Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-
hari.Tidak ada suatu kehidupan yang tidak memerlukan bahasa. Hal ini menjadikan bahasa
sebagai alat komunikasi yang efektif dan efisien dalam sepanjang hidup. Dalam berkomunikas I
manusia menggunakan media yang berbeda-beda. MenurutSumarlan (2003:1) secara garis besar
komunikasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu komunikasi bahasa lisan dan komunikasi
bahasa tulis. Komunikasi bahasa lisan adalah cara penyampaian dan penerima informasi tanpa
menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis adalah proses penyampaian dan penerima
informasi dengan menggunakan perantara.

Penggunaan bahasa yang baik dan benar menurut Anton M.Moeliono (dalam majalah
pembinaan bahasa Indonesia, 1980) berbahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diartikan
penggunaan ragam bahasa yang sesuai mengikuti kaidah bahasa yang benar. Ungkapan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar mengacu pada ragam bahasa yang memenuhi persyaratan
kebaikan dan kebenaran. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang
digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat
pembicaraan dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam Bahasa
Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, istilah, dan bahasa)

Kata yang dipakai dalam Bahasa Indonesia adalah kata yang tepat dan serasi serta baku.
Kata yang tepat dan serasi merupakan kata yang sesuai dengan gagasan atau maksud penuturan
atau serasi dengan arti sesungguhnya. Kata yang baku merupakan kata yang sesuai dengan ejaan,
yakni EYD.

Kata ulang menjadi bahan yang menarik untuk di jadikan kajian utama dalam penelitian
ini dikarenakan ditemukan beberapa penggunaan kata ulang dan arti kata ulang dalam kata ulang.
Penulisan kata ulang yang baik dan benar harus sesuai dengan ejaan yang disempurnakan, yakni

1
EYD.Namun, penulisan kata ulang oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan
ejaan yang disempurnakan, yakni EYD.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin mengetahui penulisan kata ulang yang
terdapat dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran siswa. Pada penelitian ini penulis mengangkat
judul “Penulisan Kata Ulang oleh Siswa RSMA-BI Negeri 1 Sumenep dalam Kegiatan
Pembelajaran”.

1.2 Masalah

1.2.1 Ruang Lingkup Masalah


Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup di RSMABI Negeri
1 Sumenep
1.2.2 Batasan Masalah
Dalam batasan masalah penulis lebih membatasi penelitian di kelas XI-
IPA1

1.2.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah penulisan kata ulang dalam kegiatan pembelajaran


siswa?
2. Bagaimanakah bentuk penulisan kata ulang dalam kegiatan
pembelajaran?
3. Apa penyebab kesalahan penulisan kata ulang?
4. Bagaimana solusi atau cara mengatasi kesalahan dalam penulisan kata
ulang oleh siswa?

2
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dalam setiap penelitian. Tujuan yang
jelas akan lebih mudah dan terarah dalam melakukan penelitian. Penelitianyang dilakukan
bertujuan untuk mengetahui :

1. Bentuk-bentuk kata ulang


2. Bentuk penulisan kata ulang dalam kegiatan pembelajaran
3. Bentuk penyebab kesalahan penulisan pada kata ulang
4. Bentuk solusi untuk mengetahui kesalan dalam penulisan kata ulang

1.4 Manfaat
Adapun manfaat bagi penulis dan pembaca yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:

1.4.1 Manfaat untuk Penulis

Dapat mengetahui bagaimana penulisan kata ulang yang benar, menambah


ilmu pengetahuan bagi penulis, dan membantu memperbaiki penulisan kata
ulang yang salah.

1.4.2 Manfaat untuk pembaca :

Mengetahui tata cara penulisan kata ulang yang baik dan benar, dapat
membedakan penulisan kata ulang yang salah dan yang benar, dan menambah
pengetahuan.

3
1.5 Defini Operasional

1. Kata ulang: kata yang mengalami pengulangan kata pada suatu kalimat
2. Penulisan : karya tulis yang disusun olehseorang penulis berdasarkan hasil-hasil
penelitian ilmiah yang telah dilakukan
3. Pembelajaran : suatu kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar
4. Komunikasi : suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak
kepada lain.

