Anda di halaman 1dari 109

RAGAM BAHASA INDONESIA

DARI SEGI PENUTUR

SOSIOLEK
DIALEK

Aceh, Batak, Sunda, Jawa, dll Akademisi, Mahasiswa, Pedagang, dll


Perbedaan ragam lisan dengan
ragam tulisan:
a). Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua,
teman bicara yang berada di depan pembicara,
sedangkan ragam tulis tidak harus ada teman
bicara berada di depan
b). Pada ragam lisan, unsur-unsur fungsi gramatikal,
seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu
dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang dapat
ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang
digunakan dibantu oleh gerak, mimik, pandangan,
atau anggukan.
c). Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi,
ruang dan waktu, sedangkan ragam tulis tidak terikat
pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu.
Ragam tulis tidak akan mengemukakan makna yang
ganda. Suatu tulisan dalam sebuah buku yang ditulis
oleh seorang penulis di Indonesia dapat dipahami oleh
orang yang berada di Amerika atau Inggris.
Sebuah buku yang ditulis pada tahun 1985 akan dapat
dipahami dan dibaca oleh orang yang hidup pada tahun
2009 dan seterusnya. Hal ini dimungkinkan oleh
kelengkapan unsur-unsur dalam ragam tulis.
d). Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya
suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar,
dan huruf miring.
cth. ragam lisan:
- Bila tak sanggup, tak perlu lanjutkan pekerjaan
itu.
- Kendaraan yang ditumpanginya nabrak pohon
mahoni.
-Rencana ini saya sudah sampaikan kepada direktur
cth. ragam tulis:
- Apabila tidak sanggup, saudara tidak perlu
melanjutkan pekerjaan itu.
- Kendaraan yang ditumpanginya menabrak
pohon mahoni.
- Rencana ini sudah saya sampaikan kepada
direktur.
SIFAT PENYAMPAIAN

Ragam ilmiah

Ragam semi ilmiah/ilmiah populer

Ragam nonilmiah
MEDIA YANG DIGUNAKAN

Ragam lisan

Pidato, presentasi, ceramah

Ragam tulis

Makalah, proposal, buku, dll
SIFAT KEBAKUAN

Ragam bahasa baku

Artikel ilmiah, makalah, proposal, buku, dll

Ragam nonbaku

Iklan, sms, email, dll
Pembagian Ragam Tulis dan Lisan terdiri atas:

1). ragam baku, adalah ragam yang


dilembagakan dan diakui oleh sebagian
besar warga masyarakat pemakainya
sebagai bahasa resmi dan kerangka rujukan
norma bahasa dalam penggunaannya.
2). ragam tidak baku adalah ragam yang tidak
dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang
menyimpang dari norma ragam baku.
Sifat-sifat ragam baku:
1). Kemantapan dinamis
-Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa.
cth. kata rasa dibubuhi awalan pe-, akan terbentuk
kata perasa. Kata raba dibubuhi pe- terbentuk
kata peraba. Oleh karena itu, menurut
kemantapan bahasa, kata rajin dibubuhi pe- akan
menjadi perajin, bukan pengrajin.
-Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki
adanya bentuk mati.
cth. Kata langganan mempunyai makna ganda,
yaitu 1) orang yang berlangganan dan 2) toko
tempat berlangganan. Dalam hal ini,
tokonya disebut langganan dan orang yang
berlangganan itu disebut pelanggan.
2. Cendikia maksudnya pemakaian ragam baku
dipergunakan pada tempat-tempat resmi. Pewujud ragam
baku adalah orang-orang yang terpelajar. Hal ini
dimungkinkan oleh pembinaan dan pengembangan
bahasa lebih banyak melalui jalur pendidikan formal
(sekolah).
cth. kalimat yang tidak cendikia:
Petugas itu mendapat bagian sebanyak dua puluh tiga per
dua puluh lima bagian dari bagian saya.
Frase dua puluh tiga per dua puluh lima mengandung
konsep ganda : 23 dan
203/25 25
3. Seragam
Pada hakikatnya, proses pembakuan
bahasa ialah proses penyeragaman
bahasa.
Pembakuan bahasa adalah pencarian
titik-titik keseragaman.

cth. pramugara dan pramugari


PERSUKUAN DALAM KATA
BAHASA INDONESIA
 Ada empat macam pola suku kata berdasarkan
kosa kata asli Bahasa Indonesia

