Anda di halaman 1dari 14

Nama : Tania Nur Ulfiyanti

NIM : 2101411122
Prodi/Kelas : PGSD/1D
Dosen Pengampu : Sasih Karnita Arafatun, M.Pd.
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Pemateri : Abdul Gaffar Ruskhan

RANGKUMAN

Minggu, 26 Desember 2021

Pilihan Kata: “Cermat Mengolah Kata, Tepat Menggunakan Bahasa”

A. Pengantar
1. Dalam berbahasa perlu diperhatikan bentuk dan pilihan kata yang digunakan.
2. Bentuk kata berkaitan dengan kata yang dihasilkan melalui pengimbuhan perulangan,
pemajemukan, pemendekan (bentuk pangkas), pengakroniman, penganalogian, dan
penyerapan.
3. Pilihan kata terkait dengan pemakaian kata yang layak, tepat, cermat, dan cergas.
4. Bahasa yang efektif, antara lain, bahasa yang ditandai dengan bentuk kata yang benar
dan pilihan kata yang layak, tepat, tepat, cermat, dan cergas.
5. Untuk menentuan kata yang baku, pengguna bahasa dapat merujuk ke Kamus Besar
Bahas Indonesia Edisi V, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
B. Pembentukan Kata
a. Bentuk Dasar : fikir? >< pikir
faham? >< Paham
rubah? >< ubah
b. Bentuk Terikat : antarbangsa >< internasional
adikuasa >< superpower?
purnawaktu >< full Time?
Pralahir >< prenatal?
C. Perhatikan
- Adikarya prasejarah - Adidaya pramugari
- Awaair pramuniagan - Niraksara purnawaktu
- Nirgelar swasembada - Nonaktif ilmuwan
- Multiguna swalayan
D. Pengimbuhan
Peluluhan k, p, t, s
a. Peluluhan k
Kasus:
- Mengkoordinasi? >< mengoordinasi
- Pengkoordinasi? >< pengoordinasi
- Pengkoordinasian? >< pengoordinasian
- Mengkontrak? >< mengontrak
- Pengkontrak? >< pengontrak
- Pengkontrak(k)an? >< pengontrakan
Bandingkan dengan kr, kl yang tidak luluh
Kasus:
mengristal?, mengeristal? >< mengkristal
pengristal?, pengeristal? >< pengkristal
pengristalan?, pengeristalan? >< pengkristalan
menglasifikasi?, mengelafikasi? >< mengklasifikasi
penglasifikasi?, pengelafikasi?
>< pengklasifikasi
penglasifikasian?, pengelafikasian?
>< pengklasifikasian
b. Peluluhan p
Kasus:
mempopulerkan? >< memopulerkan
pempopuler? >< pemopuler
pempopuleran? >< pemopuleran
mempidanakan >< memidanakan
pempidana? >< pemidana
pempidanaan? >< pemidanaan
Bandingkan dengan pr dan pl yang tidak luluh
Kasus:
Memroses?, memeroses? >< memproses
pemroses, pemeroses? >< pemproses?
pemrosesan, pemerosesan? >< pemprosesan?
Memrakarsai?, memerakarsai? >< memprakarsai
pemrakarsa, pemerakarsa? >< pemprakarsa?
pemrakarsaan, pemerakarsaan? >< pemprakarsaan?
memlenokan >< memplenokan
c. Peluluhan t
Kasus:
menterjemahkan? >< menerjemahkan
penterjemah? >< penerjemah
penterjemahan? >< penerjemahan

menteror >< meneror


penteror? >< peneror
penteror an? >< peneroran
Bandingkan dengan tr yang tidak luluh
Kasus:
menransfer ?, meneransfer? >< mentransfer
penransfer?, peneransfer? >< pentransfer
penransfer?, peneransfer? >< pentransfer
menransaksi?, meneransaksi? >< mentransaksi
penransaksi?, peneransaksi ? >< pentransaksi
penransaksian,? peneransaksian? >< pentransaksian
d. Peluluhan s
Kasus:
mensuplai? >< menyuplai
pensuplai? >< penyuplai
pensuplaian? >< penyuplaian

mensukseskan? >< menyukseskan


pensukses? >< penyukses
pensuksesan? >< penyuksesan
Bandingkan dengan sp yang tidak luluh
Menpirit (?) >< menspirit
penpirit (?) >< penspirit
penpiritan(?) >< penspiritan
menponsori (?) >< mensponsori
penponsoran (?)>< pensponsoran