4
BAB II

KAJIAN TEORI

Dalam bab kajian teori ini akan membahas tentang (1) pengertian kata ulang, (2) macam-
macam kata ulang, (3) makna kata ulang, (4) bentuk kata ulang, dan (5) penyebab kesalahan
penulisan kata ulang

2.1 Pengertian Kata Ulang

Kata Ulang merupakan kata yang mengalami perulangan kata sebagian atau seluruhnya
dan mengakibatkan makna yang berbeda-beda.

2.2 Macam-macam Kata Ulang

Kata ulang dibagi menjadi 4 macam, yaitu (1) kata ulang utuh, (2) kata ulang sebagian, (3) kata
ulang berimbuhan. (4) kata ulang salin suara.

2.2.1. Kata Ulang Utuh (K.U. Dwilingga), yakni perulangan kata yang dialami oleh seluruh
kata dasar.
Contoh:
a. anak-anak
b. rumah-rumah

2.2.2. Kata Ulang Sebagian (K.U. Dwipurwa), yakni perulangan kata yang dialami oleh
sebagian dari kata dasar.
Contoh:
a. pepohonan
b. tetangga

5
2.2.3. Kata Ulang Berimbuhan, yakni perulangan kata yang melibatkan morfem terikat
(afiks)
Contoh:

a. kejar-kejaran
b. mobil-mobilan

2.2.4. Kata Ulang Salin Suara (K.U. Dwilingga Salin Suara), yakni perulangan kata yang
dialami oleh seluruh kata dasar namun mengalami perubahan fonem pada salah satu kata
dasarnya.
Contoh:
Perubahan fonem vokal
a. mondar-mandir
b. gerak-gerik
Perubahan fonem konsonan
a. sayur-mayur
b. lauk-pauk

6
2.3 Makna Kata Ulang

Macam-macam makna atau nosi kata ulang, di antaranya sebagai berikut:

a. Kata ulang yang menyatakan `banyak tidak menentu`.


Contoh:
- Di tempat kakek, terdapat pepohonan yang rimbun dan lebat sekali.
- Pulau-pulau yang ada di dekat perbatasan dengan negara lain perlu diperhatikan oleh
pemerintah.
b. Kata ulang yang menyatakan `sangat`.
Contoh:
- Jambu merah Pak Alex besar-besar dan memiliki kenikmatan yang tinggi.
- Anak kelas IX orangnya malas-malas dan sangat tidak koperatif.
c. Kata ulang yang menyatakan `paling`.
Contoh:
- Setinggi-tingginya Agus naik pohon, pasti dia akan turun juga.
- Zambada dan Edowa mencari kecu sebanyak-banyaknya untuk makanan ikan cupang
kesayangannya.
d. Kata ulang yang menyatakan `mirip` / `menyerupai` / `tiruan`.
Contoh:
- Marcel membuat kapal-kapalan dari kertas yang dibuang Pak Mulyanto tadi pagi.
- Ricky main rumah-rumahan bersama Rexy seharian di halaman rumah.
e. Kata ulang yang menyatakan `saling` atau `berbalasan`(resiprok).
Contoh:
- Ketika mereka berpacaran selalu saja cubit-cubitan sambil tertawa.
- Saat lebaran biasanya keluarga di RT IV kunjung-kunjungan satu sama lain.
f. Kata ulang yang menyatakan `bertambah` atau `makin`.
Contoh:
- Biarkan dia main hujan! Lama-lama dia akan bosan juga.
- Ayah meluap-luap emosinya ketika tahu dirinya masuk perangkap penipu kartu kredit.