 A). V (vokal) = a-da, a-yam, e-mas, i-de,


tu-a, dsb
 B). VK = am-bil, an-cang, in-dah, um-bi,
li-ar, dsb
 C). KV = da-tang, ne-nas, ti-ang, tu-na,
ti-ba, dsb
 D). KVK = gu-ruh, pan-du, la-puk, ben-tuk,
ram-pung, dsb
Pola suku kata bahasa Indonesia
berdasarkan kosa kata serapan
 a). KKV = bro-sur, gra-tis, kri-tik,
kon-tra, tra-ge-di, dsb
 b). KKVK = blang-ko, am-bruk,
dras-tis, prak-tek,
kon-trak
 c). VKK = eks, ons, eks-pe-di-si,
eks-ploi-ta-si,
ra-si
 d). KVKK = pers, teks, seks, kon-
teks, in-tens, dsb
next
 e). KKVKK= kom-pleks, re-fleks, dsb
 f). KKKV = stra-te-gi, stra-ta, skle-
ro-sis, in-stru-men,
skle-ro-sis,
 g). KKKVK= struk-tur, in-struk-tur,
in-struk-si, skrip-si, ab-
strak, dsb
Petunjuk pemisahan suku
kata
 a). Jika di tengah kata ada dua vocal yang
berurutan, pemisahan dilakukan di antara
kedua vokal itu.
cth :bi-a-ra, ba-ur, ca-ir, di-a-lek, mi-ang, ku-a-li
 b). Jika di tengah kata ada konsonan di antara
dua vocal, pemisahan dilakukan sebelum
konsonan itu. ng,ny,sy kh melambangkan satu
konsonan, gabungan huruf itu tidak pernah
diceraikan sehingga pemisahan suku kata
terdapat sebelum atau sesudah pasangan
huruf itu.
cth: a-dat, le-kas, da-tang, nya-nyi, e-nak
c). Jika di tengah kata ada dua konsonan yang
berurutan, pemisahan dilakukan di antara kedua
konsonan itu.
Cth :ban-ting, bung-kus, gang-gu, ikh-las
d). Jika di tengah kata ada tiga konsonan atau lebih,
pemisahan dilakukan di antara konsonan yang
pertama (termasuk ng) dengan yang kedua.
Cth : in-spek-si, ek-stra, kon-tra-dik-si, ang-grek
e). Imbuhan, termasuk awalan yang
mengalami perubahan bentuk, dan partikel
yang biasanya ditulis serangkai dengan kata
dasarnya dalam penyukuan kata dipisahkan
sebagai 1 kesatuan.
cth: bel-a-jar, per-ma-in-an,
pe-nya-rang-an=sarang, ke-ter-be-la-
kang-an
ke-ter-an=belakang
RAGAM ILMIAH
Ragam ilmiah adalah ragam BI yg digunakan utk
menulis karya ilmiah (tulisan akademik).

Karya ilmiah sifatnya memaparkan fakta,


konsep, prinsip, teori atau gabungan dari 4 hal
tsb.
Keterampilan Berbahasa
Mahasiswa harus mempunyai keterampilan berbahasa. Ada dua
keterampilan yang harus dikuasai

Produktif / Reseptif / Menerima


Menghasilkan

kemampuan seseorang untuk kemampuan seseorang untuk


menyampaikan ide dengan menerima, memahami,
menggunakan bahasa secara menganalisis, dan
tertib dan sistematis sehingga mengevaluasi ide yang
idenya dapat dipahami orang disampaikan oleh orang lain
lain dengan mudah melalui bahasa lisan maupun
tulis
Keterampilan Keterampilan
Produktif / Reseptif / Menerima
Menghasilkan

1. keterampilan berbicara 1. Keterampilan menyimak /


(apabila yang digunakan mendengarkan (apabila yang
adalah bahasa lisan) diterima adalah bahasa lisan)
2. keterampilan menulis
(bahasa tulis). 2. keterampilan membaca
(bahasa tulis)
Manfaat Ketp.Menyimak
 Menambah kekayaan pembentukan
kalimat
 Menambah kosa kata
 Menambah pengetahuan berkaitan
dengan intonasi, pelafalan, jeda.
 Menambah wawasan berkaitan dengan
topik yang disimak
 Menambah pengetahuan ttg sistematika
berbicara yang baik.
Manfaat Ketp.Membaca

