Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat
dan petunjukNya kepada kita. Alhamdulillah makalah tentang “HIZBUL WATHAN” dapat
diterbitkan dalam bentuk format yang menarik.
Dengan adanya Makalah Hizbul Wathan ini, diharapkan dapat menjadi acuan para
adik-adik dalam melaksanakan progam pembinaan latihan HW, dan dapat memperoleh
keahlian khusus untuk bekal mereka kelak. Kami sampaikan terima kasih kepada pihak –
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Semoga bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB 1 PEDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
C. Struktur Organisasi................................................................................................ 5
D. Jenjang .................................................................................................................. 5
E. ADART ................................................................................................................. 6
F. Materi..................................................................................................................... 8
G. Kurikulum ............................................................................................................. 22
H. Upacara . ............................................................................................................... 22
I. Program ................................................................................................................ 30
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai suatu gerakan, setiap anggota Hizbul Wathan berarti memiliki tugas dan
tanggungjawab untuk ikut serta secara aktif mengamalkan dan menyebar-luaskan maksud dan
tujuan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
Hizbul Wathan sendiri memiliki arti Pembela Tanah Air. Hal ini dimaksudkan agar
setiap anggota memiliki jiwa dan semangat nasionalisme yang tinggi, sehingga sanggup
untuk membela dan mempertahankan tanah air Indonesia dari segala hal yang dapat
mengancam keutuhan dan kedaulatan.
B. Rumusan Masalah
4. Bagaimana Jenjangnya?
5. Bagaimana ADARTnya?
7. Bagaimana Kurikulumnya?
1
8. Bagaimana Tata Cara Upacaranya?
C. Tujuan Penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
Hizbul Wathan adalah gerakan kepanduan yang berciri khas islam yang mendorong
dan mewadahi semangat pemuda untuk dididik kedisplinan, ketrampilan, kecerdasan dan
membentuk jiwa akhlaqul karimah yang berorientasi pada 3 prinsip “Educative, Recreatif,
dan religion”.
Secara bahasa, “Hizbul Wathan” berarti “Cinta Tanah Air” dengan maksud sebagai
landasan dan pedoman untuk memperjuangkan bangsa dan tanah air.
Menurut sejarah, Hizbul Wathan adalah geraka kepanduan yang didirikan oleh KH.
Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tahun 1918 yang mulanya bernama padventer
Muhammadiyah. Sejarah menunjukkan bahwa Hizbul Wathan termasuk pelopor kepanduan
di Indonesia sebelum PRAMUKA didirikan.
Hizbul Wathan adalah gerakan kepanduan yang berciri khas islam yang mendorong
dan mewadahi semangat pemuda untuk dididik kedisplinan, ketrampilan, kecerdasan dan
membentuk jiwa akhlaqul karimah yang berorientasi pada 3 prinsip “Educative, Recreatif,
dan religion”.
Secara bahasa, “Hizbul Wathan” berarti “Cinta Tanah Air” dengan maksud sebagai
landasan dan pedoman untuk memperjuangkan bangsa dan tanah air.
Menurut sejarah, Hizbul Wathan adalah geraka kepanduan yang didirikan oleh KH.
Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tahun 1918 yang mulanya bernama padventer
Muhammadiyah. Sejarah menunjukkan bahwa Hizbul Wathan termasuk pelopor kepanduan
di Indonesia sebelum PRAMUKA didirikan.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan didirikan di Yogyakarta pada tahun 1336 H/1918
M. Namun pada tahun 1943 M. bersama dengan organisasi kepanduan lainnya, Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan dibubarkan oleh pemerintah penjajahan Jepang.
3
lainnya, Gerkan Kepanduan Hizbul Wathan dilebur menjadi Pramuka, sebagai satu-satunya
organisasi kepanduan di Indonesia.
Dan pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H. bertepatan dengan tanggal 18 November 1999
M. oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dibangkitkan
kembali untuk kedua kalinya, dengan surat keputusan nomor 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 dan
dipertegas dengan surat keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor
10/Kep/I.O/B/2003.