7
g. Kata ulang yang menyatakan `waktu` atau `masa`.
Contoh:
- Orang katro dan ndeso itu datang ke rumahku malam-malam.
- Datang-datang dia langsung tidur di kamar karena kecapekan.
h. Kata ulang yang menyatakan `berusaha` atau `penyebab`.
Contoh:
- Setelah kejadian itu dia menguat-nguatkan diri mencoba untuk tabah.
i. Kata ulang yang menyatakan `terus-menerus`
Contoh:
- Anjing buduk dan rabies itu suka mengejar-ngejar anak kecil yang lewat di dekat
kandangnya yang bau.
- Lina selalu bertanya-tanya pada dirinya apakah kesalahannya pada Hany dapat
termaafkan.
j. Kata ulang yang menyatakan `agak` (melemahkan arti).
Contoh:
- Karena berjalan sangat jauh kaki Putra sakit-sakit semua.
- Jangan tergesa-gesa begitu dong, nanti jatuh!
k. Kata ulang yang menyatakan `beberapa`.
Contoh:
- Sudah bertahun-tahun nenek tua itu tidak bertemu dengan anak perempuannya yang
pergi ke Hongkong.
- Mas Agung berminggu-minggu tidak apel ke rumahku. Ada apa ya?
l. Kata ulang yang menyatakan `sifat` atau `agak`.
Contoh:
- Lagak si bencong itu kebarat-baratan kayak dakocan.
- Wajahnya terlihat kemerah-merahan ketika pujaan hatinya menyapa dirinya.
m. Kata ulang yang menyatakan `himpunan pada kata bilangan`.
Contoh:
- Coba kamu masukkan gundu bopak itu seratus-seratus ke dalam tiap plastik!
- Jangan beli makanan banyak-banyak, Nak, nanti uang sakumu habis!

8
n. Kata ulang yang menyatakan `bersenang-senang` atau `santai`
Contoh:
- Dari tadi padi Filo kerjanya cuma tidur-tiduran di sofa.
- Ular naga panjangnya bukan kepalang berjalan-jalan selalu riang kemari.
(http://basindo.edublogs.org/)

2.4 Bentuk Kata Ulang


2.4.1 Menurut bentuknya, kata ulang dapat dibagi sebagai berikut :

a. Kata ulang penuh atau kata ulang murni, yaitu semua kata ulang yang dihasilkan oleh
perulangan unsur-unsurnya secara penuh.
Misalnya: rumah-rumah, sakit-sakit.

b. Kata ulang berimbuhan atau kata ulang bersambungan, yaitu semua kata ulang yang
salah satu unsurnya berimbuan: awalan, sisipan, atau akhiran.
Misalnya: berjalan-jalan, turun-temurun, tanam-tanaman.

c. Kata ulang berubah bunyi, yaitu kata ulang yang mengalami perubahan bunyi pada unsur
pertama atau unsur kedua kata ulang.
Misalnya: bolak-balik, serba-serbi.

d. Kata ulang semu, yaitu kata yang hanya dijumpai dalam bentuk ulang itu. Jika tidak
diulang, komponennya tidak memunyai makna atau bisa juga memunyai makna lain yang
tidak ada hubungannya dengan kata ulang tersebut.
Misalnya: hati-hati, tiba-tiba, kunang-kunang.

e. Kata ulang dwipurwa, yang berarti "dahulu dua" atau kata ulang yang berasal dari
komponen yang semula diulang kemudian berubah menjadi sepatah kata dengan bentuk
seperti itu. Kata ulang ini disebut juga reduplikasi, yang berasal dari bahasa Inggris
"reduplication" yang berarti perulangan. Sebenarnya semua kata ulang juga dapat disebut

9
reduplikasi.
Misalnya: lelaki, tetua.
(http://pelitaku.sabda.org/kata_ulang)