• Menambah kosa kata


• Menambah pengetahuan ttg.bentuk-
bentuk kalimat.
• Menambah pengetahuan ttg.bentuk-
bentuk paragraf dan pengembangannya
• Menambah wawasan berkaitan dengan
tema tertentu
KETERAMPILAN
MENULIS
Menulis Sebagai Proses
 Kegiatan menulis merupakan sebuah
proses artinya untuk menghasilkan
sebuah tulisan yang baik seseorang harus
melalui beberapa tahapan kegiatan yang
saling berhubungan dan
berkesinambungan.
 Proses menulis ada tiga yaitu (1) tahap
prapenulisan; (2) tahap penulisan; dan (3)
tahap pascapenulisan
TAHAP PRAPENULISAN
 Pada tahap ini penulis merumuskan tema, judul,
tujuan, membuat kerangka tulisan, dan mencari
bahan tulisan.
 Tema adl.masalah umum yang akan dibahas
dalam sebuah tulisan. Tema yang baik haruslah
(1)didukung bahan,(2) mengandung
permasalahan yang harus dipecahkan, (3)
sesuai dengan penulis/pembaca, (4) tdk terlalu
luas/sempit.
Contoh analisis tema
 Pendidikan
1. Ada bahan yang mendukung
2. Ada masalah yang harus dibahas
3. Sesuai apabila dibahas oleh mhs
4 Terlalu luas karena masalah yang
ada dlm tema tsb sangat kompl.
Kesimp : tema tidak baik
Judul
 Judul disebut juga nama karangan.
 Syarat judul yang baik adalah : (1) sesuai
dengan tema; (2) singkat; (3) jelas; (4) denotatif;
(5) frase benda.
 Singkat artinya judul tidak boleh menggunakan
kata yang mubazir.
 Jelas artinya judul tidak boleh bermakna
ambigu/berinterpretasi banyak
 Denotatif artinya judul menggunakan kata
lugas/bukan ungkapan.
 Judul harus dirumuskan dalam bentuk
frase benda.
 Contoh : Studi Hubungan Antara Tingkat
Intelegensi dengan Prestasi Belajar
Ekonomi pada Siswa Kelas VII SMP Kota
Pekanbaru.
 Penggunaan kata “studi” dan “pada”
menjadikan rumusan judul di atas tidak
hemat sebaiknya dibuang. Penggunaan
kata “dengan” tidak tepat seharusnya
“dan”.
 Judul harus jelas
Contoh : Penanganan Anak Istimewa di
Pekanbaru
Judul di atas tidak baik karena kata
“istimewa” bermakna ambigu (tidak jelas)
sebaiknya diganti kata yang telah memiliki
arti yang jelas misal “autis”.
BAHAN TULISAN
 Dibedakan atas bahan tertulis dan tak
tertulis.
 Bahan tak tertulis adalah peristiwa,
pengalaman, hasil wawancara, pendapat
lisan seseorang yang memiliki
kewenangan (otoritas)
 Bahan tertulis dapat diambil dari buku,
jurnal, internet.
KERANGKA TULISAN
 Kerangka topik : sub judul dirumuskan dalam
bentuk frase biasa digunakan untuk tulisan
ilmiah seperti makalah dan skripsi.
Contoh :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
 B. Perumusan Masalah
 Kerangka kalimat : subjudul dirumuskan dalam
bentuk kalimat lengkap. Tidak digunakan untuk
makalah dan skripsi
TAHAP PENULISAN
 Pada tahap ini penulis mulai
mengembangkan paragraf dengan
menggunakan kalimat efektif.
 Dalam tulisan ilmiah digunakan kata
baku.
 Kalimat ditulis sesuai dengan EYD (lihat
buku EYD).
 Pengetahuan tentang sinonim, antonim,
polisemi, homonim, dll sangat diperlukan
pada tahap ini
Kosa Kata

 Sinonim : kata-kata yang memiliki


kemiripan makna sehingga satu dengan
yang lain belum tentu dapat saling
menggantikan.
Contoh : Dia meninggal kemarin.
Tanaman bayam ibu mati.
“meninggal” dan “mati” adalah sinonim
dalam kalimat di atas keduanya tidak
dapat saling menggantikan
 Antonim adalah kata-kata yang memiliki
keberlawanan makna. Ada berbagai jenis
antonim. Antonim majemuk adalah
antonim yang mempunyai rumus “antonim
A adalah bukan/selain A” misal antonim
hitam adalah bukan hitam jadi bisa
“putih,biru,merah”. Antonim gradasi adalah
antonim yang memiliki jenjang
“sangat,agak,tidak” misal antonim panas
adalah “agak panas/hangat, atau tidak
panas/dingin”
Bagaimana memperbanyak kosa kata
yang berhubungan dengan tema
penulisan?
1. Lakukan brainstorming dengan
membayangkan semua kata yang
berhubungan

2. Tuliskan kata-kata tersebut

3. Semakin banyak kata-kata yang terkumpul,


akan semakin mempermudah tahap
penulisan
Kalimat Efektif
 Minimal memiliki unsur Subjek dan
Predikat.
Dia/cantik (S/P)
Kepada hadirin/dipersilahkan duduk
(Ket.tujuan/P) Bukan kalimat efektif
 Hemat (tidak mengandung kata mubazir).
 Memiliki kesejajaran bentuk dan makna.
 Menggunakan pilihan kata yang tepat.
 Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki
kemampuan untuk menimbulkan gagasan pada
pikiran pembaca seperti apa yang terdapat pada
pikiran penulis.
 Kalimat efektif memiliki ciri :
 (a) kepaduan dan kesatuan;
 (b) penekanan;
 (c) hemat dalam mempergunakan kata; dan
 (d) kesejajaran (Sabarti,1989).
MEMILIKI KEPADUAN DAN
KESATUAN