Singkatan : HW
Pembentukan : 1918
Keanggotaan : perorangan
4
C. STRUKTUR ORGANISASI
QABILAH
D. Jenjangnya
Anggota Kepanduan Hizbul Wathan adalah warga negara Republik Indonesia, beragama
Islam, yang terdiri dari :
1. Anggota Biasa adalah peserta didik putera dan puteri yang dikelompokkan menjadi:
2. Anggota Pembina adalah mereka yang tugas utamanya memimpin dan atau melatih
peserta didik serta mengelola dan atau memimpin Kwartir atau Qabilah. Anggota
pembina terdiri dari pelatih, Instruktur, Pemimpin Satuan, dan Pimpinan Kwartir atau
Qabilah.
3. Anggota Kehormatan adalah para pecinta Kepanduan Hizbul Wathan, yang karena usia,
kesehatan, atau kesibukan kerja tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepanduan.
Anggota Kehormatan terdiri dari:
5
c. Simpatisan Kepanduan Hizbul Wathan.
Jenjang organisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan diatur sejajar dengan jenjang
organisasi di Persyarikatan Muhammadiyah, sebagai berikut:
E. ADART
1) Pengertian
Setiap organisasi pasti tidak akan pernah lepas dengan yang namanya Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga) (ART) begitu pula organisasi HW. Karena arah gerakan sebuah
organisasi sangat ditentukan dengan adanya AD dan ART. AD dan ART memasuki ranah tujuan ke
mana organisasi tersebut akan dibawa. Tanpa adanya AD dan ART sebuah organisasi tidak
mempunyai arah tujuan dalam mengembangkan dan memberdayakan organisasi. Untuk lebih
jelasnya, mari kita lihat lebih rinci lagi terkait pengertian dari AD dan ART.
Anggaran Dasar (AD) adalah peraturan dasar / pokok suatu organisasi yang digunakan sebagai
landasan dan acuan seluruh kegiatan sebuah organisasi.[3] Jadi, semua peraturan dan arah
tujuan sebuah organisasi pasti akan selalu berlandaskan isi yang terkandung dalam sebuah
Anggaran Dasar. Dalam konteks kenegaraan Republik Indonesia, AD seperti UUD 1945 sehingga
isi dari AD ini masih bersifat general (umum) belum terperinci. Oleh karena itu, AD saja tidak
cukup untuk mencapai tujuan dari sebuah organisasi, maka diperlukan juga adanya ART
(Anggaran Rumah Tangga).
Anggaran Rumah Tangga (ART) merupakan peraturan pokok organisasi sebagai terjemahan AD
yang lebih detail dan operasional.[4] Pada dasarnya, ART merupakan pengembangan dari AD itu
sendiri. Sehingga pada ART sifatnya sudah sangat detail dan jelas. Selain itu, ada juga pokok
pikiran yang melengkapi sesuatu yang mungkin belum tertuang di dalam AD. Pada hakekatnya,
ART merupakan sumber rujukan berbagai macam peraturan mendasar dan juga panduan teknis
dalam operasional sebuah organisasi.
ART ini bersifat intern yaitu mengatur urusan yang berkaitan dengan urusan kerumahtanggaan
dalam sebuah organisasi. Jadi, ART ini merupakan sesuatu yang eksklusif di sebuah organisasi.
Perbedaannya dengan AD yaitu AD lebih bersifat ekstern. Jadi, AD lebih mengarah ke tujuan
akhir yang ingin dicapai sebuah organisasi.
