RAGAM BAHASA
1
Kecerdasan berbahasa dapat tecermin dari penguasaan dan pemahaman
penutur bahasa terhadap berbagai ragam bahasa.
“Ragam bahasa ialah variasi pemakaian suatu bahasa yang secara
umum tetap berpola pada bahasa induk.” (Seksi Bahasa Indonesia ITB,
2002). Ragam bahasa dapat ditinjau dari berbagai segi. Dari segi pendidikan,
penggunaan ragam bahasa bergantung pada tingkat dan jenis pendidikan
pemakai bahasa. Ragam bahasa menurut bidang kegiatan pemakainya
dikenal bahasa ragam guru/dosen,pedagang, ragam pedagang, ragam petani,
ragam militer, dan lain-lain. Berdasarkan sarananya, ada ragam lisan dan
ragam tulisan.
Ada tiga kriteria penting yang perlu diperhatikan dalam ragam bahasa.
Kriteria tersebut adalah
media/sarana yang digunakan (ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan)
latar belakang penutur (ragam daerah, ragam bahasa resmi, ragam bahasa
tidak resmi)
pokok persoalan yang dibicarakan ( sesuai dengan bidang ilmu dan teknologi
serta seni, misalnya ragam bahasa iptek, ragam bahasa jurnalistik, ragam
bahasa ekonomi, ragam bahasa sastra).
2
c. Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan, dan waktu,
sedangkan ragam tulis tidak terikat oleh hal tersebut.
d. Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya dan panjang-pendeknya
suara atau intonasi, sedangkan ragam tulis dilengkapi oleh pungtuasi,
huruf kapital, dan huruf kursif.
3
Bahasa baku dipakai dalam situasi atau lingkungan resmi dan dalam
pergaulan sopan, seperti:
a. wacana teknis (laporan resmi dan karya tulis ilmiah)
b. upacara resmi (upacara kenegaraan dan upacara hari-hari besar)
c. komunikasi tertulis resmi (surat resmi, perundang-undangan)
d. pembicaraan di depan umum (mengajar, pidato, khotbah, dan
ceramah).
a. Menggunakan fungsi kata secara jelas dan tepat (subjek, predikat, objek,
dan keterangan), contoh:
1) Dosen menugaskan mahasiswa membuat makalah. (nonbaku)
2) Dosen menugasi mahasiswa membuat makalah. (baku)
3) Dosen menugaskan pembuatan makalah kepada mahasiswa. (baku)
4) Sahabatnya di luar negeri. (nonbaku)
5) Sahabatnya tinggal di luar negeri. (baku)
4
c. Pada kalimat majemuk selalu digunakan kata sambung, contoh:
1) Sejak terjadi musibah, keluarganya terpaksa tinggal di luar Jawa.
2) Mereka menyadari bahwa ketidakdisiplinan menyebabkan kekalahan
dalam kompetisi tersebut.
f. Dalam bahasa lisan baku, digunakan lafal baku yang bebas dari ciri-
ciri lafal idiolek atau dialek bahasa daerah,
Contoh:
Kenapa, siapah, sape, saptu, ijo (lafal nonbaku)
Mengapa, siapa, Sabtu, hijau (lafal baku)
5
pendukung kemajuan suatu bangsa. Untuk itu, diperlukan bahasa yang
mempunyai nilai komunikatif paling tinggi.
Bahasa yang digunakan dalam aktivitas ilmiah adalah ragam bahasa
yang digunakan oleh para cendekiawan untuk mengomunikasikan ilmu
pengetahuan. Bahasa yang baik dan benar untuk bahasa ilmiah selayaknya
selaras dengan tuntutan ilmu: logis, lugas, jelas, baku, dan sistematis. Dengan
demikian, secara garis besar, ragam bahasa ilmiah hendaknya mengikuti
ketentuan logis, lugas, jelas, baku, dan runtun.” Pada umumnya, bahasa
Indonesia baku sering diartikan sama dengan bahasa Indonesia ragam
ilmiah. Padahal, ragam ilmiah merupakan bagian dari bahasa Indonesia
baku.
Ragam Ilmiah bercirikan sebagai berikut
a. Baku, kalimat yang menggunakan struktur baku, artinya sesuai dengan
standar ketatabahasaan;
b. Logis, gagasan yang disampaikan harus dapat diterima akal;
c. Kuantitatif, keterangan yang dikemukakan dapat diukur secara pasti;
d. Tepat, gagasan yang disampaikan harus bermakna tunggal;
e. Denotatif, kata yang digunakan harus memiliki arti sesungguhnya; tidak
melibatkan perasaan;
f. Ringkas, kalimat yang digunakan sesuai dengan gagasan yang akan
diungkapkan. Kata digunakan seperlunya tidak berlebihan, tetapi padat;
g. Runtun, gagasan diungkapkan secara teratur, secara kronologis.