 Ciri pertama kalimat efektif adalah


memiliki kepaduan dan kesatuan. Sebuah
kalimat dikatakan memiliki kepaduan
apabila terdapat hubungan yang padu
antara unsur-unsur yang membentuk
kalimat (S-P-O-Pelengkap-Ket). Sebuah
kalimat dikatakan memiliki kesatuan
apabila hubungan antara unsur-unsur
yang ada dalam kalimat mendukung satu
ide pokok.
 (1) subjek dan predikat kalimatnya; (2) kata
penghubung intra dan antarkalimat yang
dipilih.
Contoh : ”Kepada mahasiswa yang
kehilangan kartu ujian diharap melapor.”
Kalimat tersebut bukanlah kalimat efektif
karena tidak memiliki subjek. Apabila akan
dijadikan kalimat efektif maka kalimat
tersebut harus diubah menjadi :
”Mahasiswa yang kehilangan kartu ujian
diharap melapor.”
KESEJAJARAN

 Yakni penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang


sama atau konstruksi bahasa yang sama yang
dipakai dalam susunan serial.
 Contoh : Penyakit Lupus merupakan penyakit
yang ditakuti karena cara mencegah dan
pengobatannya belum diketahui secara pasti.
 Kalimat tersebut tidak efektif karena kata
”mencegah” dan kata ”pengobatannya” tidak
sejajar.
 Seharusnya diganti dengan kata ”pencegahan”.
PENEKANAN
Untuk memberikan penekanan pada bagian
tertentu sebuah kalimat penulis dapat menempuh
beberapa cara yaitu;
(1) mengemukakan bagian yang ditekankan pada
bagian depan kalimat;
(2) mengulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
1. Dr.Sujono membuka seminar penanggulangan
Aids yang diselenggarakan di auditorium UNS
pagi ini (yang ditekankan Dr.Sujono).
2. seminar penanggulangan Aids yang
diselenggarakan di auditorium UNS pagi ini
dibuka oleh Dr.Sujono (yang ditekankan seminar
penanggulangan Aids).
HEMAT

Sebuah kalimat dikatakan efektif apabila tidak


mengandung kata mubazir (kata yang tidak
diperlukan.
 Contoh : Gadis itu segera mengubah pendapatnya
setelah dia berdiskusi dengan gurunya itu.
 Kalimat tersebut tidak efektif karena tidak hemat.
Kalimat tersebut akan menjadi efektif bila diubah
menjadi ”Gadis itu segera mengubah pendapatnya
setelah berdiskusi dengan gurunya”. Kata dia dan
itu dihilangkan.
PENGERTIAN SURAT
 Sarana komunikasi secara tidak
langsung dalam bentuk tulisan
yang mudah dilakukan baik dari
jarak jauh maupun jarak dekat
untuk menyampaikan informasi
oleh suatu pihak kepada pihak
lain.
Fungsi Surat
 Media komunikasi
 Bukti tertulis
 Alat pengingat
 Bukti historis
 Pedoman kerja
 Duta organisasi
Jenis-Jenis Surat Resmi
 Surat Dinas
 Surat Keputusan
 Surat Perintah
 Surat Tugas
 Surat Instruksi
 Surat Pengantar
 Surat Kuasa
 Nota Dinas
 Surat pengumuman
SURAT DINAS

Surat yang berisi hal penting berkenaan


dengan administrasi pemerintahan
Jenis Surat Dinas
 · Surat undangan dinas
 · Surat edaran
 · Surat perintah
 · Surat instruksi
 · Surat tugas
 · Surat perjalanan dinas
 · Surat keputusan
BAGIAN SURAT DINAS
1) Kepala surat
2) Tanggal surat
3) Nomor surat
4) Lampiran
5) Hal atau perihal surat
6) Alamat surat
7) Salam pembuka
8) Isi
9) Salam penutup
10)Identitas Penulis Surat
11)Status/jabatan, tanda tangan, nama jelas
12)Tembusan
1. Kepala Surat
Fungsinya sebagai identitas diri bagi instansi
bersangkutan. Dalam kepala surat
dicantumkan identitas berikut :
a. Nama instansi
b. Lambang atau logo instansi
c. Kode pos
d. Nomor telepon
e. Nomor faksimile atau e-mail

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Logo Jalan Dr. Setiabudi 229 Bandung 40154
Telepon (022) 2013164 Faksimile (022) 2013651
E-mail : inter@proxi.ikip-bdg.ac.id
2. Nomor Surat
Penulisan nomor surat berguna untuk :
a. Memudahkan dalam pengarsipan
b. Memudahkan dalam mencarinya kembali
c. Mengetahui banyaknya surat yang keluar
d. Bahan rujukan dalam surat menyurat tahap
berikutnya
Lazimnya nomor surat berisikan :
a. Nomor urut surat
b. Kode surat
c. Angka bulan
d. Angka tahun