2.6 Penulisan kata ulang dalam kegiatan pembelajaran siswa

Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia tidak lepas dari penggunaan kata ulang.
Terdapat berbagai macam unsur tentang penulisan kata ulang yang mencakup berbagai macam
bentuk.Penulisan kata ulang yang tepat dengan menggunakan tanda penghubung diantara unsur
katanya.Tetapi sampai saat ini masih banyak siswa yang kurang memahami penggunaan kata
ulang yang tepat, sehingga terjadi banyak kesalahan pada penulisan tentang kata ulang.Hal
tersebut dapat mempengaruhi ejaan yang disempurnakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Namun, masih saja terdapat penulisan kata ulang yang salah dengan menggunakan tanda
yang seharusnya tidak digunakan, sebagai contoh 2. Dalam bahasa Indonesia, untuk beberapa
kata sebetulnya sudah ada bentuk kata ulang yang hemat huruf. Coba perhatikan kata pepohonan
yang dapat menjadi pengganti kata pohon-pohonan. Dalam contoh tersebut, dua huruf (pe) dapat
menggantikan lima huruf (pohon). Perhatikan juga kata rerumputan yang dapat menjadi
pengganti kata rumput-rumputan. Dua huruf (re) dapat menggantikan enam huruf
(rumput).Bahkan kata laki-laki pun sudah lumrah diganti dengan lelaki. Penulis telah mencoba
mencari pola yang sudah ada dalam bahasa Indonesia dan menemukan satu kata ulang yang
diawali dengan huruf vokal yang cocok sebagai contoh pola, yaitu alang-alang. Dalam banyak
ungkapan alang-alang sudah sering diganti dengan ilalang.Walaupun alang-alang itu sebetulnya
bukan kata ulang, namun mungkin pola ini dapat juga digunakan untuk kata ulang yang diawali
dengan huruf vokal.Jadi orang-orang menjadi irorang, atap-atap menjadi itatap, ayam-ayam
menjadi iyayam, dan seterusnya. Rumus umum untuk dua huruf awalannya adalah huruf i
ditambah dengan huruf kedua dari kata dasar.

(http://bahasaku.site90.net/Kata%20ulang.html)

10
2.7 Bentuk penulisan kata ulang dalam kegiatan pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, bentuk penulisan kata ulang dalam kegiatan


pembelajaran yang benar adalah kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan
angka 2. Contoh : anak-anak, berjalan-jalan, meloncat-loncat.Bentuk ulang ditulis secara lengkap
dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak
(anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).

(http://massofa.wordpress.com/2008/07/31/bab-ii-kesalahan-ejaan-pada-karangan-siswa-
kelas-ix/)( http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_ejaan_dan_penulisan_kata)

2.8 Penyebab Kesalahan Penulisan Kata Ulang

Kesalahan penulisan pada kata ulang disebabkan oleh hal sebagai berikut.

1. Kesalahan berbahasa disebabkan kesalahan dalam menentukan bentuk dasar yang


diulang. Kata ulang ditulis lengkap dan kedua diberikan tanda garis hubung (-).
Contoh : kuda seharusnya kuda-kuda
2. Kesalahan berbahasa terjadi karena bentuk dasar yang diulang seluruhnya hanya sebagian
yang diulang.
Contoh : biji – biji mata seharusnya biji mata – biji mata.
3. Kesalahan berbahasa terjadi karena menghindari perulangan yang terlalu panjang.
Contoh : bentuk gramatik orangtua bijaksana hanya diulang sebagian, yakni orang –
orangtua bijaksana seharusnya perulangannya penuh, yakni orangtua bijaksana –
orangtua bijaksana.

(http://sarifudinbastra.blogspot.com/2011/12/kesalahan-morfologis-dalam-
karangan.html)

2.9 Solusi atau cara mengatasi kesalahan dalam penulisan kata ulang oleh siswa

Cara mengatasi kesalahan penulisan dalam kata ulang

Pembelajaran bahasa indonesia saat ini, siswa sebagai individu yang bertempramen tidak
tentu biasanya ingin melakukan segala hal dengan cara yang mudah. Segala hal dilakukan agar

11
mendapatkan sesuatu yang di inginkan. Hal tersebut lebih ditekankan pada penulisan kata ulang.
Siswa sering menyingkat kata ulang dengan menulis suatu kata kemudian ada simbol-simbol
yang menjelaskan bahwa kata tersebut merupakan kata ulang. Hal tersebut merupakan kesalahan
yang sangat fatal dikarenakan melanggar aturan ejaan yang disempurnakan. Untuk itu ada
beberapa cara mengatasi kesalahan penulisan dalam kata ulang, yaitu :

1. Siswa sebaiknya lebih membiasakan diri dalam penulisan kata ulang. Hal tersebut
menunjang siswa agar tidak menyingkat kata ulang.
2. Siswa lebih berlatih menulis kata ulang dengan benar, yaitu kata ulang ditulis penuh
dengan huruf, tidak boleh digunakan angka 2.
3. Siswa menyadari pentingnya penggunaan kata ulang dalam pembelajaran bahasa
Indonesia sehari-hari. Hal tersebut agar siswa memerdulikan kata ulang sebagai salah
satu ejaan yang disempurnakan dalam bahasa Indonesia.