E. Bentuk Majemuk
Misalnya:
- Temu wicara bukan wicara tamu
- Tatap muka bukan muka tatap
- Tanda tangan bukan tangan tanda
- Sidik jari bukan jari sidik

F. Perulangan
perundang-undangan bukan perundangan-undangan
peraturan-peraturan bukan peratur-aturan
putusan-putusan bukan putus-putusan
harga-menghargai bukan mengharga-hargai

G. Bentuk Pangkas (tidak terlalu disarankan)


Misalnya:
1. Swalayan bentuk pangkas dari pasar swalayan.
2. Lab bentuk pankas dari laboratorium.
3. Faks bentuk pangkas dari faksimile.
4. Info bentuk pangkas dari informasi.

H. Akronim (tidak terlalu disarankan, kecuali sudah disebut secara lengkap)


1. Berseri akronim dari bersih, sehat, rapi, dan indah.
2. Pemda akronim dari pemerintah daerah.
3. Rakor akronim dari rapat koordinasi.
4. Hankam akronim dari pertahanan dan keamanan.

I. Analogi
Misalnya:
petatar (yg ditatar) selain penatar
pesuluh (yg disuluh) selain penyuluh
beranalogi ke bentuk pesuruh
petinju beranalogi ke petani/peternak

Perhatikan bentuk lain:


pesepak bola, peboling, pebulu tangkis, petenis

J. Kata Serapan
Kasus:
Active : aktif atau aktip?
effective : efektif atau efektip?
organization : organisasi atau organisir
analysis : analisis atau analisa
energy : energi atau enerji
preclinic : praklinik/s atau preklinik
Jumu’ah : Jumat atau Jum’at
asas : asas atau azas
K. Beberapa Hal Penting tentang Pilihan Kata
1. Pemakaian kata yang layak
2. Pemakaian kata yang tepat
3. Pemakaian kata yang cermat
4. Pemakaian kata dan ungkapan yang cergas

Simpulan
1. Penggunaan bahasa efektif dalam bahasa formal harus memperhatika bentuk dan
pilihan kata.
2. Bentuk kata berkaitan dengan segi morfologisnya, sedangkan pilihan kata berkaitan
dengan kelayakan kata dalam penggunaannya, terutama segi gramatikalnya.
3. Pemilihan kata perlu pula mempertimbangkan kelayakan, ketepatan, kecermatan, dan
kecergasan berbahasa.
Rangkuman
Senin, 27 Desember 2021
Ejaan: “Cermat Menggunakan Ejaan, Berbobot Nilai Tulisan”
A. Pengantar
1. Bahasa Indonesia dari sarana komunikasi meliputi bahasa lisan dan bahasa tulis.
Bahasa lisan ditandai oleh lafal, intonasi, gerak, dan mimik. Sementara itu, bahasa
tulis ditandai oleh penerapan ejaan.
2. Ejaan yang berlaku saat ini adalah Ejaan Bahasa Indonesia berdasarkan
Permendikbud No. 50 Tahun 2015 yang disempurnakan dengan Keputusan Kepala
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Nomor 0321/I/BS.00.00/2021 Tahun
2021 tentang Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia.
3. Didalam berbahasa tulis penerapan kaidah bahasa Indonesia sangat penting agar
tulisan berbobot dan cendekia. Tulisan yang kurang memperhatikan kaidah ejaan
akan mengurangi nilai “keterpelajaran” penulisnya.
4. Kaidah ejaan yang penting diperhatikan adalah (a) pemakaian huruf, (b) penulisan
kata, (c) tanda baca, (d) penulisan unsur serapan.

B. Contoh kesalahan ejaan


AC a se : a ce
ABC a be se : kecap a be ce
IGGI ay ji ji ay : i ge ge i
IUD ay yu di : i u de
Faks feks, feksemail : faks, faksimile
Prof Dr Ir Sangkuni SH MA : Prof. Dr. Ir. Sangkuni, S.H., M.A.
No. 01, 02, dst. (021) 7320824, 0815 1622 855