Nomor : 007 / KSH-1 / IV / 2001

Angka tahun
Angka bulan
Kode surat
Nomor urut
3. Tanggal Surat
Tanggal surat ditulis sejajar dengan nomor
surat. Namatempat mendahului tanggal surat.
Namun apbila sudah tercantum dalam kepala
surat, nama tempat tidak perlu lagi dituliskan.
Contoh :
1) Surabaya, 27 Juli 2003
2) 17 Agustus 2001
Hal-hal lainnya yang harus diperhatikan adalah :
a. Nama bulan ditulis dengan huruf secara
lengkap
b. Angka tahun tidak boleh disingkat
c. Pada akhir baris tidak dibubuhi tanda titik
4. Lampiran

Melampirkan berarti menyertakan sesuatu


dengan yang lain.
Contoh penulisan lampiran yang benar :
1) Lampiran : tiga helai
2) Lampiran : satu berkas
3) Lampiran : dua lembar
4) Lampiran : sepuluh lembar
5. Hal Surat
Hal bermakna ‘perkara’, ‘soal’, ‘urusan’,
‘peristiwa’, dan ‘tentang hal’.
Cara penulisannya :
a. Harus ditulis dengan singkat, jelas, dan
menarik
b. Berwujud kata atau frase, bukan kalimat
c. Huruf pertama pada setiap katanya harus
ditulis dalam huruf kapital.
Contoh penulisan hal yang benar :
1) Hal : Jadwal Ujian Matematika
2) Hal : Undangan Rapat Panitia
6. Alamat Surat
Ada dua macam alamat surat, yaitu alamat dalam (pada helai surat)
dan
alamat luar (pada sampul surat).
Alamat ini ditulis dengan tanpa diakhiri tanda baca apa pun.

Alamat dalam berturut -turut menyebutkan


(1) nama orang/jabatan;
(2) nama jalan dan nomor rumah/gedung;
(3) nama kota.

Nama orang ditulis lengkap dan cermat sesuai dengan kebiasaan yang
dituliskan oleh yang bersangkutan, tidak disingkat atau diubah
ejaannya.

Nama orang/jabatan ditulis dengan huruf kapital pada awal setiap


unsur nama
itu. Di depan nama orang/jabatan itu dituliskan ungkapan Yth. (Yang
terhormat)
 Surat hendaknya dialamatkan kepada
pejabatnya, bukan kepada instansinya.
Jika pejabat itu tidak diketahui dengan pasti namanya,
misalnya direktur atau rektor, dapat dipakai istilah
“Kepala” atau “ Pemimpin”, bukan “pimpinan.
 Nama Jalan hendaklah ditulis lengkap, jangan disingkat.
Misalnya: Jalan Jenderal Basuki Rahmat, sedangkan
nama kota tidak didahului dengan kata depan “di”.
Contoh:
Yth. Bapak, Yanto Intan Rosyidi, S.E.
Direktur PT Pillar Sejahtera
Jalan Kencana 25
Surabaya
 Alamat luar disusun berturut-turut sebagai
berikut.
(1) nama orang/jabatan;
(2) nama instansi;
(3) nama jalan/gang/nomor rumah bangunan, dan
nama kota serta kode pos.

 Alamat pengirim lazimnya ditulis di halaman


depan kiri atas. Tidak lazim ditulis di depan kiri
bawah atau belakang sampul.
 Sebelum dimasukkan ke dalam amplop, surat
yang telah siap dikirim hendaklah dilipat dengan
model lipatan ganda sejajar dengan kepala dan
alamat surat tampak di atas.
7. Salam Pembuka

salam pembuka berfungsi sebagai


penghormatan terhadap pihak yang dituju.

Hal yang perlu diperhatikan :


a. Huruf awal pada salam pembuka ditulis dengan huruf
kapital
b. Huruf awal kata “hormat” ditulis dengan huruf kecil
c. Penulisan salam pembuka diakhiri dengan tanda
koma.
8. Isi Surat
 Isi surat pada umumnya terdiri atas tiga hal,
yaitu pembukaan, isi yang
sesungguhnya dan penutup. Pembukaan
berguna untuk mengantar dan menarik perhatian
pembaca terhadap pokok surat.
Misalnya:
“Sehubungan dengan surat Saudara tanggal
…”,
“Dengan ini kami beri tahukan ….”
 Isi surat yang sesungguhnya berisi sesuatu yang
diberi tahukan atau yang
disampaikan kepada penerima surat.
Misalnya: “Dengan ini kami beri tahukan kepada
Saudara ….” (kata “Saudara” jangan disingkat
“Sdr.”)
 Penutup surat merupakan simpulan yang
berfungsi sebagai kunci isi surat.
Pada umumnya, penutup berisi ucapan
terima kasih terhadap semua hal yang
dikemukakan dalam isi surat atau harapan
penulis surat.
Misalnya:
“Atas perhatian Bapak, kami ucapkan
terima kasih.”
”Demikian pemberitahuan kami harap
Saudara maklum.”
“Mudah-mudahan keterangan yang kami
sampaikan di atas berguna bagi Saudara.”
9) Salam penutup
 Salam penutup terdiri atas
(1)nama jabatan;
(2)tanda tangan;
(3)nama terang;
(4)nomor kepegawaian.

