Disusun Oleh:
3. Linda (181224109)
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Proses
Pengulangan Kata Benda dan Kata Kerja ini dengan baik dan tepat waktu. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan
membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Tim Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kata benda (nomina) dan kata kerja (verba) merupakan jenis kata yang
paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua jenis kata ini dapat
digunakan sebagai kata dasar maupun sebagai kata yang bermakna baru apabila
mengalami proses morfologis berupa proses afiksasi, reduplikasi, komposisi, dan
akronimisasi. Reduplikasi merupakan proses pengulangan atau penurunan kata
dengan perulangan utuh maupun sebagian. Reduplikasi kata benda (nomina) dan
kata kerja (verba) dapat menyatakan makna yang berbeda tergantung kata yang
diulang dan konteksnya. Makalah ini disusun khusus untuk membahas mengenai
proes pengulangan (reduplikasi) pada kata kerja maupun pada kata benda.
1
1.3 Tujuan
1.5 Manfaat
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan proses pengulangan
(reduplikasi).
2. Dapat mengetahui proses pengulangan kata benda (nomina).
3. Dapat mengetahui proses pengulangan kata kerja (verba).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kata rumah pada kalimat pertama menyatakan ‘sebuah rumah’, sedangkan
kata rumah-rumah dalam kalimat kedua menyatakan ‘banyak rumah’. Hal
tersebut berlaku juga untuk :
a. Bintang-binatang : ‘banyak binatang’
b. Pembangunan-pembangunan : ‘banyak pembangunan’
c. Petualangan-petualangan : ‘banyak petualangan’
Kata rumah pada dua kalimat di atas sudah menunjukkan makna ‘banyak’,
sehingga tidak perlu diulang menjadi rumah-rumah.
4
3. Menyatakan makna ‘tak bersyarat’
Mari kita perhatikan kalimat berikut ini:
Jika tidak hujan, saya akan datang.
‘Kedatangan saya’ mempunyai syarat yaitu apabila tidak hujan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kata jika dalam kalimat tersebut
menyatakan makna ‘syarat’. Namun sebaliknya dalam kalimat
Meskipun hujan, saya akan datang.
‘Kedatangan saya’ tidak bersyarat, sehingga kata meskipun memiliki
makna ‘tak bersyarat’.
Dalam kalimat
Jambu-jambu mentah dimakannya.
Pengulangan kata jambudapat digantikan dengan kata meskipun sehingga
menjadi:
Meskipun jambu mentah, dimakannya.
Jadi, pengulangan kata jambu memiliki makna yang sama dengan kata
meskipun yaitu makna ‘tak bersyarat’. Contoh lainnya adalah:
a. Duri-duri diterjang : ‘meskipun duri, diterjang’
b. Darah-darah diminum : ‘meskipun darah, diminum’
5
Demikian pula sepeda-sepedaan, mobil-mobilan, orang-orangan, kereta-
keretaan, dan sebagainya. Makna ‘menyerupai’ juga terdapat pada kata-
kata ulang seperti :
6
7. Menyatakan bahwa perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar itu
dilakukan oleh dua pihak dan saling mengenai’. Dengan kata lain,
pengulangan itu menyatakan makna ‘saling’. Misalnya:
a. Pukul-memukul : ‘saling memukul’
b. Pandang-memandang : ‘saling memandang’
c. Dorong-mendorong : ‘saling mendorong’
7
9. Menyatakan makna ‘agak’ atau ‘sedikit’
Mari kita perhatikan kalimat berikut ini
Bajunya kehijau-hijauan.
Sebenarnya, baju tersebut tidak hijau benar, melainkan hanya tampak agak
atau sedikit hijau. Jadi, pengulangan yang berkombinasi dengan
pembubuhan afiks ke-an pada kata kehijau-hijauan menyatakan makna
‘agak’ atau ‘sedikit’.
Contoh lainnya:
a. Kemerah-merahan : ‘agak merah’
b. Kehitam-hitaman : ‘agak hitam’
c. Kekuning-kuningan : ‘agak kuning’
10. Menyatakan makna ‘tingkat yang paling tinggi yang dapat dicapai’. Dalam
hal ini pengulangan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks se-
nya. Misalnya:
a. Sepenuh-penuhnya : ‘tingkat penuh yang paling tinggi
yang dapat dicapai’
b. Serajin-rajinnya : ‘tingkat rajin yang paling tinggi
yang dapat dicapai’
c. Sekuat-kuatnya : ‘tingkat rajin yang paling tinggi
yang dapat dicapai’
11. Selain makna-makna yang telah disebutkan di atas, terdapat pula proses
pengulangan yang sebenarnya tidak mengubah arti bentuk dasarnya,
melainkan hanya menyatakan intensitas perasaan. Mari bandingkan kata
mengharapkan dengan mengharap-harapkan, membedakan dengan
membeda-bedakan, sekenyangnya dengan sekenyang-kenyangnya,
berlarian dengan berlari-larian.
8
2.2 Proses Pengulangan Kata Benda (Nomina)
Ramlan (2009: 63-64) memaparkan bahwa bentuk dasar bagi kata ulang
yang termasuk dalam kata nomina berupa kata nomina. Contoh kata ulang rumah-
rumah memiliki bentuk dasar rumah, kata ulang perumahan-perumahan memiliki
bentuk dasar perumahan, dan kata ulang bolak-balik memiliki kata dasar balik.