6
Anggaran Dasar seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya sangant penting untuk
keberlangsungan sebuah organisasi. Oleh karena itu, Anggaran Dasar mempunyai fungsi yang
sangat vital dalam sebuah organisasi. Berikut adalah beberapa fungsi penting adanya Anggaran
Dasar :
b. Sebagai pedoman dalam penyusunan ART, kebijakan, peraturan dan petunjuk dalam teknis
operasional organisasi
Selain Anggaran Dasar, sebuah organisasi tidak bisa terlepas oleh adanya Anggaran Rumah
Tangga. Tentunya ART tidak bisa dipandang sebelah mata dalam organisasi. Fungsi dan peranan
juga tidak kalah penting dengan AD. Beberapa fungsi dari ART antara lain, yaitu :
d. Sebagai pedoman peraturan dasar, kebijakan, dan petunjuk dalam operasional organisasi
Selain AD dan ART sendiri HW juga mempunyai buku pedoman dasar yang pada nantinya akan
menjadi panduan dalam menggerakkan roda organisasi itu sendiri. Berikut adalah beberapa
fungsi Buku Pedoman Dasar HW, yaitu :
b. Sebagai dasar dalam berbagai kegiatan operasional pimpinan kwartir, qabilah dan unit
Sebagai sebuah pegangan dalam menjalankan AD dan ART tentunya isi dari buku tersebut harus
mendukung berbagai kegiatan organisasi. Berikut adalah diantara isi dari Buku Pedoman Dasar
organisasi HW :
7
b. Organisasi dan keanggotan HW
e. Kode Kehormatan
j. Amal usaha
F. MATERI HW
SANDI
Huruf Sandi adalah huruf rahasia yang hanya di mengerti segolongan orang saja. ada
beberapa macam sandi, setiap orang dapat membuatnya sendiri, tidak ada sandi yang tidak
punya kunci. Terkadang kunci harus di tulis pada suratnya agar penerima tahu cara
membongkarnya.
A.Sandi Morse
Pada tahun 1832, seorang bangsa Amerika bernama Samuel Morse menemukan abjad morse.
1. Peluit 3. Tepukan
2. Lampu 4. Asap
3. Tepukan 5. Dll
Abjad Morse
Q = — — ● — Qomokaro
8
R=●—● Rosahe
S = ●●● Sahara
T=— Tong
U = ●● — Unisco
V = ●●● — Versikaro
W=●—— Winoto
X = — ●● — Xoxendero
Y = — ● — — Yosimono
Z = — — ●● Zoroaster
A =● — Ano
D=—●● Dominan
E=● Egg
G=——● Golongan
H=●●●● Himalaya
I =●● Islam
J = ● — — — Jago loro
K=—●— Komando
L=●—●● Leonarde
M=—— Motor
N=—● Notes
9
O=——— Omoro
Keterangan : A , I , U , E = ●
O = —
Contoh : superman
●●● / ●● —/ ● — — ● / ●/ ● — ● / — —/ ●— / — ●
D. Sandi Jam
Sandi jam berpatokan pada pukul 08.00 dengan menambah 5 menit tiap urutan huruf
08.05 = B 08.30 = G
08.10 = C 08.35 = H
08.15 = D
08.20 = E
F.SANDI AND
Tambahkanhuruf konsonan sebelum kata AND. dan tambahkan huruf vocal setelah AND
Contoh :
SEMAPHORE
Semaphore adalah suatu cara mengirim dan menerima berita dengan memakai
bendera,dayung,batang,tangan kosong ata dengan sarung tangan.informasi yang di dapat di
baca melalui posisi bendera atau tangan.kini yang umum di gunakan bendera
10
semaphore.penemu semaphore adalah claude chappe,brulon,sarthe dan perancis pada tahun
1792.
Pengiriman sandi melalui bendera semaphore ini menggunakan dua bendera ukuran
45 cm x 45 cm.bentuk bendera persegi,gabungan dari dua buah segitiga sama kaki yang
berbeda warna.warna yang di gunakan bermacam-macam yang lazim di gunakan adalah mera
dan kuning,letak merah berada dekat dengan tangkai bendera.awal abad ke 19,semaphore di
gunakan dalam komunikasi kelautan.
Semaphore lazim di gunakan ketika perang sipil di amerika serikat digunakan untuk
memberikan isyarat.bendera yang digunakan putih dan orange terdiri dari 1 bendera.orang
yang memberikan isyarat berdiri di 2-3 meter dari permukaan tanah.
Rounded Rectangular Callout: Dari kegagalan kita dapat membaca apa yang salah
dari diri kita. Berusaha dan berdoa hanya itulah kuncinya.