 Salam penutup diketik berjarak dua baris dari


kalimat penutup.
Contoh:
Hormat kami,

Drs. Candra Sakti, M.M.


Direktur Pemasaran
 Tembusan (c.c.= carbon copy) dibuat jika isi
surat yang dikirimkan kepada
pihak yang dituju (asli) perlu diketahui oleh
pihak-pihak lain yang berhubungan dengan
surat itu.
 Tembusan ditulis di sebelah kiri bawah, lurus ke
atas dengan nomor, hal, dan lampiran, sebaris
dengan NIP atau nomor yang lain.
 Tembusan ditulis urut sesuai dengan tingkat
jabatan instansi yang bersangkutan.
 Pada tembusan tidak perlu ditulis ungkapan Yth.,
atau kata sapaan seperti Sdr., Bapak, atau Ibu.

 Pada tembusan yang terakhir juga tidak perlu


ditulis kata Arsip atau Pertinggal sebab setiap
kita mengetik sebuah surat untuk dikirimkan pasti
dengan sendirinya ditinggalkan selembar sebagai
arsip

Contoh penulisan tembusan yang benar


Tembusan :
1) Kakanwil Depdiknas Provinsi Jawa Barat
2) Kakandep Dekdiknas Kabupaten Ciamis
Bentuk bentuk Surat Dinas
a. Bentuk Lurus Penuh
b. Bentuk Lurus
c. Bentuk Setengah Lurus
d. Bentuk Resmi Indonesia Lama
e. Bentuk Resmi Indonesia Baru
f. Bentuk Lekuk
g. Bentuk Alinea Menggantung
SURAT DINAS

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Nomor : 4 April 2001


Lampiran :
Hal :
Yth…………….
…………………..

nama jabatan
tanda tangan
Tembusan nama pejabat
NIP
SURAT UNDANGAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Nomor : 4 April 2001


Lampiran :
Hal : Undangan
Yth…………….
…………………..

Hari & Tgl.:………………..


Waktu :………………..
Tempat :………………..
Acara :………………..

nama jabatan
tanda tangan
Tembusan nama pejabat
NIP
SURAT EDARAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

SURAT EDARAN
Nomor:
Lampiran :
hal :
Yth…………….
…………………..
…………

tanggal surat
nama jabatan
tanda tangan
Tembusan nama pejabat
NIP
SURAT PENGANTAR

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

SURAT PENGANTAR
Nomor:

Yth…………….
…………………..

No. Isi Surat/Barang Jumlah Keterangan

tanggal surat
nama jabatan
tanda tangan
Tembusan nama pejabat
NIP
SURAT TUGAS
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

SURAT TUGAS
Nomor:

Yth…………….
…………………..
Kepala Pusdiklat memberikan tugas kepada:

No. Nama/NIP Pangkat/Gol. Jabatan

untuk …………………………………..
Tanggal ………………………………..
Di ……………………………………..
Setelah melaksanakan tugas, harap Saudara
menyampaikan laporan tertulis.

tanggal surat
nama jabatan
tanda tangan
Tembusan nama pejabat
NIP
Langkah-langkah Penyusunan
Surat Dinas
A. Menentukan Perihal Surat
B. Menyusun Kerangka Surat
C. Pengumpulan Informasi
D. Mengembangkan Kerangka Surat dan
Proses Pengetikan
1) mengembangkannya menjadi surat
yang utuh
2) memilih kertas surat
3) mengetik surat
E. Penyuntingan Surat
F. Melipat dan Menyampul Surat
1) melipat surat

Model 12.1
Model 12.2
Lipatan baku
Model baku rendah
Model 12.3 Model 12.4
Lipatan akordion Lipatan akordion rendah

Model 12.6
Model 12.5 Lipatan tunggal
Lipatan ganda sejajar
Model 12.7
Lipatan model prancis

Model 12.8
Lipatan baron
Penggunaan Bahasa dalam
Kegiatan Surat Menyurat
Faktor yang perlu diperhatikan
dalam menulis surat resmi
 Faktor kesederhanaan
 Kesantunan bahasa
 Kelugasan kalimat
 Kecermatan dan ketepatan dalam
pemilihan kata dan struktur kalimat
 Faktor kelaziman
Bagian-Bagian Surat
 Pembuka
 Isi
 Penutup
Pembuka Surat
 Kalimat pembuka surat berfungsi sebagai
pengantar isi surat yang mengajak
pembaca untuk memperhatikan pokok
surat.
 Untuk itu, diperlukan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Contoh kalimat pembuka surat yang sering
ditemukan pada berbagai instansi

