Oleh
Kelompok 5 :
Dosen Pengampu :
Wandi.A.,S.TH.I,M.AG
KATA PENGANTAR
Begitu banyak nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita semua tetapi sedikit sekali yang
kita ingat. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan topik “KONSUMSI" dan juga kami ucapkan terimakasih
kepada Bapak Wandi.A.,S.TH.I,M.AG selaku dosen mata kuliah Tafsir Ayat Ekonomi kami
yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Dengan berkat ridho Allah SWT dan tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak dan teman-teman yang membantu
membuat makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan malakah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun, kami telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan tangan
terbuka kami menerima saran dan usulan guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. Kesimpulan ......................................................................................................................
16
B. Saran .............................................................................................................................. 16
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Alquran sudah memberikan petunjuk yang jelas tentang semua urusan manusia,
sehingga ayat-ayat Alquran perlu ditafsirkan untuk menghasilkan pemahaman yang tepat
tentang prilaku kehidupan manusia, termasuk dalam bidang perekonomian, karena
pengembangan ilmu ekonomi Islam yang bersumber dari Al-Qur'an mempunyai peluang
yang sama dengan pengembangan keilmuan lainnya. Sebagai sebuah metodologi, tafsir
ekonomi terhadap ayat-ayat Alquran memberi peluang bagi pengembangan ilmu ekonomi
Islam. Hal ini disebabkan karena setiap manusia selalu melakukan aktivitas
perekonomian, terutama aktivitas konsumsi yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan
sehari-hari. Manusia membutuhkan berbagai konsumsi untuk dapat mempertahankan
hidupnya. Karena itu, perlu dilakukan penafsiran terhadap ayat-ayat yang berkaitan
tentang perihal konsumsi, sehingga didapatkan suatu pemahaman yang proporsional
terhadap prinsip-prinsip konsumsi dalam Alquran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Konsumsi ?
2. Bagaimana Ayat, Terjemahan dan Mufradat Konsumsi ?
3. Apa Asbabun Nuzul Konsumsi ?
4. Apa Penafsiran Ayat-Ayat Yang Berhubungan Dengan Konsumsi?
5. Bagaimana Pandangan Hadis tentang Konsumsi ?
6. Bagaimana Etika konsumsi dalam Islam ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa pengertian konsumsi ?
2. Mengetahui Ayat, Terjemahan dan Mufradat Konsumsi ?
3. Mengetahui apa itu Asbabun Nuzul Konsumsi ?
4. Mengetahui apa penafsiran ayat-Ayat yang berhubungan dengan konsumsi?
5. Mengetahui bagaimana pandangan hadis tentang konsumsi ?
6. Mengetahui bagaimana Etika konsumsi dalam islam ?
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsumsi
Konsumsi berasal dari bahasa Inggris yaitu "consumption‟ yang berarti 1. The act or
process of consuming; (perbuatan atau proses mengkonsumsi) 2. The utilization of
economic goods in the satisfaction of wants or in the process of production resulting
chiefly in their destruction, deterioration, or transformation. (Penggunaan barang-barang
yang bersifat ekonomi dalam memenuhi atau memuaskan keinginan; atau dalam proses
produksi yang menghasilkan pengrusakan, kemerosotan dan perubahan).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsumsi diartikan 1. Pemakaian
barangbarang hasil produksi seperti pakaian, makanan dan sebagainya. 2. Barang-barang
yang langsung memenuhi keperluan hidup kita.1
Dalam Bahasa Arab istilah konsumsi disebut al-istihlāk yang memiliki akar kata
halaka (dengan masdar halākan - hulkan – hulūkan –tahlūkan - tahlukatan -mahlikan).
Kata ini kemudian mendapat tambahan tiga huruf hamzah, sin, ta. (menjadi istahlaka –
yastahliku berarti menafkahkan atau menghabiskan harta. Dalam hal ini makna kata
tersebut dapat digunakan untuk makna membelanjakan atau menafkahkan, dan
menghabiskan. Istihlak dapat juga diartikan membelanjakan atau menghabiskan benda,
barang atau uang untuk memperoleh manfaat dari benda tersebut. Konsumen dalam
bahasa Arab disebut al-mustahlik yang berarti orang yang menyandarkan sesuatu kepada
orang lain atauau dapat juga diartikan dengan orang menghabiskan, membelanjakan atau
menggunakan harta, benda, uang atau jasa. Jadi konsumen ialah orang yang melakukan
kegiatan konsumsi dengan cara membeli, dan sebagainya dengan tujuan menghabiskan
atau menggunakan barang.