Berikut adalah beberapa cara mengatasi kesalahan dalam penulisan dalam kata ulang.
Semoga siswa dapat menerapkan dalam pembelajaran sehari-hari.

(http://solusi-kesalahan-penulisan-pada-kata-ulang.blogspot.com/0642908*642$579yrfg)

12
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut
Notoatmodjo (2005:138 ) metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang
suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan
dengan menempuh langkah – langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan atau
analisis data, membuat kesimpulan, dan laporan.

3.2 Data dan Sumber Data

Dalam suatu penelitian, data merupakan salah satu langkah yang penting.Hal ini
disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum
siap untuk disajikan.Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan
kesimpulan yang baik, diperlukan pengolahan data.Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan data kualitatif. Menurut Notoatmodjo(2005:185 ) data kualitatif biasanya
tidak berhubungan dengan angka – angka, dan sering tidak dikaitkan dengan analisis
statistik, sering disebut data nonstatistik.

Dalam penelitian ini kami memperoleh data dan sumber data dari siswa RSMA-
BI Negeri 1 Sumenep, khususnya siswa siswi kelas XI-A1.

13
3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian pengamatan


(observasi) dan wawancara (interview).

3.3.1 Metode penelitian pengamatan (observasi)


Menurut Notoatmodjo (2005:93) pengamatan adalah suatu prosedur yang
berencana, yang antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf
aktivitastertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

3.3.2 Metode penelitian wawancara (interview)


Menurut Notoatmodjo (2005:102) wawancara adalah suatu metode yang
dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) , atau bercakap-
cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face). Wawancara dilakukan
sebanyak empat kali, yaitu pada tanggal 8 Mei 2012.

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Notoatmodjo ( 2005:48 ) yang dimaksud dengan instrumen penelitian


adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data.Intrumen utama dalam
penelitian adalah peneliti, sedangkan intrumen pendukung lainnya adalah siswa siswi XI-
A1, tape recorder, buku, bolpen, dan kamera.

3.5 Analisis Data


3.5.1 Reduksi Data
Reduksi data adalah proses analisi untuk memilih, memusatkan perhatian,
menyederhanakan, mengabstraksikan, membuat rangkuman, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting serta menstransformasikan data yang muncul dari
catatan - catatan lapangan.

(http://frenndw.wordpress.com/tag/reduksi-data/)

14
3.5.2 Sajian Data
Menurut Notoatmodjo ( 2005:194 ) cara penyajian data penelitian dilakukan
melalui berbagai bentuk. Pada umunya dikelompokkan menjadi tiga, yakni penyajian
dalam bentuk teks (textular), penyajian dalam bentuk tabel, dan penyajian dalam bentuk
grafik.
3.5.3 Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke
dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
(http://aflahchintya23.wordpress.com/tag/reduksi-data/)

3.5.4 Verifikasi
Verifikasi adalah teori filsafat positif logis dalam memilih yang menyatakan
bahwa pengalaman adalah satu-satunya sumber dasar pengetahuan dan dalam analisa
logis dapat dilakukan dengan bantuan simbol-simbol logika dengan menggunakan
metode untuk pemecahkan masalah melalui metode verifikasi empirik yaitu bila terdapat
sesuatu yang tidak dapat diverifikasi secara empirik maka hasilnya adalah sia-sia.

(http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20111111013338AAwknLD)

15
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan membahas tentang (1) penulisan kata ulang dalam kegiatan
pembelajaran, (2) bentuk penulisan kata ulang dalam kegiatan pembelajaran, (3) penyebab
kesalahan penulisan kata ulang, dan (4) solusi atau cara mengatasi kesalahan dalam penulisan
kata ulang oleh siswa.