C. Pemakaian Huruf
1. Sekjen Kementrian Agama Nizar Ali hari ini melantik 41 Pejabat Fungsional. Mereka
terdiri atas 22 Pejabat Fungsional Perencana dan 19 Pejabat Fungsional Pegelola
Pengadaan Barang/Jasa.
2. Sesuai Amanah Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 42 Tahun 2016 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Kementrian Agama, Lanjut Nizar, bagi Pejabat
Fungsional harus memahami jabatannya. Pengambilan sumpah dan pelantikan ini
bertujuan sebagai sarana pengembangan karir professional PNS. Selanjutnya
diperlukan pembinaan secara berkala.
D. Huruf Miring
Misalnya:
Di Harian Hakuan 18 Agust '13 ada resensi buku Indonesia taman firdaus khatulistiwa
yang menggambarkan betapa indah dan suburnya bumi kita sehingga menjadi idaman
manusia di dari belahan bumi manapun.
Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat
organik (carbon) yang menghasilkan effek yang sama dengan yang dihasilkan oleh
minuman yang beralkohol atau obat anestetik jika aromanya di hisap. Čontoh:
lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya.
Perhatikan: Harian Kompas, Republika, Media Indonesia
Editor, Tempo, Prospek
Buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
Buku Pengantar Bisnis
Buku Nusa Bangsa yang Membangun
Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing ....

E. Kata Asing, Kata Daerah, Kata yang Dipentingkan, dan Nama Ilmiah juga Dicetak
Miring.
Pemilu 2009 lebih demokratis daripada
pemilu sebelumnya.
Kata upgrading ‘penataran’
Garcinia mangestana ‘manggis’
Weltanschauung ‘pandangan dunia’
Wlujeng sumping. ‘ Selamat datang.’
F. Kata Baku dan Tidak Baku
Baku Tidak Baku
aktivitas aktifitas
arkais arkhais
arkeologi arkheologi
akhir achir, akir
akhlak ahlak
advis adpis
advokat adpokat
adjektif ajektif
ekspor eksport
ekstrover ekstrovert
ekuivalen ekwivalen
G. Pemakaian Tanda Baca
a.n. (atas nama) a/n (atas nama)
d.a. (dengan alamat) d/a (dengan alamat)
u.p. (untuk perhatian) u/p (untuk perhatian)
dkk. (dan kawan-kawan) d.k.k. ( dan kawan-kawan)
tsb. (tersebut) t.s.b. (tersebut)
dsb. (dan sebagainya) d.s.b. (dan sebagainya)
hlm. (halaman) hal. (halaman)

H. Penggunaan Tanda Koma


a. Sebelum kata-kata berikut tidak boleh ada tanda koma.
bahwa, karena, agar, sehingga, walaupun, meskipun, kendatipun, apabila, jika,
supaya, ketika, sebelum, sesudah, andaikata, sungguhpun, sekalipun, setelah, dan
sebagainya.
b. Ungkapan penghubung antarkalimat diikuti tanda koma.
Oleh karena itu, padahal malah, oleh sebab itu, meskipun begitu, lagi pula, kalau
begitu, selain itu, bahkan, jadi, lagi pula, namun, meskipun demikian, misalnya,
sebaliknya, sehubungan dengan itu, sementara itu, kemudian, dan sebagainya
I. Penggunaan Tanda Hubungan
a. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital
Misalnya, se-Jakarta, se-Jawa Barat.
b. ke dengan angka,
c. angka dengan -an, dan
d. singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Misalnya, ke-25, 2000-an, di-PTUN-kan, dan mem-PHK.
Rangkuman

Selasa, 28 Desember 2021

A. Pendahuluan
1. Sarana komunikasi yang digunakan adalah bahasa.
2. Salah satu bahasa yang menjadi sarana komunikasi itu adalah bahasa Indonesia.
3. Bahasa Indonesia memiliki kaidah, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis.
4. Bahasa formal perlu memperhatikan kaidah BI, khususnya bahasa lisan: lafal, pilihan
kata, dan kalimat.
5. Dl komunikasi, kita akan berurusan dng rangkaian kata yg mengandung pikiran lengkap.
6. Pikiran lengkap memuat ihwal, paling sedikit, apa/siapa berhal/berperilaku bagaimana.
7. Biasanya kalimat diawali dng huruf kapital dan diakhiri dng tanda titik; dl ujaran pikiran
lengkap itu ditandai oleh lagu kalimat menaik dan menurun.
Misalnya:
(1) Kuku Kakak Kakek Kiki kaku-kaku.
(2) Kotabaru gunungnya bermega.
8. Rangkaian kata yang kita sebut kalimat bukan sekadar rangkaian kata, melainkan
kumpulan pikiran dan informasi yang jelas tentang apa, siapa, atau bagaimana.
9. Di kalimat unsur pikiran lengkap amat penting krn dng adanya pikiran lengkap itu
kalimat menjadi bernalar.
B. Kalimat dan Kata
1. Hubungan kalimat dan kata: hubungan saling kebergantungan shg tidak mungkin ada
kalimat tanpa kata dl keadaan sewajarnya.
2. Kata yg dirangkai diberi peran gramatik utk menduduki fungsi tertentu yg “disediakan”
oleh kalimat yg sebelumnya sudah dibebani oleh peran semantik (makna); jadi, ada dua
peran sekaligus: peran semantik dan peran gramatik.
3. Kata hakikatnya merupakan unsur kalimat yang menjadi penopang kalimat tindak
komunikasi.