Ayat-ayat al-Qur‟an yang menggunakan akar kata istihlak yaitu kata halaka dalam
berbagai bentuknya disebutkan sebanyak 68 kali dalam 63 ayat. Sebagian besar makna
yang dirujuknya adalah binasa atau hancur, rusak, hilang, binasa dan meninggal dunia.
Dalam bentuk fi'il madhi halaka berkaitan dengan makna meninggal dunia yaitu kalalah,
orang yang meninggal dunia dan ia tidak memiliki istri dan anak; atau bermakna binasa
karena peperangan; meninggal dunia; dan hilangnya kekuasaan.
Terjemahan :
"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu,
tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
َّ
انذا َر Rumah/kampung ا ْنفظَا َد Kerusakan
ْ
َْ َٔ
ْ اح ٍِظ Dan berbuat baik
ِ ْال َْر
ض Muka bumi
َ ٍ اح
َظ َْ Telah berbuat baik َ ٍْ ان ُ ْف ِظ ِذ
ي ْ Orang yang berbuat
kerusakan2
Q.S Al-Mukminun : 61 2.
ٰۤ
ٌَ ْٕ ثق ٰ
ط َ ا ُْى
َِ ن َٔ خ ٰ
ْزيخَ ْ
ن ا ف
ِ ٗ ٌَ ْٕ ُ
ع ارُ َ ظ ي َ اُ ٰ ِك: Ayat
ى ن
ُِ ِ
Terjemahan :
"mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang lebih
dahulu memperolehnya."
Mufradat :
Arab Indonesia
ِ ا ْن َخي ْٰز
خ Kebaikan
ُِ ٰط
ٌَ ْٕ ثق Mereka berlomba
ُ
ٌَ ْٕ ع ُ ار ِ َيظ Mereka bersegera3
4
2 M. Merdeka.com
ُّف ٕ۟ٓا ۚ ۥََِّإُ َْل ي ُِحة
ُ ت ۟ا َٔ َْل ذظُْ ِز
ُٕ ظ ِج ٍذ َٔ ُكه ُٕ۟ا َٔٱ ْش َز ُ ث ُِ ٗ ٓ َءاد ََو ُخ ُٔذ ۟ا ِس
ْ َي َر َُك ْى ُِع َذ ُك ِّم ي َ ٰي
ْ ٱن
َ ُظ ِزفِ ٍي ْ
ِ ٗ ي َ َءايَُُٕ ۟ا
ف ٍ َِّذKق ق ُْم ِْ ٗ َ نِه ِ ۚ Kي َ ٱن ِّز ْس ِّ ٰ َٔ َ ِ ر ٓ أخَْ زَ َجK َِّٗ K ََِّّل ٱنKي َح ٱلKي ْ َح َّز َو ِس
ٍِ ا ِدۦ ٱنطيَّث َِدKنعث ٍَ ق ُْم
َُّ ٱ ْنحي ج
َ َ ٌُٕ ًَو ي ْ َعه َِ ص ُم ٱلْ َء ٰاي َِد
ٍ ْ نق َِ َح ۗ َك ٰ َذ
َِّ ُنك ف َِٰ ي َْو ٱ ْن
ِ قي َ ص ًح َ ِٱنذ ْيا َ خَ ان ِ َٰٕ َ
Terjemahan :
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan". (31)
Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah
dikeluarkanNya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki
yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat". Demikianlah Kami
menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. (32)
Mufradat :
Ayat 31
Arab Indonesia Arab Indonesia
۟ ُ ُْ
ِسيَُْ َر ُك ْى Pakaianmu yang ٕٓ ْان ًُ ْظ ِزفِ ْئَ َْل ذظ ِزف
َ ٌا orang yang
indah berlebihlebihan
ي ٰاد ََو َ ٰي
ِْ ث wahai anak cucu ف ٓ ۟ا
ُ َٔ َْل ذظُْ ِز tetapi) jangan
Adam berlebihan
Ayat 32
Arab Indonesia Arab Indonesia
4. Q.S Al-Kahfi : 19
Ayat :
ۗ ۤ ۗ ۤ ٰ
َي ْيًا ا َٕ َث اِ ْ َى قا َ ُٕن ْا نث ُْ ى قا َ َل ق ٰا َ ىِ ٌم يُِّ ْ ىُْ َك ْى نثَ ْثِر ُْ ى نيِ َرظَ ٰا َء ُن ْٕا ت ََُْي
ُْ َث ُْ نك ت َع َِ َٔ َك ٰذ
ۗ
ْ ت َِرقِ ُك ْى ْٰ ِذ ِٓ اِ َٗن
ْان ًَ ِذي ِ َذ ُك ْىKاح ُ ا َ ْت َعK ى ف
َ ث ْٕٓا ُْ ت َا نثَ ْثِرِ ى َ َْٔ ت َْعط
َُ ي ْ ۗ ٍو قا َ ُن ْٕا َرتُّ ُك ْى ا َْعه
ف َٔ َْل ي ْ ُش ِع ٌَز َّ تِ ُك ْى ا َح ًذا ٰٗ َُّ ْظز
َّْ َق يِّ ُُّْ َ ْني َرهَط ِ اي َٓا ا َْسك طَ َعايًا ف ْهَيَأ ْذ ُِك ْى
ٍ تز ْس ُْ يَُ َح ف ْه
َِ
Terjemahan :
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka, agar di antara mereka saling bertanya. Salah