(1) Sehubungan dengan surat Saudara tanggal


22 November 2010, No. 124/U. V/2010 tentang
permintaantenaga pengajar bahasa Indonesia
untuk penutur asing. Kami ingin menanggapi
sebagai berikut.
(2) Menjawab surat Saudara tanggal 10
Desember 2010, No. 342/F/III/2010 tentang
pencalonan peserta Seminar Lingkungan Hidup
di Jakarta, kami beri tahukan bahwa semua
peserta yang diusulkan dapat diterima.
Lanjutan
(3) Bersama ini kami beri tahukan bahwa
rapat pemegang saham PT Wijaya
Kusuma dibatalkan karena pembukuan
keuangan belum semua dilaporkan.
Ketidakcermatan Penggunaan Bahasa yang
Ditemukan:
 Kalimat(1)
Unsur pembentuk kalimat tidak lengkap karena
hanya berupa keterangan yang ditandai oleh
kelompok kata sehubungan dengan dan diakhiri
dengan tanda titik.
Perbaikannya:
Sehubungan dengan surat Saudara tanggal 22
November 2010, No. 124/U. V/2010 tentang
permintaan tenaga pengajar bahasa Indonesia
untuk penutur asing, kami ingin menanggapi
beberapa hal sebagai berikut.
LANJUTAN
 Kalimat(2)
kesalahan disebabkan oleh tidak adanya kata
penghubung sebagai penanda keterangan yang
berbentuk anak kalimat.
Perbaikannya:
Menjawab surat Saudara tanggal 10 Desember
2010, No. 342/F/III/2010 tentang pencalonan
peserta Seminar Lingkungan Hidup di Jakarta,
kami beri tahukan bahwa semua peserta yang
Saudara usulkan dapat kami terima.
Lanjutan

 kalimat (3)
Ungkapan bersama ini kurang tepat digunakan
karena surat tersebut hanya memberitahukan
sesuatu dan tidak menyertakan lampiran.
Perbaikannya:
Kami beri tahukan bahwa rapat pemegang
saham PT Wijaya Kusuma dibatalkan karena
pembukuan keuangan belum semua dilaporkan.
Contoh kalimat pembuka surat
 Surat yang disertai lampiran atau
pengiriman barang
Bersama ini kami kirimkan contoh laporan
yang Saudara minta.
 Surat yang berisi pemberitahuan

Kami mengundang Saudara untuk


menghadiri rapat yang akan
diselenggarakan pada hari jumat, tanggal
17 Desember 2010.
LANJUTAN
Sesuai dengan surat Saudara tanggal 16
Desember 2010, No. 213/I/IX/2010, tentang
penerimaan mahasiswa baru, kami ingin
memberitahukan beberapa hal berikut.
 Surat balasan

Surat Anda tanggal 15 Desember 2010 No.


212/I/IX/2010 sudah kami terima.
Sehubungan dengan itu, berikut kami
sampaikan jawaban kami atas pertanyaan
Anda.
Kalimat Penutup Surat
 Dapat
berupa harapan pengirim surat atau
ucapan terima kasih kepada penerima surat.

Contoh yang sering digunakan:


(1)Demikian agar Saudara maklum adanya.
(2)Atas perhatiannya, diucapkan terima kasih.
(3)Demikian, atas perhatian bapak, kami
haturkan terima kasih.
Kesalahan yang ditemukan
Kalimat (1)
 Makna kalimat tersebut tidak perlu diungkapkan,
karena setiap surat yang dikirimkan tentu
diharapkan untuk dapat dimaklumi oleh
penerima surat.
 Kalimat tersebut bukanlah kalimat yang lengkap
karena tidak memiliki subjek dan predikat.
Kalimat tersebut hanya berupa anak kalimat
yang tidak disertai induk kalimat, sehingga
dapat dikatakan kalimat tersebut mubazir
karena tidak informatif.
lanjutan
Kalimat (2)
 Kata ganti –nya tidak memiliki acuan yang jelas,
sehingga lebih tepat bila diganti dengan kata
sapaan orang kedua, seperti Saudara, Bapak,
atau Anda.
 Penggunaan imbuhan di- terasa tidak masuk
akal karena secara logika dapat menimbulkan
pertanyaan “siapakah yang mengucapkan
terima kasih itu?”
Perbaikannya:
 Atas perhatian Saudara, kami sampaikan
ucapan terima kasih.
Lanjutan
Kalimat (3)
 Kata demikian tidak diperlukan karena
penggunaannya tidak memberikan informasi apa
pun.
 Penggunaan kata haturkan kurang tepat karena
masih berciri kedaerahan, sedangkan surat yang
dibuat merupakan surat resmi yang menuntut
penggunaan kosakata baku bahasa Indonesia.
Kata tersebut lebih tepat jika diganti dengan kata
ucapkan bila ingin menekankan pada keinginan
untuk mengucapkan sesuatu dan bisa diganti
dengan sampaikan bila ingin menekankan pada
keinginan untuk menyampaikan sesuatu, seperti
ucapan terima kasih kepada penerima surat.
CIRI-CIRI KARYA ILMIAH
 Reproduktif
 Tidak ambigu
 Tidak emotif
 Penggunaan bahasa baku
 Penggunaan istilah keilmuan
 Bersifat denotatif
 Rasional
Lanjutan