C. Kalimat dan Paragraf


1. Dalam paragraf, kalimat menjadi unsurnya sbgmn kata menjadi unsur kalimat.
2. Paragraf ada krn dukungan kalimat yg dirangkai shg tidak ada paragraf kalau tidak ada
kalimat.
3. Kalimat mengandung pikiran lengkap shg untuk menyusunannya diperlukan pikiran yang
runtut dan jelas, bahkan lebih kompleks lagi pikiran yang dituntutnya.
4. Penyusunan kalimat untuk menjadi paragraf memerlukan tingkat pikiran yang
kecanggihannya lebih tinggi.
5. Paragraf bergantung pd kalimat utk menampung pikiran kita.
6. Dalam paragraf, kalimat dirangkaikan dng kekuatan nalar yg hubungan ditopang oleh
kata dan ungkapan tertentu yg berfungsi merekatkan pertautan antara kalimat yg satu
dan kalimat yg lain.
7. Jadi, kita menemukan keterjalinan hubungan antara kata, kalimat, dan paragraf.

D. Struktur Kalimat
1. Kalimat itu merupakan rangkaian kata yg sekurang-kurangnya mengandung unsur S
(subjek) dan P (predikat).
2. Subjek adalah bagian kalimat yg menjelaskan apa atau siapa yg melakukan atau
berperilaku spt yg dikemukakan predikat.
3. Predikat: bagian kalimat yg menjelaskan bagaimana subjek itu sbg jawaban atas
pertanyaan bagaimana keadaan atau tindakan subjek.

E. Kalimat Dasar dan Kalimat Luasan


1. Kalimat dasar: kalimat paling singkat yg hanya mengandung satu kata untuk satu fungsi.
2. Kalimat luasan: kalimat yg telah diperluas unsur-unsurnya tanpa mengubah jumlah struktur
dasarnya yg satu fungsi dapat diisi dng beberapa kata.
Pola Kalimat Dasar
a. S-P
b. S-P-O
c. S-P-O-K
d. S-P-O1-O2
e. S-P-K
f. S-P-Pel
Misalnya:
1) Intan mahal.
2) Warga mendulang intan.
3) Pendulang mancari intan setiap hari.
4) Pemerintah memberikan si miskin santunan.
5) Daerahnya berkabut kemarin.
6) Bus berisi penumpang.
3. Kalimat tunggal: kalimat yg terdiri atas satu struktur gramatik yg sedikitnya didukung oleh
satu subjek dan satu predikat sbg struktur utama.
4. Unsur struktur lainnya, spt objek, pelengkap, dan keterangan, dapat mewujudkan satu kalimat
tunggal.
5. Kalimat majemuk: kalimat yg terdiri atas dua struktur gramatik atau lebih, baik hubungan
kesetaraan maupun hubungan kebergantungan: dl kesetaraan, struktur yg satu sejajar dng
struktur lainnya; dl kebergantungan, struktur yg satu bergantung kpd struktur yg lain.
Misalnya:
1) Setelah UUD 1945 dirumuskan oleh para pendiri Republik dan dinyatakan berlaku
sebagai undang-undang dasar negara, bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai
bahasa negara.