seorang di antara mereka berkata, “Sudah berapa lama kamu berada (di sini)?” Mereka
menjawab, “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari.” Berkata (yang lain lagi),
“Tuhanmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah
seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah 5
dia lihat manakah makanan yang lebih baik, dan bawalah sebagian makanan itu untukmu,
dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepada
siapa pun. Mufradat :
Arab Indonesia Arab Indonesia
ٰ
َُْ تَ َع Kamibangunkan أح َذ ُكى
َ Salah seorang di antara
ُْث ى
merek kamu
Ayat :
6
ع ْ طَثِي ِْم ٰال ِّّل ْٔ َُ اي َا َل ان اَّص تا ِ ْنثا َ ِط ِم َٔي
ٍ َ ٌَ ص ُّذ ِ ُّْ يٍّ َ ْْال َْحثا َ ِر
َْٕ ٌَ ْٕ َُانز ْثا ٌَ ِ نيََأ ْ ُكه َُ ي َ ٰا
ِ ي ُ ْٕٓا اٌِ َّ َكثِ ْي ًزا َِّ َاي ا
ٍ انذ َُّ ٰٓي
ب انَيِ ٍْۙى ٍ في طَثِي ِْم ٰال ِّّل ۙفثَ ِ َّش ْز ىُْ تِ َع َذا ِْ َْفق ََْٕ ا
ُِ ي ُ ض َح َٔ َْلَِّ ش ْٔ ٌَ ان َّذ ةَ َٔان ْف ْ َي
ُِ َيك ٍْ انذَِّ َٔۗ
Terjemahan :
Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya banyak dari orang-orang alim dan
rahibrahib mereka benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil, dan (mereka)
3 M. Merdeka.com
menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas
dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira
kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih (34)
(Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka Jahanam, lalu dengan
itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, “Inilah
harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa
yang kamu simpan itu.” (35) Mufradat:
Ayat 34
Arab Indonesia Arab Indonesia
ْ ٌَٔيَ ْك ش
ِ َٱلَْحْ ث
ار Ulama-ulama ُِ (Mereka)
(Yahudi) menyembunyikan
ُّْ
ٌِ َٱنز ْثَا Dan Rahib rahib ََُٕٕ ِيُُف
َق ا Mereka
menafkahkan
ٌَٔ ص ُّذ
ُ ََٔي dan mereka ُ فَثَ ِّش ْز
ى maka beritakan
menghalanghalang kepada mereka
i
Ayat 35
Arab Indonesia Arab Indonesia
ٓ
ٰٗ ًَ ي ُْح Dipanaskan َُْٔظُُٕ ُر ى dan punggung
mereka
ََّ َٓ َج
ى Jahanam ُْكَ َْشذى Kamu simpan
ُْ فَر
ٰٖ َٕ ك maka/lalu ق ۟ا ُ
ُٕ ف َذ Maka rasakan lah
dibakarlah
10
1. Q.S Al-Qashas : 77
Nasihat di atas tidak berarti seseorang hanya boleh beribadah murni (mahdah)
dan melarang memperhatikan dunia. Berusahalah sekuat tenaga dan pikiran untuk
memperoleh harta, dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu di dunia, berupa kekayaan dan karunia lainnya,
dengan menginfakkan dan menggunakannya di jalan Allah. Akan tetapi pada saat
yang sama janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan di dunia dengan tanpa
berlebihan. Dan berbuatbaiklah kepada semua orang dengan bersedekah sebagaimana
atau disebabkan karena Allah telah berbuat baik kepadamu dengan mengaruniakan
nikmat-Nya, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dalam bentuk apa pun di bagian
2. Q.S Al-Mukminun : 61
Setelah menjelaskan sifat-sifat orang yang lengah dan larut dalam durhaka,
Allah lalu menguraikan sifat orang-orang yang menjaga hati untuk taat kepada Allah.