Kode semaphore terdiri dari beberapa sikap tangan kiri dan kanan. Tiap-tiap bendera
harus di pegang sedemikian, sehingga tongkatnya merupakan sambungan tangan. Letak
telunjuk di atas tongkat itu betul-betul terpegang lurus. Segala pergerakan dilakukan dengan
kedua bahu, sementara itu kedua tangan tetap lurus.
Belajarlah dengan kawan,kakak, atau pembinamu agar supaya tiap tiap gerakan dapat
di periksa dan diperbaiki atau belajar sendiri dengan menghadapi cermin besar, yang lebih
mudah dimengerti terutama sekali bagi penerima berita
TALI TEMALI
Tali temali adalah mencampuradukan antara tali, simpul dan ikatan, begitu juga di
Kepanduan tali di gunakan untuk banyak hal diantaranya :
11
3. menyambungkan tali yang satu dan lainnya
* SIMPUL
Semua simpul di buat menurut, kegunaannya. Simpul yang dimuat dalam buku ini
bersifat intrenasional, mudah dibuat, tetapi tahan dalam segala tekanan dan mudah dilepaskan.
Belajarlah membuat simpul dengan tali yang sedang besarnya dan jangan dengan
seutas benang atau rami. Di bawah ini diterangkan macam-macam simpul, anyaman dan
ikatan.
* Simpul Mati :
* Simpul pangkal :
* Simpul kursi :
* Simpul kembar :
Digunakan untuk mengangkat dua tali yang sama ukurannya dalam kondisi licin atau basah
* Simpul jangkar :
* Simpul hidup :
12
Berfungsi untuk mengikat tiang atau tongkat satu benda
(P.B.B)
Pengertian
Pengertian dari PBB adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menanamkan
kebiasaan tata cara hidup disiplin pada suatu organisasi masyarakat yang diarahkan terhadap
terbentuknya perwatakan tertentu.
Kegiatan Peraturan Baris Berbaris atau PBB biasa dilaksanakan pada kegiatan
kepanduan . Pada kegiatan rutinitas, PBB menjadi kegiatan yang umum dilaksanakan pada
tiap pertemuan. Peraturan pada Baris Berbaris yang digunakan setiap kegiatan kepanduan
(umumnya dilaksanakan menggunakan dua macam cara yakni Baris berbaris menggunakan
tongkat dan tanpa tongkat.)
Pengertian :
12 GERAKAN DASAR
Hadap kanan
Hadap kiri
13
Balik kanan
Lencang kanan
Lencang depan
Jalan di tempat
Hormat
Berhitung
Istirahat di tempat
2) dada di busungkan
4) tumit merapat
2) dada di busungkan
3) tangan kanan mengepal dan tangan kiri memegangi pergelangan tangan kanan, dan di
letakkan di belakang ikat pinggang
14
1) pandangan lurus ke depan
2) dada di busungkan
3) tangan kanan memebentuk sudut 90 derajat dan di tekuk 45 derajat jari jari merapat
dan di taruh di pelipis mata kanan jari jari menghadap ke saku
5) tumit merapat
1. Aba-aba petunjuk
Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada
aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
2. Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan
tanpa ragu-ragu.
Contoh:
3. Aba-aba pelaksanaan
15
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
pelaksanan yang dipakai ialah:
GERAK
JALAN
MULAI
GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan
gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh:
siap -GERAK
JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh:
Catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus
didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
maju - JALAN
16
melintang kanan/kiri maju - JALAN
2. Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-
aba HENTI.
Misalnya:
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba :
hadap kanan/kiri henti GERAK.
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba :
hadap kanan/kiri henti GERAK.
Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kanan henti-
GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri
maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak
dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.
Contoh:
Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan
dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
17
MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-
turut.
Contoh:
hitung -MULAI
A) Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan
menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk
melakukan itu.
B) Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba
terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Pelaksanaanya :
ü Pada waktu memberikan aba-aba menghadap ke arah yang diberi hormat sambil
melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
C) Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang
berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada
waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua)
langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
E) Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
18
F) Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
H) Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah
ULANG !
P2HW
Pertolongan pertama dasar pada korban yang dengan cepat dan tepat sesuai prosedur dasar
dalam kesehatan sebelum korban dibawa ke rumah sakit atau tempat rujukan yang lain.
