadap ke
pasukan.

b. Pemimpin Pasukan paling kanan memimpin penghormatan.

c. Pemimpin – pemimpin pasukan laporan kepada pemimpin upacara.

d. Pemimpin Upacara menjemput pemimpin Qobilah/Sekolah di tempat transitnya


dengan lari pandu dan melaporkan bahwa upacara siap dilaksanakan dan mohon
kepada Pemimpin Qobilah/Sekolah untuk menempatkan diri. Pemimpin Upacara
mengikuti dibelakang dengan langkah biasa.

e. Pemimpin Qobilah/Sekolah siap di samping tiang bendera dan pemimpin upacara di


tempatnya menghadap ke Pembina Qobilah/Sekolah .

f. Penghormatan kepada pemimpin Qobilah/Sekolah dilanjutkan oleh laporan.

g. Penghormatan merah putih (kalau berdiri bendera merah putih)

h. Menyanyikan Mars HW dipimpin oleh petugas dan dinyanyikan bersama – sama.

i. Pembacan UU HW oleh petugas ditirukan peserta upacara.

j. Amanah Pemimpin Qobilah/Sekolah pasukan di istirahatkan.

k. Pembacaan Doa oleh Pemimpin Qobilah/Sekolah

l. Laporan pemimpin upacara kepada Pemimpin Qobilah/Sekolah .

m. Penghormatan kepada pemimpin Qobilah/Sekolah .

n. Pemimpin Qobilah/Sekolah meninggalkan lapangan diikuti pemimpin upacara.

27
o. Setelah pemimpin Qobilah/Sekolah sampai di tempat transit pemimpin upacara
kembali ke tengah lapangan.

p. Pemimpin pasukan menghadap ke pasukan.

q. Pemimpin Pasukan paling kanan memimpin penghormatan.

r. Pemimpin upacara meninggalkan lapangan upacara.

4. Penutup

a. Pemimpin pasukan membubarkan pasukannya. (Berada di depan pasukan masing –


masing).

b. Pemimpin Qobilah/Sekolah melanjutkan dengan permainan – permainan dan latihan –


latihan di baik di ruangan atau di lapangan. Namun sebaiknya kegiatan pengenal
sebaiknya dilakukan di luar ruangan (lapangan)

UPACARA PENGHELA

A. Istilah

Kawan/Regu adalah sekumpulan dari anggota pengenal. Biasanya dalam satu


Kawan/Regu terdiri dari ± 10 orang.

Ikhwan/Pleton adalah sekumpulan dari Kawan/Regu , biasanya terdiri dari 4 Kawan/Regu.

Qobilah/Sekolah adalah pangkalan kegiatan anggota pandu HW.

Ikhwan/Pleton adalah pemimpin dari sekumpulan Kawan/Regu .

Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara adalah pemimpin dari sekumpulan Ikhwan/Pleton


dalam kegiatan upacara.

Pemimpin Qobilah/Pelatih HW/Pembina Upacara adalah pelatih yang mengelola kegiatan di


Qobilah/Sekolah

Dewan Pembina adalah Kepala Sekolah

B. Jenis Upacara dalam Penghela

1. Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan

28
2. Upacara Pelantikan Calon Penghela

3. Upacara Kenaikan Tingkat

4. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus atau Penghargaan Lainnya

5. Upacara Pindah Satuan dari Penghela

C. Perlengkapan Upacara

1. Tiang Bendera

2. Bendera (Bendera Latihan, boleh ditambah Bendera Merah Putih dan HW)

D. Pelaksanaan Upacara Pembukaan dan Penutupan

1. Pendahuluan

a. Formasi Upacara adalah bershaff

b. Boleh dilakukan secara protokoler atau otomatis

c. Dalam Pembacaan Undang – Undang Athfal dan Doa boleh memakai teks.

d. Dalam upacara pembukaan dan penutupan latihan penghela, yang menjadi Pembina
Upacara boleh dari Dewan Kerabat Qobilah/Sekolah .