Sungguh, orang-orang yang karena takut akan azab Tuhannya, mereka sangat
berhatihati agar tidak melanggar perintah-Nya, dan mereka yang beriman dengan
tandatanda kekuasaan Tuhannya, baik yang tersurat dalam Al-Qur’an maupun yang
terhampar di alam semesta, dan mereka yang tidak mempersekutukan Tuhannya
dengan apa pun dan kapan pun, baik syirik kecil seperti ria maupun syirik besar, dan
mereka yang memberikan apa yang mereka berikan seperti sedekah, zakat, dan
lainnya, dengan hati penuh rasa takut jika pemberian itu tidak diterima oleh Allah
karena mereka tahu bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya
untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka; mereka itu, yaitu orang-orang
dengan sifat-sifatnya demikian, bersegera dalam kebaikan-kebaikan dan bersemangat
dalam menjalankan ibadah, dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu
memperolehnya, yaitu surga, sebagai ganjaran atas amal kebaikannya
Pada ayat yang lalu Allah memerintahkan agar manusia berlaku adil dalam
semua urusan, maka pada ayat ini Allah memerintahkan agar memakai pakaian yang
baik dalam beribadah, baik ketika salat, tawaf, dan ibadah lainnya. Allah juga
memerintahkan manusia untuk makan dan minum secukupnya tanpa berlebih-lebihan.
Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus yaitu pakaian yang dapat
menutupi aurat kalian atau bahkan yang lebih dari itu ketika kalian beribadah,
11
sehingga kalian bisa melakukan salat dan tawaf dengan nyaman, dan lakukanlah
itu pada setiap memasuki dan berada di dalam masjid atau tempat lainnya di muka
bumi ini. Dalam rangka beribadah, Kami telah menyediakan makanan dan minuman,
maka makan dan minumlah apa saja yang kamu sukai dari makanan dan minuman
yang halal, baik dan bergizi, tetapi jangan berlebihan dalam segala hal, baik dalam
beribadah dengan menambah cara atau kadarnya, ataupun dalam makan dan minum.
Karena sungguh, Allah tidak menyukai, yakni tidak melimpahkan rahmat dan
ganjaran-Nya kepada orang yang berlebih-lebihan dalam hal apa pun.
Allah mengecam kaum musyrik yang mengharamkan sesuatu yang baik, seperti
berpakaian dan memakan makanan yang baik, kemudian mereka mengatakan bahwa
ketentuan itu berasal dari Allah. Oleh karena itu, Allah memerintahkan Nabi-Nya
untuk mengingkari perkataan orang-orang musyrik itu. Katakanlah, wahai Nabi
Muhammad, kepada mereka yang mengharamkan apa yang dihalalkan Allah,
"Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah disediakan, yakni
diizinkan untuk dikenakan dan dinikmati, untuk hamba-hamba-Nya, dan rezeki yang
baik-baik yang Allah sediakan di muka bumi ini?" Katakanlah, "Pakaian, makanan,
atau rezeki lainnya, semua itu untuk orang-orang yang beriman juga orang yang tidak
beriman dalam kehidupan dunia, tetapi ia akan menjadi khusus untuk mereka saja
yang beriman pada hari Kiamat." Demikianlah, Kami menjelaskan ayat-ayat, yakni
ketetapan-ketetapan hukum atau bukti-bukti kebesaran Kami, itu untuk orang-orang
yang ingin mengetahui.
4. Q.S Al-Kahfi : 19
Dan demikianlah setelah kami tidurkan mereka dalam waktu yang lama dan
Kami jaga mereka di dalam tidurnya itu, Kami bangunkan mereka agar di antara
mereka saling bertanya tentang keadaan mereka. Salah seorang di antara mereka
berkata, "Sudah berapa lama kamu berada di sini?" Mereka menjawab, "Kita berada
(di sini) sehari atau setengah hari." Mereka mengira baru satu atau setengah hari di
dalam gua, sebab mereka masuk ke dalam gua pada pagi hari dan bangun dari tidur
pada sore hari. Melihat keadaan di dalam gua itu dan di sekitarnya berbeda dengan
apa yang disaksikan dahulu, mereka ragu berapa lama tinggal di dalam gua. Maka
timbullah perbedaan pendapat di antara mereka. Kemudian berkata seorang di antara 6
mereka, "Tak usah kita perdebatkan berapa lama kita di sini, Tuhanmu lebih
mengetahui berapa lama kamu berada di sini. Meraka merasa lapar maka salah
seorang di antara mereka berkata, suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota
untuk membeli makanan dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia
12
mencari tempat menjual makanan dan lihat manakah makanan yang lebih baik,
maka belilah makanan itu dan bawalah sebagian makanan itu untukmu, dan
hendaklah dia berlaku lemah lembut kepada siapa saja di kota itu dan jangan
sekalikali menceritakan halmu kepada siapa pun agar mereka tidak mengetahui
keadaanmu dan tempatmu bersembunyi.