4.1 Penulisan Kata Ulang dalam Kegiatan Pembelajaran

Berdasarkan penelitian, terdapat kesalahan penulisan kata ulang oleh siswa. Hal
ini dapat dilihat dari data berikut.

Kesalahan penulisan kata ulang dari data di atas terdapat pada kata laki-laki.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi banyak kesalahan dalam
penulisan kata ulang pada kegiatan pembelajaran siswa XI-A1.Dari penelitian yang kami
lakukan, ditemukan berbagai simbol yang digunakan untuk menyingkat kata ulang yang
seharusnya tidak digunakan pada penulisan kata ulang yang baik dan benar.

16
4.2 Bentuk Penulisan Kata Ulang dalam Kegiatan Pembelajaran

Berdasarkan penelitian, kata ulang dalam pembelajaran oleh siswa yaitu menggunakan
simbol sebagai berikut.

Kesalahan penulisan kata ulang dari data di atas terdapat pada katasama**, seharusnya
sama-sama.

Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat penggunaan simbol yang
digunakan dalam penulisan kata ulang dalam proses pembelajaran. Seharusnya penulisan kata
ulang yang tepat yaitu menggunakan tanda penghubung (-) diantara unsur kata-katanya
berdasarkan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

.
4.3 Penyebab Kesalahan Penulisan Kata Ulang

Berdasarkan hasil penelitian, penyebab kesalahan penulisan kata ulang, yaitu (1)
kesalahan dalam menentukan bentuk dasar yang diulang, (2) bentuk dasar yang seharusnya
diulang seluruhnya hanya sebagian yang diulang, dan (3) menghindari perulangan yang
terlalu panjang.
Data I

“Menurut saya penyebab kesalahan penulisan kata ulang dikarenakan


kesalahan dalam menentukan bentuk dasar yang diulang, karena bentuk dasar
yang seharusnya diulang seluruhnya hanya sebagian yang diulang, dan
menghindari perulangan yang terlalu panjang”.

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan berbagai penyebab kesalahan penulisan


kata ulang,yaitu (1) kesalahan dalam menentukan bentuk dasar yang diulang, (2) bentuk
dasar yang seharusnya diulang seluruhnya hanya sebagian yang diulang, dan (3) menghindari
perulangan yang terlalu panjang.Upaya untuk mengurangi kesalahan dalam penulisan kata

17
ulang adalah siswa harus lebih memerhatikan penulisan kata ulang yang benar, harus lebih
banyak berlatih, dan guru juga disarankan untuk menghimbau bahwa penggunaan serta
pemahaman EYD sangat penting dalam proses pembelajaran.

4.4 Solusi atau Cara Mengatasi Kesalahan dalam Penulisan Kata Ulang oleh Siswa

Berdasarkan penelitian yang kami lakukan solusi atau cara mengatasi kesalahan dalam
penulisan kata ulang oleh siswa sebagai berikut, yaitu (1) siswa sebaiknya lebih membiasakan diri
dalam penulisan kata ulang, (2) siswa lebih berlatih menulis kata ulang dengan benar, (3) Siswa
menyadari pentingnya penggunaan kata ulang dalam pembelajaran bahasa Indonesia sehari-hari. Hal
tersebut dapat dilihat dari data berikut.

Data I

“Menurut saya, solusi atau cara mengatasi kesalahan dalam penulisan kata ulang
adalah siswa sebaiknya lebih membiasakan diri dalam penulisan kata ulang, siswa lebih
berlatih menulis kata ulang dengan benar, dan siswa menyadari pentingnya penggunaan kata
ulang dalam pembelajaran bahasa Indonesia sehari-hari.”

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan solusi atau cara penulisan kata ulang yang
benar, yaitu (1) Siswa sebaiknya lebih membiasakan diri dalam penulisan kata ulang, (2)Siswa lebih
berlatih menulis kata ulang dengan benar, (3) Siswa menyadari pentingnya penggunaan kata ulang dalam
pembelajaran bahasa Indonesia sehari-hari.