2. Pembukaan

a. Masing-masing Ikhwan/Pleton memeriksa kerapian anggotanya

b. Ikhwan/Pleton menyiapkan pasukan di lapangan dalam bentuk bershaff

3. Inti

a. Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara memasuki lapangan upacara

b. Penghormatan kepada Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara dipimpin oleh


Pemimpin Ikhwan/Pleton paling kanan dilanjutkan laporan.

c. Pemimpin Kerabat/Pemimpin menjemput Pemimpin Qobilah/Pembina Upacara


ditempatnya.

d. Pemimpin Qabilah/ Pembina Upacara memasuki lapangan upacara

29
e. Penghormatan umum kepada pemimpin Qabilah dipimpin Pemimpin Ikhwan/Pleton

f. Laporan Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacarakepada Pemimpin Qabilah

g. Penghormatan kepada bendera Qabilah dipimpin oleh Pemimpin Kerabat

h. Menyenyikan Mars Hizbul Wathan

i. Pembacaan Undang – Undang Pandu Hizbul Wathan

j. Amanat Pemimpin Qabilah, pasukan diistirahatkan

k. Pembacaan doa oleh petugas

l. Laporan Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacarakepada Pemimpin Qabilah

m. Penghormatan umum kepada Pemimpin Qabilah dipimpin Pemimpin


Kerabat/Pemimpin Upacara

n. Pemimpin Qabilah/Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara

o. Penghormatan kepada Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara dipimpin Ikhwan/Pleton


paling kanan

p. Pemimpin Kerabat/Pemimpin Upacara meninggalkan lapangan upacara

4. Penutup

a. Masing-masing Ikhwan/Pleton membubarkan pasukannya

b. Dewan Kerabat dan atau Pemimpin Qobilah melanjutkan dengan latihan penghela.

I. PROGRAM KEGIATAN

1) Dasar
a. AD dan ART HW
b. Pedoman Penyelennggraan Pokok-Pokok Organisasi
c. Program induk Kegiatan Peserta didik HW
d. Pedoman Syarat Kenaikan Tingkat dan Syarat Kecakapan Khusus Pandu

30
2) Pentingnya Program dalam Pendidikan
a. Pembentukan kepribadian peserta didik harus dilakukan setingkat demi setingkat
secara teratur, dan berkesinambungan.
b. Untuk pelaksanaan kegiatan harus dibuat program yang teratur, tanpa adanya
program yang teratur, usaha pendidkan merupakan usaha yang lepas-lepas bahkan
simpang siur.
c. Program harus tertulis dan perlu program pengganti (program merupakan peta
jalannya pendidikan dan menentukan berhasil atau tidaknya usaha pendidikan)

3) Program Peserta Didik


Program peserta didik dalam HW yaitu meliputi:
a. Sifat
Meliputi seluruh pengalaman peserta didik dalam gerakan. Hal ini merupakan suatu
proses progresif pendidikan dan perkembangan pribadi.
b. Isi
Mencakup semua aktivitas yang diikuti peserta didik. Aktivitas harus menarik,
menyenangkan, meningkat, menantang, mengandung pendidikan kaum muda.
c. Teknis
Aktifitas dilaksanakan dengan cirri dan jati diri HW (prinsip dasar kepanduan dan metode
kepanduan)
d. Tujuan
Prodik sebagai alat untuk mencapai tujuan kepanduan yang berdasarkan ciri dan jati diri
HW

31
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Demikianlah Makalah yang saya buat semoga bermanfaat bagi orang yang
membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Dan penulis
mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas,
mengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke dalam hati.

Dan kami juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan bertambah
motivasinya dan mengapai cita-cita yang di inginkan, karena kami membuat makalah ini
mempunyai arti penting yang sangat mendalam.

Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.

Fastabiqul khoirot

Wassalamualaikum Wr.Wb

44
DAFTAR PUSTAKA

Dewan Amaliyah. 2012,”buku panduan Hizbul Wathan”. Mei 2012

Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Bidang Diklat. Jaya Melati 1, Penerbit Pusat Penggadaan HW,
Yogyakarta, 2009.

Anda mungkin juga menyukai