Wahai manusia! Makanlah dari makanan yang halal, yaitu yang tidak haram,
baik zatnya maupun cara memperolehnya. Dan selain halal, makanan juga harus yang
baik, yaitu yang sehat, aman, dan tidak berlebihan. Makanan dimaksud adalah yang
terdapat di bumi yang diciptakan Allah untuk seluruh umat manusia, dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah setan yang selalu merayu manusia agar memenuhi
13
14
3. Free Will (kehendak bebas). Alam semesta adalah milik Allah yang memiliki
kemahakuasaan (kedaulatan) sepenuhnya dan kesempurnaan atas makhluk-
makhlukNya. Manusia diberi kekuasaan untuk mengambil keuntungan dan manfaat
sebanyak- banyaknya sesuai dengan kemampuannya atas barang – barang ciptaan
Allah. 10
4. Amanah (responsibility atau pertanggungjawaban). Dalam melakukan 11konsumsi,
manusia dapat berkehendak bebas, tetapi akan mempertanggung jawabkan atas
kebebasan tersebut, baik terhadap keseimbangan alam, masyarakat, diri sendiri,
maupun diakhirat kelak.
5. Halal. Dalam kerangka acuan Islam. barang- barang yang dapat dikonsumsi hanyalah
barang- barang yang menunjukan nilai kebaikan, kesucian, keindahan serta akan
menimbulkan kemaslahatan untuk umat, baik secara material maupun spritual.
Sebaliknya benda- benda yang buruk tidak suci (najis), tidak bernilai, tidak dapat
digunakan dan juga tidak dapat dianggap sebagai barang- barang konsumsi dalam
Islam serta dapat menimbulkan kemudharatan apabila dikonsumsi akan dilarang.
6. Sederhana. Islam sangat melarang perbuatan yang melampaui batas (israf) termasuk
pemborosan dan berlebih-lebihan yaitu membuang- buang harta dan menghambur-
hamburkannya tanpa faedah serta manfaat dan hanya memperturutkan nafsu semata.
15
10
Afzalurrahman. 1995. Doktrin Ekonomi Islam. Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, Alquran telah memberikan penjelasan detail tentang
prinsip-prinsip konsumsi yang sesuai dengan syari’at Islam. Banyaknya ayat yang
bercerita tentang konsumsi menunjukkan bahwa Alquran begitu serius membuat
aturannya. Alquran bukan hanya bicara masalah bahwa manusia harus mengkonsumsi
sesuatu supaya bisa bertahan hidup, tetapi juga menyentuh dimensi lain, yaitu harus
mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan dari cara mengkonsumsi sesuatu. Pada
kasus ini iman mempunyai peranan penting dalam menentukan pola konsumsi, karena
mesti ada kontrol spiritual terhadap kepuasan material.
B. Saran
Demikian pembahasan makalah yang kami susun, semoga bermanfaat bagi pembaca
dan pemakalah sendiri dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
materi ini kita sebagai umat muslim, bekerja dan berkonsumsi yang disertai dengan baik
akan masuk surga sebagaimana yang rasul anjurkan. Selain itu kami juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun sehingga dapat menjadi pedoman bagi kami
kedepannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
al-Bukhariy, Muhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah. 1987. al-Jâmi’ al-Shahîh
alMusnad min Hadîts Rasûlillah Saw. waSunanihi wa Ayyâmihi.Kairo: Dâr asy-Syu’ab.
Idri. 2016. Hadis Ekonomi (Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nabi). Jakarta: Kencana
Prenadamedia Grup.
Kasdi, A. 2013. Tafsir Ayat-Ayat Konsumsi Dan Implikasinya Terhadap Pengembangan
Ekonomi Islam. Equilibrium, 1(Ayat Konsumsi), 18–32.