F. Kalimat Efektif
1. Kalimat efektif: kalimat yg memperlihatkan keseimbangan antara struktur dan kandungan
informasinya, yg unsurnya berupa subjek, predikat plus minus objek, keterangan,
dan/atau pelengkap.
2. Kalimat efektif memperlihatkan kelengkapan struktur, kehematan kata, dan kejelasan
nalar.
Kalimat disebut tidak efektif krn:
a. kalimat yang tidak bersubjek
b. kalimat yang tidak berpredikat
c. bukan kalimat, tetapi hanya keterangan
d. kata tugas yang mubazir
e. kalimat yang rancu
f. bentuk tidak sejajar
g. kalimat yang keliru dalam pemakaian konjungtor/penghubung
h. kalimat yang pengaruh bahasa asing
i. kalimat yang pengaruh bahasa daerah
j. kalimat yang salah dalam pemakaian kata ganti persona
k. kalimat yang tidak logis

G. Penutup
1. Kalimat dng kompleksitas masalahnya tidak cukup diselesaikan hanya dl ruang yang
terbatas ini.
2. Kepekaan dlm menangkap dan menyimpulkan betul tidaknya sebuah kalimat memerlukan
latihan yg terus-menerus.
3. Betapapun juga, penguasaan kalimat merupakan modal utama untuk mampu berbahasa
Indonesia dng baik dan benar.
Rangkuman
Rabu, 29 Desember 2021
Bahasa Surat

A. Pengertian Surat Dinas


Surat dinas adalah salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan sesuatu
dari satu pihak (orang, instansi, atau organisasi) kepada pihak lain (orang, instansi, atau
organisasi). Dengan demikian, surat dari satu pihak lain itu berisi informasi yang
menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan inas instansi disebut surat dinas atau surat
resmi.

B. Fungsi Surat Dinas


a. Sebagai bukti tertulis hitam di atas putih, terutama surat perjanjian
b. Sebagai alat pengingat karena surat dapat diarsipkan dan dapat dilihat lagi jika
diperlukan
c. Sebagai bukti sejarah, spt pada surat-surat tt perubahan dan perkembangan suatu
instansi
d. Sebagai pedoman kerja, spt surat putusan atau instruksi
e. Sebagai duta atau wakil penulis untuk berhadapan dengan lawan bicaranya. Oleh
karena itu, isi surat merupakan gambaran mentalitas pengirimnya.

C. Syarat Surat Dinas


a. Menggunakan format yang menarik
b. Tidak terlalu Panjang
c. Manggunakan bahasa yang jelas, padat, adab, dan takzim;
1) Jelas, mudah dipahami dan lengkap unsur gramatikalnya;
2) Padat, yakni tidak bertele-tele dan tidak berbunga-bunga, tetapi langsung
mengungkapkan pikiran yang hendak disampaikan;
3) Adab dan takzim, yakni pernyataan sopan dan simpatik, dan tidak menyinggung
perasaan si penerima.
D. Format Surat Dinas
a. Format lurus penuh
b. Format lurus
c. Format setengah lurus a
d. Format setengah lurus b
e. Format tekuk atau format bergigi
f. Format paragraf menggantung
E. Bagian Surat Dinas
1. Kepala surat 9. Paragraf isi surat
2. Tanggal surat 10. Paragraf penutup surat
3. Nomor surat 11. Salam penutup
4. Lampiran surat 12. Tanda tangan
5. Hal atau perihal surat 13. Nama jelas penanda tangan
6. Alamat yang dituju 14. Jabatan penanda tangan
7. Salam pembuka 15. Tembusan
8. Paragraf pembuka surat 16. Inisial

a) Kepala Surat
1) Nama instansi 6) Lambang instansi dan logo
2) Alamat lengkap 7) Alamat kantor cabang (dalam bisnis)
3) Nomor telepon dan faksimie 8) Nama bank (dalam bidang bisnis)
4) Nomor kontak pos 9) Jenis usaha (dalam bidang bisnis)
5) Alamat kawat

F. Penggunaan Singkatan dalam Surat

Benar Salah
a.n. (atas nama) a/n (atas nama)
d.a. (dengan alamat) d/a (dengan alamat)
u.b. (untuk beliau) u/b (untuk beliau)
u.p. (untuk perhatian) u/p (untuk perhatian)
dkk. (dan kawan-kawan) d.k.k. (dan kawan-
dll. (dan lain-lain) d.l.l.
tsb. (tersebut) t.s.b. (tersebut)
dsb. (dan sebagainya) d.s.b. (dan sebagainya)
sda. (sama dengan di atas) s.d.a.
sbb. (sebagai berikut) s.b.b.
FOTO KEIKUTSERTAAN

Anda mungkin juga menyukai