18
BAB V

PENUTUP

Pada bab ini membahas tentang (1) kesimpulan dan (2) saran.
5.1 Kesimpulan

Kata ulang merupakan kata yang mengalami perulangan kata sebagian atau seluruhnya
dan mengakibatkan makna yang berbeda-beda.Penggunaan kata ulang yang baik dan benar
menggunakan kata penghubung (-) diantara unsur katanya.

Menurut penelitian yang kami lakukan, terdapat berbagai kesalahan penulisan pada kata
ulang oleh siswa XI-A1 cukup banyak, itu menunjukkan bahwa siswa XI-A1 kurang memahami
tentang penulisan kata ulang yang baik dan benar.

Bentuk kesalahan penulisan yang kami teliti terdapat banyak penulisan yang diikuti
dengan penggunaan simbol yang tidak sesuai dengan kaidah penggunaan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Bentuk penulisan kata ulang dalam kegiatan pembelajaran yang benar adalah
kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan angka 2.

Penyebab kesalahan kata ulang, yaitu kesalahan berbahasa disebabkan kesalahan dalam
menentukan bentuk dasar yang diulang, bentuk dasar yang diulang seluruhnya hanya sebagian
yang diulang, dan menghindari perulangan yang terlalu panjang.

Upaya untuk mengurangi kesalahan penulisan kata ulang, yaitu siswa sebaiknya lebih
membiasakan diri dalam penulisan kata ulang, siswa lebih berlatih menulis kata ulang dengan
benar, dan siswa menyadari pentingnya penggunaan kata ulang dalam pembelajaran bahasa
Indonesia sehari-hari.

19
5.2 Saran

a) Penulisan kata ulang oleh siswa RSMA-BI Negeri 1 Sumenep kelas XI-A1 kurang baik
karena terdapat kesalahan penulisan dalam proses pembelajaran. Jadi, siswa disarankan
harus lebih memahami dan memerhatikan penulisan kata ulang yang baik dan benar.
b) Bentuk kesalahan pada penulisan kata ulang oleh siswa RSMA-BI Negeri 1 Sumenep
kelas XI-A1 adalah kesalahan dalam penggunaan simbol yang tidak sesuai dengan kaidah
Bahasa Indonesia. Jadi, siswa disarankan membiasakan diri untuk menulis kata ulang
yang baik dan benar.
c) Penyebab kesalahan penulisan kata ulang dikarenakan berbagai macam faktor, salah
satunya kurang memahami tentang penulisan kata ulang. Jadi, siswa disarankan
mempelajari teori mengenai kata ulang.
d) Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesalahan penulisan kata ulang dengan
cara membangun kesadaran diri agar mempelajari penulisan kata ulang yang baik dan
benar. Jadi, guru disarankan selektif untuk menilai bentuk penulisan kata ulang oleh
siswa

20
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. Rineka Cipta: Jakarta, 2005.

http://basindo.edublogs.org/

http://pelitaku.sabda.org/kata_ulang

http://kata_ulang_oleh_siswa?1269/09klokul

http://massofa.wordpress.com/2008/07/31/bab-ii-kesalahan-ejaan-pada-karangan-siswa-kelas-ix/

http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_ejaan_dan_penulisan_kata

http://solusi-kesalahan-penulisan-pada-kata-ulang.blogspot.com/0642908*642$579yrfg

http://sarifudinbastra.blogspot.com/2011/12/kesalahan-morfologis-dalam-karangan.html

http://frenndw.wordpress.com/tag/reduksi-data/

http://aflahchintya23.wordpress.com/tag/reduksi-data/

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20111111013338AAwknLD

21
LAMPIRAN

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Bagaimana penulisan kata ulang dalam pembelajaran kelas XI-A1?


2. Simbol apa saja yang Anda gunakan untuk menyingkat kata ulang?
3. Mengapa Anda menggunakan penyingkatan penulisan kata ulang?
4. Bagaimana solusi agar siswa menggunakan penulisan kata ulang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar!
5. Berikan contoh penulisan kata ulang yang baik dan benar!

22

Anda mungkin juga menyukai