Abdul Chaer (2008: 191-194) memaparkan bahwa kata benda (nomina) yang
berupa bentuk akar, bentuk berprefiks pe-, bentuk berprefiks ke-an, bentuk
bersufiks -an dan berupa gabungan kata apabila direduplikasikan akan
membentuk makna gramatikal yang menyatakan: (1) banyak, (2) banyak dan
bermacam-macam, (3) banyak dengan ukuran tertentu, (4) menyerupai atau
seperti, dan (5) saat atau waktu.
1. Bentuk-bentuk dasar nomina baik yang berupa akar, bentuk berprefiks pe-,
bentuk berprefiks ke-, bentuk berkonfiks pe-an, bentuk berkonfiks per-an,
bentuk berkonfiks ke-an, bentuk bersufiks -an, dan berupa gabungan kata
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramtikal ‘banyak’ apabila
memiliki komponen makna ‘terhitung’. Misalnya:
a. Pemerintah daerah akan menggusur rumah-rumah tanpa Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) itu.
b. Ketua-ketua kelas harus melapor kepada kepala sekolah.
c. Di sana terdapat pengumuman-pengumuman dari berbagai instansi
pemerintah.
9
2. Dasar nomina, khususnya bila dalam bentuk akar apabila direduplikasikan
akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dan bermacam-macam’ apabila
memiliki komponen makna ‘beberapa jenis’. Dalam hal ini pengulangan
disertai dengan pemberian sufiks -an. Misalnya:
a. Dulu, di daerah Pasar Minggu banyak buah-buahan.
b. Indonesia akan mengirimkan obat-obatan ke Libanon.
c. Burung ini termasuk binatang pemakan biji-bijian.
3. Dasar nomina, khususnya dalam bentuk dasar apabila direduplikasikan
akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dengan satuan tertentu’ apabila
memiliki komponen makna ‘banyak ukuran’ dan ‘banyak takaran’. Dalam
hal ini, pengulangan dilakukan dengan disertai pemberian prefiks ber-.
Misalnya:
a. Kami sudah berhari-hari belum makan.
b. Berliter-liter bensin terbuang percuma akibat kemacetan itu.
c. Polisi telah menyita berbotol-botol miras dalam razia kemarin.
4. Dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar, bila direduplikasikan akan
memiliki makna gramatikal ‘menyerupai’ atau ‘seperti’ apabila memiliki
komponen makna ‘beberapa bentuk tertentu’ atau ‘beberapa sifat tertentu’.
Dalam hal ini, pengulangan tersebut dilakukan disertai dengan pemberian
sufiks -an. Misalnya:
a. Adik menangis minta dibelikan mobil-mobilan.
b. Anak laki-laki suka bermain perang-perangan.
c. Di tengah sawah yang sedang menguning padinya itu terdapat orang-
orangan yang menakut-nakuti burung.
10
5. Dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar bila direduplikasikan akan
memiliki makna gramatikal ‘saat’ atau ‘waktu’ apabila memiliki
komponen makna ‘beberapa saat’. Misalnya:
a. Malam-malam begini mengapa kamu datang ke sini?
b. Pagi-pagi sekali dia sudah berangkat kerja.
c. Sejarah detik-detik kehancuran Orde Baru sudah ditulis oleh B.J.
Habibie, mantan Presiden ke-3 RI.
Bentuk dasar bagi kata ulang yang termasuk dalam golongan kata verba,
baik kata kerja maupun kata sifat berupa kata verba. Misalnya berkata-kata (kata
kerja) bentuk dasarnya berkata, menari-nari (kata kerja) bentuk dasarnya menari
(Ramlan, 2009: 63-64). Menurut Abdul Chaer (2008: 194-196), tidak semua
bentuk verba dapat direduplikasikan. Dapat atau tidaknya reduplikasi itu
tergantung pada komponen makna yang dimiliki oleh kata yang menjadi bentuk
dasar itu.
11
Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa:
12
4. Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal
‘dilakukan tanpa tujuan (dasar)’ apabila dasar itu memiliki komponen
makna ‘beberapa tindakan’ dan ‘banyak durasi’. Misalnya:
a. Sehabis ujian, kami makan-makan di restoran itu.
b. Mari kita duduk-duduk di taman depan.
c. Ayo kita jalan-jalan sebentar.
5. Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal
‘hal me...’ apabila dasar itu memiliki komponen makna ‘beberapa
tindakan’ dan ‘banyak durasi’ serta dalam bentuk reduplikasi berprefiks
me- regresif. Misalnya:
a. Menerima pekerjaan ketik-mengetik.
b. Dalam hal tari-menari, dia memang ahlinya.
c. Contek-menyontek sudah membudaya di kalangan pelajar.
6. Dasar verba apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal
‘begitu (dasar)’ apabila dasar itu memiliki komponen makna ‘beberapa
tindakan’ dan ‘beberapa saat’. Misalnya:
a. Saya tidak sadar, tahu-tahu dia sudah berada di depan saya.
b. Kami tidak tahu sebabnya, datang-datang dia marah kepada kami.
c. Rupanya dia lapar sekali, pulang-pulang minta makan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15