 Ada koherensi antarkalimat pada setiap


paragraf dan koherensi antarparagraf
dalam setiap bab
 Bersifat straightforward
 Penggunaan kalimat efektif
BAHASA BAKU
 Ragam bahasa dalam dunia pendidikan
 Sifat: kemantapan dinamis,
kecendekiaan, penyeragaman kaidah
 Bahasa baku digunakan dalam
penulisan karya ilmiah dan laporan
penelitian
JENIS KARYA ILMIAH
I. MAKALAH
1. Makalah adalah karya ilmiah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan
yang bersifat empiris objektif
2. Berupa tugas matakuliah, saran pemecahan
masalah secara ilmiah, hasil penelitian yang
dibahas dalam pertemuan ilmiah
3. Terdiri bagian awal (halaman sampul, daftar isi,
daftar tabel atau daftar gambar (jika ada)
 Halaman sampul memuat judul makalah,
maksud ditulisnya makalah, nama penulis
makalah, tempat dan waktu penulisan
makalah
 Daftar isi terdiri judul makalah yang ditulis
dengan huruf kecil, kecuali awal kata selain
kata tugas ditulis dengan huruf besar
 Judul bagian dan judul subbagian dilengkapi
nomor halaman. Penulisan daftar isi dengan
spasi tunggal dan antarbagian 2 spasi
4. Bagian inti: isi (materi) yang dibahas dalam
makalah. Bagian inti terdiri dari latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan
makalah, pembahasan, kesimpulan dan saran.
 Latar Belakang masalah berisi alasan perlunya
makalah itu ditulis. Masalah atau topik
hendaknya layak dibahas. Masalah
dideskripsikan dalam bentuk perumusan
masalah. Tujuan penulisan berkaitan dengan
fungsi yang ingin dicapai melalui penulisan
makalah.
 Pembahasan merupakan jawaban dari
perumusan masalah. Bagian penutup inti
adalah simpulan dan saran.
5. Bagian akhir: daftar pustaka dan lampiran
(jika ada)
II. PROPOSAL PENELITIAN
1. Proposal adalah bentuk usulan penelitian yang
disusun sebelum dilaksanakannya penelitian.
2. Proposal penelitian terdiri dari bagian awal, bagian
inti, dan bagian akhir.
3. Bagian awal terdiri dari: Judul dan daftar isi
4. Bagian inti terdiri dari: pendahuluan, landasan
teoretis, metode penelitian.
 Pendahuluan berisi: latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian
 Landasan teoretis berisi tinjauan pustaka, hasil
penelitian yang relevan, dan kerangka pemikiran
 Metode penelitian berisi: tempat dan
waktu penelitian, bentuk dan strategi
penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, validitas data, teknik
analisis data
5. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka
TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH

1. Tahap persiapan
 Mempersiapkan topik. Pemilihan topik
memenuhi kriteria berikut.
a. Topik ada manfaatnya dan layak dibahas
b. Topik menarik terutama bagi peneliti
c. Topik dikenal baik oleh penulis
d. Bahan dapat diperoleh dan cukup memadai
e. Topik tidak terlalu luas atau terlalu sempit.
 Menentukan judul. Menentukan judul dapat dengan
melontarkan pertanyaan masalah apa, mengapa,
bagaimana, di mana, kapan.
 Pembuatan kerangka karangan

 Membuat daftar isi

2. Tahap Pengumpulan Data


 Pengamatan peristiwa, wawancara informan, pencatatan

dokumen, eksperimen laboratorium, rekaman


3. Tahap pengonsepan
4. Tahap penyuntingan
5. Penyajian
TATATULIS DALAM KARYA ILMIAH
Untuk teknis penulisannya mengikuti buku
panduan teknis yang telah diterbitkan oleh
kampus.
 SUMBER BACAAN
1. MAHIR MENULIS; Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom & Resensi
Buku oleh Mudrajad Kuncoro, Penerbit ERLANGGA, 2010.
2. Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah oleh Wahyu Wibowo,
Bumi Aksara, 2010.
3. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa oleh Tim Penulis Bahasa
Indonesia UNEJ, Penerbit Andi, 2008.
4. Buku Pintar Penyuntingan Naskah oleh Pamusuk Eneste, Gramedia
Pustaka Utama, 2008.
5. http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/lamanv42/
TERIMA
KASIH
ES-EY/PEKERTI-AA/
2016

Anda mungkin juga menyukai