Prinsip P2HW :
* Jangan panik
* Stop pendarahan
Tujuan P2HW :
Menyelamatkan jiwa
19
3A :
* Aman diri
* Aman lingkungan
* Aman pasien
ASNT :
* A=Awas
* S=Suara
* N=Nyeri
* T=Tidak respon
LDR :
* Lihat
* Dengar
* Rasakan
Bantuan hidup dasar terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat membantu
mempertahankan hidup seorang tuk sementara. Beberapa cara sederhana tersebut adalah
bagaimana menguasai dan membebaskan jalan nafas, bagaimana memberikan bantuan
penafasan dan bagaimana membantu mengalikan darah ketempat yang penting dalam tubuh
korban, sehinga pasokan oksigen ke otak terjaga untuk mencegah matinya sel otak.
Ukuran kegawatan :
Henti nafas
Sirkulasi
20
Kesadaran
Gawat ginjal
Sistem pencernaan
Tulang
Henti jantung
Ukuran keberhasilan :
Cepat
Cermat
Tepat CEKATAN
Efektif
Efisien
STRATAK
Pengertian Stratak :
Kegunaan :
Menstrategikan dan mentaktikkan cara pada saat suatu konsep cara mengajar konsep
lapangan.
Konsep meliputi :
1. Konsep lapangan
2. Konsep hukuman
4. Konsep kemah
21
5. Konsep outbond (konsep pelatihan)
1. Melatih kekompakan
2. Mengasah otak
G. Kurikulum
Kurikulum / Silabus Pandu Hizbul Wathan dari golongan Atfhal hingga Penghela.
Sebagai salah satu pendidikan luar sekolah, Pandu Hizbul Wathan memiliki Kurikulum atau
silabus guna mengatur dan mengelola materi pendidikan kepada para anggotanya.
Kurikulum ini digunakan Pandu Hizbul Wathan agar peserta didiknya tidak merasa
bosan dan para pelatih atau pembina tidak kekurangan materi. Format yang dapat diterapkan
dalam latihan ke-Pandu-an ini untuk tiap minggu latihannya dapat dibagi sebagai berikut :
H. Upacara
Upacara adalah serangkaian perbuatan yang dilakukan atau diadakan dalam tata cara
tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan kidmat sehingga
merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, dalam rangka membentuk tradisi, kepribadian,
watak dan budi pekerti yang baik.
22
2. Memiliki rasa tanggungjawab dan disiplin pribadi
4. Memiliki jiwa gotong royong dan percaya diri pada orang lain
UPACARA ATHFAL
A. Istilah
Kuntum adalah sekumpulan dari anggota Athfal. Biasanya dalam satu regu terdiri dari
± 10 orang. Rumpun adalah sekumpulan dari kuntum – kuntum Athfal. Qobilah/Sekolah
adalah pangkalan kegiatan anggota pandu HW. Pelatih Qobilah/Sekolah adalah pelatih yang
mengelola kegiatan di Qobilah/Sekolah yang dipanggil dengan sapaan Ramanda/Ibunda
C. Perlengkapan
1. Tiang Bendera
2. Bendera (Bendera Rumpun, boleh ditambah Bendera Merah Putih dan HW)
23
D. Pelaksanaan Upacara Pembukaan dan Penutupan
1. Pendahuluan
Boleh dilakukan secara protokoler atau otomatis Dalam Pembacaan Undang – Undang
AThfal dan Doa boleh memakai teks.
2. Pembukaan
Athfal bersembunyi di belakang tiang pohon, semak dan sebagainya atau tidak ada boleh
bergandengan tangan
3. Inti
Semua Athfal menjawab : Ya Ramanda/Ibunda ... sambil lari membuat lingkaran dengan
berrgandengan tangan
Semua Athfal berseru “Ya”Ramanda / Ibunda, kami selalu tetap giat” wahai
Ramanda/Ibunda kami selalu giat bekerja, lalu berdiri tegak bersiap
Giat kesatu sampai ketiga dengan suara perlahan-lahan, dan keempat dengan suara
keras.
24
Semua Athfal mengatakan, “Mi Kan Gia, Tap Giat, Giatlah” artinya : kita akan selalu
tetap giat bekerja. Pada teriakan terakhir (giaaat), tangan kanan di kepalkan, kaki kiri maju
selangkah, pada akhir kata “aaaat” kaki kanan maju dan memberi salam.
Ramanda/Ibunda memerintah balik kanan kepada anak itu dan disuruh membaca undnag –
undang.
Ramanda/Ibunda memanggil seorang lagi untuk membaca janji Athfal, kalau perlu lagi
memanggil satu lagi untuk membaca doa.
4. Penutup
UPACARA PENGENAL
A. Istilah
Regu adalah sekumpulan dari anggota pengenal. Biasanya dalam satu regu terdiri dari ± 10
orang.
25
Qobilah/Sekolah adalah pangkalan kegiatan anggota pandu HW.
Pemimpin Regu adalah pemimpin dari sekumpulan dari anggota pengenal (regu).
Pemimpin Upacara adalah pemimpin dari sekumpulan pasukan – pasukan dalam kegiatan
upacara.
C. Perlengkapan Upacara
1. Tiang Bendera
2. Bendera (Bendera Latihan, boleh ditambah Bendera Merah Putih dan HW)
1. Pendahuluan
c. Dalam Pembacaan Undang – Undang Athfal dan Doa boleh memakai teks.
2. Pembukaan
26
b. Masing – masing pemimpin regu menyiapkan anggotanya di lapangan upacara
membentuk angkare.
3. Inti
a. Pemimpin Upacara memasuki lapangan upacara dengan lari pandu dan menghadap ke
pasukan.
27
o. Setelah pemimpin Qobilah/Sekolah sampai di tempat transit pemimpin upacara
kembali ke tengah lapangan.
4. Penutup
UPACARA PENGHELA
A. Istilah
28
2. Upacara Pelantikan Calon Penghela
C. Perlengkapan Upacara
1. Tiang Bendera
2. Bendera (Bendera Latihan, boleh ditambah Bendera Merah Putih dan HW)
1. Pendahuluan
c. Dalam Pembacaan Undang – Undang Athfal dan Doa boleh memakai teks.
d. Dalam upacara pembukaan dan penutupan latihan penghela, yang menjadi Pembina
Upacara boleh dari Dewan Kerabat Qobilah/Sekolah .
2. Pembukaan
3. Inti
29
e. Penghormatan umum kepada pemimpin Qabilah dipimpin Pemimpin Ikhwan/Pleton
4. Penutup
b. Dewan Kerabat dan atau Pemimpin Qobilah melanjutkan dengan latihan penghela.
I. PROGRAM KEGIATAN
1) Dasar
a. AD dan ART HW
b. Pedoman Penyelennggraan Pokok-Pokok Organisasi
c. Program induk Kegiatan Peserta didik HW
d. Pedoman Syarat Kenaikan Tingkat dan Syarat Kecakapan Khusus Pandu
30
2) Pentingnya Program dalam Pendidikan
a. Pembentukan kepribadian peserta didik harus dilakukan setingkat demi setingkat
secara teratur, dan berkesinambungan.
b. Untuk pelaksanaan kegiatan harus dibuat program yang teratur, tanpa adanya
program yang teratur, usaha pendidkan merupakan usaha yang lepas-lepas bahkan
simpang siur.
c. Program harus tertulis dan perlu program pengganti (program merupakan peta
jalannya pendidikan dan menentukan berhasil atau tidaknya usaha pendidikan)
31
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Demikianlah Makalah yang saya buat semoga bermanfaat bagi orang yang
membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Dan penulis
mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas,
mengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke dalam hati.
Dan kami juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan bertambah
motivasinya dan mengapai cita-cita yang di inginkan, karena kami membuat makalah ini
mempunyai arti penting yang sangat mendalam.
Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.
Fastabiqul khoirot
Wassalamualaikum Wr.Wb
44
DAFTAR PUSTAKA
Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Bidang Diklat. Jaya Melati 1, Penerbit Pusat Penggadaan HW,
Yogyakarta, 2009.